Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Entisol
Entisol merupakan tanah – tanah yang cenderung menjadi tanah asal yang
baru. Entisol, tanah – tanah dengan regolit dalam atau bumi tidak dengan horizon,
kecuali mungkin lapis bajak. (Foth, 1998). Tanah Entisol baru tingkat permulaan
dalam perkembangan tanah. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon
ochrik, albik, atau histik (Ent – Recent = baru). Tanah ini dulu disebut tanah
Aluvial atau Regosol (Hardjowigeno, 1987).
Tanah yang berkembang pada alluvium dari tanah asal yang baru dan
mempunyai perkembangan profil sangat lemah, umumnya adalah Fluvent. Pada
beberapa dari mereka, perubahan warna horizon A ke C sukar dilihat atau tidak
nyata. Biasanya dicirikan oleh stratifikasi. Tekstur dihubungkan dengan laju
dimana air mengendapkan alluvium. Untuk alasan ini, mereka cenderung
bertekstur kasar di dekat arus air dan bertekstur halus di dekat tepi – tepi luar dari
dataran bajir (Foth, 1998).
Tanah entisol sebagai tanah yang memenuhi syarat bila regim suhu adalah
mesi, isomesik atau lebih panas dan pada waktu kering ditemukan retakan –
retakan sampai selebar 1 cm pada kedalaman 50 cm tapi pada kadar liat 70% nitrogen dalam urine (Hartatik dan Widowati, 2011).
Selama ini masih jarang penggunakan urine sapi sebagai pupuk padahal
urine sapi memiliki prospek yang bagus untuk diolah menjadi pupuk cair karena
mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman secara lengkap

seperti N, P, K, Ca, Mg yang terikat dalam bentuk senyawa organik. Urine sapi
yang paling baik untuk diolah menjadi pupuk cair adalah urine sapi murni segar
(kurang dari 24 jam) yang belum bercampur dengan cemaran lain yang ada dalam
kandang (Sudiro, 2011).
Beberapa keunggulan urine sapi diantaranya mempunyai kandungan unsur
hara yang lengkap diantaranya N, P, K, Ca, Fe, Mn, Zn, dan Zu. Pemberian urine
sapi dapat memberikan pengaruh pada pertumbuhan akar tanaman. Menurut
Lingga dan Marsono (2008), dari segi kadar haranya, pupuk kandang cair dari
urine sapi memiliki kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan

Universitas Sumatera Utara

kotoran padatannya. Kandungan zat hara pada urine sapi, nitrogen 1,00%, fosfor
0,50%, kalium 1,50%, dan air sebanyak 95%. Selain itu banyak penelitian yang
melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat
digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA. Karena baunya yang
khas urine ternak juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman
sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari
serangan (Sudiro, 2011).
Pada proses fermentasi urine terdapat kelebihan jika dibandingkan dengan

urine yang tidak difermentasi, yaitu meningkatkan kandungan hara yang terdapat
pada urine tersebut yang dapat menyuburkan tanaman. Selain itu, bau urine yang
telah difermentasi menjadi kurang menyengat jika dibandingkan dengan bau urine
yang belum difermentasi (Sudiro, 2011).
Kompos Tandan kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Kompos adalah pupuk organik yang bahan dasarnya dari pelapukan bahan
tanaman atau limbah organik. Banyak sekali bahan dasar yang bisa digunakan
seperti jerami, sekam, rumput – rumputan, sampah kota , atau limbah pabrik.
Pembuatan kompos akan lebih terasa manfaatnya untuk daerah pertanian yang
jauh dari peternakan karena selain bermanfaat juga bernilai ekonomi
(Musnamar, 2003).
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak
lembap, gembur , dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Produsen
kompos yang baik akan mencantumkan besarnya kandungan unsur hara pada
kemasan. Meskipun demikian , dosis pemakaian pupuk organik tidak seketat pada
pupuk buatan karena kelebihan dosis pupuk organik tidak akan merusak tanaman.

Universitas Sumatera Utara

Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk

memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara
(Novizan, 2005).
Mutu dari suatu kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan
karbon dan nitrogen (C/N ratio). Jika C/N tinggi berarti bahan kompos belum
terurai secara sempurna. Seperti diketahui bahwa nisbah C/N dari tanah-tanah
pertanian adalah sekitar 10 – 12. Maka kualitas kompos dianggap baik
dipergunakan sebagai pupuk jika memiliki nisbah C/N tanah yaitu 12 – 15
(Riyaldi, 2000).
TKKS memiliki beberapa keunggulan memperkaya unsur hara yang ada di
dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. TKKS
merupakan bahan organik yang mengandung unsur N, P, K dan Mg. Salah satu
potensi TKKS yang cukup besar adalah sebagai bahan pembenah tanah dan
sumber hara bagi tanaman. Potensi ini didasarkan pada materi TKKS yang
merupakan bahan organik dengan kandungan hara yang cukup tinggi. Secara fisik
tandan kosong kelapa sawit terdiri dari berbagai macam serat dengan komposisi
antara lain sellulosa sekitar 45,95%; hemisellulosa sekitar 16,49% dan lignin
sekitar 22.84%. Tandan kosong sawit mengandung 42,8 % C, 2,90 % K2O, 0,80
% N, 0,22 % P2O5, 0,30 % MgO dan unsur - unsur mikro antara lain 10 ppm B, 23
ppm Cu dan 51 ppm Zn (Yunindanova, 2009).
Dalam proses pembuatan kompos pupuk organik ini memerlukan waktu

yang sangat lama karena sifat kimia dan fisika tersebut yang berkaitan dengan
tingginya kandungan lignoselulosa, hemiselulosa dan lignin masing-masing
sebesar 45,95%, 22,84%, dan 16,45% dasar kering. Penambahan bahan organik

Universitas Sumatera Utara

berupa kompos tandan kosong kelapa sawit kedalam tanah rata-rata kandungan
C-organik tanah meningkat sekitar 28 -54 % (Anas, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor yang Memengaruhi Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

1 50 142

Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

0 2 73

Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

0 0 12

Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

0 0 2

Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

0 0 3

Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai Chapter III V

0 0 24

Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

0 0 3

Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Entisol dan Produksi Bawang Merah di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai

0 0 14

Analisis Komparatif Pendapatan Peternak Domba Secara Intensif dan Semi Intensif di Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 9

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN UBI JALAR DI ENTISOL NGRANGKAH PAWON, KEDIRI

0 0 8