Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Nanas Sistem Press Manual

TINJAUAN PUSTAKA

Nanas
Tanaman nanas berasal dari Amerika Tropis, yakni Brazil, Argentina,dan
Peru. Pada saat ini, nanas telah tersebar ke seluruh dunia, terutama di sekitar
khatulistiwa antara 30° LU dan 30° LS. Di Indonesia, tanaman nanas sangat
popular dan banyak ditanam di tegalan dari dataran rendah samapai dataran tinggi.
Daerah penghasil nanas yang terkenal ialah Subang, Bogor, Riau, Palembang,
Blitar dan lain sebagainya (Sunarjono, 2000).
Botani nanas
Tanaman nanas merupakan rumput yang batangnya pendek sekali.
Daunnya berurat sejajar pada tepinya tumbuh duri yang menghadap ke atas (ke
arah ujung daun).
Nanas tergolong dalam famili Bromeliaceae yang bersifat terestial
(tumbuh di tanah dengan menggunakan akarnya). Nanas merupakan tanaman
herbal yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tingginya 50-150 cm, terdapat
tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul pada roset akar dan
pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang
tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm ujung lancip menyerupai duri, tepi
berduri temple yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih berwarna
hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat

rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya bulat panjang,
berdaging berwarna hijau jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nanas
rasanya enak, asam sampai manis.

5
Universitas Sumatera Utara

6

Nanas dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Devisi

: Spermatophyte

Kelas


: Angiosperme

Ordo

: Bromeliales

Famili

: Bromiliaceae

Genus

: Ananas

Species

: Ananas comosus (L) Merr

(Sunarjono, 2000)
Nanas tumbuh di berbagai agroklimat sehingga tanaman ini tersebar luas.

Idealnya, nanas tumbuh ditempat yang ketinggiannya 100-1000 m dpl dengan
suhu rata-rata 21-300C. Curah hujan yang dibutuhkan 635-2500 mm per tahun,
dengan bulan basah (curah hujan >200mm) 3-4 bulan. Namun, juga memerlukan
pencahayaan matahari 33-71 % dari pencahayaan maksimum dengan angka
tahunan rata-rata 2000 jam. Umumnya nanas toleran terhadap kekeringan. Di
daerah beriklim kering dengan 4-6 bulan kering. Tanaman nanas masih mampu
berbuah, asalkan daerah tersebut memiliki kedalaman air yang cukup, yakni 50150 cm. Nanas memiliki akar yang dangkal tetapi mampu menyimpan air
(Redaksi Agromedia, 2009).
Buah nanas merupakan buah majemuk yang terbentuk dari gabungan 100
sampai 200 bunga, bentuk silinder, dengan panjang buah sekitar 20,5 cm dengan
diameter 14,5 cm dan beratnya sekitar 2,2 kg. Kulit buah keras dan kasar, saat
menjelang panen warna hijau buah mulai memudar. Menyatakan bahwa diameter

Universitas Sumatera Utara

7

dan berat buah nanas

semakin bertambah sejalan pertambahan umurnya,


sebaliknya untuk tekstur buah nanas, semakin tua umur buah maka teksturnya
akan semakin lunak (Rosmina, 2007).
Tingkat kematangan buah nanas untuk dapat dipanen sangat tergantung
pada tujuan pasar maupun konsumsi dan penggunaan akhir dari buah.
Terdapat delapan kriteria tingkat kematangan buah nanas yang dapat
digunakan sebagai patokan pemanenan buah.
Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kriteria 0

: Seluruh mata buah masih hijau belum nampak yang berwarna

kuning.
2. Kriteria 1 : 20 % mata telah berwarna kuning
3. Kriteria 2

: 20 – 40 % mata telah berwarna kuning

4. Kriteria 3


: 45 – 65 % mata telah berawrna kuning

5. Kriteria 4

: 65 – 90 % mata telah berwarna kuning

6. Kriteria 5

: 90 % mata berwarna kuning dan 20 % telah berwarna jingga
kemerah-merahan

7. Kriteria 6

: 20 – 100 % mata telah berwarna perang kemerah- merahan

8. Kriteria 7

: Seluruh mata telah berwarna merah dan terlihat tanda -tanda

pembusukan

Buah nanas pada kondisi kriteria 2 – 4 biasanya dipanen untuk tujuan
pengalengan dan sebagai bahan buah segar untuk pasar yang jauh. Buah
yang ranum ditunjukkan oleh kriteria 6 – 7 sudah ada bau aromatik baik
digunakan untuk buah segar pada pasar lokal (dekat dengan pusat produksi).
Untuk kepentingan pemenuhan pasar yang sangat jauh, buah biasanya

Universitas Sumatera Utara

8

dipanen pada kondisi kriteria 1 bahkan kadang-kadang kriteria 0. Buah pada
kondisi ini akan mencapai tingkat pemasakan optimal setelah 2 – 3 minggu
pemanenan pada kondisi ruang simpan biasa. (Santoso, 2014)
Jenis-jenis nanas
Tanaman nanas memiliki banyak jenis, namun jenis yang paling banyak
dibudidayakan ada empat, yaitu :
1. Cayenne
Jenis yang paling banyak ditanam di dataran tinggi ditunjukkan untuk
pengalengan. Jenis ini heterozigot. Pada mulanya hanya terdiri dari satu tipe,
namun sekarang sudah bertambah macamnya karena mutasi.jenis smooth ceyenne

daunnya tidak berduri, batangnya cukup panjang 20 – 50 cm, jumlah daunnya
antara 60 – 80, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, sedangkan
bagian bawah daun berwarna hijau abu-abu keperakan, tangkai buah 7,5 – 15 cm,
rata-rata berat buah 2,5 kg. Bagian pangkal buah membesar, biasanya tidak
berbiji. Warna buah matang hijau sampai hijau kekuningan, rasanya agak masam
2. Queen
Merupakan jenis lama, pada umumnya ditanam di dataran rendah. Jenis ini
banyank ditanam di Australia dan di Afrika Selatan. Buahnya lebih kecil daripada
cayenne. Ukuran buahnya 0,9 – 1,3 kg. Daunnya berduri tajam. Warna buah tua
kuning sampai kemerahan, pada umumnya rasanya manis.
3. Singapore Spanish
Jenis ini banyak ditanam di Semenanjung Malaya untuk dikalengkan.
Daunnya berjumlah sekitar 50 helai, berat buahnya 1,6 – 2,3 kg.

Universitas Sumatera Utara

9

4. Cabezona
Merupakan jenis triploid, banyak ditanam di Puerto Rico untuk konsumsi

ekspor.
(Ashari, 1995).
Berdasarkan bentuk daun dan buah, tanaman nanas dapat digolongkan
menjadi empat, yaitu Cayenne, Queen, Spanish, dan Abacaxi. Namun di Indonesia
pada umumnya hanya dikembangkan dua golongan nanas sebagai berikut.
a. Golongan Cayenne
Ciri-cirinya : daun halus, berduri sampai tidak berduri, ukuran besar,
silindris, mata buah agak datar, berwarna hijau kekuning-kuningan, dan
rasa agak masam.
b. Golongan Queen
Ciri-cirinya : daun pendek dan daun berduri tajam, buah berbentuk lonjong
mirip kerucut sampai silindris, mata buah menonjol, berwarna kuning
kemerah-merahan, rasanya manis.
(Murniati, 2010).
Manfaat nanas
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah
buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai
macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa
buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas.
Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah

nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa

Universitas Sumatera Utara

10

protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan
daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga
Berencana. Buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat
penyembuh penyakit sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir
dan kurang darah. Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati
dengan diolesi sari buah nanas. Kulit buah nanas dapat diolah menjadi sirop atau
diekstrasi cairannya untuk pakan ternak (Prihatman, 2000).
Buah nanas berdasarkan kegunaannya dibagi menjadi dua golongan yakni:
buah nanas konsumsi segar dan olahan atau buah kalengan. standar buah olahan
kandungan airnya 78.6 -86.4%, abu 0.28 -0.48%, Padatan Terlarut Total (PTT)
8.20 -18.30%, kandungan asamnya 0.64 -1.18%. Buah konsumsi segar Padatan
Terlarut Total diatas 12% dan kandungan asam 0.5 -0.6%.
Menurut (Rukmana, 1996) Kandungan gizi buah nanas segar setiap 100
gram bahan yakni sebagai berikut :

Tabel 1 Kandungan gizi buah nanas segar setiap 100 gram bahan
Kandungan Gizi
Komposisi
Kalori
52.00
Protein
0.4
Lemak
0.20
Karbohidrat
16.00
Fosfor
11.00
Zat Besi
0.30
Vitamin A
130.000
Vitamin B1
0.08
Vitamin C

24.00
Air
85.30
Bagian dapat dimakan (Bdd)
53.00

Satuan
kal
gram
gram
gram
gram
gram
S.I
mgram
mgram
gram
%

Tipe ideal buah nanas olahan bentuk buah silindris panjang dengan ukuran
yang sesuai dengan kaleng, mata dangkal, pematangan dari ujung sampai pangkal
serempak, warna daging buah kuning seragam, hati buah yang kecil, serat sedikit,

Universitas Sumatera Utara

11

aroma yang kuat, bobot buah tanpa mahkota 1.2 kg, nisbah bobot buah tanpa
mahkota 1.2 kg, nisbah bobot buah /bobot tanaman 0.75 dan nisbah gula dan asam
sesuai (Irfandi, 2005).
Pengalengan Nanas
Komoditi nanas kaleng adalah nanas yang telah diolah atau diawetkan dan
dikemas dengan kemasan kaleng. Menurut Departemen Perindustrian, nanas
kaleng adalah hasil proses pengalengan nanas segar yang diberi larutan gula
dengan atau tanpa bahan tambahan.
Komoditas agroindustri buah-buahan yang menonjol dan perlu terus
dikembangkan bagi peningkatan devisa adalah produk buah-buahan dalam kaleng.
Produk buah dalam kaleng yang menjadi andalan ekspor indonesia adalah nanas
kaleng. Produk nanas kaleng mempunyai peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan karena memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan nilai
ekspor non migas nasional dan menduduki peringkat pertama pada nilai ekspor
buah dalam kaleng Indonesia. Nanas kaleng yang merupakan pengolah lebih
lanjut dari buah nanas segar ini adalah produk utama buah dalam kaleng Indonesia
dan hampir keseluruhan produksinya ditujukan untuk pasar ekspor. Selama tahun
1987-1993, produksi nanas kaleng Indonesia meningkat cukup tinggi yaitu ratarata meningkat sebesar 24,40 persen per tahun. Pada tahun 1987 produksi nanas
kaleng mencapai 30.646,76 ton dan meningkat menjadi sebesar 102.456,05 ton
pada tahun 1993. Perkembangan produksi tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

12

Tabel 2. Produksi nanas kaleng Indonesia tahun 1987-1993
Tahun
Produksi (Ton)
1987
30.646,76
1988
31.232,07
1989
51.208,00
1990
52.709,20
1991
67.863,20
1992
75.988,84
1993
102.356,05
Total
402.004,12
Rata-Rata Pertumbuhan (%)

Pertumbuhan (%)
1,91
63,96
2,93
28,75
11,97
34,70
24,04

Bagi indonesia, pasaran nanas kaleng pada tahun-tahun mendatang masih
berorientasi untuk pasaran ekspor karena pasaran nanas kaleng dunia masih
terbuka (Febrianty, 1996).
Logam
Baja tahan karat
Baja tahan karat atau stainless steel sendiri adalah paduan besi dengan
minimal 12% kromium.

Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan

pelindung anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom
yang terjadi secara spontan. Tentunya harus dibedakan mekanisme protective
layer ini dibandingkan baja yang dilindungi dengan coating (misal seng dan
cadmium) ataupun cat. Pada dasarnya untuk membuat baja yang tahan terhadap
karat, krom merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk
mendapatkan baja yang lebih baik lagi, diantaranya dilakukan penambahan
beberapa zat-zat berikut :
-

Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan
korosi pitting dan korosi celah.

Universitas Sumatera Utara

13

-

Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil karbida (titanium
atau niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang
mengalami proses sensitasi.

-

Penambahan kromium bertujuan meningkatkan ketahanan korosi dengan
membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan terhadap oksidasi
temperatur tinggi.

-

Penambahan nikel bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi
dalam media pengkorosi netral dan juga meningkatkan keuletan dan
mampu bentuk logam.

Besi
Bijih besi merupakan bahan baku dalam pembuatan besi yang dapat
berupa senyawa oksida, karbonat dan sulfida serta tercampur dengan unsur lain
misalnya silikon. Bahan dasar besi mentah ialah bijih besi yang jumlah persentase
besinya haruslah sebesar mungkin. Besinya merupakan besi oksida atau besi
karbonat yang dinamakan batu besi spat. Biji besi terdiri atas oksigen dan atom
besi yang berikatan bersama dalam molekul.
Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit
(Fe2O3), goethit, limonit atau siderit. Bijih besi biasanya kaya akan besi oksida
dan beragam dalam hal warna, dari kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga
merah karat. Saat ini, cadangan biji besi nampak banyak, namun seiring dengan
bertambahnya penggunaan besi secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini
mulai berkurang, karena jumlahnya tetap (Amanto dan Daryanto, 1999).

Universitas Sumatera Utara

14

Polimer
Politetrafluoroetilen
Sifat mekaniknya hampir sma seperti polietien bermassa jenis tinggi.
Temperatur deformasi termal pada 4,6 kgf/cm2 adalah 120ºC dapat bdigunakan
untuk waktu lebih lam pada 90 sampai 260ºC. Ketahanan panasnya sekitar 288ºC.
Kristalinitasnya hilang bila melewati 300ºC, dan kekuatan tariknya berkurang
sangat cepat. Perubahan volume karena suhu dapat diamati. Mengenai sifat
kimianya, zat ini hanya diserang secara bertahap oleh logam alkali dan oleh gas
fluor yang tinggi konsentrasinya., tetapi tidak pernah diserang oleh asam sulfat
panas dan soda kaostik panas berkonsentrasi tinggi karena merupakan resin
terkuat. Karena tak larut dalam pelarut maka kemampuan pemprosesannya jelek.
Ketahanan

melar

dan

ketahanan

abrasi

tak

selalu

menguntungkan

(Surdia dan Saito, 2005).
Mekanisme pembuatan alat
Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan
dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan
sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin-mesin perkakas,
antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin
asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984).
Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha
tani bergantung
untuk

terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan

pembuatannya.

Dalam

pembuatannya

terdapat

kecenderungan

konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan
mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan

Universitas Sumatera Utara

15

dapat menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau
kegagalan alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk
pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani
dapat diklasifikasikan dalam logam dan non logam (Smith dan Wilkes, 1990).
Ring mata pisau terbuat dari baja tahan karat (Stainless steel), proses
pembentukannya menggunakan sistem Pengerolan. Pengerolan merupakan proses
pembentukan yang dilakukan dengan menjepit pelat diantara dua rol. Rol tekan
dan rol utama berputar berlawanan arah sehingga dapat menggerakan pelat. Pelat
bergerak linear melewati rol pembentuk. Posisi rol pembentuk berada di bawah
garis gerakkan pelat, sehingga pelat tertekan dan mengalami pembengkokan.
Akibat penekanan dari rol pembentuk dengan putaran rol penjepit ini maka
terjadilah proses pengerolan. Pada saat pelat bergerak melewati rol pembentuk
dengan kondisi pembenkokan yang sama maka akan menghasilkan radius
pengerolan yang merata.
Penyatuan komponen dilakukan dengan menggunakan baut sebagai
pengikat. baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap,
sambungan

bergerak,

maupun

sambungan

sementara

yang

dapat

dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada
umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat.
Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut
penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan
yang lain (Sularso dan Suga, 2002).

Universitas Sumatera Utara

16

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh : ha, Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi :
HA.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis
sebagai berikut :
Kapasitas alat =

produk yang dihasilkan (buah )
waktu (jam )

....................................(1)

Analisis Ekonomi
Menurut Soeharno (2007), analisis ekonomi digunakan untuk menentukan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini.
Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga
keuntungan alat dapat diperhitungkan. Sedangkan menurut Nastit, et al. (2008),
Untuk menilai kelayakan finansial, diperlukan semua data yang menyangkut
aspek biaya dan penerimaan usaha tani. Data yang diperlukan untuk pengukuran
kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil produksi,
harga, upah, dan suku bunga.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada out put yang
dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin
banyak bahan yang digunakan. Tak heran jika biayanya semakin besar.
Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak
sedikitnya produk yang akan dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

17

Biaya pemakaian alat
Pengukuran biaya produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya
yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok

 BT

=
+ BTT  C
 x
 ................................................................................(2)

dimana :
BT = total biaya tetap (Rp/Tahun)
BTT = total biaya tidak tetap (Rp/Jam)
x

= total jam kerja per tahun (Jam/Tahun)

C

= kapasitas alat (Jam/Satuan Produksi).

Biaya tetap
Biaya tetap terdiri dari:
1.

Biaya penyusutan (metode garis lurus)
D=

dimana:

𝑃𝑃−𝑆𝑆
𝑛𝑛

……………………………………………………....................... (3)

D = biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)
S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = umur ekonomi (tahun)
2.

Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya :
I=

i(P)(n+1)
2n

………………………………………………......................(4)

dimana :
i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
3.

Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesinmesin dan peralatan pertanian, beberapa literatur menganjurkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

18

biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai
awalnya.
4.

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 - 1%, rata-rata
diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari biaya perbaikan alat sebagai sumber tenaga
penggerak. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan :
Biaya reparasi =

1,2% (P−S)
1000 jam

……………......................………….....……. (5)

Biaya karyawan / operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini
tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji
pertahun dibagi dengan total jam kerjanya (Darun, 2002).
Break even point
Break even point (analisis titik impas) umumnya berhubungan dengan
proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang
dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri titik impas
maka usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan titik impas
akan memperoleh keuntungan.
Menurut Waldiyono (2008), manfaat perhitungan titik impas (break even
point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan
dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi

Universitas Sumatera Utara

19

ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa
adanya keuntungan. Analisis titik impas juga digunakan untuk :
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.
2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi.
3. Tingkat

produksi

dan

penjualan

yang

menghasilkan

ekuivalensi

(kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi.
Rumus break even yaitu :
break even (unit) =

biaya tetap
harga jual /unit – biaya variabel /unit

………............ (6)

atau
break even (rupiah) =

biaya tetap
1−

biaya variabel
penjualan

…………….............…..…….. (7)

(Halim, 2009).
Net present value
Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi
nilai sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi
masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis
finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.
Perhitungan Net present value merupakan net benefit yang telah di diskon dengan
discount faktor. Secara singkat dapat dirumuskan:
CIF – COF ≥ 0 ................................................................................... ............... (8)
dimana :

Universitas Sumatera Utara

20

CIF = chas inflow
COF = chas outflow
Sementera itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan :
Penerimaan (CIF)

= pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n)

Pengeluaran (COF)

= investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

Kriteria NPV yaitu :
-

NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

-

NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak
menguntungkan

-

NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan

(Darun, 2002).
Internal rate of return
Menurut Kastaman (2006), Internal rate of return (IRR) adalah suatu
tingkatan discount rate, pada discount rate diperoleh dimana B/C ratio = 1 atau
NPV = 0. Sedangkan menurut Giatman (2006), dengan menggunakan metode IRR
kita akan mendapatkan informasi yang berkairan dengan tingkat kemampuan cash
flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % periode
waktu logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam
mengembalikkan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus
dipenuhi. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
NPV 1

IRR = i1 – (NPV2−NPV 1) (i2 − i1).........................................................................(9)
dimana :

Universitas Sumatera Utara

21

i1 = Suku bunga bang paling antraktif
i2 = Suku bunga coba-coba
NPV1 = NPV awal i1
NPV2 = NPV pada i2

Universitas Sumatera Utara