Chapter I Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap Penggunaan Pembayaran Non Tunai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Kegiatan sistem pembayaran adalah wujud nyata peran Bank Indonesia
yang langsung menyentuh lapisan masyarakat. Peran Bank Indonesia sebagai
bank sentral adalah menjaga stabilitas sistem pembayaran, karena sistem
pembayaran berpengaruh terhadap efektifitas kebijakan moneter dan stabilitas
keuangan melalui penggunaan uang di masyarakat. Sesuai dengan Undangundang Bank Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undangundang No. 3 Tahun 2004 bahwa Bank Indonesia memiliki tanggung jawab
terhadap kelembagaan, pengaturan, dan juga pengawasan sistem pembayaran.
Di era teknologi dan informasi saat ini, masyarakat sudah terbiasa
menggunakan berbagai jenis alat dan metode pembayaran sesuai dengan fungsi
dan kebutuhan masing-masing. Alat pembayaran non tunai dapat digolongkan
menjadi dua kelompok, yakni alat pembayaran untuk credit transfer dan alat
pembayaran untuk debit transfer . Perbedaan antara credit transfer dan debit
transfer terletak pada perintah pengiriman uang. Berdasarkan terminologi yang

dibuat oleh Bank for International Settlement (BIS), credit transfer adalah

perintah pembayaran untuk tujuan penempatan dana dari pengirim ke penerima
melalui jalur transfer dana dari bank pengirim ke bank penerima dan
dimungkinkan melalui bank lain sebagai perantara.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan debit transfer adalah sistem transfer dana dimana perintah
transfer dibuat atau diotorisasi oleh pihak yang memiliki dana dan akan
melakukan pengiriman dana tersebut kepada pihak lain. Perintah transfer tersebut
disampaikan kepada pihak yang akan menerima dana untuk kemudian dicairkan.
Selanjutnya, bank tersebut mengkliringkan perintah transfer debit tersebut di
lembaga kliring, untuk menagihkan dana ke bank pengirim. Alat pembayaran
yang digunakan saat ini adalah cek, bilyet giro, dan nota debet.
Ragam dari kedua jenis transfer ini bermacam-macam. Ada yang
berbasiskan kertas/paper based : dulu ada nota kredit, berbasis kartu/card based
misalnya kartu ATM, kartu debet, kartu kredit, kartu prabayar ( e-money) dan
berbasis elektronik/electronic based . Perkembangan sistem pembayaran non tunai
diawali dengan instrumen pembayaran yang bersifat paper based seperti cek,
bilyet giro, dan warkat lainnya. Sejak perbankan mendorong penggunaan sistem
elektronik serta penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu dengan segala

bentuknya, berangsur-angsur pertumbuhan penggunaan alat pembayaran yang
paper based semakin menurun. Apalagi sejak sistem elektronik, seperti transfer

dan sistem kliring mulai banyak digunakan karna lebih mudah dan praktis.
Kemudahan bertransaksi tentunya diikuti dengan dukungan sistem yang
andal, yang bukan hanya mudah, praktis, efektif, dan efisien, melainkan juga
aman. Aspek keamanan sangatlah penting mengingat salah satu kunci penting
dalam sistem transaksi adalah keamanan bagi mereka yang melakukan transaksi.
Oleh karena itu, Sistem Pembayaran Non Tunai harus benar-benar dapat

Universitas Sumatera Utara

mencegah berbagai risiko yang mungkin timbul. Banyak jenis risiko yang dapat
terjadi, dan semuanya harus secara meyakinkan dapat ditanggulangi serta dicegah.
Banyak tantangan dalam pengembangan sistem pembayaran non tunai,
Salah satunya adalah budaya. Bagi sekelompok masyarakat yang sudah paham
dan cenderung berpendidikan, mereka akan mudah menggunakan sistem ini.
Sedangkan bagi kelompok masyarakat yang masih tinggal di pedesaan cenderung
susah menerapkan sistem tersebut. Upaya untuk meningkatkan penggunaan
pembayaran non tunai memang tidak sepenuhnya mudah. Perlu penahapan dalam

mengedukasi masyarakat dari yang lebih suka menggunakan pembayaran tunai
untuk beralih ke pembayaran non tunai.
Namun demikian dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang
sudah merambah ke seluruh aspek masyarakat seperti teknologi internet, mobile
phone dan arus informasi yang dapat diakses melalui media elektronik, akan lebih

mudah disampaikan ke masyarakat. Sistem pembayaran non tunai yang semakin
meningkat, dapat mempercepat perputaran uang sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi indonesia.
Dalam Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2014 perkembangan
APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu) yang terdiri atas Kartu
ATM/Debet dan Kartu Kredit meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Nilai transaksi melalui APMK meningkat 16,9% menjadi Rp.4.020,7
triliun. Nilai rata-rata harian rata-rata transaksi melalui APMK meningkat 16,9%
menjadi Rp.12,9 triliun dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp.11,0 triliun.
Jumlah Kartu ATM/Debet yang beredar di masyarakat sebanyak 105,8 juta kartu,

Universitas Sumatera Utara

meningkat 18,3% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebanyak 89,5 juta

kartu.
Untuk meningkatkan penggunaan pembayaran non tunai di Kabupaten
Tapanuli Utara, pada Kamis 30 April 2015 Bank BRI mengeluarkan produk EKTA bagi personil Polres yang juga dapat digunakan sebagai instrumen
pembayaran non tunai. Pimpinan Cabang BRI Tarutung Taufik Hidayat
mengatakan bahwa E-KTA memiliki lima fungsi, selain sebagai identitas Personil
Polri, juga berfungsi sebagai ATM, alat pembayaran non tunai, uang elektronik
Brizzi, dan lain-lain, (polrestapanuliutara.blogspot.co.id).
Perkembangan APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu) di
Kabupaten Tapanuli Utara masih sangat terbatas pada pengunaan kartu ATM,
kartu kredit, dan kartu debet. Besarnya transaksi masyarakat yang menggunakan
kartu kredit dan uang elektronik (e-money) juga relatif sangat kecil. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Bank Indonesia Sibolga untuk Wilayah Tapanuli dalam Harian
Medan Bisnis 01 September 2015, bahwa BI Sibolga akan gencar melakukan
sosialisasi less cash society atau sistem pembayaran non tunai melalui
penggunaan uang elektronik (e-money) kepada masyarakat di semua lapisan.
Keberhasilan pengembangan sistem pembayaran non tunai ini selain tidak terlepas
dari kesiapan masyarakat umum (sebagai pengguna), juga tidak terlepas dari dunia
usaha (sebagai penerima sistem pembayaran) maupun perbankan untuk menerima
sistem pembayaran yang relatif masih baru tersebut. Oleh karenanya, diperlukan
suatu penelitian untuk menggali informasi tentang pemahaman dan kepuasan

masyarakat Tapanuli Utara terhadap penggunaan pembayaran non tunai.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, masalah yang di
identifikasi dalam penelitian ini adalah:
1.

Berapa besar tingkat pemahaman masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara
terhadap penggunaan pembayaran non tunai.

2.

Apakah penggunaan pembayaran non tunai memberikan manfaat bagi
kelancaran transaksi bagi masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1.

Mengidentifikasi karakteristik dan perilaku dari masyarakat Kabupaten
Tapanuli Utara sebagai pengguna pembayaran non tunai.

2.

Menjelaskan tingkat pemahaman masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara
terhadap penggunaan pembayaran non tunai beserta kendala-kendala yang
dihadapi.

1.3.2. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah :
1.

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Bank Indonesia dalam
upaya peningkatan penggunaan sistem pembayaran non tunai di Kabupaten
Tapanuli Utara.


Universitas Sumatera Utara

2.

Dapat bermanfaat bagi pelaku industri atau penyedia jasa sistem
pembayaran non tunai dalam melakukan perluasan kegiatannya.

3.

Dapat bermanfaat bagi perbankan dan masyarakat sebagai pelaku dari
sistem pembayaran non tunai.

4.

Bagi pembaca berguna sebagai bahan referensi penelitian sejenis dan
menambah wawasan dan pengetahuan dibidang ekonomi.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5