Strategi Peningkatan Retribusi Pasar Dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam bidang pemerintahan, banyak permasalahan dan urusan yang
harus diselesaikan berkaitan dengan semakin berkembang pesatnya
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.Pembangunan ini meliputi segala bidang aspek kehidupan, yang di
mana pada hakekatnya menciptakan suatu masyarakat yang adil dan
makmur bagi bangsa Indonesia, yang diwujudkan melalui peningkatan
pertumbuhan ekonomi melalui upaya nyata dalam bentuk perbaikan
pendapatan dan peningkatan daya beli masyarakat.
Pembangunan Nasional mempunyai tujuan untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur melalui peningkatan taraf
hidup masyarakat, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan
tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat
yaitu sesuai dengan asas keadilan sosial. Pemerintah daerah sebagai
fasilitator pembangunan di daerah sudah selayaknya berusaha menghimpun
dana dari masyarakat melalui pajak dan retribusi dengan cara yang bijaksana

sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan, khususnya pembangunan di daerah.
Retribusi merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi
pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang No.34 tahun 2000 tentang

Universitas Sumatera Utara

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Salah satu cara untuk meningkatkan
PAD adalah dengan meningkatkan pendapatan dari retribusi yang dalam hal
ini adalah semua retribusi yang dapat dipungut dari pasar, yaitu retribusi
pasar. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, maka pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan kepada
masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah
daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi.
Dalam Undang – Undang No 32 Tahun 2004 pada dasarnya
pemerintah daerah di Indonesia, memperoleh 5 sumber pendapatan atau
keuangan yang dimungkinkan oleh perundang-undangan, yaitu:
1. Sumber pendapatan Asli Daerah, yang diperoleh dari
berbagai sumber perpajakan daerah dan juga pungutan dari
retribusi

2. Penerimaan dari opsen atau bagi hasil pajak
3. Sumber penerimaan daerah yang berupa subsidi dari
pemerintah pusat
4. Sumber penerimaan dari perusahaan daerah
5. Sumber pinjaman dari pinjaman daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan
daerah yang berasal dari beberapa hasil penerimaan daerah dan salah
satunya diperoleh dari penerimaan retribusi daerah.Pendapatan Asli Daerah
(PAD) terbesar didapatkan dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah.
Dimana bahwa pajak daerah adalah pemungutan pemerintah daerah dimana

Universitas Sumatera Utara

pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terhadap orang
atau badan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku guna
pembiayaan rumah tangga daerahnya
Salah

satu


masalah

yang

dihadapi

oleh

sebagian

daerah

Kabupaten/Kota di Indonesia saat ini adalah terletak pada upaya
peningkatan PendapatanAsli Daerah (PAD). Kenyataan yang ada dapat
dilihat dari rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sejumlah daerah
pada masa lalu, akhirnya mengkondisikan daerah untuk tidak berdaya dan
selalu bergantung pada bantuan pembiayaan atau subsidi dana dari
Pemerintah Pusat .Selain masalah persoalan kewenangan yang terbatas
dalam memobilisasi sumber dana pajak dan retribusi, juga terdapat masalah
yang bersifat teknis yuridis dalam hal pemungutan pajak dan retibusi

daerah.
Dari
mendukung

penerimaan
sumber

sektor

pembiayaan

retribusi

daerah

diharapkan

dapat

daerah


dalam

menyelenggarakan

pembangunan daerah, sehingga akan meningkatkan dan memeratakan
perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Upaya
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dilakukan salah satunya
dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana yang terbatas serta
meningkatkan efektifitas pemungutan yaitu dengan mengoptimalkan potensi
yang ada, serta terus diupayakan menggali sumber-sumber pendapatan baru
yang potensinya memungkinkan, sehingga dapat dipungut pajak atau
retribusinya sesuai dengan ketentuan yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Perubahan status pengelolaan pasar dari Dinas Pasar menjadi
Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya, merupakan salah satu bentuk upaya
untuk mengoptimalkan kinerja perpasaran. Penentuan target pasar sangat
bergantung terhadap realisasi pertahun yang dapat tercapai. Namun target

yang ditentukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota
Pematangsiantar belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1.1 Realisasi Pendapatan, Biaya Operasional dan SurplusDefisit Dinas Pasar dibanding PD. Pasar Horas Jaya
Pematangsiantar
Kegiatan

Dinas Pasar (Rp Milyar)

PD Pasar
(Rp Milyar)

PAD /

2012

2013

2014


2015

2015

2016

1,3

1,3

1,6

2,2

2,5

4,5

4,6


4,8

5,2

6,9

6,5

6,6

(3,3)

(3,5)

(3,6)

(4,7)

(4,0)


(2,1)

Pendapatan PD
Biaya
Operasional
Surplus-Defisit

Sumber : PD. Pasar Horas Jaya Pematangsiantar 2015
Dari tabel di atas tampak bahwa dari Dinas Pasar hingga berubah
menjadi PD Pasar mengalami sedikit penaikan pendapatan dari tahun ke
tahun. Akan tetapi biaya operasional jauh lebih besar nilainya dan

Universitas Sumatera Utara

cenderung naik setiap tahunnya. Hal inilah yang menyebabkan defisit yang
terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Apabila pemungutan retribusi pasar dapat terpenuhi, maka sumber
pendapatan dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pada akhirnya dapat untuk
meningkatkan kemakmuran masyarakat Pematangsiantar.Dari berbagai

macam retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar,
retribusi pasar salah satu retribusi yang potensial, karena mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan daerah
dibandingkan. Dengan meningkatnya kehidupan perekonomian Kota
Pematangsiantar, maka akan memberikan pengaruh pada tingkat konsumsi
masyarakat Pematangsiantar. Perkembangan kehidupan perekonomian yang
akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat harus didukung adanya
fasilitas bagi masyarakat untuk mengadakan kegiatan ekonomi.
Dengan adanya pasar, maka akan tercipta siklus perputaran uang
bagi peningkatan kehidupan perekonomian masyarakat Pematangsiantar.
Peningkatan perekonomian tersebut secara tidak langsung berdampak bagi
Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk senantiasa mengembangkan pasarpasar yang dikelola oleh pemerintah yang juga digunakan sebagai potensi
penerimaan daerah. Oleh karena itu, semakin baik pengelolaan terhadap
pasar-pasar yang dikelola, maka akan berdampak pada pengembangan
penerimaan retribusi pasar. Usaha pengembangan penerimaan retribusi
pasar pada tiap tahunnya mengalami kendala dan hambatan. Kendala dan

Universitas Sumatera Utara

hambatan tersebut di antaranya menyangkut perilaku wajib retribusi, para

wajib retribusi pasar seringkali melakukan penunggakan pembayaran
retribusi dengan berbagai alasan. Dari penunggakan inilah kemudian
penerimaan yang didapatkan tidak bisa optimal.
Permasalahan itulah yang kemudian mengakibatkan penunggakan
pembayaran retribusi pasar yang akan berimbas pada menurunnya total
penerimaan retribusi pasar. Oleh karena itu, maka Perusahaan Daerah Pasar
Horas Jaya harus benar-benar fokus pada strategi-strategi yang akan diambil
dan dilaksanakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul
“ Strategi Peningkatan Retribusi Pasar Dalam Menunjang Pendapatan
Asli DaerahPada Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota
Pematangsiantar.’’

1.2

Fokus Penelitian
Dalam penelitian kualitatif perlu dibuat batasan masalah yang berisi
fokus atau pokok permasalahan yang di teliti. Hal ini bertujuan untuk
memperjelas dan mempertajam pembahasan. Penelitian ini difokuskan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan Strategi Peningkatan Retribusi
Pasar Dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah Pada Perusahaan Daerah
Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara

1.3

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis
menentukan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana Strategi Peningkatan Retribusi Pasar Dalam Menunjang
Pendapatan Asli Daerah Pada Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya
Kota Pematangsiantar.’’

1.4

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1.

Untuk mengetahui strategi peningkatan retribusi pasar dalam
menunjang Pendapatan Asli Daerah kota Pematangsiantar.

2.

Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam peningkatanretribusi pasar dalam menunjang Pendapatan Asli
Daerah kota Pematangsiantar

3.

Untuk mengetahui bagaimana kontribusi retribusi pasar dalam
menunjang Pendapatan Asli Daerah kota Pematangsiantar.

1.5

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tentang

strategi peningkatan retribusi pasar

dalam menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Pematangsiantar,
sesungguhnya dapat memberikan berbagai manfaat antara lain :

Universitas Sumatera Utara

1.

Manfaat Teoritis

Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan
kemampuan

berpikir

melalui

penulisan

karya

ilmiah

dan

memberikan informasi dalam membuat suatu kebijakan yang tepat
dengan menerapkan teori-teori yang telah diperoleh oleh penulis
selama perkuliahan di Departeman Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2.

Manfaat Praktis
Bagi Pemerintah Kota Pematangsiantar penelitian ini menjadi
informasi kepada aparat yang bertugas dan berwenang untuk
digunakan sebagai acuan dalam merumuskan strategi peningkatan
retribusi pasar kota Pematangsiantar agar dapat memenuhi target
yang ditetapkan.

1.6

Kerangka teori
Singarimbun

(1997:

37)

menyebutkan

bahwa

teori

adalah

serangkaian asumsi, konsep, defenisi, dan proposisi untuk mengembangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antara konsep. Teori ini menjadi landasan agar penelitian mempunyai dasar
yang kokoh. Adapun yang menjadi kerangka teori dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1.6.1

Strategi

1.6.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Sondang P. Siagian (2004:16)bahwa strategi berarti
serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Sedangkan menurut David (2009, p18) strategi adalah sarana
bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai.
Selanjutnya menurut Jauch dan Glueck (dalam Jatmiko,
2004:5)

mendefinisikan strategi adalah rencana yang disatukan,

menyeluruh, terpadu, yang mengaitkan keunggulan organisasi
dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan
bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan
yang tepat oleh organisasi
Menurut Mintzberg (2007), konsep pengertian strategi
sekurang-kurangnya mencakup lima arti yang saling terkait, dimana
strategi adalah suatu:
1. Perencanaan

untuk

semakin

memperjelas

arah

yang

ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan
tujuan-tujuan jangka panjangnya.
2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun
inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh
organisasi.

Universitas Sumatera Utara

3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan
aktivitasnya.
4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi
antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas
bagi aktivitasnya.
5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi
untuk mengelabui para pesaing.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum
strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak
yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai.

1.6.1.2 Ciri-Ciri Strategi
Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang mengacu
kepada arah perjalanan sebuah organisasi di masa yang akan datang.
Dan kemudian sebuah strategi yang telah dirumuskan akan
mengalami perubahan

lingkungan serta strategi

yang telah

dirumuskan tidak lagi sesuai dengan lingkungan yang ada.
Menurut Kuncoro(2005:12)beberapa ciri strategi yang utama
adalah :
1. Goal Directed Actions yaitu organisasi dan bagaimana
mengimplementasikannya.

Universitas Sumatera Utara

2. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan
kapabilitas)
3. Memperhatikan peluang dan tantangan

Sedangkan menurut Pardede (2011:57-58) beberapa ciri-ciri
strategi yaitu sebagai berikut :
1. Mempengaruhi setiap tingkatan manajemen.
Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi
setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen
tertinggi hingga manajemen terendah dari organisasi. Namun
pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi tanggung jawab
seorang manajemen tertinggi.
2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang
Pembuatan putusan – putusan strategi dapat dibuat dalam
waktu yang lebih singkat namun sebuah keputusan yang dibuat
dalam waktu singkat tersebut akan berpengaruh terhadap
jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi.
3. Berwawasan masa depan
Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan
kegiatan dimasa yang akan datang oleh karenanya putusan
strategi didasari oleh sebuah analisis yang menyangkut masa
yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan
kelemahan dari organisasi.

Universitas Sumatera Utara

4. Mempengaruhi seluruh bagian organisasi
Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain. Maka ketika
putusan – putusan strategi mempengaruhi satu bidang maka
secara otomatis akan mempengaruhi bidang yang lain.
Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa
besar tingkat keterikatan dan ketergantungan satu bidang
dengan bidang lainnya.
5. Berwawasan terbuka
Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja
selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar
organisasi. Oleh karenanya keputusan strategi itu harus
berwawasan

terbuka

karena

dapat

mempengaruhi

dan

dipengaruhi oleh lingkungan diluar organisasi.
6. Memberikan kerangka pengambilan putusan pada manajemen
tingkat yang lebih rendah.
Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggung
jawab dalam berjalannya organisasi. Namun tidak jarang terjadi
dalam pengambilan keputusan dalam kegiatannya oleh karena
itu putusan strategi menjadi sebuah landasan kerangka berpikir
dari manajer tingkat yang lebih rendah untuk mengambil
sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer
tertinggi dan arah tujuan organisasi.

Universitas Sumatera Utara

7. Membutuhkan sumber daya
Sebuah keputusan strategi kan memerlukan penambahan
sumber daya yang relevan untuk mendukung dan menjalankan
strategi tersebut.

1.6.1.3 Perumusan Strategi
Tedjo Tripomo & Udan mengemukakan bahwa tahapan
manajemen strategi diawali dengan perumusan strategi. Perumusan
strategi adalah proses memilih pola tindakan utama (strategi) untuk
mewujudkan visi dan misi organisasi. Kenyataannya perumusan
strategi dapat dimulai dari mana saja, bias dimulai dari kondisi
lingkungan internal (Strength, Weakness) dan kondisi lingkungan
eksternal (Opportunity, Threat) atau bahkan strategi itu sendiri.
Namun yang terpenting pilihan strategi akhirnya harus saling sesuai
dengan Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman yang ada dan
tujuan yang ingin dicapai.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.6.1.3 Perumusan Strategi

Tujuan,
Visi, Misi

Kesesuaian
(strategi)

Kondisi
Internal
(SW)

Kondisi
Eksternal
(OT)

Strategi dan Kesesuaian
Sumber : Tedjo Tripomo & Udan. 2005. Manajemen Strategi.
Bandung : Rekayasa Sains.
Penjelasan gambar :
Perumusan strategi dapat dimulai darimana saja, bisa
dimulai dari SW, OT atau bahkan dari strategi itu sendiri. Namun
yang terpenting seperti yang dilihat pada gambar di atas, pilihan
strategi akhirnya harus saling sesuaidengan Peluang-Ancaman
yang ada. Kekuatan-Kelemahan yang dimiliki dan Tujuan yang
ingin dicapai.
J. David Hunger & Thomas L. Wheelen mengemukakan
bahwa perumusan strategi juga sering kali di tunjukkan sebagai
perencanaan strategi atau jangka panjang. Proses perumusan
strategi berurusan denagn pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan perusahaan. Agar ini tercapai pembuat strategi harus

Universitas Sumatera Utara

menganalisis

faktor-faktor

strategis

perusahaan

(kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancamani) pada situasi sekarang.
Berikut penjelasan mengenai misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
menurut J. David Hunger & Thomas L. Wheelen :
a.

Misi
Tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Pernyataan
misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan
mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan
dengan perusahaan lain.

b.

Tujuan
Hasil akhir aktivitas perencanaan.

c.

Strategi perusahaan
Rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana
perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi
akan

memaksimalkan

keunggulan

kompetitif

dan

meminimalkan keterbatasan bersaing.
d.

Kebijakan
Aliran dari strategi, kebijakan menyediakan pedoman luas
untuk

pengambilan

keputusan

organisasi

secara

keseluruhan.
1.6.1.4 Manfaat Strategi
Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja
memiliki manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut

Universitas Sumatera Utara

tentang bagaimana organisasi dapat berjalan, dapat berkembang
menunjukkan pertumbuhan ke arah yang positif, mampu bertahan
bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor organisasi yang unggul
dibandingkan organisasi lainnya.
Oleh karena itu, Dirgantoro (2001) memberikan beberapa manfaat
dari strategi untuk memperjelas pernyataan diatas seperti dibawah ini:
1. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi
danmenentukan jalan mana yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan.
2. Untuk

meningkatkan

keuntungan

organisasi

walaupun

kenaikankeuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan
menerapkan strategi.
3. Membantu

mengidentifikasi,

memprioritaskan

dan

mengeksploitasipeluang.
4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem.
5. Menggambarkan freamework untuk meningkatkan koordinasi
dan kontrolterhadap efektivitas.
6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan.
7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan
yangditetapkan.
8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif.
9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.

Universitas Sumatera Utara

1.6.1.5 Tingkatan Strategi
Menurut

(Salusu,

2006:101)

ada

empat

tingkat

strategi

dikeseluruhannya disebut dengan master strategi antara lain:
1. Enterprise strategy
Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat setiap
organisasi

mempunyai

hubungan

dengan

masyarakat.

Masyarakat adalah kelompok yang berda diluar organisasi
yang tidak dapat dikontrol.
2. Corporate strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering
disebut grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti
oleh organisasi.
3. Business strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana pasaran
ditengah masyarakat bagaimana menetapkan organisasi
ditengah para pengusaha (pemerintah), para pengusaha, para
legeslatif, para politisi dan sebagainya.
4.

Fungtional strategy
Strategi

merupakan

strategi

pendukung

dan

untuk

menunjang suksesnya strategi lain, ada tiga jenis strategi
fungsional, antara lain:
a. Starategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsifungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai

Universitas Sumatera Utara

satu kesatuan ekonomi yang sehat antara lain yang
berkaitan dengan keuangan, memasaran, sumber daya,
penelitian dan pengembangan.
b. Strategi fungsional manajemen yaitu mencakup fingsifungsi

manajemen

implementing,

yaitu:

controling,

planning,

organizing,

staffing,

motivating,

comunicating, decision making, representing, dan
intregrating.
c. Strategi

isu

stratejik,

fungsi

utamanya

adalah

mengontrol lingkungan, baik lingkungan yang sudah
diketahui maupun situasi yang belum diketahui maupun
situasi yang berubah.

1.6.2

Fungsi-Fungsi Manajemen
Untuk lebih jelasnya fungsi manajemen yang dikemukakan
George R. Terry bukunya yang berjudul “Principlis of Management”,
yang merumuskan fungsi-fungsi manajemen yang disingkat POAC
yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

1.6.2.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha
merumuskan program yang didalamnya memuat segala sesuatu
yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijaksanaan, arah

Universitas Sumatera Utara

yang akan ditempuh, prosedur dan metode yang dikuti dalam usaha
pencapaian tujuan.
G.R Terry mengemukakan bahwa perencanaan adalah
memilih

dan

mengunakan

menghubungkan
asumsi-asumsi

menggambarkan

dan

fakta

dan

mengenai

merumuskan

membuat

masa

serta

depan

jalan

kegiatan-kegiatan

yang

diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan
perencanaan perlu dilakukan dengan cermat dan matang serta
berorientasi kedepan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Perencanaan memberikan manfaat yang banyak bagi organisasi,
diantaranya adalah:
a.

Penentuan

tujuan

organisasi

sebagai

tolak

ukur

perencanaan.
b.

Upaya meletakkan landasan kebijakan dan langkah-langkah
operasional kerja

c.

Pengukuran kemampuan bagi efektivitas dan efesiensi
kerja.

d.

Kepastian tindakan yang relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan

e.

Harapan memperoleh kemajuan,

f.

Hasil yang direncakan,

g.

Pengawasan penilaian terhadap hasil yang dicapai,

h.

Menghilangkan ketidakpastian

Universitas Sumatera Utara

i.

Membentuk hari depan,

j.

Sebagai alat untuk mencegah pemborosan tenaga, waktu,
dan biaya,

1.6.2.2 Pengorganisasian (Organizing)
Mengorganisasikan adalah suatu proses menghubungkan
orang-orang

yang

terlibat

dalam

organsasi

tertentu

dan

menyatupadukan tugas serta fungsinya dalam organisasi. Dalam
proses pengorganisasian dilakukan pembagian tugas, wewenang,
dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan
bidangnya masing-masing sehingga terintegrasikan hubunganhubungan kerja yang sinergis, koperatif yang harmonis dan
seirama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Dalam pengorganisasian dilakukan hal-hal berikut.
a. Penerimaan fasilitas, perlengkapan, dan staf yang diperlukan
untuk melakanakan rencana.
b. Pengelompokan dan

pembagian kerja menjadi struktur

organisasi yang teratur.
c. Pembentukan struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
d. Penetuan metode kerja dan prosedurnya.
e. Pemilihan, pelatihan, dan pemberian informasi kepada staf

Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap
individu dalam mencapai tujuan organisasi.
b. Pembagian beban pekerjaan yang menjadi kegiatankegiatan
yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu.
Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat
diselesaikan,

atau

terlalu

ringan

sehingga

ada

waktu

menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
c. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada
koordinisi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganissasian ini
akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan
organisasi dan mengurangi ketidak efisiensian dan konflik.

1.6.2.3 Pelaksanaan (Actuating)
Penggerakan adalah kegiatan yang menggerakkan dan
mengusahakan

agar

para

pekerja

melakukan

tugas

dan

kewajibannya dan membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
organisai.
Dengan demikian dari pengertian tersebut diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan atau penggerakan selalu
berhubungan dengan sumber daya manusia.

Universitas Sumatera Utara

1.6.2.4 Pengawasan (Controling)
Pengendalian yakni sebagai proses penentuan, apa yang
harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apa bila perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana
yaitu selaras dengan standar.
Pengawasan

adalah

suatu

kegiatan

menejer

yang

mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan
rencana yang ditetapkan, dan mencapai hasil yang dikehendaki.
Langkah-langkah pengawasan adalah:
a.

Memeriksa,

b.

Mengecek,

c.

Mencocokan,

d.

Menginspeksi,

e.

Mengendalikan,

f.

Mengatur

g.

Mencegah sebelum terjadi kegagalan.

Pengawasan mutlak diperlukan agar dalam pelaksanaannya
seminimal mungkin dapat dihindari segala ketimpangan dari apa
yang telah disusun sebelumnya.
Pengawasan dapat dibagi tiga, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Pengawasan yang bersifat top down, yakni pengawasan
yang

dilakukan

dari

atasan

langsung

kepada

bawahannya.
b. Pengawasan bottom up, yaitu pengawasan yang
dilakukan dari bawahan kepada atasan
c. Pengawasan melekat, yaitu pengawasan yang termasuk
kepada kontrol diri, yakni atasan maupun bawahan
senantiasa mengawasi dirinya sendiri. Pengawasan ini
lebih dititikberatkan pada kesadaran pribadi, introspeksi
diri, dan menjadi suri tauladan bagi orang lain.

1.6.3

Manajemen Strategi

1.6.3.1

Pengertian Manajemen Strategi
Menurut Wahyudi (1996) manajemen strategisadalahsuatu
seni dan ilmu dari pembuatan, penerapan dan evaluasi terhadap
keputusan strategis antara fungsi-fungsi yang memungkinkan
organisasi mencapai masa depan.
Sedangkan menurut Nawawi (2003 : 148) manajemen
strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai
penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam
suatuorganisasi, untuk mencapai tujuannya.

Universitas Sumatera Utara

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan beberapa aspek yang
penting antara lain:
1. Manajemen strategik merupakan proses pengambilan
keputusan
2. Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan
menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek-aspek
yang penting dalam

kehidupan sebuahorganisasi,

terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau
caramencapainya.
3. Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau
sekurang-kurangnyamelibatkan

pimpinan

puncak,

sebagai penanggung jawab utama padakeberhasilan atau
kegagalan organisasinya
4. Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi
organisasi untukmencapai tujuan strategiknya dilakukan
oleh seluruh jajaran organisasi.

1.6.3.2

Tahap Manajemen Strategi
Menurut Fred R. David (2009:7) proses manajemen
strategi terdiri atas tiga tahap. Ketiga tahapan tersebut adalah :
1. Formulasi Strategi

Formulasi strategi mencakup pengembangan visi dan misi,
mengidentifikasi

peluang

dan

ancaman

eksternal

Universitas Sumatera Utara

perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal,
menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif
strategi

dan

memilih

strategi

tertentu

yang

akan

dilaksanakan.
2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk
menetapkan

tujuan

tahunan,

membuat

kebijakan,

memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya
sehingga

strategi

dijalankan.

diformulasikan

Implementasi

mengembangkan
menciptakan

yang telah

budaya

struktur

strategi

dan

termasuk

mendukung

organisasi

yang

dapat

strategi,

efektif

dan

mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran,
mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi,
dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja
organisasi.

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen
strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi
tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan; evaluasi
strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi
ini.Dimana semua strategi dapat dimodifikasi di masa

Universitas Sumatera Utara

datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan
berubah.

1.6.3.3

Manfaat Manajemen Strategi
Menurut Fred R. David (2002:15)manfaat dari manajemen strategi
antaralain :
1.

Membantu

perusahaan

dalam

menyusun

strategi

perusahaan yang lebih baik dengan mempergunakan
pendekatan yang jauh lebih sistematis, rasional, logis,
rasional pada pilihan strategis.
2.

Manajemen strategi adalah sebuah proses dan bukanlah
keputusan ataupun dokumen. Tujuan utama dari sebuah
proses adalah untuk mencapai pengertian serta komitmen
dari semua pihak manajer dan karyawan.

3.

Suatu proses menyediakan pemberdayaan individual.
Pemberdayaan merupakan kegiatan dalam memperkuat
pengertian dari karyawan tentang efektivitas dengan cara
mendorong serta menghargai mereka para karyawan untuk
bisa berpartisipasi didalam pengambilan suatu keputusan
dan latihan yang inisiatif serta imajinasi.

4.

Mendatangkan laba

5.

Meningkatkan kesadaran terhadap ancaman eksternal

Universitas Sumatera Utara

6.

Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang strategi
dari pesaing

7.

Dapat meningkatkan produktivitas para karyawan

8.

Manajemen

strategi

dapat

membuat

berkurangnya

penolakan terhadap suatu perubahan dalam perusahaan
9.

Manajemen strategi memberikan pemahaman yang lebih
jelas tentang hubungan prestasi dan penghargaan

1.6.4

Analisis SWOT

1.6.4.1 Pengertian Analisis SWOT
Menurut Thompson (2008 : 97) analisis SWOT adalah simpel
tetapimerupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar
kapabilitas

sertamengetahui

ketidakefisienan

sumber

daya

perusahaan, kesempatan dari pasar danancaman eksternal untuk
masa depan agar lebih baik lagi.
Analisis

SWOT

adalah

salah

satu

metode

untukmenggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah,
proyek atau konsepbisnis yang berdasarkan faktor internal yaitu
Strengths, Weakness dan faktor eksternal yaitu, Opportunity dan
Threats. Analiasis SWOT terdiridari empat faktor, yaitu :
1.

Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang
terdapat dalamborganisasi, proyek atau konsep bisnis yang
ada. Kekuatan yang dianalisisbmerupakan faktor yang

Universitas Sumatera Utara

terdapat dalam tubuh organisasi, proyek ataukonsep bisnis
itu sendiri.
2.

Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang
terdapatdalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang
ada. Kelemahan yangdianaliasis merupakan faktor yang
terdapat dalam tubuh organisasi, proyekatau konsep bisnis
itu sendiri.

3.

Opportunity

(peluang)

merupakan

kondisi

peluang

berkembang di masadatang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luarorganisasi, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor,kebijakan
pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar.
4.

Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam
dari luar.Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek
atau konsep bisnis itusendiri.

1.6.4.2 Matriks SWOT
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis
perusahaanadalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan
secara jelas bagaimanapeluang dan ancaman internal yang dihadapi
dapat disesuaikan dengan kekuatandan kelemahan internal yang
tadimiliki. Matriksini dapat menghasilkan 4 kemungkinan alternatif
strategis, seperti pada tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.6.4.2 Matriks SWOT
Strenght (S)
Opportunity (O)

Strategi SO

Weaknes (W)
Strategi WO

Menciptakan strategi Menciptakan

strategi

yangmenggunakan

yangmeminimalkan

kekuatan untuk

kelemahanuntuk

memanfaatkan

memanfaatkanpeluang

peluang
Threats (T)

Strategi ST

Strategi (WT)

Menciptakan strategi Menciptakan

strategi

yangmenggunakan

yangmeminimalkan

kekuatan

kelemahandan

untukmengatasi

menghindari ancaman

ancaman

Sumber : Freddy Rangkuti, 2006
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah
strategi yaitusebagai berikut :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu denganmemanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluangsebesar-besarnya. Strategi SO

Universitas Sumatera Utara

menggunakan

kekuatan

internal

perusahaanuntuk

memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk

mengatasiancaman.

kekuatan

internal

Strategi

perusahaan

ST

menggunakan

untukmenghindari

atau

mengurangi dampak ancaman eksternal.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan carameminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WO bertujuan untukmemperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusahameminimalkan kelemahan serta menghindari
ancaman.

Strategi

WT

bertujuanuntuk

mengurangi

kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
1.6.5

Retribusi Pasar

1.6.5.1 Pengertian Retribusi
Menurut UU No. 28 Tahun 2009 retribusi adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan pribadi atau badan.

Universitas Sumatera Utara

Secara umum unsur yang melekat pada pengertian retribusi
dapat dicirikan sebagai berikut:
a.

Pungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang

b.

Pungutannya dapat dipaksakan

c.

Pemungutannya dilakukan oleh negara

d.

Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum

e.

Kontra-prestasi (imbalan) langsung dapat dirasakan
oleh pembayar retribusi.

Pungutan

retribusi

langsung

atau

konsumen

dalam

prakteknya biasanya dikenakan karena satu atau lebih dari
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a.

Apakah pelayanan tersebut merupakan barang-barang
publik atau privat, mungkin pelayanan tersebut dapat
disediakan kepada setiap orang.

b.

Suatu jasa yang melibatkan suatu sumber daya yang
langka atau mahal dan perlunya disiplin masyarakat
dalam mengkonsumsinya.

c.

Ada beberapa jenis konsumsi yang dinikmati oleh
individu bukan karena kebutuhan pokok sehingga lebih
merupakan pilihan daripada keperluan.

d.

Jasa-jasa dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan
mencari keuntungan disamping memuaskan kebutuhan-

Universitas Sumatera Utara

kebutuhan individual di kantor pos, telepon seluruhnya
digunakan secara luas oleh industri.
Umumnya pungutan atas retribusi diberikan atas pembayaran
berupa jasa atau pemberian izin tertentu yang disediakan oleh
pemerintah kepada setiap orang atau badan. Karena kontraprestasinya langsung dapat dirasakan, maka dari sudut sifat
paksaanya lebih mengarah pada hal yang bersifat ekonomis.

1.6.5.2 Pengertian Pasar
Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 menjelaskan bahwa
pasar

adalah

suatu

area

atau

lokasi

tertentu

yang

disediakan/ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai tempat jual
beli barang dan jasa secara langsung dan teratur, terdiri atas
pelataran,bangunan yang berbentuk kios, los dan bentuk bangunan
lainnya.
Sedangkan menurut Kotler (2002:73) pasar adalah suatu
tempat fisik di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk
mempertukarkan barang dan jasa.
Adapun beberapa fungsi pasar adalah sebagai berikut :
a. Fungsi distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak
antara

konsumen

dengan

produsen

dalam

melaksanakan

Universitas Sumatera Utara

transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar
penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
b. Fungsi pembentukan harga
Pasar

berfungsi

sebagai

pembentuk

harga

pasar,

yaitu

kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.
c. Fungsi promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi.
Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang
spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel, dan lain
sebagainya.
Menurut Simamora (2001:6), ada beberapa ketentuan untuk
menyatakan bahwa sekumpulan orang adalah pasar:
a.

Memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap produk
tertentu

b.

Kemampuan untuk membeli produk tersebut

c.

Memiliki kemauan untuk Membelanjakan uangnya

d.

Memiliki

kesempatan

membeli

produk

tersebut.

Kesempatan yang dimaksud adalah dapat memutuskan
membeli membeli produk atau tidak.
1.6.5.3 Pengertian Retribusi Pasar
Dari beberapa pendapatan asli daerah, retribusi merupakan
salah satu pendapatan terpenting di samping pajak. Retribusi pasar
menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001, adalah pembayaran

Universitas Sumatera Utara

atas pelayanan penyediaan fasilitas pasar berupa pelataran dan los
yang dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk
pedagang.
Menurut Kesit Bambang (2005:135) pengertian retribusi
pasar adalah retribusi atas fasilitas pasar tradisional atau sederhana
yang berupa pelataran atau los yang dikelola pemerintah daerah dan
khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola
perusahaan daerah pasar.
Berdasarkan Undang-undang nomor 18 Tahun 1997 tentang
pajak dan retribusi daerah yang mengalami perubahan dengan
diberlakukan Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah,
disebutkan bahwa retribusi pelayanan pasar masuk ke dalam
kelompok retribusi jasa umum. Retribusi jasa umum tersebut tidak
bersifat komersial.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu
jenis retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimanfaatkan
oleh masyarakat. Dengan demikian retribusi jasa umum merupakan
pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan umum. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi
pasar sering mengalami hambatan, hal ini disebabkan kurangnya
kesadaran para pedagang membayar retribusi terutama dipengaruhi

Universitas Sumatera Utara

oleh tingkat keramaian pasar. Bila pasar ramai, maka keuntungan
penjualan akan naik, sehingga kesadaran untuk membayar retribusi
lebih tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan antara lain:
a.

Wajib retribusi adalah pedagang yang memakai tempat
untuk berjualan barang atau jasa secara tetap maupun
tidak tetap di pasar daerah atau di daerah sekitar pasar
sampai radius 200 m,

b.

Obyek retribusi adalah pemakainan tempat-tempat
berjualan, sedangkan subyek retribusi adalah pedagang
yang memakai tempat untuk berjualan barang atau jasa
secara tetap maupun tidak tetap di pasar daerah,

c.

Penerimaan dari retribusi pasar masih potensial untuk
ditingkatkan. Apabila retribusi pasar sebagai sumber
penerimaan pendapatan daerah, maka pengenaan tarif
retribusi perlu di evaluasi agar besar kecilnya tarif
mencerminkan prinsip-prinsip ekonomi,

d.

Retribusi pasar yang dikenakan setiap pedagang sebagai
balas jasa kepada pemerintah yang telah menyediakan
fasilitas perdagangan,

e.

Untuk meningkatkan kesadaran para pedagang untuk
membayar

retribusi,

maka

selalu

mengadakan

Universitas Sumatera Utara

sosialisasi, dan pembinaan yang dapat menumbuhkan
tingkat kesadaran untuk membayar retribusi,
f.

Perlunya diterapkan sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran bagi pedagang yang tidak melaksanakan
kewajiban membayar retribusi atau yang menunggak
serta diterapkan

sistem

denda (Kesit

Bambang,

2005:135).
Dalam pelaksanaannya retribusi jasa umum harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a.

Retribusi ini bersifat bukan pajak dan bersifat bukan
retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu.

b.

Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

c.

Jasa tersebut memberikan mamfaat khusus bsgi orang
pribadi atau badan yang diharuskan untuk membayar
retribusi disamping untuk melayani kepentingan dan
kemamfaatan umum.

d.

Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.

e.

Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional
tentang pelaksanaannya.

f.

Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang
potensial.

Universitas Sumatera Utara

g.

Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa
tersebut dengan tingkat dan kualitas layanan yang baik.

1.6.6

Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1.6.6.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh
dari sumber-sumberpendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh
pemerintah daerah.Pendapatan Asli Daerah merupakan tulang
punggung

pembiayaan

daerah,

olehkarenanya

kemampuan

melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusiyang
diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD, semakin
besarkontribusi yang dapat diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah
terhadap APBDberarti semakin kecil ketergantungan pemerintah
daerah terhadap bantuanpemerintah daerah.
Pendapatan Asli Daerah hanya merupakan salah satu
komponen

sumberpenerimaan

keuangan

negara

disamping

penerimaan lainnya berupa danaperimbangan, pinjaman daerah dan
lain-lain penerimaan yang sah juga sisa anggaran tahun sebelumnya
dapat ditambahkan sebagai sumber pendanaanpenyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Keseluruhan bagian penerimaantersebut
setiap tahun tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah(APBD).

Universitas Sumatera Utara

Meskipun PAD tidak seluruhnya dapat membiayai APBD,
namunproporsi PAD terhadap total penerimaan tetap merupakan
indikasi

derajatkemandirian

keuangan

suatu

pemerintah

daerah.Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali
sumber-sumberkeuangan secara maksimal, namun tentu saja dalam
koridor

perundang-undanganyang

berlaku

khususnya

untuk

memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahandan pembangunan
didaerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah.
Menurut Undang-undang No. 33 tahun 2004, Pendapatan
Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumbersumber di dalam daerahnyasendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang
berlaku.
Dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
mengatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertujuan
memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai
perwujudan desentralisasi.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2002:132), Pendapatan Asli
Daerah adalah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan , dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
sah.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang
aslidigali di daerah yang digunakan untuk modal dasar pemerintah
daerah dalammembiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah
untuk memperkecilketergantungan dana dari pemerintah pusat.
Dalam penggalian dan peningkatan pendapatan daerah itu
sendiribanyak permasalahan yang ditemukan, hal ini dapat
disebabkan oleh:
a.

Perannya yang tergolong kecil dalam total penerimaan
daerah. Sebagian besar penerimaan daerah masih berasal
dari bantuan Pusat. Dari segi upaya pemungutan pajak,
banyaknya bantuan dan subsidi ini mengurangi usaha
daerah

dalam

pemungutan

PAD-nya,

dan

lebih

mengandalkan kemampuan negosias daerah terhadap
Pusat untuk memperoleh tambahan bantuan.
b.

Kemampuan administrasi pemungutan di daerah yang
masih rendah. Hal ini mengakibatkan bahwa pemungutan
pajak cenderung dibebani oleh biaya pungut yang besar.

c.

Kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan
yang

lemah.

Hal

ini

mengakibatkan

kebocoran-

kebocoran yang sangat berarti bagi daerah.

Universitas Sumatera Utara

1.6.6.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah
Menurut

Undang-undang

No.

33

tahun

2004,

sumber-

sumberPendapatan Asli Daerah terdiri dari :
a. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung
yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai

penyelenggaraan

Pemerintah Daerah dan

pembangunan daerah.
b. Retribusi Daerah
Retribusi

Daerah

adalah

pungutan

daerah

sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang
khusus disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
adalah Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari :
1) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan
milik daerah (BUMD)
2) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan
milik negara (BUMN)

Universitas Sumatera Utara

3) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan
milik swasta
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah
Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari :
1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan.
2) Jasa giro.
3) Pendapatan bunga.
4) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing.
5) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang
dan/atau jasa oleh daerah.

Pemberian Otonomi Daerah dimaksud untuk meningkatkan
daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, terutama dalam
membiayai pembangunan dewasa ini.Dengan diberikan hak kepada
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tanpa
campur tangan pihak lain adalah sangat tepat karena dengan
demikian sudah memiliki kekuatan hukum untuk menentukan

Universitas Sumatera Utara

kebijakan dalam pengelolaan daerahnya, meskipun pada dasarnya
tetap dikordinir oleh pemeritah pusat.
Sesuai dengan ketentuan Undang – Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang pemerintah daerah, bahwa hal hal yang mendasarkan
Undang – Undang ini adalah untuk mendorong memberdayakan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas serta msyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
Oleh sebab itu Undang – Undang ini menempatkan Otonomi
Daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota. Retribusi
Daerah selain sebagai salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah
daerah juga merupakan faktor yang dominan peranannya dan
kontribusinya untuk menunjang pemarintah daerah.
Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
pemerintah daerah dilarang :
a.

Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang
menyebabkan ekonomi biaya tinggi

b.

Menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang
menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan
jasa antar daerah, dan kegiatan impor/ekspor.

Universitas Sumatera Utara

1.6.7

Penelitian Terdahulu
1. Berdasarkan penelitian dari jurnal Strategi Optimalisasi Retribusi
Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
studi pada Dinas Pasar Kabupaten Sleman, menyimpulkan bahwa
strategi

optimalisasi

untuk

meningkatkan

penerimaan

retribusipasar di Dinas Pasar Kabupaten Sleman meliputi lima
indikator yaitu memperluas basis penerimaan, memperkuat proses
pemungutan, meningkatkan pengawasan, meningkatkan efisiensi
administrasi dan menekan biaya pemungutan serta meningkatkan
kapasitas melalui perencanaan yang lebih baik.
2. Berdasarkan penelitian dari jurnal Strategi Peningkatan PAD
Dalam Pelaksanaan

Otonomi Daerah studi pada Perusahaan

Daerah Pasar untuk di Kota Medan, menyimpulkan bahwa masalah
yang terdapat di Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah
masalah pembangunan pasar, keuangan dan Sumber Daya
Manusia, masalah ketertiban serta kebersihan. Di mana strategi
yang digunakan adalah dengan merubah peraturan daerah yang
dianggap kurang berhasil dalam pelaksanaannya, menggunakan
analisis SWOT dengan memanfaatkan kekuatan dan mengisi
peluang dengan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga,
menyediakan semua kebutuhan pedagang dan pengunjung, dan
memeberikan keleluasaan staf atau karyawan dalam berinovasi
untuk meningkatkan kinerja pelayanan pasar.

Universitas Sumatera Utara

3. Berdasarkan penelitian dari junal Strategi Optimalisasi Penerimaan
Retribusi Pasar di Kabupaten Rokan Hilir, menyimpulkan bahwa
penelitian ini melihat kepada beberapa aspek strategi seperti
strategi perencanaan berupa minimnya kemitraan dengan intansi
lain dan kurangnyas osialisasi peraturan daerah kepada wajib
retribusi atau pedagang, strategi penilaian berupa kurangnya
pengawasan dalam pelaksanaan pemugutan retribusi dan minimnya
evaluasi terhadap kinerja pegawai pemungut retribusidan strategi
penempatan posisi berupa penempatan posisi pegawai yang tidak
sesuai dengan pendidikan dan tidak adanya insentif tambahan bagi
petugas pemungut retribusi.
4. Berdasarkan penelitian dari jurnal Analisis Strategi Peningkatan
Pendapatan

Asli

Daerah

di

Kabupaten

Lampung

Barat,

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif di
mana pendekatan langsung digunakan sebagai dasar perumusan
masalah sedangkan analisis data menggunakan analisa SWOT.
Dalam penelitian ini strategi yang dilakukanberupa strategi
pendataan ulang terhadap wajib pajak, strategi kerjasama dengan
pihak swasta atau LSM dalam pengelolaan pajak daerah, strategi
pembenahan manajemen pengelolaan pajak daerah, strategi sanksi
bagi pelanggaran pajak daerah, strategi memperluas tax -base pajak
daerah, serta strategi diperlakukannya re-identifikasi misi dan
mandat organisasi.

Universitas Sumatera Utara

5. Berdasarkan penelitian dari jurnal Analisis Strategi Peningkatan
Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Jayawijaya Propinsi
Papua, menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Di mana dalam penelitian ini melihat strategi
berdasarkan cara melalui ekstensifikasiberupaprogram dalam
upaya peningkatan penerimaan retribusi pasar yang dilaksanakan
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang cukup berhasil dengan
meningkatnya wajib retribusi baru dengan terus meningkatnya
jumlah

pedagang

di

pasar-pasartradisional,

dan

melalui

intensifikasi yang berupa program peningkatan penerimaan
retribusi pasar yang dilaksanakan dengan baik melalui peraturan
yang mengatur pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terkait
dengan kegiatan retribusipasar, kualitas dan kuantitas aparat bidang
pengelola pasar yang jelas.
1.7

Defenisi Konsep
Singarimbun menyatakan bahwa kerangka konsep merupakan
defenisi untuk menggambarkan secara abstrak fenomena sosial ataupun
alami(Singarimbun, 1999:2004). Oleh sebab itu berdasa