Analisis Strategi Bisnis Dalam Menghadapi Persaingan (Studi pada Siantar Hotel, Pematang Siantar)

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Strategi Bisnis
Setiap perusahaan pasti membutuhkan strategi bisnis apabila usaha atau
perusahaan mereka ingin bertumbuh dan maju dalam situasi persaingan dunia
global yang semakin hebat seperti saat ini. Strategi bisnis yang diciptakan suatu
perusahaan akan berbeda dengan perusahaan. Perusahaan menggunakan strategi
bisnis untuk menggarisbawahi langkah pokok yang mereka rencanakan dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Grant dan Owen (2010:19) Strategi Bisnis adalah kebijakankebijakan dan garis-garis pedoman yang menentukan cara sebuah perusahaa
bersaing dalam sebuah industri dan khususnya cara perusahaan untuk membentuk
keunggulan bersaing Strategi bisnis sering juga disebut sebagai strategi bisnis
secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan
manajemen,misalnya

strategi

pemasaran,

strategi


produksi

atau

operasional,strategi distribusi dan sebagainya.
Menurut Wheelen dan Hunger (2003:21) strategi level unit bisnis, lebih
diarahkan pada pengelolaan kegiatandan operasi suatu bisnis tertentu.Strategi
bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari posisi kompetitif
dari produk atau jasa perusahaan dalam industri yang spesifik atau segmen pasar
yang dilayani oleh bisnis tersebut.
Strategi Bisnis berada pada tigkat dua berdasarkan tingkat agregasi (level
of aggregation) tingkat nya berada setelah strategi korporat dan setelah strategi
fungsional. Klasifikasi strategi tersebut adalah klasifikasi yang paling banyak

Universitas Sumatera Utara

dijumpai dalam literatur manajemen strategik. Strategi fungsional

mencakup


aspek-aspek fungsional spesifik dalam sebuah perusahaan (contohnya: strategi
pemasaran, strategi oprasional, dan seterusnya). Strategi pada level bisnis
membutuhkan pengintegrasian strategi-strategi level fungsional untuk serangkaian
produk dan/atau jasa tertentu yang ditujukan bagi segmen pelanggan spesifik.
Banyak perusahaan yang hanya mempunyai satu unit bisnis atau produk.
Dalam hal ini tingkat agregasi tertinggi adalah strategi level bisnis.
Sementara bagi perusahaan-perusahaan yang beroprasi pada lebih dari satu bidang
bisnis (memiliki lebih dari satu unit bisnis), strategi level korporat (multi-business
strategies) dibutuhkan untuk menyelaraskan berbagai strategi level bisninya.
Fokus Strategi Bisnis diantara lain adalah Portofolio produk/pasar, Alokasi
sumber daya, Produk/pasar, Budaya bisnis, Manajemen biaya strategic, dll yang
tidak lain adalah nilai dari suatu bisnis (business value).

Gambar 2.1
Fokus Strategi Bisnis
STRATEGI BISNIS
 Kompetisi unik
 Pengembangan
posisi kompetitif
 Keunggulan


FOKUS
Economic
Value added

Business
Value

Sumber : Fandi Tjiptono & Gregorius Chandra (2012)

Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Jenis-Jenis Strategi pada unit bisnis
Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis
yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas
persaingan dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012)
menyebutkan ada tiga strategi pada unit bisnis, yaitu:
a. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)
Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan
persaingan (competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan

berusaha mencapai biaya paling rendah dibanding perusahaan lain yang
berada dalam satu industri. Keunggulan biaya perusahaann dapat berasal
dari penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap
bahan baku yang lebih menguntungkan dibanding pesaing, dan
sebagainya. Manfaat yang diperoleh dari penerapan strategi ini adalah
menghambat masuknya pesaing potensial yang ingin memasuki industri
yang sama.
b. Diferensiasi (Differentiation)
Perusahaan yang memilih strategi ini harus berusaha untuk
memiliki keunikan pada dimensi tertentu dari produk yang mereka
hasilkan, dimana keunikan tersebut dianggap bernilai bagi konsumen.
Diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari produk itu
sendiri, sistem pengantaran pesan, pendekatan pemasaran,dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

c. Fokus (Focus)
Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen
dalam suatu industri kemudian mereka mengembangkan strategi yang
sesuai untuk segmen tersebut. Dan juga memilih segmen yang tidak bisa

dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki cakupan pasar yang
lebih luas. Strategi fokus terbagi dua jenis yaitu focus pada biaya (cost
focus) dan fokus pada diferensiasi (differentiation focus). Perusahan yang
berfokus pada biaya akan berusaha meraih pelanggan yang memiliki
kebutuhan akan produk dengan biaya yang lebih redah. Sehingga lebih
unggul dari pesaing lain yang memiliki cakupan pasar yang luas.
Sedangkan perusahaan yang berfokus pada difrensiasi akan berusaha
meraih pelanggan yang tidak terlayani dengan baik oleh perusahaan lain
dengan cara menawarkan produk atau layanan yang berbeda dari para
pesaingnya.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2
Letak Level Strategi Bisnis Pada Level Strategi

STRATEGI KORPORAT

UNIT BISNIS
A


UNIT
BISNIS C

PERUSAHAAN X
UNIT BISNIS
B

STRATEGI BISNIS

Keuangan &
Akuntansi

Manajemen
SDM

Riset &
Pengembangan

UNIT OPERASI

Sistem
Informasi
M j

Operasi &
Logistik

Pemasaran

STRATEGI LEVEL FUNGSIONAL

Manajemen Produk
Branding

Penetapan
Harga

PEMASARAN
Komunikasi
Pemasaran


Manajemen
Distribusi &
Penjualan

Sumber : Fandi Tjiptono & Gregorius Chandra (2012)

Universitas Sumatera Utara

2.2 Strategi Bersaing
Menurut Micheal E. Porter yang dikutip dalam buku Hariadi, Bambang
(2003) pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkanlima kekuatan
yang masing – masing saling menekan untuk memperolehkeuntungan yang
maksimal. Kekuatan – kekuatan tersebut berasal dari 5kekuatan persaingan dalam
industri :
a. Ancaman Pendatang Baru ( The Threat of New Entrants )
Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitasi yang
baru,keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber daya yang
substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan yang
ada pada reaksi dari pesaing yang ada, yangpendatang baru dapat perkirakan.

Apabila hambatan untuk masukadalah tinggi dan pendatang baru mendapatkan
pembalasan yang tajam dari pesaing yang telah berurat akar, sudah jelas
pendatangbaru tersebut tidak mengajukan suatu ancaman masuk yang serius.
b. Daya Tawar Pelanggan ( The Bargaining Power of Costumers )
Pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut kualitas lebih
tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba semua anggota industri.
c. Daya Tawar Pemasok ( The Bargaining Power of Suppliers )
Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar untuk peserta dalam
industri dengan meningkatkan harga atau mengurangi mutubarang atau jasa yang
dibeli. Dengan demikian, pemasok yang berpengaruh dapat menekan ke mampu
labaan suatu industri yang tidak dapat menutup kenaikan biaya melalui harga
jualnya.

Universitas Sumatera Utara

d. Ancaman Produk atau Jasa Subtitusi ( The Threat of SubstitutesProducts or
Services )
Produk/jasa perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan
produk/jas dari industri lain yang dapat menjadi alternative bagi konsumen untuk
memilih. Suatu produk dapat menjadi substitusiatau pengganti bagi produk lain

jika konsumen menganggap produk– produk atau jasa tersebut mempunyai fungsi
yang serupa. Tekanan persaingan dari produk atau jasa substitusi akan mendorong
suatu perusahaan menjalankan strategi guna meyakinkan pelanggan bahwa
produkmereka berbeda daripada produk substitusi dengan melalui berbagai bentuk
strategi diferensiasi seperti harga yang bersaing, kualitas yang berbeda, pelayanan
yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen atau
kombinasi.
e. Persaingan Diantara Kontestan Yang Ada ( The Jockeying AmongCurrent
Contestants or Rivalry Among Existing Firms )
Persaingan diantara pesaing yang ada dengan mengambil bentuk yang
sama dalam memperebutkan posisi dengan menggunakan strategi – strategi
seperti, kompetisi harga, pengenalan produk, dan persaingan advertensi.
2.2.1 Posisi Kompetitif
Posisi Kompetitif perusahaan di sebuah pasar yang diperoleh pada waktu
tertentu biasanya secara langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar yang pada gilirannya berdampak pada
tercapainya tujuan perusahaan.Apabila perusahaan belum mampu, maka
perusahaan harus menciptakan posisi kompetitif yang mampu memberikan
kemampuan yang diharapkan tersebut.


Universitas Sumatera Utara

Pada umumnya posisi kompetitif dinilai berdasarkan sejumlah dimensi
yang berpengaruh terhadap kinerja pasar (market performance) dan kinerja laba
(profit performance).Kinerja pasar dan kinerja laba ini harus dievaluasi dan
dibandingkan dengan para pesaing utama. Dimensi-dimensi tersebut dapat
diklasifikasi ke dalam empat kategori (Brown, 1997): structural position, strategic
position, market position, dan resources position. Gambar 2.3 merangkum model
posisi kompetitif general yang dikembangkan oleh Brown (1997).

Gambar 2.3
Model Posisi Kompetitif
Struktur Industri

Competitive
Stance

Keunggu
lan

Struktur Pangsa
Pasar

Structural
Position

Strategic
Position

Dominasi
Relative

Resources
Position

Market
Coverage

Profitabilitas

Sumber Daya

Posisi Pangsa
Bisnis

Benefit/Pric
e Mix

Market Position

Posisi perceived
Customer Value

Resources
Lavarace

Sumber: Brown (1997)

Universitas Sumatera Utara

1. Structual Posision
Posisi ini mencakup evaluasi terhadap struktur industri, struktur pangsa
pasar, dan posisi pangsa pasar perusahaan. Ketiga faktor ini memberikan
gambaran posisi structural perusahaan dan menunjukkan peluang dan ancaman di
masa depan. Struktur industri berkenaan dengan five forces model Porter, yaitu:
kekuatan tawar menawar konsumen,kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman
pendatang baru, dan ancaman produk pengganti atau substitusi (lihat gambar 2.4).
Sejumlah upaya bisa dilakukan untuk menyeimbangkan 5 kekuatan yang
berpengaruh terhadap intensitas kompetitif industri tersebut, diantarannya:
inovasi, perubahan teknologi, pembentukan aliansi strategic, akuisisi, dan strategi
bersaing langsung.
Gambar 2.4
Five Forces Model Porter

Pendatang Baru

PERSAINGAN
INDUSTRI
Pemasok

INTENSITAS
PERSAINGAN

Konsumen

Substitusi
Sumber : Porter (1980)

Universitas Sumatera Utara

2. Strategic Position
Strategic

Positionperusahaan

tercermin

dari

caranya

menghadapi

kekuatan-kekuatan persaingan dan menciptakan keunggulan kompetitif. Posisi
strategicperusahaan

terbentuk

oleh

tiga

elemen:

competitive

stance,

competitiveadvantage, dan market coverage. Competitive stance mencerminkan
pernan perusahaan dalam pasar yang dilayani yaitu sebagai pemimpin (leader),
penantang(challenger),

pengikut(follower),

atau

penceruk

pasar(nicher).Keunggulan Kompetitif meliputi tiga disiplin nilai: product
leadership, operational excellence, dan customer intimacy.Market coverge
berkenaan dengan segmen pasar yang dilayani. Perusahaan bisa memilih untuk
melayani satu segmen, beberapa segmen atau pasar secara keseluruhan. Dalam
prakteknya pilihan ini bisa berubah seiring dengan perjalanan waktu.
3. Market Position
Market position mengacu pada pengakuan dan persepsi pasar releven
terhadap posisi perusahaan di pasar yang dimasuki, menyangkut keberadaan
produk dan produk perusahaan dibandingkan para pesaing. Pengakuan persepsi ini
biasanya di dasarkan pada penilian terhadap kualitas, rentang produk,
ketersediaan, citra dan dimensi relevan lainnya.
4. Resources Position
Elemen Profitabilitas dan sumber daya dalam posisi kompetitif merupakan
aspek internal bagi perusahaan, tetapi harus diefaluasi dan dinilai dalam kaitannya
dengan profibilitas dan sumber daya para pesaing.Elemen ini berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk mendanai dan melanjutkan strategi yang dipilih
dengan kaitannya dengan posisi bersaing.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Hotel
Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan yang
dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan
fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang melakukan perjalanan dan
mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang
diterima tampa adanya perjanjian khusus.
Pengertian hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi
No. KM 37/PW. 340/MPPT-86 dalam Sulastiyono (2011:6), adalah "Suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang
lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial
Menurut Rumekso (2001:2), Hotel adalah bangunan yang meyediakan
kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan, dan minuman serta fasilitasfasilitas lain yang diperlukan, dan dikelola secara professional untuk mendapatkan
keuntungan.
Dari pengertian hotel diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Hotel adalah suatu usaha komersial.
2. Hotel diperuntukkan untuk umum.
3.

Hotel mempunyai sistem pelayanan.

4. Hotel menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada. Selama
tamu tinggal dihotel, tentu memerlukan berbagai fasilitas seperti telepon,
TV, kolam renang, dan lain-lain.
5. Hotel memiliki fasilitas akomodasi (kamar), makan, dan minum.

Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Kategori Hotel
Sangat sulit untuk menempatkan hotel-hotel ke dalam kategori terpisah secara
jelas. Karena jumlah dan keragaman hotel sangat banyak, peneliti telah membuat
klasifikasi yang berbeda beda untuk tujuan penjelasan. Kategori hotel berdasarkan
lokasi, harga, tingkat pelayanan, dan fasilitas yang tersedia. Sebuah bangunan
tertentu mungkin mencakup kategori-kategori yang dicari para tamu ketika
mereka pertama kali masuk hotel atau saat check in di hotel tersebut.
1. Commercial Hotel
Sebuah commercial hotel mengacu pada bangunan hotel yang khususnya
melayai tamu binis. commercial hotel biasanya berlokasi di pusat kota atau
daerah bisnis dan mungkin ukurannya kecil, sedang, atau besar. Meskipun
tujuan utama dari commercial hotel adalah untuk melayani para tamu
bisnis; kelompok tur, turis, turis individu, dan kelompok konfrensi kecil
juga mengganggap hotel ini menarik.
2. Airport Hotel
Hotel semacam ini terletak di sekitar wilayah airport. Letaknya itul yang
menjadi daya tarik utama para tamu. Ukuran dari airport hotel dapat
bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai yang berukkuran besar. Semua
fasilitas dari hotel - hotel termewah mungkin ada atau tidak ada di airport
hotel.
3. Economy Hotel
Economy hotel telah tersebar di seluruh negara untuk tamu dengan biaya
terbatas. Penekanannya adalah pada ruangan yang bersih serta ruang rapat
sebagai kebutuhan yang mendasar bagi para tamu. Para tamu mungkin

Universitas Sumatera Utara

tidak akan mendapatkan fasilitas seperti yang ditemukan di hotel-hotel
yang lebih mahal.
4. Suite Hotel
Jenis hotel ini ditandai dengan ruang tamu yang memiliki kamar tidur dan
ruang tamu terpisah. Namun kadang-kadang suite merupakan suatu
ruangan kecil tertentu. Dan beberapa suite hotel, perlengkapan dapur
mungkin disediakan, sedangkan di tempat lain, sebuah lemari es dan dapur
basah adalah bagian dari suite.
5. Residential Hotel
Gambaran residential hotel hampir sama dengan suite hotel. Ruang tamu
biasanya termasuk ruang duduk , kamar tidur, dan dapur kecil. Orangorang yang tinggal di residential hotel dalam jangka waktu yang lama,
diaanggap sebagai penyewa.
6. Casino Hotel
Hotel-hotel ini menarik para tamu ke usaha judi mereka dan keruang
pertunjukan mereka untuk hiburan ternama. Meskipun ruang tamunya
cukup mewah, hotel ini berfungsi lebih pada peran penunjangnya seperti
fasilitas kasino dan judi.
7. Resorts
Resort hotel dibedakan dari hotel lainnya karna Resort merupakan tujuan
utama dari para tamu. Dengan kata lain, para tamu berencana untuk datang
ke sebuah resort karena daya tarik resort itu sendiri. Daya tarik itu bisa
jadi pemandangan alam di sekeliling, aktivitas yang tersedia, fasilitasfasilitas yang tersedia, dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Atmosfer yang lebih menyenangkan dan memuat rileks membedakan
resort ini dari rekan usaha yang lain yang lebih komersial.
2.3.2 Jenis Hotel Berdasarkan Kamar Hotel
Menurut Agustinus Darsono (2001:2)Berdasarkan jumlah kamar, hotel
dibagi menjadi:
1. Hotel kecil, memiliki kamar di bawah 25 kamar.
2. Hotel menengah, memiliki kamar 25 sampai 100 kamar.
3. Hotel sedang, memiliki kamar 100 sampai 300 kamar.
4. Hotel besar, memiliki lebih dari 300 kamar.
Menurut Rumekso (2001) berdasarkan tarif kamar, hotel dibedakan
menjadi:
1. American Plan Hotel, dimana harga kamar sudah termaksuk harga
makanan yang telah ditentukan, terdiri dari:
a. Full American Plan (FAP), harga kamar sudah termasuk makan tiga
kali, yaitu breakfast, lunch, dan dinner.
b. Modified American Plan (MAP), yaitu harga kamar sudah termasuk
makan dua kali, yaitu breakfast dan lunch atau breakfast dan dinner.
c. Bermuda Plan, yaitu sewa kamar sudah termasuk American breakfast.
2. Continental Plan (CP), yaitu sewa kamar sudah termaksud Continental
breakfast.
3. European Plan (EP), yaitu sewa kamar tidak termasuk harga makan dan
minum. Jadi hanya sewa kamar saja, Room Rate Only.

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Klasifikasi Hotel Bintang
Pengklasifikasian hotel di Indonesia dilakukan dengan melakukan
peninjauan setiap 3 tahun sekali yang dilakukan oleh PHRI dengan
mempertimbangkan beberapa aspek. mulai dari jumlah kamar, fasilitas dan
perlatan yang disediakan, model sistem pengelolaan, bermotto pelayanan. dengan
mempertimbangkan aspek-aspek tersebut maka hotel dibagi menjadi 5 tingkatan.
Berikut klasifikasi hotel berdasarkan bintang :
1. Hotel Bintang Satu (*)
Hotel Bintang satu merupakan jenis hotel yang tergolong kecil karena dikelola
oleh pemiliknya langsung. biasanya terletak di kawasan yang ramai dan
memiliki transportasi umum yang dekat serta hiburan dengan harga yang
masuk akal. adapun kriterianya antara lain:
1. Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar

2.

2.

Kamar mandi di dalam

3.

Luas kamar standar, minimum 20 m persegi

Hotel Bintang Dua (**)
Hotel bintang dua biasanya terletak dilokasi yang mudah dicapai dan akses
menuju lokasi sangat mudah. Bangunannya terawat, bersih, dan rapi serta
lokasinya bebas polusi. Adapun kriterianya :
1. Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar
2. Kamar suite minimum 1 kamar
3. Kamar mandi di dalam
4. Kamar memiliki telepon dan TV
5. Luas kamar standart, min 22 m2

Universitas Sumatera Utara

6. Luas kamar suite, min 44 m2
7. Pintu kamar dilengkapi pengaman
8. Harus ada Lobby
9. Tata udara dengan AC/ ventilasi
10. Kapasitas Penerangan min 150 lux
11. Terdapat sarana olahraga
12. Ruang dilengkapi dengan tata pengaturan udara
13. Memiliki bar
3. Hotel Bintang Tiga (***)
Sementara itu untuk hotel bintang tiga biasanya lokasinya dekat tol, pusat
bisnis, dan daerah perbelanjaan. Dengan menawarkan pelayanan terbaik.
Kamar yang luas dan lobi yang penuh dekorasi. Berikut kriteria lebih
lengkapnya:
1. Jumlah kamar standar min 30 kamar
2. Terdapa minimum dua kamar suite
3. Luas kamar standar min 24 m2
4. Luas kamar suite, min 48 m2
5. Kamar memiliki toilet sendiri
6. Terdapat sarana olahraga
7. Kamar dilengkapi AC
8. Tersedia restoran yang menawarkan hidangan diatas rata-rata pada saat
sarapan, makan siang, dan makan malam
9. Memiliki valetparker

Universitas Sumatera Utara

4. Hotel Bintang Empat (****)
Hotel bintang empat sudah termasuk hotel yang cukup berkelas dengan para
karyawan dan staff yang lebih professional. Mereka juga dibekali informasi
mengenai pariwisata di sekitar hotel. Hotel ini memiliki bangunan yang cukup
besar dekat dengan pusat perbelanjaan, restoran, dan hiburan. Berikut
kriterianya:
1. Jumlah kamar standar min 50 kamar
2. Terdapa min 3 kamar suite
3. Luas kamar standar min 24 m2
4. Luas kamar suite, min 48 m2
5. Kamar memiliki toilet sendiri
6. Memiliki lobby dengan luas min 100 m2
7. Memiliki Bar
8. Memiliki sarana rekreasi dan olahraga
9. Memiliki toilet umum
10. Kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin
5. Hotel Bintng Lima (*****)
Hotel ini merupakan hotel termewah dengan berbagai fasilitas tambahan serta
pelayanan multibahasa yang tersedia. Hotel bintang lima memegang prinsip
bahwa tamu nomor satu sehingga ketika tamu datang disambut di pintu masuk
hotel, diberikan welcome drink dan ketika dikamar diberikan daftar anggur
yang bisa dipilih. Adapun kriteria hotel ini, yaitu:
1. Jumlah kamar standar min 100 kamar

Universitas Sumatera Utara

2. Terdapat min 4 kamar suite
3. Kamar mandi pribadi dalam kamar
4. Luas kamar standart min 26 m2
5. Luas kamar suite, min 52 m2
6. Tempat tidur dan perabot di dalam kamar merupakan kualitas terbaik
7. Memiliki Restoran dengan layanan ke kamar selama 24 jam dalam
seminggu
8. Memiliki sarana rekreasi, olahraga, valet parking, service dari karyawan
yang berpengalaman
9. Memiliki toilet umum
10. Kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin
2.3.4 Fasilitas Hotel
Untuk menunjang kelancaran operasional hotel, di setiap departemen harus
dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk mendukung departemen untuk
menjalankan oprasionalnya. Tiap departemen mempunyai fasilitas yang bebedabeda, sesuai dengan fungsinya ataupun tugasnya. Fasilitas ini harus ditata letaknya
sesuai dengan kepentingan tiap-tiap department.
1. Fasilitas Penunjang Operasional Hotel
a. Function
1. Function Room lebih dari 400
2. Pre Function
3. Gudang Prabot (Function Room)
4. Meeting Room lebih dari 20
5. Meeting Room lebih dari 60

Universitas Sumatera Utara

6. Meeting Room lebih dari 100
7. Pantry
8. WC Pria
9. WC Wanita
b. Fitness Center
1. Ruang Fitness
2. Ruang senam
3. Ruang Sauna Pria
4. Ruang Sauna Wanita
5. Counter
6. Loker Pria
7. Loker Wanita
8. WC Pria
9. WC Wanita
c. Swimming Pool
1. Pool Deck sekeliling kolam
2. Locker dengan kunci untuk Pria
3. Locker dengan kunci untuk Wanita
4. Toilet/WC Pria
5. Toilet/WC Wanita
6. Tempat cuci bilas
7. Petunjuk tentang kedalaman air dan pengumuman atau alat
penanda lainnya.
d. Fasilitas Lainya

Universitas Sumatera Utara

1. Poliklinik
2. Mushola
3. Driver Room
4. Massage
5. Salon
6. Drug Store
7. Travel Agent
8. Business Center
9. Florist
10. Money Changer
11. Coffee Shop
12. Lounge Bar
13. Restaurant
2. Fasilitas Penunjang Oprasional Departmen
a. General Manager dan Secretary Office
b. Front Office Department
1. Lobby
2. Concierge
3. Front Desk
4. Back Office
5. Front Office Manager
6. Operator
7. WC karyawan
8. Toilet/WC Pria

Universitas Sumatera Utara

9. Toilet/WC Wanita
c. Housekeeping Department
1. Housekeeping Office
2. Gudang linen
3. Gudang ameities
4. Gudang alat-alat kerja
5. Ruang pakaian bersih
6. Ruang seragam
7. Gudang barang-barang bekas
8. Ruang Lost and Found
9. Gudang Chemical
10. Roomboy Station di tiap kamar
d. Laundry
1. Office
2. Ruang pakaian kotor
3. Ruang cuci
4. Ruang setrika
5. Ruang pakaian bersih
e. Engineering Department
1. Chief Engineering Office
2. Ruang Kontrol
3. Workshop
4. Gudang alat-alat kerja
5. Gudang bahan perlengkapan

Universitas Sumatera Utara

6. Ruang Genset
7. Ruang Boiler
8. Ruang pompa
9. Ruang trafo
10. Ruang PLN
11. Ruang Chiller
12. WC karyawan
f. Food and Beverage Department
1. F&B Manager Office
2. Gudang bahan kering
3. Gudang minuman
4. Cold Storage
5. Kulkas sayuran
6. Gudang Ice Carping, Butter Carping
7. Gudang perabot pecah belah
8. Gudang botol kosong
9. Pantry
10. Toilet/WC Pria
11. Toilet/WC Wanita
g. Main Kitchen
1. Kitchen
2. Chef Office
3. Room Service
h. Personel Manager

Universitas Sumatera Utara

1.

Manager Office

2. Ruang Staff
3. Ruang Pelatihan
4. Ruang Rapat Departmen Hotel
5. Employee Dining Room
6. Locker Karyawan wanita
7. Locker Karyawan pria
8. WC karyawan
i. Accounting Department
1. Accounting Manager
2. Cashier
3. Ruang Staff
4. Ruang Arsip
j. Purchasing
1. Office
2. Reseiving
3. General Storage
4. Gudang Stasioner
k. Marketing Department
1. Marketing Manager Office
2. Ruang Staff
l. Pos Security
m. Rambu-rambu
n. WC Karyawan

Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Ciri- Ciri Transaksi Industri Perhotelan
Industri Perhotelan merupakan industri jasa. Dikatakan Industri jasa karena
produk yang ditawarkan adalah jasa. Misalnya jasa pelayanan kamar, jasa
pencucian pakaian, dan lain sebagainya. Sebagai industri jasa, industri perhotelan
memiliki beberapa ciri, diantaranya:
1. Penjualan
Frekuensi penjualan relatif tinggi. Industri perhotelan dalam sehari
beroprasi selama 24 jam. Penjualan terjadi di restoran, cafe, bar, dan
fasilitas lain terjadi dengan cepat. Terhadap frekuensi penjualan yang
relatif tinggi itu harus dilakukan pengendalian oleh manajemen agar hasil
penjualan dapat terkendali.
Bisnis bersifat musiman. Untuk di kawasan bisnis (business hotel),
tingkat hunian kamar yang tinggi di antara Senin sampai dengan Kamis.
Sebaliknya pada hotel kawasan wisata, tingkat hunian relatif stabil dan
akan menjadi tinggi pada musim libur.
2. Sifat Produk
Sifat produk pada industri perhotelan antar lain mutu produk dan
layanan yang dihasilkan oleh industri perhotelan bersifat fluktuatif, tamu
terlibat langsung dalam aktivitas poduksi, produk yang ditawarkan tidak
dapat dijadikan sample, dan pengendalian mutu produk dilaksanakan
dengan ketat.
3. Kalkulasi Harga Pokok Makanan dan Minuman
Biaya-biaya yang terjadi di hotel dapat dikelompokan menjadi
biaya tenga kerja, bahan baku, dan overhead. Dalam menentukan harga

Universitas Sumatera Utara

pokok makanan dan minuman hanya biaya bahan baku makanan dan
minuman yang di bebankan sebagai harga pokok setiap produk. Biaya
tenaga kerja dan overhead tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok
makanan tetapi akan diperhitungkan pada akhir priode akuntansi sebagai
beban restoran.
4. Pelaporan Aktivitas Operasional Hotel
Karena aktivitas hotel yang tinggi maka laporan dikerjakan setiap
hari. Aktivitas operasional hotel dimulai dari jadwal kerja/shift pagi (Shift
A) kemudian ditutup pada shift C. Laporan penjulan dan biaya yang terjadi
diperiksa dan di audit setiap hari oleh auditor internal hotel.
5. Pemasaran Hotel
Hotel dipasarkan dengan berbagai saluran distribusi. Untuk
mengenalkan mutu layanan dan fasilitas hotel, hotel bisa menggunakan
agen agen promosi bekerja sama dengan travel agen, atau membuat eventevent kreatif sebagai ajang promosi. Kemajuan teknologi juga membantu
hotel melakukan kegiatan pemasaran, dengan hadirnya internet. Hotel bisa
membuat website dan melukan kerja sama dengan situs-situs pencarian
hotel online yang sekarang sedang booming untuk menarik konsumen.
6. Investasi
Investasi untuk bisnis perhotelan sangat besar digunakan untuk
investasi fisik seperti bangunan dan investasi lainnya. Investasi bangunan
fisik hotel bisa jadi bersumber dari modal pemilik dan utang jangka
panjang.

Universitas Sumatera Utara

7. Sistem Akuntansi
Waktu pelaporan yang dilakukan relatif cepat untuk mendeteksi
jika terjadi kesalahan ataupun penyimpangan terutama dalam penjualan.
Agar manajemen dapat memperoleh informasi yang diperlukan dengan
cepat

maka

diperlukan

sistem

akuntansi

khusus

dan

aktivasi

hotel.Frekuensi transksi di hotel terjadi dengan cepat namun dengan nilai
transaksi kas per unit yang relatif kecil memerlukan penanganan khusus,
misalnya laporan penjualan kas setiap waktu kerja (shift) ataupun jurnal
khusus penerimaan kas untuk mengendalikan kas hotel.
8. Struktur pendapatan biaya hotel
Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan,
minuman, dan pendapatan lain. Sedangkan biaya-biaya dan harga pokok
terjadi untuk biaya bahan yang habis di pakai di setiap bagian hotel, harga
pokok makanan dan minuman, biaya adminitrasi dan umum, biaya
administrasi dan pemasaran, biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi,
biaya sumber daya manusia,biaya pemeliharaan sarana fisik, biaya energi
dan laba/rugi yang dihasilkan.
2.4 Analisis SWOT
2.4.1 Pengertian Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006:25) Analisis SWOT adalah suatu analisis yang
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities), namun

secara bersamaan

dapat

meminimalkan

kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Bertujuan untuk menentukan
usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan oleh sebab itu tujuan

Universitas Sumatera Utara

perusahaan`lebih

mudah

tercapai

sehingga

setiap

perusahaan

dapat

mempergunakan teknik analisis SWOT.
Proses pengambilan keputusan strategi ini selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencanaan strategi harus menganalisis faktor faktor strategi perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan
oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT, dimana analisis SWOT merupakan
analisis untuk membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman
dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.
2.4.2 Tujuan Penerapan SWOT
Menurut Hunger (2003:22) analisis situasi

merupakan awal proses

perumusan strategi. Selain analisis situasi juga mengharuskan para manajer
strategi untuk menemukan kesesuaian strategi antara peluang-peluang eksternal
dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman
eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.
Perumusan strategi sering kali ditunjukkan sebagai perencanaan strategi
dalam jangka panjang. Proses perumusan berurusan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Agar hal ini dapat tercapai, maka
pembuatan strategi harus menganalisis faktor faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) kunci pada situasi sekarang dan
hasil peramalan tentang masa depan.

Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Pengamatan Lingkungan
Menurut Hunger (2003:23) sebelum perusahaan dapat memulai perumusan
strategi,

manajemen

harus

mengamati

lingkungan

eksternal

untuk

mengindentifikasi kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan
lingkungan adalah pemantauan, pengevaluasian, dan penyebaran informasi dari
lingkungan eksternal kepada orang orang kunci dalam perusahaan. Pengamatan
lingkungan adalah alat manajemen untuk menghindari kejutan strategi dan
memastikan kesehatan manajemen jangka panjang. Penelitian menunjukkan
hubungan yang positif antara pengamatan lingkungan dengan laba.
2.4.3.1 Analisis Lingkungan Internal
Menurut Jatmiko (2004:30), analisis lingkungan eksternal disebut juga
analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan, analisis kapabilitas dan budaya
organisasi, atau kadang juga disebut analisis jati diri organisasi/perusahaan
merupakan analisis mengenai sumberdaya perusahaan, dan peluang-peluang
industri. Adapun indentifikasi faktor yang terdapat dalam lingkungan internal
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Aspek Pemasaran
Pemasaran adalah proses penentuan, pengantisipasian, penciptaan,
dan pemenuhan keinginan dalam kebutuhan pelanggan atas produk atau
jasa.
2. Aspek Keuangan dan Akuntansi
Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang
terbaik kekuatan atau posisi persaingan perusahaan dan daya tarik utama
bagi para investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan

Universitas Sumatera Utara

organisasi/perusahaan merupakan hal yang penting dalam formulasi
strategi secara efektif.
3. Aspek Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor lingkungan internal dalam
perusahaan

yang

menjalankan

seluruh

aktivitas-aktivitas

didalam

perusahaan. Perusahaan dapat bekerja dengan baik apabila memilki
sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, keahlian dalam bersaing
dan manajemen yang baik.
4. Aspek Produksi/Operasi dan Penelitian Pengembangan
Aktivitas-aktivitas produksi merupakan gambaran bagian terbesar
dari sumber daya manusia dan modal suatu organisasi. Penelitian dan
pengembangan secara spesifik juga mempengaruhi kekuatan dan
kelemahan perusahaan.
5. Aspek Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan istilah yang berhubungan dengan
mekanisme formal dimana setiap organisasi sebaiknya menggunakan
sistem informasi untuk memperoleh informasi tentang lingkungan
eksternal yang relevan dan tentang kapabilitas internal organisasi itu
sendiri.
2.4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau
variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi/perusahaan.
Komponen tersebut cenderung berada diluar jangkauan organisasi, artinya
organisasi/perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponen-

Universitas Sumatera Utara

komponen tersebut. Komponen itu cenderung diperlukan sebagai sesuatu yang
given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana
organisasi

berkompromi

atau

menyiasati

komponen-komponen

tersebut

(Dirgantoro,2004:40).
Menurut Jatmiko (2004:39), analisis lingkungan eksternal dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Lingkungan Eksternal Makro, terdiri dari:
a. Faktor Fisik
Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan
dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit
atau surflus neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat
simpanan pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestik bruto.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial mencakup angkatan kerja, variasi dalam angkatan
kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan
dalam persepsi mengenai karakteristik produk dan jasa.
d. Faktor Politik dan Hukum
Faktor politik dan hukum mencakup hukum perpajakan, filosofi,
hukum pelatihan tenaga kerja, kebijakan dan filosofi pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

e. Faktor Teknologi
Faktor teknologi mencakup inovasi produk, inovasi proses,
aplikasi pengetahuan, fokus pada penelitian pengembangan yang didukung
pemerintah maupun swasta dan teknologi komunikasi baru.
f. Faktor Demografi
Faktor demografi mencakup besarnya populasi, struktur usia,
distribusi geografi, komposisi etnis dan distribusi pendapatan.
2. Lingkungan Eksternal Mikro
Menurut Jatmiko (2004:44) lingkungan industri disebut juga dengan
lingkungan kompetitif yang merupakan lingkungan eksternal yang paling penting
bagi kebanyakan manajer dan perumusan manajemen stratejik suatu perusahaan
untuk dianalisis secara mendalam.
Kekuatan persaingan industri terdapat beberapa unsur, antara lain:
a.

Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru dalam industri biasanya membawa dan menambah

kapabilitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar, dan juga
sumberdaya baru. Berat ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada
hambatan masuk dan reaksi diri dari para pesaing yang telah ada dimana
pendatang baru akan memasuki industri tinggi dan pendata tersebut. Jika
hambatan masuk ke industri dapat dikalahkan oleh para pesaing yang telah
ada, maka perusahan tidak akan mendapatkan ancaman serius dari
pendatang baru.

Universitas Sumatera Utara

b. Kekuatan Pemasok
Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan
untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau
perusahaan. Apabila pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal
penyediaan input, sedang industri tidak mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah dan
sebaliknya posisi tawar menjadi kuat.
c. Kekuatan Pembeli/Pelanggan
Dalam pembelian terdapat dua jenis pelanggan yang dimaksud,
yaitu yang terdiri dari pelanggan individu dan pelanggan organisasi. Dalam
industri tertentu mungkin terdapat beberapa perantara antara industri atau
pemakai akhir atau konsumen akhir, namun juga ada industri atau
perusahaan yang menjual secara langsung kepada konsumen akhir.
d.

Ancaman Produk Pengganti
Produk

pengganti

dapat

memberikan

pilihan

bagi

pelanggan/pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan.
e.

Pesaing Dalam Industri
Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah

organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses didalam atau pasar yang
memberikan peluang-peluang keuntungan.
2.4.4 Tahapan Perencanaan Strategi Melalui Analisis SWOT
Ada beberapa proses penyusunan perencanaan strategi, menurut Rangkuti
(2009) ada 3 tahapan analisis, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data, tetapi juga
merupakan suatu kegiatan pengklarifikasian data dan pra analisis. Pada
tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data
internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan
seperti analisis pasar, analisis
pemerintah

dan

kompetitor, analisis pemasok, analisis

analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal

diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan keuangan,
laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional dan
laporan kegiatan pemasaran. Metode yang dipakai dalam tahap ini adalah
matriks IFAS dan matriks EFAS.
2. Tahapan Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap

kelangsungan

perusahaan,

tahap

selanjutnya

adalah

menggabungkan IFAS + EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub
IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan akan dibandingkan akan
memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar - benar
tekait dengan permasalahan yang terjadi.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Pada tahap

pengambilan

keputusan

akan digunakan matriks

SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan
dalam menghadapi MEA sesuai dengan posisi perusahaan yang telah
digambarkan pada matriks SWOT.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi
dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti

Tahun

Judul

Hasil Penelitian

Nurhalimah 2014

Analisis

Nasution

Bisnis

Jasa internal CV Simpati Taxi

Transportasi

CV. sangat

Simpati

Taxi Lingkungan

Medan

Strategi Lingkungan

eksternal

dan

berpegaruh.
eksternalnya

adalah merekrut pengemudi
yang

professional.

Lingkungan

internal

pengembangan

pasar

dan

memperbanyak

rute

dan

tujuan trayek.
CV

Simpati

memprioritaskan

Taxi

lebih
strategi

pengembangan pasar dalam
meningkatkan

kualitas

pelayanan jasa yang diberikan
kepada para penumpang dan
penetrasi strategi yaitu untuk
meningkatkan pangsa pasar
produk yang dihasilkan oleh
perusahaan

dalam

menghadapi persainan bisnis
jasa transportasi.
Mentari

2014

Analisis

Strategi Strategi pengembngan usaha

Universitas Sumatera Utara

Astuti

Pengembangan

yang tepat untuk usaha Mak

Usaha Kecil (Studi Atik

berdasarkan

analisis

pada Usaha Mak SWOT adalah Menciptakan
produk kreasi baru dengan

Atik)

harga

yang

konsumen,

dijangkau

memperthankan

pelayanan

untuk

mempertahankan

loyalitas

konsumen,

menjalin

hubungan

baik

dengan

peemasok

untuk

selalu

mendapat produk berkualitas.
Desy Erika 2015

Penentuan Strategi Faktor eksternal yang dapat

Permatasari

Bisnis Manajemen mempengaruhi
Hotel

Dalam strategi

Menghadapi
Persaingan
Kasus

Di

Royal
Surabaya)

penyusunan

yaitu

peluang

berjumlah 5 faktor dengan
(Studi peluang utama adalah adanya
Quds kesan positif dari tamu yang
Hotel pernah menginap dengan skor
bobot 0,3366. Ancaman juga
berjumlah 5 faktor dengan
ancaman

utama

dalah

persaingan

industri

hotel

semakin

ketat

Surabaya

dengan skor bobot 0,3041.
Faktor internal hotel yang
dapat

mempengaruhi

penyusunan

strategi

yaitu

faktor kekuatan sebesar 5
faktor dengan kekuatan utama
adalah

adanya

komunikasi

yang baik antar karyawan

Universitas Sumatera Utara

dengan

skor

0,3554.

Sedangkan

kelemahan

sebanyak 6 faktor dengan
kelemahan

utama

adalah

kurang luasnya lahan parkir
dengan skor 0,1133.
Strategi

yang

sebaiknya

digunakan oleh hotel Quds
Royal

dalam

menghadapi

persaingan berdasarkan hasil
analisis matriks QSPM ialah
menjalin kerja sama dengan
berbagai travel agent yang
menjual paket wisata religi
dalam

menarik

minat

rombongan peziarah Sunan
Ampel untuk menginap di
Quds Royal.
Iin

Sri 2013

Strategi

Karina

Dalam

Sebayang

Melalui

Bersaing Strategi yang diterapkan oleh
Pemasaran Toko

Kaban

dengan

Analisis menggunakan analisis SWOT

SWOT Pada Toko ialah strategi agresif yaitu
Kaban

Di menciptakan

strategi

yang

Perumnas

menggunakan kekuatan untuk

Simalingkar

memanfaatkan peluang.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Pemikiran
Pada skripsi ini penulis menggunakan analisis SWOT sebagai formulasi
terhadap strategi bisnis Siantar Hotel. Untuk melakukan analisi SWOT penulis
terlebih dahulu melalukan analisis lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah
analisis lingkungan dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal) perusahaan
(hotel).
Setelah analisis Lingkungan dilakukan maka akan didapat gambaran
perusahaan (hotel) tersebut. Dengan gambaran tersebut penulis membuat analisis
SWOT dari perusahaan (hotel) tersebut. Setelah di dapat hasil dari analisis SWOT
maka akan diketahui letak perusahaan (hotel). Setelah diketahui letak perusahaan
(hotel) pada suatu kuadran maka strategi bisa ditentukan.
Gambar 2.5
Kerangka Berfikir
SIANTAR HOTEL

ANALISIS LINGKUNGAN

INTERNAL

EKSTERNAL

IFAS

EFAS

ANALISIS SWOT

EVALUASI

STRATEGI

EVALUASI

Sumber : Data diolah

Universitas Sumatera Utara