Pengujian Diameter Pulley Silinder Pengupas Dan Diameter Pulley Blower Terhadap Efesiensi Alat Pengupas Kulit Tanduk Kopi

PENGUJIAN DIAMETER PULLEY SILINDER PENGUPAS
DAN DIAMETER PULLEY BLOWER TERHADAP EFESIENSI
ALAT PENGUPAS KULIT TANDUK KOPI

HASIL PENELITIAN
Oleh
YUSTINUS TAMBOK DEDI AMAN PARDOSI
020308029/TEKNIK PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008

Universitas Sumatera Utara

PENGUJIAN DIAMETER PULLEY SILINDER PENGUPAS
DAN DIAMETER PULLEY BLOWER TERHADAP EFESIENSI
ALAT PENGUPAS KULIT TANDUK KOPI

HASIL PENELITIAN

Oleh
YUSTINUS TAMBOK DEDI AMAN PARDOSI
020308029/TEKNIK PERTANIAN

Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing

Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si
Ketua

Ainun Rohanah,STP,M.Si
Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008

Universitas Sumatera Utara


Judul Skripsi

Nama
NIM
Departemen
Program Studi

: Pengujian Diameter Pulley Silinder Pengupas dan Diameter

Pulley Blower Terhadap Efisiensi Alat Pengupas Kulit Tanduk

:
:
:
:

Kopi

Yustinus Tambok Dedi Aman Pardosi
020308029

Teknologi Pertanian
Teknik Pertanian

Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing

Ainun Rohanah,STP,M.Si
Anggota

Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si
Ketua

Mengetahui,

Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
The aim of this research was to test the effect of pulley diameter of peeler
cylinder and the blower pulley diameter on efficiency of the coffee s husk peeler.
This research used randomizad plan method completely design with two factors;
that is the peeler cylinder pulley diameter and the blower pulley diameter.
Results of this research showed that the peeler cylinder pulley diameter
gave highy significant effect on the capacity, the percentage of damage bean
produced, the percentage of bean entered skin reception and the percentage of
skin entered the bean reception. the blower pulley diameter gave highy significant
effect on the percentage of the bean entered the skin reception, and the
percentage of skin entered the bean reception. The combination of peeler cylinder
pulley diameter and blower pulley diameter gave highy significant effect on the
percentage of the coffee bean entered the skin reception, and the percentage of
skin entered the bean reception.
The key word: peeler cylinder pulley diameter, blower pulley diameter, coffee s
husk
ABSTRAK
Tujuan penilitian ini adalah menguji diameter pulley silinder pengupas dan
diameter pulley blower terhadap efisiensi alat pengupas kulit tanduk kopi.

Penilitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan dua factor
yaitu: diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley blower.
Hasil penelitian ini menunjukkan dimeter pulley silinder pengupas
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhdap kapasitas alat, persentase
kerusakan hasil kupasan, persentase biji kopi masuk penampungan kulit,
persentase kulit masuk penampungan biji.diameter pulley blower memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap persentase biji penampungan kulit, dan
persentase kulit masuk penampungan biji. Kombinasi diameter pulley silinder
pengupas dan diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap persentase biji masuk penampungan kult, dan persentase kulit masuk
penampungan biji.
Kata kunci: diameter pulley silinder pengupas, diameter pulley blower, kulit
tanduk kopi.

Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN

YUSTINUS TAMBOK DEDI AMAN PARDOSI , Pengujian Diameter Pulley
Silinder Pengupas dan Diameter Pulley Blower terhadap Efisiensi Alat Pengupas

Kulit Tanduk Kopi dibimbing oleh Saipul Bahri Daulay selaku ketua komisi
pembimbing dan Ainun Rohanah selaku anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini Bertujuan untuk mengetahui efesiensi alat pengupas kulit
tanduk kopi dengan menguji diameter pulley silinder pengupas dan diameter
pulley blower.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (RAL) yang
terdiri dari dua faktor, yaitu: Faktor I : Diameter pulley silinder pengupas (P)
yang terdiri dari 3 taraf yaitu P1 = 5', P2 = 6', P3 = 7'. Faktor II : Diameter pulley
blower (R) yang terdiri dari 3 taraf : R1 = 2', R2 = 3', R3 = 4'
Analisis data meliputi parameter kapasitas kerja alat pengupas kulit tanduk
kopi (Kg/jam), persentase biji kopi yang masuk ke penampungan kulit, persentase
kerusakan hasil kupasan dan persentase kulit yang masuk ke penampungan biji.
Kapasitas Kerja Alat Pengupas Kulit tanduk kopi
Diameter pulley silinder pengupas memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap kapasitas kerja alat pengupas kulit tanduk kopi . Kapasitas kerja
alat tertinggi diperoleh pada perlakuan P1 sebesar 22,27 kg/jam dan terendah pada
perlakuan P3 sebesar 19,29 Kg/jam.
Diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
terhadap kapasitas kerja alat pengupas kulit tanduk kopi.


Universitas Sumatera Utara

Kombinasi diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley blower
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kapasitas kerja alat pengupas
kulit tanduk kopi.
Persentase Biji yang Masuk ke Penampungan Kulit
Diameter pulley silinder pengupas memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap persentase biji kopi yang masuk ke penampungan kulit. Persentase
biji kopi yang masuk ke penampungan kulit kopi tertinggi diperoleh pada
perlakuan P1 yaitu 16,33 % dan terendah pada perlakuan P3 yaitu 5,33 %.
Diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap persentase biji kopi yang masuk ke penampungan kulit. Persentase biji
kopi yang masuk ke penampungan kulit tertinggi diperoleh pada perlakuan R1
yaitu 11,88 % dan terendah pada perlakuan R3 yaitu 7,41 %.
Kombinasi diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley blower
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap persentase biji kopi yang
masuk ke penampungan kulit. Persentase biji kopi yang masuk ke penampungan
kulit tertinggi diperoleh pada perlakuan kombinasi P1R1 yaitu 19,96 % dan
terendah pada perlakuan P3R3 yaitu 4,25 %.
Persentase Kerusakan Hasil Kupasan

Diameter pulley silinder pengupas memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap persentase kerusakan hasil kupasan. Persentase kerusakan hasil
kupasan tertinggi diperoleh pada diameter pulley silinder pengupas (P1) yaitu 5,17
% dan terendah diperoleh pada perlakuan (P3) yaitu 3,35 %.

Universitas Sumatera Utara

Diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
terhadap persentase kerusakan hasil kupasan.
Kombinasi diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley blower
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap persentase kerusakan hasil
kupasan.
Persentase Kulit yang Masuk ke Penampungan Biji Kopi
Diameter pulley silinder pengupas memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap persentase kulit yang masuk ke penampungan biji. Persentase kulit
yang masuk ke penampungan biji tertinggi diperoleh pada perlakuan P1 yaitu
26,22 % dan

Persentase kulit yang masuk ke penampungan biji terendah


diperoleh pada perlakuan P3 yaitu 17,84 %.
Diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap persentase kulit yang masuk ke penampungan biji. Persentase kulit yang
masuk ke penampungan biji tertinggi diperoleh pada perlakuan R3 yaitu 23,89 %
Persentase kulit yang masuk ke penampungan biji terendah diperoleh pada
perlakuan R1 yaitu 21,07 %.
Kombinasi diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley blower
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap persentase kulit yang masuk
ke penampungan biji. Persentase kulit yang masuk ke penampungan biji tertinggi
diperoleh pada perlakuan P1R3 yaitu 27,25 % dan persentase kulit yang masuk ke
penampungan biji terendah diperoleh pada perlakuan P3R1 yaitu 15,54 %.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
YUSTINUS TAMBOK DEDI AMAN PARDOSI , dilahirkan di
Parsoburan 15 agustus 1982 anak kelima dari tujuh bersaudara dari D. Pardosi dan
H. Simanjuntak.
Pada tahun 2002, penulis lulus dari SMU Swasta Cahaya Medan dan pada
tahun 2002 lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih

Program Studi Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini
adalah

Pengujian Diameter Pulley Silinder Pengupas dan Diameter Pulley

Blower terhadap Efesiensi Alat Pengupas Kulit Tanduk Kopi .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si., selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ainun
Rohanah,STP,M.Si., selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayahanda D. Pardosi dan
Ibunda H. Simanjuntak yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Roynaldo P, Nico, Bernat, Tulus

Barita Horas, yang telah membantu saya dalam penelitian.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan
Medan, September 2008

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT
RINGKASAN .
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL .
DAFTAR GAMBAR..

.

...i
..
ii
.v
. ...vi
.
... ix
.... x

.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Hipotesa Penelitian

.
.

.. 1
.. 3
. 3
.... 3

..

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Kopi..... ...
Jenis-jenis Tanaman Kopi.................
Harga dan Ekspor Kopi Indonesia....
Pengolahan Kopi
Mutu kopi robusta
Pemungutan Hasil
Alat Pengupas Kulit tanduk Kopi 15
Ellemen mesin ....
Motor listrik
......................................
V- Bellt...
Pulley.........

4

...

5
7
.. 14
..13
.14

..
.
.
.

. 26
.... 16
..... 16
.. ...17

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
..
Bahan dan Alat Penelitian
..
Metode Penelitian
...
Model Penelitian
...
Persiapan Penelitian
..
Prosedur Penelitian
...
Parameter yang Diamati
Kapasitas kerja Alat Pengupas Kulit Kopi .
Persentase Kopi Terkupas yang masuk Ke
Penampungan Kulit
..
...
Persentase Kerusakan Hasil Kupasan.
Persentase Kulit Kopi yang masuk ke
Penampungan Biji
..
.
.

... 19
... 19
... 20
. 21
21
. 24
.... 24
... 24
. 25
.. 25

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapasitas Kerja Alat
Pengupas Kulit Kopi
..
..
Persentase biji masuk ke
Penampungan Kulit
.
..
Persentase Kerusakan Hasil Kupasan
Persentase Kulit Kopi yang masuk ke
Penampungan Biji
..
.

... 26
.

.... 29
35

.
.

.

..37

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

...43
..43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The aim of this research was to test the effect of pulley diameter of peeler
cylinder and the blower pulley diameter on efficiency of the coffee s husk peeler.
This research used randomizad plan method completely design with two factors;
that is the peeler cylinder pulley diameter and the blower pulley diameter.
Results of this research showed that the peeler cylinder pulley diameter
gave highy significant effect on the capacity, the percentage of damage bean
produced, the percentage of bean entered skin reception and the percentage of
skin entered the bean reception. the blower pulley diameter gave highy significant
effect on the percentage of the bean entered the skin reception, and the
percentage of skin entered the bean reception. The combination of peeler cylinder
pulley diameter and blower pulley diameter gave highy significant effect on the
percentage of the coffee bean entered the skin reception, and the percentage of
skin entered the bean reception.
The key word: peeler cylinder pulley diameter, blower pulley diameter, coffee s
husk
ABSTRAK
Tujuan penilitian ini adalah menguji diameter pulley silinder pengupas dan
diameter pulley blower terhadap efisiensi alat pengupas kulit tanduk kopi.
Penilitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan dua factor
yaitu: diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley blower.
Hasil penelitian ini menunjukkan dimeter pulley silinder pengupas
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhdap kapasitas alat, persentase
kerusakan hasil kupasan, persentase biji kopi masuk penampungan kulit,
persentase kulit masuk penampungan biji.diameter pulley blower memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap persentase biji penampungan kulit, dan
persentase kulit masuk penampungan biji. Kombinasi diameter pulley silinder
pengupas dan diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap persentase biji masuk penampungan kult, dan persentase kulit masuk
penampungan biji.
Kata kunci: diameter pulley silinder pengupas, diameter pulley blower, kulit
tanduk kopi.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi
banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berartipun, kopi sudah bisa memberikan
hasil yang cukup lumayan untuk menambah penghasilan. Apalagi bila
pemeliharaan dan pengolahannya cukap baik, pasti usaha ini mendatangkan
keuntungan yang berlipat ganda.
Bila melihat perolehan devisa, tampaknya prospek kopi telah cukup
menggembirakan. Tetapi usaha untuk terus meningkatkan nilai ekspor hingga
saat ini masih menemui beberapa hambatan. Pertama, karena pada saat ini
organisasi kopi dunia (ICO) menetapkan kuota (jumlah yang boleh diekspor ke
negara anggota ICO) kopi yaitu 52 % dari total produksi nasional. Kedua, karena
umumnya kopi Indonesia mempunyai mutu yang rendah. Rendahnya mutu kopi
Indonesia, menyebabkan harga yang diterima oleh petani rendah juga. Untuk
mengatasi rendahnya mutu kopi di Indonesia, maka perlu ditempuh langkahlangkah sebagai berikut :
1. Mengembangkan varietas kopi unggul pada lahan-lahan yang sesuai.
2. Mengganti tanaman yang sudah tidak produktif lagi dengan tanaman muda
varietas unggul yang dianjurkan (peremajaan tanaman).
3. Menerapkan teknik budidaya yang benar, baik mengenai sistem penanaman,
pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, maupun
pengaturan air.
4. Menerapkan sistem pemanenan dan pengolahan yang benar, baik cara
pemetikan, pengolahan, pengeringan maupun sortasi.

Universitas Sumatera Utara

Atas dasar peningkatan mutu kopi maka penulis berkeinginan untuk
menguji tentang efisiensi penggunaan mesin pengupas kulit tanduk kopi dengan
mengkombinasikan diameter pulley

silinder pengupas dan diameter pulley

blower. Huller bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit tanduknya sehingga
diperoleh biji kopi yang sudah lepas dari kulit tanduknya, proses ini dinamakan
dengan hulling . Proses ini dilakukan setelah proses pulling (pemisahan biji dari
kulit buahnya).
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu kopi adalah menerapkan sistem
pemanenan dan

pengolahan yang benar, baik cara pemetikan, pengolahan,

pengeringan maupun sortasi. Dari keempat sistem diatas penulis mencoba
menerapkan sistem pengolahan yang benar. Untuk itu penulis perlu melakukan
penelitian yang menguji diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley
blower.
Adapun perlunya penelitian dengan menggunakan alat pengupas kulit
tanduk kopi ini adalah untuk mengetahui efisiensi penggunaan alat ini yang terdiri
atas : kapasitas alat pengupas kulit kopi, persentase biji kopi yang masuk
penampungan kulit, persentase kerusakan hasil kupasan, dan persentase kulit kopi
yang masuk ke penampungan biji kopi. Dengan dilaksanakannya penelitian ini
diharapkan pengupasan kulit tanduk kopi dapat berjalan secara efisien dan
memiliki hasil kupasan yang lebih baik. Dan melalui penelitian ini diharapkan
pengupasan kulit tanduk kopi yang selama ini menjadi salah satu kendala
rendahnya mutu kopi dapat dikurangi.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tanaman Kopi
Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti sejak kapan tanaman kopi
dikenal dan masuk dalam peradaban manusia. Menurut catatan sejarah, tanaman
ini mulai dikenal pertama kali di benua Afrika tepatnya di Ethiopia. Pada mulanya
tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk, melainkan
masih tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi ( Najiyati dan Danarti, 1997 ).
Kopi memiliki istilah yang berbeda-beda. Pada masyarakat Indonesia lebih
akrab dengan sebutan kopi di Inggris dikenal coffee, Prancis menyebutnya cafe,
Jerman menjulukinya kaffee, dalam bahasa Arab dinamakan quahwa. Sejarah kopi
diawali dari cerita seorang penggembala kambing Abessynia yang menemukan
tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala, hingga menjadi minuman bergengsi
para aristokrat di Eropa. Bahkan oleh Bethoven menghitung sebanyak 60 biji kopi
untuk setiap cangkir kopi yang mau dinikmatinya ( Tapanulli Coffea, 2006 ).
Kopi merupakan tanaman perkebunan / industri berupa semak yang
asalnya tumbuh liar di hutan dataran tinggi Ethiopia, Afrika. Dari Ethiopia,
tanaman kopi menyebar ke negara Arab, Persia hingga tanaman ini tumbuh subur
di negara Yaman. Di Indonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh
VOC pada periode tahun 1696-1699 dan ditanam di sekitar Jakarta. Perkebunan
kopi berskala besar menyebar ke daerah Lampung, Sumatra Barat, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Bali, Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Jawa Tengah
( Warintek Progessio, 2006 ).

Universitas Sumatera Utara

Jenis-Jenis Tanaman Kopi
Ada dua spesies dari tanaman kopi yaitu Arabika adalah kopi tradisional,
dan dianggap paling enak rasanya dan Robusta memiliki kafein yang lebih tinggi
dapat dikembangkan dalam lingkungan di mana Arabika tidak akan tumbuh, dan
membuatnya menjadi pengganti Arabika yang murah. Robusta biasanya tidak
dinikmati sendiri, dikarenakan rasanya yang pahit dan asam. Robusta kualitas
tinggi biasanya digunakan dalam beberapa campuran espresso. Perdagangan kopi
modern lebih spesifik tentang dari mana asal mereka, melabelkan kopi atas dasar
negara, wilayah, dan kadangkala ladang pembuatnya. Satu jenis kopi yang tidak
biasa dan sangat mahal harganya adalah sejenis robusta di Indonesia yang
dinamakan kopi luwak. Kopi ini dikumpulkan dari kotoran luwak, yang proses
pencernaannya memberikan rasa yang unik ( Wikipedia, 2006 ).
Dalam garis besarnya ada tiga golongan kopi, yakni :
1. Golongan Arabika
2. Golongan Liberika
3. Golongan Canephora (varietas Robusta)
Golongan Arabika adalah golongan yang paling dahulu diusahakan di indonesia,
kemudian menyusul golongan Liberika dan yang terakhir adalah Robusta
( Anonimous, 2003).
Golongan Arabika berasal dari Etiopia dan Albessinia. Golongan ini yang
pertama kali dikenal dan dibudidayakan oleh manusia, bahkan merupakan
golongan kopi yang paling banyak diusahakan oleh manusia sampai akhir abad
XIX. Setelah abad XIX dominasi kopi Arabika menurun, karena ternyata kopi ini

Universitas Sumatera Utara

sangat peka terhadap penyakit HV (Hemeleia Vastatrikx), terutama didataran
rendah.
Golongan Liberika berasal dari berasal dari Angola dan masuk ke
Indonesia sejak tahun 1965. Meskipun sudah lama masuk ke Indonesia, tetapi
hingga saat ini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah dan rendemennya
rendah.
Golongan Robusta berasal dari Kongo dan masuk ke Indonesia pada tahun
1900. Karena mempunyai sifat yang lebih unggul, kopi ini sangat cepat
berkembang. Bahkan kopi ini merupakan jenis kopi yang mendominasi
perkebunan Indonesia saat ini. (Najiyati dan Danarti, 1997).
Menurut Najiyati dan Danarti (1997) di dunia perdagangan, dikenal
beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi
Arabika, Robusta, dan Liberika. Pengolongan kopi tersebut umumnya didasarkan
pada spesies, kecuali kopi Robusta. Kopi robusta bukan merupakan nama spesies
karena kopi ini merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi, terutama Coffea
canephora.
Buah kopi dibagi atas tiga bagian, yaitu :
1. lapisan kulit luar (excocarp)
2. lapisan daging (mesocarp)
3. lapisan kulit tanduk (endoscarp)
( Ridwansyah, 2003 ).
Buah kopi pada umumnya mengandung 2 butir biji, tetapi kadang-kadang
mengandung hanya sebutir saja. Pada kemungkinan yang pertama biji-bijinya
mempunyai bidang datar (perut biji) dan bidang cembung (punggung biji). Pada

Universitas Sumatera Utara

kemungkinan

yang

kedua

biji

kopi

berbentuk

bulat

panjang

(kopi

jantan).Komposisi kimia biji kopi berbeda-beda, tergantung tipe kopi, tanah
tempat tumbuh dan pengolahan kopi ( Ridwansyah, 2003 ).
Harga dan Ekspor Kopi Indonesia
Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan
dipersiapkan dari biji dari kopi yang dipanggang. Saat ini kopi merupakan
komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi.
Total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam kurun waktu 1998-2000 saja.
Diperkirakan pada tahun 2010, produksi kopi dunia akan mencapai 7 juta ton per
tahun (dari FAO). Kopi merupakan sumber utama kafein. Keuntungan dan
kerugian dari mengonsumsi kopi telah dan akan terus dipelajari dan didiskusikan
oleh banyak ilmuwan di dunia ( Wikipedia, 2006 ).
Pertumbuhan ekspor dunia dan Indonesia sedang mengalami penurunan,
tetapi penurunan Indonesia lebih tinggi dibandingkan penurunan dunia. Vietnam
muncul sebagai negara pengekspor dengan tingkat pertumbuhan ekspor positif,
seperti halnya negara-negara maju. Sedangkan negara-negara pengekspor lain,
seperti Brazil, Kolumbia, El Salvador dan Meksiko juga sedang mengalami
penurunan pertumbuhan ekspor. Pengekspor dengan tingkat pertumbuhan ekspor
positif, seperti halnya negara-negara maju. Pertumbuhan negatif ekspor kopi
Indonesia terjadi karena adanya kelemahan pada komposisi produk, distribusi
pasar, dan daya saing. Indonesia belum memanfaatkan jenis produk dan negara
pengimpor yang sedang tumbuh permintaannya, yaitu kopi olahan, disamping
kalah bersaing dengan negara pengekspor lain bila harga kopi mengalami

Universitas Sumatera Utara

penurunan. Dalam hal nilai tambah, industri kopi bubuk memberikan nilai tambah
tertinggi yang mencapai Rp. 318.9 miliar atau 43,5% dari total nilai tambah
seluruh industri pengolahan kopi, kemudian diikuti oleh industri kopi Arabika
pada urutan kedua dan industri kopi Robusta pada urutan ketiga masing-masing
dengan nilai tambah sebesar Rp. 226,7 miiliar dan Rp. 105 milliar ( Ipard, 2004 ).
Pada musim panen kopi yang kini mulai berlangsung di daerah Sumatera
Selatan, harga biji kopi kering paling tinggi Rp 4.050 untuk kualitas terbaik. Kopi
kualitas lebih rendah dihargai Rp 3.700-Rp 3.800 per kilogram ( Kompas, 2004 ).
Indonesia adalah negara kedua terbesar setelah Vietnam sebagai
pengekspor green beans ke Inggris pada tahun 1999. Pesaing utama Indonesia
adalah : Vietnam, Columbia, Brazil, Jerman, Kenya, Guatemala, Uganda dan
Costa Rica. Untuk roasted Indonesia tahun 1999 mengekspor hanya 100 karung.
Untuk soluble, Indonesia menduduki peringkat ke 13 dengan negara pesaing
adalah : Jerman, Belanda, Equador, Perancis, Columbia, China, Brazil, Korea
Selatan, Spanyol, Nicaragua dan Denmark ( Djadglu, 2006 ).
Volume ekspor kopi Indonesia selama tahun 2004 diperkirakan naik dari
sekitar 270.000 ton pada tahun 2003 menjadi 280.000 ton pada 2004, menyusul
mulai membaiknya harga kopi dunia dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan
volume ekspor kopi terutama terdorong oleh mulai membaiknya harga kopi
Indonesia di pasar dunia yang sebelumnya sempat terpuruk akibat melonjaknya
pasokan kopi ke pasar dunia (BPEN, 2004 ).
Pada tahun 2003 Indonesia memproduksi kopi sekitar 400.000 ton dengan
konsumsi di dalam negeri 100.000 ton. Sisanya 300.000 ton sebagian besar
diekspor (sekitar 270.000 ton) dan selebihnya disimpan untuk keperluan stok di

Universitas Sumatera Utara

dalam negeri. Sementara itu, Vietnam pada tahun 2003 diperkirakan memproduksi
kopi 600.000 ton yang sekitar 90% diantaranya diekspor ke mancanegara
( BPEN, 2004 ).
Petani kini diarahkan untuk mengolah biji kopinya menjadi bubuk kopi
dengan pemberian bantuan mesin penggiling dari pemerintah. Namun, karena
masih sederhana dan tradisional, peningkatan nilai tambah yang diharapkan belum
bisa maksimal. Investor yang diharapkan menanamkan modalnya dengan
membangun pabrik pengolahan kopi bubuk modern belum melirik daerah
penghasil kopi yang tahun 2002 memproduksi 33.500 ton biji kopi dari areal
produktif seluas 45.200 hektar ( Kompas, 2003 ).
Ekspor Indonesia akan dapat ditingkatkan termasuk ekspor kopi walaupun
menghadapi pesaing-pesaing dari Vietnam, negara-negara Amerika Latin dan
Afrika. Ini terlihat dengan posisi Indonesia tercatat sebagai pemasok kopi utama
ke Inggris khususnya ekspor biji kopi. Pada saat ini hal yang kurang
menguntungkan adalah masalah harga yang rendah disebabkan oleh oversuply dan
masih banyaknya stock di negara-negara importir ( Djadglu, 2006 ).
Pesaing utama Indonesia adalah : Vietnam, Columbia, Brazil, Jerman,
Kenya, Guatemala, Uganda dan Costa Rica. Untuk roasted Indonesia tahun 1999
mengekspor hanya 100 karung. Untuk soluble, Indonesia menduduki peringkat ke
13 dengan negara pesaing adalah : Jerman, Belanda, Equador, Perancis,
Columbia, China, Brazil, Korea Selatan, Spanyol, Nicaragua dan Denmark
( Djadglu, 2006 ).

Universitas Sumatera Utara

Pengolahan Kopi
Sebelum dilakukan pengupasan kulit kopi maka perlu dilakukan sortasi
yaitu pemilihan antara biji yang masak dengan biji yang hijau. Setelah dilakukan
sortasi lalu dilakukan penimbangan buah kopi. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui upah pemetik dan rendemennya ( Anonimous, 2003 ).
Pada tanaman kopi Arabika dan Robusta dikenal dua macam cara proses
pengolahan :
1. Proses kering, amat sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Setelah dipetik, kopi biasanya dikeringkan dengan cara dijemur selama 10
sampai 15 hari. Baru setelah itu kopi tersebut dikupas. Hampir semua kopi
Arabika dari Brazil melalui proses kering, dan kualitasnya tetap bagus karena
kopi yang dipetik biasanya yang telah betul-betul matang (berwarna merah).
2. Proses basah, diperlukan peralatan khusus dan hanya bisa memproses biji
kopi yang telah benar-benar matang. Proses jenis ini biasanya dilakukan oleh
perkebunan besar dengan peralatan yang memadai termasuk mekanik yang
cakap sehingga mereka tidak tergantung pada cahaya matahari untuk
mengeringkan kopi tersebut( TapanulliCoffea, 2006 ).
Pengolahan kopi secara konvensional membutuhkan air dalam jumlah
yang besar. Penggunaan alat dan mesin dalam proses pengolahan kopi masa depan
harus mempunyai karakter yang menonjol dalam hal produktivitas, hemat air dan
energi, berwawasan lingkungan serta mutu produk yang bersaing di pasar global.
Penerapan desentralisasi pengupasan kulit kopi setengah basah (semi-wet pulping)
selain mampu menghemat konsumsi air dan diharapkan juga mampu mencegah
konsentrasi air limbah disuatu tempat ( Ipard, 2006 ).

Universitas Sumatera Utara

Kopi dijual dalam bentuk biji-biji kering yang sudah terlepas dari daging
dan kulit arinya yang disebut kopi beras. Ada dua cara untuk mendapatkan kopi
beras, yakni pengolahan kering (Dry Process) dan pengolahan basah (Wet
Process). Pengolahan Kering yaitu hasil panenan langsung dijemur 10 - 15 hari
dengan melakukan pembalikan agar biji kering benar, lalu disimpan sebagai biji
gelondong. Pada saat dijual kopi gelondong dilepas kulit tanduknya serta arinya.
Pengolahan dianggap selesai bila:
a. Kadar air 13 %
b. Kadar kotoran berupa ranting batu, gumpulan tanah, dan benda asing
lainnya 0,5 %
c. Bebas dari biji yang berbau busuk
d. Bebas dari serangga hidup
e. Biji tidak lolos ayakan ukuran 3 x 3 mm
f. Biji ukuran besar tidak lolos ayakan ukuran 5,6 x 5,6 mm
Sedangkan Pengolahan Basah yaitu buah kopi dipetik kemudian ditumbuk atau
dikupas dan dicuci. Setelah itu dikeringkan, selanjutnya dipisahkan kulit
tanduknya dan kulit arinya. Pengolahan basah dianggap selesai bila:
a. Kadar air 13 %
b. Kadar kotoran berupa ranting batu, gumpalan tanah dan benda asing lainnya
0,5 %
c. Bebas dari serangga hidup
( KA. BIP Irian Jaya, 1991 ).
Pengelolaan yang dilakukan oleh perkebunan atau petani dalam jumlah
yang sangat banyak tidak mungkin hanya dilakukan oleh tenaga manusia, tetapi

Universitas Sumatera Utara

dengan bantuan tenaga mesin. Untuk keperluan ini, sampai menjadi kopi yang
diperdagangkan, harus melalui beberapa tingkatan pekerjaan, yaitu :
a. Penerimaan
b. Pelepasan daging buah
c. Pemeraman
d. Pencucian
e. Pengeringan
f. Pelepasan kulit tanduk
g. Penyortiran
( Anonimous, 2003 ).
Pengupasan kulit buah adalah proses pelepasan kulit buah dari kulit
tanduk, dan sangat menentukan mutu fisik dan citarasa seduhan akhir. Kualitas
pengupasan/pulping sangat menentukan proses pencucian lapisan lendir, proses
pengeringan dan hulling. Pemisahan kulit ini dilakukan dengan menggunakan
mesin pulper, yang sering digunakan adalah VIS pulper dan Raung pulper.
Perbedaan pokok kedua alat tersebut adalah VIS pulper hanya berfungsi sebagai
pengupas kulit saja, sehingga hasilnya harus difermentasi dan dicuci lagi. Sedang
Raung pulper berfungsi sebagai pengupas dan pencuci, sehingga kopi yang keluar
dari mesin ini tidak perlu lagi difermentasi dan dicuci, tetapi langsung masuk
ketahap pengeringan ( Najiyati dan Danarti, 1997 ).
Pengerjaan buah-buah kopi juga dimaksudkan untuk mengeluarkan
keping biji kopi, juga dari kulit tanduk dan kulit ari. Kandungan air biji kopi yang
baru dipanen sekitar 77 % harus diturunkan menjadi 12 % -14 %, agar kopi tahan
dalam penyimpanan. Pengolahan sebagian dilakukan secara manual dan terdapat

Universitas Sumatera Utara

pula berbagai alat dan mesin pengolahan biji kopi yang lebih menjamin hasil bijibiji kopi yang bermutu baik. Tradisi yang bertahun-tahun dilakukan oleh petani
kopi rakyat untuk menumbuk kopi gelondong dengan hasil biji-biji kopi pecah
harus digantikan dengan penggunaan mesin-mesin pulper yang bisa diatur dan
disesuaikan dengan ukuran buah kopi, sehingga tidak menyebabkan banyak biji
kopi yang pecah-pecah ( Siswoputranto, 1992 ).
Pengolahan buah kopi bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulitnya
dan mengeringkan biji tersebut sehingga diperoleh kopi beras dengan kadar air
tertentu dan siap dipasarkan. Kadar air kopi beras yang optimum adalah 10 13%,
bila kopi beras mempunyai kadar air lebih dari 13%, akan mudah terserang
cendawan, sedang bila kurang dari 10% akan mudah pecah. Pengolahan buah kopi
sampai memperoleh kopi beras dengan kadar air 10-13% akan menyebabkan berat
kopi turun hingga 12-22% tergantung pada jenis kopi, untuk kopi Robusta akan
turun hingga tinggal ± 22%, sedang kopi Arabika ± 12% ( Deptan, 2005 ).
Mutu kopi Robusta
Beberapa sifat penting kopi Robusta antara lain sebagai berikut,
a. Resisten terhadap penyakit HV.
b. Tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 400 m dpl
c. Kualitas buah lebih rendah dibandingkan kopi Arabika, tetapi lebih tinggi
dibandingkan kopi Liberika.
d. Rendemen sekitar 22%
e. Menghendaki daerah yang mempunyai bulan kering 3-4 bulan berturut-turut.
( Anonimous, 1991 ).

Universitas Sumatera Utara

Tahapan (aliran) proses dan spesifikasi alat dan mesin produksi yang
menjamin kepastian mutu harus diperiksa secara rutin agar pada saat terjadi
penyimpangan mutu, suatu tindakan koreksi yang tepat sasaran dapat segera
dilakukan. Pabrik minuman kopi di luar negeri telah menerapkan otomatisasi
dalam proses produksinya. Mereka membutuhkan pasokan bahan baku bermutu
tinggi, seragam dan konsisten dari waktu ke waktu. Jika hal ini tidak dipenuhi,
mereka setiap saat harus merubah formula dan prosedur kerja. Keduanya
menyebabkan kinerja yang lambat dan pada akhirnya akan mengurangi daya saing
produknya. Selain itu, dalam lima tahun terakhir ini kontaminasi okhratoxin pada
biji kopi mulai mendapat sorotan yang serius dari konsumen Eropa. Kontaminasi
senyawa tersebut umumnya terjadi sebagai akibat pengeringan yang kurang
sempurna, sehingga dapat menumbuhkan jamur. Jika aspek ini dimasukkan
sebagai salah satu kriteria, hal ini merupakan ancaman yang serius bagi
kelangsungan ekspor komoditas tersebut (PPKKI, 2005).
Pemungutan hasil
Pemetikan buah kopi secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Pemetikan pendahuluan
Biasanya dilakukan pada bulan Februari-Maret untuk memetik buah yang
terserang bubuk buah. Kopi yang terserang bubuk buah biasanya berwarna kuning
sebelum berumur delapan bulan. Kopi ini dipetik kemudian langsung direbus dan
dijemur untuk diolah secara kering.
2. Petik merah (panen raya/pemetikan besar-besaran)
Panen raya bisanya dimulai pada bulan Mei/Juni untuk memetik buah
yang sudah berwarna merah. Panen raya ini bisa berlangsung selama 4-5 bulan

Universitas Sumatera Utara

dengan giliran pemetikan per tanaman 10-14 hari. Artinya dalam 4-5 bulan, setiap
tanaman dapat dipetik buahnya setiap 10-14 hari sekali.
3. Petik hijau (petik racutan)
Petik hijau dilakukan apabila sisa buah di pohon tinggal kira-kira 10%.
Caranya dengan memetik semua buah yang masih tertinggal baik yang sudah
merah maupun yang masih hijau. Setelah dipetik, buah yang berwarna merah
dipisahkan dari buah yang berwarna hijau
( Najiyati dan Danarti, 1997 ).
Kopi Robusta akan matang setelah 10 bulan dari saat pembuahan. Buahbuah dalam dompolan tidak serentak matangnya, baik dalam cabang yang sama
ataupun batang yang sama dalam suatu perkebunan. Oleh karena itu, pemetikan
buah kopi harus dilakukan secara manual dan selektif, jika kita menghendaki hasil
pemetikan buah matang yang baik. Cara pemetikan buah dan kecermatan
pelaksanaan oleh tenaga-tenaga pemetik di kebun-kebun kopi merupakan hal yang
amat menentukan mutu biji kopi yang sangat baik ( Siswoputranto, 1992 ).

Alat pengupas kulit Tanduk kopi
Jenis mesin pengupas (huller ) yang banyak digunakan adalah tipe silinder.
Untuk itu meningkatkan efektifitas dan kapasitas kerja mesin, buah kopi disortasi
berdasarkan ukurannya. Sortasi tersebut sekaligus bermanfaat untuk memisahkan
buah kopi dengan benda-benda asing lainnya. Fungsi alat ini adalah untuk
memisahkan kulit buah kopi kering, kulit tanduk dan kulit ari sehingga diperoleh
biji kopi pasar yang bersih dan bermutu baik. Fleksibilitas dan keunggulan yang
dimiliki yaitu, dapat digunakan untuk pengupasan kulit kopi kering ataupun

Universitas Sumatera Utara

basah, perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan, hasil pengupasan
baik dan bersih ( Smith dan Wilkes, 1990 ).
Pulping bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit buah (pulp), sehingga
diperoleh biji kopi yang masih terbungkus oleh lapisan kulit tanduk dan lapisan
lendir. Mesin yang digunakan untuk melepaskan kulit buah disebut VIS pulper
dimana

mesin

ini

hanya

digunakan

untuk

melepaskan

kulit

buah

( Najiyati dan Danarti, 1997 ).
Ruang antara silinder pengupas dan plat pememar harus diatur sedemikian
rupa agar jumlah biji kopi yang rusak atau pecah dapat dikurangi dan ketahanan
terhadap pengaruh luar seperti uap, kalor, debu dan sebagainya dapat ditingkatkan
( Stolk dan Kros, 1986 ).
Elemen Mesin
1. Motor listrik
Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan,
mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Setiap mesin sesudah
dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada
sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah pulley atau
sebuah generator atau ke suatu mesin yang akan digerakkan ( Daryanto, 2002 ).
2. V- belt
V-belt merupakan alat transmisi pemindah daya/putaran yang ditempatkan
pada pulley. V-belt adalah belt yang berpenampang trapesium, terbuat dari
tenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet kemudian dibungkus dengan
anyaman dan karet; digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

Universitas Sumatera Utara

ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau
berbeda ( Darmono, et al., 2006 ).
Penggerak berbentuk sabuk bekerja atas dasar gesekan tenaga yang
disalurkan dari mesin penggerak dengan cara persinggungan

sabuk yang

menghubungkan antar pulley penggerak dengan pulley yang akan digerakkan.
Sebaliknya sabuk mempunyai sifat lekat tetapi tidak lengket pada pulley dan
salah satu pulley itu harus dapat diatur ( Pratomo dan Irwanto, 1983 ).
Adapun kelebihan dari V- belt adalah sebagai berikut :
a. V-belt lebih kompak
b. Slipnya relatif kecil
c. Operasi lebih tenang
d. Mampu meredam kejutan saat start
e. Putaran poros dapat dalam 2 arah & posisi kedua poros dapat sembarang.
Sedangkan kelemahan dari V- belt yaitu :
a. Tidak dapat digunakan untuk jarak poros yang panjang
b. Umur lebih pendek
( Darmono, et al., 2006 ).
3. Pulley
Roda transmisi beralur untuk sabuk V dibuat dari besi tuang, baja tuang,
atau baja cetak. Keterangan umum yang diperlukan dalam pemesanan roda
transmisi beralur harus mencakup ukuran sabuk, jumlah alur, diameter alur roda,,
tipe konstruksinya dan ukuran serta tipe nap ( Smith dan Wilkes , 1990 ).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Daryanto ( 1986 ), Ada beberapa jenis tipe pulley yang
digunakan untuk sabuk penggerak yaitu :
a. Pulley datar
Pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja dengan
bentuk yang bervariasi.
2. Pulley mahkota
Pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit
menyudut sehingga untuk slip relatif sukar, dan derajat ketirusannya bermacammacam menurut kegunaannya
3. Tipe Lain
Pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat
pada sabuk penggeraknya.

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2008 di Laboratorium
Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan selesai pada
bulan Mei 2008.
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Kopi varietas Robusta ( Coffea robusta )
2. Pulley
3. Besi
4. Baut dan Mur
5. Paku
6. V-belt (sabuk alur V)
Adapun alat-alat yang digunakan :
1. Alat pengupas kulit tanduk kopi
2. Tang
3. Timbangan
4. Ember
5. Kalkulator/pulpen
6. Kunci pas
7. Obeng

Universitas Sumatera Utara

Metode Penelitian
Model rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap ( RAL ) faktorial, yang terdiri dari dua faktor :
Faktor I

: Diameter pulley silinder pengupas (P), dengan tiga tahap
perlakuan
P1 = 5'
P2 = 6'
P3 = 7'

Faktor II

: Diameter pulley blower (R), dengan tiga taraf perlakuan
R1 = 2'
R2 = 3'
R3 = 4'

Jumlah kombinasi perlakuan sebanyak Tc = 3 x 3 = 9, sehingga ulangan
percobaan dapat dihitung :
Tc ( n 1 )

15

9 (n

15

1)

(n

1)

1,67

n

2,67, dibulatkan menjadi 3.

Dengan demikian penelitian dilakukan dengan tiga kali pengulangan.
Kombinasi perlakuan sebagai berikut :
R1P1

R2P1

R3P1

R1P2

R2P2

R3P2

R1P3

R2P3

R3P3

Universitas Sumatera Utara

Model Rancangan Penelitian
Yijk =

+

i

+

j

+(

)ij +

ijk

Dimana :
Yijk = Pengamatan pada unit percobaan yang mendapat perlakuan
faktor diameter pulley silinder pengupas pada taraf ke-I dan perlakuan
faktor jenis diameter pulley blower pada taraf ke-j pada ulangan k.
= Nilai tengah.
i
j

(

=

Efek perlakuan diameter pulley silinder pengupas (P) pada taraf ke-i.

= Efek perlakuann diameter pulley blower (R) pada taraf ke-J
)Ij = Efek kombinasi faktor perlakuan diameter pulley silinder pengupas (P)
pada taraf ke-i dan faktor perlakuan diameter pulley blower ke-j.

ijk

= Efek galat dari faktor perlakuan diameter pulley silinder pengupas pada
taraf ke-I, faktor peralakuan diameter pulley blower pada taraf ke-j dan
ulangan k.

Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
terhadap alat pengupas kulit kopi, dipastikan semua komponen alat pengupas kulit
kopi tersebut sudah berada pada posisi yang tepat dan juga dilakukan pembersihan
( sanitasi ) pada alat tersebut khususnya pada bagian saluran pengeluaran biji kopi
dan saluran pengeluaran kulit kopi guna mendapatkan hasil kerja alat yang
optimal . Alat ini terdiri dari corong untuk menampung kopi sebelum digiling.
Selanjutnya kopi masuk ke silinder pememar untuk mengalami proses
penggilingan. Dari silinder, kopi dipisahkan antara kulit kopi dan biji kopi. Kulit

Universitas Sumatera Utara

kopi masuk ke saluran pengeluaran kulit kopi, selanjutnya ke penampungan kulit
kopi. Sedangkan biji kopi masuk ke saluran pengeluaran biji kopi, selanjutnya ke
penampungan biji kopi.

Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui efisiensi alat pengupas kulit
tanduk kopi dengan mengkombinasikan diameter pulley silinder pengupas dengan
diameter pulley blower. Adapun bagian bagian penting alat pengupas kulit tanduk
kopi ini adalah:
1. Motor Listrik.
Motor listrik sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan setiap
komponen alat. Pada alat ini digunakan motor listrik jenis AC satu fasa
dengan spesifikasi 0,5HP dan kecepatan putaran sebesar 1430 rpm.
2. Silinder Pememar.
Silinder ini berfungsi untuk menekan dan memutar buah kopi sehingga
kulit tanduknya terkupas, terbuat dari besi pipa berdiameter 10 mm, besi beton
diameter 8 mm, besi As diameter 1 inci.
3. Plat Pememar.
Plat ini berfungsi untuk menahan buah kopi sehingga kulitnya terkupas..
Terbuat dari besi pipa berdiameter 210 mm, tebal besi plat berukuran 3 mm,
corong masuk 11 x11 cm, corong keluar 13x8 cm.

Universitas Sumatera Utara

4. Corong pemasukan kopi (Hopper)
Corong ini berfungsi sebagai tempat memasukkan buah kopi yang akan
dikupas kulit tanduknya. Corong ini berbentuk limas segi empat dengan
Volume 41 cm x 41 cm x 38 cm dan tebal besi plat 1,2 m.
5. Saluran pengeluaran kulit tanduk kopi
Bagian ini berfungsi sebagai saluran pengeluaran kulit tanduk kopi yang
terkupas, terletak di depan blower.
6. Saluran pengeluaran biji kopi
Bagian ini berfungsi sebagai tempat keluarnya biji kopi yang sudah
terkupas.
7. Poros
Terletak di tengah silinder pememar, yang terbuat dari besi As dengan
diameter 1 inci.
8. Bearing
Berfungsi sebagai penegak poros terletak di kerangka alat, ukuran P205
9. Pulley
Pulley pada alat ini berfungsi sebagai pereduksi putaran yang dikehendaki.
Pulley yang digunakan pada alat ini adalah pulley jenis alur V (V-belt), pulley
berdiameter 2 , 3 , 4 terdapat pada blower.
10.Sabuk
Sabuk merupakan alat transmisi pemindah daya /putaran yang ditempatkan
pada pulley.

Universitas Sumatera Utara

11.Blower
Blower terbuat dari besi plat dengan ketebalan 1,2 mm dengan diameter
11inci.
Prosedur Penelitian
1. Diperiksa komponen-komponen Alat pengupas kulit kopi, dipastikan semua
posisi komponen alat tersebut sudah tepat dan masih layak pakai.
2. Dilakukan pembersihan pada bagian saluran pengeluaran kulit dan saluran
pengeluaran biji.
3. Mesin dinyalakan, kemudian disesuaikan diameter pulley silinder pengupas
dan diameter pulley blower sesuai perlakuan.
4. Dimasukkan kopi sebanyak 1 kg untuk setiap perlakuan ke dalam hopper.
5. Mesin dimatikan setelah biji kopi yang ada di dalam hopper sudah habis
terkupas.
6. Dicatat berat biji kopi yang terkupas (kg), berat kulit pada saluran
pembuangan kulit (kg), berat kopi yang rusak (kg), berat kopi yang tidak
terkupas (kg), berat kopi yang terkupas yang masuk ke penampungan kulit
(kg), berat kulit yang masuk ke penampungan biji (kg).
Parameter yang Diamati
1. Kapasitas alat pengupas kulit kopi ( Kg / Jam )
Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat kopi yang
dikupas terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengupas kulit kopi.
KapasitasAlat 

BeratKopiYangDikupas
( Kg / Jam)
WaktuYangDibutuhkan

(5)

Universitas Sumatera Utara

2. Persentase kopi yang terkupas yang masuk ke penampungan kulit ( % )
Persentase kopi terkupas yang masuk ke penampungan kulit dihitung
dengan membagikan kopi yang terkupas yang masuk ke penampungan kulit kopi
hasil kupasan terhadap berat total kopi yang terkupas.
BeratKopiTerkupasYangMasuk
PersentaseKopiTerkupas
KePenampunganKulit
=
x100% ..................(6)
YangMasuk
BeratTotalKopiYangTerkupas
KePenampunganKulit

3. Persentase kerusakan hasil kupasan ( % )
Persentase kerusakan hasil kupasan dihitung dengan membagikan berat
kopi hasil kupasan yang rusak terhadap berat total kopi yang terkupas.
BeratKopiTerkupas
YangRusak
x100% ...................(8)
PersentaseKerusakanHasilKupasan 
BeratKopiTerkupas

4. Persentase kulit kopi yang masuk ke penampungan biji kopi ( % )
Persentase kulit kopi yang masuk ke penampungan biji kopi dihitung
dengan membagikan berat kulit kopi yang masuk ke penampungan biji kopi
dibagi terhadap berat total kulit kopi.
BeratKulitKopiYangMasuk
PersentaseKulitKopiYangMasuk
KePenampunganBiji
x100%

KePenampunganBijiKopi
BeratTotalKulitKopi

.(9)

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui diameter pulley
silinder pengupas memberikan pengaruh terhadap kapasitas kerja alat , persentase
biji kopi yang masuk ke penampungan kulit, persentase kopi tidak terkupas,
persentase kerusakan hasil kupasan, dan persentase kulit kopi yang masuk ke
penampungan biji.
Tabel 1. Pengaruh diameter pulley silinder pengupas terhadap parameter yang
Diamati
Diameter
pulley
silinder
pengupas

Kapasitas
kerja
rata-rata
alat
(Kg/jam)

P1
P2
P3

22,27
20,51
19,29

Persentase ratarata biji kopi
yang masuk ke
penampungan
kulit
16,33
8,45
5,32

Persentase
rata-rata
kerusakan
hasil kupasan

Persentase ratarata kulit yang
masuk ke
penampungan biji

5,17
4,39
3,35

26,21
23,34
17,8

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kapasitas kerja rata-rata alat tertinggi
diperoleh pada P1(5 ) dan terendah pada P3 (7 ) . Persentase rata-rata biji kopi
yang masuk ke penampungan kulit tertinggi diperoleh pada P1(5 ) dan terendah
pada P3 (7 ). Persentase rata-rata kerusakan hasil kupasan tertinggi pada P1(5 )
dan terendah pada P3 (7 ). Persentase rata-rata kulit kopi yang masuk ke
penampungan biji tertinggi pada P1(5 ) dan terendah pada P3 (7 ).
Diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap persentase biji kopi yang masuk ke penampungan kulit, dan persentase
kulit kopi yang masuk ke penampungan biji.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Pengaruh diameter pulley blower terhadap parameter yang diamati
Diameter
pulley
blower

Kapasitas kerja
rata-rata
alat
(Kg/jam)

Persentase biji
rata-rata kopi
yang masuk ke
penampungan
kulit

Persentase
rata-rata
kerusakan
hasil
kupasan

Persentase
rata-rata kulit
yang masuk ke
penampungan
biji

R1
R2
R3

20,61
20.72
20,74

11,88
10,82
7,41

4,28
4,37
4,26

21,07
22,43
23,89

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase rata-rata biji kopi yang masuk
ke penampungan kulit tertinggi diperoleh pada R1 (2 )dan terendah pada R3 (4 ).
Persentase rata-rata kulit kopi yang masuk ke penampungan biji tertinggi
diperoleh pada R3( 4 ) dan terendah pada R1(2 ).

Kapasitas Kerja Alat Pengupas Kulit Tanduk Kopi

Pengaruh Diameter Pulley Silinder Pengupas
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa
diameter pulley silinder pengupas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap kapasitas kerja alat. Hasil pengujian dengan LSR yang menunjukkan
pengaruh terhadap kapasitas kerja alat dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji LSR Efek utama pengaruh diameter pulley silinder pengupas
terhadap kapasitas kerja alat (kg/jam)
Jarak
2
3

0,05
0,183
0,193

LSR

0,01
0,251
0,264

p

Rataan

P1
P2
P3

22,27
20,51
19,29

0,05
a
b
c

Notasi

0,01
A
B
C

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Universitas Sumatera Utara

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata
terhadap P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap P3. Kapasitas
kerja alat tertinggi diperoleh pada perlakuan P1(5 ) sebesar 22,27 Kg/jam dan
terendah pada perlakuan P3 (7 ) sebesar 19,29 Kg/jam.
Hubungan diameter pulley silinder pengupas terhadap kapasitas kerja alat
dapat dilihat pada Gambar 1.

Kapasitas Alat ( Kg/jam )

24
22

= -1,4906x + 29,634
r = -0,9944

20
18
16
14
12
10

0

1

2

3

4

5

6

Diameter Pulley Silinder Pengupas ( inci )

7

8

Gambar 1. Hubungan diameter pulley silinder pengupas terhadap kapasitas kerja
alat pengupas kulit tanduk kopi.
Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin kecil diameter pulley yang
digerakkan maka kapasitas pengupasan kulit tanduk kopi semakin besar, dan
sebaliknya semakin besar diameter pulley maka kapasitas pengupasan kulit tanduk
kopi semakin kecil, hal ini disebabkan oleh kecepatan putaran silinder pengupas
yang semakin besar pada diameter yang lebih kecil maka proses pengupasan akan
lebih singkat, sehingga kapasitas pengupasan kulit tanduk kopi akan semakin
besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Batubara (2006), besar diameter pulley
akan berbanding terbalik dengan kecepatan perputaran pulley itu, sehingga pulley
yang memiliki diameter lebih kecil akan memiliki kecepatan perputaran yang

Universitas Sumatera Utara

lebih besar. Dengan semakin besarnya kecepatan perputaran maka kapasitas kerja
alat itu akan semakin besar. Dan pernyataan Purwadaria (1994), selama
pengupasan, beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja alat yaitu
kecepatan rotor (rpm poros), susunan dan jumlah batang penggilas, jarak
clearancenya dan lain-lain.

Pengaruh diameter pulley blower
Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa

diameter pulley blower memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap
kapasitas kerja alat, sehingga pengujian dengan LSR tidak dilanjutkan. .

Pengaruh Kombinasi Diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley
blower

Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa
kombinasi diameter pulley silinder pengupas dan diameter pulley blower
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata, sehingga pengujian dengan LSR tidak
dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara

Persentase Biji Kopi yang Masuk ke Penampungan Kulit

Pengaruh Diameter pulley silinder pengupas
Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa
diameter pulley silinder pengupas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
terhadap persentase biji kopi yang masuk ke penampungan kulit.
Hasil pengujian dengan LSR yang menunjukkan pengaruh diameter pulley
silinder pengupas terhadap persentase biji kopi yang masuk ke penampung