MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (2)
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“ TOLERANSI DAN KERUKUNAN ”
GURU PAI : Qurrotu Aeni. S.Ag/Zaini Mufid
Disusun :
Afdhal Kresna
NIS: 1411465
Ahmad Fauzi
NIS: 1411467
Dicky Darmawan
NIS: 1411475
Kartika Mulyana
NIS: 1411483
Muh. Fauzaini
NIS: 1411489
KELOMPOK IV
JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN 1
SEMESTER 3
SMKN 26 PEMBANGUNAN JAKARTA
JL.BALAI PUSTAKA BARU 1 RAWAMANGUN, JAKARTA TIMUR
2015
BAB I (PENDAHULUAN)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan limpahan rahmat dan
nikmat kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan
makalah “Pendidikan Agama Islam Toleransi dan Kerukunan” Insya Allah dengan
baik.
Penyusunan ini tentunya bukan hanya hasil pemikiran kami sendiri, banyak
orang-orang yang mendukung kami di belakang. Ucapan terima kasih kami haturkan
kepada kedua orang tua kami, kepada Ibu/Bapak Guru Qurrotu Aeni. S.Ag/Zaini
Mufid selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan teman-teman yang
selalu menyumbangkan semangatnya. Tanpa mereka kami bukanlah apa-apa.
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai toleransi yang Insya Allah akan
bermanfaat dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih
jelasnya, marilah kita baca dan pelajari makalah ini.
Makalah ini hanyalah hasil karya susunan insan yang tak berdaya, yang tak
jauh dari khilaf dan salah. Untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan, agar bisa kami jadikan motivasi untuk ke depannya.
Semoga Allah SWT. selalu menuntun setiap perjalanan hidup kita. Aaamin…..
Jakarta, Oktober 2015
DAFTAR ISI :
1) BAB 1 (Pendahuluan)
a) Kata Pengantar
b) Daftar Isi
c) Latar Belakang
d) Rumusan Masalah
e) Tujuan Makalah
f) Manfaat
2) BAB 2 (Pembahasan)
a) Kajian QS.Yunus/10:40-41 tentang Toleransi
b) Kajian Hadist tentang Toleransi
c) Toleransi
d) Menjaga Kerukunan
3) BAB 3 (Penutup)
a) Kesimpulan
b) Daftar Pustaka
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita egois, kita mempunyai pendapat namun
pendapat kita haruslah diterima oleh orang lain. Atau terkadang kita memaksakan
kehendak terhadap orang lain untuk mau melakukan hal yang sama dengan kita.
Untuk menghindari itu semua, kita harus mempunyai sikap toleransi, sikap tenggang
rasa, agar tidak terjadi rasa saling tidak suka antar sesama. Jika toleransi ada dalam
setiap diri kita, Insya Allah dalam bergaul di lingkungan baik sekolah maupun
masyarakat akan menjadi lebih baik.
Untuk itulah kami mengangkat tema toleransi dalam makalah ini. Semoga dapat
diterima dan dapat dijadikan inspirasi untuk berbuat lebih baik.
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa pengertian toleransi?
b.
Bagaimana toleransi dalam pandangan Islam?
c.
Bagaimana kerukunan umat beragama di Indonesia?
d.
Bagaimana pluralisme agama sebagai keniscayaan sosial?
e.
Bagaimana dialog antar umat beragama?
TUJUAN MAKALAH
a.
Menambahkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b.
Agar lebih dapat meneladani sikap Rasulullah SAW.
c.
Menambah wawasan.
d.
Agar mengetahui lebih dalam mengenai toleransi.
e.
Menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
f.
Menghadirkan sikap toleransi dalam bergaul.
MANFAAT
a.
Menambah keilmuan tentang ajaran Islam.
b.
Dapat memahami materi toleransi.
c.
Hati menjadi tenang dengan adanya sikap toleransi.
d.
Lebih menghargai suatu hal apapun.
e.
Mempunyai pendirian kuat dengan tidak merendahkan orang lain.
BAB 2 (Pembahasan)
A) Kajian QS.Yunus/10:40-41 tentang Toleransi
Artinya :
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.(40)
Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan akupun
berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan"(41)
Kandungan isi surat Yunus 40-41
1) Ada golongan umat manusia yang beriman terhadap Al-Qur'an dan ada yang tidak
beriman kepada Al-Qur'an.
2) Allah SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang beriman yang
bertakwa kepada Allah SWT dan orang-orang yang tidak beriman yang berbuat
durhaka kepada Allah SWT.
3) Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT (umat Islam) harus yakin bahwa
Rasul Allah SWT yang terakhir adalah Nabi Muhammad SWT dan Al-Qur'an
adalah kitab suci yang harus dijadikan pedoman hidup umat manusia sampai akhir
zaman.
Perilaku yang tercermin dalam Q.S. Yunus ayat 40 - 41
1) Menghormati apa yang sudah menjadi keyakinan mereka dan tidak memaksakan
agama kepada orang lain
2) Memberi kebebasan kepada orang lain khusunya pemeluk agama lain untuk
melaksanakan ibadah
3) Tidak mencampuradukkan keyakinan agama yang satu dengan yang lain
4) Selalu berusaha berbuat baik, karena semua yang kita kerjakan akan mendapatkan
balasan dari Allah swt
B) Kajian Hadist tentang Toleransi
Di dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda :
حاقق
ح مقمند بسنن إإسس ق
قح م قدثقإنا عبد الله حدثنى أبى حدثنى يقإزيند ققاقل أنا نم ق
ع مقباسس ققاقل إقيقل لإقرنسوإل
عسن قدانوقد بسإن ال س ن
عإن ابسإن ق
عسن إعك سإرقمقة ق
حقصي سإن ق
ق
ق
ق
ق
حإنيإفيم قنة
عل قيسإه قوقسل م ققم أ مني ا سلسدقياإن أقح من
الل م قإه قص م قلى الل مقنه ق
ب إإقلى الل مقإه ققاقل ال س ق
.حنة
ال مقسسم ق
Artinya :
[Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah
menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia
berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai
oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi
toleran)]"
Faedah Hadits:
Tolong – menolong dan bersikap toleran diantara tetangga merupakan salah satu hak
tetangga dan salah satu wujud keluwesan masyarakat Islam.
Jika ada tembok milik seseorang dan dia mempunyai tetangga, kemudian tetangganya
itu ingin menancapkan sesuatu pada tembok tersebut maka hal itu diperbolehkan baik
pemilik tembok mengijinkan ataupun tidak, dengan syarat tidak membahayakan
tembok tersebut karena Islam telah menetapkan dalam kaidah umum “ Tidak boleh
menimbulkan bahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain.”
Diperbolehkan mengingkari orang yang meninggalkan perintah syariat dengan
menyesuaikan keadaan.
Tidak boleh meninggalkan hukum syariat karena ketidaktahuan orang-orang
terhadapnya atau penolakan mereka terhadapnya bahkan wajib menetapkannya
sampai mereka mempelajari dan menerimanya.
C) Toleransi
1) Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu “tolerare” yang berarti bertahan atau memikul.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran”, yang berarti
bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang
bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau
pengurangan yang masih diperbolehkan.
Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu
tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak
sependapat. (Ajat Sudrajat, 2008:141)
Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “ikhtimal”, “tasamuh” yang artinya
membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan.
2) Batas-batas Toleransi
a. Setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan
mempunyai bentuk ibadah (ritual) dengan cara tersendiri yang ditaklifkan
(dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang memluknya.
b. Atas dasar itu, toleransi dalam pergaulan hidup umat beragama bikanlah
toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan dari
sikap keberagamaan dalam pergaulan hidup antara orang yang tidak seagama
dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umat.
3) Prinsip Hidup dalam Toleransi
a) Prinsip plural is usual (keragaman itu biasa), yaitu kemajemukan menjadi hal
yang lumrah dan tidak perlu diperdebatkan ataupun dipertentangkan.
b) Prinsip equal is usual (kesetaraan itu biasa),yaitu pandangan mengakui semua
kelompok yang ada sebagai mitra dan karenanya setara. Semua kelompok
mempunyai peluang yang sama untuk hidup dan membiarkan yang lain hidup.
c) Prinsip modesty in diversity (sahaja dalam keragaman), yaitu sikap moderat
(menengah, objektif) yang mengantarkan pada kedewasaan berpikir dan
bertindak dalam merespon keragaman.
D) Menjaga Kerukunan
Pengertian
Menjaga kerukunan adalah sikap mental dalam rangka mewujudkan kehidupan yang
serasi, seimbang, dan harmonis dengan tidak membeda-bedakan.
Hal-hal yang harus dihindari:
- Egoisme, yaitu sifat yang mendasarkan pada kepentingan diri sendiri
- Ekstremisme, yaitu memaksakan kehendaknya terhadap orang lain
Contoh Konsep Kerukunan Umat Beragama
a. Kerukunan Intern Umat Beragama
Salah satu cara menciptakan kerukunan dengan umat seagama, yaitu dengan cara
berkasih sayang sesama muslim, senada dalam berpikir, serta seirama dalam
melangkah untuk mencari karunia Allah
b.
-
Kerukunan Antar Umat Beragama
Dalam masalah muamalah, kita tetap bergaul dengan akrab
Masalah ibadah dan akidah masing-masing tidak boleh dicampuradukkan
Membiarkan orang lain beribadah sesuai dengan agama masing-masing selama ia
tidak mengganggu kita
c. Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Menaati segala peraturan yang diekluarkan oleh pemerintah selama tidak
bertentangan dengan syariat islam
Memupuk jalinan kerjasama antara ulama dan umara dalam membina umat agar
menaati perintah Allah dan Rasul-Nya
Manfaat Menjaga Kerukunan
a. Terciptanya stabilitas nasional
b. Dapat menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan merugikan
membahayakan bagi kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara
c. Terhindar dari perpecahan
dan
BAB 3 (Penutup)
Kesimpulan
Saling menghargai dalam iman dan keyakinan adalah konsep Islam yang amat
komprehensif. Kita harus bersikap melindungi dan saling tolong-menolong tanpa
mempersoalkan perbedaan keyakinan. Prinsip yang mengakar paling kuat dalam
pemikiran Islam yang mendukung sebuah teologi toleransi adalah keyakinan kepada
sebuah agama fitrah, yang tertanam di dalam diri semua manusia, dan kebaikan
manusia merupakan konsekuensi alamiah dari prinsip ini.
Dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak seagama, Islam mengajarkan
agar umat Islam berbuat baik dan bertindak adil. Selama tidak berbuat aniaya kepada
umat Islam.
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta
berkat adanya toleransi agama. Kerukunan umat beragama bertujuan untuk
memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam
pembangunan bangsa dan menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup dinegeri ini.
Daftar Pustaka
“ TOLERANSI DAN KERUKUNAN ”
GURU PAI : Qurrotu Aeni. S.Ag/Zaini Mufid
Disusun :
Afdhal Kresna
NIS: 1411465
Ahmad Fauzi
NIS: 1411467
Dicky Darmawan
NIS: 1411475
Kartika Mulyana
NIS: 1411483
Muh. Fauzaini
NIS: 1411489
KELOMPOK IV
JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN 1
SEMESTER 3
SMKN 26 PEMBANGUNAN JAKARTA
JL.BALAI PUSTAKA BARU 1 RAWAMANGUN, JAKARTA TIMUR
2015
BAB I (PENDAHULUAN)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan limpahan rahmat dan
nikmat kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan
makalah “Pendidikan Agama Islam Toleransi dan Kerukunan” Insya Allah dengan
baik.
Penyusunan ini tentunya bukan hanya hasil pemikiran kami sendiri, banyak
orang-orang yang mendukung kami di belakang. Ucapan terima kasih kami haturkan
kepada kedua orang tua kami, kepada Ibu/Bapak Guru Qurrotu Aeni. S.Ag/Zaini
Mufid selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan teman-teman yang
selalu menyumbangkan semangatnya. Tanpa mereka kami bukanlah apa-apa.
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai toleransi yang Insya Allah akan
bermanfaat dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih
jelasnya, marilah kita baca dan pelajari makalah ini.
Makalah ini hanyalah hasil karya susunan insan yang tak berdaya, yang tak
jauh dari khilaf dan salah. Untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan, agar bisa kami jadikan motivasi untuk ke depannya.
Semoga Allah SWT. selalu menuntun setiap perjalanan hidup kita. Aaamin…..
Jakarta, Oktober 2015
DAFTAR ISI :
1) BAB 1 (Pendahuluan)
a) Kata Pengantar
b) Daftar Isi
c) Latar Belakang
d) Rumusan Masalah
e) Tujuan Makalah
f) Manfaat
2) BAB 2 (Pembahasan)
a) Kajian QS.Yunus/10:40-41 tentang Toleransi
b) Kajian Hadist tentang Toleransi
c) Toleransi
d) Menjaga Kerukunan
3) BAB 3 (Penutup)
a) Kesimpulan
b) Daftar Pustaka
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita egois, kita mempunyai pendapat namun
pendapat kita haruslah diterima oleh orang lain. Atau terkadang kita memaksakan
kehendak terhadap orang lain untuk mau melakukan hal yang sama dengan kita.
Untuk menghindari itu semua, kita harus mempunyai sikap toleransi, sikap tenggang
rasa, agar tidak terjadi rasa saling tidak suka antar sesama. Jika toleransi ada dalam
setiap diri kita, Insya Allah dalam bergaul di lingkungan baik sekolah maupun
masyarakat akan menjadi lebih baik.
Untuk itulah kami mengangkat tema toleransi dalam makalah ini. Semoga dapat
diterima dan dapat dijadikan inspirasi untuk berbuat lebih baik.
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa pengertian toleransi?
b.
Bagaimana toleransi dalam pandangan Islam?
c.
Bagaimana kerukunan umat beragama di Indonesia?
d.
Bagaimana pluralisme agama sebagai keniscayaan sosial?
e.
Bagaimana dialog antar umat beragama?
TUJUAN MAKALAH
a.
Menambahkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b.
Agar lebih dapat meneladani sikap Rasulullah SAW.
c.
Menambah wawasan.
d.
Agar mengetahui lebih dalam mengenai toleransi.
e.
Menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
f.
Menghadirkan sikap toleransi dalam bergaul.
MANFAAT
a.
Menambah keilmuan tentang ajaran Islam.
b.
Dapat memahami materi toleransi.
c.
Hati menjadi tenang dengan adanya sikap toleransi.
d.
Lebih menghargai suatu hal apapun.
e.
Mempunyai pendirian kuat dengan tidak merendahkan orang lain.
BAB 2 (Pembahasan)
A) Kajian QS.Yunus/10:40-41 tentang Toleransi
Artinya :
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.(40)
Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan akupun
berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan"(41)
Kandungan isi surat Yunus 40-41
1) Ada golongan umat manusia yang beriman terhadap Al-Qur'an dan ada yang tidak
beriman kepada Al-Qur'an.
2) Allah SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang beriman yang
bertakwa kepada Allah SWT dan orang-orang yang tidak beriman yang berbuat
durhaka kepada Allah SWT.
3) Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT (umat Islam) harus yakin bahwa
Rasul Allah SWT yang terakhir adalah Nabi Muhammad SWT dan Al-Qur'an
adalah kitab suci yang harus dijadikan pedoman hidup umat manusia sampai akhir
zaman.
Perilaku yang tercermin dalam Q.S. Yunus ayat 40 - 41
1) Menghormati apa yang sudah menjadi keyakinan mereka dan tidak memaksakan
agama kepada orang lain
2) Memberi kebebasan kepada orang lain khusunya pemeluk agama lain untuk
melaksanakan ibadah
3) Tidak mencampuradukkan keyakinan agama yang satu dengan yang lain
4) Selalu berusaha berbuat baik, karena semua yang kita kerjakan akan mendapatkan
balasan dari Allah swt
B) Kajian Hadist tentang Toleransi
Di dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda :
حاقق
ح مقمند بسنن إإسس ق
قح م قدثقإنا عبد الله حدثنى أبى حدثنى يقإزيند ققاقل أنا نم ق
ع مقباسس ققاقل إقيقل لإقرنسوإل
عسن قدانوقد بسإن ال س ن
عإن ابسإن ق
عسن إعك سإرقمقة ق
حقصي سإن ق
ق
ق
ق
ق
حإنيإفيم قنة
عل قيسإه قوقسل م ققم أ مني ا سلسدقياإن أقح من
الل م قإه قص م قلى الل مقنه ق
ب إإقلى الل مقإه ققاقل ال س ق
.حنة
ال مقسسم ق
Artinya :
[Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah
menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia
berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai
oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi
toleran)]"
Faedah Hadits:
Tolong – menolong dan bersikap toleran diantara tetangga merupakan salah satu hak
tetangga dan salah satu wujud keluwesan masyarakat Islam.
Jika ada tembok milik seseorang dan dia mempunyai tetangga, kemudian tetangganya
itu ingin menancapkan sesuatu pada tembok tersebut maka hal itu diperbolehkan baik
pemilik tembok mengijinkan ataupun tidak, dengan syarat tidak membahayakan
tembok tersebut karena Islam telah menetapkan dalam kaidah umum “ Tidak boleh
menimbulkan bahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain.”
Diperbolehkan mengingkari orang yang meninggalkan perintah syariat dengan
menyesuaikan keadaan.
Tidak boleh meninggalkan hukum syariat karena ketidaktahuan orang-orang
terhadapnya atau penolakan mereka terhadapnya bahkan wajib menetapkannya
sampai mereka mempelajari dan menerimanya.
C) Toleransi
1) Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu “tolerare” yang berarti bertahan atau memikul.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran”, yang berarti
bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang
bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau
pengurangan yang masih diperbolehkan.
Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu
tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak
sependapat. (Ajat Sudrajat, 2008:141)
Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “ikhtimal”, “tasamuh” yang artinya
membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan.
2) Batas-batas Toleransi
a. Setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan
mempunyai bentuk ibadah (ritual) dengan cara tersendiri yang ditaklifkan
(dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang memluknya.
b. Atas dasar itu, toleransi dalam pergaulan hidup umat beragama bikanlah
toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan dari
sikap keberagamaan dalam pergaulan hidup antara orang yang tidak seagama
dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umat.
3) Prinsip Hidup dalam Toleransi
a) Prinsip plural is usual (keragaman itu biasa), yaitu kemajemukan menjadi hal
yang lumrah dan tidak perlu diperdebatkan ataupun dipertentangkan.
b) Prinsip equal is usual (kesetaraan itu biasa),yaitu pandangan mengakui semua
kelompok yang ada sebagai mitra dan karenanya setara. Semua kelompok
mempunyai peluang yang sama untuk hidup dan membiarkan yang lain hidup.
c) Prinsip modesty in diversity (sahaja dalam keragaman), yaitu sikap moderat
(menengah, objektif) yang mengantarkan pada kedewasaan berpikir dan
bertindak dalam merespon keragaman.
D) Menjaga Kerukunan
Pengertian
Menjaga kerukunan adalah sikap mental dalam rangka mewujudkan kehidupan yang
serasi, seimbang, dan harmonis dengan tidak membeda-bedakan.
Hal-hal yang harus dihindari:
- Egoisme, yaitu sifat yang mendasarkan pada kepentingan diri sendiri
- Ekstremisme, yaitu memaksakan kehendaknya terhadap orang lain
Contoh Konsep Kerukunan Umat Beragama
a. Kerukunan Intern Umat Beragama
Salah satu cara menciptakan kerukunan dengan umat seagama, yaitu dengan cara
berkasih sayang sesama muslim, senada dalam berpikir, serta seirama dalam
melangkah untuk mencari karunia Allah
b.
-
Kerukunan Antar Umat Beragama
Dalam masalah muamalah, kita tetap bergaul dengan akrab
Masalah ibadah dan akidah masing-masing tidak boleh dicampuradukkan
Membiarkan orang lain beribadah sesuai dengan agama masing-masing selama ia
tidak mengganggu kita
c. Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Menaati segala peraturan yang diekluarkan oleh pemerintah selama tidak
bertentangan dengan syariat islam
Memupuk jalinan kerjasama antara ulama dan umara dalam membina umat agar
menaati perintah Allah dan Rasul-Nya
Manfaat Menjaga Kerukunan
a. Terciptanya stabilitas nasional
b. Dapat menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan merugikan
membahayakan bagi kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara
c. Terhindar dari perpecahan
dan
BAB 3 (Penutup)
Kesimpulan
Saling menghargai dalam iman dan keyakinan adalah konsep Islam yang amat
komprehensif. Kita harus bersikap melindungi dan saling tolong-menolong tanpa
mempersoalkan perbedaan keyakinan. Prinsip yang mengakar paling kuat dalam
pemikiran Islam yang mendukung sebuah teologi toleransi adalah keyakinan kepada
sebuah agama fitrah, yang tertanam di dalam diri semua manusia, dan kebaikan
manusia merupakan konsekuensi alamiah dari prinsip ini.
Dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak seagama, Islam mengajarkan
agar umat Islam berbuat baik dan bertindak adil. Selama tidak berbuat aniaya kepada
umat Islam.
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta
berkat adanya toleransi agama. Kerukunan umat beragama bertujuan untuk
memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam
pembangunan bangsa dan menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup dinegeri ini.
Daftar Pustaka