Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1

LANDASAN TEORI
Kewirausahaan dan Wirausaha
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses memulai bisnis

ventura, mengorganisasikan sumber-sumber daya yang dibutuhkan, memperkirakan
resiko-resiko dan imbalan-imbalan yang terkait (Daft, 2007: 250). “Entrepreneurship
merupakan sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan kekayaan incremental.
Kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menanggung resiko utama,
dalam wujud resiko modal, waktu dan atau komitmen karir dalam hal menyediakan
nilai untuk produk dan jasa tertentu. Produk dan jasa tersebut mungkin tidak baru
atau bersifat unik, tetapi nilai harus tetap diciptakan oleh sang entrepreneur melalui
upaya mencapai dan mengalokasikan keterampilan-keterampilan serta sumbersumber daya yang diperlukan.” Ronstad, dalam Winardi (2008: 28).
Kewirausahaan merupakan hasil dari proses disiplin dan sistematis dalam
menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan dan peluang dipasar
(Zimmerer dan Scarborough, 2008: 59). Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang

(Suryana, 2008: 2). Ide dan defenisi entrepreneur banyak sekali, Schumpeter dalam
Hutagalung dkk (2010: 1) melihat entrepreneur sebagai sebuah proses “destruktif
yang kreatif”, dimana produk-produk atau metode produksi yang sudah ada

Universitas Sumatera Utara

dihancurkan dan diganti dengan yang baru.
berkaitan

dengan

penemuan,

dan

Oleh karena itu entrepreneurship

pendayagunaan

peluang-peluang


yang

menguntungkan.
Dengan kata lain fungsi spesifik dari entrepreneur adalah inovasi. Inovasi
berarti penciptaan nilai sebagai sumber keunggulan kompetitif (Hutagalung dkk,
2010: 2). Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik. Inovasi harus menjadi proses yang
konstan karena kebanyakan ide tidak akan sukses dan kebanyakan inovasi akan gagal.
Suatu gagasan murni memegang peranan penting dan pikiran yang kreatif untuk
mengembangkannya menjadi gagasan yang berharga.

Tanpa inovasi cara atau

metode baru tidak akan pernah ditemukan. Melalui inovasi para entrepreneur akan
terus melakukan ekspansi, memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah
pelanggan, meningkatkan penjualan dan laba.
Smith dalam Hutagalung dkk (2010: 2), yang kita kenal sebagai bapak
ekonomi memiliki pandangan tersendiri. Dalam pandangannya wirausaha berarti
orang yang mampu bereaksi terhadap perubahan ekonomi yang mengubah
permintaan menjadi produksi.


Ahli ekonomi Perancis Jean Baptise dalam

Hutagalung dkk (2010: 2) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki
seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru.
Meredith dalam Hutagalung dkk (2010: 2) mendefenisikan wirausaha adalah
orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis,

Universitas Sumatera Utara

mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Meng dan Liang dalam Hutagalung dkk (2010: 2) merangkum pandangan
beberapa ahli dan mendefenisikan wirausaha sebagai seorang inovator, seorang
pengambil resiko atau a risk taker, orang yang mempunyai visi dan misi, hasil dari
pengalaman kanak-kanak, orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi serta
orang yang memiliki locus of control internal.
2.1.2

Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan). Pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat, diketahui, atau dirasakan sebelumnya oleh seseorang
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan).
Seorang individu yang berpikir tentang kewirausahaan perlu untuk
mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis.

Pengetahuan adalah

pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui
pembelajaran dan studi (http://agroindustry.wordpress.com/2011/04/26/pengetahuandan-keterampilan-usaha-ukm/). Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak
memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
adalah (Suryana, 2008: 4) :

Universitas Sumatera Utara

1. Pengetahuan tentang usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang

ada
2. Pengetahuan akan peran dan tanggung jawab
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri
4. Pengetahuan akan manajemen dan organisasi bisnis
Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai
pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi,
menikmati, dan menanggung resiko.

Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus

dimiliki pertama kali adalah modal besar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan
dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan
tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut tidak cukup apabila tidak dilengkapi oleh
kemampuan. Menurut Casson yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana (2008:
89), terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu :
a. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan
atau ditekuni.
b. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak
mengandalkan kesuksesan masa lalu.
c. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya

pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi dan
pemasaran.
d. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi.

Universitas Sumatera Utara

e. Foresight, berpandangan jauh ke depan.
f. Computation skill, kemampuan untuk menghitung dan memprediksi
keadaan di masa yang akan datang.
g. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul dan
berhubungan dengan orang lain.
Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service dalam Suryana (2008:
89), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu :
1. Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan.
2. Knowing the basic business mangement, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis.
3. Having the proper atitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap
usaha yang dilakukannya.
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup

5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk
mengatur atau mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari
sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikan
secara akurat.
6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien
mungkin.

Universitas Sumatera Utara

7. Managing

people,

yaitu

kemampuan

merencanakan,

mengatur,


mengarahkan, menggerakkan dan mengendalikan orang-orang.
8. Satisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa
yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing how to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing.
10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan atau
pedoman yang jelas.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang
selalu berorientasi pada hasil. Umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensikompetensi tersebut cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal
kewirausahaan berupa pengetahuan dan keterampilan perlu dimiliki.
2.1.2.1 Karakteristik Kewirausahaan
Beberapa pendapat dan kesimpulan para ahli mengenai karakteristik
kewirausahaan berbeda-beda. Tetapi pada intinya adalah, bahwa seorang wirausaha
merupakan individu yang mempunyai ciri dan watak tertentu untuk berprestasi lebih
tinggi dari kebanyakan individu-individu lainnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat
beberapa ahli sebagai berikut :
1. McClelland dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 13) menyatakan ada 9
karakteristik utama yang terdapat dalam diri seorang wirausaha yaitu :


Universitas Sumatera Utara

1) Dorongan berprestasi: semua wirausahawan yang berhasil memiliki keinginan
yang besar untuk mencapai suatu prestasi.
2) Bekerja keras: sebagian besar wirausahawan “mabuk kerja”, demi mencapai
sasaran yang diinginkan dan dicita-citakan.
3) Memperhatikan kualitas: wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri
bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia memutuskan untuk memulai dengan
usaha yang baru lagi.
4) Sangat bertanggung jawab: wirausahawan sangat bertanggung jawab atas
usaha mereka, baik secara moral, legal maupun mental.
5) Berorientasi pada imbalan: wirausahawan mau berprestasi, kerja keras,
bertanggung jawab dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan
usahanya. Imbalan itu bukan hanya berupa uang tetapi juga berupa sebuah
pengakuan dan penghormatan.
6) Optimis: wirausahawan hidup dengan doktrin yaitu semua waktu baik untuk
bisnis dan segala sesuatu itu adalah mungkin.
7) Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented): sering sekali
wirausahawan itu ingin mencapai kesuksesan yang menonjol, dan menuntut

segala sesuatu yang first class.
8) Mampu mengorganisasikan: kebanyakan wirausahawan mampu memadukan
bagian-bagian dari usahanya kedalam usahanya. Dan mereka umumnya diakui
sebagai “komandan” yang berhasil.

Universitas Sumatera Utara

9) Berorientasi pada uang: uang yang dikejar oleh para wirausahawan bukan
semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha
saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan.
2. Meredith et al dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 4) juga mengemukakan ciri-ciri
dan watak kewirausahaan yang digambarkan dalam tabel di bawah ini :

No
1
2

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan watak wirausahawan
Watak
Keyakinan, ketidak tergantungan, dan optimis.

Inovatif dan kreatif serta fleksibel

Ciri-ciri
Percaya diri
Originalitas
Kepemimpinan/
Berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang
3
berorientasi
lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
manusia
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
Berorientasi
4
ketekunan dan ketabahan, tekad dan kerja keras
hasil kerja
memiliki dorongan yang kuat, energik serta inisiatif.
Berorientasi
5
Pandangan kedepan, perspektif.
masa depan
Berani
Keberanian untuk mengambil resiko yang wajar dan
6
mengambil
suka akan tantangan.
resiko
Sumber: Geoffrey G. Meredith et al, kewirausahaan; teori dan praktik, Ed.5.h. 5-6.
Dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006: 5

3. Scarborugh dan Zimmerer dalam Hutagalung, dkk (2010: 5) mengemukakan
delapan karakterisrik dari wirausaha yaitu :
1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usahausaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab
akan selalu mawas diri.
2) Preference for moderate risk, yaitu dengan lebih memilih resiko moderat,
artinya selalu menghindari resiko yang rendah dan resiko yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya
untuk berhasil.
4) Desire for immediet feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik segera.
5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6) Future orientation, yaitu dengan berorientasi ke depan, memiliki perkspektif
dan wawasan yang lebih jauh.
7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya dan menciptakan nilai tambah.
8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.
Setiap entrepreneur akan memulai usahanya dengan skala kecil terlebih
dahulu, untuk itu sangat dibutuhkan pendalaman karakter diri dari setiap individu
entrepreneur tersebut. Selain karakter, sifat maupun ciri seorang entrepreneur yang
dikemukakan oleh para ahli diatas, ada hal lain yang juga sering terlihat pada diri
seorang entrepreneur.

Berikut adalah karakter lain yang sering terlihat pada

entrepreneur (Zimmerer dan Scarborough, 2008: 9) mencakup :
a. Komitmen yang tinggi: kewirausahaan adalah kerja keras dan agar sukses
dalam meluncurkan perusahaan seorang wirausahawan harus memiliki
komitmen yang penuh.

Universitas Sumatera Utara

b. Toleransi terhadap ambiguitas: kemampuan untuk menangani ketidakpastian
ini sangat penting sebab para pendiri perusahaan akan terus menerus dituntut
untuk mengambil keputusan dengan informasi yang tidak lazim.
c. Fleksibilitas: ciri khas dari para wirausahawan sejati adalah kemampuan
mereka beradaptasi dengan perubahan permintaan pelanggan dan bisnisnya.
d. Keuletan: hambatan, rintangan dan bahkan kekalahan tidak akan menghalangi
para wirausahawan yang bertekad baja untuk menggapai visi mereka, karena
mereka akan terus mencoba.
2.1.2.2 Kepribadian Wirausaha
Seseorang tidak akan pernah mengalami perkembangan tanpa menggunakan
upaya pikir dan fisik untuk menciptakan suatu rekayasa positif demi suatu perubahan
(Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 9). Seorang wirausahawan senantiasa berupaya
untuk melakukan inovasi untuk dapat memperbaiki suatu keadaan.

Dan dalam

melakukan pencarian hal-hal yang baru dia akan selalu memperhatikan efektivitas
dan efisiensi, serta kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan.
Seorang wirausaha memiliki beberapa ciri kepribadian (Machfoedz dan
Machfoedz, 2005: 10) sebagai berikut :
a) Mengetahui target sasaran yang diinginkan
b) Mempunyai daya ingat yang baik
c) Tenang dalam reaksi
d) Optimistis dalam berusaha

Universitas Sumatera Utara

e) Diplomatis dalam berbicara
f) Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
g) Bersikap ramah dan sopan
h) Bersikap tegas
i) Berpengetahuan luas
Menurut Miner dalam Hutagalung dkk (2010: 10) ada empat tipe kepribadian
wirausaha yaitu :
1) Personal achiever, dengan ciri-ciri :
a. Memiliki kebutuhan prestasi
b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik
c. Memiliki kebutuhan akan perencanaan dan penetapan tujuan
d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat
e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi
f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting
g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya ditentukan oleh tujuan pribadi bukan
oleh hal lain
2) Supersalesperson, dengan ciri-ciri :
a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain
b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain
c. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting
d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain

Universitas Sumatera Utara

e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan
strategi perusahaan
3) Real managers, dengan ciri-ciri :
a. Keinginan untuk menjadi pemimpin
b. Ketegasan
c. Sikap positif terhadap pemimpin
d. Keinginan untuk bersaing
e. Keinginan berkuasa
f. Keinginan untuk lebih menonjol diantara orang-orang lain
4) Expert idea generator, dengan ciri-ciri :
a. Keinginan untuk melakukan inovasi
b. Menyukai gagasan
c. Percaya bahwa pengembangan produk sangat penting untuk menjalankan
strategi dan organisasi
d. Intelegensi yang tinggi
e. Ingin menghidari resiko
Menurut Miner dalam Hutagalung dkk (2010: 8) tipe kepribadian wirausaha
dapat menentukan bidang usaha yang akan membawanya pada keberhasilan.
Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan berhasil
apabila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai dengan tipe kepribadiannya,
yaitu personal achiever akan sukses bila terus-menerus mengatasi rintangan dan

Universitas Sumatera Utara

mengadapi krisis serta dalam menghadapi segalanya berusaha untuk sedapat mungkin
bersifat positif. Supersalesperson akan berhasil jika dapat memanfaatkan banyak
waktunya untuk menjual dan mengelola bisnisnya. Real managers akan berhasil
kalau ia memulai usaha baru dan mengelola sendiri usaha tersebut. Expert idea
generator akan berhasil jika terjun ke bisnis teknologi tinggi.
2.1.2.3 Profil Wirausahawan
Selain kepribadian sebagaimana yang telah disebutkan di atas, ciri seorang
wirausahawan juga ditunjukkan dengan profil pribadi (Machfoedz dan Machfoedz,
2005: 10) sebagai berikut:
Table 2.2 Profil Wirausahawan
Profil Wirausahawan

Sifat kewirausahaan
Memilih bekerja dengan pakar untuk mencapai tujuan
Mengejar prestasi
prestasi
Berani mengambil
Tidak takut untuk mengambil resiko dengan sebisa
resiko
mungkin menghindari resiko besar
Mampu mengidentifikasikan dan memecahkan
Mampu memecahkan
permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi
permasalahan
kemampuan mereka untuk mencapai tujuan
Rendah hati
Lebih mengutamakan misi bisnis daripada mengejar status
Bersemangat
Bersedia bekerja keras untuk membangun usaha
Mengandalkan kepercayaan diri untuk mencapai
Percaya diri
keberhasilan
Menghindari sifat
Menghindari hubungan emosional yang dapat mengganggu
cengeng
keberhasilan bisnis
Memandang struktur organisasi sebagai kendala dalam
Kepuasan diri
memenuhi keinginan
Sumber: Machfoedz dan Machfoedz 2005: 12

Universitas Sumatera Utara

2.1.2.4 Ide dan Peluang Kewirausahaan
Ide dapat menjadi peluang apabila wirausahawan mau melakukan evaluasi
terus menurus terhadap peluang melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan
berbeda,

mengamati

peluang,

menganalisis

proses

memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

secara

mendalam

dan

Untuk memperoleh peluang

wirausaha harus memiliki kemampuan dan pengetahuan seperti kemampuan
menghasilkan produk atau jasa, menghasilkan nilai tambah, merintis usaha,
melakukan proses atau teknik, atau mengembangkan organisasi baru. Ide pasti akan
menghasilkan peluang dan tanpa ide tidak akan menghasilkan peluang.

2.1.2.5 Kreativitas dan Inovasi
Rahasia keberhasilan seorang wirausaha terletak pada kesedian untuk
senantiasa mengetahui kebutuhan orang dengan melakukan pengamatan dan
memperhatikan orang di lingkungan tempat ia berada dan berusaha untuk
memenuhinya. Dengan terus malakukan kreativitas dan inovasi dapat menjadikan
wirausahawan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan
produk yang lebih baik lagi. Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan
cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (Suryana, 2008:
2)
Menurut Mc Pherson dalam Hutagalung dkk (2010: 18) kreativitas adalah
menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan di dalam pikiran manusia yang

Universitas Sumatera Utara

memberikan ruang pada dirinya sendiri untuk berpikir secara bebas dalam
membangkitkan hal-hal baru, ataupun menghasilkan gagasan-gagasan yang
mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat.
Untuk itu seorang wirausaha dituntut untuk selalu kreatif yaitu: keinginan
untuk maju dengan tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan,
rasa ingin tahu yang kuat dengan menambah wawasan melalui berbagi sumbersumber informasi dan bertanya kepada orang yang berpengetahuan dan
berpengalaman, semangat dalam mengerjakan pekerjaan, analisis yang sistematis atas
segala sesuatu yang berhubungan dengan target dapat diprediksikan, terbuka untuk
menerima saran dan masukan dari pihak lain, inisiatif yang selalu menonjol dalam
upaya untuk melaksanakan pekerjaan atau mewujudkan ide, dan pikiran yang
terkonsentrasi.
Menyadari peran fungsi kreatifitas dalam proses merupakan hal yang penting,
maka wirausahawan dituntut untuk kratif dalam menciptakan suatu produk agar dapat
bersaing. Ada dua aspek penting pada kreativitas yaitu proses dan manusia. Proses
yang berorientasi tujuan, yang didesain untuk mencapai solusi atas suatu masalah,
dan manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama
namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi.

Banyak orang yang

beranggapan bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh mereka yang jenius. Sebenarnya,
kreativitas banyak dijumpai pada orang biasa yang tidak tergolong jenius.

Universitas Sumatera Utara

Kreativitas dapat berkembang dalam suatu lingkungan yang tepat. Tidak ada
perusahaan yang mempunyai manajer dan pemilik yang kreatif jika lingkungan yang
mendukung berkembangnya kreativitas tidak terbentuk. Kreativitas sebagai faktor
intelektual individu dicirikan oleh talenta proses, produk dan pengakuan yang mampu
menciptakan nilai tambah dari unsur tertentu pada peristiwa yang terjadi.
Dan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing didasarkan pada kreativitas
yang didapatkan melalui proses alih teknologi dan pengelolaan kemitraan, sehingga
dianggap sebagai fungsi penting dari bisnis setelah pemasaran. Kreativitas pada
dasarnya adalah proses pengembangan dan pengekspresian gagasan-gagasan baru
yang memiliki manfaat (Hutagalung dkk, 2010: 19). Ada empat ciri dari kreativitas :
1) Kreativitas merupakan pemikiran divergensi, berani berbeda dari yang ada
terutama dalam melihat dan mengerjakan sesuatu.
2) Gagasan-gagasan baru ini harus dikomunikasikan kepada orang lain. Tujuan
dari komunikasi ini adalah tidak lain untuk mengecek apakah gagasangagasan tersebut memang baru.
3) Pemikiran konvergensi, semacam persetujuan bahwa setidaknya ada gagasan
baru yang memang bernilai untuk ditindak lanjuti.
4) Potensi untuk memberikan solusi pada persoalan yang ada. Pada akhirnya
suatu kreativitas akan membentuk suatu inovasi.

Sementara inovasi itu

sendiri adalah bentuk komunikasi sintesis dari pengetahuan yang baru dan
relevan baik yang berbentuk produk, proses maupun jasa.

Universitas Sumatera Utara

Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna
diantara semua mahkluk ciptaan-Nya. Hal ini berarti semua potensi yang ada pada
diri manusia sangat hebat.

Kecerdasan kreatif merujuk kepada cara seseorang

menggunakan potensi kreatifnya. Kecerdasan kreatif adalah cara kita melakukan
berbagai hal dan juga hasil yang dicapai. Kecerdasan kreatif juga mencerminkan
bagaimana kita memandang dunia sekitar kita.
Suatu aktivitas dianggap kreatif jika melibatkan suatu pendekatan baru atau
unik yang hasilnya dianggap berguna serta dapat diterima.

Dalam dunia yang

semakin kompleks dan rancu sangatlah penting bagi kita untuk mengembangkan
kreativitas. Dengan segala ketidakpastian yang ada terdapat peluang bagi kecerdasan
kreatif untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan dari sebelumnya.
Rowe seorang Profesor Manajemen dan Organisasi dari USC Marshall School
of Bussines membagi empat tipe kecerdasan kreatif (Hutagalung dkk, 2010: 24)
yaitu:
1) Intuitif: fokus pada hasil dan mengandalkan pengalaman pada masa lalu
sebagai penuntun dalam melakukan berbagai tindakan.
2) Inovatif:

berkonsentrasi

pada

penyelesaian

masalah,

sistematis

dan

mengandalkan data.
3) Imajinatif: mampu untuk memvisualisasikan peluang, artistik, senang menulis
dan berpikir diluar kotak.

Universitas Sumatera Utara

4) Inspirasional: fokus pada perubahan sosial dan rela berkorban demi mencapai
tujuan tersebut.
Aspek penting dalam kreativitas adalah pengembangan ide. Proses berpikir
kreatif dapat menciptakan emosi, mulai dari rasa gembira maupun frustasi yang
bersifat alami dan wajar. Seseorang dapat berpikir secara kreatif didasarkan pada hal
berikut (Hutagalung dkk, 2010: 21) :
1) Mencoba mengemukakan ide-ide atau gagasan asli, dengan membuat kaitankaitan yang baru dengan hal-hal yang telah diketahui
2) Memperhatikan hal-hal yang tidak terduga
3) Ketika merasa ingin tertawa atau tersenyum akan suatu gagasan, maka
hentikan pemikiran itu dan kerjakanlah.
4) Mempertimbangkan karakteristik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas
dalam pemikiran.
5) Kerja keras untuk membentuk gagasan-gagasan sehingga orang lain dapat
melihat nilai didalamnya.
6) Jangan berpuas hati hanya dengan menghasilkan ide-ide kreatif saja dan
ingatlah bahwa keberhasilan dari perubahan datang dari siapa yang
melakukan aksi terhadap ide tersebut.
Inovasi adalah sebuah proses pengembangan ide dan mengubah kesempatan
menjadi ide yang dapat dipasarkan (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 8). Fonsesca
dalam Hutagalung dkk (2010: 15) mengatakan bahwa “inovasi merupakan bagian

Universitas Sumatera Utara

dari perjuangan manusia untuk mempertahankan identitas atau kelangsungan hidup”.
Sejauh ini manusia mampu melakukannya dengan menciptakan solusi-solusi baru,
meskipun sebagian berubah menjadi ancaman. Singkatnya inovasi merupakan cara
untuk terus membangun dan mengembangkan ide-ide baru serta aplikasi-aplikasi
baru agar dapat bertahan hidup.
Menurut Levitt dalam Hutagalung dkk (2010: 16) kreativitas adalah thinking
new things (berpikir sesuatu yang baru) dan inovasi adalah doing new things
(melakukan sesuatu yang baru).

Inovasi berarti aplikasi dari kreativitas.

Keberhasilan seorang pebisnis akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu
yang baru atau sesuatu yang lama tetapi dilakukan dengan cara yang baru (thinking
and doing new things or old thing in the new ways). Inovasi berkaitan dengan
knowledge yang dapat digunakan untuk menciptakan produk atau proses dan layanan
baru guna meningkatkan competitive advantage dan memenuhi kebutuhan pelanggan
yang selalu berubah.
Kata kunci dalam inovasi adalah perubahan. Perubahan dapat terjadi secara
kebetulan akan tetapi agar perubahan itu dapat disebut sebagai inovasi, maka
perubahan tersebut haruslah disebut sebagai unsur kesadaran dan keyakinan. Hal ini
berarti wirausaha muda harus mengetahui apa yang ingin mereka ubah, mengapa dan
bagaimana caranya. Untuk itu young entrepreneur harus mengetahui kemana mereka
akan pergi (VISI) dan dimana mereka seharusnya sudah memiliki sasaran yang sudah

Universitas Sumatera Utara

ditetapkan secara jelas (MISI). Dengan demikian inovasi adalah suatu perubahan
yang direncanakan dan bertujuan untuk memperbaiki.
Kreativitas dan inovasi adalah hal yang penting dalam upaya untuk merebut
pasar yang hyper fragmented. Saat ini wirausaha muda perlu untuk mengembangkan
strategi yang tepat untuk mengatasinya, salah satunya dengan berupaya untuk
mengembangkan kreativitas dan mewujudkannya dalam inovasi mereka. Kreativitas
terkadang muncul dari ide-ide yang selintas dan sepele. Dengan adanya keunikan
yang ditawarkan melalui kreativitas dapat memberikan nilai tambah kepada young
entrepreneur.
2.1.2.6 Modal Kewirausahaan
Dalam kewirausahaan modal tidak selalu identik dengan hal yang berwujud
(tangible) yaitu uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible)
seperti modal intelektual, modal sosial dan moral, serta modal mental dan modal
material.

Modal intelektual adalah ide sebagai modal utama yang disertai

pengetahuan, keterampilan, komitmen dan tanggung jawab sebagai modal tambahan.
Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan. Modal
mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, yang diwujudkan dalam
bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan. Modal material adalah
modal dalam bentuk uang atau barang.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Keterampilan Kewirausahaan
Seorang

wirausaha

memerlukan

menjalankan bisnis dengan sukses.

banyak

keterampilan

untuk

dapat

Kemampuan yang baik dalam menerapkan

pengetahuan yang diperoleh dan membuktikan kemampuannya dalam menjalankan
sebuah bisnis, menunjukkan tingkat keterampilan yang diperoleh oleh seorang
wirausaha (agroindustry.wordpress.com/2011/04/26/pengetahuan-dan-keterampilanusaha-ukm/).
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu harus memiliki
kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Seperti yang dikemukan oleh
Harris dalam Suryana (2008: 5) “wirausaha yang sukses adalah mereka yang
memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kualitas
individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi dan tingkah laku yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan”.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh wirausaha diantaranya: keterampilan
konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko, keterampilan
kreatif dalam menciptakan nilai tambah, keterampilan dalam memimpin dan
mengelola, keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan keterampilan teknik
usaha yang akan dilakukan (Suryana, 2008: 5).
Pengetahuan saja tidaklah cukup bagi wirausaha, tetapi harus disertai dengan
keterampilan.

Hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup,

wirausaha harus memiliki sikap, motivasi dan komitmen terhadap apa yang ia

Universitas Sumatera Utara

lakukan. Menurut Ebert dalam Suryana (2008: 92), efektivitas wirausaha sebagai
manajer dan pemilik perusahaan tergantung pada keterampilan dan kemampuan.
Keterampilan dasar manajemen tersebut meliputi :
1) Technical skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan
tugas-tugas khusus.
2) Human

relation

skill,

yaitu

keterampilan

memahami,

mengerti,

berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain.
3) Conceptual skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir abstrak,
mendiagnosis, menganalisis situasi yang berbeda dan melihat situasi di
luar.
4) Decision making skill, yaitu keterampilan merumuskan masalah dan
melihat cara bertindak terbaik untuk memecahkan masalah.
5) Time management skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan dan
mengatur waktu seproduktif mungkin.
2.1.3.1 Mempersiapkan Entrepreneurial Skill
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha
skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan
pengetahuan yang lebih baik pula dalam mengelola usaha.

Cara mempelajari

entrepreneurial skill adalah dengan learning but not studying (Hutagalung dkk, 2010:
11). Wirausaha muda dapat melakukan proses studi dengan membaca buku tetapi
mereka tetap mencobanya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

Proses learning selalu penuh dengan kegiatan uji coba (trial dan error).
Kegagalan dan kesalahan dalam melakukan uji coba adalah hal yang wajar, bahkan
dapat selalu dijadikan cambuk untuk menjadi lebih baik lagi.

Berikut adalah

entrepreneurial skill yang perlu dipelajari :
a. Menjaga reputasi
Reputasi yang baik adalah modal utama yang harus dipersiapkan dan dimiliki
oleh seorang entrepreneur. Reputasi yang baik memudahkan seseorang untuk
membuat jaringan relasi dengan banyak pihak untuk melancarkan bisnisnya.
b. Kemampuan networking
a) Tumbuhkan rasa percaya diri yang kuat
b) Jadilah “anak gaul”
c) Miliki kartu nama dan berikan pada kenalan baru Anda
d) Tawarkan persahabatan yang tulus
c. Naruli untuk mengenali peluang yang ada
a) Tentukan arah usaha atau minat Anda
b) Tumbuhkan kepekaan lingkungan dan amati kondisi di sekitar Anda
c) Terapkan manajemen informasi pada diri Anda
d. Kemampuan persuasi-negosiasi-membuat deal
a) Itikad baik untuk mencapai win-win solution
b) Percaya diri dan penuh persiapan
c) Kemampuan berdiplomasi

Universitas Sumatera Utara

d) profesionalisme
e. Pemilihan suatu bidang usaha
a) Lihat karakter usaha Anda yang sesuai dengan pribadi Anda
b) Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut
c) Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut
d) Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut
f. Penguasaan aspek teknis dalam suatu usaha, antara lain :
a) Permodalan usaha
b) Aspek hukum dalam usaha
c) Pengelolaan keuangan usaha
d) Menghadapi persaingan
e) Perlunya mencari mentor yang kompeten
f) Evaluasi usaha
g. Visi membentuk sistem bisnis
Hal yang terpenting dari seorang entrepreneur adanya visi dalam membentuk
sistem bisnis.

Sistem bisnis ini yang diharapkan mampu bekerja secara

optimal untuk memberikan passive income yang berkelanjutan pada sang
entrepreneur.
Sebagai calon entrepreneur perlu untuk melakukan berbagai persiapan
pribadi, karena dengan adanya persiapan pribadi yang memadai maka calon
entrepreneur akan lebih siap dalam memulai bisnis. Seorang calon entrepreneur

Universitas Sumatera Utara

yang baik harus mengenali dirinya sendiri. Beberapa poin pengenalan akan diri
sendiri yang harus dipenuhi oleh calon entrepreneur antara lain :
a) Karakter pribadi
Memiliki motivasi tinggi, suka mencari tantangan, senang bergaul dengan
orang lain dan lain sebagainya. Dan sebagai calon entrepreneur mereka dapat
mencari pemahaman mengenai karakter melalui perenungan pribadi, maupun
analisis dan pendapat orang disekitar atau orang terdekat.
b) Cita-cita dan motivasi pribadi
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu termasuk menjadi seorang entrepreneur.
c) Bakat dan kemampuan
Pemahaman menjadi poin penting dalam pemilihan dan pelaksanaan bisnis.
d) Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik, belajarlah dari pengalaman sendiri dan
pengalaman orang lain. Namun bukan berarti dalam membuka suatu usaha
maka Anda harus memiliki pengalaman terlebih dahulu, namun jika memilki
pengalaman dibidang tertentu maka itu akan sangat membantu.
Individu-individu yang ingin menjadi seorang entrepreneur jelas harus
mempertimbangkan dengan matang manfaat serta pengorbanan yang akan
diperolehnya atas pilihannya tersebut. Berbagai macam analisis bisnis pasti
menyertainya dalam mempertimbangkan berbagai faktor resiko, kebebasan,

Universitas Sumatera Utara

pendapatan, individu yang tidak kalah pentingnya dengan faktor dukungan keluarga
akan menjadi faktor penentu. Beberapa ahli memberikan dukungan dan masukan
mengenai keuntungan dan kerugian dalam berwirausaha sebagai berikut :
1. Meredith et al dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 6) mengemukakan keuntungan
dan kerugian sebagai berikut :
1) Keuntungan
a. Memberi kesempatan kepada setiap pribadi untuk mengontrol jalan
hidupnya sendiri dengan imbalan kepemilikian yang diperoleh dari
kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan resiko.
b. Kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan potensi pribadi secara
penuh dan aktualisasi diri untuk mencapai cita-cita.
c. Kesempatan untuk meraih dukungan yang tidak terhingga dan masa depan
yang lebih baik dengan waktu yang relatif lebih singkat.
d. Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan
lapangan pekerjaan dan pengabdian serta memperoleh pengakuan.
2) Kerugian
a. Kepastian pendapatan membuka dan menjalankan usaha tidak menjamin
seorang entrepreneur akan memperoleh uang yang cukup untuk hidup.
Tidak adanya keteraturan pendapatan jika seperti bekerja dengan orang
lain. Karena sang pemilik yang dibayar paling akhir.

Universitas Sumatera Utara

b. Resiko hilangnya modal/asset/investasi. Dan usaha kecil memiliki tingkat
keberhasilan yang sangat rendah
c. Kualitas hidup rendah sebelum bisnis mapan, bekerja selama 6-12 jam
sehari.
2. Lambing dan Kuehl dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 6) mengemukakan
keuntungan dan kerugian entrepreneurship sebagai berikut :
1) Keuntungan
a. Otonomi, pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha
menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan.
b. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
c. Tantangan awal atau motivasi yang tinggi merupakan hal yang
menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang
dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
d. Control financial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa sebagai
kekayaan milik sendiri.
2) Kerugian
a. Pengorbanan personal, pada awalnya seorang entrepreneur harus bekerja
dengan waktu yang lama dan sibuk. Sangat sedikit waktu yang tersedia
untuk kepentingan keluarga dan rekreasi. Karena hampir semua waktu
dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

Universitas Sumatera Utara

b. Beban tanggung jawab, seorang entrepreneur harus mengelola semua
fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan
pelatihan.

2.1.4

Motivasi
Menurut para ahli motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu dalam

memenuhi kebutuhan (Mudjiarto dan Wahid, 2006: 39). Motivasi adalah dorongan
dan arahan perilaku (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 24). Motivasi adalah
serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang-orang berperilaku dalam cara
tertentu (Griffin dan Ebert, 2007: 248). Keinginan akan pencapaian dalam memenuhi
kebutuhan tergantung dari kekuatan motivasinya. Motivasi dengan kekuatan yang
besar akan menentukan perilaku individu.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur adalah be their
own bosses (Hutagalung dkk, 2010: 8). Motivasi juga merupakan hasil dari sejumlah
proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatankegiatan tertentu (Gray, dkk dalam Winardi, 2001: 2).
Dengan kata lain motivasi adalah kebutuhan, dorongan, atau implus yang
menentukan perilaku seseorang. Tingkat kepuasan individu berbeda-beda, begitu
pula dengan tingkat kebutuhannya yang juga berlainan.

Untuk itu seorang

Universitas Sumatera Utara

entrepreneur juga perlu mengenali kekuatan motivasi dirinya sendiri sehingga dapat
menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini usia merupakan faktor yang memotivasi kaum muda
untuk menjadi seorang entrepreneur karena di dorong keinginan untuk mapan di usia
muda. Menurut Hurlock dan Staw dalam Hutagalung dkk (2010: 9) bahwa usia bisa
terkait dengan keberhasilan. Adanya pengalaman dalam mengelola usaha memberi
motivasi untuk menjadi entrepreneur yang berpengaruh pada keberhasilan usaha
(Hutagalung dkk, 2010: 10). Selain itu adanya latar belakang pendidikan juga dapat
memotivasi untuk menjadi entrepreneur. Menurut Bowen dan Robert dikutip oleh
Staw dalam Hutagalung dkk (2010: 10) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan
syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha”.

2.1.4.1 Teori Kebutuhan McClelland
Menurut McClelland kebutuhan berasal dari budaya (Ivancevich et al, 2008:
154). Tiga dari kebutuhan itu adalah kebutuhan akan pencapaian (need for
achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), kebutuhan akan
kekuasaan (need for power). McClelland menyatakan dalam Ivancevich et al (2008:
154) bahwa ketika muncul suatu kebutuhan yang kuat dari dalam diri seseorang,
kebutuhan tersebut akan memotivasi dirinya untuk menggunakan perilaku yang dapat
mendatangkan kepuasannya.

Universitas Sumatera Utara

Memiliki kebutuhan akan pencapaian (need for achievement) yang tinggi
mendorong seorang individu untuk menetapkan tujuan yang menantang, untuk
bekerja keras demi mencapai tujuan tersebut, dan menggunakan keterampilan dan
kemampuan yang diperlukan untuk mencapainya. McClelland berpendapat bahwa
kebutuhan akan pencapaian (need for achievement) dapat dipelajari.
Kebutuhan akan pencapaian (need for achievement) merefleksikan seseorang
yang suka menerima tanggung jawab untuk memecahkan masalah, serta meyukai
umpan balik. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) merefleksikan keinginan
untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan kebutuhan akan kekuasaan (need for
power) memiliki dua orientasi yaitu kekuasaan dapat menjadi negatif jika berfokus
pada dominasi dan kepatuhan.

Atau kekuasaan dapat menjadi positif karena

merefleksikan perilaku persuasif dan inspirasional.

2.1.4.2 Goal Setting Theory
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) adalah proses kognitif
membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku. Tujuan yang disadari akan
menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi jika seseorang menerima tujuan
tersebut (http://dspace.umy.ac.id/handle/123456789/121).

Sifat kognitif (proses

mental) mencakup:
1. Kejelasan tujuan atau tujuan spesifik berkaitan dengan tingkat presisi kuantitatif
tujuan tersebut (goal specificity).

Universitas Sumatera Utara

2. Kesukaran tujuan: tingkat keahlian yang dibutuhkan (goal difficulty).
3. Intensitas tujuan: proses menentukan bagaimana mencapai tujuan tersebut (goal
intensity).
4. Kadar usaha untuk mencapai tujuan (goal commitment).
Dalam banyak penelitian, tujuan spesifik dan kesukaran tujuan menjadi
pertimbangan penting.

Tujuan spesifik mengarah pada hasil yang lebih baik

dibandingkan tujuan yang samar-samar, karena tujuan tersebut memberikan kejelasan
bagi individu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya dikerjakan. Hal tersebut
akan dapat menimbulkan perasaan berprestasi pada diri entrepreneur, pengakuan dan
komitmen.

Dengan demikian penetapan tujuan yang bersifat spesifik akan

mendorong peningkatan prestasi.
Demikian pula dengan kesukaran tujuan, semakin sukar tujuan, semakin
tinggi pula tingkat prestasi. Namun hal tersebut terjadi ketika tujuan diterima atau
disepakati (goal acceptance).

Berkaitan dengan isu insentif, itu akan efektif

mempengaruhi perilaku, jika insentif tersebut mempengaruhi tujuan orang dalam
pencapaiannya.

Namun demikian, masalah tentang hasil yang kembali menurun

(diminishing returns) merupakan masalah nyata yang disebabkan kesukaran
mencapai tujuan. Secara kognitif jika tujuan dianggap terlalu sukar sehingga tidak
mungkin dicapai justru akan menyebabkan frustasi bukan motivasi. (Zander &
Newcomb,

1967

dalam

Gibson

et

al.,

1985

dikutip

dari

http://dspace.umy.ac.id/handle/123456789/121).

Universitas Sumatera Utara

2.1.5

Young Entrepreneur
Seperti yang telah dilihat, sebenarnya hampir setiap orang memiliki potensi

untuk menjadi seorang entrepreneur.

Tentu saja keragaman menjadi tanda

entrepreneurship. Penelitian ini berfokus pada young entrepreneur yaitu orang-orang
muda yang mulai megambil bagian dalam memulai bisnis (Zimmerer dan
Scarborough, 2008: 26). Didorong akan sempitnya lapangan pekerjaan atau rasa
kekecewaan akan prospek dalam perusahaan serta keinginan untuk memiliki peluang
dan menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi muda yang lebih memilih
kewirausahaan sebagai jalur karir mereka.
Menurut Hurlock dalam Hutagalung dkk (2010: 9) menyatakan bahwa usia 18
tahun sampai 40 tahun adalah usia dewasa awal, dimana masa itu merupakan masa
yang terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan
pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam usia dewasa awal yang memiliki tugas
pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat, minat serta faktor
psikologis yang dimilikinya.

Masih banyak orang dewasa muda yang bingung

dengan pilihan karirnya, situasi seperti ini sering terjadi pada entrepreneur. Hurlock
dalam Hutagalung dkk (2010: 9) menyebutkan masa dewasa awal adalah masa cobacoba untuk berkarir.
Penelitian yang dilakukan oleh College dalam Zimmerer dan Scarborough
(2008: 26) menemukan bahwa Generasi X (mereka yang lahir antara tahun 19651981) tiga kali lebih mungkin meluncurkan bisnis dibandingkan mereka yang berada

Universitas Sumatera Utara

dalam kelompok umur lainnya. Anggota generasi ini menangani sekitar 80% dari
seluruh bisnis awal, sehingga mereka menjadi generasi yang paling memiliki jiwa
kewirausahaan tinggi dalam sejarah.

Tidak ada kemunduran yang terjadi ketika

generasi ini menegangkan otot-otot kewirausahaannya. Generasi X ini mungkin lebih
tepat disebut sebagai Genereasi Entrepreneur.
Bahkan remaja dan mereka yang berusia 20-an tahun (yang lahir setelah tahun
1982) juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap kewirausahaan. Kewirausahaan
mengajarkan anak-anak muda cara untuk meluncurkan dan menjalankan bisnis. Dan
karena orang-orang mudalah masa depan kewirausahaan tampak sangat cerah.

2.2

PENELITIAN TERDAHULU
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imla Hasanah (2011), dengan

judul penelitian “Pengaruh Motivasi Berusaha Dan Pengetahuan Kewirausahaan
Terhadap Kinerja Pengusaha Pada Pedagang Pakaian Di Jalan Ahmad Yani
Pasar Ikan Lama Medan” Penelitian ini dilakukan kepada 68 responden yaitu
pedagang pakaian di Jl. Ahmad Yani Pasar Ikan Lama Medan.
menggunakan

metode

survey

dengan

pengambilan

sampel

Penelitian ini
pada

populasi

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara positif dan
signifikan antara variabel bebas motivasi berusaha (X1) dan Pengetahuan
Kewirausahaan (X2) terhadap variabel terikat Kinerja Pengusaha (Y) pada pedagang

Universitas Sumatera Utara

pakaian di Jl. Ahmad Yani Pasar Ikan Lama Medan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi variabel terikat Kinerja
Pengusaha (Y) adalah variabel Motivasi Berusaha (X1).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Motivasi
Berusaha (X1) dan Pengetahuan Kewirausahaan (X2) terhadap Kinerja Pengusaha
(Y) adalah erat. Sebesar 44,3% variabel Kinerja Pengusaha (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel Motivasi Berusaha (X1) dan Pengetahuan Kewirausahaan (X2). Sedangkan
sisanya yaitu 55,7% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Anita (2010) dengan judul penelitian
“Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan
dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi Kasus Pada
Pengusaha Rumah Makan di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan)” penelitian ini
dilakukan kepada para pengusaha rumah makan yang berada di Jl. Setia Budi TanjugRejo Medan sebagai responden. Penelitian ini dilakukan kepada 31 responden yang
memilki karakteristik meliputi tempat tinggal, jenis kelamin, usia dan pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan antara variabel motivasi berusaha (X1) dengan
variabel kinerja pengusaha (Y) memperlihatkan hubungan kedua variabel cukup kuat
dan signifikan. Hubungan antara pengetahuan kewirausahaan (X2) dengan kinerja
pengusaha (Y) serta hubungan antara variabel kemandirian usaha (X3) dengan kinerja
pengusaha (Y) menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan searah. Ini berarti jika
variabel pengetahuan kewirausahaan besar maka variabel kinerja pengusaha akan

Universitas Sumatera Utara

semakin besar pula dan jika variabel kemandirian usaha besar maka variabel kinerja
berusaha akan semakin besar pula.
Berdasarkan hasil penelitian koefisien determinasi terdapat angka 30%.
Angka tersebut menjelaskan bahwa sumbangan variabel motivasi berusaha,
pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha yang dilakukan oleh pengusaha
rumah makan terhadap kinerja pengusaha adalah 30%. Sedangkan 70% dapat dilihat
dari faktor lain yang mempengaruhi kinerja pengusaha.

2.3

KERANGKA KONSEPTUAL
Seorang individu yang berpikir tentang kewirausahaan perlu untuk

mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis.

Pengetahuan adalah

pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui
pembelajaran dan studi (http://agroindustry.wordpress.com/2011/04/26/pengetahuandan-keterampilan-usaha-ukm/). Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak
memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
adalah pengetahuan tentang usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada,
pengetahuan akan peran dan tanggung jawab, serta pengetahuan akan manajemen dan
organisasi.
“Entrepreneurship merupakan sebuah proses dinamik dimana orang
menciptakan kekayaan incremental” (Ronstad dalam Winardi, 2008: 28).
Kewirausahaan merupakan hasil dari proses disiplin dan sistematis dalam

Universitas Sumatera Utara

menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan dan peluang dipasar
(Zimmerer dan Scarborough, 2008: 59). Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang
(Suryana, 2008: 2). Oleh karena itu entrepreneurship berkaitan dengan penemuan,
dan pendayagunaan peluang-peluang yang menguntungkan.
Menurut para ahli motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu di dalam
memenuhi kebutuhan (Mudjiarto, 2006: 39). Motivasi adalah dorongan dan arahan
perilaku (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 24). Keinginan akan pencapaian dalam
memenuhi kebutuhan tergantung dari kekuatan motivasinya.

Motivasi dengan

kekuatan yang besar akan menentukan perilaku individu. Dengan kata lain motivasi
adalah kebutuhan, dorongan, atau implus yang menentukan perilaku seseorang.
Menurut Hurlock dalam Hutagalung dkk (2010: 9) menyatakan bahwa usia 18
tahun sampai 40 tahun adalah usia dewasa awal dimana masa itu merupakan masa
yang terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan
pekerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh College dalam Zimmerer dan Scarborough
(2008: 26) menemukan bahwa Generasi X (mereka yang lahir antara tahun 19651981) tiga kali lebih mungkin meluncurkan bisnis dibandingkan mereka yang berada
dalam kelompok umur lainnya. Generasi X ini mungkin lebih tepat disebut sebagai
Genereasi Entrepreneur.

Universitas Sumatera Utara

Bahkan remaja dan mereka yang berusia 20-an tahun (yang lahir setelah tahun
1982) juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap kewirausahaan. Kewirausahaan
mengajarkan anak-anak muda cara untuk meluncurkan dan menjalankan bisnis. Dan
karena orang-orang mudalah masa depan kewirausahaan tampak sangat cerah.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas, maka model kerangka
konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pengetahuan Kewirausahaan
(X1)
Motivasi Mahasiswa untuk
Menjadi Young Entrepreneur (Y)
Keterampilan Kewirausahaan
(X2)

Sumber: Winardi (2008), Zimmerer dan Scarborough (2008), Mudjiarto dan Wahid
(2006), Machfoedz dan Machfoedz (2005), dan Suryana (2008) diolah oleh
penulis
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4

HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka konseptual yang

telah peneliti kemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Pengetahuan dan
Keterampilan Kewirausahaan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap
Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur”.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU)

2 8 137

Pengaruh Konsep Diri dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Untuk Menjadi Young Entrepreneur Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

1 4 109

Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU)

0 0 10

Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU)

0 0 2

Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU)

0 0 6

Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU)

0 0 2

Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi USU)

0 0 23

Pengaruh Konsep Diri dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Untuk Menjadi Young Entrepreneur Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 11

Pengaruh Konsep Diri dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Untuk Menjadi Young Entrepreneur Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 2

Pengaruh Konsep Diri dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Untuk Menjadi Young Entrepreneur Pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 8