Pengukuran Kualitas Produk dgn Metode Statistical Process Control

1

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK DENGAN
MOTODE STATISTICAL PROCESS CONTROL
(STUDI KASUS PT. INTERMASA)
Ainul Haq
Perumahan Jatiwaringin Asri Jl. Dieng V, Blok C14 No.12
RT 01 RW 17 Pondok Gede – Bekasi 17411
ahaqparinduri@yahoo.com

ABSTRAK
PT. INTERMASA merupakan salah satu perusahaan jasa di bidang percetakan. Berdiri
sejak tahun 1972 dengan dasar suatu upaya yang mulai dari kalangan Penerbit Nasional,
yang telah berkiprah rata-rata semenjak awal kemerdekaan, untuk mempunyai satu
industri offset modern. Sebagai dasar keseluruhan aktivitas PT. INTERMASA serta
komitmen seluruh personil yang ada untuk menjadikan PT. INTERMASA menjadi
pelaku bisnis berstandar internasional, maka sangat diperlukan penerapan Quality
Management System. Tujuan penelitian adalah mengukur kualitas produk tipe
paperback dengan metode statistical process control. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kombinasi dari pengamatan langsung dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode statistical process control tepat digunakan untuk

pengukuran kualitas produk tipe paperback. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas
produk dengan peta kendali pada proses perfect bending adalah terkendali (seragam),
sedangkan pengukuran pada proses printing menghasilkan data yang tak terkendali
(tidak seragam). Sedangkan penyebab cacat terbesar pada proses printing dan perfect
bending berturut – turut adalah kategori kotor dan lem meleleh.
Kata Kunci: Total Quality Management, Kualitas Produk , Statistical Process Control
PENDAHULUAN
Dunia Industri telah mengalami persaingan yang ketat dewasa ini. Banyaknya industri
sejenis telah menimbulkan persaingan bagi dunia industri untuk menawarkan produk
yang bermutu dan memiliki daya saing yang tinggi.
PT. INTERMASA mrerupakan salah satu perusahaan jasa di bidang percetakan.
Berdiri sejak tahun 1972 dengan dasar suatu upaya yang mulai dari kalangan Penerbit
Nasional, yang telah berkiprah
rata-rata semenjak awal kemerdekaan, untuk
mempunyai satu industri offset modern. Sebagai dasar keseluruhan aktivitas PT.
INTERMASA serta komitmen seluruh personil yang ada untuk menjadikan PT.
INTERMASA menjadi pelaku bisnis berstandar internasional, maka sangat diperlukan
penerapan Quality Management System.

2


Daily Control, merupakan komponen utama TQM dengan menggunakan alat
bantu Statistical Process Control. Statistical Process Control yang dimaksud disini
adalah pengendalian mutu produk selama masih ada dalam proses. Dalam mengadakan
pengendalian mutu tersebut dapat digambarkan batas atas (upper control limit) dan
batas bawah (lower control limit) beserta garis tengahnya (center line). Pengendalian
mutu proses statistik meliputi pengendalian mutu proses untuk data variable dan
pengendalian mutu proses untuk data atribut, (Ariani, 1999).
Metode statistical process control digunakan untuk mengukur kualitas produk tipe
paperback sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk dimasa sekarang dan yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian mutu statistik berkaitan dengan upaya menjamin kualitas dengan
memperbaiki kualitas proses dan upaya menyelesaiakan segala permasalahan selama
proses, ( Irawan, 2006). Pengendalian mutu proses statistik meliputi pengendalian mutu
proses untuk data variable dan pengendalian mutu proses untuk data atribut.
Pengendalian mutu proses untuk data variabel terdiri atas peta kendali rata-rata dan



range (peta X -R), peta kendali rata-rata dan standar deviasi (peta X -S), dan peta
kendali regresi. Sedangkan pengendalian mutu proses untuk data atribut terdiri atas peta
kendali p – chart, peta kendali np – chart, peta kendali u – chart, dan peta kendali c –
chart (Ariani, 1999).
Peta Kendali C
Menurut Grant (1991), peta kendali atribut c – chart adalah peta kendali untuk
ketidaksesuain (kecacatan) barang dimana besarnya subgroup sama. Contoh penerapan
c – chart adalah jumlah ketidaksesuaian permukaaan yang diamati dalam lembaran
yang dilapisi seng atau yang dicat pada daerah tertentu, jumlah ketidaksempurnaan
permukaan dalam selembar film foto, jumlah kerusakan pada titik-titik lemah dalam
isolasi pada panjang tertentu kawat .
Penentuan batas-batas kendali dalam Peta Kendali c-chart adalah sebagai berikut:
UCL = c + 3

c

CL = c
LCL = c - 3

c


3

Keterangan :
a. c = proporsi cacat per subgroup
b. c =  c / N

c = jumlah cacat per subgroup

c. N = banyaknya pengamatan / jumlah subgroup

Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat (Cause and effect diagram) digunakan untuk menganalisis
persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Dengan demikian
diagram tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab suatu persoalan.
Cause and effect diagram juga disebut Ishikawa diagram dan dikembangkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut Fishbone diagram karena berbentuk
seperti kerangka ikan.

Masalah


Masalah

Masalah

Lingkungan

Bahan

Prosedur

Gambar 1. Diagram sebab akibat
Sumber: Tampubolon (2001)

METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu penelitian.
Data yang didapat merupakan data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari
pengamatan di PT. Intermasa.
Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan penentuan cacat dominan dari seluruh proses
produksi buku tipe paperback dengan dimensi 20,8 x 13,8 cm. Kemudian dibuat peta
kendali c dan diagram fishbone. Dalam tahap ini, data-data yang telah terkumpul
diolah dengan bantuan program SPSS versi 13 dan Minitab versi 14.

4

Analisis Hasil
Setelah seluruh data terkumpul dan diolah dengan menggunakan program SPSS dan
Minitab, maka dilakukan analisis data secara lengkap dan menyeluruh terhadap hasil
penelitian dari control chart dan fishbone diagram.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Peta Kendali Pada Proses Printing dan Perfect Bending
Peta kendali digunakan untuk memonitor aktivitas dari suatu proses yang sedang
berlangsung dengan menggunakan metode grafis.. Sehingga dapat diketahui apakah
proses tersebut berada dalam batas kendali statistik atau tidak. Peta kendali yang sesuai
dengan data yang telah diperoleh adalah peta kendali c . Peta kendali c digunakan untuk
mengukur banyaknya ketidaksesuaian (specific point) untuk suatu item dalam suatu
periode pengamatan. Peta kendali c digunakan untuk jumlah sampel yang konstan.

Berdasarkan perhitungan Peta kendali c maka diperoleh nilai Central Line dari
proses cetak adalah sebesar 3.08. Sedangkan Lower center line dan Upper Center Line
adalah berturut-turut sebesar 0 dan 8.34. Karena titik sampel ke-12 berada diluar lower
central limit dan upper central limit maka dapat disimpulkan bahwa data adalah tidak
seragam. Sehingga perlu dilakukan perbaikan atau revisi pada peta c tersebut.

C Chart of Jumlah cacat
1

9

UCL=8.34

8

Sample Count

7
6
5

4

_
C=3.08

3
2
1
0

LCL=0
1

4

7

10

13

16
Sample

19

22

25

Gambar 2. Peta Kontrol c Pada Proses Cetak (sebelum direvisi)
Revisi Peta Kendali c dilakukan dengan cara menghilangkan data yang telah
diketahui berada di luar batas kontrol, sehingga tidak ada satupun data yang keluar dari
batas kontrol.

5

C Chart of Jumlah cacat
8

UCL=7.896


7

Sample Count

6
5
4
_
C=2.84

3
2
1
0

LCL=0
1

3


5

7

9

11

13
15
Sample

17

19

21

23

25

Gambar 3. Peta Kontrol c Pada Proses Cetak (setelah direvisi)

Berdasarkan peta kendali c, yang telah direvisi tersebut, terlihat bahwa tidak ada
satupun data yang keluar dari batas kontrol. Karena tidak ada satupun data yang keluar
dari batas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa data berasal dari suatu sistem yang
sama.
Walaupun tidak terdapat titik-titik yang berada diluar garis control limit pada peta
kontrol c buku tipe paperback dengan dimensi 20,8 x 13,8 , tetapi peta kontrol tersebut
dikatakan tidak stabil karena terdapat penyebaran data secara ekstrim pada pengamatan
ke 3, 9, 16 dan 19 . Karena proses tidak stabil maka harus dicari penyebab
ketidakstabilannya proses tersebut. Sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Berdasarkan perhitungan Peta kendali c maka diperoleh nilai Central Line dari
proses perfect bending adalah sebesar 0.967. Sedangkan Lower center line dan Upper
Center Line adalah berturut-turut sebesar 0 dan 3.916. Karena titik-titik sampel tidak
ada yang berada diluar lower central limit dan upper central limit maka dapat
disimpulkan bahwa data adalah seragam.

6

Peta Kendali C pada Proses Perfect Bending
4

UCL=3.916

Sample Count

3

2

1

_
C=0.967

0

LCL=0
1

4

7

10

13

16
Sample

19

22

25

28

Gambar 4. Peta Kontrol c Pada Proses Perfect Bending
Walaupun tidak terdapat titik-titik yang berada diluar garis control limit pada peta
kontrol c tipe paperback dengan dimensi 20,8 x 13,8, tetapi peta kontrol tersebut
dikatakan tidak stabil karena terdapat penyebaran data secara abnormal secara
mendadak. Dimulai pada pengamatan ke -3, 7, 10, 24 dan 29. selain itu juga terdapat
gelombang yang ekstrim pada pengamatan ke 9, 18, dan 28. Karena proses tidak stabil
maka harus dicari penyebab ketidakstabilannya proses tersebut. Sehingga dapat
dilakukan perbaikan.
Data Frekuensi Cacat Terbesar
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa cacat terbesar dari seluruh
proses produksi buku tipe paperpack dengan dimensi 20,8 x 13,8 cm dihasilkan oleh
dua proses utama yakni : Printing dan Perfect Bending. Data frekuensi cacat ini
selanjutnya digunakan pada pembuatan Diagram Sebab Akibat (fishbone diagram)
Proses Printing merupakan proses pentahapan pengalihan gambar (tinta) dari acuan
cetak ke bahan yang dicetak (kertas) dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Proses ini
menyumbangkan cacat terbesar pada buku tipe paperpack dengan dimensi 20,8 x 13,8
cm. Pada proses Printing terdapat beberapa jenis cacat yang dominan, dan hampir selalu
muncul setelah proses tersebut. Cacat tersebut diantaranya : kotor, warna tak standar
atau belang, botak, dan misregister.
a. Kotor adalah area kertas yang non-cetak yang harusnya bersih terkontaminasi tinta
cetak.
b. Warna tak standar atau belang. Warna cetaknya terserap tidak rata oleh kertas
c. Botak yaitu tidak tercetaknya teks pada kertas
d. Misregister yaitu warna cetak tidak tajam atau serasi

7

Berikut ini data cacat pada departemen kualitas bulan Maret 2008 untuk proses printing.
Tabel 1. Data Frekensi Cacat Pada Proses Printing
Jenis_cacat

Valid

kotor
belang
botak
misregister
Total

Frequency
64
56
36
22
178

Percent
36.0
31.5
20.2
12.4
100.0

Valid Percent
36.0
31.5
20.2
12.4
100.0

Cumulative
Percent
36.0
67.4
87.6
100.0

Sumber : Departemen Kualitas, PT. Intermasa (2008)

Jenis_cacat

kotor
belang
botak
misregister
22

64
36

56

Gambar 5. Jenis Cacat Pada Proses Printing
Proses Perfect binding merupakan proses penjilidan dengan cara melekatkan
helai-helai kertas menjadi satu blok naskah padat peda bagian sampul dan dililitkan
dengan lem. Proses ini menyumbangkan cacat kedua terbesar pada buku tipe paperpack
dengan dimensi 20,8 x 13,8 cm. Pada proses Perfect binding terdapat beberapa jenis
cacat yang dominan, dan hampir selalu muncul setelah proses tersebut. Cacat tersebut
diantaranya : lem meleleh dan jilid lari .
a. Lem meleleh adalah lem sebagai perekat mengalami proses meleleh pada bagian
punggung buku.
b. Jilid lari adalah terjadinya ketidak presisian antara sampul dengan isi buku.

8

Berikut ini data cacat pada departemen kualitas bulan Februari 2008 untuk
proses perfect bending.

Tabel 2. Data Frekensi Cacat Pada Proses Perfect Bending
Jenis_cacat

Valid

Frequency
48
30
78

lem meleleh
jilid lari
Total

Percent
61.5
38.5
100.0

Valid Percent
61.5
38.5
100.0

Cumulative
Percent
61.5
100.0

Sumber : Departemen Kualitas, PT. Intermasa (2008)

Jenis_cacat

lem meleleh
jilid lari

30

48

Gambar 6. Jenis Cacat Pada Proses Perfect Bending

Pembuatan Diagram Sebab Akibat (fishbone diagram)
Pembuatan diagram sebab akibat dimaksudkan untuk menunjukkan faktor-faktor
penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab itu. Untuk mengetahui sebab-sebab masalah tersebut, diperlukan identifikasi
secara menyeluruh, mulai dari penyebab utama, penyebab sekunder dan penyebab
tersier. Sedangkan akibat (effect) merupakan permasalahan utama yang harus
dipecahkan.
Fishbone diagram adalah grafik yang menyerupai tulang ikan yang digunakan
untuk menggambarkan faktor sebab dan akibat dari suatu masalah. Faktor akibat
tercantum di dalam kotak yang terdapat di sisi kanan kertas, sedangkan faktor penyebab

9

berada pada “tulang belakang” di sisi kiri dan kanan . Gambar 7 dan 8, menunjukkan
Fishbone diagram cacat kotor (proses printing) dan lem meleleh (proses perfect
bending).

Cause-and-EffectDiagram
Manusia

Mesin dan
Peralatan

Metode

slin Se
de ttin
r k ga
ura nb
ng lan
tep k et
at pa
da

Jumlahtinta berlebihan

Blanket sudahtua
Roller mengeras

Wa
kt
up
en
ga
tu
ran
sin
gk
at

ko Ce
nt k
inu ke
ke
ra

Tinta cetak terlaluencer

sa
ns
ec
ara

Operator terburu–
buru

Ink-rollers kotor
Blanket longgar

Plat cetak disimpanlebihdari 23
derajat Celsius dankelembaban
60%
Body tinta terlaluencer,cair danberminyak

Plat cetak terkontaminasi

Material

Lingkungan

Gambar 7. Diagram Sebab Akibat Cacat Kotor
Data penyebab cacat kotor pada proses printing dibagi atas 5 faktor yaitu metode,
lingkungan, manusia, material, mesin dan peralatan. Penyebab cacat berdasarkan
kategori metode terdiri atas jumlah tinta cetak yang berlebihan, blanket sudah tua, tinta
cetak terlalu encer, ink-rollers kotor. Berdasarkan kategori lingkungan terdiri atas plat
cetak terkontaminasi, plat disimpan pada suhu lebih 23 0 C dan kelembaban 60%.
Berdasarkan kategori manusia, penyebab cacat diantaranya adalah karena operator
terburu – buru. Berdasarkan kategori material, cacat disebabkan body tinta terlalu encer,
cair dan berminyak Sedangkan berdasarkan mesin dan peralatan, cacat disebabkan oleh
roller mengeras dan blanket longgar.

10

Cause-and-Effect Diagram
Manusia

Mesin dan
Peralatan

Metode
Se
s

Pe
ng
ga
nt
ian
Suku cadang aus

Ku
ra
ng

pe B
ra ah
w an
an s
ru tai
tin nle
ss
te
pa
t

Kurangnya
pelumasan

ste
el
&

Penempatan
anleg

Ko
nd
is i

ua
ika
n

de
ng
an
o
pla
h

te Se
pa ti
t ng
an

Penempatan lem berlebihan

t ek
an
an

ku
ra
ng

Roll berkarat

lem

tid
ak

Tekanan roll terlalu keras/longgar

st
an
da
r

Kelembaban ruangan terlalu tinggi
Lem kurang adhesive

Kertas lembab

Material

Lingkungan

Gambar 8. Diagram Sebab Akibat Cacat Lem Meleleh
Data penyebab lem meleleh pada proses perfect bending dibagi atas 5 faktor yaitu
metode, lingkungan, manusia, material, mesin dan peralatan. Penyebab cacat
berdasarkan kategori metode terdiri atas penempatan lem yang berlebihan, dan tekanan
roll terlalu keras/longgar. Berdasarkan kategori lingkungan disebabkan oleh
kelembaban ruangan terlalu tinggi. Berdasarkan kategori manusia, penyebab cacat
diantaranya adalah karena penempatan anleg kurang tepat. Berdasarkan kategori
material, cacat disebabkan kertas lembab dan lem kurang adhesive. Sedangkan
berdasarkan mesin dan peralatan, cacat disebabkan oleh suku cadang aus, kurangnya
pelumasan dan roll berkarat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas produk tipe paperback di PT.
Intermasa, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Metode Statistical Process Control tepat digunakan untuk pengukuran kualitas produk
tipe paperback.
Hasil pengukuran kualitas produk dengan peta kendali pada proses perfect bending
adalah terkendali (seragam), sedangkan pengukuran pada proses printing menghasilkan
data yang tak terkendali (tidak seragam).
Penyebab cacat terbesar pada proses printing dan perfect bending berturut – turut
adalah kategori kotor dan lem meleleh.
Setelah melakukan pengukuran produk dengan alat bantu Statistical Process
Control, peneliti menyampaikan saran yang mudah-mudahan dapat memberikan
masukan bagi pengembangan kualitas produk di PT. Intermasa , yaitu perlunya
pengendalian kualitas produk dilakukan secara terus-menerus untuk menjamin mutu
produk yang dihasilkan.

11

DAFTAR PUSTAKA
Ariani, D.W. Manajemen Kualitas, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999
Chang, Alat Peningkatan Mutu, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
Feigenbaum, A. V. Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga, Terjemahan Hudaya
Kandahjaya, Erlangga, Jakarta, 1992.
Grant, Pengendalian Mutu Statistik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1991.
Johnson, L.,ISO 9000: Meeting The International Standards, Mc Graw-Hill
International Edition, New York, 1993.
Irawan,N., Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14,
Andi,Yogyakarta, 2006.
Juran, J.M. dan Gryna, F..M. Quality Palnning and Analysis: From Product
Development Through Use, McGraw-Hill Co, Singapore, 1993.
Richardson, L., Total Quality Management, Delmar Publisher, New York, 1997.
Sallis, E., Total Quality Management In Education, Kogan Page Educational
Management Series, Kogan Page, Philadelphia, London, 1993
Scheward,W.A. Statistical Method from the Viewpoint of Quality Control,
Departement of Agriculture, Washington D.C.,1939
Snyder, M., Topics In just In Time Management, Allyn and Bacon,
Singapore, 1994.
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan: Konsep, Strategi,
dan Aplikasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Tampubolon, D.P., Perguruan Tinggi Bermutu: Paradigma Baru Manajemen
Pendidikan Tinggi Menghadapi Abad ke-21, PT. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2001.