Pertanggungjawaban Hak Asuransi Sipil Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules TNI AU C.130 Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi diluar dugaan manusia
yang berhubungan dengan pengoperasian pesawat udara yang berlangsung sejak
penumpang naik pesawat udara (boarding) dengan maksud melakukan
penerbangan sampai waktu semua penumpang turun dari pesawat udara
(debarkasi). Peristiwa tersebut mengakibatkan orang meninggal dunia atau luka
parah akibat benturan dengan pesawat udara atau kontak langsung dengan bagian
pesawat udara atau terkena hempasan langsung mesin jet atau pesawat udara
mengalami kerusakan struktural yang berat atau pesawat udara memerlukan
perbaikan yang besar atau penggantian komponen atau pesawat udara hilang sama
sekali.Dari hal tersebut diatas pastilah memiliki suatu pertanggungjawaban yang
harus dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak korban yang mengalami kecelakaan
atas musibah jatuhnya sebuah pesawat.
Pengertian tanggungjawab sangatlah luas, namun demikian menurut petter
Salim dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar masing-masing
“tanggungjawab” dalam arti accountability,responsibility,dan liability.1 Demikian
pula

menurut


Henry

Campbell

Black.

Tanggungjawab

dalam

arti

accountabilitybiasanya berkaitan dengan keuangan atau pembukuan misalnya

dalam kalimat: Dimintakan “pertanggungan jawab” atas hasil pembukuanya atau
dalam kalimat Akuntan itu harus “bertanggungjawab”,

1


Idah Bagus Rahmadi Supancana pengertian accauontability,responsibility, dan liability
dalam bukunya : peranan hukum dalam pembangunan, Jakarta: CV Mitra Karya, 2003, hlm.102125

1
Universitas Sumatera Utara

2

perkataan tanggungjawab dalam kedua kalimat tersebut berarti accountability
yang menyangkut masalah keungan, accountability dapat pula diartikan sesuatu
yang berkaitan dengan pembayaran, misalnya dalam kalimat: Bank tersebut harus
menyerahkan nota “pertanggungjawaban” . Perkataan “pertanggungan jawab”
dapat diartikan accountability.
Tanggungjawab dalam artiresponsibilitydapat diartikan “ ikut memikul
beban” akibat suatu perbuatan, seperti pernah disampaikan oleh mantan Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD) dan mantan Panglima TNI, Jendral Endiartono
Suetarto dalam kasus pelanggaran hak-hak asasi manusia yang dilakukan oleh
prajurit. Beliau pernah mengatakan yang “bertanggungjawab” ( responsible)
adalah


mereka

yang

memegang

tongkat

komando

perintah

prajurit.

“Tanggungjawab” disini yang diartikan “memikul beban.”
Tanggungjawab (liability) dapat diartikan kewajiban membayar ganti
kerugian yang diderita, misalnya dalam perjanjian transportasi udara, perusahaan
penerbangan “bertanggungjawab” atas keselamatan penumpang dan/atau barang
kiriman, karena itu apabila timbul kerugian yang diderita oleh penumpang
dan/atau


pengirim

barang,

maka

perusahaan

penerbangan

harus

“bertanggungjawab” dalam arti liability. Tanggungjawab disini diartikan
perusahaan penerbangan “wajib membayar” ganti kerugian yang diderita oleh
penumpang dan/atau pengirim barang akibat perusahaan penerbangan melakukan
wanprestasi. Perusahaan penerbangan dapat digugat di depan pengadilan perdata.
Dalam

uraian


disini

yang

dimaksud

dengan

“tanggungjawab”

adalah

tanggungjawab hukum dalam arti legal liability. Tanggungjawab hukum dalam
arti legal liability dimaksudkan kewajiban membayar segala kerugian atau biaya

Universitas Sumatera Utara

3


yang timbul akibat kecelakaan pesawat udara yang dilakukan oleh kapten
penerbang dan kewajiban tersebut dapat diajukan gugatan didepan pengadilan
perdata.2
Namun disini akan membahas bagaimana pertanggungjawaban hak
asuransi atas kecelakaan pesawat udara pada umumnya dan membahas mengenai
pertanggungjawaban kerugian yang di alami masyarakat sipil atas kecelakaan
jatuhnya pesawat Hercules C.130 yang terjadi di Jln. Jamin Ginting Padang Bulan
Medan Sumatera Utara.
Perkembangan

jumlah

perusahaan

penerbangan

di

satu


sisi

menguntungkan bagi para pengguna jasa transportasi udara karena akan banyak
pilihan yang dapat diambil dalam menggunakan jasa transportasi ini. Namun
disisi lain banyak pengguna jasa transportasi udara memilih untuk menggunakan
pesawat udara negara dalam memenuhi kebutuhan transportasinya. Penggunaan
pesawat udara negara sebagai alat transportasi ini merupakan sebuah kegiatan
angkutan udara bukan niaga yang hanya dapat dilakukan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, lembaga keagamaan, lembaga sosial, dan perkumpulan
olahraga, orang perseorangan, dan/atau badan usaha Indonesia lainya. 3 Kegiatan
angkutan udara bukan niaga berupa angkutan udara untuk kegiatan kendaraan
(arieal work), misalnya kegiatan penyemprotan pertanian, pemadaman kebakaran,
hujan buatan, pemotretan udara, survey dan pemetaan, pencarian dan pertolongan,
kalibrasi, serta patrol; angkutan udara untuk kegiatan pendidikan dan/atau
pelatihan personelpesawat udara; atau angkutan udara bukan niaga lainya yang

2

K. Martono,dan Amad Sudiro,HukumAngkutan Udara Berdasarkan UU RI No. 1 Tahun
2009. Penerbit PT RAJAGRAFINDO Jakarta 2011. Hlm. 215

3
H.K. Martono. Hukum Udara Nasional dan Internasional Publik. Jakarta PT
RajaGrafindo Persada 2012, hlm.240

Universitas Sumatera Utara

4

kegiatan pokoknya bukan usaha angkutan niaga. 4 Penyedia jasa penerbangan
memiliki tanggungjawab yang di atur dalam Undang-undang No.1 Tahun 2009
Tentang Penerbangan, yaitu pasal 147 Yang berbunyi :
(1) Pengangkut bertanggungjawab atas tidak terangkutnya penumpang, sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan dengan alasan kapasitas pesawat udara.
(2) Tanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam pasal (1) dengan memberikan
konpensasi kepada penumpang berupa :
a.

Mengalihkan kepenerbangan lain tanpa membayar biaya tambahan; dan. Atau

b.


Memberikan konsumsi, akomodasi, dan biaya transportasi apabila tidak ada
penerbangan lainke tempat tujuan.
Dalam hal bentuk tanggungjawab pengangkut udara ini dipetegas lagi

dengan dikeluarkanya peraturan mentri perhubungan no.77 Tahun 2011 tentang
tanggungjawab Angkutan Udara, dalam pasal 2 yang berbunyi : pengangkut yang
mengoperasikan pesawat udara wajib bertanggungjawab atas kerugian terhadap :
a.

Penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka-luka;

b.

Hilang atau rusaknya bagasi kabin;

c.

Hilang, musnah, atau rusaknya bagasi tercatat;


d.

Hilang, rusak, atau musnahnya kargo;

e.

Keterlambatan angkutan udara;dan

f.

Kerugian yang diderita oleh pihak ketiga.
Dalam penggunaan pesawat udara milliter sebagai alat juga digunakan dan

dimanfaatkan oleh masyarakat sipil timbul sebuah masalah bahwa tidak adanya

4

Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2009 pasal 147 Tentang Pengangkut
Penyedia Jasa Penerbangan memiliki Tanggung Jawab


Universitas Sumatera Utara

5

kejelasan mengenai tanggungjawab yang seharusnya diberikan oleh pihak
penyedia jasa angkutan udara dalam hal ini adalah Tentara Nasional Indonesia
Angkutan Udara sebagai pemegang komando penerbangan udara milliter di
Indonesia
Fungsi yang sebenarnya dari pesawat udara milliter adalah sebagai
pesawat angkut pasukan, pesawat perang untuk melancarkan serang udara,
evakuasi medis dalam pencarian dan penyelamatan (SAR), pengangkut barang,
penelitian, pendeteksi cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran
dan patroli maritim. Namun dengan dikenakan tarif, masyarakat dengan mudah
untuk menggunakan pesawat udara negara sebagai alat transportasinya walaupun
tanpa adanya kualitas pelayanan yang di dapat dan diberikan oleh pesawat udara
negara yang mungkin akan memberikan dampak kurang baik terhadap keamanan,
kenyamanan dan perlindungan konsumen.
B. Rumusan Masalah
A. Apa latar belakang penyelenggaraan pengangkutan masyarakat sipil dalam
Pesawat Hercules C.130
B. Bagaimana pertanggungjawaban TNI AU terhadap korban masyarakat sipil
dalam kecelakaan Pesawat Hercules C.130 di Padang Bulan.
C. Bagaimana ganti rugi terhadap penumpang yang menjadi korban kecelakaan
pesawat Hercules C.130 di Padang Bulan.

Universitas Sumatera Utara

6

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang penyelenggaraan pengangkutan masyarakat
sipil dalam Pesawat Hercules C.130
2. Untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban TNI AU terhadap korban
masyarakat sipil dalam kecelakaan Pesawat Hercules C.130 di Padang Bulan.
3. Untuk mengetahui bagaimana ganti rugi terhadap penumpang yang menjadi
korban kecelakaan Pesawat Hercules C.130
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan yang dinyatakan diatas, terbentuklah
manfaat utama dari penulisan ini adalah :
1. Secara teoritis, hasil penelitian pada skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan
kajian untuk :
a. Mengembangkanwawasan

ilmu

pengetahuan

khususnya

mengenai

pertanggungjawaban hak asuransi terhadap korban kecelakaan pesawat udara
milik TNI AU serta untuk mengetahui mengapa dan bagaimana masyarakat
sipil bisa berada dalam pesawat Hercules milik TNI AU tersebut.
b. Menambah informasi kepada para pembaca agar dapat mengetahui bagaimana
pertanggungjawaban TNI AU atas korban jatuhnya pesawat Hecules C.130
c. Memperkaya

khasanah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai

bagaimana perlindungan hukum terhadap korban yang mengalami kecelakaan
akibat jatuhnya pesawat Hercules C.130 milik TNI AU.
2. Secara praktis, hasil penelitian menjadi sumbangsih dan bahan masukan
terhadap perkembangan hukum positif dan memeberikan sumbangan

Universitas Sumatera Utara

7

pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan acuan hukum pertanggungjawaban
hak asuransi khususnya tentang pertanggungjawaban hak asuransi terhadap
korban masyarakat sipil atas kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules C.130 di
Jln. Jamin Ginting Padang Bulan Medan Sumatera Utara
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Jenis penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Yuridis Normatif
dan Yuridis Empiris. Penelitian yuridis normatif merupakan penelitian yang
diajukan dan dilakukan dengan menggunakan kajian terhadap peraturan
perundang-undangan dan bahan-bahan hukum tertulis lainya, yang berkaitan
dengan penulisan skripsi ini.5 Sedangkan penelitian yuridis empiris adalah
penelitian terhadap identifikasi hukum (hukum tidak tertulis), dimaksudkan untuk
mengetahui hukum yang berlaku dalam masyarakat. 6
2. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah
bahan hukum primer, skunder, dan tersier. Bahan hukum primer yaitu bahan
hukum

yang

terdiri

dari

peraturan

perundang-undangan

dibidang

pertanggungjawaban hak asuransi, antaralain Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dan Undang-Undang Republik

5

Bambang Sunggono Metodologi Penelitian Hukum, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2007, hlm.41
6
Zinuddin Ali, Metode penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010. hlm.24

Universitas Sumatera Utara

8

Indonesia No. 1 Tahun 2009 Tentang Hukum Angkutan Udara, serta UndangUndang No.40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer, yakni hasil karya para ahli hukum berupa bukubuku dan pendapat-pendapat para sarjana

yang berhubungan dengan

pembahasan skripsi ini.Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan
hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan
hukum primer dan atau bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum dan lainlain.
3. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Studi pustaka, yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data sekunder dengan cara menggali sumber-sumber tertulis, baik
dari instansi yang terkait, maupun buku literatur yang ada relevansinya dengan
masalah penelitian yang digunakan sebagai kelengkapan penelitian.
b. Penelitian Lapangann(fiel Research)
Metode pengumpulan data imi dilakukan dengan cara mengunjungi langsung
objek penelitian, maka dilakukan dengan mewawancarai salah satu anggota
TNI AU untuk melengkapi data.
4. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara kualitatif yang digambarkan secara deskriptif,
rangkaian kegiatan analisis data dimulai setelah terkumpulnya data skunder,
kemudian disusun menjadi sebuah pola dan dikelompokkan secara sistematis.
Analisis data lalu dilanjutkan dengan membandingkan data skunder terhadap
data primer untuk mendapat menyelesaikan permasalahan yang diangkat.

Universitas Sumatera Utara

9

F. Sistematika Penulisan
Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasan harus
dilakukan secara sistematis. Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa
tahapan yang disebut dengan Bab dimana masing-masing Bab dibagi dalam
beberapa Sub Bab yang masing-masing Bab diuraikan masalahnya secara
tersendiri.
Bab I merupakan pendahuluan, berisi uraian latar belakang, permasalahan,
tujuan penulisan, sistematika penulisan dan keaslian penulisan
Bab II merupakan bab yang membahas mengenai tinjauan umum
tentangPenyelenggaraan perjanjian asuransi dalam pengangkutan udara. Bab II ini
meliputi pengertian perjanjian asuransi dalam pengangkutan udara, aspek hukum
perjanjian asuransi dalam pengangkutan udara, tujuan penyelenggaraan perjanjian
asuransi dalam pengangkutan udara, serta bentuk pelaksanaan perjanjian asuransi
dalam pengangkutan udara.
Bab III merupakan bab yang membahas mengenai penyelenggaraan
pengangkutan

dengan

pesawat

Hercules

TNI

Angkatan

Udara,

objek

pengangkutan pesawat Hercules TNI AU, bentuk kegiatan serta tugas dan fungsi
penyelenggaraan dalam mrnjalankan pengoperasian pesawat Hercules TNI AU
dan pihsk-pihsk ysng dibenarkan dalam penggunaan angkutan pesawat Hercules
TNI AU.
Bab IV merupakan bab yang membahas mengenai pertanggungjawaban
TNI AU atas kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules C.130 di jalan Jamin Ginting
Padang Bulan Medan Sumatera Utara meliputi; Latar belakang penyelenggaraan
pengangkutan

masyarakat

sipil

dalam

pesawat

Hercules

C.130,

Universitas Sumatera Utara

10

pertanggungjawaban TNI AU terhadap korban masyarakat sipil dalam kecelakaan
pesawat Hercules c.130 di Padang Bulan,serta ganti rugi terhadap penumpang
yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Hercules C.130 di Padang Bulan
Medan Sumatera Utara.
Bab V merupakan bagian penutup dari skripsi ini, yang akan
mengemukakan kesimpulan dan saran dari bagian awal penulisan skiripsi hingga
bagian akhir dari penulisan skripsi ini.
G. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang penulis lakukan
sendiri.Penelitian ini dilakukan penulis dengan mengambil panduan dari beberapa
buku-buku dan sumber lainya yang mempunyai hubungan dengan judul skripsi
penulis, serta sumber riset dari lapangan yaitu di Komando Operasi TNI AU I
Markas Komando Lanud Soewondo, Informasi yang diperoleh bukan hanya hasil
riset akan wawancara kepada pihak TNI AU saja melainkan juga melakukan riset
di berbagai tempat, seperti pihak-pihak yang menjadi korban kecelakaan pesawat
Hercules tersebut, yaitu penduduk setempat tempat kejadian jatuhnya pesawat
Hercules tersebut, pihak PT Asuransi Bumiputera guna memperoleh data jumlah
asuransi yang diberikan kepada korban TNI AU yang meninggal dalam
menjalankan tugas kemiliterenya, pihak rumah sakit H. Adam Malik guna
memperoleh data-data korban serta keluarga korban yang ikut serta dalam
penyelenggaraan penerbangan pesawat Hercules yang sedang beroperasi. Skripsi
dengan judul “PERTANGGUNGJAWABAN

HAK ASURANSI SIPIL

DALAM KECELAKAAN PESAWAT HERCULES TNI AU C.130 JALAN
JAMIN GINTING PADANG BULAN KOTA MEDAN SUMATERA

Universitas Sumatera Utara

11

UTARA”telah diperiksa melalui Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi ini belum pernah ditulis oleh
siapapun di Fakultas Hukum dan jika ada kemiripan maupun hampir sama, tetapi
memiliki data yang berbeda dari subtansi maupun bentuknya. Skripsi ini untuk
mengetahui tentang pertanggungjawaban hak asuransi sipil dalam kecelakaan
pesawat Hercules TNI AU C.130. penulisan skripsi ini disusun berdasarkan
literatur yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang membahas
mengenai pertanggungjawaban hak asuransi korban sipil dalam kecelakaan
jatuhnya pesawat Hercules C.130. Oleh karena itu penulisan skripsi ini asli dan
dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Positioning Produk Terhadap Keputusan Pembelian Citra Handbody Lotion Pada Pengunjung Indomaret Jamin Ginting Padang Bulan Medan

11 155 102

Deskripsi Penyajian Kitab Ende-Enden Dalam Liturgi Kebaktian Gereja Batak Karo Protestan Jalan Jamin Ginting Km.7 Padang Bulan Medan

4 146 94

Motivasi Masyarakat Berkunjung ke Posyandu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan.

6 58 76

PEMAKNAAN FOTO JURNALISTIK KECELAKAAN PESAWAT HERCULES C-130 (Studi Analisis Semiotik Foto Jurnalistik Tentang Kecelakaan Pesawat Hercules C-130 di Medan Sumatera Utara pada Harian Kompas Edisi 1 juli 2015).

0 0 10

Pertanggungjawaban Hak Asuransi Sipil Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules TNI AU C.130 Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan Sumatera Utara

0 0 11

Pertanggungjawaban Hak Asuransi Sipil Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules TNI AU C.130 Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan Sumatera Utara

0 1 1

Pertanggungjawaban Hak Asuransi Sipil Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules TNI AU C.130 Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan Sumatera Utara

0 0 4

BAB II PENYELENGGARAAN PERJANJIAN ASURANSI PENGANGKUTAN UDARA A. Pengertian perjanjian asuransi dalam pengangkutan udara - Pertanggungjawaban Hak Asuransi Sipil Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules TNI AU C.130 Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan Sumatera

0 0 43

PENGARUH POSITIONING PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN CITRA HANDBODY LOTION PADA PENGUNJUNG INDOMARET JAMIN GINTING PADANG BULAN MEDAN

0 0 12

BAB II - Deskripsi Penyajian Kitab Ende-Enden Dalam Liturgi Kebaktian Gereja Batak Karo Protestan Jalan Jamin Ginting Km.7 Padang Bulan Medan

0 1 25