DAMPAK 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKOWI JK T

DAMPAK 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKOWI - JK TERDAHAP
KOPERASI DI INDONESIA
Tugas Mata Kuliah : Ekonomi Politik
Dosen Pengampu : Yogi Pasca Pratama, SE, M.E

Disusun Oleh :
SHAFA SABILLA
F0114080

EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
SURAKARTA
2017

A. LATAR BELAKANG
Koperasi dan UKM merupakan bagian integral dunia usaha nasional,
mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam
mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi serta memecahkan masalah ekonomi pada
khususnya. Berbagai cara telah digunakan manusia untuk memecahkan permasahan
ekonomi yang telah dihadapi salah satunya adalah koperasi. Menurut Undang-Undang
No.25 Tahun 1992 Pasal 1 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang

seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Dalam upaya membangun koperasi pemerintah pada umumnya turut secara
aktif. Keikutsertaan pemerintah selain didorong oleh adanya kesadaran untuk turut
serta dalam membangun koperasi, juga merupakan hal yang sangat diharapkan oleh
gerakan koperasi. Hal ini antara lain didorong oleh terbatasnya kemampuan koperasi
untuk membangun dirinya atas kekuatan sendiri.
Ada beberapa segi koperasi yang pembangunannya memerlukan bantuan
pemerintah. Di satu pihak, melalui beberapa Departemen teknis yang dimilikinya,
Pemerintah diharapkan dapat melakukan pembinaan secara langsung terhadap kondisi
internal koperasi. Sebagaimana terjadi di Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM
misalnya, dapat melakukan pembinaan dalam bidang organisasi, manajemen, dan
usaha koperasi. Sedangkan departemen-departemen teknis yang lain dapat melakukan
pembinaan sesuai dengan bidang teknis yang menjadi kompentensinya masingmasing.
Agar keikutsertaan pemerintah dalam pembinaan koperasi itu dapat
berlangsung secara efektif, tentu perlu dilakukan koordinasi antara satu bidang
dengan bidang lainnya. Tujuannnya adalah terdapat keselarasan dalam menentukan
pola pembinaan koperasi secara nasional. Dengan terbangunnya keselarasan dalam
pola pembinaan.koperasi, maka koperasi diharapkan dapat benar-benar meningkat

kemampuannya, baik dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat di
sekitarnya, maupun dalam turut serta membangun sistem perekonomian nasional.
Di pihak yang lain, dengan kekuasaan yang dimilikinya, Pemerintah
diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong perkembangan koperasi
secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan koperasi tidak mungkin
dapat dilepaskan dari kondisi persaingan yang dihadapinya dengan pelaku-pelaku

ekonomi yang lain. Persaingan koperasi dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain ini,
selain memiliki arti positif, dapat pula memiliki arti negative bagi perkembangan
koperasi. Hal itu sangat tergantung pada iklim usaha tempat berlangsungnya proses
persaingan tersebut. Sehubungan dengan itu. Maka Pemerintah diharapkan dapat
menjamin berlangsungnya proses persaingan itu secara sehat.

B. PEMBAHASAN
1. Gambaran Singkat Kinerja Koperasi di Indonesia
Sejumlah jurnal dan penelitian ilmiah mengungkap koperasi di Indonesia
memiliki banyak masalah yang membuatnya lemah. Suprayitno dalam Jurnal
Ekonomi & Pendidikan (2007) memaparkan sejumlah masalah dan keterpurukan
Koperasi di Indonesia. Salah satunya, menurutnya koperasi di Indonesia lebih
sering dibentuk atas “paksaan” pemerintah. Koperasi lebih banyak dibentuk dari

“atas” sehingga pengelolaan yang dilakukan oleh pengurus cenderung tidak
sepenuh hati. Daya saing koperasi di Indonesia juga masih rendah dan hal ini
diperparah karena koperasi harus berkompetisi di dalam pasar Indonesia yang
liberal. Koperasi di Indonesia masih dikelola dengan manajerial yang tidak
memadai, pengurus yang dipilih berdasarkan kecenderungan status sosial. Savitri
dkk. dalam paparannya pada Economic Education Analysis Journal (2012)
menyatakan bahwa partisipasi anggota adalah unsur utama keberhasilan koperasi.
Sementara banyak koperasi di Indonesia memiliki tingkat partisipasi yang rendah
Berdasarkan data resmi dari Kementerian Koperasi dan UKM, sampai dengan
bulan Desember 2015, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak
212.135 unit, dengan jumlah keanggotaan sebanyak 37.783.160 orang. Jumlah
koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan.
Jumlah koperasi aktif mengalami peningkatan setiap tahunnya sejalan dengan
bertambahnya koperasi tiap tahunnya, hal ini juga megakibatkan semakin
banyaknya koperasi yang tidak aktif. Terjadi lonjakan SHU yang sangat tinggi
pada tahun 2014. Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat
kecil..
Berdasar data per Desember 2017, jumlah koperasi di Indonesia ada
sebanyak 153.171 unit. Dari jumlah tersebut, anggota koperasi aktif tercatat
sebanyak 26.535.640 orang juga tercatat ada koperasi yang tidak sehat

sebanyak 62.347 unit dan 4.013 koperasi ditutup.
Tabel 1 Perkembangan Usaha Koperasi di Idonesia dari Tahun 2000-2015

Tahun
2000
2001

Aktif

Tidak
Aktif

Total
Koperasi

Jumlah
Anggota

RAT
(unit)


88.930
89.756

14.147
21.010

103.077
110.766

27.295.893
23.644.850

36.283
37.637

Modal Sendiri
(Rp juta)
6.816.950,25
11.699.952


Modal Luar
(Rp juta)

Volume Usaha
(Rp juta)

SHU
(Rp juta)

12.473.404,16
16.322.599,10

23.122.224,43
38.730.174,95

694.502
3.134.446,41

2002

2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015

92.531
93.800
93.402
94.818
98.944
104.999

108.930
130.473
124.855
133.666
139.321
143.117
147.249
150.223

26.113
29.381
37.328
40.145
42.382
44.794
46.034
49.938
52.627
54.515
54.597

60.584
62.239
61.912

118.644
123.181
130.730
1344.963
141.326
149.793
154.964
170.411
174.482
188.181
194.295
203.710
209.488
212.135

25.007.601

27.282.658
27.523.053
27.286.784
27.776.133
29.888.067
27.318.619
29.240.271
30.461.121
30.849.913
33.869.439
35.258.176
36.443.953
37.783.160

44.834
44.661
46.310
45.508
46.057
48.262

47.150
58.534
55.818
58.004
65.986
67.672
80.008
58.107

8.568.530,30
9.419.987,16
11.989.451
14.836.208,06
16.790.860,53
20.231.699,45
25.560.380,03
28.348.727,78
30.102.013,90
35.794.284,64
51.422.621,07
89.536.290,61
105.800.829,73
142.850.992,83

14.773.180.65
14.939.422,15
16.897.052
18.179.195,39
22.062.212
23.324.032,14
27.271.935,23
31.503.882,17
34.686.712,67
39.689.952,51
51.403.537,20
80.840.572,48
94.861.986,91
99.794.403,06

28.415.411,31
31.683.699,39
37.649.091
40.831.639,56
62.718.499,78
63.080.595,81
68.446.249,39
82.098.587
76.822.082,40
95.062.402,21
119.182.690,08
125.584.976,19
189.858.671,87
266.134.619,42

988.516,72
1.871.926,70
2.164.234
2.198.320,31
3.216.817,65
3.470.459,95
3.964.818,55
5.303.813,94
5.662.164,24
6.336.480,97
6.661.925,53
8.110.179,69
14.898.647,12
17.320.663,92

Sumber : Kemenkop UKM sudah diolah
2. Kinerja Pemerintahan Jokowi – JK Terhadap Koperasi
a. Program Kementerian Koperasi
Dalam agenda Nawa Cita Presiden Jokowi – Wakil Presiden Jusuf Kalla,
Kementerian Koperasi dan UKM mengemban mandat

Nawacita ke-6

meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dan
Nawa Cita ke-7 menggerakkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Tiga tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, Kementerian Koperasi dan
UKM terus konsisten menjalankan program mewujudkan kedua Nawacita.
Ada tiga program prioritas Kementerian Koperasi dan UKM, adalah Program
Pengembangan Koperasi dan UKM, Akses Pembiayaan bagi Koperasi dan
UMKM, dan Pemberdayaan UMKM melalui Gerakan Kewirausahaan
Nasional. Ketiganya dijabarkan dalam berbagai program strategis.
Program Pengembangan Koperasi dan UKM, terdiri dari tiga langkah
strategis, yaitu Reformasi Koperasi. Reformasi Koperasi terdiri dari tiga
tahapan yakni Rehabilitasi, Reorientasi dan Pengembangan.
Rehabilitasi dengan memangkas jumlah koperasi di Indonesia. Koperasikoperasi yang tidak aktif dan tidak jelas kegiatannya dicabut izinnya.
Memperbaiki dan membangun database system koperasi melalui online
database system (ODS) untuk mendapatkan data koperasi yang akurat. Melalui
tahapan ini, Kementerian Koperasi dan UKM telah membubarkan koperasi
tidak aktif dan tidak RAT. Hasil pemutakhiran data ODS menghasilkan data
koperasi aktif 153.171 unit, dan koperasi dibubarkan 40.013 unit. Melakukan

pembaharuan organisasi koperasi melalui pemutakhiran data koperasi dengan
cara pembekuan dan pembubaran koperasi dengan online base data
system sehingga koperasi mempunyai nomor induk koperasi (NIK) serta
membangun sistem administrasi badan hukum koperasi secara online untuk
mempermudah pendirian badan hukum koperasi. Setelah melalui verifikasi
koperasi yang mendapat NIK dan sertifikat NIK sejak tahun 2015 terealisasi
sebanyak 10.827 sertifikat NIK.
Reorientasi yang dilakukan dengan mengubah paradigma pembangunan
koperasi dari kuantitas menjadi kualitas untuk mewujudkan koperasi modern
berkualitas dan berdaya saing tinggi. Upaya ditempuh untuk meningkatkan
kualitas koperasi adalah membangun koperasi berbasis informasi teknologi (IT), kerja
sama dengan notaris untuk penerbitan akte koperasi secara online telah terealisasi
sebanyak 9.094 akta koperasi. Selanjutnya, menerbitkan izin usaha mikro dan

kecil (IUMK) bagi pelaku usaha mikro dan kecil telah tercapai sebanyak
175.450 IUMK. Selanjutnya, fasilitasi standardisasi sertifikasi produk melalui
hak atas kekayan intelektual (HAKI) terealisasi sebanyak 1.976 sejak 2015.
Sementara Pengembangan, dengan meningkatkan kapasitas koperasi
melalui regulasi yang kondusif, perkuatan SDM, kelembagaan, pembiayaan,
pemasaran dan teknologi. melakukan perubahan secara bertahap dan terukur
meliputi kajian terhadap regulasi yang menghambat perkembangan koperasi,
memperkuat akses pembiayaan, melalui KUR dan dana bergulir dari Lembaga
Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) dan pengembangan koperasi sektor riil khususnya
yang berorientasi ekspor, padat karya dan memanfaatkan digital ekonomi. Tidak

ketinggalan kompetensi sumber daya manusia ditingkatkan melalui berbagai
pelatihan dan pemagangan. Progam ini merupakan rangkaian dari gerakan
kewirausahaan untuk menumbuhkan wirausaha baru di Tanah Air.
Pengembangan kewirausahaan mulai tahun 2015 telah terwujud bagi 21.780
orang. Dalam rangkaian pengembangan koperasi, membangun kolaborasi agar
koperasi bisa berkembang dan bekerja sama antar koperasi di dalam negeri.
Jejaring tersebut akan mengoptimalkan sumberdaya tiap koperasi. Koperasi
yang memiliki bahan baku di satu provinsi bisa kerja sama dengan koperasi
produksi di daerah lain sehingga tercipta sinergi antar koperasi. Terkait
dengan pengembangan koperasi dalam pemanfaatan program tanah objek
reforma agraria (Tora) dan perhutanan sosial, melalui dukungan Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) serta Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Kementerian ATR) sudah ada 42 koperasi yang
tersebar di sembilan provinsi, yaitu Kalsel, Riau, Sumsel, Kalteng, Gorontalo,
Papua Barat, Kalbar, Sumbar, dan Maluku.
Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong kemudahan akses
pembiayaan koperasi dan UMKM. Hal ini dilakukan dengan mendorong
percepatan penyaluran KUR. Berdasarkan data penyaluran KUR telah
mencapai Rp 69,6 triliun atau 65,5% dari total target KUR sebesar Rp 106,2
triliun kepada 3.098.515 juta debitur.
b. Kontribusi Koperasi terhadap PDB
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atas kontribusi
sektor koperasi terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) per triwulan III
2017 yang mencapai 4,48 persen.
Adapun cara PDB nasional per triwulan III 2017 mencapai Rp10.096
triliun. Dengan demikian, kontribusi sektor koperasi terhadap PDB Nasional,
data berdasar triwulan III 2017, harga setara Rp452 triliun.
Angka ini sedikit lebih baik dibandingkan dengan koperasi pada PDB
di periode yang sama pada 2016, yaitu 3,99 persen. Artinya, kenaikan
kontribusi sektor koperasi terhadap PDB pada tahun ini mengalami kenaikan
sekitar 0,5 persen dibanding 2016.
Kontribusi koperasi ke PDB nasional masih sekitar 1,71 persen pada
2014. Sekarang mencapai 4 persen.
Angka anggota anggota Koperasi terhadap PDB nasional mencapai
30,84 persen atau Rp3.114 triliun. Dengan demikian, total keseluruhan
kontribusi lembaga dan anggota Koperasi sebesar 35,32 persen dari total PDB
Nasional per triwulan III 2017.

DAFTAR PUSTAKA
Savitri, Ichdah Ayu., DWP, Sucihatiningsih., & Margunani. (2012). Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Partisipasi Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi
Serba Usaha Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Economi Education Analysis
Journal.
Suprayitno, Bambang. (2007). Kritik Terhadap Koperasi (Serta Solusinya) Sebagai Media
Pendorong Pertumbuhan UMKM. Jurnal Ekonomi & Pendidikan.
http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-koperasi/ diakses 26 Desember
2017
https://m.timesindonesia.co.id/read/128521/20160712/172159/koperasi-di-indonesiaperkembangannya-kini/ diakses 1 Januari 2018
https://tirto.id/kontribusi-koperasi-ke-pdb-2017-capai-448-persen-setara-rp452-t-cCQc
diakses 6 Januari 2017
http://krjogja.com/web/news/read/46906/home3.html diakses 1 Januari 2018
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3085101/ini-3-jurus-reformasi-koperasi-ri
diakses 5 Januari 2018
http://www.beritasatu.com/bisnis/441026-koperasi-selamatkan-masyarakat-darikemiskinan.html diakses 4 Januari 2014

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Modul TK J 147 edit rizkiM 3 mei PenambahanN

18 338 152