Pengaruh Pemberian Ekstrak Herbal Terhadap Produktivitas Dan Mutu Ayam Pedaging

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh para peternak unggas dalam
rangka meningkatkan produktivitas ayam pedaging. Salah satu usaha yang
dilakukan adalah penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan untuk mencegah
penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan
menimbulkan masalah tersendiri. Akibat terbunuhnya bakteri patogen akan
meningkatkan kesehatan, berat badan yang dihasilkan lebih tinggi karena konversi
ransum yang dihasilkan lebih rendah atau lebih efisien (Sinurat, et al., 2001).
Antibiotik dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas, sebagai growth
promotor , mencegah berbagai penyakit serta menyembuhkan penyakit yang

menyerang unggas. Akan tetapi penggunaan antibiotik ini sangat beresiko karena
meninggalkan residu pada karkas dan resistensi bakteri patogen, sehingga kurang
aman dan bahkan dapat membahayakan kesehatan manusia sebagai konsumen
(Murdiati, et al., 1991).
Permasalahan lain dalam usaha pengembangan peternakan ayam
pedaging adalah tingginya kandungan lemak


abdomen dan kolesterol ayam

pedaging. Penggunaan lemak tinggi pada petrnak broiler sudah menjadi praktek
sehari-hari untuk meningkatkan secara cepat berat badan ayam broiler. Namun,
pemberian lemak tinggi pada pakan broiler menghasilkan daging dengan kualitas
yang rendah, yang ditandai oleh tingginya kadar lemak dalam daging. Tingginya
kadar lemak dalam daging menyebabkan kualitas daging menjadi rendah karena

1

rendahnya kadar protein dan zat gizi lainnya. Selain itu, mengkonsumsi daging
berlemak tinggi akan membawa dampak negatif pada kesehatan manusia seperti
tingginya resiko terkena atherosklerosis, stroke, jantung koroner dan penyakit
metabolik lainnya (Santoso, et al., 2001).
Memang, pemberian lemak hewan berkadar tinggi akan meningkatkan
kadar trigliserida, total lemak dan total kolesterol dalam daging, hati dan serum
yang disebabkan oleh peningkatan sintesis asam lemak dan sintesis kolesterol.
Iriyanti, et al., (2005) menemukan bahwa pemberian minyak lemuru dan/atau
minyak kelapa sawit meningkatkan kadar kolesterol darah pada ayam. Pakan yang
mengandung lemak tinggi akan mengakibatkan menurunnya kualitas karkas

karena tingginya kandungan

lemak (Pesti dan Fletcher, 1983). Sobri, et al.,

(2006) juga menyatakan bahwa pemberian lemak tinggi meningkatkan lemak
karkas, lemak abdominal dan kolesterol. Selanjutnya pemberian asam lemak jenuh
meningkatkan lemak abdominal, lemak daging dan kolesterol daging pada itik
jantan. Daging broiler yang berkadar lemak tinggi tentunya akan menurunkan
nilai jual daging tersebut, karena konsumen cenderung memilih produk ayam
berlemak rendah.
Upaya menurunkan kadar kolesterol dan lemak pada ternak terutama
pada broiler perlu mendapat perhatian. Penggunaan herbal dalam pakan menjadi
salah satu alternatif dalam menanggulangi masalah tersebut yang telah dipilih
banyak pihak (Puastuti, 2001). Dengan pemberian herbal dapat meningkatkan
kesehatan ayam, ayam akan lebih cepat besar sehingga kandungan lemak pada
ayam dapat ditekan.

2

Banyak tumbuhan yang menarik untuk diteliti, salah satunya

penggunaan tumbuhan obat tradisional untuk hewan ternak telah lama dilakukan
oleh penduduk pedesaan. Ternyata penggunaannya semakin meningkat pada
akhir-akhir ini. Berdasarkan informasi di lapangan beberapa peternak yang
menggunakan obat tradisional tersebut menunjukkan adanya peningkatan
produktivitas ternaknya. Adapun manfaat dari obat tradisional yang digunakan
antara lain menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan
pertumbuhan badan hewan (Hera, 2002).
Ahli botani Heyne menginventarisasi dan mengidentifikasi sekitar
1000 spesies tumbuhan yang sudah digunakan masyarakat setempat sebagai obat
atau memiliki pengaruh terhadap kesehatan. Pemerintah melalui Keputusan
Menteri

Pertanian

dan

Kehutanan

No.


453/KPTS/TN.260/9/2000

telah

mengeluarkan keputusan tentang obat tradisional untuk hewan agar mutu dan
keamanannya lebih terjamin. Obat untuk hewan merupakan obat yang secara
turun-temurun digunakan sebagai antimikroba dan antiparasitik (Hera, 2002).
Beberapa tumbuhan obat yang digunakan untuk dunia hewan adalah
jahe untuk meningkatkan respon vaksinasi, kina untuk obat malaria pada unggas,
pule pandak untuk mengatasi cacingan pada ruminansia, cabe untuk mencegah
tifus pada unggas, jamu godokan untuk meningkatkan nafsu makan ayam dan
meningkatkan kesehatan, jamu-jamu untuk pertumbuhan badan yang mengadung
temulawak, daun turi, merica bolong, daun cengkeh dan lain-lain sebagainya
(Hera, 2002).
Khasiat yang didapat dari ramuan tradisional tidak kalah bagusnya
dibandingkan dengan khasiat obat modern. Bahkan dalam situasi tertentu

3

penggunaan ramuan tradisional memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah

lebih praktis, mudah didapat, ekonomis dan hampir tidak ada efek sampingnya.
Namun perlu juga diingat ada sebahagian jenis tumbuhan yang mengandung
racun. Maka dari itu para peternak harus dapat memilih dengan hati-hati jenis
tumbuhan yang digunakan (Sarwono, 2002).
Suharti (2004), telah membuktikan khasiat ramuan tradisional dari
bawang putih pada ayam. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
pemberian serbuk bawang putih 5% dalam pakan ayam, ternyata dapat
menurunkan konsumsi pakan. Serbuk bawang putih 2,5% dalam pakan dapat
meningkatkan konversi pakan (http/www.Poultryindonesia.com). Bawang putih
memiliki efek farmakologis yang beragam, yakni mencegah kanker, antimikroba,
antihipertensif, dan mampu menurunkan kadar kolesterol (Silalahi, 2006).
Peneliti lainnya seperti Supriadi (2001), yaitu pemanfaatan kunyit dan
jahe sebagai antibiotik alami pada ayam pedaging. Kunyit dan jahe dibuat dalam
bentuk serbuk, kemudian dicampurkan ke dalam pakan ayam dan hasilnya
diperoleh

karkas

yang


baik

dengan

lemak

yang

rendah

(http/www.poultryindonesia.com). Kunyit memiliki khasiat yang beragam, yakni
hepatoprotektor, antioksidan, antibakteri, antiradang, dan antikanker. Sedangkan
Jahe memiliki khasiat sebagai penjaga saluran pencernaan, antiinflamasi,
antibakteri, dan antikanker (Anonim, 2010).
Rinaldi (2006), menunjukan pengaruh pemberian campuran air perasan
kunyit, jahe dan bawang putih terhadap bentuk fisik ayam pedaging umur 3-45
hari. Berdasarkan hasil penelitiaan yang dilakukan pada konsentrasi 0,75%

4


merupakan yang paling optimal sebagai obat tradisional terhadap bentuk fisik
ayam pedaging umur 3-45 hari.
Watanasinit, et al., (2005) pemberian 0,2% sambiloto (Androgrhapis
paniculata) dan 0,2 % jambu biji (psidium guajava) dapat menurunkan persentase

lemak abdominal pada ayam pedaging. Ekstrak daun katuk (Sauropus
androgynus) telah terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida

daging serta penimbunan lemak pada broiler (Santoso, et al., 2010).
Penggunaan herbal baik tunggal maupun kombinasi telah banyak
dilakukan, namun penggunaan dengan mengkombinasikan temulawak, sambiloto,
daun jinten dan daun papaya belum ada penelitian yang melaporkan. Alasan
digunakan tumbuhan tersebut diatas karena mudah tumbuh dan mudah diperoleh.
Kombinasi ke empat tumbuhan ini merupakan salah satu upaya untuk
mengantikan penggunaan antibiotika, vitamin, vaksin maupun bahan kimia obat
lain yang sering digunakan oleh peternak dengan sesuatu yang alami. Daun jinten
mengandung minyak atsiri (Mursito, 2002), dapat meningkatkan ekskresi enzim
pencernaan sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. Di samping itu, minyak
atsiri bersifat anti mikroba termasuk yang bersifat patogen, sehingga
meningkatkan kesehatan hewan ternak. Sambiloto mengandung zat berkhasiat

andrographolide, berfungsi sebagai antibakteri dan anti amuba Mills dan Bone

(2000), yang dapat melindungi hewan ternak dari berbagai penyakit infeksi,
sehingga memberikan dampak yang bermanfaat bagi peternak. Temulawak
mengandung zat berkhasiat kurkumin dapat merangsang produksi empedu dan
membantu pencernaan lemak Supriadi (2001). Sedangkan daun pepaya yang
mengandung enzim papain (Depkes, 2000), yaitu sebuah enzim proteolitik untuk

5

pencernaan protein. Jadi kombinasi ke empat tumbuhan tersebut diatas akan
membuat ayam pedaging sehat atau tidak mudah sakit, memiliki nafsu makan
yang kuat sehingga laju pertumbuhan cepat dan akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas dan mutu pada ayam pedaging. Makin terlindung ternak ayam dari
penyakit dan makin tinggi nafsu makan maka makin menguntungkan bagi
peternak. Sedangkan bagi konsumen ialah memperoleh daging ayam yang bebas
obat-obatan kimia. Kalau selama ini konsumen mengkonsumsi daging ayam yang
diberikan antibiotik dan zat pemacu pertumbuhan ternak ayam, maka kini
digantikan dengan daging ayam kualitas organik yang lebih sehat.
Pada penelitian ini, herbal yang digunakan dibuat dalam bentuk

ekstrak, bukan dalam bentuk seduhan herbal, karena dalam penggunaan bahan
alam sebagai obat, untuk melihat potensi suatu tanaman dalam pengujian khasiat
biasanya lebih baik menggunakan ekstrak dibandingkan seduhan. Ekstrak
biasanya menggunakan pelarut organik, karena pelarut organik akan melarutkan
semua senyawa bioaktif dan senyawa yang berpotensi lainnya dalam bahan
tersebut bila ingin dikembangkan secara komersial (Wang dan Weller, 2006).
Selain itu herbal dalam bentuk ekstrak akan lebih efektif dan efisien dalam
penggunaannya. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan
mengunakan pelarut etanol 80%. Adapun alasan dipilihnya pelarut etanol 80%
karena sebagian besar zat aktif yang terdapat pada sampel herbal yang digunakan
larut dengan etanol. perlakuan terhadap hewan uji, ekstrak dilarutkan dengan air
yang kemudian diberikan untuk kebutuhan minum hewan uji.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang benar
mengenai khasiat, pemberian ekstrak herbal sebagai obat tradisional yang

6

berpengaruh terhadap produktivitas dan mutu ayam pedaging sehingga
penggunaanya secara tradisional dapat dipertanggungjawabkan.
1.2 Kerangka Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian, bahwa khasiat dari obat
herbal yang digunakan adalah untuk meningkatkan produktivitas dan mutu ayam
pedaging. Penelitian diawali dengan penyiapan bahan, pembuatan ekstrak,
pengamatan produktivitas ayam pedaging meliputi: penimbangan bobot badan,
penggunaan pakan, penggunaan air minum sedangkan pengujian mutu ayam
pedaging meliputi: Kadar protein, kadar lemak dan kadar kolesterol.
Penyiapan bahan meliputi pengumpulan bahan tumbuhan, determinasi
tumbuhan, pencucian, pengeringan sehingga diperoleh serbuk kering simplisia
yang siap untuk diekstraksi.

Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi memakai

pelarut etanol kemudian masing-masing ekstrak yang diperoleh diuapkan
pelarutnya pada temperatur rendah menggunakan rotavapor , selanjutnya
dikeringkan dengan freeze dryer . Setelah diperoleh ekstrak lalu diberikan kepada
hewan uji sesuai dengan

perlakuan yang dirancang. Pengamatan terhadap

produktivitas dilakukan dengan cara menghitung selisih dari konsumsi pakan,

konsumsi minuman, setiap hari dan pertambahan bobot badan dilakukan setiap
minggu, sedangkan pengamatan mutu ayam pedaging dilakukan setelah ayam
pedaging berumur 35 hari dengan cara menganalisis protein kasar, lemak kasar
dan total kolesterol. Protein kasar dilakukan dengan menggunakan metode
kjedhal, lemak kasar ditentukan dengan menggunakan alat soxhlet sedangkan

kolesterol total, dilakukan dengan metode Enzymatic, menggunakan alat microlab
300 dengan panjang gelombang 546 nm.

7

Kerangka konsep penelitian ini dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.1, sebagai berikut

Variabel
Bebas

Variabel
Terikat
Ayam

Ekstrak Herbal

Produktivitas & Mutu Ayam
pedaging

P0 (Kontrol)
P1 (EES)

Parameter :
- Konsumsi pakan
- Konsumsi air minum
- Konversi Pakan
- Pertambahan bobot badan
- Kadar proksimat(Protein
dan Lemak
- Kadar kolesterol total

P2 (EES + EETL)
P3 (EES + EETL + EEJ)
P4 (EES + EETL + EEJ
+EEP)
Keterangan :
Ekstrak Etanol Herba Sambiloto (EES)
Ekstrak Etanol Temulawak (EETL)
Ekstrak Etanol Daun Jinten (EEJ)
Ekstrak Etanol Daun Pepaya (EEP)

Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian di atas, dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah pemberian ekstrak herbal sebagai obat tradisional berpengaruh positif
terhadap produktivitas dan mutu ayam pedaging?
1.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pemberian ekstrak herbal sebagai obat tradisional berpengaruh positif
terhadap produktivitas dan mutu ayam pedaging.

8

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak herbal terhadap produktivitas
dan mutu ayam pedaging.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat umum dan peternak tentang
pemberian ekstrak obat herbal bagi peningkatan produktivitas ayam
pedaging.
2. Penelitian ini merupakan salah satu masukan bagi pengembangan obat
tradisional Indonesia khususnya untuk pemanfaatan obat herbal dalam
bidang farmasi veteriner.
3. Merupakan salah satu informasi awal untuk penelitian lanjutan, untuk
merancang formula ke dalam bentuk pakan.
4. Sebagai alternatif pengganti penggunaan vaksin, vitamin dan antibiotika
pada hewan ternak.

9