Penerapan Safety Inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

112

Lampiran 1: Permohonan Menjadi Informan
PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada Yth.
Bapak selaku informan
Di tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Departemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Nama

: Priska Sri Indrayani

NIM

: 121000398

Akan mengadakan penelitian tentang “Penerapan Safety Inspection
Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan

Kuala Tanjung Tahun 2016”. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak untuk
berpartisipasi menjadi informan dalam penelitian ini. Segala hal yang bersifat
rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk kepentingan
penelitian ini.
Apabila Bapak bersedia menjadi informan, maka saya bermohon untuk
menandatangani lembar persetujuan yang tersedia. Atas perhatian dan
ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,

Priska Sri Indrayani

Universitas Sumatera Utara

113

Lampiran 2: Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI INFORMAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama


:

Usia

:

Jabatan

:

Pendidikan Terakhir

:

Masa Kerja

:

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan
mengenai maksud dari pengumpulan data untuk penellitian tentang “Penerapan

Safety Inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas
Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016”. Untuk itu, secara sukarela saya
menyatakan bersedia menjadi informan penelitian tersebut.
Adapun bentuk kesediaan saya adalah:
1. Bersedia ditemui dan memberi keterangan yang di perlukan untuk
keperluan penelitian
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan
penuh kesadaran tanpa paksaan.

Kuala Tanjung, 2016
Informan

(…………………………………………)

Universitas Sumatera Utara

114

Lampiran 3: Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN


PENERAPAN SAFETY INSPECTION SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA DI PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN
KUALA TANJUNG TAHUN 2016
Petunjuk umum wawancara mengenai “Safety Inspection”.
1.

Ucapan terimakasih kepada informan karena telah bersedia diwawancara.

2.

Melakukan perkenalan dua arah, baik peneliti ataupun informan.

3.

Menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan wawancara.

4.

Menjelaskan bahwa pendapat atau saran dan pengalaman informan sangat

berharga.

5.

Menjawab pertanyaan wawancara dengan jelas dan jujur sangat diharapkan
oleh peneliti.

6.

Dalam wawancara tidak ada jawaban salah atau benar, serta dijaga
kerahasiaannya.

Universitas Sumatera Utara

115

IDENTITAS INFORMAN
Nama

:


Usia

:

Jabatan

:

Pendidikan Terakhir

:

Lama Bekerja

:

PEDOMAN WAWANCARA
I.
II.

III.

Apa tujuan dan manfaat dilaksanakannya safety inspection bagi perusahaan?
Jenis Safety inspection
Jenis inspeksi apa yang dilakukan di PT. MNA ini?
Pelaksana Safety inspection
1. Siapa yang melakukan safety inspection? Apa jabatannya?
2. Berapa orang? Apa saja tugas dan tanggung jawabnya?
3. Apakah orang yang bertanggung jawab melakukan safety inspection telah
mendapatkan pelatihan mengenai safety inspection?

IV.

Waktu dan Frekuensi
1. Kapan safety inspection dilakukan?
2. Berapa sering safety inspection dilakukan?
3. Apakah ada area kerja dengan frekuensi inspeksi paling sering dilakukan
berdasarkan potensi bahaya?

V.


Hal Yang Diinspeksi
1. Apa saja yang diinspeksi?
2. Apakah terdapat form/checklist mengenai hal apa saja yang akan
diinspeksi?

VI.

Prosedur Pelaksanaan Safety inspection
Bagaimana prosedur pelakanaan safety inspection di PT. MNA?
a. Perencanaan

Universitas Sumatera Utara

116

b. Pelaksanaan
c. Pengembangan Upaya Perbaikan dan tindak lanjut
d. Pelaporan


Universitas Sumatera Utara

117

Lampiran 4. Hasil Wawancara Penerapan Safety inspection Sebagai Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala
Tanjung
Tabel Matriks 1.

Informan 1
HoD EHS

Informan 2
EHS Supervisor
(Sekretaris
P2K3)

Penerapan Safety inspection Sebagai Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala
Tanjung

Safety inspection diterapkan sejak tahun 2008. Safety
inspection salah satu tools untuk prevention accident untuk
dapat menilai sejauh mana gap atau ketidaksesuaian K3 di
masing-masing tempat kerja sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan segera agar tidak menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman pelaksanaan safety
inspection di perusahaan ini adalah SOP yang berlaku di
Wilmar dan MNA Kuala Tanjung. Kita melakukan Safety
inspection karena kebutuhan. Memang ada UU No. 1 tahun
1970 dan Requirement Quality Management System OHSAS
18001 yang mengharuskan kita melakukan safety inspection.
Jadi karena kita sudah mempunyai manual prosedur untuk
K3 makanya kita harus punya safety inspection. Dengan
adanya tindakan perbaikan unsafe action, unsafe condition
maka dapat kita lakukan controlling sehingga akan sangat
berdampak terhadap pencegahan kecelakaan kerja.
Safety inspection merupakan salah satu tools bagaimana kita
bisa melihat jalannya pelaksanaan K3 di perusahaan apakah
memenuhi peraturan atau ketentuan yang telah digariskan
sehingga kita bisa membandingkan implementasi yang

dilapangan terhadap yang ditetapkan apakah sesuai , kurang
sesuai atau bahkan tidak tepat sama sekali.
Kalau berdasarakan peraturan, MNA telah menerapkan
klausul-klausul yang telah disebutkan dalam audit OHSAS
18001, turunan-turunan dari UU No. 1 tahun 1970 tentang
Menajemen K3, tapi induknya UU No. 1 tahun 1970, jadi
wajib melakukan inspeksi K3 dalam rangka upaya-upaya
untuk mencegah kecelakaan.
Safety inspection sangat erat kaitannya dengan terjadinya
kecelakaan karena hal ini menyangkut kodisi tidak aman.
Apabila dari hasil suatu inpseksi atau audit terhadap kondisi
tidak aman itu dapat diidentifikasi sebanyak mungkin maka
kemungkinan untuk kecelakaan itu dapat kita tekan sekecil
mungkin terjadinya. Perilaku tidak aman dalam suatu
peristiwa kecelakaan salah satu faktor penyebab sangat besar
korelasinya. Maka dengan audit/ observasi terhadap perilaku
orang tidak aman kita akan turunkan tindakan-tindakan
tidak aman dan dapat dikatakan paling efektif dalam

Universitas Sumatera Utara

118

mencegah kecelakaan dengan konsep berperilaku aman
dalam bekerja. Jika kita berperilaku aman maka peluang
kondisi tidak aman sangat kecil.
Informan 3
EHS Officer

Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan sudah
diterapkan sejak tahun 2008. Safety inspection menjadi salah
satu standar untuk melakukan pengontrolan sarana produksi
untuk melihat ketidaksesuaian yang mencakup salah satunya
mesin, lingkungan kerja, proses kerja. Menyangkut standar
control produksi dan operasional. Salah satu Pedoman
safety inspection adalah UU No. 1 Tahun 1970, Wilwar
Sustainable Control (WSC) dan juga yang di SOP masih
Permen 1996, SOP kami banyak yang belum direvisi.

Informan 4
Seksi Patrol

Safety inspection ini dilakukan di semua departemen yag ada
di MNA dan sudah ada pihak yang bertanggung jawab atas
hal tersebut. Safety inspection itu sangat perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Safety inspection ini
bertujuan untuk memperbaiki kondisi hal-hal yang tidak
sesuai dengan K3.

Informan 5
Assistant
Supervisor

Setiap proses kerja kritikal dan non-kritikal perlu dilakukan
inspeksi untuk mengetahui apakah telah dilakukan sesuai
dengan peraturan K3. Safety inspection ini sangat
berpengaruh terhadap timbulnya kondisi-kondisi tidak aman
sehingga kecelakaan kerja dapat ditekan.

Informan 6
Anggota P2K3

Safety inspection sebagai upaya pendukung untuk mencapai
target perusahaan yaitu zero accident.

Tabel Matriks 2.

Informan 1
HoD EHS

Waktu dan Frekuensi Safety inspection Sebagai Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan
Kuala Tanjung
Safety inspection ada jadwalnya, yaitu jadwal rutin 1 kali
sebulan. Bukan setiap hari kita inspeksi. Berdasarkan
laporannya, ada sekali sebulan. Ada atau tidaknya temuan
negative laporan tetap jalan. Kalau untuk setiap harinya itu
adalah tanggung jawab semua orang. Misalnya jika saya turun
ke lapangan saya melihat atau siapa saja yang melihat suatu
ketidaksesuaian itu tanggung jawab semua untuk mengingatkan
Karena semua masalah safety adalah tanggung jawab bersama.
Inspeksi tidak setiap hari ada laporannya tapi setiap hari kita
lakukan.

Universitas Sumatera Utara

119

Infroman 2
EHS
Supervisor
(Sekretaris
P2K3)

Ada jadwal rutin yang kita sebarkan ke departemen terkait
jadwal inspeksi dari EHS 1 kali sebulan, sedangkan per
departemen bisa satu kali seminggu. Ini bicara soal frekuensi
jadi ada 3 kategori atau 3 jadwal yaitu kami sendiri (EHS),
departemen sendiri, kemudian gabungan seluruh MNA untuk
saling crosscheck. Masalahnya adalah jadwal dalam
pelaksanaan yang gabungan dari beberapa deparetemen sulit
mempertemukan secara kesatuan waktu. Sering kita melakukan
penjadwalan ulang karena personilnya memiliki kesibukan, ada
pekerjaan darurat, kegiatan lain yang membuat jadwal
bergeser.

Informan 3
EHS Officer

Jadwal tetapnya minggu pertama sampai minggu kedua paling
lama. Karena kalau dibuat minggu ketiga nanti pada saat
perbaikan dalam bulan itu waktu untuk closed nya terlalu
cepat. Jadi kalau minggu pertama kan masih ada waktunya 3
minggu lagi untuk perbaikan, karena bagaimanapun laporannya
harus di closed dalam bulan itu juga. Jangan melewati bulan
tersebut.

Informan 4
Seksi Patrol

Safety ispeksi ada yang dilakukan setiap hari ada juga bulanan.
Safety inspection harian yang dilakukan mulai dari pagi hari
pukul 08.00 setelah briefing sambil meriksa work permit
sampai dengan selesai jam kerja office yaitu pukul 16.45.
Untuk shift malam juga ada yang bertugas untuk inspeksi dari
masing-masing departemen. Safety inspection perbulannya
diadakan minggu pertama atau kedua.

Informan 5
Assisten
Supervisor

Inspeksi secara data memang ada formnya tapi tidak harian.
Minimal 3 kali sebulan mengisi form yang menandakan
bahwasannya kita telah melakukan inspeksi lalu laporannya
diberikan ke EHS, yang membuat laporannya kita sendiri (user
plant). Kalau inspeksi tanpa data kita lakukan setiap hari.

Informan 6
Anggota P2K3

Inspeksi ada dilakukan setiap hari, seksi patrol juga setiap hari
jalan untuk memantau kondisi tiap departemen. Inspeksi yang
dilakukan secara berkelanjutan mulai dari shift pagi, sore, dan
malam. Departemen juga melakukan safety inspection
mingguan dan membuat laporan yang akan diserahkan ke
departemen EHS setiap bulannya sesuai dengan form yang
diberikan oleh EHS. Tidak ditentukan harinya tapi setiap
minggu diadakan 1 kali dalam seminggu.

Universitas Sumatera Utara

120

Tabel Matriks 3.
Informan 1
HoD EHS

Jenis Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala
Tanjung
Untuk jenis inspeksi yang kita lakukan ada rutin dan tidak
rutin. Kalau yang rutin kita lakukan sebulan sekali kalau yang
tidak rutin itu contohnya pada saat petugas sedang safety
patrol ada temuan itu bisa dilakukan inspeksi.

Informan 2
Jenisnya Berdasarkan pelaksana inspeksi kita ada 3 pihak,
EHS Supervisor yaitu yang pertama inspeksi yang dilakukan oleh kita (EHS),
(Sekretaris P2K3) pihak user plant, dan gabungan. Kalau yang dari EHS
inspeksi semua departemen, kalau user plant inspeksi
departemen masing-masing, gabungan itu dilakukan setiap
satu kali bulan.
Informan 3
EHS Officer

Jenisnya ada jadwal rutin dan tidak rutin. Untuk yang rutin
kita lakukan sebulan sekali untuk yang tidak rutin bisa saja
setiap hari.

Informan 4
Seksi Patrol

Jenis inspeksinya ada inspeksi APAR, Hydrant, kotak P3K,
unsafe action, unsafe condition, kondisi lingkungan, dan lainlain

Informan 5
Assisten
Supervisor

Ada yang terjadwal dan ada yang tidak terjadwal. Kalau yang
terjadawal sebulan sekali dan seminggu sekali itu pakai form
kalau yang tidak terjadwal atau tidak pakai form kita lakukan
setiap hari

Informan 6
Anggota P2K3

Ada 2 jenis, yaitu inspeksi dilakukan oleh tim EHS dan yang
yang kita lakukan sehari-hari di departemen

Tabel Matriks 4. Pelaksana Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan
Kuala Tanjung
Informan 1
Petugas safety inspection itu semua departemen
HoD EHS
perwakilannya ada minimal level supervisor sebagai
inspektor. Pihak yang diinspeksi bisa bermacam-macam, ada
PiC penanggungjawab masing-masing area. Jadi level
supervisor sebagai inspektor melakukan safety inspection di
area tempat kerja. Disebut juga dengan Cross audit. Misalnya
orang PKS menginspeksi di concumer pack, consumer pack
menginspeksi di operation, dan seterusnya. Supervisor dan
orang-orang yang ada di struktur P2K3 adalah orang- orang
yang berkompeten karena sudah ditraining.
Informan 2
EHS

Pelaksana safety inspection dari Departemen EHS dilakukan
oleh Seksi Patrol, untuk yang di departemen dilakukan oleh

Universitas Sumatera Utara

121

Supervisor
(Sekretaris
P2K3)

serendah-rendahnya Head of Depertemen karena mereka
wajib terlibat di dalamnya. Perbedaannya adalah kalau
departemen melakukan untuk departemennya masing-masing
sedangkan yang dilakukan EHS untuk keseluruhan
departemen. Kemudian ada satu lagi yang baru-baru ini dibuat
dan ditegaskan oleh pimpinan, yaitu dengan membentuk suatu
kelompok tim inspeksi kemudian menginspeksi departemen
lain. Jadi ada 3 pihak yaitu, kami sendiri (EHS), departemen
sendiri, kemudian gabungan seluruh MNA untuk saling
crosscheck. Mereka sudah melakukan pelatihan, ada namanya
struktur P2K3 departemen, sejak mereka kita angkat jadi
anggota P2K3 otomatis mereka mendapat pelatihan yang
cukup terkait K3. Dalam matriks training kita, inspeksi dan
observasi adalah matrik training yang wajib baik departemen
maupun EHS dan seluruh karyawan. Kalau personil saya kira
semua auditornya sudah mempunyai kemampuan yang
cukuplah secara pesonilnya. Pemahaman tentang kondisi dan
perilaku yang tidak aman sudah mempunyai pengetahuan
yang sama.

Informan 3
EHS Officer

Awalnya yang bertugas melakukan safety inspection hanya
dari departemen EHS tapi mulai 2016 petugas yang
melakukan safety inspection sudah merupakan gabungan dari
beberapa dapartemen dan dibuat dalam bentuk tim. Safety
inspection yang dilakukan oleh masing-masing departemen
juga ada. Dulunya EHS ada sekitar 5 orang setiap bulan yang
melakukan, sekarang kita bagi satu orang satu untuk
mendampingi setiap tim dari berbagai departemen yang telah
diunjuk oleh HoDnya. Jumlah totalnya 5-7 oranglah 1 tim, ada
juga ketua timnya kita buat. Tugasnya tim itu pada saat
melaksanakan safety inspection mereka harus mencatat hasil
temuan inspeksi yang ada, ngasih rekomendasilah sama pihak
plant, baru nanti form yang udah diisi dilaporkan sama kita
saya selaku safety officer.
Anggota EHS yaitu Seksi Patrol setiap hari juga bertugas
melakukan inspeksi di lapangan. Safety inspection yang
dilakukan oleh masing-masing departemen tidak ditentukan
kapan waktu pelaksanaanya, yang melaporkan boleh
komisaris P2K3, karyawan diluar pun boleh tapi yang paling
sering melaporkan bagian P2K3 nya. Bukan hanya seksi
patrol, orang lain bisa juga kalau misalnya saya melihat, saya
juga berhak menindaklanjuti atau bahkan memberhentikan
pekerjaan. K3 itu tanggung jawab kita semua bukan hanya
EHS saja, kalau dulu EHS sekarang tidak lagi, budaya itu kita
perluas. Mulai dari operator sampai ke level GM (General
manager). Tapi kembali kepada kepedulian.

Universitas Sumatera Utara

122

Informan 4
Seksi Patrol

Petugas yang melakukan safety inspection kalau untuk harian
setiap departemen sudah ada dibentuk PPIK (Petugas Pemberi
Izin Kerja) jadi kita kerjasama dengan departemen, EHS
hanya memantau. Untuk safety inspection bulanan yang
bertugas tidak saya sendiri tapi bergabung dengan HoD dari
beberapa departemen dan seksi patrol yaitu pak Darwis, pak
Haryanto, dan pak Budi. Dari departemen juga wajib
melakukan inspeksi dan wajib membuat laporan bernama
laporan P2K3L yang terdiri dari laporan ketersediaan P3K,
observasi perilaku dan lingkungan kemudian laporan
diserahkan kepada departemen EHS. Seksi Patrol juga wajib
melaporkan minimal 10 temuan setiap bulan baik temuan
positif atau negatif. Temuannya tentang perilaku pekerja.
Kalau temuan negatif itu misalnya supir truk ada yang
berkeliaran tidak istirahat di tempat yang sudah disediakan,
kalau temaun positif itu pekerja yang sudah menggunakan
APD lengkap dan bekerja sesuai prosedur.

Informan 5
Assisten
Supervisor

Petugas yang mengingatkan pekerja adalah tugas beberapa
pihak, pihak plant dimana mereka bekerja, seksi patrol dari
Departemen EHS, dan pihak pemborongnya. Pekerja
mengajukan work permit ke kita izinnya. Orang EHS setiap
hari meginspeksi dan mengecek Work Permit, mengecek
bagaimana kondisi lapangan. Kita dan pihak pemborongnya
juga memastikan dan mengecek bahwa fasilitas safety
digunakan oleh setiap anggotanya. Setiap plant masingmasing juga ada orang-orangnya yang melakukan inspeksi,
kalau di plant ini yang melakukan komisaris P2K3.
Kita selalu rutin inspeksi setiap hari di lapangan tapi yang
khusus untuk itu sendiri tidak ada. Karena selain ada job-job
dia yang lain, plant-plant yang lain, tidak bisa rutin selalu
mengawasi terus menerus kondisinya. Tidak ada waktu
istilahnya. Kadang ada yang menegrjakan laporan, tidak
memeriksa lagi kondisi lapangan, memang seharusnya ada
orang yang selalu keliling, masalah pengaturan waktunya sulit
sekali.

Universitas Sumatera Utara

123

Informan 6
Anggota P2K3

Safety inspection adalah tugas semua personil yang ada di
masing-masing departemen hanya saja untuk melaporkannya
ke EHS ada perwakilannya. Kalau untuk setiap harinya setiap
personil wajib melakukan action terhadap safety yang ada di
plant apabila terdapat kondisi tidak aman langsung bertindak.
Untuk inspeksi Kita menunjuk salah satu komisaris P2K3
yang ada di plant, beliau bersama dengan shift leader akan
melakukan safety inspection mingguan. Petugas inspeksi
sudah dapat pelatihan. Fasilitatornya kita buat orang EHS.
Petugas inspeksi memantau setiap kontraktor yang tidak ada
work permit, pekerja yang tidak memakai APD wajib stop.
Karena kalau tidak ada work permit mereka kita kasih kerja,
bisa di SP semua.

Tabel Matriks 5.

Hal yang Diinspeksi di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala
Tanjung
Safety inspection dilakukan di semua departemen. Hal yang
diinspeksi tentu peralatan, sikap orang, tidak ada dilistkan,
tidak mungkin masing-masing didetailkan kondisi, sifat orang
bekerja, sarana fasilitasnya. Tidak ada patokannya, apa saja
yang nampak bisa kita inspeksi. Hal-hal yang kita inspeksi
adalah hal-hal yang berpotensi menyebabkan bahaya
kecelakaan, seperti mesin atau peralatan prosuksi yang rusak
atau tidak layak, instalasi listrik, saluran limbah cair lancer atau
tersumbat, housekeeping jugalah termasuk dan masih banyak
lagi.
Kendala hampir tidak ada, uang tidak jadi masalah. Tapi
budaya manusia Indonesia harus sering-sering diingatkan,
bukan hanya reward tapi penalty juga. Denda akan
diberlakukan, masih dalam tahap sosialisasi.

Informan 1
HoD EHS

Informan 2
EHS
Supervisor
(Sekretaris
P2K3)

Ada 20 departemen yang diinspeksi, sectionnya ada 27 lebih.
Semua wajib diinspeksi, tidak boleh ada tempat kerja yang
tidak pernah diinspeksi. Inspeksi meliputi semua peralatan,
kondisi, keadaan, observasi ditambahkan lagi perilaku orang.
Semua hal yang terkait dengan kegiatan dari pekerjaan
merupakan hal yang diinspeksi. Kalau di setiap departemen ada
inspeksi, misalnya di EHS ada form inspeksi, inspeksi APAR
mulai dari penempatan, penomoran di lokasi, saluran keluar,
pressure-nya seperti apa, jadwal inspeksi, dan kertas
inspeksinya.

Informan 3
EHS Officer

Inspeksi yang dilakukan setiap hari oleh Seksi Patrol tidak
hanya sebatas work permit saja tetapi semua ketidaksesuian

Universitas Sumatera Utara

124

dipantau. Kalau observasi ke orangnya kalau safety inspection
kita mengarah ke peralatan dan mesin, Kalau untuk bulanan
sebetulnya sama, inspeksi dan observasi. Tapi observasi ini
bisa juga kita lakukan secara individu, pribadi, per orang boleh
kapan saja tidak harus dischedulekan. Ada juga form
ketidaksesuaian. Tapi kembali ke orangnya apakah dia mau
menulisnya atau tidak. Sebenarnya ada peraturan yang
mewajibkan untuk menulis tapi kalau dilihat kebanyakan
temuannya positif semua. Kita itu ada tool inspeksi, observasi,
form ketidakpatuhan kontraktor, supir, karyawan. Tool itulah
yang seharusnya dibawa ke lapangan, pada saat inspeski
tinggal diisi. Atau katakanlah mereka tidak membawa form,
harusnya mereka bawa ke kantor untuk diproses.
Informan 4
Seksi Patrol

Informan 5
Assisten
Supervisor

Untuk safety inspection harian departemen yang saya
tanggungjawabi ada 5. Setiap hari dikunjungi. Ada Warehouse
Fg, Texturing, Power Plant, Texturing 4, dan Laboratorium.
Hal yang diinspeksi adalah Work Permit baik pekerjaan kritikal
maupun non-kritikal.
Biasanya pagi memeriksa work permit apakah sudah sesuai
kemudian siangnya mengawasi kembali. Contoh pekerjaan
kritikal adalah pekerjaan sandblasting dan coating. Yang
diinspesksi adalah penggunaan APD, Isolate pipe line, isolate
electrical source, pemasangan tag out dan lock out, bahanbahan mudah terbakar, bahan pencemar, penempatan/peletakan
peralatan dan material, peralatan kerja yang akan digunakan,
temperatur udara, kadar oksigen, gas-gas berbahaya dan
beracun, gas mudah terbakar dan meledak. Kalau untuk
pekerjaan non kritikal yang diperiksa lebih sedikit. Contoh
pekerjaan non-kritkal adalah Service AC, hal yang diinspeksi
dalam proses kerja ini, ialah penggunaan APD,
penempatan/peletakan peralatan, material kerja, dan peralatan
kerja yang layak pakai.
unsafe condition dan unsafe action bisa dilakukan setiap hari,
mingguan juga bisa tergantung temuan di lapangan.
Untuk yang bulanan semua temuan tentang ketidaksesuaian
diperiksa, seperti sarang laba-laba, temuan-temuan yang
sifatnya untuk perbaikanlah. Apakah dia yang rusak, tidak baik,
kotor, dan lain sebagainya. Tidak ada daftar apa-apa saja yang
mau diinspeksi, kita secara visual saja di lapangan. Selain itu
ada juga inspeksi untuk APAR dan Hydrant yang dilakukan
sebulan sekali.
Hal yang dilihat atau diperiksa, masalah kelengkapan APD,
personil, pekerjaannya gimana, jumlahnya apakah benar-benar
orang-orangnya yang terdaftar di Work Permit itu, cara
kerjanya ataupun alat kerjanya. Daftar apa-apa aja yang

Universitas Sumatera Utara

125

diperiksa ada di Work Permit yang tercantum di papan nama
mereka.
Informan 6
Anggota P2K3

Petugas inspeksi memantau setiap kontraktor yang tidak ada
work permit, pekerja yang tidak memakai APD wajib stop.
Karena kalau tidak ada Work Permit mereka tetap kita izinkan
bekerja, bisa diberi SP (Surat Peringatan) semua.
Kalau untuk yang migguan mencakup inspeksi alat pemadam
kebakaran, inspeksi lingkungan, safety patrol, inspeksi
keselamatan dan kesehatan. Contohnya bisa lihat di laporan
kegiatan kerja P2K3L.

Tabel Matriks 6. Prosedur Pelaksanaan Safety inspection di PT. Multimas Nabati
Asahan Kuala Tanjung
Informan 1
Tahap perancanaan dilakukan dengan menyusun jadwal rutin.
HoD EHS
Bukan hanya tanggal tapi orangnya juga ditunjuk, di area mana
dilakukan safety inspection, dan form apa yang digunakan.
Pelaksanaan safety inspection dilakukan secara bersama. Jadi
sistemnya seperti audit internal ada PiC ada auditor. Auditor
pihak yang mengaudit PiC.
Pada saat melakukan safety inspection auditor melakukan
penilaian terhadap potensi bahaya dan berhak memberhentikan
pekerjaan/shut down daripada celaka. Kita peringkatkan semua
faktor risiko di masing-masing area sehingga mereka harus
membuat program kerja untuk melakukan tindakan perbaikan
terhadap apapun faktor risiko atau bahaya. Karena setiap
tindakan perbaikan memerlukan biaya, sementara temuannya
banyak tentu harus dikritikalkan dulu atau dipoinkan mana
yang lebih mudah dulu, mana yang lebih murah dulu, mana
yang lebih kritis, urgent, dan penting untuk segera dilakukan
perbaikan. Pelaporan dan tindak lanjut dibuat itu jadi sebuah
laporan dan sejauh mana setiap PIC/PiC di masing-masing
tempat kerja itu harus segera menindaklanjuti rekomendasi
yang ada sehingga dapat segera di close temuannya.
Kita harus melihat inspeksi sebelumnya apa yang sudah closed,
kalau misalnya masih outstanding otomatis bertambah.
Misalanya bulan lalu ada 20 temuan yang close baru 5
ditambah lagi dengan temuan bulan ini, maka akan bertambah
banyak. Atau pada saat safety inspection di follow up yang
kemaren bagaimana statusnya atau progressnya. Safety
inspection harus terencana dan diinformasikan supaya pihak
PiC cepat menindaklanjutinya. Bila ada temuan yang bersifat
urgent/critical tentu saat itu juga harus dikakukan tindakan
perbaikan maka harus ada PiC-nya. Ada controllingnya mana
yang outsatanding mana yang close.

Universitas Sumatera Utara

126

Informan 2
EHS
Supervisor
(Sekretaris
P2K3)

Kalau untuk tahapannya awalnya membuat jadwal, baru
diinfokan kepada pihak-pihak terkait. H-3 disebarkan informasi
dengan mekanisme e-mail bahwasannya akan dilakukan
inspeksi. Pada awal setiap bulan, sebelum tanggal 5 jadwal
inspeksi itu sudah keluar. Jadi sudah disebarkan, pada hari H
diingatkan juga. Jadi schedulenya dibuat setiap bulan.
Kemudian pada hari yang telah ditetapkan sesuai jadwal
dimana safety inspection akan dilakukan, berkumpul pada satu
titik kemudian menuju lokasi yang dijadwalkan. Kemudian
melakukan safety inspection atau observasi atau audit, Pada
saat pelaksanaan safety inspection tidak dilakukan penilaian
potensi bahaya. Jauh sebelum melakukan inspeksi kita sudah
melakukan pemetaan dan penilaian bahaya melalui identifikasi
aspek dampak kemudian perwujudannya kita buatkan safety
sign untuk memperingatkan orang apa saja bahaya yang ada.
Sesuai dengan prosedurnya hasil temuan akan ditinjau kembali
tindakan
perbaikan
yang
diusulkan
atau
yang
direkomendasikan. Lalu akan dilakukan crosscheck. Setelah itu
apabila dinyatakan telah dilaksankan maka dinyatakan inspeksi
selesai dengan peryataan rekomendasi telah dilaksanakan
dengan baik.
Pada saat rapat P2K3 di minggu ke-4 akan dibukakan, dibahas
sejauh mana tindak lanjut dari temuan mereka, statusnya
bagaimana close atau tidak. Kalau belum close maka itu akan
terus open sampai dengan seterusnya sampai betul-betul
berjalan dengan baik. Mekanisme untuk tindak lanjut atau
follow up atau pengamatan pengawasan dari jadwal itu
pelaksananya itu dilakukan per meeting P2K3. Tindak lanjut
dari inspeksi tadi di meeting P2K3. Jadi itu kan meeting P2K3
temponya sebulan, sedangkan kita ada yang melakukan
inspeksi per mingguan, jadi kita untuk melakukan inpeksi yang
berikutnya untuk yang jadwal mingguan itu kan
mempertimbangkan inspeksi sebelumnya dan itu inspeksi yang
akan datang akan mempertimbangkan/ mengikutsertakan
inspeksi sebelumnya, karena itu harus di follow up lebih dulu
kecuali dalam rentang yang telah ditentukan itu sudah selesai
jadi tidak diikutsertakan lagi dalam inspeksi yang berikutnya.
Patokannya adalah apakah masalah yang diangkat telah selesai
atau belum. Kalau selesai tidak diikutkan lagi kalau belum
selesai diikutkan lagi. Tidak pernah ada kendala kalau untuk
pelaksanaanya. Tapi masalah yang timbul adalah terhadap
tindak perbaikan dari temuan. Bobot dari temuan masalahnya
kemudian ada perlu waktu yang lama, biaya yang besar, tingkat
kerumitan yang besar. Apabila menyangkut dengan
memberhentikan proses bukan hal yang mudah, akan timbul
dampak rugi.

Universitas Sumatera Utara

127

Yang dari departemen dilaporkan ke EHS karena kan itu
formnya pake form kita, jadi diserahkan kepada pak muda
(safety officer), atau ke setiap inspektor.
Hasil temuan dikomunikasikan pada semua level, dapat dilihat
dari bentuk formnya disitu ada tertulis mulai dari
inspektor/observer/auditor kemudian diteruskan sampai
pimpinan tertinggi kemudian dikomunikasikan melalui meeting
P2K3, papan informasi, e-mail, dan papan informasi pusat
dekat pintu masuk.

Informan 3
EHS Officer

Pertama informasikan ke HoD nya dulu, setelah dapat namanamanya dari HoD, baru kita susun orang-orangnya dengan
cara membuat schedule. 2-3 hari sebelum hari H sudah
disampaikan bulan ini departemen apa saja yang akan
diinspeksi dan siapa saja pekerja yang bertugas. Inspeksi bulan
ini tidak mempertimbangkan inspeksi bulan sebelumnya karena
dia secara regular, misalnya bulan ini departemen ABCDE
bulan depan EFGHI jadi begitu siklusnya sampe 20
departemen. 1 departemen kena 1 kali dalam 4 bulan. Tidak
ada daftar apa saja yang akan diinspeksi jadi mata kitalah yang
harus jeli melihat.
sesudah itu petugas melakukan inspeksi ke lapangan lalu
menyampaikan permasalahannya, kemudian wawancara
dengan pihak departemen kapan batas waktu yang ditentukan
untuk perbaikannya, kemudian pada saat meeting P2K3
bulanan diangkat dan disampaikan selaku laporan kita. Itu
tanggung jawab user plant masing-masing kalau ada temuan
seperti itu. Nanti kita sampaikan hasil temuannya, lalu dalam
keterangan mereka akan buat due datenya kapan mereka akan
sanggupi mereka akan tulis misalnya 1 minggu, 2 minggu atau
3 hari melihat dari keadaan temuannya inspeksi tadi. Kita juga
melihat dari sisi temuannya kalau temuannya harus shut down
maka harus menunggu perbaikan dari produksi untuk bisa
diperbaiki. Misalnya 3 minggu lagi baru bisa shut down, maka
harus dapat dimaklumi tapi kalau hasil temuan yang bisa
dibersihkan saat itu juga seperti sarang lawa-lawa, itu harusnya
langsung dibersihkan atau keramiknya pecah-pecah saya rasa 2
minggu tidak sampai. Hasil laporan dari temuan
dikomunikasikan tidak semua personil hanya cukup melalui email, meeting P2K3, apakah dari e-mail itu mereka
komunikasikan lagi secara mading itu tergantung pada mereka.

Informan 4
Seksi Patrol

Untuk yang bulanan kita kirimkan e-mail ke HoD setempat, 3
hari sebelum inspeksi. Sebelum ke lapangan siapkan formnya
untuk dibawa ke lapangan. Pada form tersebut akan diisi apa-

Universitas Sumatera Utara

128

apa saja temuan. Semua temuan tentang ketidaksesuaian,
seperti sarang laba-laba, temuan-temuan yang sifatnya untuk
perbaikanlah. Tidak ada daftar apa-apa saja yang mau
diinspeksi, kita secara visual saja di lapangan. Apakah dia yang
rusak, tidak baik, kotor, dan lain sebagainya.
Pada pelaksanaan safety inspection kita ikutsertakan HoDnya
supaya mereka melihat buktinya. Lalu kita komunikasikan
kepada HoD tersebut bahwasannya ada temuan jadi dia tidak
bisa mengelak. Apabila ditemukan suatu masalah maka due
date harus diisi di form yang ada. Setelah diberi rekomendasi
maka diberi tenggang waktu. Mereka yang tentukan waktunya.
Misalnya 1 minggu kemudian setelah 1 minggu dikunjungi
lagi dan diinspeksi lagi. Kalau belum diperbaiki diingatkan
lagi ke mereka, kalau belum diperbaiki juga nanti kita kirim email ke pimpinan perusahaan dan dibawakan ke rapat P2K3
yang dilakukan setiap bulan.
Laporan safety inspection dimasukkan ke form, di kasih ke pak
Daud (sekretaris P2K3), setelah di tanda tangani kemudian
direkap, lalu masuk dalam laporan P2K3. Kalau untuk pekerja
yang melakukan pelanggaran kita kasih BAP (Berita Acara
Pelanggaran) dengan materai 6000 tanpa ada sanksi atau denda
hanya diingatkan. Biasanya badge name mereka kita bolongi
kalau sudah 3 kali melanggar tidak diizinkan bekerja lagi.
Informan 5
Assisten
Supervisor

Jika ditemukan kondisi tidak aman, sudah ada dibuat dalam
form itu bahwasanya ada corrective action apa yang harus
dilakukan disitu kita tuliskan due date/tenggang waktunya
berapa lama bisa diclearkan masalah itu.
Pada saat pelaksanaan safety inspection tidak ada penilaian
potensi bahaya.

Informan 6
Anggota P2K3

Safety inspection kita lakukan mingguan, kita tunjuk salah satu
komisaris P2K3 yang ada di plant kemudian beliau bersama
dengan shift leader melakukan safety inspection lalu hasil
temuan di catat dalam form kemudian dilaporkan kepada EHS.
Kalau yang harian setiap personil wajib melakukan action
terhadap safety yang ada di plant apabila kelihatan kondisi
tidak aman langsung mengambil tindakan kalau ada temuan
seperti itu dilaporkan ke EHS dan akan ditindaklanjuti, namun
harus diketahui pihak plant dulu sebelum dilaporkan ke EHS.

Universitas Sumatera Utara

129

Lampiran 5. Lembar Observasi
No

Hal yang Diobservasi

1.

Jenis safety inspection
a. Informal
b. Terencana
- Umum/rutin
Harian
Mingguan
Bulanan
Khusus
Pelaksana safety
inspection
a. Ekstern perusahaan
b. Intern perusahaan
Hal yang diinspeksi
f. Masalah-masalah
yang potensial
g. Mesin-mesin dan
peralatan kerja yang
tidak berfungsi/rusak
h. Ligkungan kerja tidak
aman.
i. Tindakan-tindakan
tidak aman atau tidak
sesuai prosedur kerja
j. Sarana K3
Prosedur pelaksanaan
safety inspection
1. Tahap persiapan
g. Mentukan lokasi,
waktu dan pelaksana
safety inspection
h. Mendefinisikan area
yang menjadi
tanggung jawab
masing-masing
i. Menyiapkan peta
pabrik untuk
petunjuk rute
inspeksi dan daftar
peralatan kerja yang
ada di masingmasing lokasi
tempat kerja.

2.

3.

4.

Kesesuaian
Ya Tidak

Keterangan

Universitas Sumatera Utara

130

j. Menyusun checklist
mengenai hal yang
akan diinspeksi
k. Melihat laporan
safety inspection
sebelumnya
l. menyiapkan alat dan
bahan untuk
kegiatan inspeksi
2. Pelaksanaan inspeksi
h. Berpedoman pada
peta pabrik
(workplace
mapping)
i. Perwakilan dari area
yang diinspeksi ikut
dalam pelaksanaan
safety inspection
j. Mencari sesuatu
sesuai poin-poin
dalam checklist
k. Membuat catatan
ringkas tentang hasil
temuan
l. Mengambil gambar
dengan kamera
untuk membantu
deskripsi masalah.
m. Menentukan faktor
penyebab utama
tindakan dan kondisi
yang tidak aman
n. Setiap hazard yang
ditemukan
diklasifikasikan
menurut tingkat
risiko kekerapan
(probability) dan
keparahannya
(severity)
3. Pengembangan Upaya
Perbaikan dan tindak
lanjut
d. Inspektor memberi
rekomendasi
tindakan perbaikan

Universitas Sumatera Utara

131

e. Melakukan tindakan
korektif sementara
f. Diskusi mengenai
tindakan korektif
permanen dan waktu
perbaikan
4. Laporan inspeksi
d. Laporan Hasil
temuan dilaporkan
kepada departemen
EHS
e. Laporan dibuat
dalam bentuk
tulisan dan
diarsipkan.
f. Hasil dari analisis
laporan inspeksi
umum
dikomunikasikan
kepada personil
terkait pada semua
level.

Universitas Sumatera Utara

132

Lampiran 6. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem
Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja
7. Standar Pemantauan
7.1 Pemeriksaan Bahaya
7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan
secara teratur.
7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan
berwenang yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi
bahaya.
7.1.3 Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang melakukan
tugas di tempat yang diperiksa.
7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan
pada saat pemeriksaan/inspeksi.
7.1.5 Laporan

pemeriksaan/inspeksi

berisi

rekomendasi

untuk

tindakan

perbaikan dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan
kebutuhan.
7.1.6 Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab untuk
pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi.
7.1.7 Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi dipantau
untuk menentukan efektifitasnya.

Universitas Sumatera Utara

133

Lampiran 7. OHSAS 18001 Tahun 2007
4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian Organisasi
harus

membuat,

menerapkan

dan

memelihara

prosedur

untuk

mengidentifikasi bahaya yang ada, penilaian risiko, dan penetapan
pengendalian yang diperlukan. Prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan
menilai risiko harus memperhatikan:
a) aktivitas rutin dan tidak rutin;
b) aktivitas seluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk
kontraktor dan tamu);
c) perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya;
d) bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada
kesehatan dan keselamatan personel di dalam kendali organsisasi di lingkungan
tempat kerja;
e) bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktivitas kerja yang
terkait di dalam kendali organisasi;
CATATAN 1 akan lebih sesuai penilaian bahaya-bahaya dinilai seperti aspek
lingkungan.
f) Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yang disediakan baik oleh
organisasi ataupun pihak lain.
g) Perubahan-perubahan

atau

usulan

perubahan

di

dalam

organisasi,

aktivitasaktivitas
atau material;

Universitas Sumatera Utara

134

h) modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara, dan
dampaknya kepada operasional, proses-proses dan aktivitasaktivitas;
i) adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian risiko
dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan (lihat juga CATATAN 3.12)
j) rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi, mesin/peralatan,
prosedur operasional dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada
kemampuan manusia.
Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko
harus:
a) ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk
memastikan metodenya proaktif; dan
b) menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi risikorisiko, dan
penerapan
pengendalian, sesuai keperluan. Untuk mengelola perubahan, organisasi harus
mengidentifkasi bahaya-bahaya K3 dan risiko-risiko K3 terkait dengan
perubahan di dalam organisasi, sistem manajemen K3, atau aktivitasaktivitasnya, sebelum menerapkan perubahan tersebut. Organisasi harus
memastikan hasil dari penilaian ini dipertimbangkan dalam menetapkan
pengendalian. Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan
perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan
untuk menurunkan risiko berdasarkan hirarki berikut:
a) eliminasi;
b) substitusi;

Universitas Sumatera Utara

135

c) pengendalian teknik;
d) rambu/peringatan dan/atau pengendalian administrasi;
e) alat pelindung diri.
Organisasi harus mendokumentasikan dan memelihara hasil identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendaian selalu terbaru. Organisasi
harus memastikan bahwa risikorisiko K3 dan penetapan pengendalian
dipertimbangkan saat membuat, menerapkan dan memelihara sistem manajemen
K3 perusahaan.
4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
menangani ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang aktual dan potensial dan untuk
melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur harus
menetapkan persyaratan-persyaratan untuk:
a) mengidentifikasi dan memperbaiki ketidaksesuan dan mengambil tindakan
perbaikan untuk mengurangi dampak K3;
b) menyelidiki ketidaksesuaian, menetapkan penyebab-penyebab dan mengambil
tindakan-tindakan untuk mencegah terjadi lagi;
c) evaluasi kebutuhan untuk melakukan tindakan pencegahan dan menerapkan
tindakan yang dirancang untuk mencegah agar tidak terjadi;
d) mencatat dan mengkomunikasikan hasil hasil tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan yang dilakukan;
e) meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang
dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

136

Bila tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan menimbulkan adanya
bahaya-bahaya baru atau yang berubah atau perlu adanya pengendalian baru atau
diperbaiki, prosedur ini harus mensyaratkan bahwa tindakan-tindakan yang akan
dilaksanakan sudah melalui penilaian risiko sebelum diterapkan.
Setiap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang diambil untuk
menghilangkan akar penyebab ketidaksesuaian yang aktual dan potensial harus
sesuai dengan besarnya masalah dan seimbang dengan risiko-risiko K3 yang
dihadapi.
Organisasi harus memastikan bahwa setiap perubahan yang timbul dari
tindakan perbaikan dan pencegahan dibuatkan dalam dokumentasi sistem
manajemen K3.

Universitas Sumatera Utara

137

Lampiran 8. Surat Permohoanan Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara

138

Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

139

Lampiran 10. Format Jadwal Safety Inspection Bulanan PT. Multimas
Nabati Asahan

Universitas Sumatera Utara

140

Universitas Sumatera Utara

141

Lampiran 11. Form Laporan Safety Inspection LK3 PT. Multimas Nabati
Asahan Mengenai Kondisi Tidak Aman

Universitas Sumatera Utara

142

Lampiran 12. Form Safety Observation Mengenai Perilaku Tidak Aman
Pekerja

Universitas Sumatera Utara

143

Lampiran 13. E-mail dari EHS Officer Kepada Pihak Terkait yang
Menginformasikan Akan Dilaksanakan Safety inspection

Universitas Sumatera Utara

144

Lampiran 14. Hasil Dokumentasi

Pelaksanaan safety inspection bulanan pada Departemen Power Plant, inspektor
menemukan sebuah alat di tangga yang dapat menghalangi jalan

Safety inspection yang dilakukan di Departemen Store Spare Part

Universitas Sumatera Utara

145

Inspektor memeriksa kondisi dan kelengkapan sarana K3

Safety Patrol memeriksa work permit pada proses kerja sandblasting

Universitas Sumatera Utara

146

Peneliti melakukan wawancara dengan Head of Departement EHS

Peneliti melakukan wawancara dengan EHS Supervisor

Universitas Sumatera Utara

147

Peneliti melakukan wawancara dengan EHS officer

Universitas Sumatera Utara