BENTUK NEGARA and SISTEM PEMERINTAHAN

BENTUK NEGARA & SISTEM PEMERINTAHAN

A.

Pengertian Negara dan bentuk Negara
Negara adalah suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia

yang bersama-sama mendiami suatu wilayah (territoir) tertentu dengan mengakui suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia tadi.
Sedangkan bentuk negara menyatakan susunan atau organisasi negara secara
keseluruhan, mengenai struktur negara yang meliputi segenap unsur-unsurnya, yaitu daerah,
bangsa dan pemerintahannya.

B.

Bentuk Negara

 Republic
Dikatakan Negara berbentuk Republik, apabila mekanisme penentuan kepala negaranya
dilakukan melaluhi pemilihan (langsung atau melalui majelis) dengan periodisasi masa jabatan

yanga telah ditentukan. Sedangkan mengenai pengambilan keputusan di dalam negara dilakukan
dalam sebuah forum majelis yang mencerminkan representasi rakyat.

 Monarchie
Negara itu dikatakan

berbentuk kerajaan (monarkhi) apabila penentuan kepala negara

berdasarkan prinsip pewarisan alias turun temurun, dan pengambilan keputusannya dilakukan
tidak melalui forum majelis yang merepresentasikan kepentingan rakyat.
BENTUK PEMERINTAHAN MONARKI/KERAJAAN
A. Bentuk Pemerintahan Kerajaan atau Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein yang berarti
pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan di mana Raja menjadi Kepala Negara.
Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia.Garner menyatakan;

setiap pemerintahan yang didalamnya menerapkan kekuasaan yang akhir atau tertinggi pada
personel atau seseorang, tampa melihat pada sumber sifat – sifat dasar pemilihan dan batas
waktu jabatannya maka itulah monarki. Pendapat lain menegaskan, monarki merupakan
kehendak atau keputusan seseorang yang akhirnya berlaku dalam segala perkara didalam

pemerintahan.
Jellinek menegaskan; monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan menekankan bahwa
karakteristik sifat – sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk memperlihatkan kekuasaan
tertinggi Negara. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 buah tahta kerajaan di dunia, tetapi
menurun menjadi 240 buah dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade kelapan abad ke-20,
hanya 40 takhta saja yang masih ada. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai raja
atau

monarki

yang

mutlak

dan

selebihnya

terbatas


kepada

sistem

konstitusi.

Perbedaan diantara raja dengan presiden sebagai kepala negara adalah raja menjadi kepala
negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka
waktu tertentu. Namun dalam negara-negara federasi seperti Malaysia, raja atau agong hanya
berkuasa selama 5 tahun dan akan digantikan dengan raja dari negeri lain dalam persekutuan.
Dalam zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan kebanyakannya
adalah monarki konstitusional, yaitu raja yang terbatas kekuasaannya oleh konstitusi. Monarki
juga merujuk kepada orang atau institusi yang berkaitan dengan Raja atau kerajaan di mana raja
berfungsi sebagai kepala eksekutif.
Monarki demokratis atau dalam bahasa Inggris Elective Monarchy, berbeda dengan konsep raja
yang sebenarnya. Pada kebiasaannya raja itu akan mewarisi tahtanya (hereditary monarchies).
Tetapi dalam sistem monarki demokratis, takhta raja akan bergilir-gilir di kalangan beberapa
sultan. Malaysia misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional serta
monarki demokratis.
Bagi kebanyakan negara, raja merupakan simbol kesinambungan serta kedaulatan negara

tersebut. Selain itu, raja biasanya ketua agama serta panglima besar angkatan bersenjata sebuah
negara. Contohnya di Malaysia, Yang di-Pertuan Agong merupakan ketua agama Islam,
sedangkan di Britania Raya dan negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II adalah ketua
agama Kristen Anglikan. Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya peran sebagai
ketua agama tersebut adalah bersifat simbolis saja.

Selain raja, terdapat beberapa jenis kepala pemerintahan yang mempunyai bidang kekuasaan
yang lebih luas seperti Maharaja dan Khalifah.
B. Jenis – Jenis Monarki
1. Turun – temurun dan Elektif.
Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun – temurun dan elektif. Monarki secara
turun – menurun adalah tipe yang normal. Kebanyakan monarki dahulunya dikenal dengan
istilah turun – temurun. Dan kehidupan dari monarki turun – temurun ini memiliki banyak
karakter. Monarki ala turun – menurun mewarisi tahta sesuai dengan peraturan rangkaian
pergantian tertentu. Ahli waris laki- laki yang tertua biasanya menjadi raja, menggantikan posisi
raja atau ayahnya sendiri. Rangkaian pergantian bisa juga ditentukan dengan konstitusi atau
melalui sebuah aksi legislature.
Peraturan tersebut memiliki bermacam rupa diberbagai Negara seluruh dunia. Awalnya kerajaan
Roman merupakan monarki elektif. Masa kerajaan Roman dahulunya menganut pemilih dari
kampus. Semenjak abad pertengahan konstitusi monarki elektif telah berubah dan bukan

merupakan hal yang luar biasa. Bagaimanapun, perjalanan masa ke masa monarki ala elektif
mengalami perubahan menuju monarki ala turun- temurun. Garner menganggap inggris sebagai
monarki elektif, karena parlement menuntut dan menggunakan hukum mengatur mutlak
rangkaian pergantian.
2. monarki mutlak dan terbatas.
Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas. Garner menyatakan monarki
mutlak adalah monarki yang benar – benar raja. Kehendaknya adalah hukum dalam merespek
segala perkara yang ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali kemauannya sendiri.
Dibawah sistem ini Negara dan pemerintahan tampak identik. Louis XIV raja Negara francis
menyatakan dengan sombongnya bahwa” aku adalah Negara. Ini merupakan deskripsi yang tepat
dari posisi monarki yang mutlak. Tsart dari Russia, Raja Prussia dan kaisar Ottoman merupakan
contoh monarki yang mutlak.

Monarki terbatas memiliki kekuatan yang dibatasi oleh konstitusi yang tertulis atau dengan
prinsip fundamental yang tak tertulis, seperti monarkinya Negara inggris. Monarki dinegara
England hanya sebatas nama saja dalam pemerintahan; raja adalah pemerintahan namun tidak
memerintah. Kekuatan atau kekuasaan merupakan teori saja, namun pemerintahan dipimpin oleh
yang lainnya.
Monarki dinegara jepang juga terbatas. Disana kaisar tidak memiliki kekuasaan apapun
dipemerintahan. jadi, jelasnya raja adalah simbol Negara dan kesatuan rakyat’’ didalam

pengertian yang nyata, monarki yang terbatas hanyalah bentuk pemerintahan yang demokrasi.

 Aristokrasi (oligarki) adalah
negara dengan pemerintahaan yang pimpinan tertingginya terletak ditangan beberapa orang,
biasanya terletak pada golongan foedal, golongan yang berkuasa (aligo artinya beberapa).

 Demokrasi
ialah suatu negara dengan pemerintahan yang pimpinan tertinggi terletak di tangan rakyat.
Meliputi:

1. Demokrasi langsung.
2. Demokrasi tidak langsung
Ciri-ciri pokok pemerintahan demokratis
a. Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak, dengan ciri-ciri
tambahan:
a) konstitusional, yaitu bahwa prinsip-prinsip kekuasaan, kehendak dan kepentingan rakyat diatur
dan ditetapkan dalam konstitusi;
b) perwakilan, yaitu bahwa pelaksanaan kedaulatan rakyat diwakilkan kepada beberapa orang;
c) pemilihan umum, yaitu kegiatan politik untuk memilih anggota-anggota parlemen;
d) kepartaian, yaitu bahwa partai politik adalah media atau sarana antara dalam praktik

pelaksanaan demokrasi

b. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan, misalnya pembagian/ pemisahan
kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
c. Adanya tanggung jawab dari pelaksana kegiatan pemerintahan.
2.1.2 Macam-macam demokrasi
a. Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat:
a) Demokrasi langsung
Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman Yunani Kuno. Pada
masa itu, seluruh rakyat dapat menyampaikan aspirasi dan pandangannya secara langsung.
Dengan demikian, pemerintah dapat mengetahui – secara langsung pula – aspirasi dan
persoalan-persoalan yang sebenarnya dihadapi masyarakat. Tetapi dalam zaman modern,
demokrasi langsung sulit dilaksanakan karena:
1) sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat sekaligus dalam
membicarakan suatu urusan;
2) tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang semakin rumit dan
kompleks;
3) musyawarah tidak akan efektif, sehingga sulit menghasilkan keputusan yang baik.

b) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan

Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam menyalurkan
kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi
rakyat disampaikan melalui wakil-wakil mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi
perwakilan berlainan menurut konstitusi negara masing-masing.


Autokrasi

dalah suatu negara yang dipimpin oleh kekuasaan negara, yang berdasarkan atas pandangan
autoriteir negara. Di mana pengangkatan atau penunjukan kepala negara tidak menggunakan
sistem pewarisan (sebagaimana negara monarkhi dengan asas ketidaksamaan walaupun tidak
sama persis) tetapi setiap orang berhak menduduki jabatan kepala negara (sebagaimana negara
republik dengan asas kesamaan walaupun tidak sama persis).

C.

Susunan Pemerintahan

a)


Negara kesatuan
Negara kesatuan disebut juga dengan unisterisme atau eenbeisaat, ialah suatu negara yang
berbeda dan berdaulat, dimana diseluruh negara yang berkuasa hanyalah satu pemerintahan
(pusat) yang mengatur seluruh daerah.

b)

Negara serikat (federasi)
Federasi berasal dari bahasa latin Foedus, yang berarti perjanjian atau persetujuan. Federasi
adalah bentuk tengah, suatu bentuk kompromistis antara konfederasi yang hubunganya tidak erat
dengan Negara kesatuan yang sangat kukuh ikatannya.
Menurut C.F. Strong dalam bukunya, diperlukan dua syarat untuk mewujudkan Negara
federasi, antara lain: Harus ada semacam perasaan nasional diantara anggota kesatuan-kesatuan
politik yang hendak berfederasi tersebut. Dan harus ada keinginan dari anggota-anggota
kesatuan-kesatuan politik itu akan kesatuan dan persatuan karena apabila anggota-anggota itu
menginginkan kesatuan, maka bukan federasi yang dibentuk, melainkan Negara kesatuan.
Adapun ciri-ciri Negara federasi yaitu:

1)
2)

3)

Adanya supremasi konstitusi federasi.
Adanya pemencaran kekuasaan antara Negara federal denagan Negara bagian.
Adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas menyelesaikan sengketa-sengketa yang
mungkin timbul antara Negara federal dengan Negara bagian.
a. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh
daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya,
baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya
dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan,
yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek
pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badanbadan lain yang berdaulat.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:

1. Sentralisasi, dan
2. Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,

sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah
pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus
rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem sentralisasi:
1. adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
2. adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
3. penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.
Kerugian sistem sentralisasi:
1. bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran
jalannya pemerintahan;
2. peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;
3. daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan
sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat;
4. rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung
jawab tentang daerahnya;
5. keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat
parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:
1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
2. peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu
sendiri;
3. tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan
lancar;
4. partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
5. penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta
kemajuan pembangunan.
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri,
kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat
adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal.
Ciri-ciri negara serikat/ federal:

1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi
kepentingan negara bagian;
2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi negara serikat;
3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian,
kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada
pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya
disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara
bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal
kenegaraan selebihnya (residuary power).
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal
meliputi:
1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional,
misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik;
2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional,
perang dan damai;
3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum
maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya:
mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;
4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal,
misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);
5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos,
telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah:
1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;
2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan
kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh
negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949);
2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara
bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan
India;
3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam
menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah
pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri
(otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu.
Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom,
hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Federasi
1. Negara Kesatuan
Negara ini juga disebut negara Unitaris. Ditinjau dari segi susunannya, negara kesatuan
adalah negara yang tidak tersusun dari pada beberapa negara, seperti halnya dalam negara
federasi, melainkan negara itu sifatnya tunggal, artinya hanya ada satu negara, tidak ada negara
di dalam negara. jadi dengan demikian di dalam negara kesatuan itu juga hanya ada satu
pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat yang mempunyai kekuasaan atau wewenang tertinggi
dalam segala lapangan pemerintahan. Pemerintahan pusat inilah yang pada tingkat terakhir dan
tertinggi dapat memutuskan segala sesuatu di dalam negara tersebut.
Sistem Desentralisasi
Tetapi kadang-kadang di dalam negara kesatuan ini diadakan pembagian daerah, di mana
dalam tiap-tiap daerah itu terdapat organisasi kenegaraan yang tegak sendiri. Pembagian daerah
tersebut misalnya pembagian dalam daerah-daerah : Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III, yang
berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Dan yang pada tiap-tiap daerah
tersebut mempunyai pemerintahan sendiri, yang di sebut pemerintah daerah. Tetapi kita harus
ingat bahwa pemerintahan daerah ini tidak mempunyai kekuasaan atau wewenang yang tertinggi
mengenai apapun dalam lapangan pemerintahan. karena dalam tingkat terakhir dan tertinggi
putusan-putusan dalam lapangan pemerintahan itu yang wewenang mengadakan adalah
pemerintahan pusat.
Negara kesatuan yang menyelenggarakan pembagian daerah seperti tersebut di atas
disebut negara kesatuan yang didesentralisasikan. Sedangkan sebaliknya negara kesatuan yang
tidak meyelenggarakan pembagian daerah disebut negara kesatuan yang disentralisasikan, tetapi

negara biasanya juga mengadakan pembagian daerah dalam daerah-daerah administrasi.
2. Negara Federasi
Negara federasi adalah negara yang tersusun dari pada beberapa negara yang semula
berdiri sendiri-sendiri, yang kemudian negara-negara itu mengadakan ikatan kerjasama yang
efektif, tetapi di samping itu, negara-negara tersebut masing ingin memiliki wewenangwewenang yang dapat di urus sendiri. Jadi di sini tidaklah semua urusan itu diserahkan kepada
pemerintahan gabungannya, atau pemerintah federal, tetapi masih ada beberapa urusan tertentu
yang tetap di urus sendiri. Biasanya yang diserahkanitu yaitu : urusan-urusan yang diserahkan
oleh pemerintah negara-negara bagian kepada pemerintahan federal, adalah urusan-urusan yang
menyangkut kepentingan-kepentingan bersama dari pada semua negara-negara bagian tersebut,
misalnya urusan keuangan, urusan angkutan bersenjata, urusan pertahanan dan sebagai semacam
itu. Hal ini di maksudkan untuk menjaga sampai terjadi kesimpang-siuran, serta supaya ada
kesatuan, karena itu adalah menentukan hidup-matinya negara tersebut.
Maka tepatlah kiranya kalau Dicy menggambarkan negara federasi itu sebagai suatu
perakalan untuk mengadakan suatu peraduan antara kesatuan dan kekuatan nasional dengan
pengertian

bahwa

negar-negara

bagian

itu

masih

tetap

memiliki

hak-haknya.

Seperti telah dikatakan di atas, bahwa negara federasi itu addalah negara yang terdiri atas
penggabungan dari pada beberapa negara yang semula berdirisendiri. Oleh karena itu di dalam
negara federasi tersebut kita dapat adanya dua macam pemerintahan yaitu,
1. Pemerintahan federal. Ini adalah yang merupakan pemerintahan gabungan-gabungannya,
atau pemerintahan ikatannya, atau pemerintahan pusatnya.
2. Pemerintah negara bagian
Jadi negara-negar itu yang semula berdiri sendiri, di dalam negara federasi tersebut
bergabung menjadi satu ikatan, dengan maksud untuk mengadakan kerjasama antar
negar-negara tersebut demi kepentingan mereka bersama, dan di samping itu masih ada
kebebasan

hak-hak

kenegaraan

dari

pada

negara-negara

bagian

itu

sendiri.

Ikatan kerjasama itu dapat bersifat erat, tetapi dapat juga bersifat agak renggang,
yang hampir menyerupai perjanjian multilateral. dan memang pada hakekatnya hubungan
negara-negara di dalam negara federasi itu berdasarkan perjanjian saja, yang ada suatu
waktu mungkin dapat di putuskan. Dan berdasarkan sifat hubungan ini, tegasnya sifat

hubungan antara pemerintah negara federal dengan negara-negara bagian, maka negara
federasi itu dapat di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Negara Serikat
b. Perserikatan Negara.

D.

Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu “sistem” dan

“pemerintahan”. Menurut Carl J. Friedrich, sistem adalah suatu keseluruhan terdiri dari beberapa
bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian maupun hubungan
fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan
antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik
memengaruhi keseluruhan itu.
Adapun pemerintahan dalam arti luas adalah segala unsur yang dilakukan oleh negara
dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri.
Sedangkan menurut doktrin Hukum Tata Negara yang biasanya tertuang di dalam
konstitusi, sistem pemerintahan negara dapat dibagi menjadi 3 pengertian, yaitu:

1. Sistem pemerintahan negara dalam arti paling luas, yakni tatanan yang berupa struktur
dari satu negara dengan menitikberatkan pada hubungan antar negara dengan rakyat.
2. Sistem pemerintahan negara dalam arti luas, yakni suatu tatanan atau struktur
pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan antara semua organ negara,
termasuk hubungan antara pemerintahan pusat (Central Governmeent) dengan bagianbagian yang terdapat di dalam negara di tingkat lokal (Local Government).
Sistem pemerintahan ini meliputi:
A.

Bangunan negara kesatuan, yaitu pemerintahan pusat memegang otoritas penuh (berkedudukan

B.

lebih tinggi) ketimbang pemerintahan lokal.
Bangunan negara serikat (federal), yakni pemerintahan pusat dan negara bagian mempunyai

kedudukan yang sama.
C. Bagian negara konfederasi, yakni pemerintahan lokal (kantor wilayah) mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi dari pemerintahan pusat.

3. Sistem pemerintahan negara dalam arti sempit, yakni suatu tatanan atau setruktur
pemerintahan yang bertitik tolak dari hubungan sebagian orang negara ditingkat pusat,
khususnya hubungan antara eksekutif dan legislatif.

E.

Macam-macam Sistem Pemerintahan
Ada 3 macam sistem pemerintahan

a.

Sistem pemerintahan parlementer

Sistem pemerintahan parlementer merupakan sistem pemerintahan dimana hubungan antara
eksekutif dan badan perwakilan (legislatif) sangat erat.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer, antara lain:

1. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh atau atas dasar kekuatan dan
atau kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.
2. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya atau para anggota kabinet mungkin seluruh
anggota parlemen, atau tidak seluruhnya dan mungkin seluruhnya bukan anggota
parlemen.
3. Kabinet dengan ketuanya (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif).
4. Sebagai imbangan dapat dijatuhkannya kabinet, maka kepala negara (presiden: raja atau
ratu) dengan saran atau nasehat perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
5. Kekuasaan kehakiman secara prinsipil tidak digantungkan kepada lembaga eksekutif dan
legislatif, hal ini untuk mencegah intimidasi dan intervensi lembaga lain.
b.

Sistem presidensiil

Sistem pemerintahan presidensiil adalah suatu pemerintahan di mana kedudukan eksekutif tidak
bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain kekuasaan eksekutif
berada di luar pengawasan (langsung) parlemen.
Karakteristik sistem pemerintahan presidensiil, yaitu:

1. Presiden adalah kepala eksekutif yang memimpin kabinetnya yang semua diangkat
olehnya dan bertanggung jawab olehnya.
2. Presiden tidak dipilih oleh badan legislatif, tetapi dipilh oleh sejumlah pemilih.

3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif dan tidak dapat dijatuhkan oleh
badan legislatif.
4. Sebagai imbangannya, presiden tidak dapat membubarkan badan legislatif.
c.

Sistem pemerintahan quasi

Sistem pemerintahan quasi pada hakikatnya merupakan bentuk variasi dari sistem pemerintahan
parlemen dan sistem pemerintahan presidensiil. Hal ini disebabkan situasi dan kondisi yang
berbeda sehingga melahirkan bentuk-bentuk semuanya.
d.

Sistem pemerintahan referendum

Sistem referendum merupakan bentuk variasi dari sistem quasi (quasi presidensiil) dan sistem
presidensiil murni. Tugas membuat undang-undang berada dibawah pengawasan rakyat yang
mempunyai hak pilih, pengawsan itu dilakukan dalam bentuk referendum.
Sistem pemerintahan referendum dibagi menjadi dua, yaitu:
1)

Referendum oblikator, yaitu jika persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan dalam

pembuatan suatu peraturan UU yang mengikat rakyat seluruhnya, karena sangat penting.
2) Referendum fakultatif, yaitu jika persetujuan dari rakyat dilakukan terhadap UU biasa, karena
kurang pentingnya, setelah UU itu diumumkan dalam jangka waktu yang ditentukan.