Hubungan Kedisiplinan dengan Kinerja Pegawai pada bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara
1
HUBUNGAN KEDISIPLINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA BAGIAN SEKRETARIAT STAF AHLI GUBERNURDI KANTOR
GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA
OLEH :
SABRINA DWI ANGGREINI SITOHANG 122103023
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
(3)
(4)
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat karunia dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Hubungan Kedisiplinan dengan Kinerja Pegawai pada bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara” dengan baik. Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan, bimbingan, dorongan dan pengarahan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Plt Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. IbuDr.Beby Karina FawzeeaSembiring, SE, MM selakuKetua Program Studi D-III KesekretariatanFakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
(5)
4. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi D-III KesekretariatanFakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh staf, pengajar atau dosen serta karyawan/karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Fahrizal, S.Sos, M.M, selaku pembimbing lapangan dan seluruh staf, karyawan/karyawati pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
7. Teristimewa kepada Bapak B. Sitohang, S.H dan Ibu R. F. Simanjuntak selaku kedua orang tua penulis yang penulis banggakan dan cintai yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.
8. Sahabat-sahabat sekaligus rekan-rekan penulis selama penyelesaian Tugas Akhir Vihati Sisilia Simbolon, Nora Sihombing dan Ike Wigesti, serta teman-teman DIII Kesekretariatan Grup A Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang baik selama ini.
9. Terakhir untuk semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada penulis baik di dunia maupun di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.
(6)
6
Medan, Mei 2015 Penulis,
Sabrina Dwi Anggreini Sitohang
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Manfaat Penelitian ... 5
1.5Sistematika Penelitian ... 5
1.6Sistematika Pembahasan ... 6
BAB II PROFIL INSTANSI ... 8
2.1Sejarah Kantor Gubernur Sumatera Utara ... 8
2.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Gubernur Sumateta Utara ... 8
2.1.2 TonggakSejarah ... 9
2.1.3 Visi, Misi, dan Makna Lambang Sumatera Utara ... 10
2.2Struktur Organisasi Perusahaan ... 12
2.3 Uraian Pekerjaan (Job Description) ... 16
2.4 Jaringan Kegiatan ... 21
2.5 Kinerja Kegiatan Terkini ... 22
2.6 Rencana Kegiatan ... 23
BAB III PEMBAHASAN ... 26
3.1Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.2 Landasan Teori ... 27
(8)
8
3.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 27
3.2.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 28
3.2.3 Pengertian Disiplin ... 32
3.2.4 Pentingnya Disiplin Kerja ... 34
3.2.5 Fungsi Disiplin Kerja ... 37
3.2.6 Macam-Macam Disiplin Kerja ... 38
3.2.7 Tujuan Disiplin Kerja... 39
3.2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 40
3.2.9 Pengertian Kinerja... 42
3.2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 43
3.2.11 Karakteristik Kinerja Karyawan ... 44
3.3 Hubungan Kedisiplinan dengan Kinerja Pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara ... 45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 51
A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
(9)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Sistematika Penelitian ... 6 Tabel 2.1 Struktur Organisasi pada Sekretariat Daerah di Kantor
Gubernur Provinsi Sumatera Utara ... 15
(10)
10
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara ... 11 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah di Kantor
Gubernur Provinsi Sumatera Utara ... 13 Gambar 2.3 Struktur Organisasi Staf Ahli Gubernur di Kantor
Gubernur Provinsi Sumatera Utara ... 14
(11)
1 1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia dalam suatu instansi pemerintahan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan nasional, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara yang berperan dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan terhadap Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, beribawa, berdaya guna, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa (Prijodarminto 2000).
Disiplin kerja adalah merupakan modal yang penting yang harus dimiliki oleh aparatur negara (PNS) sebab menyangkut pemberian pelayanan publik.Namun demikian fenomena yang terjadi, seringnya Pegawai Negeri Sipil melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik pelanggaran ringan, pelanggaran sedang, maupun pelanggaran berat.Kedisiplinan sangat diperlukan dalam kinerja Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud disiplin di sini adalah kepatuhan terhadap
(12)
peraturan-peraturan yang memuat suatu keharusan atau larangan dan bagi mereka yang tidak mematuhi dikenai sanksi.
Perwujudan pemerintah yang bersih dan berwibawa diawali dengan penegakan disiplin nasional di lingkungan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil.Pegawai negeri Indonesia pada umumnya masih kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai sehingga dapat menghambat kelancaran pemerintahan dan pembangunan nasional. Pegawai Negeri Sipil seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat secara keseluruhan agar masyarakat dapat percaya terhadap peran PNS.
Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut sebenarnya Pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu “Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.”Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, namun realitanya sering terjadi dalam suatu instansi pemerintah, para pegawainya melakukan pelanggaran yang menimbulkan ketidakefektifan kinerja pegawai yang bersangkutan (Indrawan:2008).
(13)
Dalam hal ini, untuk meningkatkan kinerja pegawai, pegawai diharapkan menanamkan rasa disiplin kerja yang tinggi. Seseorang yang berhasil atau berprestasi biasanya adalah mereka yang memiliki disiplin tinggi. Seseorang yang sehat dan kuat biasanya mempunyai disiplin yang baik, dalam arti ia mempunyai keteraturan di dalam menjaga dirinya. Ciri utama dari disiplin adalah adanya keteraturan dan ketertiban(Prijodarminto 2000).
Kantor Gubernur Sumatera Utara merupakan instansi pemerintahan yang beroperasi untuk kepentingan masyarakat dan membangun provinsi Sumatera Utara menjadi lebih baik. Dalam usaha pencapaian tersebut diperlukan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, mesin dan modal. Perkembangan teknologi yang cukup pesat menyebabkan pola berpikir manusia pun mengalami perubahan. Hal ini tentu dipengaruhi oleh keadaan, situasi dan dimana tempat itu berada. Kondisi perubahan perilaku ini didasari oleh ilmu pengetahuan dan pengalaman oleh setiap individu. Individu atau manusia merupakan salah satu faktor produksi, suatu instansi pemerintah dikatakan efektif jika setiap individu yang berada di dalamnya mempunyai kinerja baik dalam melaksanakan tugasnya.
Sekretariat Staf Ahli Gubernur merupakan salah satu instansi yang berada pada Kantor Gubernur Sumatera Utara. Pegawai pada instansi ini disebut sebagai pendamping staf ahli gubernur yang tugasnya adalah
(14)
mendampingi dan mengurus seluruh keperluan pimpinan mereka yaitu Staf Ahli Gubernur dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Berbagai usaha perlu dilakukan instansi agar seluruh pegawai dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Pentingnya kerja instansi secara keseluruhan sangat tergantung kepada kinerja masing-masing pegawai secara perorangan. Idealnya adalah masing-masing pegawai mampu melaksanakan apa yang menjadi tugasnya dengan benar, sehingga semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan, dan terciptalah pelayanan yang berkualitas.
Meskipun banyak faktor yang turut berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pegawai, namun salah satu yang diduga memberi pengaruh cukup besar adalah disiplin pegawai. Mengingat pentingnya kedisiplinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka penulis memilih judul, “Hubungan Kedisiplinan Dengan Kinerja Pegawai Pada Bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur Di Kantor Gubernur Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu: Bagaimanakah hubungan kedisiplinan dengan kinerja pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Sumatera Utara?
(15)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kedisiplinan dengan kinerja pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Organisasi:
Untuk memberikan masukan serta menyampaikan saran yang mungkin bermanfaat bagi Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara khususnya pada bagian Staf Ahli Gubernur, mengenai masalah yang di hadapi dibidang kedisiplinan.
2. Bagi Penulis:
Dapat menambah wawasan penulis tentang kedisiplinan sehingga memperkaya wawasan ilmiah.
3. Bagi Pihak Lain:
Sebagai referensi bagi pihak lain yang beminat terhadap judul yang penulis teliti.
1.5 Sistematika Penelitian
Penelitian ini dilakukan padaSekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara Jl. P. Diponegoro No. 30,
(16)
Medan. Untuk lebih jelasnya, sistematika kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Sistematika Penelitian
No Kegiatan Minggu Ke
1 2 3
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data 3 Penulisan Laporan
Sumber: Penulis (2015)
1.6 Sistematika Pembahasan
Tugas Akhir ini dibagi atas 4 (empat) bab dan setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab antara lain:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini, dijelaskan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II: PROFIL INSTANSI
Pada bab ini menginformasikan mengenai profil Kantor Gubernur Sumatera Utara. Sejarah ringkas Kantor Gubernur Sumatera Utara, struktur organisasi Staf Ahli Gubernur, job description (uraian pekerjaan), jaringan kegiatan, kinerja usaha terkini yang telah dicapai instansi dan rencana kegiatan instansi untuk tahun berikutnya.
(17)
BAB III: PEMBAHASAN
Dalam bab ini, dijelaskan tentang Manfaat kedisiplinan dalam meningkatkan kinerja pegawai di Sekretariat Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini, dijelaskan tentang kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan di bagian Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara, dan saran bagi bagian Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara, serta Daftar Pustaka yang mencantumkan semua referensi yang digunakan.
(18)
8
BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Kantor Gubernur Sumatera Utara
2.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Gubernur Sumatera Utara
Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra
dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan.
Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah (KND), Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tiga sub provinsi yaitu: Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.
(19)
Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22/PEM/PDRI pada tanggal 17 Mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali Provinsi Sumatera Utara.
Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonom Provinsi Aceh, sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh.
2.1.2 Tonggak Sejarah
1854 Gouvernement van Sumatra, ibukotanya di Medan
1948 Berdiri Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan
1949 Dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur
1950 Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur digabungkan kembali sebagai Provinsi Sumatera Utara 1956 Berdiri Provinsi Aceh, dengan wilayahnya sebahagian dari
(20)
2.1.3 Visi, Misi, dan Makna Lambang Provinsi Sumatera Utara Visi Provinsi Sumatera Utara
“Menjadi provinsi yang berdaya saing menuju Sumatera Utara sejahtera”
Misi Provinsi Sumatera Utara
a. Membangun sumber daya manusia yang memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, religius dan berkompetensi tinggi.
b. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur daerah untuk menunjang kegiatan ekonomi melalui kerjasama antar daerah, swasta, regional dan internasional.
c. Meningkatkan kualitas standar hidup layak, kesetaraan dan keadilan serta mengurangi ketimpangan antar wilayah.
d. Membangun dan mengembangkan ekonomi daerah melalui pengolaan sumber daya alam lestari berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
e. Reformasi birokrasi berkelanjutan guna mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih (good governance dan clean governance).
(21)
Makna Lambang
Setiap provinsi tentunya memiliki suatu identitas ataupun ciri khas tertentu. Lambang merupakan cermin bagi suatu provinsi sehingga membedakan dengan provinsi lainnya.
Sumber : www.sumutprov.go.id (2015) Gambar 2.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara
a. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya, melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan imperialisme/kolonialisme, feodalisme, dan komunisme.
b. Batang bersudut lima, perisai dan rantai, melambangkan kesatuan masyarakat di dalam membela dan mempertahankan Pancasila.
c. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi dan tulisan "Sumatera Utara", melambangkan
(22)
daerah yang indah, permai, masyhur dengan kekayaan alamnya yang melimpah-limpah.
d. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir padi, menggambarkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan di mana ketiga-tiganya ini berikut tongkat di bawah kepalan tangan, melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta kedamaian dan pembela keadilan.
e. Bukit Barisan yang berpuncak lima, melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan dan kegotong-royongan yang dinamis.
B. Struktur Organisasi Kantor Gubernur Sumatera Utara
Setiap organisasi atau perusahaan ataupun instansi pasti mempunyai cita - cita yang berorientasi pada tujuannya. Hal ini tertuang dalam struktur organisasi Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara, dimana dengan adanya struktur organisasi tersebut dapat tercipta pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas antara suatu bagian dengan bagian lainnya. Dengan demikian, setiap anggota dapat mengetahui kedudukan, tugas, dan tanggung jawabnya serta batas wewenang masing-masing dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan ataupun
(23)
instansi. Adapun Struktur Organisasi pada Sekertariat Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 berikut ini.
STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DI KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA
Sumber: Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara (2015)
Gambar 2.2Struktur Organisasi Sekretariat Daerah di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara
GUBSU
WAGUBSU
SEKDA
ASSISTEN SEKRETARIAT DEWAN
DAN SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI
GUBERNUR SUMATERA UTARA
(24)
STRUKTUR ORGANISASI STAF AHLI GUBERNUR DI
KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA
Sumber: Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara (2015)
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara
STAF AHLI GUBSU Bidang Kesehatan dan Pendidikan STAF AHLI GUBSU Bidang Hukum dan Pemerintahan STAF AHLI GUBSU Bidang Ekonomi, SDA dan Keuangan
STAF AHLI GUBSU Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan STAF AHLI GUBSU Bidang Pertanahan dan Aset STAF AHLI GUBERNUR
SUMATERA UTARA
Sekretariat Staf Ahli Gubsu (Pendamping Staf Ahli
(25)
Tabel 2.1 Struktur Organisasi pada Sekretariat Daerah di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara Bid. Ekonomi, SDA dan
Keuangan Ir. Riadil Akhir Lubis, M.Si. Bid. Hukum dan Pemerintahan Ferlin H. Nainggolan
Bid. Kesehatan dan Pendidikan Ir. H. Aspan Sofian, M.M. Bid. Pemberdayaan Masyarakat
dan Penanggulangan Kemiskinan
Dr. H. Asren Nasution, M.A.
Bid. Pertanahan dan Asset Drs. Robertson
Pendamping Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara Bid. Ekonomi, SDA dan
Keuangan
Fachrizal, S.Sos, MM Khadijah, SE
Bid. Hukum dan Pemerintahan
Muhammad Fahmi, SH Rusianto, SE
Bid. Kesehatan dan Pendidikan Elkadi, SKM, M.Kes Bid. Pemberdayaan Masyarakat
dan Penanggulangan Kemiskinan
Aidil Syukri Afri Utami Bid. Pertanahan dan Asset Poniran, S.Sos
(26)
C. Uraian Pekerjaan (Job Description)
Berikut ini peneliti akan menguraikan tugas dan tanggung jawab, serta wewenang bagian-bagian penting dalam struktur organisasi pada bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Tugas dan Fungsi Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum dan Pemerintahan
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2), Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum dan Pemerintahan menyelenggarakan fungsi :
a. Melakukan pengamatan terhadap administrasi hukum dan administrasi pemerintahan di daerah;
b. Melakukan analisis, pengkajian, observasi, dan telaahan di bidang penegakkan hukum, administrasi pemerintahan, otonomi daerah, kerjasama, pembinaan disiplin aparatur, kependudukan, perbatasan, dan lain-lain sesuai bidang tugas dan fungsinya;
c. Menyusun dan menyiapkan telaahan dan masukan/saran, pendapat serta rekomendasi kepada Gubernur sesuai bidang tugas dan fungsinya; d. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Daerah;
e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait sesuai tugas dan fungsinya;
f. Melakukan rapat-rapat internal sesuai bidang tugas dan fungsinya; g. Melakukan dan membina administrasi internal;
(27)
h. Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk Gubernur, berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; dan
i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Tugas dan Fungsi Staf Ahli Gubernur Bidang Pendidikan dan Kesehatan
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2), Staf Ahli Gubernur Bidang Pendidikan dan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. Melakukan pengamatan terhadap pengembangan pendidikan dan kesehatan di daerah;
b. Melakukan analisis, pengkajian, observasi, dan telaahan di bidang pelayanan dasar pendidikan, sarana prasarana, kurikulum, tenaga kependidikan dan kesehatan, penyakit menular, para medis di daerah, dan lain-lain sesuai bidang tugas dan fungsinya;
c. Menyusun dan menyiapkan telaahan dan masukan/saran, pendapat serta rekomendasi kepada Gubernur berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; d. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Daerah;
e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait sesuai tugas dan fungsinya;
f. Melakukan rapat-rapat internal sesuai bidang tugas dan fungsinya; g. Melakukan dan membina administrasi internal;
(28)
h. Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk Gubernur, berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; dan
i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Tugas dan Fungsi Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Keuangan
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2), Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Keuanganmenyelenggarakan fungsi :
a. Melakukan pengamatan terhadap pengembangan perekonomian, Sumber Daya Alam, dan administrasi keuangan di daerah;
b. Melakukan analisis, pengkajian, observasi, dan telaahan di bidang pengembangan perekonomian, perkoperasian, perbankan, dan Sumber Daya Alam, pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, pariwisata, kelautan serta sistem adiministrasi keuangan di daerah, dan lain-lain sesuai bidang tugas dan fungsinya;
c. Menyusun dan menyiapkan telaahan dan masukan/saran, pendapat serta rekomendasi kepada Gubernur berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; d. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Daerah;
e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait sesuai tugas dan fungsinya;
(29)
g. Melakukan dan membina administrasi internal;
h. Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk Gubernur, berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; dan
i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Tugas dan Fungsi Staf Ahli Gubernur Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2), Staf Ahli Gubernur Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinanmenyelenggarakan fungsi :
a. Melakukan pengamatan terhadap keadaan dan peningkatan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di daerah; b. Melakukan analisis, pengkajian, observasi, dan telaahan di bidang
peningkatan pengembangan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, pengangguran, masyarakat daerah pesisir di daerah, dan lain-lain sesuai bidang tugas dan fungsinya;
c. Menyusun dan menyiapkan telaahan dan masukan/saran, pendapat serta rekomendasi kepada Gubernur berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; d. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Daerah sesuai tugas dan
fungsinya;
e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait sesuai tugas dan fungsinya;
(30)
f. Melakukan rapat-rapat internal sesuai bidang tugas dan fungsinya; g. Melakukan dan membina administrasi internal;
h. Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk Gubernur berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; dan
i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Tugas dan Fungsi Staf Ahli Gubernur Bidang Pertanahan dan Aset Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2), Staf Ahli Gubernur Bidang Pertanhan dan Asetmenyelenggarakan fungsi :
a. Melakukan pengamatan terhadap hak atas pertanahan, dan aset di daerah;
b. Melakukan analisis, pengkajian, observasi, dan telaahan terhadap keadaan pertanahan, peruntukan tanah, tata ruang dan pemanfaatan dan pengamanan aset di daerah, dan lain-lain sesuai bidang tugas dan fungsinya;
c. Menyusun dan menyiapkan telaahan dan masukan/saran, pendapat serta rekomendasi kepada Gubernur berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; d. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Daerah sesuai tugas dan
fungsinya;
e. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait sesuai tugas dan fungsinya;
(31)
f. Melakukan rapat-rapat internal sesuai bidang tugas dan fungsinya; g. Melakukan dan membina administrasi internal;
h. Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk Gubernur, berdasarkan bidang tugas dan fungsinya; dan
i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Tugas dan Fungsi Pendamping Staf Ahli Gubernur
Mendampingi dan mengurus seluruh keperluan Staf Ahli Gubernur dalam menjalankan tugas-tugasnya.
D. Jaringan Kegiatan
Kantor Gubernur adalah sebuah instansi pemerintahan yang bertugas menata, mengembangkan suatu daerah atau provinsi. Selain itu, berfungsi untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan serta melayani masyarakat dalam berbagai bidang yang menyangkut permasalahan warga daerah Sumatera Utara. Penulis melakukanpenelitian secara khusus pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur. Adapun jenis kegiatan para pegawai Sekretariat Staf Ahli Gubernur yaitu :
a. Menerima surat-surat yang masuk ke bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur Kantor Gubernur Sumatera Utara.
b. Mendistribusikan surat masuk ke Staf Ahli Gubernur.
(32)
d. Mencatat disposisi ke buku Agenda.
e. Mempersiapkan rapat yang akan dilakukan Staf Ahli Gubernur.
f. Mempersiapkan segala kebutuhan yang dibutuhkan Staf Ahli Gubernur dalam melakukan perjalanan dinas.
g. Melayani pertanyaan masyarakat yang berhubungan dengan surat masuk.
h. Menerima kritik dan saran dari berbagai pihak dalam pelaksanaan kerja yang berguna bagi penyempurnaan pengabdian terhadap masyarakat.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara telah melayani masyarakat sejak tahun 1960. Berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh Staf Ahli Gubernur dalam hal perjalanan dinas, maka dapat dibuat perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, pengawasan, dan pengambilan keputusan terhadap pekerjaan tersebut. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
(33)
F. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara dalam melakukan perjalanan dinas dapat dilihat pada uraian berikut.
1. Merencanakan Perjalanan
Dalam melakukan perjalanan dinas, sangat dibutuhkan rencana yang sangat mapan agar perjalanan dapat berlangsung secara efektif yaitu sesuai dengan tujuan dan efisien yaitu tidak terjadi pemborosan biaya maupun waktu saat melakukan perjalanan. Dalam merencanakan perjalanan dinas, sekretaris terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dan maksud diadakan perjalanan dinas. Kemudian sekretaris harus merencanakan jadwal kegiatan yang akan dilakukan, dokumen perjalanan yang dibutuhkan, akomodasi selama perjalanan, dan mencari segala informasi yang dibutuhkan demi kelancaran perjalanan dinas yang akan dilakukan.
2. Mempersiapkan Daftar Perjalanan
Sekretaris bertanggungjawab terhadap penyusunan jadwal kegiatan pimpinan pada saat perjalanan dinas. Oleh karena itu, sekretaris harus mengetahui tujuan dan rencana perjalanan dinas pimpinan. Sekretaris dapat membantu pimpinan dalam mempersiapkan daftar perjalanan yang akan dilakukan. Untuk dapat menyusun daftar perjalanan pimpinan, sekretaris memerlukan timetable (daftar waktu perjalanan) dari setiap alat transportasi, apakah pesawat terbang, kapal laut maupun
(34)
kereta api.Timetable adalah buku yang berisikan rute-rute perjalanan waktu keberangkatan (departure) dan waktu tiba ditempat tujuan (arrival), jenis pesawat terbang atau kapal.
3. Mempersiapkan Dokumen Perjalanan
Sekretaris perlu mempersiapkan dan memeriksa dokumen-dokumen perjalanan yang diperlukan pimpinan yang akan pergi ke luar negeri. Ada bermacam-macam dokumen yang perlu dibawa jika mengunjungi negara asing, yaitu paspor, exit permit, surat keterangan fiskal, sertifikat kesehatan, visa, tiket pesawat terbang, dan voucher.
4. Mempersiapkan Transpotasi
Sekretaris perlu mengetahui jenis transportasi yang diinginkan pimpinan apakah transportasi darat, laut, atau udara. Biasanya untuk perjalanan dekat pimpinan akan lebih suka memakai transportasi darat, mobil atau kereta api. Sedangkan untuk perjalanan ke luar negeri, pada umumnya pimpinan akan lebih menyukai transportasi udara. Ada bermacam-macam transportasi yang harus diketahui oleh seorang sekretaris, yaitu kereta api, bus, ataupun mobil (taksi).
5. Mempersiapkan Akomodasi
Pada umumnya perjalanan dinas pimpinan memerlukan reservasi hotel atau motel. Oleh karena itu, sekretaris perlu mengetahui hotel atau motel seperti apa yang diinginkan pimpinan. Biasanya pimpinan lebih menyukai hotel yang letaknya dekat dengan lokasi tempat pertemuan akan diadakan, dan tentu saja harus daerah yang aman dan
(35)
nyaman. Namun tidak tertutup kemungkinan pimpinan akan lebih memilih hotel yang sudah biasa ditempatinya walaupun agak jauh dari lokasi acara.
(36)
26
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis meneliti pada bagian Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara Jl. P. Diponegoro No. 30, Medan.
Berdasarkan Surat Permohonan Magang sebagai surat izin untuk melakukan penelitian, penulis melakukan penelitian mulai tanggal 16 Februari 2015 sampai dengan 27 Maret 2015. Adapun peraturan kerja di Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara saat penulis melaksanakan penelitian yaitu :
a. Hari kerja dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. b. Pemakaian Finger Print sebagai Absensi elektronik yaitu:
1. Hari Senin sampai dengan Kamis, Pagi Pukul 07.00 sampai Pukul 07.45 WIB dan Sore Pukul 16.00 sampai dengan 17.30 WIB
2. Hari Jumat, Pagi Pukul 07.00 sampai Pukul 07.45 WIB dan Sore Pukul 15.30 sampai Pukul 17.30 WIB
c. Pelaksanaan apel ditetapkan:
1. Hari Senin sampai dengan Kamis, Pagi Pukul 07.30 WIB dan Sore Pukul 16.10 WIB
2. Hari Jumat, Pagi Pukul 07.30 WIB dan Sore Pukul 15.40 WIB
(37)
d. Jam istirahat dimulai pukul 12.00 WIB sampai Pukul 13.00 WIB.
e. Menggunakan pakaian kerja yang rapi dan sopan.
f. Menjaga nama baik perusahaan dan integritas dalam bekerja.
3.2 Landasan Teori
3.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk mempelajari bagaimana mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak. MSDM adalah suatu bidang manajemen yang mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi atau perusahaan. Fokus yang dipelajari dalam MSDM adalah masalah yang terkait dengan tenaga kerja manusia. MSDM adalah suatu pendekatan dalam mengelola masalah-masalah manusia
(
http://www.slideshare.net/pearlbunda/tinjauan-pelaksanaan-disiplin-kerja-pegawai-di -kecamatan-astanaanyar-bandung diakses pada tanggal
13April 2015 pukul 16:43).
Ada beberapa definisi manajemen sumber daya manusia yaitu: Menurut Hasibuan (2012 :10) berpendapat bahwa : “ MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif membantu terwujudnya perusahaan, karyawan, dan masyarakat.”
(38)
Menurut Handoko (2001:4)menjelaskan : “ Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan individu maupun organisasi ”.
Dari definisi di atas dapat dilihat pentingnya peranan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3.2.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan (2012 :21-22-23)
1. Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.
Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
(39)
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
(40)
5. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
6. Pengembangan
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan
(41)
hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplian adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.
(42)
3.2.3 Pengertian Disiplin
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Dalam meningkatkan mutu dan keterampilan pegawai serta memupuk kegairahan kerja pegawai maka pimpinan harus dapat meningkatkan kedisiplinan. Keteladanan seorang pemimpin sangat berperan dalam meningkatkan kedisiplian karena pemimpin dijadikan panutan oleh para bawahannya
(
http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23).
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara (2000: 24)
disebutkan bahwa yang dimaksud denga
“Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”
Menurut Siagian (2005:305) sebagai berikut: “Disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan”
Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002: 314) sebagai berikut “Disiplin adalah merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan perusahaan”.
(43)
Dari pendapat di atas, dikatakan bahwa disiplin terbentuk dari adanya kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati semua aturan dan norma yang telah ditetapkan. Hal ini berarti bahwa kedisiplinan terbentuk bukan dari suatu keterpaksaan tetapi harus dari kesadaran seseorang pelaksanaannya disiplin tidak hanya karena adanya hukuman bagi sipelanggar, namun terbentuk dari adanya rasa tanggung jawab yang dimiliki orang tersebut. Dengan terbentuknya rasa disiplin dalam diri setiap orang, maka hal tersebut dapat meningkatkan gairah kerja dan tujuan organisasi maupun individu akan terlaksana dengan baik
(https://risnawatiririn.wordpress.com/2011/02/17/konsep-disiplin-kerja/
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07).
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut
(http://bkd.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/4dia
kses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:11) :
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.
2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.
3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.
(44)
3.2.4 Pentingnya Disiplin Kerja
Pentingnya disiplin kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan berguna untuk karyawan agar mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga memotivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan untuk menghasilkan kinerja yang baik.
(http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73
/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23)
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas – tugas yang di berikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
(
http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23)
Menurut Saydam (2005:291)faktor-faktor tersebut antara lain: a. Besar kecilnya pemberian kompensasi;
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan; c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan; d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan;
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan;
(45)
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam mencapai tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
(
http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23)
Sanksi diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian sanksi harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian sanksi akan tercapai.Peraturan tanpadibarengi pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya bukanmenjadi alat pendidikan bagi karyawan.
(
http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23)
Sanksi-sanksi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Pasal 6 telah dijelaskan secara rinci tingkat hukuman dari yang yang paling ringan, sedang, hingga yang paling berat. Dikutip Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 Pasal 7 secara lengkap sebagai berikut:
1. Tingkat Hukuman disiplin terdiri dari : a. hukuman disiplin ringan ;
(46)
b. hukuman disiplin sedang; dan c. hukuman disiplin berat.
2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari : a. tegoran lisan;
b. tegoran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis. 3. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari :
a. penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun;
b. penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun; dan
c. penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1(satu) tahun.
4. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :
a. penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun;
b. pembebasan dari jabatan;
c. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai Negeri Sipil; dan
d. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Dalam menetapkan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan pada pegawai yang melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan seksama
(47)
sehingga disiplin yang akan diberikan setimpal dengan tindakan yang dilakukan agar sanksi disiplin tersebut dapat diterima. Untuk pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin sebelumnya pada saat melakukan pelanggaran disiplin yang pernah dilakukannya, perlu diberikan sanksi yang lebih berat dari sanksi disiplin terakhir yang pernah diberikan kepadanya. Akan tetapi semuanya harus berpedoman inisial pada kebijakan yang berlaku
(
http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23).
Jadi kesimpulannya kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan.
3.2.5 Fungsi Disiplin Kerja
Menurut pendapat Handoko (2001 : 208) Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan
(https://risnawatiririn.wordpress.com/2011/02/17/konsep-disiplin-kerja/
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07).
Pendapat tersebut dipertegas oleh pernyataan Tu’u (2004 : 38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin, antara lain :
(48)
1. Menata kehidupan bersama 2. Membangun kepribadian 3. Melatih kepribadian 4. Pemaksanaan 5. Hukuman
6. Menciptakan lingkungan kondusif
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya menjadi lebih baik dan lancar (
https://risnawatiririn.wordpress.com/2011/02/17/konsep-disiplin-kerja/ diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07).
Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai.Lingkungan yang memiliki disiplin yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib, dan tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik
(https://risnawatiririn.wordpress.com/2011/02/17/konsep-disiplin-kerja/
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07).
3.2.6 Macam-Macam Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara (2004:129) ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif, dan disiplin korektif.
1. Disiplin Preventif, adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi peraturan kerja, aturan-aturanyang telah
(49)
digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.
2. Disiplin Korektif, adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam penyatuan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korelatif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. Keith Davis berpendapat bahwa disiplin korelatif memerlukan perhatian proses yang seharusnya, yang berarti bahwa prosedur harus menunjukan pegawai yang bersangkutan benar-benar terlibat. Keperluan proses yang seharusnya itu dimaksudkan adalah pertama, suatu prasangka yang tidak bersalah sampai pembuktian pegawai berperan dalam pelanggaran. Kedua, hak untuk didengar dalam beberapa kasus terwakilkan oleh pegawai lain. Ketiga, disiplin itu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan keterlibatan pelanggaran.
3.2.7 Tujuan Disiplin Kerja
Tujuan disiplin kerja menurut Sutrisno (2009:126) mengemukakan bahwa tujuan disiplin kerja adalah sebagai berikut :
(50)
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan untuk melaksanakan pekerjaan
3. Besarnya rasa tanggung jawab pada karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan.
Berdasarkan tujuan disiplin kerja maka disiplin kerja pegawai harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan organisasi pegawai yang baik, sulit bagi organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan/organisasi untuk mencapai tujuannya.
3.2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Menurut Davis dalam Mangkunegara (2004:129), ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu:
1. Jam Kerja
Jam kerja adalah jam datang karyawan ke tempat kerja maupun pulang kerja yang telah ditetapkan oleh perusahan.
2. Izin Karyawan
Izin bagi karyawan adalah karyawan yang meninggalkan pekerjaannya pada jam kerja atau jam kantor, baik untuk kepentingan perusahaan ataupun kepentingan pribadi dengan
(51)
terlebih dahulu ada izin dari atasan begitu juga bagi karyawan yang megambil cuti.
3. Absensi Karyawan
Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan di tempat kerja yang diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para karyawan di tempat kerja.
Adapun menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagimana telah dimuat di dalam Bab II Pasal (2) UU No.43 Tahun 1999, ada beberapa keharusan yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, serta melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.
2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Menggunakan dan memelihara barang-barang dinas dengan sebaik-baiknya.
4. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan atasannya.
Untuk mengetahui perilaku para bawahan baik yang negatif maupun positif akan lebih dipermudah apabila ada instrumen-instrumen kendali yang dalam istilah pengawasan sering disebut sebagai sarana
(52)
Waskat (Sarwaskat) yang akan diuraikan lebih lanjut dibawah ini (Prijodarminto 2000:52) :
1. Buku biru. 2. Daftar hadir.
3. Daftar hadir pada acara kedinasan tertentu. 4. Laporan kegiatan.
5. D P3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan). 6. Ruang kerja, ruang rapat, halaman kantor dan toilet.
3.2.9 Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktor-mempengaruhi-kinerja.html diakses pada tanggal 20 April 2015
pukul 19:22).
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71).Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas
(53)
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunegara, 2002:22).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).
3.2.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Prawirosentono (2000:27) adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien.
2. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut
(54)
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.
3. Disiplin
Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
4. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
3.2.11 Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:68):
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. 3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.
(55)
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
3.3 Hubungan Kedisiplinan dengan Kinerja Pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara Kantor Gubernur adalah sebuah instansi pemerintahan yang bertugas menata, mengembangkan suatu daerah atau provinsi. Selain itu, berfungsi untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan serta melayani masyarakat dalam berbagai bidang yang menyangkut permasalahan warga daerah Sumatera Utara. Penulis melakukan penelitian secara khusus pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Dalam mencapai fungsi tersebut, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara yang berperan dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Dalam hal ini, untuk meningkatkan kinerja, PNS diharapkan menanamkan rasa disiplin kerja yang tinggi.
Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut sebenarnya Pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu “Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.”
(56)
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.
Jam kerja merupakan waktu yang telah ditentukan oleh suatu instansi untuk melakukan pekerjaan. Adapun peraturan jam-jam kerja pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara yaitu:
a. Hari kerja dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. b. Pemakaian Finger Print sebagai Absensi elektronik yaitu:
1. Hari Senin sampai dengan Kamis
Pagi Pukul 07.00 sampai Pukul 07.45 WIB dan Sore Pukul 16.00 sampai Pukul 17.30 WIB
2. Hari Jumat
Pagi Pukul 07.00 sampai Pukul 07.45 WIB dan Sore Pukul 15.30 sampai Pukul 17.30 WIB
c. Pelaksanaan apel ditetapkan:
1. Hari Senin sampai dengan Kamis
Pagi Pukul 07.30 WIB dan Sore Pukul 16.10 WIB 2. Hari Jumat
Pagi Pukul 07.30 WIB dan Sore Pukul 15.40 WIB d. Jam istirahat dimulai Pukul 12.00 WIB sampai Pukul
(57)
Dalam hal ini, beberapa pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur telah mematuhi peraturan jam kerja yang telah ditentukan pada instansi tersebut. Tapi pada bagian Sekretariat Staf Ahli absen tidak selamanya menentukan mereka tidak bekerja, sebab terkadang PNS yang ada pada instansi ini bekerja mendampingi atasan mereka yakni para Staf Ahli dalam melakukan perjalanan dinas yang dibuktikan dengan adanya Surat Perintah Tugas (SPT) dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) yang ditanda tangani oleh atasan mereka.
2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.
Staf Ahli Gubernur merupakan atasan bagi pegawai yang bekerja pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur. Dengan kata lain, pegawai yang bekerja pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur merupakan pendamping dari Staf Ahli Gubernur. Berdasarkan tugas dan fungsi pendamping Staf Ahli Gubernur yang telah ditetapkan, pendamping tersebut telah bekerja sesuai dengan instruksi dari atasan mereka dan beberapa dari mereka juga telah mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku.
3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
Kondisi pribadi PNS dapat memberikan kesan terhadap masyarakat akan sosok seorang PNS. Dimana kondisi pribadi ini
(58)
dapat tercermin melalui penampilan cara berpakaian seorang PNS, sehingga setiap PNS diharapkan dapat berpakaian sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
PNS yang bekerja pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur berpakaian yang baik serta menggunakan tanda pengenal sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.
Perlengkapan kantor merupakan sarana penting untuk menghasilkan pekerjaan kantor, tanpa ada perlengkapan kantor tidak mungkin kantor menghasilkan sesuatu, karena pegawai kantor bekerja untuk mengolah bahan dengan sarana dan dengan peralatan kantor yang ada. Oleh karena itu, diperlukan pemeliharaan terhadap peralatan kantor tersebut.
PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur menggunakan perlengkapan kantor secara efektif dan efisien serta memelihara perlengkapan kantor tersebut dengan baik.
Dengan adanya tolak ukur kedisiplinan PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur diatas dapat digunakan untuk menilai kinerja PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Pengertian kinerja itu sendiri adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan oleh suatu instansi.
(59)
Kinerja PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur dapat dilihat dari kepatuhan mereka terhadap peraturan-peraturan yang berlaku pada Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara. PNS yang memiliki kinerja yang baik akan mendapatkan penghargaan sebagai pegawai teladan pada Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Syarat yang ditentukan untuk menjadi pegawai teladan pada Kantor Gubernur Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai pengetahuan dan pemahaman dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, menaati peraturan, dapat bekerja sama, jujur, rapi dan mampu melaksanakan tugas tanpa menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Tidak pernah dijatuhi sanksi hukuman disiplin baik tingkat ringan, sedang maupun berat berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010.
c. Melakukan uji publik berupa mengumumkan secara terbuka selama 1 (satu) bulan di unit kerja masing-masing 3 (tiga) orang PNS/Staf yang akan diusulkan sebagai PNS/Staf Teladan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa kedisiplinan PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur sangat mempengaruhi kinerja mereka. Apabila PNS yang memiliki disiplin kerja yang tinggi maka dapat meningkatkan kinerja mereka, sehingga mereka dapat menjadi pegawai teladan. Sebaliknya, PNS yang memiliki disiplin kerja yang rendah tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien yang dapat membuat kinerja
(60)
mereka menurun, sehingga mereka tidak dapat menjadi pegawai teladan bahkan bisa mendapatkan sanksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jadi, kedisiplinan memiliki hubungan positif terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
(61)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penelitian yang dilakukan pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Kedisiplinan pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara telah berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pegawai yang telah mematuhi peraturan-peraturan yang ada pada instansi tersebut. Jadi, kedisiplinan memiliki hubungan positif terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
2. Kinerja pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada pada instansi tersebut.
4.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan kepada pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya pimpinan pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara lebih meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan
(62)
melakukan pengawasan yang ketat agar pegawai lebih disiplin mematuhi peraturan yang ada pada instansi.
2. Sebaiknya pimpinan pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara terus memberikan apresiasi kepada kinerja pegawai sehingga pegawai akan berusaha semaksimal mungkin dalam meningkatkan kinerjanya.
(63)
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.
Hartatik, Indah Puji SE. MM. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM, Cetakan Pertama. Laksana, Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi Revisi, Cetakan Keenam Belas. PT Bumi Aksara, Jakarta.
http://bkd.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/4
diakses pada tanggal 30 April 2015 pukul 15:11
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktor-mempengaruhi-kinerja.html diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul
19:22
http://www.slideshare.net/pearlbunda/tinjauan-pelaksanaan-disiplin-kerja-pegawai-di-kecamatan-astanaanyar-bandung diakses pada tanggal 13
April 2015 pukul 16:43
http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23
https://risnawatiririn.wordpress.com/2011/02/17/konsep-disiplin-kerja/ diakses
pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07
Indrawan, M. Herry P.S.Sos, SH. 2008. Tesis. Program Magister Ilmu Hukum. Universitas Diponegoro, Semarang.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PTRemaja Rosdakarya, Bandung.
(64)
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2002.Human Resource Management,Edisi 10. Terjemahan Diana Angelica. Salemba Empat, Jakarta.
Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Penerbit LepKhair.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri.
Prawirosentono, Suryadi. 2000. Kebijakan Kinerja Karyawan. BPFE, Yogyakarta. Prijodarminto, Soegeng S.H. 2000. Disiplin Kiat Menuju Sukses. PT Pradnya
Paramita, Jakarta.
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Saydam, Gouzali. 2005.Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid Pertama. PT Gunung Agung, Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Abad 21. Bumi Aksara, Jakarta.
Surachmad, Wirjo. 2000. Wawasan Kerja Aparatur Negara. BP-7 Pusat, Jakarta. Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana, Jakarta.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Grasindo, Jakarta.
(1)
Kinerja PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur dapat dilihat dari
kepatuhan mereka terhadap peraturan-peraturan yang berlaku pada Kantor
Gubernur Provinsi Sumatera Utara. PNS yang memiliki kinerja yang baik
akan mendapatkan penghargaan sebagai pegawai teladan pada Kantor
Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Syarat yang ditentukan untuk menjadi pegawai teladan pada
Kantor Gubernur Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai pengetahuan dan pemahaman dalam melaksanakan
tugas, tanggung jawab, menaati peraturan, dapat bekerja sama,
jujur, rapi dan mampu melaksanakan tugas tanpa menyimpang dari
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Tidak pernah dijatuhi sanksi hukuman disiplin baik tingkat ringan,
sedang maupun berat berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah
No. 53 Tahun 2010.
c. Melakukan uji publik berupa mengumumkan secara terbuka selama
1 (satu) bulan di unit kerja masing-masing 3 (tiga) orang PNS/Staf
yang akan diusulkan sebagai PNS/Staf Teladan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa kedisiplinan PNS
pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur sangat mempengaruhi kinerja mereka.
Apabila PNS yang memiliki disiplin kerja yang tinggi maka dapat
meningkatkan kinerja mereka, sehingga mereka dapat menjadi pegawai
teladan. Sebaliknya, PNS yang memiliki disiplin kerja yang rendah tidak
(2)
mereka menurun, sehingga mereka tidak dapat menjadi pegawai teladan
bahkan bisa mendapatkan sanksi yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Jadi, kedisiplinan memiliki hubungan positif terhadap kinerja
(3)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penelitian yang
dilakukan pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara
adalah sebagai berikut:
1. Kedisiplinan pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi
Sumatera Utara telah berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa pegawai yang telah mematuhi
peraturan-peraturan yang ada pada instansi tersebut. Jadi, kedisiplinan
memiliki hubungan positif terhadap kinerja pegawai pada
Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
2. Kinerja pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi
Sumatera Utara dapat dilihat dari kedisiplinan pegawai dalam
mematuhi peraturan-peraturan yang ada pada instansi tersebut.
4.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan kepada pegawai pada
Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai
berikut:
1. Sebaiknya pimpinan pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi
Sumatera Utara lebih meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan
(4)
melakukan pengawasan yang ketat agar pegawai lebih disiplin
mematuhi peraturan yang ada pada instansi.
2. Sebaiknya pimpinan pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi
Sumatera Utara terus memberikan apresiasi kepada kinerja
pegawai sehingga pegawai akan berusaha semaksimal mungkin
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.
Hartatik, Indah Puji SE. MM. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM, Cetakan Pertama. Laksana, Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi Revisi, Cetakan Keenam Belas. PT Bumi Aksara, Jakarta.
http://bkd.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/4 diakses pada tanggal 30 April 2015 pukul 15:11
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktor-mempengaruhi-kinerja.html diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19:22
http://www.slideshare.net/pearlbunda/tinjauan-pelaksanaan-disiplin-kerja-pegawai-di-kecamatan-astanaanyar-bandung diakses pada tanggal 13 April 2015 pukul 16:43
http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23
https://risnawatiririn.wordpress.com/2011/02/17/konsep-disiplin-kerja/ diakses
pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07
Indrawan, M. Herry P.S.Sos, SH. 2008. Tesis. Program Magister Ilmu Hukum. Universitas Diponegoro, Semarang.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia
(6)
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2002.Human Resource Management,Edisi 10. Terjemahan Diana Angelica. Salemba Empat, Jakarta.
Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Penerbit LepKhair.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri. Prawirosentono, Suryadi. 2000. Kebijakan Kinerja Karyawan. BPFE, Yogyakarta.
Prijodarminto, Soegeng S.H. 2000. Disiplin Kiat Menuju Sukses. PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk
Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan.
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Saydam, Gouzali. 2005.Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid Pertama. PT Gunung Agung, Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Abad 21. Bumi Aksara, Jakarta.
Surachmad, Wirjo. 2000. Wawasan Kerja Aparatur Negara. BP-7 Pusat, Jakarta.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana, Jakarta.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Grasindo, Jakarta.