Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penduduk dan perekonomian dunia mendorong terjadinya
urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota. Hampir di setiap kota besar di pelosok
dunia berdiri gedung-gedung tinggi yang menjulang ke langit. Semua ini akibat
keterbatasan lahan untuk pemukiman, perkantoran dan pusat kegiatan ekonomi.
Bangunan gedung bertingkat merupakan sarana yang vital sebagai tempat
melakukan segala aktivitas baik untuk sebagai kantor, pusat perbelanjaan dan
sebagainya. Oleh karena itu gedung bertingkat yang ada saat ini pun dibuat
semakin modern dengan
pesatnya

laju

berbagai fasilitas yang lengkap demi menunjang

pertumbuhan

pembangunan.


Namun

sayangnya

berbagai

kelengkapan fasilitas terkadang dibuat tanpa mengindahkan kesehatan dan
kenyamanan para pekerja didalamnya. Studi tentang pengukuran kualitas udara di
dalam gedung dan sarana transportasi menunjukkan bahwa konsentrasi
pencemaran didalam ruangan cenderung lebih tinggi dibandingkan diluar
ruangan. Udara didalam ruangan terdiri dari campuran yang kompleks (Chandra,
2006 ; NRC, 1991 ; Spenglesr and Sexton, 1983 ; Samet and Spengler, 1991 ).
Perkembangan dan tren desain arsitektur pada gedung bertingkat yang ada
saat ini pun secara tidak langsung juga turut berpengaruh terhadap kesehatan para
pekerjanya sendiri. Hal tersebut terkait dengan material bangunan yang
digunakan. Saat ini pembangunan gedung bertingkat sedang mengarah pada
arsitektur bangunan dengan dinding dan jendela yang terbuat dari kaca. Sehingga,

1
Universitas Sumatera Utara


2

untuk menjaga suhu ruangan tetap dingin maka digunakan Air Conditioner (AC)
yang membuat seluruh ruangan dibuat tertutup dan tidak ada sirkulasi udara.
Untuk beberapa periode keadaan tersebut cukup membuat pekerja nyaman
sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa hal tersebut berakibat pada
banyaknya sumber polusi yang justru berasal dari ruangan kerja itu sendiri.
Ruangan yang lembab dan yang tidak terkena sinar matahari dapat menjadi
tempat penyimpanan debu dan berkembangnya bakteri yang kemudian masuk
kedalam saluran pernapasan manusia sehingga menimbulkan gangguan kesehatan
(Wenang, 2009).
Udara dalam ruang atau indoor air menurut NHMRC (National Health
Medical Research Council) adalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah,
restoran, hotel, rumah sakit, perkantoran) yang ditempati sekelompok orang
dengan tingkat kesehatan yang berbeda-beda selama minimal satu jam.
Tingginya aktivitas di gedung dapat meningkatkan jumlah polutan dalam
ruangan. Kenyataan ini menyebabkan risiko terpaparnya polutan dalam ruangan
terhadap manusia semakin tinggi, hal ini didukung dengan perilaku karyawan
yang juga mempengaruhi kualitas udara dalam gedung seperti merokok atau hal

lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan. Namun, hal
ini jarang diketahui oleh masyarakat dan penggunaan AC secara berlebihan dapat
lebih meningkatkan gangguan kesehatan pegawai, bahkan dapat mengakibatkan
menurunya produktivitas kerja para pekerja.
Bangunan yang menggunakan Air Conditioner (AC) berhubungan dengan
gejala penyakit legionella dan sick building syndrome (SBS). Pertama kali

Universitas Sumatera Utara

3

penyakit legionella terjadi di Philadelpia Amerika Serikat pada tahun 1976,
dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang serta merupakan wabah pertama
yang melanda dunia. Kasus serupa juga ditemukan di Inggris antara tahun 1979
dan 1985 sebanyak 22 kasus yang dikaitkan dengan permasalahan menara
pendingin pada sistem pendingin ruangan pada hotel, rumah sakit dan
perkantoran. Kejadian kesakitan yang menimpa karyawan yang bekerja pada
tempat yang sama menunjukkan dugaan terjadinya gangguan pada udara yang
diakibatkan oleh bakteri legionella (KepMenKes RI, 2003; Media Indonesia,
1999).

Penyakit ini mewabah kemana-mana. Tahun 1999 di Eropa terhadap 63
turis. Netherlands 188 kasus (CFR 11%). Pada bulan april di Melbourne,
Australia terdapat 119 kasus dan 4 meninggal dunia (sumber infeksi menara air
pendingin). Muricia, Spanyol pada tahun 2002 dengan 750 kasus, 1 meninggal
dunia (sumber infeksi menara pendingin). Penyakit ini telah menjadi masalah
kesehatan di Jepang, Inggris, Australia dan Norwegia. Kasus legionellosis di
Indonesia pertama kali di laporkan pada tahun 1996, penderitanya adalah seorang
turis asal Australia yang menginap di salah satu hotel di Bali. Kemudian pada
tahun 1999 pada turis Inggris yang menginap di hotel mewah di Tanggerang.
Berdasarkan suatu penelitian pada tahun 2000 terhadap 107 bangunan dengan 190
menara pendingin air di Singapura ternyata 59,9 % menara pendingin air sistem
pendingin gedung positif mengandung bakteri Legionella pneumophila (Depkes
RI, 2001 ; Media Indonesia, 1999).

Universitas Sumatera Utara

4

Institut Nasional Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat
melakukan penelitian pada tahun 1997, dalam penelitian tersebut diperoleh hasil

bahwa sebanyak 52 % penyakit pernafasan yang berkaitan dengan SBS
bersumber dari kurangnya ventilasi di dalam gedung serta penyejuk udara (AC)
yang buruk. Sedangkan di Indonesia, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia/ Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (IAKMI/FKMUI) melakukan penelitian terhadap 350 karyawan dari 18 perusahaan di wilayah
DKI Jakarta selama Juli-Desember 2008. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, 50
% orang yang bekerja di dalam gedung perkantoran mengalami SBS (Guntoro,
2008).
Berdasarkan laporan dari National Notifiable Disease Surveillance System
(NNDSS) selama tahun 2000-2009 di 50 bagian wilayah Columbia, terjadi
peningkatan kasus legionellosis dari 1100 ditahun 2000 menjadi 3522 kasus di
tahun 2009 yang ditemukan di gedung perkantoran yang menggunakan sistem
menara pendingin, kasus ini diperoleh berdasarkan hasil survei dan tes
laboratorium yang di lakukan di Amerika Serikat. Pada tahun 2010 di Polandia
juga di temukan 36 kasus legionella dimana 9 kasus terdeteksi pada pemeriksaan
urin pekerja dan 3 kasus terdeteksi menyerang sistem kekebalan tubuh pekerja
yang bekerja di sistem menara pendingin hotel. Sedangkan 24 kasus lainnya
menunjukkan gejala-gejala penyakit legionellosis.
Bakteri legionella dapat menimbulkan infeksi dengan gejala klinis yang
bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang berat, mulai dari gejala flu sampai
pneumonia yang akan mengakibatkan penyakit legionellosis . Adapun timbulnya


Universitas Sumatera Utara

5

gejala-gejala berbahaya hanya dialami mereka yang memang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang rendah.
Tempat yang paling rentan mendapatkan serangan bakteri ini yakni
bangunan yang menggunakan sistem sirkulasi air pendingin dan air pemanas.
Pada umumnya di gedung-gedung perkantoran dan hotel. Habitat alami legionella
adalah air laut, sungai, lumpur dan danau. Kuman ini bertahan pada suhu antara
30 C - 63 C, tumbuh subur pada suhu antara 30 C - 45 C. Kuman legionella ini
dapat bertahan hidup pada proses chlorinasi air. Peralatan dan tempat yang
menjadi habitat dari kuman legionella adalah menara pendingin dari sistem AC
yang tidak terjaga hygene dan sanitasinya (KepMenKes RI, 2003).
Melihat fenomena diatas, peneliti ingin melakukan penelitian terhadap
gedung GUBSU, karena dari hasil survei awal yang dilakukan, kantor GUBSU
yang didesain dengan jendela tertutup, menggunakan ventilasi buatan seperti AC
akan menyebabkan adanya gangguan sirkulasi udara serta durasi pencucian AC
yang tidak memenuhi syarat menyebabkan tidak sehatnya udara dalam gedung

dan dapat menjadi gangguan bagi para pekerja. Peneliti juga ingin mengetahui
Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta
Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
bakteri legionella pada ruangan ber AC serta cooling tower AC sentral dan

Universitas Sumatera Utara

6

bagaimana karakteristik serta keluhan kesehatan pegawai yang bekerja di Kantor
Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk melihat keberadaan bakteri legionella pada ruangan ber AC dan

karakteristik serta keluhan kesehatan pegawai di Kantor Gubernur Sumatera

Utara Tahun 2014.
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui keberadaan bakteri legionella di Kantor Gubernur
Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung bakteri legionella.
3. Untuk mengetahui karakteristik pegawai yang bekerja di Kantor GUBSU.
4. Untuk mengetahui keluhan-keluhan kesehatan pegawai selama bekerja
dalam ruangan kantor.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada pemerintah setempat tentang adanya keberadaan
bakteri legionella pada ruangan ber AC dengan kualitas udara dalam
ruangan yang buruk dan dapat mempengaruhi kesehatan para pegawai di
Kantor GUBSU.
2. Sebagai masukan kepada para pegawai untuk selalu menjaga kualitas
udara di dalam ruangan yang ber AC.
3. Sebagai tambahan sumber ilmu bagi mahasiswa yang ingin lebih
mengetahui banyak tentang bakteri legionella sp.


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Kedisiplinan dengan Kinerja Pegawai pada bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

1 63 64

Analisa Kualitas Fisik Dan Mikrobiologi Udara Ruangan Ber-AC Dan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Di Gedung Walikota Medan Tahun 2015

7 33 143

Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014

5 41 105

Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 15

Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 2

Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 34

Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014

0 1 4

Keberadaan Bakteri Legionella pada Ruangan Ber AC dan Karakteristik serta Keluhan Kesehatan Pegawai di Kantor Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 18

Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Pada Kantor Gubernur Sumatera Utara

0 0 1

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Kantor Gubernur Sumatera Utara 2.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Gubernur Sumatera Utara - Hubungan Kedisiplinan dengan Kinerja Pegawai pada bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara

0 0 18