PMK 252 2008 Pemotongan PPh OP

  PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLI K I NDONESI A NOMOR 252/ PMK.03/ 2008

  TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMOTONGAN PAJAK ATAS PENGHASI LAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGI ATAN ORANG PRI BADI

  MENTERI KEUANGAN REPUBLI K I NDONESI A Menim bang : bahw a dalam rangka m elaksanakan ket ent uan Pasal 21 ayat ( 8) Undang- Undang Nom or 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang- Undang Nom or 36 Tahun 2008, perlu m enet apkan Perat uran Ment eri Keuangan t ent ang Pet unj uk Pelaksanaan Pem ot ongan Paj ak at as Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerj aan, Jasa, dan Kegiat an Orang Pribadi; Mengingat :

  1. Undang- Undang Nom or 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 1983 Nom or 49, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia Nom or 3262) sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang- Undang Nom or 28 Tahun 2007 ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 2007 Nom or 85, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia Nom or 4740) ;

  2. Undang- Undang Nom or 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 1983 Nom or 50, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia Nom or 3263) sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang- Undang Nom or 36 Tahun 2008 ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 2008 Nom or 133, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia Nom or 4893) ; 3. Keput usan Presiden Nom or 20/ P Tahun 2005.

  MEMUTUSKAN : Menet apkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMOTONGAN PAJAK ATAS PENGHASI LAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGI ATAN ORANG PRI BADI .

  BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Perat uran Ment eri Keuangan ini, yang dim aksud dengan:

  1. Undang- Undang Paj ak Penghasilan adalah Undang- Undang Nom or 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang- Undang Nom or 36 Tahun 2008.

  2. Paj ak Penghasilan sehubungan dengan pekerj aan, j asa, dan kegiat an yang dilakukan oleh Waj ib Paj ak orang pribadi Subj ek Paj ak dalam negeri, yang selanj ut nya disebut PPh Pasal 21, adalah paj ak at as penghasilan berupa gaj i, upah, honorarium , t unj angan, dan pem bayaran lain dengan nam a dan dalam bent uk apapun sehubungan dengan pekerj aan at au j abat an, j asa,dan kegiat an yang dilakukan oleh orang pribadi Subj ek Paj ak dalam negeri, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 Undang- Undang Paj ak Penghasilan.

  3. Paj ak Penghasilan sehubungan dengan pekerj aan, j asa, dan kegiat an yang dilakukan oleh Waj ib Paj ak orang pribadi Subj ek Paj ak luar negeri, yang selanj ut nya disebut PPh Pasal 26, adalah paj ak at as penghasilan berupa gaj i, upah, honorarium , t unj angan, dan pem bayaran lain dengan nam a dan dalam bent uk apapun sehubungan dengan pekerj aan at au j abat an, j asa, dan kegiat an yang dilakukan oleh orang pribadi Subj ek Paj ak luar negeri, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 26 Undang- Undang Paj ak Penghasilan.

  4. Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 adalah Waj ib Paj ak orang pribadi at au Waj ib Paj ak badan, t erm asuk bent uk usaha t et ap, yang m em punyai kew aj iban unt uk m elakukan pem ot ongan paj ak at as Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerj aan, Jasa, dan Kegiat an Orang Pribadi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 dan Pasal 26 Undang- Undang Paj ak Penghasilan.

  5. Badan adalah badan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 1 angka 3 Undang- Undang Nom or 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang- Undang Nom or 28 Tahun 2007.

  6. Penyelenggara Kegiat an adalah Waj ib Paj ak orang pribadi at au Waj ib Paj ak badan sebagai penyelenggara kegiat an t ert ent u yang m elakukan pem bayaran im balan dengan nam a dan dalam

  7. Penerim a Penghasilan yang dipot ong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi dengan st at us sebagai Subj ek Paj ak dalam negeri yang m enerim a at au m em peroleh penghasilan dengan nam a dan dalam bent uk apapun, sepanj ang t idak dikecualikan dalam Perat uran Ment eri Keuangan ini, dari Pem ot ong PPh Pasal 21 sebagai im balan sehubungan dengan pekerj aan, j asa at au kegiat an yang dilakukan baik dalam hubungannya sebagai pegaw ai m aupun bukan pegaw ai, t erm asuk penerim a pensiun.

  8. Penerim a Penghasilan yang Dipot ong PPh Pasal 26 adalah orang pribadi dengan st at us sebagai Subj ek Paj ak luar negeri yang m enerim a at au m em peroleh penghasilan dengan nam a dan dalam bent uk apapun, sepanj ang t idak dikecualikan dalam Perat uran Ment eri Keuangan ini, dari Pem ot ong PPh Pasal 26 sebagai im balan sehubungan dengan pekerj aan, j asa at au kegiat an yang dilakukan baik dalam hubungannya sebagai pegaw ai m aupun bukan pegaw ai, t erm asuk penerim a pensiun.

  9. Pegaw ai adalah orang pribadi yang bekerj a pada pem beri kerj a, baik sebagai pegaw ai t et ap at au pegaw ai t idak t et ap/ t enaga kerj a lepas berdasarkan perj anj ian at au kesepakat an kerj a baik secara t ert ulis m aupun t idak t ert ulis, unt uk m elaksanakan suat u pekerj aan dalam j abat an at au kegiat an t ert ent u dengan m em peroleh im balan yang dibayarkan berdasarkan periode t ert ent u, penyelesaian pekerj aan, at au ket ent uan lain yang dit et apkan pem beri kerj a, t erm asuk orang pribadi yang m elakukan pekerj aan dalam j abat an negeri at au badan usaha m ilik negara at au badan usaha m ilik daerah.

  10. Pegaw ai t et ap adalah pegaw ai yang m enerim a at au m em peroleh penghasilan dalam j um lah t ert ent u secara t erat ur, t erm asuk anggot a dew an kom isaris dan anggot a dew an pengaw as yang secara t erat ur t erus m enerus ikut m engelola kegiat an perusahaan secara langsung, sert a pegaw ai yang bekerj a berdasarkan kont rak unt uk suat u j angka w akt u t ert ent u sepanj ang pegaw ai yang bersangkut an bekerj a penuh ( full t im e) dalam pekerj aan t ersebut .

  11. Pegaw ai t idak t et ap/ t enaga kerj a lepas adalah pegaw ai yang hanya m enerim a penghasilan apabila pegaw ai yang bersangkut an bekerj a, berdasarkan j um lah hari bekerj a, j um lah unit hasil pekerj aan yang dihasilkan at au penyelesaian suat u j enis pekerj aan yang dim int a oleh pem beri kerj a.

  12. Penerim a Penghasilan Bukan Pegaw ai adalah orang pribadi selain pegaw ai t et ap dan pegaw ai t idak t et ap ( t enaga kerj a lepas) yang m em peroleh penghasilan dengan nam a dan dalam bent uk apapun dari Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 sebagai im balan at as pekerj aan, j asa at au kegiat an t ert ent u yang dilakukan berdasarkan perint ah at au perm int aan dari pem beri penghasilan.

  13. Pesert a kegiat an adalah orang pribadi yang t erlibat dalam suat u kegiat an t ert ent u, t erm asuk m engikut i lainnya dan m enerim a at au m em peroleh im balan sehubungan dengan keikut sert aannya dalam kegiat an t ersebut .

  14. Penerim a pensiun adalah orang pribadi at au ahli w arisnya yang m enerim a at au m em peroleh im balan unt uk pekerj aan yang dilakukan di m asa lalu, t erm asuk orang pribadi at au ahli w arisnya yang m enerim a t unj angan hari t ua at au j am inan hari t ua.

  15. Penghasilan Pegaw ai Tet ap yang Bersifat Terat ur adalah penghasilan bagi pegaw ai t et ap berupa gaj i at au upah, segala m acam t unj angan, dan im balan dengan nam a apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ket ent uan yang dit et apkan oleh pem beri kerj a, t erm asuk uang lem bur.

  16. Penghasilan Pegaw ai Tet ap yang Bersifat Tidak Terat ur adalah penghasilan bagi pegaw ai t et ap selain penghasilan yang bersifat t erat ur, yang dit erim a sekali dalam sat u t ahun at au periode lainnya, ant ara lain berupa bonus, Tunj angan Hari Raya ( THR) , j asa produksi, t ant iem , grat ifikasi, at au im balan sej enis lainnya dengan nam a apapun.

  17. Upah harian adalah upah at au im balan yang dit erim a at au diperoleh pegaw ai yang t erut ang at au dibayarkan secara harian.

  18. Upah m ingguan adalah upah at au im balan yang dit erim a at au diperoleh pegaw ai yang t erut ang at au dibayarkan secara m ingguan.

  19. Upah sat uan adalah upah at au im balan yang dit erim a at au diperoleh pegaw ai yang t erut ang at au dibayarkan berdasarkan j um lah unit hasil pekerj aan yang dihasilkan.

  20. Upah borongan adalah upah at au im balan yang dit erim a at au diperoleh pegaw ai yang t erut ang at au dibayarkan berdasarkan penyelesaian suat u j enis pekerj aan t ert ent u.

  21. I m balan kepada bukan pegaw ai adalah penghasilan dengan nam a dan dalam bent uk apapun yang t erut ang at au diberikan kepada bukan pegaw ai sehubungan dengan pekerj aan, j asa, at au kegiat an yang dilakukan, ant ara lain berupa honorarium , kom isi, fee, dan penghasilan sej enis lainnya.

  22. I m balan kepada pesert a kegiat an adalah penghasilan dengan nam a dan dalam bent uk apapun yang t erut ang at au diberikan kepada pesert a kegiat an t ert ent u, ant ara lain berupa uang saku, uang represent asi, uang rapat , honorarium , hadiah at au penghargaan, dan penghasilan sej enis lainnya.

  23. Masa Paj ak t erakhir adalah m asa Desem ber at au m asa paj ak t ert ent u di m ana pegaw ai t et ap berhent i bekerj a.

  BAB I I PEMOTONG PPh PASAL 21 DAN/ ATAU PPh PASAL 26 Pasal 2 ( 1) Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 m eliput i:

  a. pem beri kerj a yang t erdiri dari orang pribadi dan badan, baik m erupakan pusat m aupun cabang, perw akilan at au unit yang m em bayar gaj i, upah, honorarium , t unj angan, dan pem bayaran lain dengan nam a dan dalam bent uk apapun, sebagai im balan sehubungan b. bendahara at au pem egang kas pem erint ah t erm asuk bendahara at au pem egang kas kepada Pem erint ah Pusat t erm asuk inst it usi TNI / POLRI , Pem erint ah Daerah, inst ansi at au lem baga pem erint ah, lem baga- lem baga negara lainnya, dan Kedut aan Besar Republik I ndonesia di luar negeri, yang m em bayarkan gaj i, upah, honorarium , t unj angan, dan pem bayaran lain dengan nam a dan dalam bent uk apapun sehubungan dengan pekerj aan at au j abat an, j asa, dan kegiat an;

  c. dana pensiun, badan penyelenggara j am inan sosial t enaga kerj a, dan badan- badan lain yang m em bayar uang pensiun dan t unj angan hari t ua at au j am inan hari t ua; d. orang pribadi yang m elakukan kegiat an usaha at au pekerj aan bebas sert a badan yang m em bayar :

  1. honorarium at au pem bayaran lain sebagai im balan sehubungan dengan j asa dan/ at au kegiat an yang dilakukan oleh orang pribadi dengan st at us Subj ek Paj ak dalam negeri, t erm asuk j asa t enaga ahli yang m elakukan pekerj aan bebas dan bert indak unt uk dan at as nam anya sendiri, bukan unt uk dan at as nam a persekut uannya. 2. honorarium at au pem bayaran lain sebagai im balan sehubungan dengan kegiat an dan j asa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan st at us Subj ek Paj ak luar negeri; 3. honorarium at au im balan lain kepada pesert a pendidikan, pelat ihan, dan m agang;

  e. penyelenggara kegiat an, t erm asuk badan pem erint ah, organisasi yang bersifat nasional dan int ernasional, perkum pulan, orang pribadi sert a lem baga lainnya yang m enyelenggarakan kegiat an, yang m em bayar honorarium , hadiah, at au penghargaan dalam bent uk apapun kepada Waj ib paj ak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suat u kegiat an. ( 2) Tidak t erm asuk sebagai pem beri kerj a yang m em punyai kew aj iban unt uk m elakukan pem ot ongan paj ak sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) huruf a adalah: a. kant or perw akilan Negara asing;

  b. organisasi- organisasi int ernasional sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3 ayat ( 1) huruf c Undang- Undang Paj ak Penghasilan, yang t elah dit et apkan oleh Ment eri Keuangan;

  c. pem beri kerj a orang pribadi yang t idak m elakukan kegiat an usaha at au pekerj aan bebas yang sem at a- m at a m em pekerj akan orang pribadi unt uk m elakukan pekerj aan rum ah t angga at au pekerj aan bukan dalam rangka m elakukan kegiat an usaha at au pekerj aan bebas. ( 3) Dalam hal organisasi int ernasional t idak m em enuhi ket ent uan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) pem ot ongan paj ak.

  BAB I I I PENERI MA PENGHASI LAN YANG DI POTONG PPh PASAL 21 DAN ATAU PPh PASAL 26 Pasal 3 Penerim a Penghasilan yang Dipot ong PPh Pasal 21 dan at au PPh Pasal 26 adalah orang pribadi yang m erupakan : a. pegaw ai;

  b. penerim a uang pesangon, pensiun at au uang m anfaat pensiun, t unj angan hari t ua, at au j am inan hari t ua, t erm asuk ahli w arisnya; c. bukan pegaw ai yang m enerim a at au m em peroleh penghasilan sehubungan dengan pekerj aan, j asa, at au kegiat an, ant ara lain m eliput i :

  1. t enaga ahli yang m elakukan pekerj aan bebas, yang t erdiri dari pengacara, akunt an, arsit ek, dokt er, konsult an, not aris, penilai, dan akt uaris; 2. pem ain m usik, pem baw a acara, penyanyi, pelaw ak, bint ang film , bint ang sinet ron, bint ang iklan, sut radara, kru film , fot o m odel, peragaw an/ peragaw at i, pem ain dram a, penari, pem ahat , pelukis, dan senim an lainnya;

  3. olahragaw an 4. penasihat , pengaj ar, pelat ih, penceram ah, penyuluh, dan m oderat or; 5. pengarang, penelit i, dan penerj em ah; 6. pem beri j asa dalam segala bidang t erm asuk t eknik, kom put er dan sist em aplikasinya, t elekom unikasi, elekt ronika, fot ografi, ekonom i, dan sosial sert a pem beri j asa kepada suat u kepanit iaan;

  7. agen iklan; 8. pengaw as at au pengelola proyek; 9. pem baw a pesanan at au yang m enem ukan langganan at au yang m enj adi perant ara; 10. pet ugas penj aj a barang dagangan; 11. pet ugas dinas luar asuransi; 12. dist ribut or perusahaan m ult ilevel m arket ing at au direct selling dan kegiat an sej enis lainnya;

  d. pesert a kegiat an yang m enerim a at au m em peroleh penghasilan sehubungan dengan keikut sert aannya dalam suat u kegiat an, ant ara lain m eliput i : 1. pesert a perlom baan dalam segala bidang, ant ara lain perlom baan olahraga, seni, ket angkasan, ilm u penget ahuan, t eknologi dan perlom baan lainnya; 2. pesert a rapat , konferensi, sidang, pert em uan, at au kunj ungan kerj a; 3. pesert a at au anggot a dalam suat u kepanit iaan sebagai penyelenggara kegiat an t ert ent u;

  5. pesert a kegiat an lainnya.

  Pasal 4 Tidak t erm asuk dalam pengert ian Penerim a Penghasilan yang Dipot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3 adalah: a. Pej abat perw akilan diplom at ik dan konsulat at au pej abat lain dari negara asing, dan orang- orang yang diperbant ukan kepada m ereka yang bekerj a pada dan bert em pat t inggal bersam a m ereka, dengan syarat bukan w arga negara I ndonesia dan di I ndonesia t idak m enerim a at au m em peroleh penghasilan lain di luar j abat an at au pekerj aannya t ersebut , sert a Negara yang bersangkut an m em berikan perlakuan t im bal balik;

  b. Pej abat perw akilan organisasi int ernasional sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3 ayat ( 1) huruf c Undang- Undang Paj ak Penghasilan, yang t elah dit et apkan oleh Ment eri Keuangan, dengan syarat bukan w arga Negara I ndonesia dan t idak m enj alankan usaha at au kegiat an at au pekerj aan lain unt uk m em peroleh penghasilan dari I ndonesia.

  BAB I V PENGHASI LAN YANG DI POTONG PPh PASAL 21 DAN/ ATAU PPh PASAL 26 Pasal 5 ( 1) Penghasilan yang dipot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 adalah:

  a. penghasilan yang dit erim a at au diperoleh Pegaw ai t et ap, baik berupa penghasilan yang bersifat t erat ur m aupun t idak t erat ur; b. penghasilan yang dit erim a at au diperoleh Penerim a pensiun secara t erat ur berupa uang pensiun at au penghasilan sej enisnya; c. penghasilan sehubungan dengan pem ut usan hubungan kerj a dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang dit erim a secara sekaligus berupa uang pesangon, uang m anfaat pensiun, d. penghasilan pegaw ai t idak t et ap at au t enaga kerj a lepas, berupa upah harian, upah m ingguan, upah sat uan, upah borongan at au upah yang dibayarkan secara bulanan; e. im balan kepada bukan pegaw ai, ant ara lain berupa honorarium , kom isi, fee, dan im balan sej enis dengan nam a dan dalam bent uk apapun sebagai im balan sehubungan dengan pekerj aan, j asa, dan kegiat an yang dilakukan;

  f. im balan kepada pesert a kegiat an, ant ara lain berupa uang saku, uang represent asi, uang rapat , honorarium , hadiah at au penghargaan dengan nam a dan dalam bent uk apapun, dan im balan sej enis dengan nam a apapun. ( 2) Penghasilan yang dipot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) t erm asuk pula penerim aan dalam bent uk nat ura dan/ at au kenikm at an lainnya dengan nam a dan dalam bent uk apapun yang diberikan oleh:

  a. bukan Waj ib paj ak;

  b. Waj ib Paj ak yang dikenakan Paj ak Penghasilan yang bersifat final; at au

  c. Waj ib Paj ak yang dikenakan Paj ak Penghasilan berdasarkan norm a penghit ungan khusus ( deem ed profit ) .

  Pasal 6 ( 1) Penghasilan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 yang dit erim a at au diperoleh orang pribadi Subj ek Paj ak dalam negeri m erupakan penghasilan yang dipot ong PPh Pasal 21. ( 2) Penghasilan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 yang dit erim a at au diperoleh orang pribadi Subj ek Paj ak luar negeri m erupakan penghasilan yang dipot ong PPh Pasal 26.

  Pasal 7 ( 1) Penghit ungan PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 at as penghasilan berupa penerim aan dalam bent uk nat ura dan/ at au kenikm at an lainnya sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 2) didasarkan pada harga pasar at as barang yang diberikan at au nilai w aj ar at as pem berian kenikm at an yang diberikan. ( 2) Dalam hal penghasilan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 1) dit erim a at au diperoleh dalam m at a uang asing, penghit ungan PPh Pasal 21 dan at au PPh Pasal 26 didasarkan pada nilai t ukar ( kurs) yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan yang berlaku pada saat pem bayaran penghasilan t ersebut at au pada saat dibebankan sebagai biaya.

  Pasal 8 ( 1) Tidak t erm asuk dalam pengert ian penghasilan yang dipot ong PPh Pasal 21 adalah: asuransi kesehat an, asuransi kecelakaan, asuransi j iw a, asuransi dw iguna, dan asuransi bea sisw a; b. Penerim aan dalam bent uk nat ura dan/ at au kenikm at an dalam bent uk apapun diberikan oleh

  Waj ib Paj ak at au Pem erint ah, kecuali penghasilan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 2) ; c. I uran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya t elah disahkan oleh

  b. j um lah penghasilan yang m elebihi bagian penghasilan yang t idak dilakukan pem ot ongan PPh

  Penghasilan;

  b. Bagi pegaw ai t idak t et ap sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 1) huruf a angka 3, sebesar penghasilan brut o dikurangi PTKP; c. Bagi bukan pegaw ai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 1) huruf a angka 4, sebesar penghasilan brut o dikurangi PTKP yang dihit ung secara bulanan. ( 3) Besarnya penghasilan net o bagi pegaw ai t et ap yang dipot ong PPh Pasal 21 adalah j um lah seluruh penghasilan brut o dikurangi dengan: a. Biaya j abat an, sebagaim ana dim aksud dalam pasal 21 ayat ( 3) Undang- Undang Paj ak

  a. Bagi pegaw ai t et ap dan penerim a pensiun berkala, sebesar penghasilan net o dikurangi PTKP;

  BAB VI PENGURANGAN YANG DI PERBOLEHKAN Pasal 10 ( 1) Jum lah penghasilan brut o yang dit erim a at au diperoleh Penerim a Penghasilan yang Dipot ong PPh Pasal 21 dan at au PPh Pasal 26 adalah seluruh j um lah penghasilan sebagaim ana dim aksud dalam pasal 5 yang dit erim a at au diperoleh dalam suat u periode at au pada saat dibayarkan. ( 2) Penghasilan Kena Paj ak adalah sebagai berikut :

  c. Jum lah penghasilan brut o, yang berlaku bagi penerim a penghasilan selain penerim a penghasilan sebagaim ana di m aksud pada huruf a dan huruf b. ( 2) PTKP sebulan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) adalah PTKP dibagi 12 ( dua belas) . ( 3) Dasar pengenaan dan pem ot ongan PPh Pasal 26 adalah j um lah penghasilan brut o.

  Pasal 21 sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat ( 4) Undang- Undang Paj ak Penghasilan, yang berlaku bagi pegaw ai t idak t et ap yang m enerim a upah harian, upah m ingguan, upah sat uan, at au upah borongan, sepanj ang penghasilan kum ulat if yang dit erim a dalam 1 ( sat u) bulan kalender belum m elebihi j um lah PTKP sebulan unt uk diri Waj ib Paj ak sendiri.

  d) penerim a penghasilan bukan pegaw ai lainnya yang m enerim a penghasilan dari pem ot ong PPh Pasal 21 secara berkesinam bungan dalam 1 ( sat u) t ahun kalender.

  Ment eri Keuangan, iuran t unj angan hari t ua at au iuran j am inan hari t ua kepada badan penyelenggara t unj angan hari t ua at au badan penyelenggara j am inan sosial t enaga kerj a yang dibayar oleh pem beri kerj a;

  c) penj aj a barang dagangan yang t idak berst at us sebagai pegaw ai; dan/ at au

  b) pet ugas dinas luar asuransi yang t idak berst at us sebagai pegaw ai;

  a) dist ribut or m ult i level m arket ing at au direct selling;

  a. Penghasilan Kena Paj ak, yang berlaku bagi : 1. pegaw ai t et ap; 2. penerim a pensiun berkala; 3. pegaw ai t idak t et ap yang penghasilannya di bayar secara bulanan at au j um lah kum ulat if penghasilan yang dit erim a selam a 1 ( sat u) bulan kalender t elah m elebihi 4. bukan pegaw ai m eliput i:

  BAB V DASAR PENGENAAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ ATAU PPh PASAL 26 Pasal 9 ( 1) Dasar pengenaan dan pem ot ongan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

  d. Zakat yang dit erim a oleh orang pribadi yang berhak dari badan at au lem baga am al zakat yang dibent uk at au disahkan oleh Pem erint ah, at au sum bangan keagam aan yang sifat nya w aj ib bagi pem eluk agam a yang diakui di I ndonesia yang dit erim a oleh orang pribadi yang berhak dari lem baga keagam aan yang dibent uk at au disahkan oleh Pem erint ah; e. Beasisw a sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 ( 3) huruf l Undang- Undang Paj ak Penghasilan. ( 2) Paj ak Penghasilan yang dit anggung oleh pem beri kerj a, t erm asuk yang dit anggung oleh Pem erint ah, m erupakan penerim aan dalam bent uk kenikm at an sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) huruf b.

  b. I uran yang t erkait dengan gaj i yang dibayar oleh pegaw ai kepada dana pensiun yang pendiriannya t elah disahkan oleh Ment eri Keuangan at au badan penyelenggara t unj angan hari t ua at au j am inan hari t ua yang dipersam akan dengan dana pensiun yang pendiriannya t elah

  ( 4) Besarnya penghasilan net t o bagi penerim a pensiun dipot ong PPh Pasal 21 adalah seluruh j um lah penghasilan brut o dikurangi dengan biaya pensiun sebagaim ana dim aksud dalam pasal 21 ayat ( 3) Undang- Undang Paj ak Penghasilan. ( 5) Besarnya PTKP bagi karyaw at i berlaku ket ent uan sebagai berikut :

  a. Bagi karyaw at i kaw in, sebesar PTKP unt uk dirinya sendiri;

  b. Bagi karyaw at i t idak kaw in, sebesar PTKP unt uk dirinya sendiri dit am bah PTKP unt uk keluarga yang m enj adi t anggungan sepenuhnya. ( 6) Dalam hal karyaw at i kaw in dapat m enunj ukan ket erangan t ert ulis dari pem erint ah daerah set em pat serendah- rendahnya kecam at an yang m enyat akan suam inya t idak m enerim a at au m em peroleh penghasilan, besarnya PTKP adalah PTKP unt uk dirinya sendiri dit am bah PTKP unt uk st at us kaw in dan PTKP unt uk keluarga yang m enj adi t anggungan sepenuhnya. ( 7) Besarnya PTKP dit ent ukan berdasarkan keadaan pada aw al t ahun kalender. ( 8) Dikecualikan dari ket ent uan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 7) , besarnya PTKP unt uk pegaw ai yang baru dat ang dan m enet ap di I ndonesia dalam bagian t ahun kalender dit ent ukan berdasarkan keadaan pada aw al bulan dari bagian t ahun kalender yang bersangkut an.

  Pasal 11 ( 1) At as penghasilan bagi pegaw ai t idak t et ap at au t enaga kerj a lepas yang t idak di bayar secara bulanan at au j um lah kum ulat ifnya dalam 1 ( sat u) bulan kalender belum m elebihi PTKP sebulan unt uk diri Waj ib

  Paj ak sendiri berlaku ket ent uan sebagai berikut :

  a. Tidak dilakukan pem ot ongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari at au rat a- rat a penghasilan sehari belum m elebihi bagian penghasilan yang t idak dilakukan pem ot ongan sebagaim ana dim aksud dalam PPh Pasal 21 ayat ( 4) Undang- Undang Paj ak Penghasilan;

  b. Dilakukan pem ot ongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari at au rat a- rat a penghasilan sehari m elebihi bagian penghasilan yang t idak dilakukan pem ot ongan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat ( 4) Undang- Undang Paj ak Penghasilan, dan bagian penghasilan yang t idak dilakukan pem ot ongan t ersebut m erupakan j um lah yang dapat dikurangkan dari penghasilan brut o. upah sat uan at au upah borongan unt uk set iap hari kerj a yang digunakan. ( 3) Dalam hal pegaw ai t idak t et ap t elah m em peroleh penghasilan kum ulat if dalam 1 ( sat u) bulan kalender yang m elebihi PTKP sebulan unt uk diri Waj ib Paj ak sendiri, m aka j um lah yang dapat dikurangkan dari penghasilan brut o adalah sebesar PTKP yang sebenarnya. ( 4) PTKP yang sebenarnya sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 3) adalah sebesar PTKP unt uk j um lah hari kerj a yang sebenarnya. ( 5) PTKP sehari sebagai dasar unt uk m enet apkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP dibagi 360 ( t iga rat us enam puluh) hari. ( 6) Dalam hal berdasarkan ket ent uan di bidang ket enagakerj aan diat ur kew aj iban unt uk m engikut sert akan pegaw ai t idak t et ap at au t enaga kerj a lepas dalam program j am inan hari t ua at au t unj angan hari t ua, m aka iuran j am inan hari t ua at au iuran t unj angan hari t ua yang dibayar sendiri oleh pegaw ai t idak t et ap kepada badan penyelenggara j am inan sosial t enaga kerj a at au badan penyelenggara t unj angan hari t ua, dapat dikurangkan dari penghasilan brut o.

  Pasal 12 ( 1) Penerim a penghasilan bukan pegaw ai sebagaim ana dim aksud dalam pasal 9 ayat ( 1) huruf a angka 4 dapat m em peroleh pengurangan PTKP sepanj ang yang bersangkut an t elah m em punyai Nom or Pokok

  Waj ib Paj ak dan hanya m em peroleh penghasilan dari hubungan kerj a dengan Pem ot ong Paj ak sert a t idak m em peroleh penghasilan lainnya. ( 2) Unt uk dapat m em peroleh pengurangan PTKP sebagaim ana dim aksud pad ayat ( 2) , penerim a penghasilan bukan pegaw ai harus m enyerahkan fot okopi kart u Nom or Pokok Waj ib Paj ak, dan bagi w anit a kaw in harus m enyerahkan fot okopi kart u Nom or Pokok Waj ib Paj ak suam i sert a fot okopi surat nikah dan kart u keluarga.

  BAB VI I TARI F PEMOTONGAN PAJAK DAN PENERAPANNYA Pasal 13 ( 1) Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat ( 1) huruf a Undang- Undang Paj ak Penghasilan dit erapkan at as

  Penghasilan Kena Paj ak dari :

  a. Pegaw ai t et ap;

  b. Penerim a pensiun yang dibayarkan secara bulanan; c. Pegaw ai t idak t et ap at au t enaga kerj a lepas yang dibayarkan secara bulanan. ( 2) Unt uk perhit ungan PPh Pasal 21 yang harus dipot ong set iap m asa paj ak, kecuali m asa paj ak t erakhir, t arif dit erapkan at as perkiraan penghasilan yang akan diperoleh selam a 1 ( sat u) t ahun, dengan a. Perkiraan at as penghasilan yang bersifat t erat ur adalah j um lah penghasilan t erat ur dalam 1 ( sat u) bulan dikalikan 12 ( dua belas) ;

  b. Dalam hal t erdapat t am bahan penghasilan yang bersifat t idak t erat ur, m aka perkiraan penghasilan yang akan diperoleh salam a 1 ( sat u) t ahun adalah sebesar j um lah pada huruf a dit am bah dengan j um lah penghasilan yang bersifat t idak t erat ur. ( 3) Jum lah PPh Pasal 21 yang harus dipot ong unt uk set iap m asa paj ak sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) adalah: a. At as penghasilan yang bersifat t erat ur adalah sebesar Paj ak Penghasilan t erut ang at as j um lah penghasilan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) huruf a dibagi 12 ( dua belas) : b. At as penghasilan yang bersifat t idak t erat ur adalah sebesar selisih ant ara Paj ak Penghasilan yang t erut ang, at as j um lah penghasilan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) huruf b dengan

  Paj ak Penghasilan yang t erut ang at as j um lah penghasilan sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) huruf a. ( 4) Dalam hal pegaw ai t et ap m em punyai kew aj iban paj ak subj ekt if t erhit ung sej ak aw al t ahun kalender dan m ulai bekerj a set elah bulan j anuari, t erm asuk pegaw ai yang sebelum nya bekerj a pada pem beri kerj a lain, banyaknya bulan yang m enj adi fakt or pengali sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) at au fakt or pem bagi sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 3) adalah j um lah bulan t ersisa dalam t ahun kalender sej ak yang bersangkut an m ulai bekerj a. ( 5) Besarnya PPh Pasal 21 yang harus dipot ong unt uk m asa paj ak t erakhir adalah selisih ant ara Paj ak

  Penghasilan yang t erut ang at as seluruh penghasilan kena paj ak selam a 1 ( sat u) t ahun paj ak at au bagian t ahun paj ak dengan PPh Pasal 21 yang t elah dipot ong pada m asa- m asa sebelum nya dalam t ahun paj ak yang bersangkut an. ( 6) Dalam hal pegaw ai t et ap kew aj iban paj ak subj ekt ifnya hanya m eliput i bagian t ahun paj ak, perhit ungan

  PPh Pasal 21 yang t erut ang unt uk bagian t ahun paj ak t ersebut dihit ung berdasarkan penghasilan kena paj ak yang diset ahunkan, sebanding dengan j um lah bulan dalam bagian t ahun paj ak yang bersangkut an. ( 7) Dalam hal pegaw ai t et ap berhent i bekerj a sebelum bulan Desem ber dan j um lah PPh Pasal 21 yang t elah dipot ong dalam t ahun kalender yang bersangkut an lebih besar dari PPh Pasal 21 yang t erut ang unt uk 1 ( sat u) t ahun paj ak, m aka kelebihan PPh Pasal 21 yang t elah dipot ong t ersebut dikem balikan kepada pegaw ai t et ap yang bersangkut an bersam aan dengan pem berian bukt i pem ot ongan PPh

  Pasal 14 ( 1) At as penghasilan yang dit erim a at au diperoleh pegaw ai t idak t et ap at au t enaga kerj a lepas berupa upah harian, upah m ingguan, upah sat uan, upah borongan, dan uang saku harian, sepanj ang penghasilan t idak dibayarkan secara bulanan, t arif lapisan pert am a sebagaim ana dim aksud dalam

  Pasal 17 ayat ( 1) huruf a Undang- Undang Paj ak Penghasilan dit erapkan at as:

  a. j um lah penghasilan brut o di at as bagian penghasilan yang t idak dikenakan pem ot ongan paj ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat ( 4) Undang- Undang Paj ak Penghasilan; at au b. j um lah penghasilan brut o dikurangi PTKP yang sebenarnya dalam hal j um lah penghasilan kum ulat if dalam 1 ( sat u) bulan kalender t elah m elebihi PTKP sebulan unt uk diri Waj ib Paj ak sendiri. ( 2) Dalam hal j um lah penghasilan kum ulat if dalam sat u bulan kalender t elah m elebihi Rp 6.000.000,00

  ( enam j ut a rupiah) , PPh Pasal 21 dihit ung dengan m enerapkan t arif Pasal 17 ayat ( 1) huruf a Undang- Undang Paj ak Penghasilan at as j um lah Penghasilan Kena Paj ak yang diset ahunkan. ( 3) Besarnya bat asan j um lah penghasilan kum ulat if dalam sat u bulan kalender sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) dapat disesuaikan sepanj ang t erdapar perubahan besarnya PTKP sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 ayat ( 3) Undang- Undang Paj ak Penghasilan, yang ket ent uannya diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Direkt ur Jenderal Paj ak.

  Pasal 15 ( 1) Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat ( 1) huruf a Undang- Undang Paj ak Penghasilan dit erapkan at as:

  a. j um lah penghasilan brut o unt uk set iap pem bayaran yang didasarkan pada penyelesaian suat u pekerj aan at au j asa yang m enurut m aksudnya t idak bersifat berkesinam bungan, yang dit erim a oleh bukan pegaw ai;

  b. j um lah brut o unt uk set iap kali pem bayaran yang bersifat ut uh dan t idak dipecah, yang dit erim a oleh pesert a kegiat an; at au c. j um lah kum ulat if penghasilan brut o sebagai im balan at as pekerj aan at au j asa yang m enurut m aksudnya bersifat berkesinam bungan, baik berdasarkan kont rak at au perj anj ian t ert ulis at au berdasarkan keadaan yang sebenarnya, yang dit erim a oleh bukan pegaw ai. ( 2) Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat ( 1) Huruf a Undang- Undang Paj ak Penghasilan dit erapkan at as j um lah kum ulat if Penghasilan Kena Paj ak sebesar penghasilan brut o dikurangi PTKP, yang dit erim a at au diperoleh bukan pegaw ai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 1) , huruf a angka 4 yang dihit ung set iap bulan. Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat ( 1) huruf a Undang- Undang Paj ak Penghasilan dit erapkan at as penghasilan brut o kum ulat if berupa: a. honorarium at au im balan yang bersifat t idak t erat ur yang dit erim a at au diperoleh anggot a dew an kom isaris at au dew an pengaw as yang t idak m erangkap sebagai pegaw ai t et ap pada perusahaan yang sam a;

  b. j asa produksi, t ant iem , grat ifikasi, bonus at au im balan lain yang bersifat t idak t erat ur yang dit erim a at au diperoleh m ant an pegaw ai; c. penarikan dana pensiun oleh pesert a program pensiun yang m asih berst at us sebagai pegaw ai, dari dana pensiun yang pendiriannya t elah disahkan Ment eri Keuangan.

  Pasal 17 Tat a cara pem ot ongan PPh Pasal 21 at as penghasilan berupa uang pesangon, uang m anfaat pensiun yang dibayar oleh dana pensiun yang pendiriannya t elah disahkan oleh Ment eri Keuangan, dan t unj angan hari t ua at au j am inan hari t ua, yang dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara t unj angan hari t ua at au badan penyelenggara j am inan sosial t enaga kerj a, diat ur dalam Perat uran Ment eri Keuangan t ersendiri.

  Pasal 18 Tat a cara pem ot ongan dan pengenaan PPh Pasal 21 at as penghasilan yang bersum ber dari anggaran pendapat an dan belanj a negara at au anggaran pendapat an belanj a daerah yang dit erim a at au diperoleh pej abat negara, pegaw ai negeri sipil, anggot a TNI / POLRI dan pensiunannya, diat ur dalam Perat uran Ment eri Keuangan t ersendiri.

  Pasal 19 yang dit erim a at au diperoleh sebagai im balan at as pekerj aan, j asa, dan kegiat an yang dilakukan oleh orang pribadi dengan st at us Subj ek Paj ak luar negeri dengan m em perhat ikan ket ent uan Perset uj uan Penghindaran Paj ak Berganda yang berlaku ant ara Republik I ndonesia dengan negara dom isili Subj ek Paj ak luar negeri t ersebut . ( 2) PPh Pasal 26 sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) t idak bersifat final dalam hal orang pribadi sebagai Waj ib Paj ak luar negeri t ersebut berubah st at us m enj adi Waj ib Paj ak dalam negeri.

  BAB VI I I TARI F PEMOTONGAN PPh PASAL 21 BAGI PENERI MA PENGHASI LAN YANG TI DAK MEMPUNYAI NOMOR POKOK WAJI B PAJAK Pasal 20 ( 1) Bagi Penerim a Penghasilan yang Dipot ong PPh Pasal 21 yang t idak m em iliki Nom or Pokok Waj ib Paj ak, dikenakan pem ot ongan PPh Pasal 21 dengan t arif lebih t inggi 20% ( dua puluh persen) daripada t arif yang dit erapkan t erhadap Waj ib Paj ak yang m em iliki Nom or Pokok Waj ib Paj ak. ( 2) Jum lah PPh Pasal 21 yang harus dipot ong sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) adalah sebesar 120 %

  ( serat us dua puluh persen) dari j um lah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipot ong dalam hal yang bersangkut an m em iliki Nom or Pokok Waj ib Paj ak. ( 3) Pem ot ongan PPh Pasal 21 sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) hanya berlaku unt uk pem ot ongan PPh Pasal 21 yang bersifat t idak final. ( 4) Dalam hal penerim a penghasilan yang t elah dipot ong PPh Pasal 21 dengan t arif yang lebih t inggi sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , m endaft arkan diri unt uk m em peroleh Nom or Pokok Waj ib Paj ak,

  PPh Pasal 21 yang t elah dipot ong t ersebut dapat diperhit ungkan dengan PPh Pasal 21 yang t erut ang unt uk bulan- bulan selanj ut nya set elah m em iliki Nom or Pokok Waj ib Paj ak.

  BAB I X SAAT TERUTANG PPh PASAL 21 DAN/ ATAU PPh PASAL 26 Pasal 21 ( 1) PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 t erut ang bagi Penerim a Penghasilan pada saat dilakukan pem bayaran at au pada saat t erut angnya penghasilan yang bersangkut an. ( 2) PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 t erut ang bagi Pem ot ong PPh Pasal 21 dan at au PPh Pasal 26 unt uk set iap m asa paj ak. ( 3) Saat t erut ang unt uk set iap m asa paj ak sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) adalah akhir bulan

  BAB X HAK DAN KEWAJI BAN PEMOTONG PAJAK SERTA PENERI MA PENGHASI LAN YANG DI POTONG PAJAK Pasal 22 ( 1) Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 dan Penerim a Penghasilan yang Dipot ong PPh Pasal 21 w aj ib m endaft arkan diri ke Kant or Pelayanan Paj ak sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. ( 2) Pegaw ai, Penerim a pensiun berkala, sert a bukan pegaw ai sebagaim ana dim aksud dalam pasal 9 ayat

  ( 1) huruf a angka 4 w aj ib m em buat surat pernyat aan yang berisi j um lah t anggungan keluarga pada aw al t ahun kalender at au pada saat m ulai m enj adi Subj ek Paj ak dalam negeri sebagai dasar penent uan PTKP dan w aj ib m enyerahkannya kepada Pem ot ong Paj ak pada saat m ulai bekerj a at au m ulai pensiun. ( 3) Dalam hal t erj adi perubahan t anggungan keluarga pegaw ai, penerim a pensiun berkala dan bukan pegaw ai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 1) huruf a angka 4 w aj ib m em buat surat pernyat aan baru dan m enyerahkannya kepada Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 paling lam a sebelum m ulai t ahun kalender berikut nya. ( 4) Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 w aj ib m enghit ung, m em ot ong, m enyet orkan dan m elaporkan PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 yang t erut ang unt uk set iap bulan kalender. ( 5) Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh 26 w aj ib m em buat cat at an at au kert as kerj a perhit ungan PPh

  Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 unt uk m asing- m asing penerim a penghasilan, yang m enj adi dasar pelaporan PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 yang t erut ang unt uk set iap m asa paj ak dan w aj ib m enyim pan cat at an at au kert as kerj a perhit ungan t ersebut sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. ( 6) Ket ent uan m engenai kew aj iban unt uk m elaporkan pem ot ongan PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 unt uk set iap bulan kalender sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 4) t et ap berlaku, dalam hal j um lah paj ak yang dipot ong pada bulan yang bersangkut an nihil. ( 7) Dalam hal dalam suat u bulan t erj adi kelebihan penyet oran paj ak at as PPh Pasal 21 dan/ at au PPh

  Pasal 26 yang t erut ang, kelebihan penyet oran t ersebut dapat diperhit ungkan dengan PPh Pasal 21 Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26. ( 8) Pem ot ong PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 w aj ib m em buat bukt i pem ot ongan PPh Pasal 21 dan/ at au

  PPh Pasal 26 dan m em berikan bukt i pem ot ongan t ersebut kepada penerim a penghasilan yang dipot ong paj ak. ( 9) Bent uk form ulir pem ot ongan PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 7) dit et apkan dengan Perat uran Direkt ur Jenderal Paj ak.

  Pasal 23 ( 1) Jum lah PPh Pasal 21 yang dipot ong m erupakan kredit paj ak bagi penerim a penghasilan yang dikenakan pem ot ongan unt uk t ahun paj ak yang bersangkut an, kecuali PPh 21 yang bersifat final. ( 2) Dalam hal Waj ib Paj ak yang t elah dipot ong PPh Pasal 21 dengan t arif yang lebih t inggi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 20 ayat ( 1) m endaft arkan diri unt uk m em peroleh Nom or Pokok Waj ib Paj ak,

  PPh Pasal 21 yang t elah dipot ong t ersebut dapat dikredit kan dalam Surat Pem berit ahuan Tahunan Paj ak Penghasilan Waj ib Paj ak Orang Pribadi.

  BAB I X KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Ket ent uan m engenai pedom an t eknis t at a cara pem ot ongan, penyet oran, dan pelaporan PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 sehubungan dengan pekerj aan, j asa, dan kegiat an orang pribadi, dan cont oh perhit ungan dan pem ot ongan PPh Pasal 21 dan/ at au PPh Pasal 26 diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Direkt ur Jenderal Paj ak. Pasal 25 Perat uran Ment eri Keuangan ini m ulai berlaku pada t anggal 1 Januari 2009. Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengum um an Perat uran Ment eri Keuangan ini dengan penem pat annya dalam Berit a Negara Republik I ndonesia. Dit et apkan di Jakart a MENTERI KEUANGAN t t d. SRI MULYANI I NDRAWATI