Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN Randuacir 02 Salatiga Semester 2

  Tahun Pelajaran 2014/2015. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai, serta jarak antara tempat tinggal dan tempat penelitian yang cukup dekat.

  3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Februari – Mei 2015 dengan jadwal sebagai berikut:

  Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

  No Kegiatan Bulan Januari Februari Maret april Mei

  1 Penyusunan proposal

  2 Persiapan

  3 Tindakan Siklus 1 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2

  6 Analisi Data

  7 Pelaporan

3.1.3Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Randuacir 02 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 27 siswa. Siswa SDN Randuacir 02 berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang beragam. Asal daerah tempat tinggal siswa beragam yaitu dari berbagai daerah di Salatiga. Perbedaan karakteristik ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa. Terdapat siswa yang sudah mempunyai kesadaran belajar yang tinggi, namun masih banyak siswa yang belum mempunyai kesadaran belajar yang tinggi.Guru kolaborator dalam penelitian ini adalah guru kelas III yang bernama Djarwoto, S.Pd.

3.2 Variabel Penelitian

  Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah hasil belajar IPA dan metode make a match.

  3.2.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

  Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah metode make a match. Make a match adalah suatu metode pembelajaran yang menyenangkan dimana dalam pembelajarannya siswa dibagi ke dalam dua kelompok besar, satu kelompok diberi kartu soal dan kelompok lain mendapat kartu jawaban. Siswa diminta mencari pasangan dari kartu yang dipegang, pertanyaan dengan jawaban sesuai atau sebaliknya.

  3.2.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat atau variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

  Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah hasil belajar IPA. Hasil belajar adalah sikap atau tingkah laku yang merupakan perubahan yang relatif bersifat tetap sebagai akibat dari proses belajar. Salah satu hasil belajar adalah ranah kognitif, dimana disini adalah hasil belajar IPA siswa.

3.3 Jenis Penelitian

  Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan dengan 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian ini dilakukan di kelas untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

  Perencanaan Refleksi Pelaksanaan

  Siklus I Pengamatan

  Perencanaan Refleksi Pelaksanaan

  Siklus II Pengamatan

  Hasil

Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan PTK

  Menurut Arikunto (2009:16)

3.4 Prosedur Penelitian

  Rancangan tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana tindakan siklus I dan rencana tindakan siklus II. Menurut Arikunto (2012:16-18) sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi. Berikut ini rangkaian dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas.

  Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator.

  b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode kooperatif tipe make a match.

  c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

  d. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.

  e. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai observer kedua terhadap guru aktivitas guru kelas selama kegiatan belajar berlangsung.

  f. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan hasil observasi.

  b. Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match.

  Pelaksanaan tindakan penelitian ini drencanakan dalam 2 siklus yaitu sikus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari tiga tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan observasi, (3) refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan koopeatif tipe Make a match. Sedangkan siklus yang kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik dalam siklus pertama. c. Pengamatan dan Observasi Kegiatan pengamatan dan observasi dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru untuk mengamati hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA yang menggunakan metode Make a Match.

  d. Refleksi Setelah mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya agar pelaksaanya lebih efektif.

  Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai, maka peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

  a) Perencanaan Tahap perencanaan meliputi sebagai berikut: a. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.

  b. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP, lembar observasi, soal-soal.

  b) Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipemake a match. Pelaksanaanpada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe make a match sebagai berikut:

  1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

  a. Apersepsi b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  c. Motivasi

  2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi:

  Elaborasi:

  a. Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe make a match.

  b. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat kartu soal dan kelompok lainnya mendapatkan kartu jawaban.

  c. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

  d. Setiap siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartunya.

  e. Pasangan siswa yang sudah dapat mencocokkan kartunya, kemudian saling duduk berdekatan.

  f. Siswa yang belum dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban), berkumpul dalam kelompok sendiri.

  g. Pasangan siswa mempresentasikan topik yang diperolehnya, dan ditanggapi oleh siswa lain.

  h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Konfirmasi:

  a. Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan materi pembelajaran.

  b. Siswa yang kurang memahami materi pembelajaran diberi kesempatan untuk bertanya.

  c. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru.

  3. Kegiatan Penutup (5 menit) Siswa bersama guru melakukan refleksi (Pada pertemuan ke-3 dilakukan evaluasi)

c) Pengamatan dan Observasi

  Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus I, yaitu pertemuan 1, dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hasil observasi dari siklus I bisa digunakan peneliti untuk perbaikan di siklus berikutnya. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:

  1. Pengamat mengamati proses kegiatan guru dalam penggunaan model make a match.

  2. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran.

  3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan, semangat siswa dalam mencari pasangan kartunya, keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartunya, kemampuan siswa mencari pasangan kartunya, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

  4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.

d) Refleksi

  Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1 dan 2 pada siklus I. Dilakukan untuk memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam kehidupan. Jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan diperbaiki dalam siklus 2. Sedangkan kelebihan di siklus I bisa dipertahankan dalam siklus 2.

3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II

  Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran siklus I serta diskusi dengan kolaborator, maka peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut: a)Perencanaan a. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.

  b. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP, lembar observasi, soal-soal.

b) Pelaksanaan

  Kegiatan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus II materi yang diajarkan adalah tentang perkalian dan pembagian pecahan. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas tentang perkalian pecahan. Pertemuan tentang perkalian dan pembagian pecahan. Dalam pertemuan ketiga ini juga dilaksanakan evaluasi akhir siklus. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe make a match sebagai berikut:

  1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

  a. Apersepsi b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  c. Motivasi

  2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi: Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi pembelajaran.

  Elaborasi:

  a. Guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan metodes make a match.

  b. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat kartu soal dan kelompok lainnya mendapatkan kartu jawaban.

  c. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

  d. Setiap siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartunya.

  e. Pasangan siswa yang sudah dapat mencocokkan kartunya, kemudian saling duduk berdekatan.

  f. Siswa yang belum dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban), berkumpul dalam kelompok sendiri.

  g. Pasangan siswa mempresentasikan topik yang diperolehnya, dan ditanggapi oleh siswa lain.

  h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Konfirmasi:

  a. Siswa bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan materi pembelajaran.

  b. Siswa yang kurang memahami materi pembelajaran diberi kesempatan c. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru.

  3. Kegiatan Penutup (5 menit) Siswa bersama guru melakukan refleksi (Pada pertemuan ke-3 dilakukan evaluasi) c) Pengamatan dan Observasi

  Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap pertemuan di siklus siklus II, yaitu pertemuan 1, dan 2. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:

  1. Pengamat mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam pembelajaran

  2. Pengamat mencatat temuan-temuan selama proses pembelajaran.

  3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan, semangat siswa dalam mencari pasangan kartunya, keaktifan siswa dalam mencari pasangan kartunya, kemampuan siswa mencari pasangan kartunya, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

  4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.

  d) Refleksi Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.Sebagaimana siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

  1. Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

  2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran.

  3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran.

  4. Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan data

  Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu :

  3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas Pengumpulan data metode make a match dilakukan dengan teknik non tes yaitu observasi. Observasi adalah suatu proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Hahzah 2006:90). Observasi ini digunakan untuk mengamati tindakan guru dalam menerapkan metode kooperatif tipe make a match dan respon siswa dalam menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam kegiatan observasi ini adalah guru kolaborator. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pelaksanaan tindakan itu berlangsung.

  3.5.1.2Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes. Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamzah 2006 : 104). Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan karena mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Tes tersebut hanya digunakan untuk mengukur aspek kognitif. Bentuk tes yang diberikan kepada siswa adalah berupa tes pilihan ganda.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang ditentukan peneliti.

3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel bebas Instrumen pengumpulan data untuk variable bebas adalah lembar observasi.

  Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam siswa dalam menerima pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap pembelajaran make a match mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

  Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa

  Skor No Aspek yang di amati

  1

  2

  3

  4 Kegiatan Awal Pembelajaran

  1. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing.

  2. Siswa menunjukkan kesiapan menerima pembelajaran.

  3. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai.

  4. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi.

  5. Siswa mampu menjawab rumusan masalah.

  Kegiatan Inti Pembelajaran.

  6. Aktif dalam tahap-tahap kegiatan belajar.

  7. Menunjukkan sikap berani bertanya.

  8. Menunjukan sikap berani mengerjakan soal di depan kelas

  9. Mampu memahami materi tentang SDA Kegiatan Akhir

10. Mampu mencapai ketuntasan belajar .

  11. Mampu memberi refleksi atas pelaksanaan PBM

  Total

  Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 1

  SK KD Indikator Item Soal No Item

  Jumlah Item

  6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya Bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

  6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.

  Pengelompo kan SDA di lingkungan sekitar.

  1-9

  9 Pemanfaata n SDA bagi manusia.

  10-25

  16 Mengidentif ikasi hal-hal yang dapat merusak SDA.

  26-30

  5 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 2

  SK KD Indikator Item Soal No Item Jumlah

  Item

  6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya Bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

  6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.

  Dampak dari perusakan SDA bagi lingkungan.

  1-10

  10 .Menjelaska n cara-cara memelihara SDA.

  11-19

  9 Menjelaska n cara-cara melestarika n SDA

  20-30

  11

3.5.2.2 Dokumentasi

  Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian yang meliputi foto-foto, laporan kegiatan, peraturan – peraturan, catatan

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data

3.5.3.1 Tes

a) Bentuk Tes

  Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksut untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamzah 2006: 104). Dalam penelitian ini menggunakan tes objektif dengan bentuk pilihan ganda.

  b) Pelaksanaan Tes Uji Coba Tes uji coba dilakukan di SDN 02 Randuacir untuk menguji apakah butir-butir soal tersebut memenuhi kualifikasi soal yang layak digunakan, yaitu butir soal valid.

  c) Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

  Validitas instrumen digunakan untuk mengukur suatu instrumen tertentu valid atau tidak. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2009:188-189) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat apabila r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid. Untuk mengetahui hasil validitas soal pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 dibawah ini :

  Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus 1

  Soal Evaluasi Hasil belajar Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid 1,3,4,5,6,9,11,13,14,15,16,19,21,22,23,24,25,26,30 2,7,10,12,17,18,20,27,28

  ,29 Jumlah 20 soal Jumlah 10 soal Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus 2

  Soal Evaluasi Hasil belajar Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid 1,2,4,5,6,7,8,10,11,12,13,17,18,20,22,24,25,26,27,28,3 3,9,14,15,16,19,21,23,2 0.

  9 Jumlah 21 soal Jumlah 9 soal Berdasarkan table 3.6 dan tabel 3.7 pada uji validitas siklus I menghasilkan 20 butir soal yang valid dari 30 butir soal. Pada uji validitas siklus

  II menghasilkan 21 butir soal yang valid dari 30 butir soal. Output data statistik hasil uji validtitas intrumen selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

  Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009:190) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas atau cronbach’s alpha minimal 0,809. Hasil perhitungan uji reliabilitas setelah dikurangi item soal yang tidak valid pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 sebagai berikut :

  Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I

  Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

  .897

  30 Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II

  Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

  .886

  30 Berdasarkan tabel 3.8 menunjukan bahwa pada siklus I dari 20 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,897. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya atau cronbach’s alpha sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809 , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 20 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian . Tabel 3.9 menunjukan bahwa pada siklus II dari 21 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,886. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 0,809, sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 21 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian . Berdasarkan dari hasil uji validitas dan reliabilitas maka pada penelitian ini ditetapkan 20 butir soal pada siklus I dan 20 butir soal pada siklus II yang digunakan.

3.6 Teknik Analisis Data

  Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar siswa melalui tes tertulis mengenai pokok bahasan bilangan Romawi. Data berupa hasil belajar IPA kelas 3 dianalisis dengan mencari nilai tertinggi dari tes evaluasi pada setiap pertemuan, nilai terendah dari tes evaluasi pada setiap pertemuan, jumlah siswa yang tuntas dan jumlah siswa yang tidak tuntas, persentase ketuntasan belajar serta mencari rata-rata nilai kelas. Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Langkah awal yang harus dilakukan dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa menurut Arifin (2012: 221).

  Langkah selanjutnya adalah mengubah angka hasil penilaian menjadi nilai- nilai untuk mendaptkan gambaran yang jelas menganai hasil belajar siswa. Pemberian skor pada tes hasil belajar dilakukan dengan cara memberikan skor pada soal pilihan ganda.

a) Penskoran soal bentuk pilihan ganda

  Penskoran tes yang berbentuk pilihan ganda menurut Arifin (2012: 229) ada tiga macam cara yaitu: penskoran tanpa koreksi, penskoran ada koreksi, dan penskoran dengan butir beda bobot. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan cara penskoran tanpa koreksi, dimana penskoran yang dilakukan dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar akan mendapat nilai satu. Untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa dilakukan dengan cara membagi jumlah jawaban yang benar dengan jumlah soal kemudian dikalikan seratus menurut Arifin (2012: 229). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat penjelasan di bawah ini:

  Skor = X 100 Keterangan : B = Jumlah jawaban benar

  N = Jumlah soal Skala = 0-100

  b) Menghitung rata-rata hasil belajar menurut Sudjana (2014:109) menggunakan rumus di bawah ini :

  ∑ =

  Keterangan: ̅ = rata- rata (mean) ∑ = jumlah seluruh skor

  N = banyaknya subjek

  c) Menentukan batas minimal ketuntasan belajar Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar yang didapat diakhir pelajaran dalam menjawab soal evaluasi mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan yaitu ≥ 68. Dalam menentukan kriteria tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat pada table 3.10.

  Tabel 3. 10 Kriteria Rentang Nilai Belajar Siswa

  Rentang Nilai Kriteria No 1 50 – 59 Kurang Sekali

  2 60 – 69 Kurang 3 70 – 79 Cukup 4 80 – 89 Baik 5 90 – 99 Baik Sekali

  Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:

  Tabel 3.11 Kriteria Ketuntasan

  Kriteria Ketuntasan Kualifikasi ≥68 Tuntas

  <68 Tidak Tuntas Berdasarkan tabel 3.11 mengenai data hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dianalisis dngan analisis deskriptif kualitatif. Adapun data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria penilaian kualitatif.

3.7 Indikator Kinerja

  Model kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 Semester II SDN 02 Randuacir Tahun pelajaran 20014/2015 dengan indikator 80% siswa tuntas dengan KKM ≥68 pada mata pelajaran IPA.

Dokumen yang terkait

SALINAN SK PERINGKAT AKREDITASI JURNAL ILMIAH PERIODE III TAHUN 2018

0 3 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri 4 Jambangan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri 4 Jambangan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 88

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 1 18

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 0 16

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 1 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Primkopkar “Manunggal” Damatex- Timatex Salatiga

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Snow Ball Throwing dalam Mata Pelajaran IPS Kelas VII C SMP Kristen Satya Wacana Semester II Tahun Pelajaran 2016-2017

0 1 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 9