Konsep Perencanaan di Bidang Pendidikan

Konsep Perencanaan di Bidang Pendidikan
A. Filsafat Perencanaan
Pandangan filosofi tentang perencanaan pendidikan beraneka ragam tergantung
dari sudut pandangnya, ada beberapa pendapat yang dikutip mengatakan sebagai berikut;
1. Sintesis Manheim (1949), perencanaan sebagai suatu cara berpikir ; Dahl dan Liblon
(1953), perencanaan sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Etzioni (1969),
perencanaan sebagai proses bimbingan sosial dimana control sosial dan consensus harus
diarahkan untuk mengoptimalkan keseimbangan antara pengawasan yang ketat dengan
consensus yang lemah. 2. Rasionalisme Perencanaan dipandang sebagai suatu bentuk
pengambilan keputusan, suatu proses yang mengikuti langkah-langkah prosedural dalam
pengambilan keputusan. 3. Pengembangan organisasi Benis (1969), perencanaan adalah
sebagai salah satu metode perencanaan, yaitu proses pembelajaran mengenai kesadaran
dan perilaku anggota organisasi. 4. Empirisme Teori perencanaan yaitu 1) aliran yang
memusatkan perhatiannya pada aspek politik dan realitas fungsi ekonomi pada skala
nasional dan 2) aliran yang memfokuskan perhatiannya pada bebagai studi politik
pembangunan kota.
B. Tujuan Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses
pembangunan dan atau pelaksanaan suatu kegiatan, berkaitan dengan awal dimulainya
proses pembangunan tersebut. Sehingga bila telah dimulainya suatu proses pembangunan
tidak mungkin tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Suatu organisasi dikatakan

berhasil menyelesaikan proses pembangunan sebab memang telah melakukan perencanaan
terlebih dahulu, perencanaan yang baik akan menghasilkan output dan outcome yang
memuaskan sesuai dengan harapan. Mengingat pentingnya suatu perencanaan maka bila
suatu proses kegiatan sudah melakukan perencanaan terlebih dahulu bisa dianggap proses
kegiatan tersebut telah berhasil 50% kelancaran menuju hasil yang akan dicapai.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik makna perencanaan-perencanaan dalam
kegiatan apapun memiliki beberapa tujuan yang mendasari antara lain: 1. Standar
pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya. 2. Mengetahui
kapan pelaksanaan dan kapan selesainya suatu kegiatan. 3. Mengetahui siapa saja yang
terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya. 4.
Mendapatkan kagiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan. 5.
Meminimalkan kegatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga,dan
waktu. 6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pembelajaran. 7.
Menyerasikan dan memadukan beberpa subkegiatan. 8. Mendeteksi hambatan kesulitan
yang bakal ditemui. 9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
C. Manfaat Perencanaan
Tujuan dengan manfaat berbeda dalam mendeskripsikan kata tersebut, jika tujuan
lebih menitikberatkan pada arah yang hendak dicapai dari suatu proses kegiatan,
sedangkan manfaat dimaknai sebagai kegunaan dari suatu hasil yang telah didapat atau
lebih menitik beratkan pada hasil guna suatu produk dari proses kegiatannya. Suatu

perencanaan akan bermanfaat sebagai; standar pelaksanaan dan pengawasan, pemilihan
berbagai alternative terbaik, penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi, membantu manajer menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan, alat memudahkan dlam berkoordinasi dengan pihak terkait,
dan alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

D. Definisi Perencanaan Pendidikan
Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang
yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu
Negara.
Menurut Beeby, perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha melihat ke masa
depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan
politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan
bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan menentukan berhasil
tidaknya suatu program khususnya untuk mencapai tujuan dan fungsi pendidikan, suatu
program yang tidak melalui perencanaan yang baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan

sekecil dan sebesar apapun jika tanpa ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang
untuk gagal. Meskipun, dengan perencanaan yang sudah baik kadang hasilnya belum
sesuai yang diharapkan itu karena dalam pelaksanaan perencanaan tersebut kita melanggar
atau keluar jalur dari garis perencanaan tersebut. Sehingga yang salah bukan
perencanaannya tetapi pelakunya sendiri.
E. Model Perencanaan Pendidikan
1. Model Komprehensif yang digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan
dalam sistem pendidikan secara menyeluruh.
2. Model Pembiayaan dan Keaktifan Biaya yang digunakan untuk menganalisis proyek
dengan kriteria efisiensi dan efektivitas.
3. Model PPBS (Planning, Programming, Budgeting System) yang merupakan suatu
pendekatan sistematis dan komprehensif yang berusaha menentukan tujuan,
mengembangkan program-program untuk dicapai dengan menggunakan anggaran
seefisien dan seedektif mungkin dan mampu menggambarkan kegiatan program
jangka panjang.
4. Model Target Setting yang digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksi
tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
F. Fungsi Perencanaan Pendidikan
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan

mengerjakannya. Beishline (1957) mengungkapkan bahwa; Perencanaan menentukan apa
yang harus dicapai (menentukan waktu secara kualitatif), dan bila hal itu harus dicapai,
dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang
bertanggungjawab, mengapa hal itu harus dicapai. Dari pendapat tersebut jelas diketahui
bahwa pada dasarnya membuat perencanaan itu menyangkut 5 W+I H (What, Who, Why,
When, Where dan How) yang secara singkatnya akan dijelaskan sebagai berikut;
1. What : Apa yang harus dikerjakan
2. Why : Mengapa pekerjaan itu harus dilakukan
3. Who : Siapa yang akan mengerjakan

4. When : Kapan pekerjaan tersebut dikerjakan
5. Where : Dimana pekerjaan itu dilakukan
6. How : Bagaimana cara mengerjakannya
Untuk itulah dalam membuat sebuah perencanaan yang baik, seorang pemimpin
harus benar-benar tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan bisa memprediksi
kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul di masa yang akan datang. Lebih lanjut
Roger A. Kauffman (1972) menjelaskan bahwa Perencanaan adalah proses penentuan
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang
diperlukan untuk seefisien dan seefektif mungkin.
Perencanaan adalah Suatu keaktifan pimpinan untuk meramalkan keadaan yang

akan datang dalam mencapai harapan, kondisi dan hasil yang akan datang. Merujuk pada
pendapat tersebut, berdasarkan kurun waktunya sering kita kenal dengan perencanaan
tahunan atau jangka pendek (kurang dari 5 tahun), rencana jangka menengah/sedang (5-10
tahun) dan rencana jangka panjang (diatas 10 tahun). Memang benar untuk membuat
perencanaan yang baik seorang pemimpin harus mampu memprediksi jauh kedepan,
kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi, baik itu kesalahan maupun kegagalan
sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan harapan. Untuk membuat perencanaan
yang baik harus memuat beberapa hal sebagai berikut;
1. Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya apa yang
harus diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang
menjadi tujuan bisa dihasilkan.
2. Penjelasan mengapa rencana itu harus dilakukan atau dikerjakan dan mengapa
tujuan tertentu harus dicapai.
3. Penjelasan tentang lokasi secara fisik dimana dimana rencana tindakan harus
dilakukan sehingga tersedia fasilitas sumber daya yang dibutuhkan.
4. Penjelasan tentang kapan dimulainya tindakan dan kapan kapan selesainya
tindakan itu di setiap unit organisasinya dengan menggunakan standar waktu
yang telah ditetapkan dalam unitnya.
5. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya baik
mengenai kualitas dan kuantitas yang dikaitkan dengan standar mutu.

6. Penjelasan secara rinci tentang teknik-teknik mengerjakan tindakan yang telah
ditetapkan, sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan
benar.
Sedangkan untuk membuat rencana yang baik, sehingga hasilnya sesuai dengan
harapan maka perlu melalui beberapa macam proses perencanaan sebagai berikut;
a. Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitable Growth
Approach). Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat kita semakin hari
semakin berkembang. Dengan perkembangan yang terus menerus tersebut
akan terjadi ketidakseimbangan antara sarana dan kebutuhan masyarakat.
Untuk itulah diperlukan adanya proses perencanaan yang baik sehingga
lembaga bisa terus berkembang dan tetap dipercaya oleh masyarakat. Proses
perencanaan tersebut dapat lakukan dengan menganalisa sarana dan prasarana
yang dimiliki, kemudian menghubungkannya dengan kebutuhan masyarakat
sehingga akan diketahui kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul,
mencari solusi yang terbaik dan perkembangan yang menguntungkan bagi
lembaga pasti akan diperoleh.
b. Pendekatan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, Treath). Perencanaan
memang sangat penting untuk dilakukan. Untuk membuat suatu rencana yang
baik maka kita perlu memperhatikan dan menganalisa beberapa factor baik


ekstern maupun intern. Factor-faktoir tersebut harus menyangkut kelebihan
(Strength) yang dimiliki, kelemahannya (Weaknesses), kemungkinan yang
mungkin terjadi (Opportunity), dan hambatan yang mungkin dihadapi (Treath).
Setelah keempat factor tersebut diketahui, maka kita dapat menyusun rencana
yang strategis yang kemudian diterjemahkan dalam rencana-rencana
operasional dengan mencantumkan target-target yang harus dicapai dari
rencana operasional tersebut.
G. Rencana Startegi dan Implementasi dalam Perencanaan Pendidikan
Perencanaan strategi adalah usaha sistematis formal dari suatu perusahaan untuk
memperjelas sasaran utama, kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut Asnawir
perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau organisasi,
penentuan kbijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujua tertentu. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara metode perencanaan
strategic adalah sebagai berikut: pertama pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat
oleh prusahaan yang bersifat sentralisasi. Kedua pendekatan dari bawah, yaitu metode
rancangan perencanaan darai bawah ke atas. Ketiga pendekatan interkatif adalah
pendekatan manajer dari pusat bersama direksi-direksi berdialog secara terus menrus
selama penyusunan rencana, termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisidivisi. Keempat pendekatan perencanaan secara tim adalah pendekatan yang lebih banyak
dilakukan pada perusahaan kecil dan bersifat sentralisasi. Kelima pendekatan tingkat
ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara independen pada tingkat korporasi

dan pada tingkat unit bisnis.
Dalam perencanaan strategis dapat diambil contoh adalah perencanaan strategic di
Perguruan Tinggi Agama Islam. Di antara kondisi obyektifnya adalah, pertama profil
Pergururn Tinggi Agam Islam meliputi bidang kelembagaan, bidang ketenagaan,
kurikulum, perpustakaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaaan,
sarana dan prasarana pendidikan. Kedua kekuatan yang tersedia, meliputi kelembagaan
letak geografis, factor hsitoris ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan
danpengabdian masyarakat. Ketiga kelemahan-kelemahan yang masoih dipunyai, meliputi
persepsi masyarakat, tradisi akademis dan etos kerja, pendanaan, pengembangan sumber
daya manusia,otonomi lembaga, ketenagaan, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan
pengabdian masyarakat, sarana dan prasarana. Keempat beberapa peluang yang meliputi
kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan
pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, saran dan parsarana. Kelima, tantangan
meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan dan
pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, sarana dan prasarana.
Di samping itu perlu diuraikan tahap-tahap strategi seperti arah pengembangan,
strategi pengembangan, tahap-tahap pengembangan, selanjutnya bahan-bahan seperti
informasi, data yang berkaitan dengan perencanaan masih perlu diuraikan lebih lanjut.

Nama

Kelas
Nim
Mata kuliah

:
:
:
:

Kisnanziar Putrin Arianti
MP 2014 A
14010714035
Manajemen Pendidikan