Sistem Hukum dan Peradilan Indonesia kls
PETA KONSEP (KD 5.1) Sistem
Hukum
Sistem Hukum
1. Mr. E.M. Meyers
2. E. Utrecht, SH
3. S.M Amin, SH. dll
Tujuan Hukum
Sumber Hukum
SISTEM
HUKUM DAN
PERADILAN
NASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
Undang-undang
Kebiasaan
Yurisprudensi
Traktat
Doktrin
Penggolongan
Hukum
Peradilan Nasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Wujud
Ruang
Waktu
Pribadi
Isi
Tugas & Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
P. Umum
P. Agama
P. Militer
P. T. Ush Negara
M. Konstitusi
KOMPETENSI DASAR
2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung
dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
berbagai aspek kehidupan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan, serta hukum.
3.5 Memahami sistem hukum dan peradilan
nasional dalam lingkup NKRI.
4.5 Menyaji hasil telaah sistem hukum dan
peradilan nasional dalam lingkup NKRI.
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Menunjukkan perilaku taat pada sistem hukum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
yang berlaku di Indonesia.
Mengemukakan pengertian hukum dan tata
hukum Indonesia.
Mengemukakan tujuan hukum.
Mengkategorikan macam-macam hukum.
Menguraikan tata urutan peraturan hukum di
Indonesia.
Menjelaskan sistem peradilan di Indonesia.
Melaporkan sistem hukum dan peradilan nasional
dalam lingkup NKRI.
PENGERTIAN HUKUM
Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi
pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan
tugasnya
Drs. E. Utrecht, S.H, hukum adalah himpunan peraturan
(perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat
itu
S.M. Amin, S.H, hukum merupakan kumpulan peraturan
yang terdiri dari norma dan sanksi dengan tujuan
mewujudkan ketertiban dan pergaulan manusia
Lanjutan ……………….
Unsur-unsur Dalam Pengertian
Hukum :
• Peraturan mengenai tingkah laku
manusia dalam pergaulan masyarakat ;
• Peraturan itu diadakan oleh badanbadan resmi yang berwenang;
• Peraturan itu bersifat memaksa;dan
• Adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran peraturan tersebut.
Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah
dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem
hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada
suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh
setiap warganya.
Tujuan, Fungsi Hukum
Tujuan
1. Mendatangkan kemakmuran dan
2.
3.
4.
5.
6.
kebahagiaan pada rakyatnya
Mencapai keadilan dan
ketertiban
Mengatur pergaulan hidup
manusia secara damai
Memberi petunjuk bagi orangorang dalam pergaulan
masyarakat
Menjamin kebahagiaan
sebanyak-banyaknya pada
semua orang
Untuk mencapai keadilan yang
seadil-adilnya
Fungsi
1. Sebagai perlindungan.
Melindungi masyarakat
dari ancaman dan bahaya
2. Fungsi keadilan, hukum
sebagai penjaga
3. Dalam pembangunan
hukum digunakan sebagai
acuan, penentu arah,
tujuan dan pelaksanaan
pembangunan
4. Sebagai control sosial
Ciri dan Unsur Hukum
Ciri Hukum
Berisi perintah dan
larangan
Hukum itu tidak
sewenang-wenang, siapa
yang bersalah itu yang
akan di hukum
Mendapat perlakuan
yang sama dihadapan
hukum
Unsur Hukum
Peraturan mengenai
tingkah laku manusia dalm
pergaulan masyarakat
Peraturan itu diadakan
oleh badan-badan resmi
yang berwenang
Peraturan itu sifatnya
memaksa
Adanya sanksi yang tegas
terhadap pelanggaran
peraturan tersebut
Sifat Hukum
Hukum itu mengatur karena hukum
memuat peraturan-peraturan berupa
perintah dan larangan yang mengatur
tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat demi terciptanya
ketertiban dalam masyarakat. Kemudian
hukum itu memaksa karena hukum dapat
memaksa masyarakat untuk
mematuhinya. Apabila dilanggar akan
dikenakan sanksi yang tegas dan nyata.
Penggolongan Hukum
Wuju
d
Ruan
g
Wakt
u
Hukum
Priba
di
Tertulis
Tidak
Tertulis
Lokal
Nasional
Ius
Contitutum
Ius
Contituendu
Hk.Antar
m
Waktu Waktu
Publik
Internasion
al
Hk. Tata
Negara
Hk. Adm.
Negara
Hk. Pidana
Hk. Acara
Isi
Privat/Perd
atata
Tugas
dan
Fungs
i
Material
Formal
Pidana
Formal
Perdata
Formal
Satu
Golongan
Semua
GGolGolon
Antar
gan Gol.
Hk.
Perorangn
Hk.
Keluarga
Hk.
Kekayaan
Hk. Waris
g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata
BERDASARKAN
ISI
Hukum Pidana, pelanggar hukum pada
umumnya segera disikapi oleh pengadilan
setelah menerima berkas polisi yg
mengadakan penyelidikan dan
penyidikan. Tindakan Pidana (delik)
disengaja disebut delik doloes, & yg tidak
sengaja disebut delik coelpa.
Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata
baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah
ada pengaduan dari pihak yang merasa
dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu
(penggugat) dan pihak yang diadukan
(tergugat).
Tata Urutan Peraturan Hukum Di
Indonesia
Ketetapan
MPR
No.XX/MPR/19
66
Ketetapan
MPR
No.III/MPR/20
00
UU No. 10
Tahun 2004
UU No.12
Tahun 2011
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1. UUD 1945
2. UU /PERPPU
3. Peraturan
Pemerintah
4. Peraturan
Presiden
5. Peraturan
Daerah
1.
2.
3.
4.
UUD 1945
TAP MPR
UU/Perppu
Peraturan
Pemerintah
5. Keppres
6. Peraturan
Pelaksana
lainnya
• Permen
• Intruksi
Menteri
UUD 1945
TAP MPR
UU
PERPPU
Peraturan
Pemerintah
6. Keppres
7. Perda
UUD 1945
TAP MPR
UU / Perppu
Peraturan
Pemerintah
5. Peraturan
Presiden
6. Perda
Propinsi
7. Perda
Kabupaten
/Kota
Sistem Peradilan
Nasional
Peradilan merupakan proses mengadili
perkara sesuai dengan kategori perkara yang
diadili
Proses peradilan dilaksanakan disebuah
tempat yang dinamakan Pengadilan
Sistem Peradilan Nasional merupakan sistem
yang menjadi wahana bagi rakyat untuk
mencari keadilan sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku
Badan Peradilan
diIndonesia
Pasal 24 Ayat (2) UUD NRI menyatakan bahwa
“ Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan dibawahnya dalam lingkungan
peradilan umum,lingkungan peradilan
agama,lingkungan peradilan
militer,lingkungan peradilan tata usaha
negara,dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
Indonesia adalah negara Hukum,hal ini diatur
dalam UUD NRI 1945,Pasal 1 ayat 3
1.Peradilan Nasional
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya
dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah
Mahkamah
Agung
Pengadilan
Tinggi
Umum/Sipil
Pengadilan
Negeri
Umum/Sipil
Pengadilan
Tinggi Agama
Pengadilan
Agama
Negeri
Konstitusi
Pengadilan
Tinggi Militer
Pengadilan
Militer
Pengadilan
Tinggi Tata
Usaha Negara
Pengadilan
Tata Usaha
Negara
A. Peradilan Umum
Peradilan Umum berwenang menyelesaikan
perkara pidana dan perdata.
Kekuasaan peradilan dilingkungan Peradilan
Umum dilaksanakan oleh Pengadilan
Negeri,untuk wilayah kabupaten /kota,dan
Pengadilan Tinggi untuk wilayah propinsi
B. Peradilan Agama
Peradilan Agama berwenang menyelesaikan
perkara perdata dibidang tertentu atas
permohonan oarang yang beragama
Islam.Penyelesaian perkara yang diajukan
misalnya sengketa yang berkaitan dengan
nikah,talak,rujuk,dan perceraian.
Kekuasaan peradilan di lingkungan peradilan
agama dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri
Agama utk wilayah kabupaten /kota dan
Pengadilan Tinggi Agama utk wilayah propinsi
C.Peradilan Militer
Peradilan Militer berwenang menyelesaikan
perkara pidana militer/tentara.
Kekuasaaan peradilan dilingkungan Peradilan
Militer dilakukan oleh Mahkamah Militer untuk
wilayah kabupaten/kota dan Mahkamah Militer
Tinggi untuk wilayah propinsi
D. Peradilan Tata Usaha
Negara
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) atau
Peradilan Administrasi Negara berwenang
mengadili perkara tata usaha negara atau
administrasi negara.
Kekuasaan peradilan Tata Usaha Negara
dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri Tata
Usaha Negara untuk wilayah kabupaten /kota
dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
untuk wilayah propinsi
Yang termasuk ruang lingkup
kompetensi mengadili dari PTUN :
Bid.Sosial,yaitu gugatan atau permohonan terhadap
keputusan administrasi,tentang penolakan permohonan
suatu izin
Bid.Ekonomi,yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan
dengan perpajakan,merk,agraria dan sebagainya
Bid.Function Publique,yaitu gugatan atau permohonan yang
berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang
,misalnya bidang kepegawaian ,pemecatan,pemberhentian
hubungan kerja,dsb
Bid.HAM,yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan
dengan pencabutan hak milik sesesorang,penangkapan dan
penahanan yang tidak sesuai dengan prosedur hukum.
2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan
a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)
Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang
sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan
yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya
kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasanalasannya.
Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata di tingkat pertama.
Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan,
yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika,
Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU
dan perkara yang terdakwanya berada di dalam
Rumah Tahanan Negara.
b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)
Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi,
dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi
(Pengadilan Tingkat Banding).
Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.
• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan
Negeri di dalam daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan
di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya
peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan
sewajarnya.
• Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim
pengadilan negeri di daerah hukumnya.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan
Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk
yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam
daerah hukumnya.
Lanjutan ……………….
Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :
• Mengadili perkara yang diputus oleh
pengadilan negeri dalam daerah hukumnya
yang dimintakan banding.
• Berwenang untuk memerintahkan
pengiriman berkas-berkas perkara dan
surat-surat untuk diteliti dan memberi
penilaian tentang kecakapan dan kerajinan
para hakim.
Lanjutan ……………….
Tugas dan kewenangannya, mencakup :
•
•
•
•
•
•
•
Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.
Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang
yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau
penuntutan.
Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang
hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila
diminta.
Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di
daerah hukumnya.
Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan
menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama
dan sewajarnya.
Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng
tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa &
memutus perkara.
Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah
Lanjutan ……………….
Wewenang Mahkamah Agung :
• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi,
(terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau
Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan),
• Memeriksa dan memutus sengketa tentang
kewenangan mengadili,
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan
kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap,
• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang,
• Meminta keterangan tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua
Lingkungan Peradilan,
• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang
perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan
Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim
dalam memeriksa dan memutus perkara.
d. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003,
memiliki
wewenang dan kewajiban :
• Wewenang, mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji UU terhadap UUD, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,
memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan Pemilihan Umum.
• Kewajiban, yaitu memberi putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
A KONSEP (KD 2.4. & 2.5.)
Pengertian Korupsi
Gambaran Umum Korupsi
Persepsi Masyarakat
Korupsi
DI
Indonesi
a
Fenomena Korupsi
Upaya Pencegahan
Upaya Penindakan
Peran Serta Upaya
Pemberantasan
Upaya Edukasi Masyarakat
Upaya Edukasi LSM
3. Upaya Pemberantasan Korupsi
a. Pengertian Korupsi
Kata “korupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan
pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu
mengandung unsur “penyelewengan” atau “ketidak
jujuran”.
Kolusi, adalah
Nepotisme, adalah
permufakatan atau kerja
setiap perbuatan
sama secara melawan
penyelenggara negara
hukum antar
secara melawan hukum
penyelenggaraan negara
yang menguntungkan
atau antara
kepentingan keluarga
penyelenggara negara
dan atau kroninya di
dan lain yang merugikan
atas kepentingan
orang lain, masyarakat
masyarakat bangsa dan
dan atau negara.
negara.
Lanjutan ……………….
Pengertian Gratifikasi Menurut
Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun
2001
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi,
pinjaman
tanpa
bunga,
tiket
perjalanan,fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat
(1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika
Lanjutan ……………….
Penyebab Utama Korupsi di
Indonesia
Lemahnya komitmen
dan konsistensi
penegakan hukum;
Rendahnya integritas
dan profesio-nalisme ;
Adanya peluang di
lingkungan kerja,
karena jabatan dan
lingkungan masyarakat;
Merasa selalu kurang
dalam memperoleh
penghasilan (gaji PNS);
Sikap yang tamak,
lemah iman, kejujuran
Segitiga Korupsi
Dorongan
Kesempatan
Rasionalisasi
Hukum
Sistem Hukum
1. Mr. E.M. Meyers
2. E. Utrecht, SH
3. S.M Amin, SH. dll
Tujuan Hukum
Sumber Hukum
SISTEM
HUKUM DAN
PERADILAN
NASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
Undang-undang
Kebiasaan
Yurisprudensi
Traktat
Doktrin
Penggolongan
Hukum
Peradilan Nasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Wujud
Ruang
Waktu
Pribadi
Isi
Tugas & Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
P. Umum
P. Agama
P. Militer
P. T. Ush Negara
M. Konstitusi
KOMPETENSI DASAR
2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung
dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
berbagai aspek kehidupan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan, serta hukum.
3.5 Memahami sistem hukum dan peradilan
nasional dalam lingkup NKRI.
4.5 Menyaji hasil telaah sistem hukum dan
peradilan nasional dalam lingkup NKRI.
INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Menunjukkan perilaku taat pada sistem hukum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
yang berlaku di Indonesia.
Mengemukakan pengertian hukum dan tata
hukum Indonesia.
Mengemukakan tujuan hukum.
Mengkategorikan macam-macam hukum.
Menguraikan tata urutan peraturan hukum di
Indonesia.
Menjelaskan sistem peradilan di Indonesia.
Melaporkan sistem hukum dan peradilan nasional
dalam lingkup NKRI.
PENGERTIAN HUKUM
Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi
pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan
tugasnya
Drs. E. Utrecht, S.H, hukum adalah himpunan peraturan
(perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat
itu
S.M. Amin, S.H, hukum merupakan kumpulan peraturan
yang terdiri dari norma dan sanksi dengan tujuan
mewujudkan ketertiban dan pergaulan manusia
Lanjutan ……………….
Unsur-unsur Dalam Pengertian
Hukum :
• Peraturan mengenai tingkah laku
manusia dalam pergaulan masyarakat ;
• Peraturan itu diadakan oleh badanbadan resmi yang berwenang;
• Peraturan itu bersifat memaksa;dan
• Adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran peraturan tersebut.
Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah
dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem
hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada
suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh
setiap warganya.
Tujuan, Fungsi Hukum
Tujuan
1. Mendatangkan kemakmuran dan
2.
3.
4.
5.
6.
kebahagiaan pada rakyatnya
Mencapai keadilan dan
ketertiban
Mengatur pergaulan hidup
manusia secara damai
Memberi petunjuk bagi orangorang dalam pergaulan
masyarakat
Menjamin kebahagiaan
sebanyak-banyaknya pada
semua orang
Untuk mencapai keadilan yang
seadil-adilnya
Fungsi
1. Sebagai perlindungan.
Melindungi masyarakat
dari ancaman dan bahaya
2. Fungsi keadilan, hukum
sebagai penjaga
3. Dalam pembangunan
hukum digunakan sebagai
acuan, penentu arah,
tujuan dan pelaksanaan
pembangunan
4. Sebagai control sosial
Ciri dan Unsur Hukum
Ciri Hukum
Berisi perintah dan
larangan
Hukum itu tidak
sewenang-wenang, siapa
yang bersalah itu yang
akan di hukum
Mendapat perlakuan
yang sama dihadapan
hukum
Unsur Hukum
Peraturan mengenai
tingkah laku manusia dalm
pergaulan masyarakat
Peraturan itu diadakan
oleh badan-badan resmi
yang berwenang
Peraturan itu sifatnya
memaksa
Adanya sanksi yang tegas
terhadap pelanggaran
peraturan tersebut
Sifat Hukum
Hukum itu mengatur karena hukum
memuat peraturan-peraturan berupa
perintah dan larangan yang mengatur
tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat demi terciptanya
ketertiban dalam masyarakat. Kemudian
hukum itu memaksa karena hukum dapat
memaksa masyarakat untuk
mematuhinya. Apabila dilanggar akan
dikenakan sanksi yang tegas dan nyata.
Penggolongan Hukum
Wuju
d
Ruan
g
Wakt
u
Hukum
Priba
di
Tertulis
Tidak
Tertulis
Lokal
Nasional
Ius
Contitutum
Ius
Contituendu
Hk.Antar
m
Waktu Waktu
Publik
Internasion
al
Hk. Tata
Negara
Hk. Adm.
Negara
Hk. Pidana
Hk. Acara
Isi
Privat/Perd
atata
Tugas
dan
Fungs
i
Material
Formal
Pidana
Formal
Perdata
Formal
Satu
Golongan
Semua
GGolGolon
Antar
gan Gol.
Hk.
Perorangn
Hk.
Keluarga
Hk.
Kekayaan
Hk. Waris
g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata
BERDASARKAN
ISI
Hukum Pidana, pelanggar hukum pada
umumnya segera disikapi oleh pengadilan
setelah menerima berkas polisi yg
mengadakan penyelidikan dan
penyidikan. Tindakan Pidana (delik)
disengaja disebut delik doloes, & yg tidak
sengaja disebut delik coelpa.
Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata
baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah
ada pengaduan dari pihak yang merasa
dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu
(penggugat) dan pihak yang diadukan
(tergugat).
Tata Urutan Peraturan Hukum Di
Indonesia
Ketetapan
MPR
No.XX/MPR/19
66
Ketetapan
MPR
No.III/MPR/20
00
UU No. 10
Tahun 2004
UU No.12
Tahun 2011
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1. UUD 1945
2. UU /PERPPU
3. Peraturan
Pemerintah
4. Peraturan
Presiden
5. Peraturan
Daerah
1.
2.
3.
4.
UUD 1945
TAP MPR
UU/Perppu
Peraturan
Pemerintah
5. Keppres
6. Peraturan
Pelaksana
lainnya
• Permen
• Intruksi
Menteri
UUD 1945
TAP MPR
UU
PERPPU
Peraturan
Pemerintah
6. Keppres
7. Perda
UUD 1945
TAP MPR
UU / Perppu
Peraturan
Pemerintah
5. Peraturan
Presiden
6. Perda
Propinsi
7. Perda
Kabupaten
/Kota
Sistem Peradilan
Nasional
Peradilan merupakan proses mengadili
perkara sesuai dengan kategori perkara yang
diadili
Proses peradilan dilaksanakan disebuah
tempat yang dinamakan Pengadilan
Sistem Peradilan Nasional merupakan sistem
yang menjadi wahana bagi rakyat untuk
mencari keadilan sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku
Badan Peradilan
diIndonesia
Pasal 24 Ayat (2) UUD NRI menyatakan bahwa
“ Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan dibawahnya dalam lingkungan
peradilan umum,lingkungan peradilan
agama,lingkungan peradilan
militer,lingkungan peradilan tata usaha
negara,dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
Indonesia adalah negara Hukum,hal ini diatur
dalam UUD NRI 1945,Pasal 1 ayat 3
1.Peradilan Nasional
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya
dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah
Mahkamah
Agung
Pengadilan
Tinggi
Umum/Sipil
Pengadilan
Negeri
Umum/Sipil
Pengadilan
Tinggi Agama
Pengadilan
Agama
Negeri
Konstitusi
Pengadilan
Tinggi Militer
Pengadilan
Militer
Pengadilan
Tinggi Tata
Usaha Negara
Pengadilan
Tata Usaha
Negara
A. Peradilan Umum
Peradilan Umum berwenang menyelesaikan
perkara pidana dan perdata.
Kekuasaan peradilan dilingkungan Peradilan
Umum dilaksanakan oleh Pengadilan
Negeri,untuk wilayah kabupaten /kota,dan
Pengadilan Tinggi untuk wilayah propinsi
B. Peradilan Agama
Peradilan Agama berwenang menyelesaikan
perkara perdata dibidang tertentu atas
permohonan oarang yang beragama
Islam.Penyelesaian perkara yang diajukan
misalnya sengketa yang berkaitan dengan
nikah,talak,rujuk,dan perceraian.
Kekuasaan peradilan di lingkungan peradilan
agama dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri
Agama utk wilayah kabupaten /kota dan
Pengadilan Tinggi Agama utk wilayah propinsi
C.Peradilan Militer
Peradilan Militer berwenang menyelesaikan
perkara pidana militer/tentara.
Kekuasaaan peradilan dilingkungan Peradilan
Militer dilakukan oleh Mahkamah Militer untuk
wilayah kabupaten/kota dan Mahkamah Militer
Tinggi untuk wilayah propinsi
D. Peradilan Tata Usaha
Negara
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) atau
Peradilan Administrasi Negara berwenang
mengadili perkara tata usaha negara atau
administrasi negara.
Kekuasaan peradilan Tata Usaha Negara
dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri Tata
Usaha Negara untuk wilayah kabupaten /kota
dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
untuk wilayah propinsi
Yang termasuk ruang lingkup
kompetensi mengadili dari PTUN :
Bid.Sosial,yaitu gugatan atau permohonan terhadap
keputusan administrasi,tentang penolakan permohonan
suatu izin
Bid.Ekonomi,yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan
dengan perpajakan,merk,agraria dan sebagainya
Bid.Function Publique,yaitu gugatan atau permohonan yang
berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang
,misalnya bidang kepegawaian ,pemecatan,pemberhentian
hubungan kerja,dsb
Bid.HAM,yaitu gugatan atau permohonan yang berkaitan
dengan pencabutan hak milik sesesorang,penangkapan dan
penahanan yang tidak sesuai dengan prosedur hukum.
2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan
a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)
Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang
sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan
yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya
kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasanalasannya.
Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata di tingkat pertama.
Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan,
yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika,
Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU
dan perkara yang terdakwanya berada di dalam
Rumah Tahanan Negara.
b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)
Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi,
dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi
(Pengadilan Tingkat Banding).
Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.
• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan
Negeri di dalam daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan
di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya
peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan
sewajarnya.
• Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim
pengadilan negeri di daerah hukumnya.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan
Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk
yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam
daerah hukumnya.
Lanjutan ……………….
Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :
• Mengadili perkara yang diputus oleh
pengadilan negeri dalam daerah hukumnya
yang dimintakan banding.
• Berwenang untuk memerintahkan
pengiriman berkas-berkas perkara dan
surat-surat untuk diteliti dan memberi
penilaian tentang kecakapan dan kerajinan
para hakim.
Lanjutan ……………….
Tugas dan kewenangannya, mencakup :
•
•
•
•
•
•
•
Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.
Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang
yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau
penuntutan.
Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang
hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila
diminta.
Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di
daerah hukumnya.
Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan
menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama
dan sewajarnya.
Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng
tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa &
memutus perkara.
Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah
Lanjutan ……………….
Wewenang Mahkamah Agung :
• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi,
(terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau
Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan),
• Memeriksa dan memutus sengketa tentang
kewenangan mengadili,
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan
kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap,
• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang,
• Meminta keterangan tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua
Lingkungan Peradilan,
• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang
perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan
Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim
dalam memeriksa dan memutus perkara.
d. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003,
memiliki
wewenang dan kewajiban :
• Wewenang, mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji UU terhadap UUD, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,
memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan Pemilihan Umum.
• Kewajiban, yaitu memberi putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
A KONSEP (KD 2.4. & 2.5.)
Pengertian Korupsi
Gambaran Umum Korupsi
Persepsi Masyarakat
Korupsi
DI
Indonesi
a
Fenomena Korupsi
Upaya Pencegahan
Upaya Penindakan
Peran Serta Upaya
Pemberantasan
Upaya Edukasi Masyarakat
Upaya Edukasi LSM
3. Upaya Pemberantasan Korupsi
a. Pengertian Korupsi
Kata “korupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan
pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu
mengandung unsur “penyelewengan” atau “ketidak
jujuran”.
Kolusi, adalah
Nepotisme, adalah
permufakatan atau kerja
setiap perbuatan
sama secara melawan
penyelenggara negara
hukum antar
secara melawan hukum
penyelenggaraan negara
yang menguntungkan
atau antara
kepentingan keluarga
penyelenggara negara
dan atau kroninya di
dan lain yang merugikan
atas kepentingan
orang lain, masyarakat
masyarakat bangsa dan
dan atau negara.
negara.
Lanjutan ……………….
Pengertian Gratifikasi Menurut
Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun
2001
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi,
pinjaman
tanpa
bunga,
tiket
perjalanan,fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat
(1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika
Lanjutan ……………….
Penyebab Utama Korupsi di
Indonesia
Lemahnya komitmen
dan konsistensi
penegakan hukum;
Rendahnya integritas
dan profesio-nalisme ;
Adanya peluang di
lingkungan kerja,
karena jabatan dan
lingkungan masyarakat;
Merasa selalu kurang
dalam memperoleh
penghasilan (gaji PNS);
Sikap yang tamak,
lemah iman, kejujuran
Segitiga Korupsi
Dorongan
Kesempatan
Rasionalisasi