Modul 8 Bukti Audit, pdf

Modul 8
Bukti Audit
Mirna Dianita, SE., Ak., MM

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat

:

Mengetahui tentang bukti-bukti audit serta prosedur audit, mampu
menyusun program-program audit, menentukan persuasivitas bukti
audit, jenis-jenis bukti audit yang digunakan, tujuan dokumentasi audit,
jenis-jenis kertas kerja audit dan review kertas kerja audit

Tujuan Instruksional Umum

:

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan perbedaan bukti audit dan bukti lainnya oleh profesi lain,

mampu menyusun program-program audit, menentukan persuasivitas
bukti audit, jenis-jenis bukti audit yang digunakan, tujuan dokumentasi
audit, jenis-jenis kertas kerja audit dan review kertas kerja audit.

Relevansi

:

Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian
audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1

PENYAJIAN

Topik


: Bukti Audit

Tujuan Instruksional Khusus

: Mahasiswa diharapkan dapat

menjelaskan bukti audit, menyusun

program audit, jenis-jenis bukti audit, tujuan dokumentasi audit, jenisjenis kertas kerja audit dan review kertas kerja audit.
Petunjuk Pengunaan Modul

: Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis untuk
mereview hasil pembelajaran.

Review Modul 8

Pertemuan 8
Bukti Audit


1. Sifat dan Keputusan Bukti Audit
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor dalam pembuatan kesimpulan
(opini), serta informasi yang mendukung data-data yang disajikan dalam laporan keuangan, yang terdiri
dari data akutansi dan informasi pendukung lainnya yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Bukti audit kompoten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di
audit. Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dan laporan auditor. Bukti audit ini memiliki sifat
kumulatif dan terutama diperoleh dari prosedur audit. Namun, bukti audit dapat juga mencakup
informasi yang diperoleh melalui sumber lain, seperti dari audit periode lalu atau prosedur
pengendalian mutu entitas.
Bukti audit terdiri atas data akuntansi dan informasi pendukung lainnya, yang digunakan auditor
sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan leuangan tersebut.
Adapaun jenis bukti audit yang diperlukan oleh seorang auditor terdiri dari :
a. Bukti dari data akuntansi
Jurnal, buku besar, buku pembantu
Pedoman akuntansi terkait
2


Informasi dan catatan memorandum ( Kertas kerja perhitungan-perhitungan, rekonsiliasi)
b. Bukti pendukung lainnya :
Dokumen-dokumen (cek, faktur, perjanjian, kontrak, dll)
Konfirmasi dan pernyataan tertulis
Informasi dari wawancara, observasi, inspeksi dan pemeriksaan fisik.

a.

.Berbagai keputusan Bukti Audit
Bukti audit yang kompeten cukup harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan, pengajuan

pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang di audit.
Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit
yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang memadai yang tepat untuk
dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa berbagai komponen dalam
laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan yang telah disajikan dengan wajar.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam 4 (empat) sub
keputusan berikut ini. Adappun 4 (empat) keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan dan
berapa banyak :

a. Prosedur audit yang akan digunakan
b. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut.
c. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
d. Kapan melaksanakan prosedur audit.

b.

Persuasivitas Bukti Audit
Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah kompetensi dan kecukupan yang langsung diambil

dari standar pekerjaan lapangan ketiga.
Kompetensi bukti merujuk pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau
diyakini kebenarannya. Jika bukti audit dianggap memiliki kompetensi yang tinggi, maka bantuan bukti
audit tersebut untuk meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar
sangatlah besar.
Tingkat kompetensi bukti hanya berkaitan dengan prosedur-prosedur audit yang terseleksi.
Tingkat kompetensi tidak dapat ditingkatkan dengan cara mempebesar ukuran sampel atau mengambil
item-item lainnya dari suatu populasi. Tingkat kompetensi hanya dapat diperbesar dengan memilih

3


berbagai prosedur yang mengandung tingkat kualitas yang lebih tinggi atas satu atau lebih dari ketujuh
karakteristik kompetensi bukti audit berikut ini :
Faktor – faktor yang menentukan tingkat persuasive bahan bukti audit adalah :
a. Tingkat Kompetensi (competency)
Tingkat kompetensi mencerminkan sejauh mana bukti audit dapat dipercaya. Jika suatu bukti
audit dianggap sangat berkompeten maka bukti audit tersebut akan sangat membantu auditor dalam
menyusun temuan audit dan memberikan opini audit. Tingkat kompetensi bukti audit dapat ditingkatkan
dengan memilih prosedur audit yang mengandung satu atau lebih dari 7 (tujuh) karakteristik bukti audit
yang kompeten, yaitu :
Relevansi
Tingkat independensi penyedia informasi
Tingkat efektivitas pengendalian intern dari auditan
Pengetahuan lagsung dari auditor
Tingkat obyektivitas
Ketepatan waktu.

c. Tingkat Kecukupan (sufficiency) , merupakan tingkat kecukupan bahan bukti diukur dari jumlah
sampel yang diambil oleh auditor. Ada 2 faktor yang menentukan jumlah sampel yang memadai dalam
audit, yaitu :

Perkiraan auditor akan terjadinya salah saji, dan
Efektifitas dari pengendalian intern auditor.

c.

Persuasivitas dan Biaya
Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit pada suatu proses audit, baik

persuasivitas maupun biaya harus turut dipertimbangkan. Sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu
jenis bukti audit saja yang tersedia untuk memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua
alternative harus masuk dalam pertimbangan auditor sebelum memilih suatu atau beberapa jenis bukti
audit yang terbaik. Tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah bukti audit yang cukup kompeten pada
tingkat biaya terendah yang paling mungkin dicapai.
Dalam menentukan prosedur-prosedur audit manakah yang akan digunakan, auditor dapat
memilih dari ketujuh ketegori umum bukti. Kategori-kategori ini dikenal sebagai jenis-jenis bukti audit.
Adapaun prosedur audit yang digunakan adalah sebagai berikut :
Setiap prosedur audit mendapat satu atau lebih jenis – jenis bukti audit, sebagai berikut :
4

a. Pemeriksaan fisik (physical examinantion)

b. Konfirmasi (confirmation)
c. Dokumentasi (documentation)
d. Prosedur analitis (analytical procedures)
e. Wawancanra dengan klien (inquiries of the client)
f.

Rekalkulasi (recalculation)

g. Pelaksanaan kembali (reperformance)
h. Obsevasi (observation)
Berikut penjelasan dan contoh dari prosedur audit atas jenis bukti-bukti audit :

Kategori Bukti audit

Penjelasan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penghitungan yang
dilakukan oleh auditor atas tangible asset. Jenis bukti audit ini sering

berhubungan dengan persediaan, kas dan juga termasuk verifikasi investasi,
piutang dan tangible fixed asset.

Konfirmasi

Konfirmasi adalah penerimaan tanggapan dari pihak ketiga yang independen
baik dalam bentuk wawancara maupun tertulis untuk memverifikasi ketepatan
dari informasi yang dinyatakan oleh auditor

Dokumentasi

Dokumentasi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas catatan dan
dokumen auditan untuk membuktikan informasi dalam laporan keuangan atau
yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.

Kategori Bukti audit

Penjelasan

Prosedur Analitis


Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan-hubungan
(korelasi) untuk memperkirakan apakah saldo akun atau data yang lain telah
disajikan dengan layak.

Analisis Tren

Analisis kecenderungan adalah dengan membandingkan unsur-unsur utama

(Horisontal)

dalam laporan keuangan yang diaudit dengan laporan keuangan tahun
sebelumnya dan menyelidiki perubahan yang signifikan.

5

Analisis Vertical

Menyajikan semua unsur laporan keuangan dalam bentuk persentase terhadap
sebuah dasar yang biasa (common base)


Analisis Rasio

Analisis rasio membandingkan hubungan-hubungan antara saldo akun.

Beberapa konfirmasi yang sering dilakukan oleh seorang auditor dalam melaksanakan prosedur audit.

Informasi

Sumber

Aset
Kas dan Bank

Bank

Piutang Usaha

Pelanggan

Wesel Tagih

Pembuat Surat

Persedian yang dimiliki atas dasar konsinyasi

Consigne

Persediaan yang tersimpan dalam gudang

Gudang Umum

umum
Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa

Perusahaan asuransi

Liabilitas
Utang Usaha

Kreditor

Wesel Bayar

Pemberi pinjaman

Uang Muka dari pelanggan

Pelanggan

Utang Hipotik

Pemberi Hipotik

Utang Obligasi

Pemegang Obligasi

Ekuitas Pemilik
Saham yang beredar

Pencatat saham dan agen transfer

Informasi Lain
Cakupan Asuransi

Perusahaan Asuransi

Kewajiban Kontijen

Bank, Pemberi pinjaman, dan penasihat hukum klien

Perjanjian Obligasi

Pemegang Obligasi

Agunan yang ditahan kreditor

Kreditor

6

d.

Prosedur Analitis
Adapun tujuan dari prosedur analitis adalah sebagai pembanding dan hubungan-hubungan untuk
menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya Nampak wajar. Prosedur analitis digunakan
untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah berikut ini :
Memahami industry dan bisnis klien
Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas
Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan
Mengurangi ujian atas audit rinci.

Hubungan Antara Standar Audit, Jenis Bukti Audit dan Keempat Keputusan Bukti Audit

Standar Auditing

Kualifikasi dan
Pelaksanaan

Pemeriksaan fisik, konfirmasi,
dokumentasi, prosedur analitis,
wawancara
dengan
klien,
pelaksanaan
kembali
dan
pengamatan

Pengumpulan
Bukti Auditing

Jenis Bukti Audit

Prosedur Audit

Empat
Keputusan
Bukti Audit

Ukuran sampel
dan item yang
dipilih

Petunjuk umum mengenai
kualifikasi
auditor
pengumpulan bukti audit
dan pelaporan

Pelaporan

Kategori umum dari bukti yang
tersedia untuk dikumpulkan

Instruksi
khusus
untuk
mengumpulkan bukti audit

Waktu
Pengujian

7

2.

Jenis Bukti Audit

a.

Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat dipercayainya

data akuntansi. Kuat dan lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indikator utama untuk
menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan.
b.

Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan. Bukti ini

banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung auditor secara fisik
terhadap aktiva merupakan cara yang paling objektif dalam menentukan kualitas aktiva yang
bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling bisa dipercaya.
c.

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat laporan

keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan objek yang diperiksa dalam audit
laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan objek audit. Objek audit adalah
laporan keuangan.

d.

Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak

ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap
asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi
informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak
menghabiskan waktu dan biaya.
Ada tiga jenis konfirmasi yaitu:
1. Konfirmasi positif, merupakan konfirmasi yang respondennya diminta untuk menyatakan

persetujuan atau penolakan terhadap informasi yang ditanyakan.
2. Blank confirmation, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk mengisikan saldo atau

informasi lain sebagai jawaban atas suatu hal yang ditanyakan.
3. Konfirmasi negatif, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk memberikan jawaban

hanya jika ia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap informasi yang ditanyakan.

8

e. Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat
kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Bukti dokumenter antara lain meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran bank, dan
bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter tergantung sumber dokumen, cara
memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan
terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen.
f. Bukti Surat Pernyataan Tertulis
Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang
bertanggungjawab dan berpengatahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti
suatu pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun sumber
eksternal termasuk bukti dari spesialis. Representasi tertulis yang dibuat oleh manajemen merupakan
bukti yang berasal dari organisasi klien. Surat pernyataan konsultan hukum klien, ahli teknik yang
berkaitan dengan kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak
ketiga.

Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 04
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. 14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch.
06 Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing
Environment. South Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 03.,h. 86

9