KETERAMPILAN BERTANYA siswa dalam pembelajaran (4)

KETERAMPILAN BERTANYA

A. Standar Kompetensi :
Mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keterampilan-keterampilan mengajar,
meenyusun rencana pembelajaran untuk melatih berbagai keterampilan mengajar, dan
terampil menerapkan berbagai keterampilan mengajar dalam pembelajaran.
B. Kompetensi Dasar:
Mahasiswa trampil menerapkan keterampilan bertanya di dalam mengajar.
C. Indikator
1. Memahami konsep dan prinsip bertanya di dalam pembelajaran.
2. Merencanakan penggunaan keterampilan bertanya didalam rencana pembelajaran.
3. Trampil menerapkan keterampilan bertantanya di dalam mengajar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami konsep dan prinsip bertanya dasar,
2. Memahami komponen bertanya dasar,
3. Memahami konsep dan prinsip bertanya lanjut,
4. Memahami komponen bertanya lanjut.
5. Memahami hal-hal yang harus dihindari guru di dalam bertanya,
6. Menyusun rencana pembelajaran mikro (waktu 10 menit) untuk melatih keterampilan
bertanya,
7. Berlatih mengajar di kelompok peer teaching untuk melatih keterampilan bertanya.

E. Metode dan Strategi Perkuliahan
Pada perkuliahan ini digabungkan sejumlah metode pembelajaran, antara lain Tanya
jawab, diskusi, simulasi, dan eksperimen. Strateginya disesuaikan dengan kondisi
perkuliahan dan kemampuan mahasiswa. Bagi pembaca yang tidak duduk dibangku
kuliah, tapi ingin meningkatkan kompetensi di dalam mengajar dapat mempelajari modul
ini secara berkelompok. Karena setiap kompetensi dapat diukur menggunakan instrument
yang terdapat pada bagian akhir dari modul ini.
F. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Bayi yang baru lahir belum bisa berbicara, sehingga dia menggunakan
bahasa tubuh, kontak mata, dan tangisan sebagai media komunikasi. Yang tahu persis
arti tangisan atau gerak tubuh seorang bayi adalah orang-orang terdekat yang
menyayangi dia. Di luar itu orang tidak banyak tahu tentang apa yang diinginkan
oleh bayi tersebut.
Begitu bisa berbicara bayi ingin tahu banyak hal yang dia lihat, dengar,
dan rasakan. Kata pertama yang keluar dari mulut untuk menyampaikan rasa ingin
tahu tersebut adalah “mama” dan “ itu apa?”. Semua yang ada ditanyakan pada
2.1

orang dewasa yang dia temuai, sehingga sering keluar pertanyaan “ itu apa?”.

Namun seiring berjalannya waktu kata apa tidak lagi membuat mereka puas. Anak
akan mengganti kata Tanya dengan siapa, dimana, kapan, bagaimana, dan kenapa?
Secara alami manusia dilahirkan dan tumbuh dengan rasa ingin tahu
tentang sesuatu bahkan banyak hal. Berbeda dengan bayi atau anak kecil, orang
dewasa mencari sumber yang dapat menjawab rasa ingin tahu mereka. Anak SMP
dan SMA juga terlahir sebagai manusia yang penuh dengan pertanyaan untuk
memenuhi rasa keingintahuannya. Seorang guru fisika seyogyanya memahami hal itu
dengan baik. Sehingga menciptakan kondisi pembelajaran yang menfasilitasi anak
bertanya, menjawab pertanyaan, atau menanggapi jawaban pertanyaan guru dan
temannya.
Filosofi dari bertanya itu sendiri sebetulnya terlihat pada pribahasa “malu
bertanya sesat di jalan”. Seseorang yang emggan bertanya akan buta informasi,
sehingga tidak akan sampai pada jawaban yang benar dari sebuah pertanyaan yang
tersimpan jauh di lubuk harinya. Supaya anak tidak tersesat dalam mendapatkan
informasi tentang konsep-konsep fisika dan aplikasinya, seorang guru dituntut
memiliki keterampilan menggali keterampilan bertanya, shingga anak yang paling
pendiam sekalipun buka suara di dalam pembelajaran.
Seorang guru fisika bertugas dalam menyampaikan materi ajar yang
berkaitan dengan berbagai peristiwa yang terdapat di sekitar siswa. Sebetulnya
banyak hal yang menjadi pertanyaan bagi siswa sebelum belajar fisika. Pertanyaan

demi pertanyaan akan terlontar dari mulut siswa apabila guru memberi kesempatan
untuk itu. Karena gurulah arsitektur yang merencanakan sekaligus menjadi motivator
dan fasilitator bagi berkembangnya kompetensi yang dimiliki oleh siswa.
2. Tujuan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran
Keterampilan bertanya menjadi komponen yang sangat penting di dalam
proses pembelajaran, karena informasi tentang evaluasi proses dan hasil
pembelajaran ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola keterampilan
bertanya. Adapun tujuan penggunaan keterampilan bertanya di dalam pembelajaran
adalah:
a. Menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa,
Seorang guru fisika yang mengawali proses pembelajaran dengan
bertanya tentang berbagai hal mulai dari menanyakan tentang kesiapan siswa
untuk belajar, akan menimbulkan kesan merasa diperhatikan pada siswa. Ini
menjadi modal awal terjalinnya interaksi yang baik dalam pembelejaran.
Ungkapan-ungkapan yang dilontarkan guru tentang berbagai peristiwa
alam di sekitar siswa dan keterkaitannya dengan materi yang akan dipelajari pada
mata pelajaran fisika, akan memancing rasa ingin tahu yang besar pada siswa.
Dengan kata lain akan mengalir berbagai pertanyaan dari siswa yang
mencerminkan rasa ingin tahu tersebut. Kondisi ini menjadi modal berikutnya
2.2


yang dapat dikelola oleh guru, untuk mengembangkan kemampuan bertanya di
dalam kelas.
b. Mengembangkan pendekatan yang aktif untuk belajar
Guru yang pintar memanfaatkan momen yang sudah tercipta pada awal
pembelajaran, pasti akan berusaha mempertahankan kondisi tersebut sampai
berakhirnya waktu tatap muka. Rasa ingin tahu yang sudah berkembang harus
bisa dimanfaatkan oleh guru. Selalu memancing keluarnya pertanyaan siswa dan
mendistribusi pertanyaan secara bervariasi, dari bersifat perorangan, kelompok,
maupun klasikal, akan menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran.
Sebaliknya guru yang kurang bisa memilih ungkapan yang dapat
memancing rasa ingin tahu siswa, akan menciptakan pembelajaran yang pasif
yang dinomonasi oleh guru. Pelajaran fisika seyogyanya merupakan pembelajaran
yang sangat baik, apabila guru memiliki pemahaman mendalam tentang
bagaimana fisika dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang terrjadi di
sekitar siswa. Untuk mengajak siswa aktif guru bisa memulainya dengan meminta
pendapat siswa tentang sebuah peristiwa. Selanjutnya dikembangkan lebih luas
dan lebih dalam.
c. Merangsang siswa untuk saling belajar,

Berkembangnya kemampuan bertanya di dalam proses pembelajaran dapat
membangun interaksi timbal balik antar siswa, antara siswa dengan guru, dan
antara siswa dengan materi ajar. Pertanyaan siswa yang tidak dijawab langsung
oleh guru, tapi dilemparkan pada siswa lain, kelompok tertentu atau ke forum
kelas akan membuka peluang terjadinya interaksi. Bila interaksi ini dipertahankan,
maka akan terjadi proses saling membelajarkan antar siswa, dan tidak mustahil ini
merupakan pelajaran berharga juga bagi guru di dalam meningkatkan kemampuan
berbagi informasi dengan cara lebih menarik.
d. Mengatur penjenjangan (strukturisasi) tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk
memaksimalkan hasil belajar siswa,
Seorang guru yang bijak, biasanya menggunakan keterampilan bertanya
untuk menjaring tingkat kompetensi anak. Karena tidak dapat dipungkiri setiap
anak memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menerima dan menggali
informasi. Guru dapat menggunakan berbagai tipe dan tingkat pertanyaan, untuk
mengetahui secara menyeluruh kemampuan setiap siswa. Dengan demikian guru
dapat memilihkan tugas yang tepat bagi siswa. Jadi boleh saja siswa atau
kelompok tertentu mendapatkan tugas yang tingkat kesulitan di atas atau di bawah
kelompok yang lain. Agar semua siswa menjadi lebih meningkat kompetensinya
dengan tugas tersebut.


2.3

Sebagai contoh pada materi rangkaian listrik. Guru dapat memberikan
tugas berkaitan dengan rangkaian tidak sederhanan pada kelompok siswa yang
kompetensinya tentang rangkaian listrik sudah bagus. Sementara siswa atau
kelompok lain diberi tugas tentang rangkaian sederhana. Sehingga tidak ada siswa
yang merasa bosan atau tidak tertantang atau sebaliknya ada siswa yang merasa
tugas yang diberikan terlalu berat.
e. Mengenal kesulitan-kesulitan tertentu yang menghambat belajar siswa,
Sebagaian pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada siswa dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan siswa dalam belajar.
Guru yang tentu tidak akan melakukan tebakan atau mengira-ngira hambatan atau
kesulitan yang mungkin dialami siswa dalam mencapai kompetensi.
Seorang guru yang arif dan bijak, serta berusaha mengenal permasalahan
siswa satu per satu kadang kala mengajukan pertanyaan tertulis, untuk menjaring
penyebab permasalahan yang menghambat keberhasilan siswa dalam belajar.
Karena siswa setingkat SMP dan SMA kadang merasa malu bila harus
mengungkapkan permasalahan di depan teman-teman kelasnya.
f. Menjalin komunikasi dengan seluruh kelas untuk menghidupkan interaksi dan
proses belajar mengajar,

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami informasi yang
diberikan,
h. Melibatkan siswa menggunakan pikiran-pikiran untuk meningkatkan
keterampilan berpikir,
i. Memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan pemikiran dan
memberikan kritik atau komentar terhadap jawaban siswa dan guru,
j. Memberi kesempatan kepada siswa memahami sendiri melalui diskusi dalam
kelas.
3. Keterampilan Bertanya Dasar
a. Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
Modul 1 tentang keterampilan membuka dan menutup pelajaran telah
menyampaikan bahwa guru perlu menggunakan keterampilan bertanya untuk
menjaring misalnya pengetahuan awal siswa. Bertanya tingkat dasar bertujuan
untuk mendapat informasi umum dan dangkal tentang suatu konsep. Komponenkomponen bertanya tingkat dasar adalah sebagai berikut:
1) Kemahiran (Fluency)
Pertanyaan yang diajukan harus tersusun secara logis dan relevan dengan
topik atau materi ajar yang sedang dibicarakan.
2) Pengungkapan (phrasing)
Pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa di
kelas. Pertanyaan untuk anak SMP kurang tepat diajukan untuk anak SMA

atau sebaliknya.
2.4

3) Penjenjangan (Structuring)
Guru harus menyusun urutan pertanyaan untuk membantu siswa memahami
materi ajar sesuai dengan hirarginya, baik dalam tingkat kesulitan maupun
penjejangan atau pengelompokan. Sehingga siswa menyadari bahwa mereka
sedang diarahkan untuk mencapai kompetensi tertentu.
4) Pemusatan (Fokusing)
Sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh guru diarahkan untuk membantu
anak memahami sebuah konsep atau penjelasan untuk memahami konsep
tersebut. Guru harus menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak berkaitan
dengan apa yang sedang dibahas. Dengan kata lain tidak boleh ada pertanyaan
yang tidak berakitan dengan apa yang sedang dibahas.
5) Pengalihan (Re-directing)
Kadang kala pada saat pembelajaran sedang berlangsung suatu peristiwa
terjadi dan mengalihkan perhatian siswa. Atau suasana di luar kelas menarik
perhatian beberapa siswa.Untuk mengalihkan atau mengembalikan perhatian
siswa kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan keterampilan
bertanya. Misalnya apa yang terjadi? Kenapa dengan kamu nak? Bagaimana

kalau ngobrolnya kita tunda setelah belajar nanti?
6) Penyebaran (Distributing)
Guru yang baik adalah guru yang pandai membagi kesempatan bertanya dan
menjawab pertanyaan pada seisi kelas secara merata. Tidak boleh ada anak
yang merasa tidak diberi kesempatan atau tidak diperhatikan oleh guru, hanya
karena guru terlalu sering member kesempatan pada siswa tertentu saja.
7) Penyelaan Waktu (Pausing)
Setelah mengajukan pertanyaan kepada siswa guru harus memberi
kesempatan bagi siswa untuk berpikir, guna mendapatkan jawaban benar. Bagi
seorang siswa yang pendiam dan pemalu, waktu tersebut juga digunakan
untuk mengumpulkan keberanian.
8) Mendorong (Prompting)
Bila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, guru tidak
langsung menghakimi. Tetapi mencoba mengulangi pertanyaan tersebut
menggunakan kalimat yang lebih mudah dipahami oleh siswa. Guru juga
dapat memancing keberanian siswa menjawab dengan cara mendekatinya atau
dengan meyakinkan bahwa dia bisa menjawab pertanyaan tersebut.
b. Hal-hal yang harus dihindari Guru di dalam Bertanya
Ada beberapa hal yang harus dihindari guru di dalam bertanya, agar
pertanyaan yang diajukan mencapai sasaran. Hal dimaksud adalah:

1) Mengulang pertanyaan untuk diri sendiri
Setelah mengajukan pertanyaan kepada siswa, guru mengucapkan lagi
pertanyaan tersebut,
2) Mengulangi jawaban siswa
2.5

Tidak ada alas an yang membenarkan guru mengulangi jawaban pertanyaan
yang diberikan oleh siswa. Bila guru merasa kurang jekas, guru dapat
meminta siswa untuk mengulangi jawabannya.
3) Pertanyaan yang menimbulkan keributan
Supaya tidak meningbulkan keributan seperti anak berebutan menjawab atau
anak menjadi spontan memberikan tanggapan secara serentak, guru harus
mengatur cara penyampaian pertanyaan.
4) Menjawab pertanyaan sendiri
Menjawab pertanyaan sendiri tidak akan memberikan kesan apa-apa kepada
siswa. Apabila siswa tidak mampu mnejawab petanyaan yang harus dilakukan
oleh guru adalah mengulangi pertanyaan dengan kalimat yang lebih jelas dan
mudah dipahami, mengalihkan kepada siswa lain atau mengajukan pertanyaan
lain yang dapat mengarahkan siswa menjawab secara bertahap. Misalnya
saudara mengajukan pertanyaan

Mana yang lebih besar hambatan pengganti susunan tiga hambatan dipasang
seri atau parallel?
Saudara dapat menyuruh anak menggambar rangkaian hambatan seri dan
rangkaian hambatan parallel tiga buah hambatan. Lalu ajukan pertanyaan
bagaimana sifat arus dan tegangan pada kedua rangkaian tersebut. Setelah itu
baru suruh anak menghitung hambatan pengganti pada keduanya.
4. Keterampilan Bertanya Lanjut
a. Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut
1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan oleh guru hendaknya mengarahkan dan
menfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan
lebih dari sekadar mengulang atau memahami, namun mencapai tingkat
pengetahuan yang lebih seperti menilai atau memilih mana yang paling tepat
atau paling benar.
2) Pengaturan urutan pertanyaan
Guna mengantarkan siswa memiliki kemampuan mencapai kognisi tingkat
tinggi, guru harus menyusun urutan pertanyaan sesuai hirarginya.
Misalnya :
 Apa yang dimaksud dengan tekanan?
 Apa perbedaan antara tekanan udara dengan tekanan hidrostatis?
 Sebutkan peralatan yang menerapkan prinsip-prinsip tekanan?
 Bagimana prinsip kerja pompa hidrolik?
 Kenapa pesawat amphibi bisa berjalan dengan cepat di darat maupun
di daerah rawa?
 Kenapa bebek mampu berlari di dalam lumpur?
3) Pengajuan Pertanyaan Pelacak
Pertanyaan pelacak diperlukan apabila jawaban siswa terhadap pertanyaan
dirasa belum lengkap, belum semperna, atau guru ingin contoh lain, atau guru
2.6

ingin aplikasi yang lebih beragam dan sebagainya. Pertanyaan pelacak bisa
diajukan kepada siswa tersebut dan akan lebih baik bila ditujuakan pada siswa
berbeda. Secara garis besar, pertanyaan pelacak dibutuhkan sebagai usaha
guru untuk:
a) Mengklarifikasi,
b) Meminta siswa memberikan alas an,
c) Meminta kesepakatan pandangan,
d) Meminta ketepatan jawaban,
e) Meminta jawaban yang lebih relevan,
f) Meminta contoh,
g) Meminta jawaban yang lebih kompleks.

4) Peningkatan terjadinya interaksi
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, menetapkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan oleh guru
adalah PAIKEM (pembelajran aktif, interaktif, komunikatif, efektif, dan
menyenangkan). Di dalam standar isi untuk mata pelajaran fisika SMA
ditegaskan bahwa “Proses pembelajaran menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.”
Pembelajaran seperti dimaksudkan pada aturan tersebut menggambarkan
adanya keterlibatan siswa di dalam pembelajaran. Sehingga interaksi antar
siswa, interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan media
pembelajaran tergambar secara jelas. Diharapkan keterampilan bertanya guru
mebuka peluang terjadinya interaksi- interaksi tersebut.
b. Manfaat Penggunaan Keterampilan Bertanya Lanjut
a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisasi,
dan menilai informasi yang diterima,
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan
relevan,
c. Mendorong siswa untuk mengembangka ide-ide dan mengemukakan ideide itu kepada anggota kelompoknya secara timbal balik,
d. Memberi kesempatan kepada semua anggota kelompok memperoleh
sukses melebihi yang dicapai.

2.7

G. Contoh Rencana Pembelajaran
Rencana Mengajar Mikro
Bidang Studi
Materi Pokok
Sub Pokok Materi
Satuan Pendidika
Kelas/ Semester
Waktu
Keterampilan yang dilatih

:
:
:
:
:
:
:

Fisika
Pengaruh kalor terhadap zat
Cara-cara perpindahan kalor
SMA
X Semester 2
10 menit
Keterampilan Bertanya

Standar Komptensi
Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi
Kompetensi Dasar
Menganalisis cara perpindahan kalor
Indikator Pencapain
1. Memahami cara perpindahan kalor secara konduksi
2. Mengkaji peritiwa perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari
dan teknologi
3. Melakukan penelitian sederhana yang berhubungan dengan perpindahan kalor secara
konduksi
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan prinsip perpindahan kalor secara konduksi
2. Memberikan contoh perpindahan kalor secara konduksi
3. Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip fisika untuk menjelaskan proses perpindahan
kalor secara konduksi
2.8

4. Secara berkelompok melakukan penelitian sederhana dan menulis laporan tentang
konduksi
Materi Pelajaran
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Uraian materi terlampir !!

Kegiatan Pembelajaran
No
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Sejenak memperhatikan seluruh Membalas salam
siswa secara bergantian dan
mengucapkan salam.
2
Mengajukan pertanyaan kenapa Menjawab pertanyaan guru bila
temanmu “Anto” tidak hadir?
mengetahui
alasan
ketidak
hadiran temannya
3
Mendekati siswa yang terlihat Menjawab pertanyaan guru
belum
siap
mengikuti
pembelajaran.
Mengajukan
pertanyaan “ Rahmi, sudah siap
untuk belajar?”
4
Menyampaikan materi dan tujuan Menyimak
apa
yang
pembelajaran
disampaikan guru
5
Mengajukan pertanyaan tentang Menjawab pertanyaan guru
pengaruh kalor terhadap zat dan
menunggu bebera saat untuk
member kesempatan kepada siswa
memikirkan jawaban.
6
Bila jawaban dianggap belum Melengkapi
atau
meralat
lengkap, mengajukan pertanyaan jawaban teman sebelumnya
pelacak.
7
Menyampaikan
strategi Menyimak penjelasan guru
pembelajaran
8
Menyampaikan penjelasan umum Menyimak penjelasan guru
tentang perpindahan kalor secara
konduksi
9
Mendemonstrasikan
percobaan Memperhatikan peragaan
tentang konduktivitas bahan
10 Mengajukan pertanyaan “batang Menjawab pertanyaan guru
mana
yang
lebih
dahulu
melelehkan lilin?
11 Mengajukan pertanyaan “kenapa Menjelaskan alasan kenapa
terjadi
perbedaan
waktu terjadi perbedaan tersebut
2.9

Keterampilan
Membuka
Klarifikasi
Menarik perhatian

Penyelaan

Pertanyaan pelacak

Mendemonstrasikan
keterampilan
Mengekspresikan
pendapat siswa
Klarifikasi

12
13

14

15

melelehkan lilin antara batang
satu dengan yang lainnya?
Menanyakan kepada siswa lain Mengangguk atau menjawab ya
“apa
kamu
setuju dengan bila setuju dan tidak diikuti
pendapat temanmu tadi?
penjelasan bila punya pandangan
atau pendapat berbeda
Menanyakan siswa yang belum Bertanya tentang materi yang
mengerti dengan materi pelajaran tidak dimengerti atau kurang
dipahami
Menjawab pertanyaan siswa
Mendengarkan penjelasan guru
Menanyakan aplikasi perpindahan Menjawab pertanyaan guru
kalor secara konduksi yang
ditemui siswa di dalam kehidupan
sehari-hari. “Jelaskan peristiwa
konduktivitas panas yang kamu
ketahui?”
Mengajukan sejumlah pertanyaan Mencatat dan mengerjakan
tentang perpindahan panas secara latihan (bila waktu sudah habis,
konduksi,
untuk
melihat mengerjakan sebagai Pekerjaan
pencapaian
kognitif
siswa. Rumah)
Misalnya “Kenapa pegangan
wajan diberi lapisan keramik?”
Diantara logam-logam berikut
mana diantaranya yang memiliki
konduktivitas panas terbesar ?
besi, tembaga, aluminium, dan
kuningan.
Menutup pelajaran
Mengucapkan salam

Kesepakatan pandangan

Klarifikasi
Klarifikasi
Mengaplikasi ide baru

Memberi latihan

menutup

Alat dan Sumber Belajar
Alat
white board, spidol, penghapus, power poin atau OHP, alat Muschenbroek, kapas,
spiritus, korek api, lilin, stopwatch.
Sumber:
1. Buku paket Fisika SMA yang direkomendasikan oleh BSNP
2. Sumber berupa LKS

Penilaian
Dari hasil demonstrasi:
2.10

1. Batangan logam mana yang merupakan konduktor panas terbaik?
2. Bandingkan waktu yang dibutuhkan masing-masing batangan untuk melelehkan lilin
pada salah satu ujungnya,
3. Buat kesimpulanmu tentang konduktivitas bahan yang digunakan pada demonstrasi,
menggunakan teori yang terdapat di dalam buku teks.

H. Latihan dan Petunjuk Solusi
1. Susun rencana pembelajaran mikro (waktu 10 menit) untuk melatih keterampilan
bertanya!
Petunjuk mengerjakan latihan:
a.
Pelajari susunan sebuah rencana pembelajaran,
b. Pilih dan bataskan materi ajar untuk kegiatan pembelajaran selama 10
menit.
c. Tuliskan semua pertanyaan yang akan diajukan atau yang diperkirakan
diajukan oleh siswa.
2. Lakukan kegiatan latihan praktek mengajar untuk melatih keterampilan bertanya.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Gunakan Rencana pembelajaran yang sudah disusun,
b. Lakukan aktivitas pembelajaran dengan benar, sesuai rencana yang sudah disusun,
c. Minta teman saudara untuk mengamati apakah keterampilan bertanya yang
saudara tampilkan sudah terlaksana sesuai rencana atau belum,
d. Kalau ada alat rekam semua aktivitas pembelajaran,
e. Lakukan diskusi dengan teman-teman untuk mengevaluasi catatan observer dan
hasil rekaman,
f. Manfaatkan saran-saran teman saudara sebagai masukan untuk memperbaiki
kemampuan saudara pada latihan berikutnya.

2.11

I. Penilaian
LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN BERTANYA

Nama Praktikan

: …………………..……..

Tanggal

: ………………………….

Bidang Studi

: Fisika

Skolah

: ………………………….

Materi Pokok

: …………………………

Kelas

: …………………………..

Sub Materi Pokok

: ………………………….

Pengamat

: …………………………..

Komponen-komponen Keterampilan
1
Bertanya tingkat Dasar
1. Menungkapkan pertanyaan secara jelas,
2. Member acuan
3. Pemusatan
4. Pemindahan giliran
5. Penyebaran
a. Pertanyaan ke seluruh siswa
b. Menyebarkan respon siswa
6. Pemberian waktu berpikir
7. Pemberian tuntunan
a. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain
b. Menanyakan pertanyaan lain yang lebih
sederhana
c. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya
d. Menanggapi jawaban siswa
Bertanya Tingkat Lanjut
1. Pengubahan tuntunan
menjawab pertanyaan
a. Ingatan
b. Pemahaman
c. Penerapan

tingkat

kognitif

dalam

2.12

Bobot Keterampilan
2
3
4

5

d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2. Pengurutan pertanyaan
3. Pertanyaan pelacak
a. Klarifikasi
b. Meminta pemberian alasan
c. Meminta kesepakatan pandangan
d. Mengharapkan jawaban yang lebih tepat
e. Mengharapkan jawaban yang lebih relevan
f. Mengharapkan anak memberi Contoh
g. Mengharapkan jawaban kompleks
4. Mendorong terjadinya interaksi antar siswa
Catatan :

Observer,

1. Sangat kurang
2. Kurang
3. Sedang
4. Baik
5. Sangat baik

……………………………..

Bobot dinilai dari frekuensi dan kualitas

2.13