Pengaruh Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Penghambatan Proliferasi Sel Fibroblas Keloid Manusia

PENGARUH EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA
(Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP PENGHAMBATAN
PROLIFERASI SEL FIBROBLAS KELOID MANUSIA
ABSTRAK
Latar belakang: Keloid saat ini tidak hanya merupakan masalah bagi penderitanya tetapi
juga merupakan masalah bagi dokter karena hingga saat ini belum ada kesepakatan
mengenai pemilihan terapi yang tepat dan optimal dalam penanggulangannya, serta
terdapat kecenderungan kekambuhan yang tinggi setelah pengobatan. Selain tindakan
pembedahan dan bahan kimia sebagai bahan pilihan pengobatan yang potensial, bahanbahan herbal diharapkan dapat sebagai modalitas terapi yang dapat digunakan.
Tanaman rosela (Hibiscus safdariffa L) mempunyai berbagai macam khasiat diantaranya
sebagai antioksidan, anti kanker, anti hipertensi, dan anti hiperlipedemia. Atas dasar
tersebut ingin diteliti apakah tanaman rosela dapat berkhasiat sebagai pengobatan
keloid.
Tujuan penelitian:. 1) Membuktikan apakah ekstrak kelopak bunga rosela dapat
menghambat proliferasi sel fibroblas keloid manusia dengan meningkatkan apoptosis,
dan menurunkan kadar Transforming Growth Factor-β1 (TGF-β1) pada kultur sel
fibroblas keloid manusia. 2) Membuktikan apakah ekstrak kelopak bunga rosela tidak
menimbulkan efek sitotoksik.
Metode penelitian: Eksploratif laboratorium dilakukan dengan menetapkan standardisasi
simplisia, mengekstraksi kelopak bunga rosela, dan uji fitokimia. Eksperimen
laboratorium dilakukan dengan uji penghambatan pertumbuhan sel fibroblas keloid

dengan cara mendeteksi apoptosis dan mengukur kadar TGF-β1 secara in vitro.
Pengukuran apoptosis dilakukan dengan metode Tunel assay sedangkan pengukuran
kadar TGF-β1 dilakukan dengan Enzyme linked immunosorbent assay. Eksperimen
laboratorium melakukan uji sitotoksisitas terhadap sel fibroblas kulit normal manusia
secara in vitro dilakukan dengan spektrofotometer yang menggunakan Dimethyltiazol
diphenyil tetrazolium. Analisis data dilakukan secara deskriptif, regresi linear, dan anova
satu arah.
Hasil: Hasil pemeriksaan terhadap karakteristik simplisia kelopak bunga rosela didapat
bahwa kadar air < 10 % (4,66%), sedangkan monografi simplisia kelopak bunga rosela
belum terdapat dalam Materia Medika Indonesia. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa
ekstrak kelopak bunga rosela mengandung senyawa aktif golongan tanin, flavonoid,
steroid/triterpenoid dan glikosida. Hasil uji apoptosis dengan Tunel assay pada kultur sel
fibroblas keloid manusia menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak kelopak
bunga rosela pada kultur sel fibroblas keloid manusia dapat meningkatkan apoptosis.
Penambahan konsentrasi ekstrak kelopak bunga rosela yang secara berturut-turut
adalah 1,96µg/ml, 3,91µg/ml, 7,81µg/ml, 15,63µg/ml, 31,25µg/ml, 62,50µg/ml, 125µg/ml,
250µg/ml, 500µg/ml dan 1000µg/ml dapat meningkatkan apoptosis sebesar 13,22 %,
17,66%, 20,43%, 21,85%, 26,17%, 28,65%, 40,68%, 43,49%, 58,32% dan 71,69%. Uji
regresi linear menunjukkan adanya hubungan antara penambahan konsentrasi ekstrak
kelopak bunga rosela dan peningkatan apoptosis fibroblas keloid manusia

(y=20,277+0,060, p