perkembangan sosial emosional pada anak

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

JAMIATUL MUSLIMAH
Dsn. Jelbudan JL. RAYA NYALARAN Gg III Kecamatan PAMEKASAN Kabupaten
PAMEKASAN
Jamiatulmuslimah15@gmail.com
18201501060020
082301855578
Jamiatul Muslimah1
Abstract
The development that children experience includes emotional social. Child which
resulted in less atmosphere stable in conditioning something. The emotional of state the
child is very influential in various patterns patters foster that resulted in the child’s emotional
social change. The formulation of the problem to be discussed is:1.) What is the child’s
emotional social development? 2.) How the child’s emotional social behavior? 3.) How is the
child’s emoptional growth and social development? 4.) What is the role of parents and peers
to the child’s emotional social? 5.) What are the urgencees of parental involvement in
emotional social deelopment? 6.) How to implement in the social and emotional
development of children?.
About the purpose that we will explain that is:1.) To know the understanding of
children’s emotional social development. 2.) To know the child’s emotional social behavior.

3.) To know the growth and emotional social development of children. 4.) To know the role of
parents and peers against the child’s emotional social. 5.) To know find out the urgency of
parental involvement in emotional social development. 6.) To know the implementation in the
social and emotional development of children.
Social is the socialization of children against other people in the environment, and
make contact with each other either in the form of individuals or groups, while emotions are
some feelings that give rise to an inner, turmoil like fear, angry, anyious, depressed,
annoyed, happy, and curious. Emotions emerge as physiological reactions, feelings, and
behavioral changes. Emotions in children are more complex and real, because children tend
to express their emotions freely and openly.
Social behavior in children is directed to develop a good social, such as cooperation,
help-helping, sharing, sympathy, empathy, and mutual need of each other. Materials applied
to kindergarten include discipline, co-operation, help, empathy, and responsibility. The
child’s emotional behavior more express the feelings, arcumstances, and information they
receive as is, not covered up. Urgency for PAUD educators if they can involve parents in the
development of social and emotional aspects of children, among other: parents provide
JurusanTarbiyahSTAIN Pamekasan, Jl. Raya Panglegur KM 04 Pamekasan, JawaTimur, Indonesia,
Email: Jamiatulmuslimah15@gmail.com

1


information to educators about the social life and emotional display of children while at home,
PAUD educators get a variety of parental help on the difficulties they encounter while
developing social and emotional aspects of the child.
Keywords: Social-emotional development, kingdergarten,Foster Pattern.
Abstrak
Perkembangan yang dialami anak termasuk sosial emosional anak yang
mengakibatkan suasana kurang stabil dalam mengkondisikan sesuatu. Keadaan emosi anak
yang sangat berepengaruh dalam berbagai pola asuh yang mengakibatkan sosial emosional
anak berubah. Adapun rumusan masalah yang akan di bahas yaitu:1.) Apa pengertian
perkembangan sosial emosional anak? 2.) Bagaimana perilaku sosial emosional anak? 3.)
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan sosial emosional anak? 4.) Apa peran orang
tua dan teman sebaya terhadap sosial emosional anak? 5.) Apa saja urgensi pelibatan
orang tua dalam pengembangan sosial emosional? 6.) Bagaimana pelaksanaan dalam
pengembangan sosial dan emosi anak?.
Mengenai tujuan yang akan kita jelaskan yaitu:1.) Untuk mengetahui pengertian
perkembangan sosial emosional anak. 2.) Untuk mengetahui perilaku sosial emosional anak.
3.) Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sosial emosional anak. 4.) Untuk
mengetahui peran orang tua dan teman sebaya terhadap sosial emosional anak. 5.) Untuk
mengetahui urgensi pelibatan orang tua dalam pengembangan sosial emosional. 6.) Untuk

mengetahui pelaksanaan dalam pengembangan sosial dan emosi anak.
Sosial merupakan sosialisasi anak terhadap orang lain yang ada di lingkungannya,
serta mengadakan hubungan satu dengan lainnya baik dalam bentuk perorangan ataupun
kelompok, sedangkan emosi merupakan beberapa perasaan yang menimbulkan suatu
gejolak batin seperti takut, marah, cemas, murung, kesal, senang, dan ingin tahu. Emosi
muncul sebagai reaksi fisiologis, perasaan, dan perubahan perilaku. Emosi pada anak lebih
kompleks dan real, karena anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka.
Perilaku sosial pada anak diarahkan untuk mengembangkan sosial yang baik, seperti
kerja sama, tolong-menolong, berbagi, simpati, empati, dan saling membutuhkan satu sama
lain. Materi yang diterapkan pada Taman Kanak-kanak meliputi disiplin, kerja sama tolongmenolong, empati, dan tanggung jawab. Perilaku emosional anak lebih mengutarakan
perasaan, keadaan, dan informasi yang mereka terima apa adanya, tidak ditutup-tutupi.
Urgensi bagi pendidik PAUD jika dapat melibatkan orangtua dalam perkembangan aspek
sosial dan emosi anak, antara lain: orang tua memberi informasi kepada pendidik mengenai
kehidupan sosial dan tampilan emosi anak ketika berada di rumah, pendidik PAUD
mendapat berbagai bantuan dari orang tua dalam mengenai kesulitan yang dialami saat
mengembangkan aspek sosial dan emosi anak.
Kata kunci: Perkembangan sosial-emosional, Anak TK, peran orang tua.
Pendahuluan
Anak merupakan suatu objek dimana nantinya perkembangan yang akan

mempengaruhi kehidupan anak. Sosial lingkungan sekitar yang akan berpengaruh besar
bagi kehidupan anak. Banyak sebutan yang di berikan kepada anak usia 3-6 tahun ini. Para
orang tua biasanya menyebut anak seusia ini dengan sebutan sebagai ’’usia sulit’’ atau usia
yang mengandung masalah. Masa ini adalah masa paling berharga karena pada masa ini
disebut juga masa kritis. Pada masa ini anak senang senang melakukan berbagai aktivitas
seperti memerhatiakan lingkungan sekitar, meniru,mencium,dan meraba.
Perkembangan sosial dan emosional merupakan dua aspek yang berlainan, namun
dalam kenyataannya satu sama lain saling mempengaruhi. Perkembangan sosial sangat
erat hubungannya dengan perkembangan emosional, walaupun masing-masing ada
kekhususannya. Peran orang tua dan guru di sekolah dalam mengembangkan perilaku
sosial dan emosional anak adalah ditempuh dengan menanamkan sejak dini pentingnya
pembinaan perilaku dan sikap yang dapat dilakukan melalui pembiasaan yang baik. Hal

inilah, yang menjadi dasar utama pengembangan perilaku sosial emosional dalam
mengarahkan pribadi anak yang sesuai dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam
masyarakat. Perilaku sosial dan emosional yang di harapkan dari anak pada usia ini adalah
perilaku-perilaku yang baik, seperti kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, percaya diri,
jujur, adil, setia kawan, sifat kasih sayang terhadap sesama dan memiliki sifat toleransi yang
tinggi.
Montessori, menyebut anak usia dini ini sebagai periode sensitif. Pada masa ini

menurut montessori secara khusus anak mudah menerima stimulus-stimulus tertentu. Suatu
sensitivitas khusus terhadap sesuatu yang baru akan berakhir bila sesuatu kebutuhan yang
kebutuhannya telah terpenuhi.2
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas yaitu:1.) Apa pengertian
perkembangan sosial emosional anak? 2.) Bagaimana perilaku sosial emosional anak? 3.)
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan sosial emosional anak ? 4.) Apa peran orang
tua dan teman sebaya terhadap sosial emosional anak? 5.) Apa saja urgensi pelibatan
orang tua dalam pengembangan sosial emosional 6.) Bagaimana pelaksanaan dalam
pengembangan sosial dan emosi anak?
Mengenai tujuan yang akan kita jelaskan yaitu:1.) Untuk mengetahui pengertian
perkembangan sosial emosional anak. 2.)Untuk mengetahui perilaku sosial emosional anak.
3.) Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan sosial emosional anak 4.) Untuk
mengetahui peran orang tua dan teman sebaya terhadap sosial emosional anak 5.) Untuk
mengetahui urgensi pelibatan orang tua dalam pengembangan sosial emosional 6.) Untuk
mengetahui pelaksanaan dalam pengembangan sosial dan emosi anak.
PEMBAHASAN
Sosial Emosional pada Anak
Makna sosial dipahami sebagai upaya pengenalan (sosialisasi) anak terhadap orang
lain yang ada diluar dirinya dan lingkungannya, serta pengaruh timbal balik dari berbagai
segi kehidupan bersama yang mengadakan hubungan satu dengan lainnya, baik dalam

bentuk perorangan maupun kelompok. Dalam kajian sosiologis, Soerjono Soekanto
memberikan definisi sosial ini yang disebut dengan proses sosial yaitu: cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan ini, atau apa yang akan terjadi
apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan pola-pola kehidupan yang telah ada.
Makna emosi banyak dikaji oleh para psikolog, karena dianggap sebagai bagian yang
penting dan menarik dalam kehidupan manusia. Emosi sebagai perpaduan dari beberapa
perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak
suasana batin. Seperti halnya perasaan, emosi juga membentuk suatu kontinum, bergerak
dari emosi positif hingga yang bersifat negatif. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
emosi adalah perasaan batin seseorang, baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan
mental dan fisik yang dapat muncul atau termanifestasi ke dalam bentuk-bentuk atau gejalagejala seperti takut, cemas, marah, murung, kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan
ingin tahu.
Dalam kaitannya dengan proses sosial, emosi dapat muncul sebagai akibat adanya
hubungan atau interaksi sosial antara individu, kelompok, dan masyarakat. Emosi muncul
sebagai reaksi fisiologis, perasaan, dan perubahan perilaku yang tampak. Emosi pada anak
lebih kompleks dan real, karena anak cenderung menekspresikan emosinya dengan bebas
dan terbuka.3
Perkembangan sosial dan emosional anak berkaitan dengan kapasitas anak untuk
mengembangkan self-condifince, trust, dan empathy. Perkembangan sosial-emosional yang

positif atau baik merupakan predikator untuk kesuksesan dalam bidang akademik, kognitif,
sosial, dan emosional dalam kehidupan selanjutnya. Menurut Walt, perkembangan emosi
Ahmad susanto,Perkembangan Anak Usia Dini:Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya,(Jakarta:KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,2011), hlm. 132-134
3
Ibid,hlm. 134-136
2

sosial anak pada masa kanak-kanak awal/usia prasekolah di pengaruhi oleh faktor biologis
(temperament, genetic, influences), relatioship (quality of at tachment), dan lingkungannya.
Menurut Santrock, perkembangan emosi dan sosial tidak terlepas dari faktor-faktor keluarga,
relasi anak dengan teman sebayanya, dan kualitas bermain yang dilakukan bersama teman
sebayanya.
Menurut Boyd dkk., perkembangan emosi dan sosial anak mencakup percpaian serangkaian
keterampilan dalam : 1. Mengidentifikasi dan memahami perasaannya sendiri. 2. Membaca
dengan tepat dan memahami kondisi emosi orang/teman lain. 3. Mengelola emosi dan
mengekspresikan dalam bentuk yang konstruktif. 4. Mengatur perilakunya sendiri. 5.
Mengembangkan empati pada orang/teman lain. 6. Menjalin dan memelihara hubungan.4
Jadi menurut pengertian yang dipaparkan diatas bahwa sosial merupakan sosialisasi
pada luar lingkungan sekitar yang mengakibatkan anak berinteraksi dengan lingkungan

sekitar. Emosi suatu gejolak suasana batin. Seperti halnya perasaan, emosi juga
membentuk suatu kontinum, bergerak dari emosi positif hingga yang bersifat negatif.
Perasaan batin seseorang, baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik
yang dapat muncul atau termanifestasi ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti
takut, cemas, marah, murung, kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu.
Perilaku Sosial dan Emosional Anak
Perilaku sosial
Perilaku sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, kegiatan yang
berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi dalam hal bertingkah laku yang
dapat diterima oleh orang lain, belajar memainkan peran sosial yang dapat di terima oleh
orang lain, serta upaya mengembangkan sikap sosial yang layak diterima oleh orang lain.
Perilaku sosial pada anak diarahkan untuk pengembangan sosial yang baik, seperti kerja
sama, tolong-menolong, berbagi, simpati, empati, dan saling membutuhkan satu sama lain.
Untuk itu, sasaran pengembangan perilaku sosial pada anak ialah untuk berkomunukasi,
keterampilan memiliki rasa senang dan periang, menjalin persahabatan, memiliki etika dan
tata krama yang baik. Dengan demikian, materi pembelajaran pengembangan sosial yang
diterapkan di taman kanak-kanak, meliputi: disiplin, kerja sama, tolong-menolong, empati,
dan tanggung jawab.
Bentuk perilaku sosial yang paling penting diterapkan pada anak tahun pertama yakni
untuk menyesuaian sosial yang memungkinkan anak dapat bergaul dengan temantemannya. Karena pada periode ini merupakan tahap perkembangan yang kritis, dimana

sikap sosial dan pola perilaku sosial anak dibentuk. Secara spesifik, Hurlock
mengklasifikasikan pola perilaku sosial pada anak ke dalam pola-pola perilaku sebagai
berikut: a.) Meniru. b.) Persaingan c.) Kerja sama. d.) Simpati. e.) Empati. f.) Dukungan
sosial. g.) Membagi. h.) Perilku akrab.
Perilaku Emosional
Perilaku emosional tampak sebagai akibat dari emosi seseorang. Emosi oleh Juntika,
didefinisikan sebagai suatu suasana yang komplek dan getaran jiwa yang menyertai atau
muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku. Aspek emosional dari suatu perilaku pada
umumnya selalu melibatkan tiga aspek. Dimana dari ketiga aspek emosional(reaksi fisiologis,
perasaan dan perubahan perilaku yang tampak), tidak mungkin dapat diubah atau di
pengaruhi atau diperbaiki oleh aspek fisiologis, karena proses fisiologis yang terjadi pada
organism secara mekanis. Emosi pada tahap anak lebih terperinci dan terdiferensiasi dan
anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Anak akan
mengutarakan perasaan, keadaan, dan informasi yang mereka terima apa adanya, tidak
ditutup-tutupi. Anak selalu jujur mengemukakan sesuatu keadaan, perasaan dan kondisi
yang sebenarnya tanpa ragu dan pandang bulu.5
Pertumbuhan dan Perkembangan Sosial Emosional Anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sejak dalam kandungan. Juntika,
menyatakan bahwa rangsangan yang menimbulkan emosi, pola sambutan ekspresi atas
4

5

John W. Santrock, Perkembangan Anak, Ed.11,(Jakarta:Erlangga,2007),hlm 35
Susanto,Perkembangan Anak Usia Dini,hlm.137-141.

terjadi pengalaman emosional ini dapat diubah dan dipengaruhi atau diperbaiki oleh guru.
Dimensi emosional yang paling penting diketahui para pendidik terutama guru, yaitu: (1)
senang tidak senang atau suka tidak suka (2) identitas dalam term kuat lemah dan haluskasarnya atau dalam dangkalnya emosi tersebut. Hal ini sangat penting karena dapat
memberikan motivasi pengarahan dan integritas perilaku sosial seseorang.
Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari yang tidak matang
menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu evolusi manusia dari
ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan yang dialami anak
merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu tahap perkembangan ke
perkembangan berikutnya yang berlaku secara umum, misalnya anak berdiri dengan satu
kaki , berjinjit, berjalan menaiki tangga, dan berlari.6
Peran Orang Tua dan Teman sebaya terhadap Sosial Emosional Anak
Menurut Boyd dkk, orang tua dan keluarga , guru, dan teman sebaya sangat berperan
dalam pencapaian perkembangan sosial-emosi yang baik pada masa kanak-kanak awal.
Relasi awal dengan orang tua merupakan pondasi di capainya kompetensi sosial dan
hubungan dengan teman sebaya. Orang tua harus berinteraksi dengan menunjukkan kasih

sayang, memahami perasaan anak, memahami keinginan dan kebutuhannya,
mengekspresikan minat anak dalam aktifitas sehari-hari.
Cara orang tua memperlakukan anak sebaiknya menyesuaikan dengan usia dan taraf
perkembangan anak. Misalnya perlakuan terhadap anak usia dua tahun seharusnya tidak
sama dengan anak usia lima tahun.7
Urgensi Pelibatan Orang Tua dalam Pengembangan Sosial Emosional
Pada praktiknya, mendidik anak bukanlah hal yang mudah. Selain harus menguasai
berbagai materi pendidikan bagi anak dan memerlukan berbagai jenis keterampilan dalam
mendidik anak, orang tua juga di tuntut untuk dapat menyempatkan waktunya dalam
mendidik anak. Diakui ataupun tidak, hal itu kemudian sering menjadi masalah utama dalam
mendidik anak. Masalah utama tersebut telah menjadikan orang tua menyerahkan anakanaknya kepada pihak sekolah seperti KB atau TK untuk mendidik anak-anaknya.
Ada tiga urgensi bagi pendidik PAUD jika dapat melibatkan orangtua dalam
pengembangan aspek sosial dan emosi anak, antara lain : (1).Pendidik PAUD memiliki
kesamaan visi dengan orangtua dalam upaya pengembangan aspek sosial dan emosi anak
usia dini. Kesamaan visi tersebut sangatlah penting bagi mereka agar mereka dapat
berjalan bersama dan saling bekerja sama dalam melakukan upaya tersebut. (2). Pendidik
PAUD mendapatkan informasi-informasi dari orangtua mengenai kehidupan sosial dan
tampilan emosi anak ketika berada dirumah dan di lingkungan masyarakat. Informasi
tersebut sangat berguna bagi pendidik PAUD dalam menentukan metode apa yang tepat
untuk digunakan dalam mengembangkan aspek sosial dan emosi anak. (3). Pendidik PAUD
mendapatkan berbagai bantuan dari orangtua dalam mengenai kesulitan yang dialaminya
saat mengembangkan aspek sosial dan emosi anak.
kemudian ada empat urgensi bagi orangtua jika ikut terlibat dalam pengembangan
aspek sosial dan emosi anak, yaitu: (1). Orangtua memiliki kesamaan visi dengan dengan
pendidik PAUD dalam upaya mengembangkan aspek sosial dan emosi anak. (2). Orangtua
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari pendidik PAUD dalam hal metode
pengembangan sosial dan emosi anak. (3). Orangtua dapat mengetahui berbagai kesulitan
yang sering dialami anak saat mengikuti berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh pendidik
PAUD untuk mengembangkan aspek sosial dan emosi anak. (4). Orangtua dapat
mengetahui berbagai perilaku dan emosi anak ditampilkan oleh anak selama di KB atau TK,
seperti apakah anaknya bisa bergaul dengan anak lain, suka berkelahi, pemalu, kurang
percaya diri, dan lain sebagainya.
Pelaksanaan Dalam Pengembangan Sosial Dan Emosi Anak Usia Dini

Ibid, hlm.153-154
Christina Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak
Akhir, (Jakarta:PRENADA,2014), hlm.173
6
7

Langkah awal yang harus dilakukan oleh pendidik PAUD untuk melibatkan orangtua
dalam pengembangan sosial dan emosi anak usia dini adalah membuka keran komunikasi
dengan orangtua. Hal ini dapat dilakukan manakala pendidik PAUD melakukan hal-hal
berikut ini: a.) Membuat draf program kerja pengembangan sosial dan emosi anak usia dini.
b.) Mensosialisasikan draf program kerja pengembangan sosial dan emosi ank usia dini
kepada tokoh masyarakat dan perwakilan orangtua. c.) Meminta tokoh masyarakat dan
perwakilan orangtua untuk memberikan masukan terhadap program kerja yang telah
disusunnya. d.) Merevisi program kerja pengembangan sosial dan emosi anak usia dini
sesuai dengan masukan dari tokoh masyarakat dan perwakilan orangtua. e.)
Mensosialisasikan draf program kerja pengembangan sosial dan emosi anak usia dini
kepada seluruh orangtua.8
Kesimpulan
Sosial merupakan sosialisasi anak terhadap orang lain yang ada di lingkungannya,
serta mengadakan hubungan satu dengan lainnya baik dalam bentuk perorangan ataupun
kelompok, sedangkan emosi merupakan beberapa perasaan yang menimbulkan suatu
gejolak batin seperti takut, marah, cemas, murung, kesal, senang, dan ingin tahu. Emosi
muncul sebagai reaksi fisiologis, perasaan, dan perubahan perilaku. Emosi pada anak lebih
kompleks dan real, karena anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka.
Perilaku sosial pada anak diarahkan untuk mengembangkan sosial yang baik, seperti
kerja sama, tolong-menolong, berbagi, simpati, empati, dan saling membutuhkan satu sama
lain. Materi yang diterapkan pada Taman Kanak-kanak meliputi disiplin, kerja sama tolongmenolong, empati, dan tanggung jawab. Perilaku emosional anak lebih mengutarakan
perasaan, keadaan, dan informasi yang mereka terima apa adanya, tidak ditutup-tutupi.
Pertumbuhan dan perkembangan sosial emosional anak meliputi pada pertumbuhan
dan perkembangan. Perubahan perilaku dari yang tidak matang dari sederhana menjadi
komplek, suatu evolusi manusia dari ketergantungan mejadi makhluk dewasa yang mandiri.
Orang tua sangat berperan dalam perkembangan anak karena orang tualah yang
menjadi patokan anak sebagai kontrol emosi. Orang tua berinteraksi dengan menunjukkan
kasih sayang, memahami perasaan anak, memahami keinginan dan kebutuhannya dalam
aktifitas sehari-hari.
Urgensi bagi pendidik PAUD jika dapat melibatkan orangtua dalam perkembangan
aspek sosial dan emosi anak, antara lain: orang tua memberi informasi kepada pendidik
mengenai kehidupan sosial dan tampilan emosi anak ketika berada di rumah, pendidik
PAUD mendapat berbagai antuan dari orang tua dalam mengenai kesulitan yang dialami
saat mengembangkan aspek sosial dan emosi anak.
Pelaksanaan kegiatan pelibatan orang tua dalam perkembangan sosial yaitu:
membuat draf program kerja perkembangan sosial dan emosi anak, program kerja dan
emosi anak sesuai dengan masukan dari tokoh masyarakat dan perwakila orang tua.
Daftar Pustaka
JurusanTarbiyahSTAIN Pamekasan, Jl. Raya Panglegur KM 04 Pamekasan, JawaTimur,
Indonesia, Email: Jamiatulmuslimah15@gmail.com.
Santrock John W. Perkembangan Anak. Ed.11. Jakarta:Erlangga.2007.
Soetjiningsih Christina Hari. Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan
Kanak-kanak Akhir. Jakarta:PRENADA. 2014.
Susanto
Ahmad,Perkembangan
Anak
Usia
Dini:Pengantar
Dalam
Berbagai
Aspeknya.Jakarta:KENCANA PRENADA MEDIA GROUP. 2011.
Wiyani Novan Ardy. Mengelola& Mengembangkan Kecerdasan Sosial& Emosi Anak Usia
Dini. Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA.2014.
8
Novan Ardy Wiyani, Mengelola& Mengembangkan Kecerdasan Sosial& Emosi Anak Usia
Dini,(Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA,2014),hlm,172-173.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22