makalah profesionalisme guru Guru Kaunse

PROFESIONALISME GURU
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Dosen Pengampu Ahmad Zuhdi M. Ag.

Di susun Oleh
Nur Rofiah

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan

merupakan rangkaian

proses


pemberdayaan

potensi dan

kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang
hayat. Proses ini dilakukan tidak sekedar untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat menggali, menemukan, dan menempapotensi yang dimiliki, tapi juga untuk
mengembangkannya dengan tanpa menghilangkan karakteristik masing-masing.
Untuk itu sistem pendidikan bangsa yang berpenduduk lebih dari 200juta manusia ini
harus dirancang sedemikian rupa sehingga kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
dihasilkannya mampu bersaing dengan negara-negara lain di tengah kelindan dan
kompetisi globalisasi. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas pun
tidak mudah, haruslah SDM ini diperoleh dari pendidikan yang bermutu unggul. Dan
bagaimana pendidikan bermutu unggul ini didapatkan? Tentunya pendidikan unggul
ini diperoleh dari guru yang bermutu unggul juga ( guru yang profesional ).
Dalam dunia pendidikan khususnya, guru adalah sebagai kekuatan
pembebasan (liberating Force), karena posisi dan peranannya adalah untuk mengajar
dan membimbing peserta didik supaya menjadi manusia yang berkualitas dalam hal
memiliki ilmu pengetahuan, watak bermartabat, dan berguna bagi masyarakat. Atau
dalam adagium Jawa yang berarti “digugu lan ditiru” (orang yang diikuti dan

dicontoh. Sehingga, Kompetensi yang dituntut dari guru profesional adalah memiliki
kebiasaan dan kemampuan ilmiah dalam merancang, melaksanakan, menemukan
kekuatan dan kelemahan dalam kegiatan pengembangan, serta memanfaatkannya
untuk kegiatan perbaikan berikutnya.1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
2. Bagaimana kompetensi profesional guru?
3. Bagaimana peran guru profesional dalam pembelajaran?
4. Bagaimana upaya mewujudkan guru profesional?

Buku Panduan Paud450 1/4sks. Cet-6 2010. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:
Universitas Terbuka
1

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesionalisme Guru
1. Profesionalisme

Dalam studi tentang masalah profesionalisme, kita akan berkenalan
dengan sejumlah definisi tentang “profesi”. Salah satunya adalah definisi yang
dikemukakan oleh Dr. Sikun Pribadi yang dikutip oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik
dalam bukunya “ pendiidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi”, yakni:
profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataaan atau suatu janji terbuka,
bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan
dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
pekerjaan itu.2 Rumusan yang singkat ini mengandung sejumlah makna,
dintaranya hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka,
profesi mengandung unsur pengabdian, profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah sifatsifat(kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) yang
dilakukan oleh seseorang.
2. Guru
Banyak sekali definisi mengenai pengertian guru, salah satunya pengertian
guru yang terdapat dalam buku Ilmu Pendidikan Islam bahwa guru adalah pekerja
profesional yang secara khusus disiapkan untuk mendidik anak-anak yang telah
diamanatkan orangtua untuk dapat mendidik anaknya di sekolah.3 Ungkapan
diatasdapat diartikan sebagai suatu kesediaan untuk melaksanakan dengan sebaikbaiknya terhadap tugas yang diamantkan kepadanya, dengan kesediaan menerima
segala konsekuensinya.
Definisi yang hampir sama mengenai guru terdapat dalam UU Nomor 14

Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwasanya guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.4
Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.hlm, 1.
Novan Ardy Wiyani dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: r-ruzz Media. Hlm, 97.
4
Asrorun Ni’am Sholeh. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: elsas jakarta. Hlm, 157.
2
3

2

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru
profesional adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas pokoknya
sebagai seorang pendidik dan pengajar yang meliputi kemampuan dalam
merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
B. KOMPETENSI GURU
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapa,
kemamampuan, dan wewenang. Sedangkan Kompetensi guru profesional adalah

merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
dihyati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.5
Seorang guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi
tersendiri agar dapat menuju pendidikan yang berkualitas, efektif dan efisien serta
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut berdasarkan UU
Sisdiknas Nomor 14 tentang Guru dan Dosen menentukan bahwa guru yang
profesional harus memiliki empat kompetensi, diantaranya:6
1. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan potensi yang
dimiliki peserta didik, perencanaan dan pelasanaan pembelajaran , serta
pengevaluasian hasil belajar.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang bermental sehat dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, kreatif,
sopan santun, disiplin, jujur, rapi. Serta menjadi usatun hasanah bagi peserta didik
3. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara mendalam dan memiliki berbagai keahlian dibidang pendidikan.
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
baik dengan peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat, sesama
pendidik/ teman sejawat dan apat bekerja sama dengan dewan pendidikan/komite

sekolah, mampu berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya
masyarakat, serta ikut berperan dalam kegiatan sosial.

http://kompetensi.info/kompetensi-Guru/apa-itu-kompetensi.html diakses pada sabtu 28 maret 2015 pukul
11.14
6
http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-profesionalisme-guru.html?M=I diakses pada 28 maret 2015
pukul 12:19
5

3

C. Peran Guru Profesional dalam Pembelajaran
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap kebehasilan pembelajaran di
sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensipotensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa
bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara
individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan.
Gurdl. u juga harus bepacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan
belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinnya secara

optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan
memposisikan diri sebagai berikut:7
1. Orang tua yang penuh kasih sayang terhadap peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta
didik.
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta
didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran
pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, bareani dan bertanggung jawab.
6. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antarpeserta didik, orang
lain, dan lingkungannya.
7. Mengembangkan kreativitas.
8. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan diatas, guru harus mmpu memaknai pembelajaran,
serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan
kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut dapat diidentifikasikan
sedikitnya 19 peran guru dalam pembelajaran, diantaranya:8
1. Guru sebagai pendidik.

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya. Sebab, out put mendidik adalah
supaya anak didik menjadi anak yang ahlakul karimah. Oleh karena itu,
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm, 36.
8
Ibid. hlm, 37-65.
7

4

guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup
tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
2. Guru sebagai pengajar.
Guru membantu

peserta

didik yang sedang berkembang


untuk

mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi,
dan memahami materi standar yang dipelajari agar ilmu pengetahuan yang
awalnya sedikit menjadi banyak.
3. Guru sebagai pembimbing.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawabatas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,
moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
4. Guru sebagai pelatih.
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukn latihan keterampilan,
baik intelektual maupun motorik, karena tanpa latihan seorang peserta
didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan
tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai
dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai
pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan
kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.
5. Guru sebagai penasehat.

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat.
Banyak

guru

cenderung

menganggap

konseling

terlalu

banyak

membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang,
dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal
menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasihat dan menjadi
orang kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi

tersebut.
6. Guru sebagai pembaharu (Innovator).
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan
yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang
dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain. Seorang
5

peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam
pendidikan.
Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang
berharga ini kedalam istilah atau bahasa modern yang akan diterima oleh
peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan generasi muda,
yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang
terdidik.
7. Guru sebagai model dan teladan.
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua
orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik
serta orang yang berada dilingkungannya.
8. Guru sebagai pribadi.
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.
Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan
tiru”. Digugu maksudnya bahwa peran-pran yang disampaikan guru bisa
dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau
diteladani.
9. Guru sebagai peneliti.
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan
penyesuaian-penyesuaian

dengan

kondisi

lingkungan.

Untuk

itu

diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh
karena itu seorang guru adalah seorang pencari atau peneliti.
10. Guru sebagai pendorong kreativitas.
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan
guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses
kreatifitas tersebut.kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan
sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang
atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
11. Guru sebagai pembangkit pandangan.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara
pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengembangkan
fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi denagn peserta didik
6

di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang
dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
12. Guru sebagai pekerja rutin.
Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan
rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan
tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau
merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
13. Guru sebagai pemindah kemah.
Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang
suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik

dalam

meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.
Guru berusaha keras untuk mengeahui masalah peserta didik, kepercayaan
dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan
meninggalknnya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai.
Guru harus memahami hal yang bermanfaat bagi peserta didinya
14. Guru sebagai pembawa cerita.
Guru meenjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan,
karena cerita-cerita yang disampaikan guru sangat bermanfaat bagi peserta
didik untuk diambil manfaatnya.
15. Guru sebagai aktor.
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada
materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian
manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan
merencanakan kembali pekerjaannyasehingga dapat dikontrol. Sebagai
aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam
yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang aktor
berusaha mengurangi respon bosan dan berusha meningkatkan minat para
pendengar.
16. Guru sebagai emansipator.
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik,
menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan
merupakan “budak” stagnasi kebudayaan.
17. Guru sebagai evaluator.

7

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling
kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta
variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks
yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.
Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan denagn
prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap yaitu, persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.
18. Guru sebagai pengawet.
Salah satu tugas guru adaah mewariskan kebudayaan dari generasi ke
genersi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak
yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa epan.
Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu
adalah kurikulum.
19. Guru sebagai kulminator.
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari
awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan
meleati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta
didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran kulminator
terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang
pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan
kebiasaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai
dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
D. Upaya Meningkatkan Guru Profesional
Upaya mewujudkan guru profesional bukan masalah yang sederhana.
Mewujudkan guru profesional terkait dengan banyak faktor yang sangat kompleks.
Upaya mewujudkan guru profesional dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara
lain:9
1. Perbaikan sistem pendidikan dan pembinaan guru.
Pendidikan diyakini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
seseorang. Oleh sebab itu, dalam rangka menwujudkan guru profesional perlu
dikaji sistem pendidikan guru. Menurut Tilaar (2002:384-388) pendidikan dan

9

https://imamzaha.wordpress.com/2012/05/03/guru-profesional/ di akses pada Minggu 29 maret pukul 13:38.

8

pembinaan guru mencakup pendidikan prajabatan guru, pendidikan dalam jabatan
guru, lisesi dan ikatan tugas guru.
2. Perbaikan kesejahteraan guru
Untuk mewujudkan guru profesional dapat ditempuh dengan meningkatkan
kesejahteraan gaji guru. Sementara ini gaji guru di Indonesia dinilai masih rendah
tentu saja kondisi ini sangat menyedihkan. Rendahnya gaji guru tentunya akan
berimplikasi pada kualitas guru. Gaji guru yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
akan mengakibatkan sebagian guru akan mencari penghasilan lain. Akibatnya
guru kurang berkonsentrasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
3. Peningkatan peran organisasi profesi
Organisasi profesi guru perlu diberikan kekuatan agar mempunyai wibawa.
Pemberian kekuatan yang dimaksud misalnya dengan memberi kewenangan pada
organisasi profesi guru untuk memberikan lesensi atau ijin berkarya bagi guru.
4. Melaksanakan Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (PGBK)
Dalam rangka peningkatan profesi guru, pemerintah telah melaksanakan
pendidikan guru berdasarkan kompetensi. PGBK ini merupakan adopsi dari
Amerika Serikat yang disebut CBTE (Competency Based Teacher Education).
Berdasarkan PGBK, konsep kompetensi tidak sekedar perbuatan yang tampak dan
dapat diamati saja, akan tetapi juga potensi yang menyebabkan munculnya
perbuatan. Dalam perkembangan selanjutnya muncul konsep PBTE (Performance
Based Teacher Education). Dalam konsep PBTE menghendaki adanya performen
guru dapat dilihat secara jelas yang dapat diamati dari luar.

9

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
guru profesional adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas
pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar yang meliputi kemampuan dalam
merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. untuk menjadi
guru yang profesional berdasarkan UU Sisdiknas Nomor 14 tentang guru dan dosen
menentukan bahwa guru yang profesional harus memiliki setidaknya empat
kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, kompetensi sosial.
Setelah eempat kompetensi tersebut terpenuhi peran seorang guru profesional
dalam pembelajaran juga harus dipahami. Dalam makalah ini terdapat beberapa
penjelasan mengenai peran guru profesional dalam pembelajaran salah satunya adalah
guru sebagai pengajar, guru sebagai pendidik, guru sebagai pembimbing dan
seterusnya.
Untuk mewujudkan guru profesional ada hal-hal yang harus diperhatikan
yakni, perbaikan sistem pendidikan dan pembinaan guru, perbaikan kesejahteraan
guru, peningkatan peran organisasi profesi, melaksanakan Pendidikan Guru
Berdasarkan Kompetensi (PGBK)

10

DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Paud450 1/4sks. Cet-6 2010. Panduan Pemantapan
Kemampuan Profesional. Jakarta:Universitas Terbuka.
Hamalik,

Oemar.

2004.

Pendidikan

Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ardy Wiyani, Novan dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: r-ruzz
Media.
Ni’am Sholeh, Asrorun. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta:
elsas jakarta.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://kompetensi.info/kompetensi-Guru/apa-itu-kompetensi.html diakses pada
sabtu 28 maret 2015 pukul 11.14.
http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-profesionalisme-guru.html?
M=I diakses pada 28 maret 2015 pukul 12:19.
https://imamzaha.wordpress.com/2012/05/03/guru-profesional/ di akses pada
Minggu 29 maret pukul 13:38.

11