Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hepatitis B merupakan hepatitis yang paling penting karena dapat
menimbulkan berbagai macam manifestasi klinis yang sangat bervariasi, mulai
dari hepatitis akut, pengidap virus, hepatitis kronis yang berkembang menjadi
sirosis hati maupun karsinoma hati primer. Gambaran klinis infeksi hepatitis B
tergantung pada waktu ketika memperoleh infeksi virus tersebut. Negara Barat
merupakan negara yang mempunyai prevalensi rendah untuk hepatitis B,
sedangkan negara Asia merupakan negara yang mempunyai prevalensi tertinggi
pada kasus hepatitis B, dan biasanya infeksi hepatitis B di peroleh pada saat
kelahiran dari ibu yang terinfeksi. Hasil menunjukkan lebih dari 90% infeksi
hepatitis B yang ditemukan akan berlanjut menjadi hepatitis B kronik, tetapi
sekitar 40% yang berlanjut ke komplikasinya (Dienstag, 2008).
Hepatitis B masih tetap merupakan masalah kesehatan di masyarakat
hingga saat ini, dimana jumlah penderita cukup banyak dan sebagian penderita
akan mendapat sirosis hati bahkan kanker hati. Dari pasien-pasien yang datang ke
rumah sakit ternyata penanganan hepatitis B ini tidak berhasil karena kesalahan

pasien yang kurang mengerti dan paham (Hilman et al., 2002).
WHO memperkirakan adanya 400 juta orang sebagai pengidap HBV pada
tahun 2000. Pola prevalensi hepatitis B dibagi menjadi 3 golongan yaitu
prevalensi rendah (HBsAg 0,2%-0,5% dan anti-HBs 4%-6%), prevalensi sedang
(HBsAg 2%-7% dan anti HBs 20%-55%), dan prevalensi tinggi (HBsAg 7%-20%
dan anti HBs 70%-95%).di negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, dan
negara-negara Skandinavia prevalensi HBsAg bervariasi antara 0,1%-0,2%
sedangkan di Afrika dan Timur 10%-15%. Pada komunitas terisolasi seperti
orang Eskimo di Alaska prevalensi dapat mencapai 45% dan Aborigin di Australia
mencapai 85%. Pada daerah endemis tinggi infeksi tersering terjadi pada usia dini,
ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak maupun horizontal diantara anak kecil.

Universitas Sumatera Utara

2

Sebagai contoh di daerah pedesaan Senegal (Afrika Barat) angka infeksi mencapai
25% populasi pada umur 2 tahun, 50% pada umur 7 tahun,dan 80% pada umur 15
tahun. Sedangkan pada daerah endemis sedang-tinggi antara 8%-20% infeksi
terjadi pada umur yang lebih tua, ditularkan secara horizontal pada masa anak

dengan kontak erat seperti penggunaan sikat gigi, pisau cukur atau berciuman, dan
kontak seksual pada dewasa muda. Sebaliknya pada daerah dengan prevalensi
rendah penularan

secara horizontal terjadi oleh penyalahgunaan obat,

penggunaan instrumen yang tidak steril pada klinik gigi, tusuk jarum, tindik daun
telinga, dan tatu (tattoo). Di Indonesia pada penelitian terhadap donor darah
dibeberapa kota besar didapatkan angka prevalensi antara 2,5%-36,2% (Arief,
2012).
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5%
di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam kelompok
negara dengan endemis sedang sampai tinggi. Di negara-negara Asia diperkirakan
bahwa penyebaran perinatal dari ibu pengidap hepatitis merupakan jawaban atas
prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi, tetapi tidak bisa juga kita
menyingkirkan tentang hepatitis yang lain selain dari infeksi virus hepatitis B,
karena infeksi dari virus hepatitis sangat berpengaruh pada kesehatan (Sanityoso,
2009).
Pada tahun 1965, Blumberg dan rekan- rekannya di Philadelphia
menemukan antibodi pada darah penderita hemophilia yang bereaksi terhadap

antigen pada serum dari orang Aborigin Australia. Antigen ini ditemukan pada
penderita hepatitis virus dan dinamai antigen Australia yang sekarang telah
diketahui sebagai HBsAg. Virus hepatitis B (HBV) menyebabkan infeksi kronis,
di negara-negara Mediterania, banyak sekali seseorang mendapatkan infeksi pada
saat kelahiran atau dalam 1 sampai 2 tahun pertama setelah kelahiran. Salah satu
cara pencegahan hepatitis adalah dengan pemberian imunisasi. Pengendalian
hepatitis B dimulai dari penanganan pada ibu hamil yang mengidap hepatitis serta
pemberian imunisasi pada bayi yang dilahirkan akan memutus mata rantai pertama
penularan penyakit hepatitis. Pemberian imunisasi pada bayi ini merupakan
langkah kunci dalam menciptakan generasi baru yang bebas hepatitis B, walaupun

Universitas Sumatera Utara

3

terkadang masyarakat belum sepenuhnya paham tentang hepatitis B (Lai, 2008).
Strategi yang efektif untuk mencegah infeksi HBV termasuk menghindari
perilaku-perilaku yang berisiko tinggi, pencegahan pajanan terhadap darah dan
cairan tubuh, penyaringan perempuan pada akhir kehamilan untuk terjadinya atau
kehadiran HBV, imunisasi aktif dengan vaksin hepatitis B, dan imunisasi pasif

dengan hepatitis B immune globulin sebelum atau sesudah terpapar. Tapi strategi
ini belum seutuhnya dilaksanakan pada negara-negara yang menpunyai endemis
tinggi untuk hepatitis B, jadi ini merupakan suatu masalah juga yang harus segera
diatasi (Poland, 2004).

1.2. Rumusan Masalah
Dengan mengetahui data dari RSUP. HAM Medan pada tahun 2012-2013,
penderita hepatitis B akut sebanyak 43 orang dan penderita hepatitis B kronik
sebanyak 72 orang, sehingga penting untuk mengetahui bagaimana hubungan
faktor-faktor penyebab terjadinya infeksi virus hepatitis B di RSUP. Haji Adam
Malik Medan Tahun 2012-2013

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor penyebab

terjadinya Hepatitis B yang terbanyak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan pada tahun 2012-2013.


1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prevalensi terjadinya hepatitis B di RSUP. HAM Medan tahun
2012-2013.
2. Mengetahui hubungan faktor penyebab dengan terjadinya hepatitis B di
RSUP. HAM Medan tahun 2012-2013.
3. Mengetahui riwayat penyerta penyakit lain dengan terjadinya hepatitis B di
RSUP. HAM Medan tahun 2012-2013.

Universitas Sumatera Utara

4

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi tambahan tentang penyebab terjadinya
hepatitis B.
2. Dapat menghindari faktor penyebab terjadinya hepatitis B di kalangan
masyarakat.

3. Dapat memberi masukan dan informasi kepada masyarakat tentang
pencegahan terjadinya hepatitis B.
4. Sebagai masukan data dan informasi kepada RSUP. Haji Adam Malik
Medan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 6 84

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 13

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 2

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 13

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 3

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 30

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

1 4 15

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 0 1

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 0 4

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 0 16