Bioteknologi di bidang farmasi di indonesia

TUGAS BIOTEKNOLOGI

Aplikasi bioteknologi dalam bidang farmasi dan pangan

REKAYASA GENETIKA DALAM PROSES PEMBUATAN INSULIN SEBAGAI SALAH SATU TERAPI
PENYAKIT DIABETES MELLITUS

1.1 Prinsip Dasar Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau
mati dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya. Rekayasa genetika merupakan suatu cara
memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan.
Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa
genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari
setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan.
Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba
tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan
tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk
makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan
insulin manusia dari bakteri ( Sel pancreas yang mempu mensekresi Insulin digunting , potongan

DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri ) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu dengan
Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera di kembangbiaakan.

Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan
susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA
organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme
apa saja. Pada proses rekayasa genetika organisme yang sering digunakan adalah bakteri
Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf
molekuler.

http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/untitled.jpg?w=335&h=237

Proses Rekayasa Genetika

Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu

Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid, yaitu lingkaran
kecil AND yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari bakteri dan disisipi dengan gen asing.
Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh bakteri akan
mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang direplikasi makin

banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning gen.
Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut enzim
endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease yang dapat
memotong ADN pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu.
1.2 Pembuatan Insulin dan Peranan Mikroorganisme

Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada tahun 1921 oleh para ahli
fisiologi asal kanada Sir Federick Glant Banting dan Charles Hebert Best serta ahli fisiologi asal
Inggris John James Richard Macleod. Seorang ahli boikimia James Betram Collip kemudian
memproduksi dengan tingkat kemurnian yang cukup baik untuk digunakan sebagai obat pada
manusia. Pada tahun 1965 insulin manusia telah berhasil disintesis secara kimia. Insulin
merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia. Secara tradisional, insulin
untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi atau babi. Walaupun insulin hewan
secara umum cukup memuaskan tetapi untuk penggunaan pada manusia dapat menimbulkan
dua masalah. Pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya yang dapat
menimbulkan efek samping berupa alergi pada beberapa penderita. Kedua, prosedur pemurnian
sulit dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara sempurna. Pada
tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi insulin melalui rekayasa genetika.
Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia.
Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak

patogen. Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek
samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak
pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan berbahaya.
Pembuatan insulin dari bahan berupa makhluk hidup menunjukkan tanda – tanda kekuasaan
Allah SWT sesuai firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 5 yang artinya

“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai – bagai manfaat dan sebahagiannya kamu makan”

Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar Langerhaens
pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula darah dijaga 3,58,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan

insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna
memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh,
dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus tergantung insulin
(diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin disusun oleh 2 rantai
polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam
amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.


Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa genetika dengan teknologi
Plasmid. Insulin adalah hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Hormon ini
sangat diperlukan oleh penderita diabetes mellitus karena kelenjar pankreas penderita tidak
mampu menghsilkan hormone tersebut. Hormon insulin berfungsi untuk mengubah glukosa
dalam darah menjadi glikogen.

Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon
tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke dalam bakteri
sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi.
Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone dan antibodi. Misal untuk membuat hormon
insulin dengan teknik plasmid. Gen /DNA digunting dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen
/DNA disambung dengan Enzim Ligase.

Proses Pembuatan Insulin

Gambar di atas adalah rekayasa genetika pada bakteria guna menghasilkan hormon insulin yang
penting untung pengendalian gula darah pada penderita diabetes. Tahap-tahapnya adalah
sebagai berikut:

Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah dengan

mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid adalah materi genetik
berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak tergantung pada kromosom karena tidak
berada di dalam kromosom.
Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu sebagai
calon tempat gen baru yang nantinya dapat membuat insulin.
Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang berasal dari
sel manusia.
Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di plasmid tadi
tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.

Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam bakteria.
Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan
menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat diproduksi
dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.
Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini tidak membedakan
aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan klinis pada manusia diperoleh dari
pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh dari sumber – sumber tersebut efektif bagi
manusia karena indentik dengan insulin manusia. Insulin pada manusia, babi, dan sapi
mempunyai perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi aktivitasnya tetap sama.


Perbedaan susunan asam amino pada insulin manusia,

babi (pork), dan sapi (beef)

Spesies
A8
A10
B28
B29
B30
Manusia
Thr
Ile
Pro
Lys
Thr
Babi
Thr
Ile
Pro


Lys
Ala
Sapi
Ala
Val
Pro
Lys
Ala
Insulin manusia dan insulin babi hanya beda 1 asam amino yaitu pada B30, sedangkan insulin
manusia dan insulin sapi beda 3 asam amino yaitu pada A8, A10, dan B30 sehingga pemakaian
insulin babi kurang imunogenik dibandingkan insulin sapi. Tapi masalahnya, 1 babi yang
diekstraksi insulinnya hanya cukup untuk 1 orang selama 3 hari padahal saat ini ada ± 60 juta
orang di dunia yang menderita diabetes tergantung insulin dan diduga meningkat 5-6 % per
tahunnya. Maka dari itu sekarang banyak dikembangkan teknologi rekombinan untuk
mendapatkan insulin.

Salah satu sumber insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam dunia kedokteran adalah
insulin babi. Untuk menghasilkan 1 pound insulin didapatkan dari 60 ribu ekor babi serta
diperkirakan mampu mengobati pasien diabetes sebanyak 750-1.000 orang selama setahun . Jika

produksi babi pertahun sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selama setahun
adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1, 050 juta sampai 1,4
juta pertahunnya. Jumlah yang cukup spektakuler. Saat ini ada alternatif lain pengganti insulin
seperti Humulin. Humulin merupakan produk insulin manusia pertama yang dipasarkan
perusahaan farmasi Amerika serikat, Eli Lily pada tahun 1982. Walaupun lebih sedikit mahal,
ternyata cukup diminati oleh pasien untuk mengganti hormon insulin babi. Namun, teknologi
rekayasa genetika juga telah banyak berperan dalam produksi insulin, dimana bakteri di rekayasa
sedemikian rupa sehingga mamapu memproduksi insulin. Dengan demikian insulin yang beredar
pada dunia pengobatan merupakan gabungan dari insulin babi dan insulin dari bakteri.
Penggunaan obat insulin yang diproduksi dari transplantasi sel pancreas babi ke sel bakteri, serta
xenotransplatation yang menggunakan katup jantung babi ditransplantasikan ke jantung
manusia memberikan kekhawatiran terhadap mereka yang beragama Islam. Sesuai dengan Al
Qur’an Al Baqarah 173

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang
yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Pemanfaatan babi dalam dunia Bioteknologi seharusnya menjadi perhatian lebih bagi umat

muslim untuk lebih selektif dalam memilih produk Bioteknologi tersebut. Islam melarang
mengkonsumsi bahan haram tentu ada hikmah-hikmahnya, baik yang telah diketahui maupun
yang belum diketahui manusia dikarenakan akal manusia yang begitu lemah. Masalah halal dan
haram dari sediaan Bioteknologi ini merupakan bagian esensial dan membutuhkan tinjauan yang
kritis bagi seorang muslim, karena hal ini menyangkut keamanan dari segi ruhaniah bagi
seseorang yang mengkonsumsinya seperti mempengaruhi terkabulnya doa dan ibadah di sisi
Allah swt. Selain itu, kita sebagai seorang muslim yang mengenyam pendidikan seharusnya
merasa prihatin atas keadaan yang demikian dan terpacu untuk mencari bahan pengganti
bahan-bahan haram yang sering digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi.

Dari abu Hurairah r.a. yang berkata : Rosulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya Allah Ta’ala itu
Thayyib (Bersih dari kekurangan dan kotoran) dan tidak menerima kecuali yang thayyib.
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum mukminin dengan apa yang diperintahkannya
kepada rasul. Allah Ta’ala berfirman : ‘Hai para rasul, makanlah dari makanan-makanan yang
thayyib dan kerjakanlah amal saleh. Allah Ta’ala juga berfirman : “Hai orang-orang yang beriman,
makanlah diantara rezki-rezki yang thayyib yang Kami berikan kepadamu.” Kemudian beliau
menyebut tentang seseorang laki-laki yang menempuh perjalanan yang panjang, badannya kusut
dan berdebu, ia mengangkat tanggannya ke langit sambil berdoa : ‘Rabbi, Rabbi!’ sedangkan
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dengan halhal yang haram, maka mana mungkin doanya terkabulkan ?” (HR. Muslim)


Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul
do’anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya. Sesungguhnya seorang hamba
melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal
kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka
api neraka lebih layak membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Jadi Penggunaan insulin yang berasal dari pankreas babi diperbolehkan apabila tidak ada lagi
sumber yang berasal dari sesuatu yang di halalkan oleh Allah.

“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang
yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”

1.3 Pemberian Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus

Insulin adalah suatu hormon yang secara alami dihasilkan oleh pulau pulau langerhans pankreas.
Insulin memungkinkan sel – sel tubuh mengabsorbsi glukosa dari darah untuk digunakan sebagai

sumber energy, diubah menjadi molekul lain yang diperlukan, atau untuk disimpan. Insulin juga
merupakan sinyal control untama konversi glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan internal
di hati dan sel otot. Bila jumlah insulin yang tersedia tidak mencukupi, sel tidak merespon
adanya insulin (tidak sensitif atau resisten), atau bila insulin itu sendiri tidak diproduksi oleh sel –
sel beta akibat rusaknya sel –sel beta pada pancreas, maka glukosa tidak dapat dimanfaatkan
oleh sel tubuh ataupun disimpan dalam bentuk cadangan makanan dalam hati maupun sel otot.
Akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah, penurunan sintesis protein,
dan gangguan proses – proses metabolisme dalam tubuh. Hormon ini bekerja mengatur kadar
glukosa dalam darah dengan cara mempermudah masuknya glukosa ke dalam semua jaringan
tubuh. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak memadai, kadar glukosa dalam darah akan
meningkat dan sebagai akibatnya glukosa akan di ekskresi dalam urine. Defisiensi insulin dalam
manusia menyebabkan penyakit genetik diabetes mellitus jenis I atau disebut IDDM (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus). Bila tidak diobati penyakit ini akan membahayakan kehamilan,
bahkan dapat menyebabkan kematian. Adanya insulin yang dapat membantu mengatur kadar
glukosa darah merupakan salah satu tanda kekuasaanNya. Hal ini tercantum dalam firman Allah
surat Al furqan ayat 2 yang artinya

“ yang kepunyaanNya lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak
ada sekutu bagi Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menviptakan segala sesuatu, dan dia
menetapkan ukuran – ukurannya dengan serapi – rapinya.”

Pemberian injeksi insulin secara teratur dalam meningkatkan kadar insulin dalam darah
penderita dapat meminimumkan komplikasi. Pengobatan ini hanya mungkin dilaksanakan bila
insulin tersedia dalam jumlah besar dengan kemurnian dan mutu yang baik. Pemberian insulin
kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara suntikan, jika diberikan melalui oral
insulin akan rusak didalam lambung. Setelah disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran
darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Disini insulin akan bekerja menormalkan kadar gula darah
(blood glucose) dan merubah glucose menjadi energi. Perlu diperhatikan daerah mana saja yang
dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya
disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar
glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut. Secara urutan, area
proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat
diserap apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang
sama dapat mengurangi variasi penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama
dapat merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin.
Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya. Lakukanlah rotasi
di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang lain. Kerja insulin
dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya :

1. Dosis

Semakin tinggi dosisnya maka semakin cepat aksinya.

2. Tempat injeksi

Pada umumnya insulin diberikan dengan injeksi menembus kulit. Pada pemberian intravena
aksinya cepat, pad transdermal atau secara subkutan maka pada otot terjadi degradasi insulin
20-25%. Makanya harus diperhitungkan untuk mendapatkan dosis yang tepat. Kebanyakan
insulin diinjeksikan pada perut (intrperional). Jarum untuk injeksi insulin kecil sekali dan pendek
(0,5-1 cm). Dapat juga menggunakan implant pad dada yang dapat mensuplai insulin sedikit
demi sedkit.

3. Kehadiran antibodi insulin

Hal ini terutama pada penggunaan hewan sebagai insulin. Jika digunakan insulin dari luar
dikhawatirkan terjadi reaksi antigen antibodi maupun perusakan lain, kecuali pada penderita
autoimun.

4. Aktivitas fisik

Semakin banyak aktivitas fisik yang kita lakukan maka kita perlu energi (dari glukosa) yang
semakin besar sehingga tidak perlu aksi insulin yang ekstra untuk mengubah glukosa menjadi
glikogen (insulin yang diperlukan semakin sedikit).

Insulin dapat dibedakan atas dasar:

Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai timbulnya efek insulin sejak disuntikan.
Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya puncak kerja insulin.
Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari timbulnya efek insulin sampai hilangnya efek insulin.

Terdapat 4 buah insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan puncak dan
jangka waktu efeknya. Berikut keterangan jenis insulin eksogen :

1. Insulin Eksogen kerja cepat.

Bentuknya berupa larutan jernih, mempunyai onset cepat dan durasi pendek. Yang termasuk di
sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu
dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente.
Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3 macam dan
efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.

2. Insulin Eksogen kerja sedang.

Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat dengan menambahkan
bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan cara memperlambat penyerapan insulin
kedalam darah. Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ),MonotardÒ,
InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam
dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.

3. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin premix)
Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Insulin ini
mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam). Preparatnya: Mixtard 30 / 40
Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24 jam).
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat
penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat:
Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard.

Karakteristik farmakokinetik: pendek, intermediet dan long-acting sediaan insulin

Kategori
Onset (jam setelah pemberian)
Aktivitas puncak (jam setelah pemberian)
Durasi (jam)
Aksi pendek
0,5-12-5 6-8
Aksi menengah
2 4-12 Sampai 24
Aksi lama
4 10-20 Sampai 36
Pemberian insulin:
- short acting : diberi 0,5-1 jam sebelum maakan
- intermediet acting : diberi 2 jam sebelum makan
- long acting : diberi 4 jam sebelum makan
Pemberian preparat insulin perlu diatur seperti di atas supaya saat kadar glukosa dalam tubuh
tinggi (mencapai puncak) maka kadar insulin juga sudah tinggi, jadi harus seimbang. jika kadar
insulin tinggi kadar glukosa darah rendah maka akan terjadi shock. Jika kadar insulin rendah
tetapi kada glukosa darah tinggi maka terjadi kelebihan gula (diabetes).