Pasar Barang bekas di denpasar (1)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonom klasik seperti Adam Smith berpendapat bahwa pasar bebas akan
cenderung ke arah keseimbangan ekonomi melalui mekanisme harga. “That is,
any excess supply (market surplus or glut) would lead to price cuts , which
decrease the quantity supplied (by reducing the incentive to produce and sell the
product) and increase the quantity demanded (by offering consumers bargains),
automatically abolishing the glut”. Artinya, ada kelebihan pasokan (surplus pasar
atau kekenyangan) yang akan menghasilkan potongan harga, penurunan jumlah
yang ditawarkan (dengan mengurangi insentif untuk memproduksi dan menjual
produk) dan meningkatkan kuantitas yang diminta (dengan menawarkan
konsumen tawar-menawar), secara otomatis akan menghapuskan kekenyangan.
Demikian pula, dalam pasar bebas, setiap permintaan berlebih (atau kekurangan)
akan menyebabkan kenaikan harga, mengurangi kuantitas yang diminta (sebagai
pelanggan adalah harga keluar dari pasar) dan meningkatkan jumlah yang
ditawarkan (sebagai insentif untuk memproduksi dan menjual produk naik).
Seperti

sebelumnya,


disekuilibrium

(di

sini,

kekurangan)

menghilang.

Penghapusan ini otomatis membedakan situasi pasar dari perencanaan pusat
skema, yang sering mengalami kesulitan mendapatkan harga yang tepat dan
menderita

kekurangan

terus-menerus

dari


barang

dan

jasa.

Pandangan ekonomi klasik tersebut diserang oleh 2 pandangan yang berbeda
yaitu, aliran utama ekonomi modern, Poin untuk kasus-kasus di mana
kesetimbangan tidak sesuai dengan kliring pasar (tetapi bukan untuk
pengangguran ), seperti dengan hipotesis efisiensi upah di ekonomi tenaga kerja.
Dalam beberapa hal paralel adalah fenomena penjatahan kredit , di mana bank
mempertahankan suku bunga rendah untuk menciptakan kelebihan permintaan
untuk pinjaman, sehingga mereka bisa memilah dan memilih siapa yang
meminjamkan kepada bank. Lebih jauh, keseimbangan ekonomi bisa sesuai
dengan monopoli , di mana perusahaan monopoli menjaga kekurangan buatan

1

untuk


menopang

harga

dan

memaksimalkan

keuntungan.

Di sisi lain, sekolah Austria dan Joseph Schumpeter berpendapat bahwa dalam
jangka pendek adalah ekuilibrium pernah dicapai karena semua orang selalu
berusaha mengambil keuntungan dari sistem harga dan sebagainya selalu ada
dinamika dalam sistem. kekuatan pasar yang bebas itu tidak menciptakan statis
atau ekuilibrium umum tetapi dalam mengatur sumber daya untuk memenuhi
keinginan

individu

dan


menemukan

metode

terbaik

untuk

membawa

perekonomian ke depan. (http://www.google.co.id/pasar-barang.html di akses
pada 10 Maret 2017)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pasar barang dan macam-macam pasar
barang?
2. Bagaimana kurva yang terbentuk?
3. Bagaimana pandangan Islam tentang pasar barang?
4. Apa saja yang mempengaruhi pasar barang?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pasar barang dan macam-macam pasar
barang
2. Untuk mengetahui kurva yang terbentuk
3. Untuk mengetahui padangan Islam tentang pasar barang
4. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi pasar barang
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini ialah setiap pembaca
dapat memperluas pengetahuan tentang ilmu ekonomi makro terutama dalam hal
keseimbangan pasar barang (kurva IS).
E. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai kajian dalam makalah ini,
maka penulis menyusunnya sebagai berikut.

2

Bab I : Pendahuluan, Berisi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan, Dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Isi, memaparkan jawaban dari rumusan masalah pada bab sebelumnya.
Bab III : Simpulan, pembahasan ini merupakan hasil keseluruhan kajian pada
makalah ini.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Barang dan Macam-macam Pasar Barang
Pasar barang ialah suatu sarana bertemunya penjual dan pembeli secara
langsung maupun tidak langsung untuk melakukan suatu kegiatan jual beli barang
dan jasa. Tingkat persaingan yang meliputi jumlah penjual dan pembeli yang
dihadapi pasar akan bisa menentukan bentuk struktur pasar. ( http://www.gurupendidikan.com di akses pada 16 Maret 17)
Pasar barang juga merupakan pasar dimana semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam
pasar barang merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di
dalam negeri, sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan
jasa yang diproduksi dalam negeri.
Teori keynes berpendapat bahwa kegiatan produksi, dan pemilikan faktorfaktor produksi masih bisa tetap dipercayakan kepada pengusaha-pengusaha
swasta, tetapi sekarang pemerintah wajib mengeluarkan kebijakan yang aktif

untuk mempengaruhi gerak perekonomian. Keynes tidak percaya akan kekuatan
hakiki dari sistem laissez faire untuk mengkoreksi diri sendiri, yaitu untuk
kembali pada posisi “full employment” secara otomatis. Full employment hanya
bisa dicapai dengan tindakan-tindakan terencana, dan bukan sesuatu yang akan
datang dengan sendirinya. ( Ekawarna dan Fachruddiansyah, 2010: 58).
Berikut ini macam-macam pasar barang:
1. Pasar barang konsumsi
Pasar barang konsumsi ini merupakan pasar barang yang memperjual
belikan barang barang yang digunakan dalam kehidupan sehari hari, ada
banyak macam barang yang digunakan seperti makanan pokok, pakaian,
dan lainnya
2. Pasar barang produksi
Merupakan pasar barang produksi yang memperjual belikan alat alat untuk
memproduksi suatu barang, contohnya adalah alat alat untuk pertanian,
alat untuk transportasi, dan lain sebagainya

4

3. Pasar persaingan yang sempurna
Merupakan pasar yang memiliki penjual dan pembeli yang banyak dengan

barang yang dijual bersifat homogeny, sehingga harga di tentukan oleh
pasar itu sendiri. penjual dan pembeli juga memiliki kebebasan dalam
keluar masuk pasar. Harga yang ada pada pasar ini adalah kesepakatan
antara penjual dan pembeli. Dalam pasar ini maka perusahaan mendapat
keuntungan yang lebih diatas normal, perusahaan juga dalam keadaan
BEP, dan perusahaan akan merugi rata rata namun mampu membayar
biaya variable.
4. Pasar Monopoli
Merupakan pasar yang hanya memiliki satu penjual saja, sehingga tidak
ada penjual yang mampu memasuki kedalam pasar tersebut. pasar ini
memiliki jumlah pembeli yang sangat banyak sehingga harga ditentukan
secara

mutlak

oleh

satu

perusahaan


tersebut.

5. Pasar Oligopoli
Merupakan pasar yang memiliki beberapa penjual atau perusahaan saja,
dan kata oligopoly memiliki makna bahwa adanya persaingan antara
beberapa perusahaan atau penjual
6.Pasar persaingan monopolistic
Merupakan perusahaan yang sering menyebar resiko kerugian dengan
membuat atau memproduksi berbagai produk akan tetapi masih dalam satu
perusahaan. Anda bisa melihatnya jika anda pergi ketoko maka anda bisa
melihat ada banyak jenis benda yang diperjual belikan namun hanya ada
satu merk saja.
Dalam ekonomi konvensional, keseimbangan umum dapat terjadi apabila
pasar barang dan pasar uang ada di dalam keseimbangan. Dalam keadaan
keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)
yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)
yang seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uang. Namun, dalam
ekonomi Islam, sistem bunga dihapuskan.


5

Posisi keseimbangannya tercapai apabila permintaan agregat sama dengan
penawaran agregat. Menurut pendekatan tersebut, posisi ini mencapai tingkat
harga dan tingkat output keseimbangan (p* , q*). Untuk setiap tingkat permintaan
agregat

Z ada satu pasang P dan Q yang merupakan tingkat harga output

keseimbangan baru (P*, Q* baru). Demikian pula apabila, misalnya G tidak
berubah. Dan mencoba berbagai I dan menanyakan P dan Q keseimbangan yang
dihasilkannya. Tetapi I itu sendiri, dalam teori Keynes, ditentukan oleh kurva
MEC dan tingkat bunga (r). jika kurva MEC dengan anggapan tertentu posisinya,
maka I ditentukan oleh berapa r.
Jadi untuk setiap tingkat r, maka diperoleh suatu tingkat I tertentu dan,
melalui proses multiplier, menentukan suatu tingkat Z tertentu. Dengan diketahui
tingkat Z ini maka dapat menentukan tingkat P dan Q keseimbangannya. Dengan
mencoba proses ini untuk berbagai tingkat r, dan memperoleh informasi sebagai
berikut:
+


_

r1

I1

Z1

P*1,

Q*1

r2

I2

Z2

P*2,

Q*2

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

rn

In

Zn

P*n,

Q*n

Gambar 2.1 Syarat Keseimbangan di Pasar Barang
Apabila berbagai nilai r dan nilai Q* (keseimbangan) ini digambarkan
dengan r pada sumbu vertikal dan Q* pada sumbu mendatar, maka diperoleh
kurva sebagai berikut:

6

Gambar 2.2 Kurva IS
Kurva tersebut menelusuri berbagai tingkat r dan Q yang memenuhi syarat
keseimbangan di pasar barang. Kurva ini disebut kurva IS, untuk mengingatkan
bahwa setiap titik pada kurva ini menjamin bahwa pengeluaran investasi I yang
diinginkan oleh para investor persis

sama dengan jumlah tabungan S yang

disisihkan oleh sektor Rumah Tangga.
Keseimbangan antara S (saving) dan I tidak lain adalah juga keseimbangan
antara permintaan agregat atau pengeluaran agregat Z dengan pendapatan agregat
Y, yaitu keseimbangan pada sisi permintaan di pasar barang (apa yang diperoleh
sebagai pendapatan Y = C + S persis sama dengan apa yang ingin dibelanjakan
oleh masyarakat Z = C + S sehingga S = I).
Mengapa kurva IS mempunyai slope negatif? Memang demikian, sebab pada
tingkat r yang tinggi, I rendah, sehingga Z rendah, dan ini cenderung
menghasilkan P* dan Q* yang rendah. Sebaliknya, tingkat r yang rendah
menghasilkan I dan Z dan P* dan Q* yang tinggi. Jadi tingkat r berkaitan dengan
Q* dengan arah yang berlawanan (slope negatif).
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan
“investasi” dan “tabungan”.
Dengan asumsi perekonomian tertutup, dimana ekspor adalah nol, maka
pengeluaran yang direncanakan sebagai:
-

jumlah konsumsi C,

-

investasi yang direncanakan I,

7

-

pembelian pemerintah G.
E=C+I+G
Dimana : C = C(Y – T)
Persamaan ini menunjukkan bahwa konsumsi tergantung pada pendapatan
disposibel (Y – T), yang merupakan pendapatan total Y dikurangi pajak T.
Diasumsikan investasi yang direncanakan adalah tetap I, dan kebijakan
fiskal-tingkat pembelian dan pajak pemerintah- adalah tetap G dan T.
Sehingga dikombinasikan menjadi :

E = C(Y – T) + I + G
Selanjutnya perekonomian berada dalam keseimbangan (equilibrium) ketika
pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan. Asumsi ini
didasarkan

pada

gagasan

bahwa

ketika

rencana

orang-orang

telah

direalisasikan, mereka tidak mempunyai alasan untuk mengubah apa yang
mereka lakukan. Mengingat Y sebagai GDP aktual tidak hanya pendapatan
total tetapi juga pengeluaran total atas barang dan jasa, sehingga dapat ditulis
kondisi keseimbangan sebagai :
Pengeluaran Aktual = Pengeluaran Yang Direncanakan
Y

=

E

Dapat disimpulkan, kurva IS menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga dan
tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk
barang dan jasa. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke
kanan. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi
permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri.
(http://www.google.co.id/pasar-barang.html di akses pada 10 Maret 2017 )
B. Keseimbangan di Pasar barang
Penciptaan/pengadaan barang di awali oleh proses pengadaan yang dibiayai
oleh investasi. Besar kecilnya investasi nasional berdasarkan teori Keynes sedikit
banyak tergantung dari besar kecilnya tingkat tabungan nasional yang pola
perilakunya bergantung pada tingkat suku bunga, sedangkan besar kecilnya

8

tabungan bergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan nasional, sehingga
dalam pasar barang yang sangat berperan adalah besar kecilnya tingkat tabungan
dan investasi. ( Iskandar Putong, 2013: 327 ).
Tabungan merupakan sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi (S = Y –
C), yang dalam jangka pendek fungsi tabungan itu adalah : S = - Co + sY, dimana
s adalah MPS sedangkan investasi adalah pengeluaran secara sengaja dalam
rangka memperbesar kapasitas produksi untuk mendapat keuntungan ekonomi.
Dengan

demikian

investasi

yang

dibahas

disini

adalah

investasi

induced(begantung pada tingkat suku bunga) yang persamaan fungsinya dalam
jangka pendek adalah : I = Io – er dimana e adalah

∆ I /∆ r

= marginal

propensity of interest. ( Iskandar Putong, 2013: 327 ).
Dalam hal tertentu memang tabungan bergantung pada tingkat pendapatan,
akan tetapi bila persamaan tabungan kita rubah maka : bila S = -Co + sY akan
menjadi Y = S/MPS + Co/MPS, artinya besar kecilnya tingkat pendapatan
sedemikian hingga juga bergantung pada besar kecilnya tingkat tabungan (dan
konsumsi tentunya) yang ada. Demikin juga dengan investasi, bila dalam
kenyataanya tingkat investasi bergantung pada tingkat bunga, maka berikut ini
tingkat bunga justru bergantung dari beberapa besarnya tingkat investasi dengan
persamaan fungsi adalah sebagai berikut: r =

Io I

e e

Itulah sebabnya dalam mekanisme pasar, hubungan antara tingkat tabungan
dengan pendapatan dan hubungan antara tingkat investasi dengan suku bunga
saling timbal balik, dan karenanya perlu dicari keseimbangan nilai suku bunga
dan pendapatan nasional agar kondisi pasar barang relatif stabil. Untuk
menyeimbangkan pasar barang tersebut maka:
Bila S = -Co + sY dan I = Io – er, keseimbangan terjadi bila I = S, sehingga:
-Co + sY = Io – er,
sY = Io + Co – er → er = Io + Co – sY

9

dengan demikian :
1. Pendapatan nasional keseimbangan untuk pasar barang adalah:
Io +Co−er
Y=
MPS
2. Suku bunga keseimbangan untuk pasar barang adalah:
Io +Co−sY
r=
e
C. Pasar Barang dan Kurva IS Dalam Persfektif Islam
Pada sistem ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan, sehingga keseimbangan
di pasar barang pada ekonomi Islam ini sangat berbeda dengan keseimbangan
pasar barang pada system ekonomi konvensional. Hal ini karena system bunga
dihapuskan dan diganti dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (r). Secara
matematis, hubungan fungsional antara pengeluaran konsumsi rumah tangga (C)
dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai berikut :
C = f ( Y) dengan C = C1 + C2
C1 = pendapatan muzakki ; C2 = pendapatan mustahiq
Investasi perusahaan dalam ekonomi Islam tergantung dari tingkat keuntungan
yang diharapkan dan biaya asset yang kurang produktif. Makin tinggi keuntungan
yang diharapkan, dan makin besar biaya asset yang kurang produktif maka
semakin

besar

investasi

yagn

dilaksanakan

dan

sebaliknya.

Dalam analisis keseimbangan sektot riil, kondisi keseimbangan perekonomian
dapat digambarkan kedalam sebuah kurva yang disebutkan kurva ISI. Kurva ISI
adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat keuntungan
yang diharapkan ( R) dan pendaptan nasional (Y), yang dimana pasar barang
berada dalam kondisi keseimbangan .
Pergeseran fungsi investasi dan fungsi tabungan (atau fungsi konsumsi) akan
mengakibatkan pergeseran kurva ISI. Kenaikan biaya atas asset yang kurang
produktif (menganggur) akan menyebabkan meningkatnya permintaan investasi
dan sepanjang tidak ada perubahan fungsi tabungan, akan mengakibatkan
pergeseran kurva ISI ke kanan bawah.

10

D. Hal – hal Yang Mempengaruhi Keseimbangan Pasar
Dalam diagram, sederhana menggambarkan dari kurva penawaran dan
permintaan, kuantitas yang diminta dan ditawarkan pada harga P adalah sama.
Pada setiap harga di atas penawaran P melebihi permintaan, sedangkan pada harga
di bawah P kuantitas yang diminta melebihi yang disediakan. Dengan kata lain,
harga di mana permintaan dan penawaran tidak seimbang yang disebut poin
disekuilibrium, menciptakan kekurangan dan kelebihan pasokan. Perubahan
kondisi permintaan atau penyediaan akan menggeser kurva permintaan atau
penawaran. Hal ini akan menyebabkan perubahan harga keseimbangan dan
kuantitas di pasar.
Coba Pertimbangkan permintaan berikut dan skedul penawarannya:
Tabel 2.1 Permintaan 1
Harga($)
Permintaan
Persediaan
8,00
6000
18000
7,00
8000
16000
6,00
10000
14000
5,00
12.000
12000
4,00
14.000
10000
3,00
16.000
8000
2,00
18000
6000
1,00
20000
4000
Sumber: http://www.google.co.id/pasar-barang.html di akses pada 10 Maret 2017


Harga ekuilibrium di pasar adalah $ 5,00 di mana permintaan dan

penawaran yang sama pada 12.000 unit


Jika harga pasar saat ini adalah $ 3,00 - akan ada permintaan berlebih

untuk 8.000 unit, menciptakan kekurangan.


Jika harga pasar saat ini adalah $ 8.00 - akan ada kelebihan pasokan

12.000 unit.
Bila ada kekurangan di pasar kita melihat bahwa, untuk memperbaiki
ketidakseimbangan ini, harga barang yang akan ditingkatkan kembali ke
harga $ 5.00, dengan demikian mengurangi kuantitas yang diminta dan
meningkatkan kuantitas yang ditawarkan dengan demikian bahwa pasar
seimbang.
11

Jika ada kelebihan pasokan barang, seperti saat harga di atas $ 6,00, maka
kita melihat bahwa produsen akan menurunkan harga untuk meningkatkan
kuantitas yang diminta untuk kebaikan, sehingga menghilangkan kelebihan
dan mengambil pasar kembali ke ekuilibrium.
1. Perubahan Harga
Perubahan harga keseimbangan dapat terjadi melalui perubahan baik
dalam pasokan atau permintaan jadwal. Misalnya, peningkatan permintaan
melalui peningkatan tingkat pendapatan disposable dapat menghasilkan
permintaan baru dan jadwal pasokan, seperti berikut:
Tabel 2.2 Permintaan dan Penawaran 2
Harga ($)
Permintaan
Penawaran
8,00
10.000
18.000
7,00
12.000
16000
6,00
14.000
14000
5,00
16.000
12000
4,00
18.000
10000
3,00
20.000
8000
2,00
22.000
6000
1,00
24.000
4000
Sumber: http://www.google.co.id/pasar-barang.html di akses pada 10 Maret 2017
Di sini kita melihat bahwa peningkatan pendapatan yang dibelanjakan
akan meningkatkan kuantitas yang diminta dari yang baik dengan 4.000
unit dengan harga masing-masing. Hal ini memiliki pengaruh perubahan
harga di mana kuantitas yang ditawarkan sama dengan jumlah yang
diminta. Dalam hal ini kita melihat bahwa dua sama satu sama lain dengan
harga meningkat sebesar $ 6,00. Peningkatan permintaan akan memiliki
pengaruh yang menggeser kurva permintaan ke kanan. Perhatikan bahwa
penurunan disposable income akan memiliki efek berlawanan di pasar
ekuilibrium.
Kita juga akan melihat perilaku yang sama di harga bila ada perubahan
dalam jadwal pasokan, terjadi melalui perubahan teknologi, atau melalui
perubahan biaya bisnis. Peningkatan teknologi atau penurunan biaya akan
memiliki efek meningkatkan kuantitas yang ditawarkan dengan harga
masing-masing, sehingga mengurangi harga ekuilibrium. Di sisi lain,

12

penurunan atau peningkatan teknologi biaya bisnis akan menurunkan
kuantitas yang ditawarkan dengan harga masing-masing, sehingga
meningkatkan harga ekuilibrium.
2. GNP Terlalu Tinggi
Anggaplah untuk beberapa alasan GNP aktual, Y 1, adalah lebih tinggi
dari ekuilibrium GNP, Y', seperti yang ditunjukkan dalam diagram
sebelah. Dalam hal ini permintaan agregat dibaca dari fungsi AD M. (Y 1)
sepanjang sumbu vertikal. Kami proyek penawaran agregat, Y 1, dengan
sumbu vertikal dengan menggunakan 45 °-line sehingga kita dapat
membandingkan penawaran dengan permintaan. Ini membantu kita untuk
melihat bahwa Y 1>AD (Y 1), yaitu, penawaran agregat lebih besar dari
permintaan agregat.
Total Ketika permintaan kurang dari persediaan yang ada, barang akan
mulai menumpuk di rak-rak di toko-toko. Itu karena, atas dasar harga
berlaku (dan faktor lainnya tetap), rumah tangga, bisnis dan pemerintah
lebih suka membeli kurang dari tersedia untuk dijual. Dengan demikian,
persediaan mulai naik. Pedagang, berhadapan dengan mengisi gudang,
mengirim barang pesanan kepada produsen lebih sedikit. Produsen
menanggapi perintah yang lebih sedikit dengan memproduksi kurang, dan
dengan demikian GNP mulai jatuh.
Sebagai GNP turun, pendapatan netto juga turun yang menyebabkan
penurunan permintaan agregat juga. Dalam diagram, ini dipandang sebagai
suatu gerakan sepanjang kurva AD dari Y 1 ke Y '. Namun, GNP jatuh
pada tingkat yang lebih cepat, di sepanjang garis Y = AD dalam diagram.
Akhirnya, penurunan penawaran agregat menangkap sampai dengan
penurunan permintaan saat kesetimbangan dicapai pada Y '. Pada titik ini,
permintaan agregat sama dengan penawaran agregat dan tidak ada lagi
akumulasi persediaan.
Adalah penting untuk mengenali persepsi umum / intuisi yang tidak terus
dalam proses penyesuaian keseimbangan. Banyak siswa membayangkan
kasus persediaan meningkat dan bertanya, "apakah produsen akan
menurunkan harga mereka untuk membuang kelebihan?" Dalam situasi
dunia nyata ini sering akan terjadi, bahwa respons melanggar asumsi
13

ceteris paribus model ini. Kami mengasumsikan di sini bahwa tingkat
harga US, P $, dan akibatnya semua harga dalam perekonomian, tetap
tetap dalam penyesuaian ke ekuilibrium baru. Kemudian, dengan versi
yang lebih rumit model, beberapa fleksibilitas harga dianggap.
3. GNP Terlalu Rendah
Anggaplah untuk beberapa alasan, GNP aktual, Y2, lebih rendah dari
ekuilibrium GNP, Y ', seperti yang ditunjukkan dalam diagram sebelah.
Dalam hal ini permintaan agregat dibaca dari fungsi AD M. (Y 2)
sepanjang sumbu vertikal. Kami memproyeksikan penawaran agregat, Y 2,
dengan sumbu vertikal dengan menggunakan 45 °. Hal ini menunjukkan
bahwa AD (Y 2)> Y 2, yaitu permintaan agregat lebih besar daripada
penawaran agregat.
Ketika jumlah permintaan melebihi pasokan, persediaan barang yang
sebelumnya telah terakumulasi akan mulai habis di toko. Itu karena, atas
dasar harga berlaku (dan semua parameter eksogen tetap lainnya), rumah
tangga, bisnis dan pemerintah lebih memilih untuk membeli lebih dari
yang dibutuhkan untuk menjaga stok pada tingkat yang konstan. Pedagang
berhadapan dengan persediaan habis dan kemungkinan kehabisan barang
untuk menjual, mengirim perintah kepada produsen untuk kuantitas yang
lebih besar barang. Produsen menanggapi lebih banyak pesanan dengan
memproduksi lebih banyak dan dengan demikian GNP mulai naik.
Sebagai GNP naik, disposable income juga naik yang menyebabkan
kenaikan permintaan agregat juga. Dalam diagram, ini dipandang sebagai
suatu gerakan sepanjang kurva AD dari Y 2 ke Y '. Namun, GNP naik di
tingkat yang lebih cepat, di sepanjang garis Y = AD dalam diagram.
Akhirnya, kenaikan penawaran agregat menangkap sampai dengan
peningkatan permintaan ketika kesetimbangan dicapai pada Y '. Pada titik
ini, permintaan agregat sama dengan penawaran agregat dan tidak ada
penurunan lebih lanjut persediaan.

14

BAB III
SIMPULAN
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang
merupakan agregasi dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri,
sementara yang menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang
diproduksi dalam negeri.

15

Keseimbangan dipasar barang menunjukan bahwa peningkatan tingkat suku
bunga akan mendorong penurunan output. Namun dalam Islam, suku bunga
diganti dengan ekonomi bagi hasil, sehingga insentif dalam melakukan investasi
adalah besaran bagi hasil. Besaran bagi hasil yang menjadi daya tarik bagi
investor untuk melakukan investasi adalah share dari keuntungan yang dibagi
kepada investor dan kepada pengelola. Semakin besar bagian bagi hasil yang akan
diterima oleh investor, idealnya akan meningkatkan motivasi bagi investoruntuk
semakin banyak melakukan investasi. Demikian juga dengan return, semakin
besar profit dalam suatu investasi, maka tingkat bagi hasil akan semakin tinggi.
Hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan pasar barang diantaranya Perubahan
Harga, GNP yang terlalu tinggi, dan GNP yang terlalu rendah.

DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber dari Buku
Putong, Iskandar. 2013. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Edisi 5. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Ekawarna, dan Fachruddiansyah. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta:
Gaung Persada.
B. Sumber dari Internet

16

http://www.miung.com/2016/12/pengertian-pasar-barang-dan-macam.html
di akses pada 16 Maret 2017
http://www.google.co.id/pasar-barang.html di akses pada 10 Maret 2017

17