Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu
oleh Drs. Sudaryat Nurdin Ahmad, M.Pd. dan Nia Indah Pujiati, S.Pd.
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik

Nama : Qori Mulyani
NIM

: 1501313

DEPARTEMEN ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

A.

Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi
jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya
belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas,
mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang
terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan
latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau
perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang
bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat
dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung
secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan
perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut
jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan
terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya
karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit
diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.

Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth),
kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training).
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah
atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan
teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan
berbahasa dan lain-lain
.
a. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :
Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang
terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya.
Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain.
Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang
anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang
terpisah satu sama lain.
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling

terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi orang
tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lainlain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses
1.

1

kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya,
begitu pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan
aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas,
daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan
karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri,
suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
b.

Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan
juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi
tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin

satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam
3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam
tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organorgan indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila
motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain
perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwaperistiwa khusus lainnya.
2.

Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,
kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitasaktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata
menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan
menceritakan pengalaman merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak.

3.

Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja
jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan
dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna
di otaknya.

c.

Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang
merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness)
dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwaperistiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia
anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan usia
6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan diberikan berbeda
2

d.

Perubahan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan, dan

anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota badan, semakin
bertambah umur semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu per andingan akan
menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.
Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental Perbandingan
antara yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional. semakin.lama semakin besar.
Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita pada mereka, tetapi
semakin lama akan semakin berubah ke sebaliknya, yakni banyak realita dan sedikit berkhayal.
Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan bermain
sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga, dan kemudian bermain
dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas.

e.

Kontinuitas Dan Diskontinuitas
Kontinuitas adalah perkembangan yang sifatnya kumulatif atau bertahap yang terjadi
pada anak(simpulan berbagai sumber).Contohnya ketika anak belajar bahasa pertama dari orang
tuanya mungkin pertama hanya bisa beberapa kata namun lama kelamaan akan menguasai
banyak kosa kata. ^o^
Diskontinuitas adalah perubahan perilaku pada anak juga,namun waktunya relative
singkat karene terjadi secara tiba-tiba.(Buku perpustakaan)

Diskontinuitas adalah perkembangan proses yang tidak berkesinambungan.(internet)
Kesimpulan : perubahan perilaku pada anak yang waktunya relative singkat karene
terjadi secara tiba-tiba dan perkembangan proses itu tidak berkesinambungan.

B.

Fase – Fase Perkembangan

Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan
pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam
pengertian periode atau fase perkembangan.
Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai
berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir
anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa.
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan
umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
mengenai pada setiap periode tahap tahap perkembangan manusia:
1.
Periode prakelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode
ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme

yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9
bulan.
2.
Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau
24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan
psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
3

3.

4.

5.

6.

7.

8.


C.

Masa awal anak anak (early childhood) yaitu periode pekembangan yang merentang dari
masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka
sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah,
mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman
sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal
anak anak.
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira
setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun
sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung
telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan.
Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa
awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18
tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik

seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran
semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir
usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan
tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan
karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara
akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula
pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah
masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu
generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta
mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian
diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Faktor genetic


a.
b.
c.

Faktor keturunan — masa konsepsi
Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
d.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
4

Faktor eksternal / lingkungan
a.
Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
b.
Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan
yang kurang baik akan menghambatnya
D.

a.

b.
c.

d.

e.
f.
g.

h.

Tanggapan Tulisan ( Refleksi )
Sebagai buah suatu proses panjang, dunia pendidikan baik formal maupun non formal
setidaknya harus dapat membuahkan hasil yang berupa sebuah generasi yang memiliki
kemampuan sebagai berikut:
Rasa menghargai keberadaan diri sendiri, Dalam bahasa agama "menghargai keberadaan
dirinya sendiri" merupakan gerbang utama menuju rasa syukur dan terima kasih kepada sang
Pencipta. Rasa syukur ini akan mengandung konsekuensi logis bahwa tangan, kaki, telinga,
mata, hidung, lidah, rasa, jiwa hati dan pikiran adalah komponen hidup yang tdak selayaknya
disia-siakan. Jika seandainya tangan tidak disiasiakan dan dilatih secara sungguh-sungguh dan
teratur akan menjadi tangan yang terampil bahkan sangat mungkin menjadi tangan yang ahli.
Keahlian tangan dari hasil latihan inilah yang merupakan manifestasi dari ajaran agama yang
berbunyi "Barang siapa pandai menyukuri nikmatKu, maka akan Aku tambah nikmat itu dan
barang siapa mengingkari nikmatKu maka niscaya adabKu teramat pedih". Adapun motivasi
yang kuat akan mendorong untuk berbuat sesuatu, sedangkan percaya diri akan menumbuhkan
suatu keyakinan bahwa kebedaraannya memang benar. Jika seseorang tidak mampu menghargai
keberadaan dirinya sendiri mustahil dia dapat menghargai keberadaan sesuatu yang diluar dirinya
sendiri.
Rasa Percaya diri, dengan modal ini seseorang akan mampu mengeksresikan keinginan dan
kemampuan yang telah dimiliki.
Komunikasi, Bahasa yang selama ini merupakan alat berkomunikasi sering kali mengalami
pengerdilan makna. Hal ini terjadi karena pemiliknya tidak mampu memanfaatkan sebagai alat
negoisasi, diplomasi dan pengambilan keputusan, bahkan memahami bahasa pemikiran orang lait
masih kesulitan.
Kemampuan berpikir kritis (berpikir lateral dan problem solving), Dalam suatu proses
berpikir yang terpenting adalah berpikir alternatif. Pada jaman dahulu banyak orang mengalami
frustasi karena terpuruk pada suatu hal yang seakan semua jalan telah ditempuh dan tetap buntu.
Pada jaman yang begitu sulit ini tentunya akan lebih terpuruk lagi jika landasan berfikir yang
fleksibel (alternatif) tidak dapat dikuasai. Terus terang yang merupakan salah satu sebab
munculnya krisi di negeri kita adalah karena sangat sedikitnya orang yang mampu fleksibel.
Tentunya tidak dapat dielakkan lagi bahwa inipun produk dunia pendidikan.
Jiwa kebersamaan, Akhir-akhir ini sangat sering muncul istilah KKN, ini merupakan
penyakit sosial yang muncul dari pemahaman sempit terhadap rasa kebersamaan.
Rasa dan jiwa bertanggung jawab, Tanggung jawab merupakan suatu nilai dasar yang harus
dimiliki setiap mahluk yang bernama manusia, tetapi coba mari kita perhatikan apakah dunia
pendidikan kita pernah mengusahakan suatu cara untuk mendidik agar bisa bertanggung jawab?
Kepekaan dan komitmen sosial, Jika memang kita konsisten sebagai mahluk dengan derajat
tertinggi tentunya tidak rela jika dalam kenyataan hidup dapat dikalahkan oleh komitmen sosial
kaum lebah, rayap, dan semut. Tetapi manusia memang penuh potensi untuk menjadi positif
maupun negatif, dengan demikian masih sangatlah diperlukan suatu proses pendidikan yang
dapat mengasah kepekaan sosial.
Pemahaman terhadap sistem politik dan budaya.
5

i.
j.
k.

Mampu berpikir ke depan (visi).
Mampu berkreasi dan berimaginasi, dan
Kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi.

6

DAFTAR PUSTAKA
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia
http://file.upi.edu/Direktori/A%20-%20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR
%20BIASA/195103261979032%20-%20PUDJI%20ASRI/PERKEMB.%20PESERTA
%20DIDIK.pdf
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/memahami-hakikat-perkembangan-anak-didik/
http://d2n5r0.wordpress.com/2008/01/06/faktor-%E2%80%93-faktor-yang-mempengaruhiperkembangan-dan-pertumbuhan-individu/
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-anak-usiakelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/
http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/pendidikan/pend41.htm
http://members.tripod.com/ninil_surabaya/newpage51.htm

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD) (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sebanen II Kalisat Kabupaten Jember)

1 35 17

Hubungan pH dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Baletbaru I dan Baletbaru II Sukowono Jember (Relationship between Salivary pH and Viscosity to DMF-T Index of Pupils in Baletbaru I and Baletbaru II Elementary School)

0 46 5

Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif dengan Teknik Information Search Terhadap Pemahaman Konsep IPS Peserta Didik Kelas III SDN Karang Tengah 3 Tangerang

0 48 193

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92

Konsep kecerdasan ruhani guru dalam pembentukan karakter peserta didik menurut kajian tafsir Qs. 3/Ali-‘Imran: 159

9 101 103

Aplikasi Pengenalan Amatematika Dasar Untuk Anak Usia Dini Berbasis Multimedia

14 93 39

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17