Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI BANK

A. Pengertian dan Pengaturan Bank

Kita menelusuri sejarah dari terminologi “bank” maka kita ketemukan bahwa

kata bank berasal dari bahasa Italy “banca” yang berarti bence yaitu suatu bangku tempat duduk. Sebab, pada zaman pertengahan, pihak bankir Italy yang memberikan pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangku-bangku di halaman pasar.

Dalam perkembangan dewasa ini, maka istilah bank dimaksudkan sebagai

suatu jenis pranata financial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup

beraneka ragam, seperti pinjaman, memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, mengadakan pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan

untuk benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan.13

Bank bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat di negara maju. Masyarakat di negara maju sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai suatu lembaga keuangan yang aman dalam melakukan berbagai macam aktivitas keuangan. Aktifitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat di negara maju antara lain aktivitas penyimpanan dana, investasi, pengiriman uang dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu daerah ke daerah lain dengan cepat dan aman, serta aktivitas keuangan lainnya. Bank juga merupakan salah satu lembaga yang

13

Abdurrachman, A, Ensiklopedia, Ekonomi, Perdagangan dan Keuangan, Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1991, hal 80.


(2)

mempunyai peran sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara, bahkan pertumbuhan bank di suatu negara dipakai sebagai ukuran pertumbuhan perekonomian negara tersebut.

Di negara berkembang, seperti Indonesia dan negara di Asia lainnya, pemahaman sebagian masyarakat tentang bank masih sedikit, masih pada masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan masih menganggap keberadaan bank hanya untuk kalangan tertentu. Pada umumnya, masyarakat hanya menganggap bank sebagai tempat menyimpan dan meminjam uang. Bagi masyarakat di pedesaan, pemahaman tentang bank sangat minim bahkan ada yang tidak tahu sama sekali tentang bank. Masyarakat desa, bahkan merasa takut berhubungan dengan bank, sehingga tidak banyak yang melakukan transaksi keuangan di bank. Keterbatasan akan pengetahuan masyarakat terhadap bank tersebut berdampak pada terhambatnya pertumbuhan bank di pedesaan, sehingga menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi di

pedesaan.14

Masyarakat kota, melihat bahwa peran bank sangat penting. Masyarakat kota mengetahui bahwa keberadaan bank tidak hanya sebagai tempat untuk meminjam dan menyimpan uang, akan tetapi banyak aktivitas keuangan yang diperlukan untuk mendukung kelancaran dalam melakukan transaksi. Masyarakat kota, baik pengusaha, maupun bukan pengusaha memerlukan keberadaan bank untuk melaksanakan berbagai aktivitasnya. Masyarakat kota, membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan berbagai macam aktivitas keuangan. Aktifitas keuangan yang bisa ditawarkan oleh bank tidak terbatas pada aktivitas usaha, akan tetapi banyak

14


(3)

aktivitas layanan jasa lain yang dapat diberikan oleh bank dalam melayani keperluan nasabah.

Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Semua sektor usaha maupun individu saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sektor perbankan bahkan menjadi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas keuangan dalam mendukung kelancaran usaha. Peran bank bagi masyarakat individu, maupun masyarakat bisnis sangat penting bahkan bagi suatu negara, karena bank sebagai suatu lembaga yang

sangat berperan dan berpengaruh dalam perekonomian suatu negara.15

Bank mempunyai peran dalam menghimpun dana masyarakat, karena merupakan lembaga yang dipercaya oleh masyarakat dari berbagai macam kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Masyarakat percaya bahwa dana yang ditempatkan di bank keamanannya lebih terjamin dibanding ditempatkan di lembaga lain. Di sisi lain bank berperan dalam menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank merupakan lembaga yang dapat memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Masyarakat dapat secara langsung mendapat pinjaman dari bank, sepanjang masyarakat pengguna dana tersebut dapat memenuhi persyaratan yang diberikan oleh bank.

Dengan demikian, pada dasarnya bank mempunyai peran dalam dua sisi, yaitu menghimpun dana yang berasal dari masyarakat yang sedang kelebihan dana,

15


(4)

dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kedua fungsi tersebut, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan sekaligus menyalurkannya, sehingga bank merupakan lembaga perantara keuangan bagi masyarakat yang kelebihan dana , kemudian

menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dana.16

Dengan demikian, kata “bank” hanya digunakan bagi badan atau perseorangan yang melakukan usaha bank dan harus mendapat izin usaha sebagai bank dari Menteri Keuangan berhubung larangan seperti ini tidak dicantumkan di dalam Undang-Undang Perbankan No 10 Tahun 1998, maka kita tidak memiliki alasan untuk melarang suatu badan usaha atau seseorang menggunakan nama dirinya “Bank.” 17

Dalam suatu kamus, kata “bank” diartikan sebagai :

1. Menerima deposito uang, custody, menerbitkan uang, untuk memberikan

pinjaman dan diskonto, memudahkan penukaran fund-fund tertentu dengan cek,

notes, dan lain-lain, dan juga bank memperoleh keuntungan dengan meminjamkan uangnya dengan memungut bunga.

2. Perusahaan yang melaksanakan bisnis bank tersebut.

3. Gedung atau kantor tempat dilakukannya transaksi bank atau tempat

beroperasinya perusahaan perbankan.18

16

Ismail, Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta : PT. Kencana Prenanda Media Group, 2014, hal 1-3.

17

Ibid; hal.15 18


(5)

Di samping itu, ada juga yang memberi arti kepada bank sebagai suatu institusi yang mempunyai peran yang besar dalam dunia komersil, yang mempunyai

wewenang untuk disebut dengan bank bills atau bank notes. Namun demikian, fungsi

bank yang orisinil adalah hanya menerima deposito berupa uang logam, plate, emas

dan lain-lain.19

B. Fungsi Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan.

1. Menghimpun Dana dari Masyarakat

Fungsi bank yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Masyarakat memercayai bank sebagai tempat yang aman untuk melakukan investasi, dan menyimpan dana (uang). Masyarakat yang kelebihan dana sangat membutuhkan keberadaan bank untuk menyimpan dananya yang aman. Keamanan atas dana (uang) yang disimpannya di bank oleh masyarakat merupakan faktor yang sangat penting bagi masyarakat. Selain rasa aman, tujuan lainnya adalah sebagai tempat untuk melakukan investasi. Masyarakat akan merasa lebih aman apabila uangnya diinvestasikan di bank. Dengan menyimpan uangnya di bank,

nasabah juga akan mendapat keuntungan berupa return atas simpanannya yang

besarnya tergantung kebijakan masing-masing bank.

19


(6)

Return merupakan imbalan yang diperoleh nasabah atas sejumlah dana yang disimpan di bank. Imbalan yang diberikan oleh bank bisa dalam bentuk bunga simpanan untuk bank konvensional atau bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah. Dalam menghimpun dana pihak ketiga, bank menawarkan produk simpanan antara lain dalam bentuk simpanan giro, tabungan, deposito, dan simpanan lainnya yang diperkenankan.

2. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat

Fungsi bank yang kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Kebutuhan dana oleh masyarakat, akan lebih mudah diberikan oleh bank apabila, masyarakat yang membutuhkan dana dapat memenuhi semua persyaratan yang diberikan oleh pihak bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank, karena bank akan memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkan. Pendapatan tersebut dapat berupa pendapatan bunga untuk bank konvensional, dan bagi hasil atau lainnya untuk bank syariah. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah merupakan pendapatan yang terbesar di setiap bank, sehingga penyaluran dana kepada masyarakat menjadi sangat penting bagi bank.

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat, di samping merupakan aktivitas yang dapat menghasilkan keuntungan, juga untuk memanfaatkan dana yang idle (Idle Fund) karena bank telah membayar sejumlah tertentu atas dana yang telah dihimpunnya. Pada akhir bulan atau pada saat tertentu bank akan mengeluarkan biaya atas dana yang telah dihimpun dari masyarakat yang telah menyimpan dananya di bank. Dengan demikian, bank tidak boleh membiarkan dana masyarakat tersebut


(7)

mengendap, dan harus segera menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan agar memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkannya. Penyaluran dana kepada masyarakat sebagian besar berupa untuk bank konvensional dan/atau pembiayaan untuk bank syariah. Kredit yang diberikan dan/atau pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat menempati porsi aset yang terbesar di setiap bank. 3. Pelayanan Jasa Perbankan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya, bank juga dapat memberikan beberapa pelayanan jasa. Pelayanan jasa kepada nasabah merupakan fungsi bank yang ketiga. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank antara lain jasa pengiriman uang

(transfer), pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga, kliring, Letter of Credit,

inkaso, garansi bank, dan pelayanan jasa lainnya. Produk pelayanan jasa bank yang ditawarkan kepada masyarakat merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh Bank.

Aktifitas pelayanan jasa, akhir-akhir ini merupakan aktivitas yang diharapkan

oleh bank untuk dapat meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas

pelayanan tersebut. Beberapa bank berusaha untuk meningkatkan teknologi dan sistem informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada nasabah. Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah adalah pelayanan jasa yang cepat dan akurat. Saat ini harapan nasabah dalam pelayanan jasa


(8)

bank adalah kecepatan dan keakuratannya, sehingga bank berlomba-lomba untuk

selalu berinovasi dalam memberikan produk layanan jasanya.20

Bank mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai penghimpun dana dari masyarakat, penyalur dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan jasa perbankan kepada pihak-pihak yang membutuhkan layanan jasa bank.

Dalam menghimpun dana masyarakat, bank akan membayar bunga (bank konvensional) dan/atau bagi hasil (bank syariah) atas simpanan dana dari masyarakat. Besarnya bunga dan/atau bagi hasil tergantung dari jenis simpanannya dan kebijakan masing-masing bank. Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tentunya akan diberikan imbalan yang lebih rendah dibanding dengan jenis simpanan yang sifatnya hanya dapat ditarik sesuai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian antara bank dan nasabah.

Dalam menyalurkan dana kepada masyarakat, bank akan memperoleh balas jasa berupa bunga (bank konvensional) atau bagi hasil (bank syariah). Pendapatan bunga yang diperoleh bank dari nasabah yang memperoleh kredit akan dibandingkan dengan bunga yang dibayar oleh bank kepada nasabah yang menyimpan dananya di bank. Perbedaan antara bunga yang diterima dari nasabah dan bunga yang dibayar

kepada nasabah disebut dengan Spread. Dalam hal, pendapatan bunga yang diterima

dari nasabah peminjam lebih rendah daripada biaya bunga yang dibayar oleh bank

kepada nasabah, maka disebut dengan negative Spread. Contoh, suku bunga kredit

rata-rata 20% dan suku bunga dana masyarakat rata-rata 30%, maka terjadi negative

spread 10%. Negatif Spread pada umumnya terjadi pada saat perekonomian negara

20


(9)

tidak stabil dana untuk memelihara tingkat likuiditasnya. Setiap bank akan bersaing dalam memperoleh dana pihak ketiga. Untuk mendapatkan dana pihak ketiga salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memberikan bunga yang tinggi. Di sisi lain, bank tidak akan mampu menaikkan suku bunga kredit karena usaha debitur sedang mengalami lesu, sehingga bank tidak mampu menjual kredit dengan suku bunga kredit di atas suku bunga simpanan. Kondisi ini yang menyebabkan munculnya negative spread. Sebaliknya, apabila bunga yang diterima dari nasabah yang

memperoleh pinjaman dari bank kepada nasabah disebut dengan positif Spread.

Positif Spread biasanya terjadi pada kondisi perekonomian yang normal. Pada perekonomian negara stabil, maka suku bunga kredit akan selalu tinggi dibanding dengan suku bunga simpanan.

Dalam kondisi perekonomian suatu negara stabil, biasanya negative spread

tidak terjadi. Setiap bank akan mampu menjual dananya dengan bunga lebih tinggi dibanding dengan bunga yang dibayarkan kepada nasabah yang menempatkan dananya. Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian suatu negara tidak stabil, atau

sedang terjadi krisis, maka negative spread bisa terjadi. Hal ini dialami di Indonesia

pada akhir tahun 1997 sampai dengan awal tahun 1998. Negatif spread terjadi karena

pada saat itu tingkat kepercayaan masyarakat terhadap nilai rupiah sangat merosot, sehingga masyarakat lebih memilih menyimpan dananya dalam bentuk mata uang asing. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat, termasuk penghimpun dana dalam mata uang rupiah, perlu dana cukup banyak, sehingga perlu meningkatkan suku bunga untuk menghimpun dana masyarakat. Bank tidak mungkin meningkatkan suku


(10)

bunga kredit, karena sector real tidak mampu membayar bunga lebih tinggi. Akibatnya, suku bunga kredit lebih rendah dibanding suku bunga simpanan.

Di samping bunga yang diperoleh dari dana yang disalurkan kepada nasabah, bank juga bisa meningkatkan pendapatannya melalui fungsi yang ketiga yaitu pelayanan jasa. Pelayanan jasa yang diberikan kepada nasabah tersebut dapat

meningkatkan pendapatan bank dari fee atas jasa yang diperoleh dari masyarakat

yang membutuhkannya. Pendapatan fee atas jasa pelayanan bank kepada nasabah

disebut dengan fee based income. Meskipun, secara total fee based income belum

mampu menyaingi total pendapatan bunga kredit, akan tetapi beberapa bank sudah mengarah pada peningkatan pelayanan dengan meningkatkan teknomologi dan sistem informasi. Salah satu pelayanan jasa yang dikembangkan antara lain ATM bersama,

RTGS, intercity kliring, SKN (sistem kliring nasional), Internet banking, sms

banking, dan produk pelayanan jasa lainnya.21

Dari ketiga fungsi utama tersebut, dapat disimpulkan bahwa bank akan memperoleh pendapatan bunga dari fungsi penyaluran dana, membayar bunga kepada

nasabah pada penghimpunan dana, dan mendapat pendapatan fee atas jasa pada

fungsi pelayanan jasa bank.22

Selain itu, perbankan nasional kita mempunyai fungsi dan tujuan dalam kehidupan ekonomi nasional bangsa Indonesia :

1. Bank berfungsi sebagai “financial intermediary” dengan kegiatan usaha pokok

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan dana

21

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 25

22


(11)

masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari penabung kepada peminjam.

2. Penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat tersebut bertujuan menunjang sebagian tugas penyelenggaraan negara yakni :

a. menunjang pembangunan nasional, termasuk pembangunan daerah; bukan

melaksanakan misi pembangunan suatu golongan apalagi perseorangan; jadi

perbankan Indonesia diarahkan untuk menjadi agen pembangunan (agent of

development).

b. dalam rangka mewujudkan trilogi pembangunan nasional, yakni:

1) meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, bukan kesejahteraan

segolongan orang atau perseorangan saja; melainkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali;

2) meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, bukan pertumbuhan ekonomi

segolongan orang atau perseorangan; melainkan pertumbuhan ekonomi seluruh rakyat Indonesia, termasuk pertumbuhan ekonomi yang diserasikan;

3) meningkatkan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis;

4) meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat banyak, artinya tujuan

yang hendak dicapai oleh perbankan nasional adalah meningkatkan pemerataan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat Indonesia, bukan segolongan orang atau perseorangan saja;

3. Dalam menjalankan fungsi tersebut, perbankan Indonesia harus mampu melindungi secara baik apa yang dititipkan masyarakat kepadanya dengan


(12)

a. efisien, sehat, wajar dalam persaingan yang sehat yang semakin mengglobal atau medunia; dan

b. menyalurkan dana masyarakat tersebut ke bidang-bidang yang produktif; bukan konsumtif;

4. Peningkatan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan pada bank, selain melalui penerapan prinsip kehati-hatian, juga pemenuhan ketentuan persyaratan kesehatan bank, serta sekaligus berfungsi untuk mencegah terjadinya praktik-praktik yang merugikan kepentingan masyarakat luas.

Undang-undang yang lama mengatur tentang asas, fungsi, dan tujuan perbankan, sedangkan dalam peraturan perbankan yang baru masalah tersebut diatur dalam bab II Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4. Dengan diaturnya dalam Undang-Undang Perbankan 1998, maka menjadi jelas apa landasan perbankan, bagaimana kegiatannya

dan ke mana arahnya.23

C. Jenis Bank

Bank di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis bank dapat dibedakan sesuai dengan fungsi, kepemilikan, status, penetapan harga, dan tingkatannya.

1. Jenis-jenis Bank Ditinjau dari Segi Fungsinya

Bank sesuai dengan fungsinya dibedakan menjadi bank sentral, umum, dan perkreditan rakyat.

23


(13)

A. Bank Sentral

Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bank -bank yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada satu di setiap negara dan mempunyai kantor yang hampir di setiap provinsi. Bank sentral yang ada di Indonesia adalah Bank Indonesia.

Tujuan Bank Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Stabilitas nilai rupiah ini sangat penting untuk mendukung perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, maka tugas bank Indonesia secara terperinci antara lain:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter:

a. Menetapkan sasaran moneter untuk menahan laju inflasi. b. Menetapkan besarnya giro wajib minimum.

c. Mengatur kredit dan pembiayaan. d. Mengelola cadangan devisa. e. Menetapkan tingkat diskonto.

f. Menetapkan bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia).

g. Melakukan operasi terbuka pasar uang, rupiah, maupun mata uang asing.

h. Dan lain-lain yang terkait dengan kebijakan moneter.

2. Mengatur dan memelihara kelancaran sistem pembayaran:


(14)

b. Mewajibkan semua penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan atas semua kegiatannya.

c. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran. d. Mengatur lalu lintas giral serta mengelola peredaran uang.

3. Mengatur, mengoordinasi dan melakukan pengawasan kepada semua bank:

a. Menentukan prinsip kehati-hatian yang harus dijalankan oleh setiap bank. b. Memberikan izin yang diperlukan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya

serta mencabut izin usaha bank.

c. Memerintahkan agar bank menghentikan sementara kegiatannya.

d. Melakukan pengawasan kepada Bank secara periodik atas sewaktu-waktu tergantung kebutuhan.

e. Mewajibkan bank dalam menyampaikan laporan sesuai ketentuan BI. B. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan bank umum secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fungsi utama yaitu:

a. Penghimpunan dana dari masyarakat

Bank umum menghimpun dana dari masyarakat dengan cara menawarkan berbagai jenis produk pendanaan antara lain giro, tabungan, deposito, dan produk -produk pendanaan lainnya yang diperbolehkan. Dengan menghimpun dana dari


(15)

masyarakat, maka bank akan membayar bunga atau imbalan tertentu sesuai dengan ketentuan masing-masing bank.

b. Penyaluran dana kepada masyarakat

Bank umum perlu menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan

dana, agar tidak terjadi idle fund. Bank dapat menyalurkan dananya dalam bentuk

kredit dan/atau pembiayaan serta dalam bentuk penempatan dana lainnya. Dengan aktivitas penyaluran dana ini, bank akan memperoleh pendapatan bunga atau pendapatan lainnya sesuai dengan jenis banknya.

c. Pelayanan jasa dan lalu lintas pembayaran

Bank umum juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk membantu transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank. Hasil yang diperoleh bank atas

pelayanan jasa bank ialah berupa pendapatan fee dan komisi.

C. Bank Perkreditan Rakyat

Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR tidak dapat memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran atau giral. Fungsi BPR pada umumnya terbatas pada hanya memberikan pelayanan jasa dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.

2. Jenis Bank ditinjau dari Segi Kepemilikannya

Bank dilihat dari segi kepemilikannya, artinya siapa yang dapat memiliki bank tersebut, hal ini dapat dilihat dari akta pendiriannya. Dari segi kepemilikan, bank dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :


(16)

a. Bank milik pemerintah, b. Bank milik swasta nasional, c. Bank milik koperasi,

d. Bank milik asing, dan e. Bank campuran.

3. Jenis Bank Ditinjau dari Segi Statusnya

a. Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas transaksi ke luar negeri dan/atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Produk yang ditawarkan oleh bank devisa lebih lengkap dibanding dengan produk yang ditawarkan oleh bank nondevisa.

Contoh Bank Devisa antara lain;

1) Bank Mandiri,

2) BNI,

3) BRI,

4) BCA,

5) Bank Permata,

6) BTN, dan

7) BII.

b. Bank Nondevisa

Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan seperti bank devisa. Transaksi yang dilakukan oleh bank nondevisa masih terbatas pada transaksi dalam negeri dan/atau mata uang rupiah


(17)

saja. Bank nondevisa dapat mengubah statusnya menjadi bank devisa apabila sudah memenuhi persyaratan menjadi bank devisa. Salah satu persyaratan menjadi bank devisa adalah telah memperoleh keuntungan dua tahun terakhir secara berturut-turut.

4. Jenis Bank ditinjau dari Segi Cara Penentuan Harga a. Bank Konvensional

Bank konvensional merupakan bank yang dalam penentuan harga menggunakan bunga sebagai balas jasa. Balas jasa yang diterima oleh bank atas penyaluran dana kepada masyarakat, maupun balas jasa yang dibayar oleh bank kepada masyarakat atas penghimpunan dana. Di samping itu, untuk mendapatkan

keuntungan dari pelayanan jasanya, bank konvensional akan membebankan fee

kepada nasabahnya.

Dalam memberikan balas jasa kepada pihak yang menempatkan dananya, bank konvensional memberikan balas jasa berupa bunga untuk tabungan, maupun deposito, serta memberikan jasa giro kepada nasabah yang mempunyai simpanan giro. Di sisi lain, bank akan mendapat bunga atas pinjaman (kredit) yang diberikan

kepada nasabah dan fee atas transaksi jasa perbankan yang diberikan kepada nasabah

yang membutuhkan pelayanan jasa bank. Besarnya fee atas pelayanan jasa perbankan

tergantung pada bank masing-masing, dan dipengaruhi oleh kondisi persaingan antarbank. Contoh Bank Konversional antara lain Bank BRI, BNI, Mandiri, dan Permata.


(18)

b. Bank Syariah

Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga, maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah, maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian tersebut didasarkan pada hukum syariah baik perjanjian yang dilakukan bank dengan nasabah dalam penghimpunan dana, maupun penyalurannya. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad tersebut.

5. Jenis Bank ditinjau dari Segi Tingkatannya (Kantor)

Dalam mengelola usahanya, bank akan membedakan jenis bank berdasarkan tingkatannya. Perbedaan jenis tingkatan tersebut dilihat dari tujuan dan volume aktivitasnya, kelengkapan produk, dan jasa bank yang diberikan, kewenangan dalam

pengambilan keputusan, serta wilayah operasinya.24

D. Jasa-jasa Bank

Selain menjalankan fungsi dan perannya sebagai lembaga intermediasi yang

menjembatani kepentingan peminjam (borrower) dan penitip dana (saver), bank juga

menjalankan pelayanan jasa-jasa bank lainnya. Tujuan dari bentuk pelayanan jasa bank lainnya ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi. Masyarakat berkedudukan sebagai pelaku-pelaku

24

Totok Budisantoso, Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta : PT. Salemba Empat, 2006), hal. 96


(19)

ekonomi yang secara aktif melakukan transaksi ekonomi dengan sistem pembayaran

melalui sistem banking, untuk itulah bank memberikan berbagai kemudahan untuk

transaksi dengan berbagai bentuk produk bank yang didukung dengan teknologi perbankan yang makin mutakhir. Berikut ini beberapa bentuk jasa perbankan.

1. Electronic Banking (E-Banking)

Istilah layanan elektronik perbankan alias e-banking tentu tak asing lagi.

Hampir semua bank papan atas memiliki layanan ini. Gerak dan gaya hidup manusia, terutama di kota besar, makin cepat. Ini salah satu asumsi para pengelola bank

menyediakan layanan electronic banking (e-banking). Layanan yang serba cepat dan

praktis ini memang pas dengan gaya hidup yang makin mobile. Di era teknologi dan informasi ini, industri perbankan cenderung ketinggalan jika tidak menyediakan layanan elektronik. Banyak bank memfasilitasi nasabahnya dengan kemudahan dalam

bertransaksi lewat e-banking.

Menyadari hal tersebut maka layanan perbankan seperti ini kini menjadi rebutan. Daftar menu layanan elektronik perbankan kian panjang. Belasan tahun lalu, kebanyakan bank di Indonesia hanya mencantumkan ATM saja dalam daftar layanan electronic banking (e-banking). menjadi beraneka ragam bentuk layanan, mulai dari Phone Banking, Internet Banking, hingga Mobile Banking, termasuk SMS Banking.

Perbankan ingin memenuhi layanan kepada nasabah mulai dari kebutuhan tradisional seperti mentransfer uang, mengecek saldo, hingga melakukan transaksi jual-beli tanpa harus mendatangi kantor cabang bank. Jika harus pergi ke bank untuk melakukan berbagai transaksi tersebut, nasabah harus merelakan waktu, tenaga, dan ongkos. Tujuan utama bank menyediakan berbagai kemudahan bertransaksi dengan


(20)

layanan e-banking sejatinya untuk menghimpun dana nasabah agar menghadap di bank.

Bagi bank, memberikan layanan yang mudah, cepat, dan murah kepada

nasabah merupakan celah atau peluang bisnis. Mereka tetap bisa memperoleh fee dari

berbagai layanan ini. Selain itu, nasabah menjadi lebih loyal karena tidak perlu repot-repot mencari bank lain untuk transaksi yang mereka inginkan. Itulah alasan utama

mengapa perbankan berlomba-lomba memberi layanan e-banking yang serba cepat

dan meringankan nasabah. Seperti PT Bank Panin Tbk yang menawarkan layanan Panin One Access untuk nasabahnya. Nasabah dapat mengakses layanan ini selama 24 jam. Bagi nasabah yang suka berbisnis di luar negeri, layanan ini sangat membantu karena mereka tetap bisa mengontrol bisnisnya dari mana saja.

Untuk mengakses layanan ini, diperlukan biaya (bank charge). Namun dalam

perhitungan perbankan, layanan ini tetap lebih murah dibandingkan waktu dan ongkos yang harus dikeluarkan nasabah jika mereka harus datang ke kantor bank.

Besar kecilnya fee tergantung transaksinya, tetapi kisaran nilai antara Rp. 3.000-

Rp.5.000 per transaksi. Biaya menggunakan mesin ATM lebih bervariasi lagi. Kebanyakan bank tidak mengenakan biaya untuk transaksi penarikan tunai yang dilakukan oleh nasabahnya sendiri. Sedang biaya transaksi transfer atau pembayaran

terkena fee berkisar Rp.5.000- Rp.7.500 per transaksi.

Sedangkan biaya transaksi melalui SMS banking malah lebih murah. Ada bank yang mengutip sekitar Rp. 1.000- Rp. 1.500 untuk transaksi ke bank lain

melalui layanan SMS banking. Salah satu contohnya adalah PT Bank Permata Tbk


(21)

SMS dan internet banking yang ada biayanya. Besar biaya mengikuti aturan

masing-masing provider. Biaya yang ditetapkan provider antara Rp.100-Rp.900 per SMS

untuk mobile banking.

Memenuhi kebutuhan nasabah jelas merupakan alasan pertama mengapa bank

harus menyediakan e-banking. Tapi untuk menyediakan layanan ini, bank harus siap

melakukan investasi teknologi yang tidak sedikit. Apalagi teknologi informasi terus berkembang, sehingga bank harus siap melakukan belanja modal lebih dari sekali,

jika tidak ingin layanan e-banking nya ketinggalan. Belanja modal ini tidak

menghalangi para bankir serius dalam menggarap e-banking. Dapat dipahami bahwa,

layanan ini tidak hanya meningkatkan kepuasan nasabah. E-banking juga dapat

menjadi sumber pendapatan bagi bank. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jika

nasabah puas dengan layanan e-banking sebuah bank, ia akan terus menggunakan

layanan tersebut. Otomatis, volume transaksi e-banking di bank tersebut akan

tinggi.25

2. Transfer (Payment Order)

Perkembangan dunia perbankan saat ini menunjukkan betapa pentingnya industri perbankan untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat terutama kegiatan para pelaku bisnis. Untuk kepentingan ini dibutuhkan jasa perbankan guna melancarkan proses pemindahan uang dalam lalu lintas pembayaran. Di sini bank

mempunyai salah satu jasa layanan yang dikenal dengan istilah transfer (payment

order). Yang dimaksudkan dengan transfer adalah suatu proses pemindahan uang

25

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Rajawali Press, 2012), hal. 83


(22)

dalam jumlah tertentu yang dilakukan oleh sebuah bank atas perintah pihak ketiga, kepada bank lain agar membayarkan uang tersebut kepada pihak yang ditunjuk oleh pihak ketiga itu. Atau suatu perintah nasabah kepada bank untuk mengirimkan sejumlah uang baik dalam mata uang rupiah atau luar negeri. Transfer memiliki beberapa manfaat yang sangat penting bagi nasabah antara lain sebagai salah satu bentuk pelayanan dari produk bank untuk melakukan pemindahan uang baik bank devisa maupun nondevisa, mempercepat proses pengiriman uang baik dalam negeri maupun luar negeri dalam waktu yang singkat, dan mempererat hubungan kerja sama

dengan bank lain di dalam negeri maupun di luar negeri.26

3. Tabungan (SavingDeposit)

Dengan dikeluarkannya paket kebijaksanaan pemerintah dalam hal ini oleh Bank Indonesia dalam SE BI No. 22/63/KEP/DIR tanggal 1 Desember 1989 perihal Penyelenggaraan Tabungan, di mana pada intinya mencabut surat keputusan Direksi BI sebelumnya tentang penyelenggaraan Tabungan Pembangunan Nasional/ TABANAS dan Tabungan Asuransi Berjangka/ TASKA. Mengacu pada ketentuan di atas, bermunculanlah berbagai bentuk produk tabungan dari berbagai bank seperti : tahapan, kesra, simaskot, simpedes, jumbo, primadana, bunghari, tom aspac, di jempol, kencana, danamas, prestis, anda berhadiah, dan sebagainya. Sehubungan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut, perlu dikemukakan penjelasan dan ketentuan pelaksanaan sebagai berikut. Dalam surat keputusan tersebut antara lain

26


(23)

ditetapkan sebagai berikut tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.27

4. Simpanan (Deposito)

Secara garis besar deposito itu dapat dibagi ke dalam tiga jenis sebagai berikut

yaitu deposito berjangka (time deposit atau fixed deposit), deposit harian (deposit on

call), dan sertifikat deposito. Deposito ini termasuk ke dalam golongan dana mahal dan boleh dikatakan merupakan dana yang paling mahal karena bunga yang harus dibayar bank kepada para deposan relatif tinggi dibandingkan dengan produk-produk lainnya seperti rekening giro dan tabungan. Walaupun demikian ternyata bank paling menyukai dana deposito tersebut dan umumnya dalam bank sumber dana ini menduduki persentase yang paling tinggi jika dibandingkan dengan sumber dana lain. Hal ini terjadi karena dana tersebut memiliki mobilitas yang makin kecil sehingga bank lebih muda memperkirakan kebutuhan likuiditasnya. Deposan tidak mencairkannya sebelum deposito itu jatuh tempo dan dana tersebut dapat digunakan

oleh bank untuk memperoleh pendapatan.28

5. Bilyet Giro

Bilyet giro (BG) demikian singkatan atas warkat bilyet giro adalah suatu surat

perintah pemindahbukuan (overbooking) dari rekening tertarik kepada rekening

tertarik kepada rekening penarik yang ada di suatu bank maupun antarbank yang berbeda. Dalam bilyet giro harus tercantum: nama bilyet giro dan nomor seri, nama dan tempat bank tertarik, nama pihak yang menerima dana pemindahbukuan tersebut,

27

Ibid; hal. 85 28


(24)

jumlah dana yang dipindahbukukan, tanda tangan penarik, tempat dan tanggal penarikan, tanggal efektif berlakunya pemindahbukuan, dan nama bank pihak

penerima pemindahbukuan.29

6. Bank Garansi

Bank garansi (guarantee bank) adalah jaminan tanpa syarat dalam bentuk

warkat yang diterbitkan oleh bank (garantor) yang mengakibatkan kewajiban bank untuk membayar kepada penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh bank cidera janji atau wanprestasi atau dapat dikatakan bahwa bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan, apabila pihak yang

dijamin tidak memenuhi kewajibannya.30

7. Inkaso

Suatu kuasa untuk melakukan penagihan, untuk dan atas risiko yang meminta melakukan penagihan (perintah menagih) dengan menggunakan jasa pihak ketiga agar membantu menagih dengan meneruskan perintah menagih itu kepada pihak yang

harus membayar (drawee) tagihan yang bersangkutan. Atau inkaso sering juga

diartikan suatu pemberian kuasa kepada bank untuk melakukan penagihan kepada bank terkait di tempat lain (dalam atau luar negeri) atas surat berharga dalam (rupiah

atau valas), seperti cek, bank draft, giro, surat aksep, money order, dan lain

sebagainya.31

29

Ibid; hal. 88 30

Ibid; hal. 89 31


(25)

8. Cek Perjalanan (Traveller’s Cheque)

Traveller’s cheque atau cek perjalanan adalah jenis surat berharga yang dikenal dan dipergunakan oleh masyarakat internasional sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah seperti uang kertas tunai, dan kepemilikannya tidak dapat dipindahtanganan kepada pihak lain. Cek perjalanan ini memiliki banyak manfaat seperti antara lain : memberikan kemudahan dan keamanan bagi yang membawa cek perjalanan dari kerugian, dapat dicairkan di seluruh dunia jika pembawa cek perjalanan tersebut datang di suatu bank devisa, dan dapat digunakan sebagai alat

pembayaran.32

9. Kredit Dokumenter (Documentary Letter Of Credit)

1. Sebuah instrument yang dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu nasabah, yang menguasakan seseorang atau sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau salah satu bank korespondennya bagi kepentingannya, berdasarkan kondisi, persyaratan yang

tercantum pada instrumen tersebut (An introduction to Internasional Banking

Services, Marine Midland Bank, 1983).

2. Dalam arti sempit adalah jaminan pembayaran oleh bank secara bersyarat.

Dalam arti luas adalah jaminan tertulis dari sebuah bank kepada seller (beneficiary)

atas permintaan buyer ( applicant) untuk melakukan pembayaran, yaitu membayar,

mengaksep, atau menegosiasikan wesel sampai dengan sejumlah uang tertentu yang

32


(26)

telah ditetapkan sebelumnya atas dokumen-dokumen yang disyaratkan dalam suatu

jangka waktu tertentu (ICC, Guide to Documentary Credit,1979).33

10. Kartu Kredit

Dalam perkembangan abad modern ini, masyarakat akan lebih mengharapkan adanya kemudahan dalam melakukan segala macam transaksi. Bank sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, juga harus meningkatkan produk pelayanan jasanya. Salah satu produk yang harus ada pada setiap bank adalah kartu kredit.

Pada mulanya, kartu kredit diberikan kepada nasabah pemegang rekening Giro. Akan tetapi, dengan ketatnya persaingan antarbank, maka bank berupaya memberikan pelayanan jasa yang tidak terbatas pada kalangan pengusaha, akan tetapi juga ditawarkan kepada pihak yang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh bank. Saat ini, kartu kredit dapat ditawarkan kepada semua orang dengan persyaratan tertentu sesuai dengan kebijakan bank masing-masing. Kartu kredit tersebut diberikan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi

pembelian. Fee atas kartu kredit tersebut diperoleh dari annual fee dan bunga atas

transaksi pembelian yang telah melebihi jangka waktu penagihan. Berbagai contoh kartu antara lain, Master Card, Visa Card, Citibank Visa, dan Dinner Club. Masing-masing kartu kredit memiliki keunggulan Masing-masing-Masing-masing, namun pada dasarnya

fungsi kartu kredit sama.34

33

Ibid; hal. 101 34

Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta : PT. Salemba Empat,2011, hal. 240-273.


(1)

SMS dan internet banking yang ada biayanya. Besar biaya mengikuti aturan masing-masing provider. Biaya yang ditetapkan provider antara Rp.100-Rp.900 per SMS untuk mobile banking.

Memenuhi kebutuhan nasabah jelas merupakan alasan pertama mengapa bank harus menyediakan e-banking. Tapi untuk menyediakan layanan ini, bank harus siap melakukan investasi teknologi yang tidak sedikit. Apalagi teknologi informasi terus berkembang, sehingga bank harus siap melakukan belanja modal lebih dari sekali, jika tidak ingin layanan e-banking nya ketinggalan. Belanja modal ini tidak menghalangi para bankir serius dalam menggarap e-banking. Dapat dipahami bahwa, layanan ini tidak hanya meningkatkan kepuasan nasabah. E-banking juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi bank. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jika nasabah puas dengan layanan e-banking sebuah bank, ia akan terus menggunakan layanan tersebut. Otomatis, volume transaksi e-banking di bank tersebut akan tinggi.25

2. Transfer (Payment Order)

Perkembangan dunia perbankan saat ini menunjukkan betapa pentingnya industri perbankan untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat terutama kegiatan para pelaku bisnis. Untuk kepentingan ini dibutuhkan jasa perbankan guna melancarkan proses pemindahan uang dalam lalu lintas pembayaran. Di sini bank mempunyai salah satu jasa layanan yang dikenal dengan istilah transfer (payment


(2)

dalam jumlah tertentu yang dilakukan oleh sebuah bank atas perintah pihak ketiga, kepada bank lain agar membayarkan uang tersebut kepada pihak yang ditunjuk oleh pihak ketiga itu. Atau suatu perintah nasabah kepada bank untuk mengirimkan sejumlah uang baik dalam mata uang rupiah atau luar negeri. Transfer memiliki beberapa manfaat yang sangat penting bagi nasabah antara lain sebagai salah satu bentuk pelayanan dari produk bank untuk melakukan pemindahan uang baik bank devisa maupun nondevisa, mempercepat proses pengiriman uang baik dalam negeri maupun luar negeri dalam waktu yang singkat, dan mempererat hubungan kerja sama dengan bank lain di dalam negeri maupun di luar negeri.26

3. Tabungan (SavingDeposit)

Dengan dikeluarkannya paket kebijaksanaan pemerintah dalam hal ini oleh Bank Indonesia dalam SE BI No. 22/63/KEP/DIR tanggal 1 Desember 1989 perihal Penyelenggaraan Tabungan, di mana pada intinya mencabut surat keputusan Direksi BI sebelumnya tentang penyelenggaraan Tabungan Pembangunan Nasional/ TABANAS dan Tabungan Asuransi Berjangka/ TASKA. Mengacu pada ketentuan di atas, bermunculanlah berbagai bentuk produk tabungan dari berbagai bank seperti : tahapan, kesra, simaskot, simpedes, jumbo, primadana, bunghari, tom aspac, di jempol, kencana, danamas, prestis, anda berhadiah, dan sebagainya. Sehubungan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut, perlu dikemukakan penjelasan dan ketentuan pelaksanaan sebagai berikut. Dalam surat keputusan tersebut antara lain

26


(3)

ditetapkan sebagai berikut tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.27

4. Simpanan (Deposito)

Secara garis besar deposito itu dapat dibagi ke dalam tiga jenis sebagai berikut yaitu deposito berjangka (time deposit atau fixed deposit), deposit harian (deposit on

call), dan sertifikat deposito. Deposito ini termasuk ke dalam golongan dana mahal

dan boleh dikatakan merupakan dana yang paling mahal karena bunga yang harus dibayar bank kepada para deposan relatif tinggi dibandingkan dengan produk-produk lainnya seperti rekening giro dan tabungan. Walaupun demikian ternyata bank paling menyukai dana deposito tersebut dan umumnya dalam bank sumber dana ini menduduki persentase yang paling tinggi jika dibandingkan dengan sumber dana lain. Hal ini terjadi karena dana tersebut memiliki mobilitas yang makin kecil sehingga bank lebih muda memperkirakan kebutuhan likuiditasnya. Deposan tidak mencairkannya sebelum deposito itu jatuh tempo dan dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk memperoleh pendapatan.28

5. Bilyet Giro

Bilyet giro (BG) demikian singkatan atas warkat bilyet giro adalah suatu surat perintah pemindahbukuan (overbooking) dari rekening tertarik kepada rekening tertarik kepada rekening penarik yang ada di suatu bank maupun antarbank yang berbeda. Dalam bilyet giro harus tercantum: nama bilyet giro dan nomor seri, nama dan tempat bank tertarik, nama pihak yang menerima dana pemindahbukuan tersebut,


(4)

jumlah dana yang dipindahbukukan, tanda tangan penarik, tempat dan tanggal penarikan, tanggal efektif berlakunya pemindahbukuan, dan nama bank pihak penerima pemindahbukuan.29

6. Bank Garansi

Bank garansi (guarantee bank) adalah jaminan tanpa syarat dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank (garantor) yang mengakibatkan kewajiban bank untuk membayar kepada penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh bank cidera janji atau wanprestasi atau dapat dikatakan bahwa bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya.30

7. Inkaso

Suatu kuasa untuk melakukan penagihan, untuk dan atas risiko yang meminta melakukan penagihan (perintah menagih) dengan menggunakan jasa pihak ketiga agar membantu menagih dengan meneruskan perintah menagih itu kepada pihak yang harus membayar (drawee) tagihan yang bersangkutan. Atau inkaso sering juga diartikan suatu pemberian kuasa kepada bank untuk melakukan penagihan kepada bank terkait di tempat lain (dalam atau luar negeri) atas surat berharga dalam (rupiah atau valas), seperti cek, bank draft, giro, surat aksep, money order, dan lain sebagainya.31

29

Ibid; hal. 88 30

Ibid; hal. 89 31


(5)

8. Cek Perjalanan (Traveller’s Cheque)

Traveller’s cheque atau cek perjalanan adalah jenis surat berharga yang dikenal dan dipergunakan oleh masyarakat internasional sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah seperti uang kertas tunai, dan kepemilikannya tidak dapat dipindahtanganan kepada pihak lain. Cek perjalanan ini memiliki banyak manfaat seperti antara lain : memberikan kemudahan dan keamanan bagi yang membawa cek perjalanan dari kerugian, dapat dicairkan di seluruh dunia jika pembawa cek perjalanan tersebut datang di suatu bank devisa, dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.32

9. Kredit Dokumenter (Documentary Letter Of Credit)

1. Sebuah instrument yang dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu nasabah, yang menguasakan seseorang atau sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau salah satu bank korespondennya bagi kepentingannya, berdasarkan kondisi, persyaratan yang tercantum pada instrumen tersebut (An introduction to Internasional Banking

Services, Marine Midland Bank, 1983).

2. Dalam arti sempit adalah jaminan pembayaran oleh bank secara bersyarat. Dalam arti luas adalah jaminan tertulis dari sebuah bank kepada seller (beneficiary) atas permintaan buyer ( applicant) untuk melakukan pembayaran, yaitu membayar, mengaksep, atau menegosiasikan wesel sampai dengan sejumlah uang tertentu yang


(6)

telah ditetapkan sebelumnya atas dokumen-dokumen yang disyaratkan dalam suatu jangka waktu tertentu (ICC, Guide to Documentary Credit,1979).33

10. Kartu Kredit

Dalam perkembangan abad modern ini, masyarakat akan lebih mengharapkan adanya kemudahan dalam melakukan segala macam transaksi. Bank sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, juga harus meningkatkan produk pelayanan jasanya. Salah satu produk yang harus ada pada setiap bank adalah kartu kredit.

Pada mulanya, kartu kredit diberikan kepada nasabah pemegang rekening Giro. Akan tetapi, dengan ketatnya persaingan antarbank, maka bank berupaya memberikan pelayanan jasa yang tidak terbatas pada kalangan pengusaha, akan tetapi juga ditawarkan kepada pihak yang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh bank. Saat ini, kartu kredit dapat ditawarkan kepada semua orang dengan persyaratan tertentu sesuai dengan kebijakan bank masing-masing. Kartu kredit tersebut diberikan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi pembelian. Fee atas kartu kredit tersebut diperoleh dari annual fee dan bunga atas transaksi pembelian yang telah melebihi jangka waktu penagihan. Berbagai contoh kartu antara lain, Master Card, Visa Card, Citibank Visa, dan Dinner Club. Masing-masing kartu kredit memiliki keunggulan Masing-masing-Masing-masing, namun pada dasarnya fungsi kartu kredit sama.34

33

Ibid; hal. 101 34

Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta : PT. Salemba Empat,2011, hal. 240-273.


Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 51 120

Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah (Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta

0 6 103

KARTU KREDIT DAN NASABAH ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank dan Pemegang Kartu Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 3 19

SKRIPSI Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 3 12

PENDAHULUAN Kartu Kredit Dan Nasabah ( Studi Tentang Hubungan Hukum Antara Bank Dan Pemegang Kartu Kredit Di Kantor Cabang Utama Bank Bca Surakarta ).

0 4 16

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 2

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 9

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 9

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 1

Pertanggungjawaban Nasabah Terhadap Bank Dalam Pembayaran Kartu Kredit yang Over Limit (Studi di Bank Danamon Cabang Sutomo Medan)

0 0 15