Sikap Guru SLB Se Kota Padang Terhadap Profesi Guru Asak Luar Biasa - Universitas Negeri Padang Repository

LAPORAN PENELITIAN
SIKAP GURU SLB SE KOTA PADANG
TERHADAP PROFESI GURU ASAK LUAR BIASA
OLEH

-

~ra.Irdamurni.M.Pd
Dra. Yarmrs Hasan h"IOPd

PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS E M U PENDIDIKAN
DIBIAYAI PROYEK PENGKkTIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN TERAPAN
DENGAN SURAT PERJANnm KONTRAK NOMOR 006LIT/BPPK SDM/ IV.12002. TANGGAL
9 APRIL 2002 DIREKTORAT PEMBINAAIN PENELITIAN DAN
PENGABDLW PADA MASYARAKAT
DIREKTORAT mTDERAL PENDIDIKAN TIhTGGI
DEPARTEMEX PENDIDIKAN PI;-UIONAL

FAKULTAS l[LMU PEhIDlDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

NOPEMBER 2002

FUNGK4SAN
A. Judul Penelitian Dosen Muda dan Nama Pelaksana
.

SIKAP GURU SLB SE KOTA PADANG TERaADAP PROFESI
GURU ANAK LUAR BIASA ( 2002 ).
Irdamurni, Yarmis Hasan

B. Ringkasan
Permasalahan secara umum yang dihadapi pendidikan luar biasa akhir-akhir
ini adaiah peningkatan kualitas _m
kualitas
,
guru ditentukan oleh bmyak faktor,
salah satu diantaranya adalah sikap guru terhadap profesi nya. Ada guru yang
mempunyai persepsi bahwa profesi guru anak luar biasa itu rendah ,karena mendidik
anak


-

anak yang mempunyai kekurangan, sehingga akan berpengaruh terhadap

perilakunya dalam melaksanakan tugas.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang : (1) bagai
mana sikap guru SLB se kota Padang terhadap profesi guru anak luar biasa, (2)
Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikap

SLB se kota Padang

terhadap profesi guru ditinjau dari kelompok guru berdasarkan jenis kelamin, tingkat
pendidikan , lama mengajar, clan status kepegawaian. Uji coba instnunen dilakukan
di luar sampel penelitian yaitu di SDLB Padang Panjang dan SDLB Bukit Tinggi
dengan menggunakan kriteria pengambilan sampel yang sama dengan sampel
penelitian.
Populasi penelitian adalah -rmru - guru SLB se kota Padang yang berjurnlah

15 SLB, yang terdiri dari 128 orang guru. Jurnlah sampel diarnbil sebanyak 75% dari
jumlah populasi yaitu berjumlah 96 orang ,pemilihan sampel dilakukan secara acak

berdasarkan strata dan proporsi. Alat pengumpul data menggunakan angket dengan
s h l a likert.
Analisis data dilakukan den,-

menggunakan program komputer SPSS. Hasil

analisisi data rnenunjukkan bahwa: (1). 21,88 % sikap guru SLB sekota Padang
terhadap profesi ,gru anak luar biasa adalah positif, 69,79 % sikap guru SLB adalah
netral dan sebanyak 8,33 % sikap -guru adalah negatif (2). Tidak terdapat perbedaan
yang berarti antara sikap guru laki-laki dengan sikap guru perempuan terhadap

profesi guru anak luar biasa, (3) tidak terdapat perbedaan yang berarti antara sikap
guru yang berlatar belakang pendidikan S I dengan sikap _guru yang berlatar belakang
pendidikan D 2 terhadap profesi guru anak luar biasa, (4) Tidak terdapat perbedaan
yang berarti antara sikap guru yang mempunyai masa kerja kurang dari 5 tahun
dengan guru yang mempunyai masa kerjas 5 sampai lOtahun dengan guru yang
mempunyai masa kerja di atas 10 tahun terhadap profesi guru anak luar biasa, (5)
terdapat perbedaan yang berarti antara sikap guru yang pegawai negeri dengan

-gm


yang honorer terhadap profesi guru an& luar biasa. Berdasarkan temuan penelitian
ini disarankan kepada Subdit PLB kota Padang untuk menetapkan standar gaji
minimal dari guru - guru honor yang berlaku di sekolah luar biasa, menemukan jalan
keluar terhadap fasilitas dan gedung sekolah di kota Padang, serta memprogramkan
pelaksanaan pelatihan untuk guru-guru SLB.

iv..

SUMMARY
A. The Research Title of Youth Lecturer and Names of Implementation
TEACHER ATTITUDE OF EXTRA ORDINARY SCHOOL AT ALL
PADANG CITY TO PROFESSION AS TEACHER FOR EXTRA ORDINARY
CHILDREN (2002)
Irdamurni, Yarmis Hasan

B. Summary
General problem that is being faced by the extra o r d i n q education recently is
increasing the teacher quality, where the teacher quality stipulated by some factors, one
of them is the teacher attitude to his profession. Some teachers whose perception that

teacher profession for extra ordinary children is low because educating children who
abnormal will influence her attitude in doing her duty.
This research aims at getting information about: (1) How the attitude of extra
ordinary teacher at all Padang city to profession as extra ordinary teacher'? (2) Is there
any meaningful difference between the attitudes of extra ordinary school teacher at all
Padang city learnt by teacher groups based on gender, education, duration for teaching,
and employee status? The try out of this instrument has been done out of research sample
namely in elementary school for extra ordinary children or SDLB Padang Panjang and
SDLB Bukit Tinggi by using the criteria to get the same sample with the same research.
Research population is extra ordinary school teachers at all Padang city which
total 15 exrtra ordinary schools consists of 128 teachers. Total sample that has been got as
much 75% from total population which amounted to 96 people, the sample selection is
done by random based on level and proportion. The tool to collect data is used questioner
by likert scale.
Data analyzing is done by using SPSS computer program. The result of data
analyzing has shown that: (1) 21.88% the attitude of extra ordinary school teacher at
Padang city to profession as eacher for ex-tra ordinary children is positive, 69.79% the
attitude of extra ordinary teacher is neutral and 8.33%the teacher attitude is negative, (2)
No meaningful difference between the teacher man and teacher woman to profession as


teacher for extra ordinary children. (3) No meaningful difference between the teacher
whose background S1 level and D2 level to profession as teacher for extrz ordinary
children, (4) No meaninghl difference benveen the teacher attitude whose duration
teaching less than 5 years with the teacher whose duration teaching 5 to 10 years with the
teacher whose duration teaching up 10 years to profession as teacher for extra ordinary
children, (5) There is meaningful difference behveen the teacher attitude who civil
servant with honor teacher whose profession as teacher for extra ordinary children.
So based on this research it is suggested to Sub Directorate of Extra Ordinary
Education of Padang city to stipulate the saiay standard minimum for honor teachers in
extra ordinary schools, try to find the way out for school facility and school building in
Padang c i 5 and make in program the implementation of training for extra ordinary
school teacher.

KATA RENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya Dalarn ha1 ini,
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan
penelitian sebagai b e a n integral dari kegiatan mengajamya, baik yang secara langsung
dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan
atau bekerja sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama

dengan Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan, Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat,Ditjen Dikti Depdiknas dengan swat
perjanjian kontrak No.O06/LIT/BPPK-SDW 12002 tanggal 9 April 2002 untuk
melakukan penelitian ilrnu pengetahuan terapan dengan judul Sikap Guru SLB Sekota
Padang TerIzadap Profesi Guru Anak Luar Bha.

Karni menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pennasalahan penelitian
tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, maka Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya
penting dan kompleks dalam peningkatan mutu pendidikan pada urnurnnya Di sarnping itu,
hasil penelitian ini juga diharapkan seb*
bahan masukan bagi instansi terkait dalam rangka
penyusunan kebijakan pengelolaan program peningkatan kualitas Surnber Daya Manusia
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, kami sampaikan terima kasih
kepada Pimpinan Proyek Pengkajian clan Penelitian Ilrnu Pengetahuan Terapan, Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas yang telah
memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian ini. Kami yalun tanpa dedikasi dan
kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana yang

diharapkan. Semoga kerjasama yang baik ini dapat dilanjutkan untuk masa yang akan datang.
Terima kasih.

Q'C3.

,

8

November 2002
., Penelitian
"4
/ ,unive&itas Nqgeri Padang,
7

.vii

DAFTAR IS1
Halaman
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAK ... .. . ... . .. .. . . .. ... . . . .. . . . . ... . i

..

RNGKASAN DAN SrJMMARY ... .. . ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..

KATA PENGANTAR ... ... .. ..... ... ... ...

.. ... . . . . . . ... ... ... . .. ... .. . .. . ... ...

.

11

v

DAFTAR IS1 ... ... ... ... .. . . .. ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... . .. .. . .. . ... ... . .. ... ... . vi
DAFTAR TABEL.. . .. . ... ... .. . ... ... ... .. . .. . .. . . . . . . . ... ... ... ... . . . ... ... ... ... . vii
...

DAFTAR LAMPIRAN.. . ... .. . ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... . .. .. . ... ... .... v111


I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .. ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... ... ... .. . ...

..

. . . . . .. .. . .. . . . . . .. . .. ...

... ... ... .. 3

C. Pembatasan Masalah Penelitian ... ... ... ... .. . ... .. . ... ... ... .. .... ... .... 4
D. Perurnusan Masalah Penelitian ... .. . . .. ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... ..... 4
E. Tujuan Penelitian

... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... .. . ... ... ....... 5

F. Pertanyaan Penelitian. .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... 6
LI. TINJAUAN PUSTAL4
A. Pengertian Sikap.. . ... ... ... ... ... ... . .. ... . ... ... ... ... .. . ... ... ... ... . 6


B. Profesi Guru.. . ... ... ... ... .. . ... .... .. . ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... ... .

8

C. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB.. . . . . ..... ... ... ... ... ... ... ... ... .....12
111. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAV
A. Tujuan Penelitian.. . ., . . .. ... ... . .. ... ... ... ... . .. . .. ... .. . . .. ... ... ... ...

14

..
B. Manfaat Penelltlan . . . ... ... ... . . . ... . . .

14

. . .. . .

.. ... ... ... ... ... ... ... ... .

viii

IV. METODE PENELITIAN
..

A. Jenis Penel~t~an..
. ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..

15

B. Populasi dan Sampel ... ... ... ... .. . ... ... ... . . . .. . ... . . . ... ... ... ... ... ....

15

C. Lnstrumen Penelitian.. . ... .. . . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..

17

D. Teknik Analisis Data.. . .... ... ...... ... ... ... ... ... ... ...... ... ...... ... ... 19
V. HASIL PENELITIAN DAN PEM13AmSAN
A. Eeskripsi Data.. . ... ... .. . ... ... ... .. . ... .. . .. . ... ... ... ... ... . .. ... ... . .. ... 2 1

B. Pembahasan Hasil Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... .... 28
VI. KESIhiPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . . . . . . . . . . . .

33

B. Saran-Saran... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . ...

22

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

??

DAFTAR TABEL
No Tabel

Judul Tabel

Halaman

1. Daftar Populasi Penelitian... ... .. . ... ... ... ... ... . .. ... ... ... .. . ... ... ...

16

2. Daftar Sampel Penelitian.. . ... ... .. . . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ...

17

3. Distribusi frekwensi Skor Sikap Profesi Guru.. . ... ... ... ... . .. .. . .. . ...

22

4. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari Jenis Kelamin... ... 24

5. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari Tingkat Pendidikan 25

6. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari Masa Kerja ... ... ... 26
(< 5 t h )

7. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari Masa Keja.. . ... .... 26

(6 th sampai 10 th )
8. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari Masa Kerja ... ... ... 27
(>loth )
9. Sikap terhadap profesi guru ALB di Tinjau dari Status kepegawaian.. . 28

DAFT,\R LAMPIRAS
Lampiran 1 . Instrumen Penelitian
Lampiran 2. Distribusi Validitas Hasil Uji coba
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Uji coba Instrumen
Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Penelitian
Lampiran 5. Data Penelitian
Lampiran 6. Data Sikap Terhadap Profesi Guru ALB
Lampiran 7. Data Sikap Terhadap Profesi Guru di Tinjau dari Jenis Kelamin
Lampiran 7. Data Sikap Terhadap Profesi Guru di tinjau dari Tingkat Pendidikan
Lampiran 8. Data Sikap Profesi Guru di Tinjau dari Masa Kerja
Lampiran 8. Data Sikap Profesi Guru di Tinjau dari Jenis pegawai
Lampiran 9. Surat Izin Uji Coba Instrumen
Lampiran 10 Surat kin Penelitian

L PENDAHULUAK
A-L-+TAR BELAKANG MGAL.4H
Rendahnya

mutu

pendidikan

umurnnya.

dewasa

ini masih tetap

menjadi perbincangan dalam masyarakat, oleh karena itu guru adalah orang yang
berada paling depan dalam kegiatan pendidikan yang melernbaga, maka tidaldah
dapat disan&al kalau guru dianggap scbagai orang yang paling bertanggung jawab
terhadap ha1 ini.
Usaha untuk membenahi mutu pendidikan inipun telah sejak lama dilahdcan,
upaya itu misalnya membenahi berbagai ha1 dalam sistem penghasilan gum,
meningkatkan berbagai ha1 yang dinilai punya kontribusi terhadap unjuk kerja ,w,
seperti meningkatkan pendidikan guru sikap terhadap profesi

kesejahteraan clan

status guru serta melengkapi sarana dan prasarana di institusi pendidikan.
Peningkatan kemampuan guru, baik dalam penguasaan materi ajar maupun
pen_pasaan kompetensi profesional kiranya sudah cukup mengembirakan, namun
penguasaan kompetensi saja belum memberikan jaminan akan pelaksanaan tugas

guru yang baik, masih banyak faktor lain yang turut m e m p e n - d etos kerja =aury
salah satu diantaranya yang dipandang sangat dominan adalah sikap guru itu sendiri
terhadap profesi guru. Seorang guru yang mempunyai sikap negatif terbadap
profesinya, walaupun dia sudah men_rmasai materi pelajaran dengan baik clan juga
sudar, memiliki kompetensi di bidang pendidikan ,cendenmg kurang memiliki
dedikasi serta pengabdian sebagai mana yang seharusnya, akibatnya mereka
melaksanakan tugas tidak d e n g n sepenuh hati, sebaliknya guru yang mempunyai

s i h p positif terhadap profesinya cenderung memiliki etos kerja yang bagus dan
kepaasan kerja yang lebih baik.
Menurut Rokeuch. (1968) mengenai sikap yaitu :

It may be defined more narrow!lvas u relutively enduring organization of
bellfse around aiz object or siruatio~tpredisposing one to respond in some
preferentiul manner':
"

Profesi guru sekolah luar biasa tidak jauh berbeda dengan profesi guru anak
normal, karena tujuan pendidikan nya sama, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bmgsa. Tetapi peranan dari masing masing guru itu mungkin berbeda. Guru sekolah
luar biasa di samping peranannya sebagai fasilitator, pembimbing, sebagai
o r ~ n i s a t o r ,motivator dan sebagai nara surnber dia juga berperan sebagai pelayan

clan pengasuh, ha1 ini di karenakan faktor kelainan dan karakteristik dari anak itu
sendiri, seperti anak tunanetra, tunarunp, tunagrahita dan tunadaksa mereka
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga peranan _guru sekolah luar
biasa lebih berat bila dibandingkan dengan peranan guru an& normal dalam
memberikan pelayanan kepada anak.
Berdasarkan pengarnatan penulis dilapanpn bahwa sikap guru-guru SLB
teThadap profesinya belum memadai, dengan arti belum menjunjung profesi nya
sebagai seorang

-guru

anak luar biasa, ha1 ini berkemungkinan disebabkan oleh

m g a i persepsi dan guru terhadap profesinya, ada yang berpikiran bahwa guru

SLB itu adalah sebagai pengasuh saja, karena faktor akademik tidak merupakan
parokan, ada juga yang menganggap profesi guru SLB rendah karena mengajar anakanak yang bodoh,

sehingga &an berpengaruh terhadap perilakunya dalam

mclaksanakan tu-m. Sepengetahuan penulis. informasi tentang sikap guru SLB se

kota Padang terhadap profesi guru anak luar biasa belum tersedia, informasi tentang
sikap guru ini dipandang penting, yaitu untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
menetapkan kebijakan di bidang pembinaan guru anak luar biasa di masa mendatang.
Pembinaan dimaksud tidak hanya menyangkut kompetensi akademik dan kompetensi
profesional, akan tetapi termasuk pembinaan aspek-aspek personal kepribadian yang
dipandang erat hubunganya dengan etos kerja -m.Sehubungan ha1 di atas penulis
memandang penting untuk mengetahui dan mengungkapkan secara empiris bagai
mana sikap guru sekolah luar biasa terhadap profesi guru anak luar biasa.

B. IDEIVTIFII(AS1 MASALLAH
Sikap dalam ha1 ini adalah suatu keadaan psikologis pada diri seseorang yang
melahirkan struktur pengetahuan , perasaan dan kecenderungan bertindak seorang

guru terhadap profesinya. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari pada anggotanya Artinya ia tidak bisa dilakukan oieh sembarang orang
yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakcan pekejam itu,
(Ahmad sanusi ..I991 ) .
Sikap guru sekolah luar biasa terhadap profesinya d i p e n - d i oleh berbagai
faktor, secara internal dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan pengalaman w
,
selama mengajar, dan secara eksternal dipen-pmhi oleh iklim kerja guru, imbalan
jasa guru, karakteristik anak yang diajar, kode etik guru , status profesi guru dalarn
masyarakat, tingkat pendidikm guru, persepsi guru tentang profesi guru anak luar
biasa dan lain-lain.
Pengalaman guru dalarn mengajar, serta pandangan nya terhadap hakikat
pembelajaran anak luar biasa juga turut mempengaruhi perilakunya

dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena sikap merupakan pemikiran, perasaan dan
kecenderungan bertindak, makzi sikap seorang guru erat kaitanya dengan berbagai
aspek psikologis orang tersebut. Seperti motivasi, etos keja, kepuasan kej a dan
motivasi berprestasi.

.

C PEMBATASAN -MASALAH PEhELITLAN
Penulis menyadari bahwa

masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini

mencakup dengan berbagai ha1 yang komplek di mana satu dengan yang lain nya
saling terkait. Berhubung kesempatan yang terbatas, maka penelitian ini dibatasi dan
difohxskan pada sikap guru SLB se Kota Padang terhadap profesi _guru anak luiar
biasa. Sikap terhadap profesi guru ini mencakup berbagai indikator : ( I ) Unjuk keja

guw (2) Kepuasan kej a guru, (3) penghasilan /imbalan jasa gum, (4) Status profesi
guru dalam masyarakat, (5) iklirn kej a guru,(6) karir guru, dan (7) kode etik p.
D. PERUMUSAN MASALAH PEhXLITIAN
Berdasarkan latar belakang dan pennasalahan yang telah diuraikan, maka
masalah penelitian ciapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana sikap guru SLB se kota Padang terhadap profesi g
,m anak
luar biasa.
2. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikap guru SLB se kota
Padang terhadap profesi ,ouru ditinjau dari kelompok-kelompok guru
berdasarkan jenis kelarnin, tingkat pendidikan, masa kej a serta pegawai
negeri dan honor.

E. PERTANYAAN PESELITIAN
1. Bagai manakah sikap guru SLB se kota Padang terhadap profesi guru anak

luar biasa.
2. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikap guru SLB se kota Padang
terhadap profesi _rmru ALB ditinjau dari jenis kelarnin.
3. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikap guru SLB se kota Padang

terhadap profesi guru ALB ditinjau dari tingkat pendidikan.
4. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikap guru SLB se kota Padang
terhadap profesi guru ALB ditinjau dari masa kerja.
5. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikap

_guru

SLB se kota

Padang terhadap profesi guru ALB ditinjau dari status kepepxvaian.

LI. TIEiJAUAN PUSTAKA
Dalarn bagian ini akan diuraikan tiga ha1 pokok yang berkaitan dengan
masalah penelitian, yaitu pengertian sikap, profesi _guru dan sikap terhadap profesi

guru anak luar biasa
A. Pengertian Sikap
Sikap dipandang sebagai watak yang stabil untuk berperilaku terhadap objek
sebagai suatu fungsi pengalaman. Ada beberapa pengertian yang diberikan oleh para
ahli sehubungan dengan sikap. Mar'at (1981) men_mrtip pendapat Thurstone (1954)
mengatakan '' Sikap adalah menyukai atau menolak suatu objek". Selanjutnya

Rerkowit: mengatakan bahwa " Sikap merupakan peranan mendukung (favorable)
ataupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) terhadap objek tersebut". Dalam
ha1 ini Martin (1975:24) menegaskan bahwa :

In one of thefirst aplications of leurning t h e o n to the atfitude areu, Leonard
Doob (1974) defined attitude as a leurned , implicit anticipatory response.
That is he viewid attitude as an observable response to an object that occurs
prior tour in the absence of any overt response. Osgood, Suci and
Tannenbaum (1957) argued that the implicit mediating response represent the
"meaning*', of the object, and they suggested that attitude refers only to the
evaluative part of the total meaning response.
Di ketahui bahwa konsistensi antara pengetahuan dengan sikap membentuk
perilaku seseorang. Sikap seseorang terhadap suatu objek selalu berperan sebagai
perantara antara respon dan objek yang bersangkutau Dalam ha1 ini terdapat berbagqi
faktor yang mempengaruhi sesorang untuk bersikap antara lain: pengalaman pribadi,
berkelompok maupun kegiatan lain y g di alami sebelurnnya. Respon dalam konsep
ini diklasifikasikan dalam tiga macam yaitu : (l),respon kognitif (2), respon afektif
clan (3), respon konatif Respon kognitif adalah respon perseptual berupa peryataan

mengenai apa apa yang diketahuilpengetahuan, diyakini dan pendapat terhadap suatu
objek sikap. Respon afektif adalah

respon syaraf berupa simpatetik berupa

pernyataan afeksi yang berkairan dengan rasa senang aau tidak senang terhadap suatu
objek sikap. Serta respon perilaku atau konatif berupa pernyataan kecenderungan dan
berperilaku. Yang paling berhasil yang telah di-makan untuk mengukur sikap.
Sikap dapat diukur dengan berbagai cara ,cara yang paling sering digunakan
dalam menentukan sikap seseorang adalah dengan jalan mengajukan pertanyaanpertanyaan

untuk

men~gmgkapkan keyakinan-keyakinan,pi kiran-prkiran

dan

kecenderungan orang tersebut berkenaan dengan objek sikap. Menuut Ary, (1985)
pengukwan sikap menyangkut kemampuan memperkirakan letak individu sepanjang
rentansan rasa senang dan tidak senang terhadap objek sikap. Selanjutnya Ary
mengatakan Skala Likers adalah metode yang paling banyak digunakan. Edwards
(1957) &lam Lubis (1998) mengemukakan sebagai berikut: " Attitude scales also

provide us with one means of obtaining un assesment of the degre of aflect that
individuals may associate with some psycI1ologica1objecr ".
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ambil suatu makna bahwa sikap
merupakan kesia@n mental seseorang dalam menanggapi suatu objek untuk
berperilaku dan bertindak atas ransan-gan dan doron-gpn dari keadaan sebelumnya
yang ada di lingkungan orang tersebut. Dengan demikian sikap

berarti

kecenderungan tindakan seseorang terhadap suatu objek sebag3i hasil komulatif dari
ernikiran dan perasaan terhadap objek tersebut. Kecenderungan tindakan

itu

mencerminkan rasa senang (like) atau tidak senang (dislike) terhadap objek itu. Dari

perbedaan perasaan dan keyakinan seseorang itulah akan terungkap apakah orang itu
mempunyai sikap positif atau mempunyai sikap negatif.
Masalah sikap terhadap profesi

sangat luas dan dapat di tinjau dari

berbagai unsur, Syahron lubis (1998) mengatakan unsur-unsur sikap diantaranya
adalah : (1) kemampuan/kompetensi yang hams dimiliki sorang guru, (2) ciri-ciri atau
karakteristik guru, (3) kode etik guru, (4) status profesi guru dalam masyarakat, (5)
karakteristik tugas-tugas guru, (6) iklim keja guru, (7) karir guru ,(8) k e j a sama
guru, (9) pandangan guru tentang tingkah laku anak didik dan, (10) penghasilanl
imbalan jasa guru.
Sikap seorang guru terhadap profesinya dapat mempengaruhi perilakunya
dalam melaksanakan tugas. Oleh karena sikap merupakan pemikiran, perasaan dan
kecenderungan untuk bertindak, maka sikap seseorang erat kaitannya dengan
berbagai aspek psikologis orang tersebut. Seorang guru yang mempunyai sikap
negatif terhadap profesi guru cenderung kurang memiliki dedikasi serta pengabdian
terhadap tugasnya, sebaliknya guru-guru yang bersikap positif terhadap profesi guru
cendenmg akan memiliki etos kerja clan kepuasan kerja yang lebih baik.

B. Profesi Guru Anak Luar Biasa
Profesi _rmru anak luar biasa sama dengan profesi guru anak normal, hanya
saja karakteristik anak yang dididiknya ymg berbeda. Menurut kamus bahasa inggns
(Hornby, 1982 dalam lubis 1998) profesi berarti " occupation, especially one
requiring advanced education and special training ". Profesi adalah pekejaan yang
dilakukan oleh seseorang yang sudah terlatih dan memerlukan pendidikan tinggi.

Selanjutnya Onzstein dun Lev~~re
( 1984) dalam Soetjipto dkk ( 1994), mengatakan
profesi adalah jabatan yang :
a) Melayani masyarakat, rnempakan karir yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat (tidak berganti- ganti pekeqaan).
b) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak Ramai ( tidak semua orang dapat melakukannya )

c) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori kepraktek.
d) Memerlukan pelathan khusus dengan waktu yang panjang
e) Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
(untuk rnenduduki jabatan tersebut merncrlukan izin tertentu).

f) Otonomi dalarn membuat keputusan tentang ruang lingkup keja.
g) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kej a
yang ditampilkan yang berhubunpn dengan layanan yang diberikan.

h) Mempunyai komitmen terhadap jabatan clan klien.
i) Menggunakan administrator untuk rnenjalankan profesinya.
j) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
k) Mempunyai asosiasi profesi clan atau kelompok elit untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya
1) Mempunyai kode etik profesi
m) Mempunyai kadar kepercayaan yang tingg dari publik dan kepercayaan diri

setiap anggotanya
n) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi

Selan-1utnya ahrnad Sanusi, dkk 1199 1) mengatakan

"

Profesi adalah suatu

jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari pada anggotanya.
Artinya ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekejaan itu. Khusus untuk jabatab guru
National Education Association (NEA) ,i
1948) menyusun kriteria jabatan guru yakni:
a) jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
b) Jabatan yang menggeluti suaru batang tubuh ilrnu yang khusus.
c) Jabatan yang merlukan persiapan profesional yang lama
d) Jabatan yang memerlukan larihan dalarn jabatan yang bersinambungan.
e) Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
f) Jabatan yang menentukan U ~ ( s t a n d a r n y a sendiri
)

g) Jabatan yang lebih mementin-&an layanan di atas keuntungan pribadi
h) Jabatan yang mempunyai o r - b s a s i profesional yang kuat dan terjalin erat

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat
apabila dapat menunjukkan kepada maq-arakat bahwa ia layak menjadi panutan atau
teladan masyarakat sekelilingnya. Maqarakat terutarna akan melihat bagai mana
sikap dan perbuatan guru itu sendiri sehari-hari. Apakah memang ada yang patut
diteladani atau tidak, bagai mana guru meningkatkan layanannya, pengetahuannya,
memberi arahan clan dorongan kepada anak didiknya dan bagai mana cara guru
berpakaian dan berbicara serta berganl baik dengan siswa, teman sejawat dan anggota
m'asyarakat. Untuk itu guru hams bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik .
Soetjipto (1994) mengatakan Kode etik suatu profesi adalah norma-nonna yang

hams diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya
dan dalam hidupnya di masyarakat.
Sebagai pekerja profesional seorang gum hams bersikap dan berperilaku
sesuai dengan kode etik guru. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah
menetapkan kode etik guru Lndonesia sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejuruan profesional
3. Guru berusaha memperoleh informasi profesional tentang peserta didik
sebagai bahan rnelakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid clan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersarna
terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersarna-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu &n martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan ,dan
kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihra dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana pejuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakanaan Pemerintah dalam bidang

pendidi kan.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa banyak peraturan-peraturan yang
hams dipatuhi oleh profesi sebagai seorang guru, karena pekerjaan guru adalah
pekejaan

profesi, sehingga memerlukan keterampilan

khusus yang hams

dipunyainya. Diantaranya yaitu(1) kemampuan profesional, (2) kemampuan sosial
dan (3) kemampuan personal.

C. Sikap terhadap profesi guru anak luar biasa
Sikap terhadap profesi guru anak luar biasa dipengaruhi oleh berbagai hal,
diantaraya. Pertama, pandangan masyarakat terhadap sekolah luar biasa pada urnum
nya masih rendah karena mengajar anak-anak cacat, ha1 ini dapat mempengaruhi rasa
harga diri guru di tengah-tengah masyarakat. Kedua. Pada umunya kemampuan
akadernik anak luar biasa sangat rendah bila dibandingkan dengan anak normal, ha1
ini dapat menurunkan citra sekolah luar biasa di tengah-tengah masyarakat. Ketiga.
Kemajuan yang dicapai anak luar biasa tidak bisa dilihat sesaat dalam wak-tu yang
relatif singkat, menyebabkan melemahnya motivasi guru karena usahanya tidak bisa
menarnpakan hasil dalam waktu dekat yang sama dengan anak normal. Keempat.
Lebel sekolah luar biasa

akan mempengaruhi pandan-gan masyarakat terhadap

sekolah luar biasa dan guru-gurunya. Menvebabkan orang tua yang mempunyai anak
yang berkelaianan engum meyekolahkan anaknya ke sekolah luar biasa ,begitu juga
sebagian -guru kadang-kadang malu menyebutkan bahwa dia mengajar di sekolah
luar biasa. Dari keempat masalah yang telah dikemukalcan di atas masih banyak
faktor lain yang mungkin turut mempen_&i

pembentukan sikap terhadap profesi

guru an& luar biasa, narnun tidak semua guru bisa dipensamhi oleh faktor-faktor

tersebut. Bahkan guru guru yang betul-betul menjiwai profesi sebagai guru anak luar
biasa tidak akan terpengaruh oleh masalah-masalah tersebut.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kajian mengenai sikap terhadap
profesi guru

anak luar biasa mencakup banyak hal, Untuk itu agar kegiatan

penelitian ini lebih terfokus, maka perlu diberi batasan dan cakupan mengenai
variabel sikap terhadap profesi -rmru anak luar biasa. Yang dimaksud dengan sikap
terhadap profesi guru anak luar biasa dalam penelitian ini adalah semua yang
dipikirkan dan dirasakan mengenai unjuk kerja, kebaikan clan keburukan profesi

guru anak luar biasa. Berdasarkan defenisi operasional tersebut, maka sikap terhadap
profesi guru dijabarkan menjadi indikator-indikator : ( I ) Unjuk keja guru, (2)
kepuasan kerja guru, (3) Imbalan jasa guru ,(4) status profesi guru , (5) iklim kej a

guru, (6) karir gum, dan (7) kode etik guru.

III .TUmkN DAN MANFAAT PEKELITIAS
A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang :
1. Sikap guru SLB se kota Padang terhadap profesi guru anak luar biasa

2. Perbedaan yang berarti antara sikap guru SLB se kota Padang terhadap
profesi guru anak luar biasa ditinjau dari kelompok guru berdasarkan jenis
kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja

serta pegawai negeri dan

honorer.

B. Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk :
1. Bahan pertimbangan b a administrator pendidikan, baik di tingkat pusat

maupun di tingkat d a e a dalam mengambil suatu kebijakan tentang _rmru-

rmru sekolah luar biasa di masa mendatang.

w

2. Masukan bagi FIP UNP- khususnya program studi pendidikan luar biasa,
dalam merurnuskan pro_=

pengajaran, terutama dalam penseleksian calon

mahasiswa PLB dan dalam masalah pembentukan sikap profesi guru ALB.
3. Penarnbah khasanah ilmu pengetahuan bagi guru-guru SLB dengan harapan

mereka akan menyadari keberadaan sikap mereka terhadap profesi @,&B.
4. Sajian informasi bagi siswa sekolah menengah atas yang berminat untuk

mendalami pendidikan luar biasa khususnya dan membimbing anak cacat
pada umum nya.

1V.METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk mendapatkan data tentang sikap gru-guru SLB
sekota Padang terhadap profesi guru anak luar biasa, untuk mendapatkan data
tersebut , maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut
Sudjana

(1989)

penelitian

deskriptif

adalah

penelitian

yang

berupaya

mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang menjadi pusat perhatian, kemudian
dideskripsikan sebagai mana adanya.
Berdasarlkan pendekatan dalarn mengkaji masalahnya, penelitian ini termasuk
dalarn jenis penelitian survei. Penelitian survei merupakan metoda formal untuk

memperoleh informasi dari berbagai kelompok orang, yang terutama ditempuh
melalui penyebaran angket dan observasi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua guru SLB sekota Padang yang berjurnlah 15

SLB yang terdiri dari 228 orang -guru. Anggota populasi terbagi dalam sub-sub
populasi yang dikelompokkan berdasarkan
pendidikan dan status kepegawaian. Tabel
populasi berdasarkan sub-sub populasi.

jenis kelamin,

1

masa kerja, tingkat

menunjukkan pengelompokkan

Tabel 1. Dafiar Populasi Penelitian

Surnber data : Depdinas Kota Padang dan Observasi Lapangan
Sampel Penelitian
Dikarenakan populasi cub-up besar ,maka penelitian ini menggunakan sampel.
Sampel adalah sebagian dari populasi . Agar sarnpel itu betul-betul memakili
(representasi) dari populasinya, maka t e h k pengambilan sampel ditetapkan secara
ilmiah

.

A. Muri Yusuf (1997) mengatakan ukuran sampel dapat ditetapkan

berdasarkan prosentase dari populasi. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan
utama ialah seberapa besar tin-&it kepercayaan hasil penelitian dapat diterima dan
seberapa jauh tingkat kesalahan sampel dapat di tolerir. Untuk iti sampel peneiitian
ini ditetapkan sebesar 75 % dari populasi dan dipilih berdasarkan teknik d o m

berlapis. Dengan demikian jurnlah sampel adalah 96 orang. Anggota sampel tersebar
pada sub populasi seperti pada Tabel 2.
Tabel 2.

6

; SLB
: Muharnmadiah

7
8

SLBWorkShopi 2
,SLBWacana
j 1
; Asih

Dafiar Sampel Penelitian

I,

5
16

9 i SLB Amanah
i / 10 i SLBYPXC
I 1
i 11 / SLB L.Kilangan i ; 12 j SLB Bina
i1 I Bangsa
I
13 : SLB
: Muh.Ketaping
,
, 14
; SLB Aisiah
! , 15 j SLB BAti
I 1 Jumlah
1 14

i

3

12

:

1

4

- ,
6

2
6

3

5
5

7
14

1
1
1

2

1

1

-

1

1
1

-

29

82

7

-

7

I

I

I

-

7

1

2 1 1
5 16
4 1 4

413

-

2

1 5

3
2

2
2

.

1

1

1

1

1
67

82

1
1
1

I

i-

/

l

3 1 1
1 1 1
2 , l

-

1 -

1

18

1

!

.1
i

20 1

1

1
30

.

1
1
1
46

%

C. Instrument Penelitian

Instrumen pengurnpulan data adalah a!at yang dirancang secara khusus untuk
mem peroleh data clan informasi tentang objek penelitian. Dalarn penelitian ini

digunakan kuesioner untuk menpkur sikap guru yang dirancang secara khusus
dengan meng-makan skala Lickert. Penyususnan ini dilakukan dengan lan_eb-ahlangkah s e b a - ~berikut :

I . Merumuskan indikator bagai mana sikap guru SLB terhadap profesi guru ALB.
3. Membuat item-item instrumen

Item instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan, sesuai dengan indikator yang
telah dirumuskan pada langkah pertama. Kemudian dibuat altematif aption guru
terhadap pernyataan pada setiap item dengan menggunakan empat skala sebagai
berikut:
a. Sangat setuju ( SS )
b. Setuju (S )

c. Tidak setuju (TS )
d. Sangat tidak setuju ( STS )

Pemyataan terdiri dari dua jenis, yaitu pemyataan positif dan pernyataan
negatif. Untuk pernyataan positif guru menjawab a diberi skor 4, menjawab b diberi
skor 3, menjawab c diberi skor 2 dan menjawab d diberi skor 1, sedangkan
pernyataan negatif, guru menjawab a diberi skor 1, menjawab b diberi skor 2 dan
menjawab diberi skor 3 dan menjawab d diberi skor 4.

3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instnunen dilakukan terhadap 10 orang -guru SDLB PadangPanjang dan
10 orang guru SDLB Bukit T i n e . Hal ini dllakukan diluar Kota Padang karena

subjek yang diluar sampel penelitian di kota Padang tidak memenuhi kriteria
pengarnbilan sampel yang ditinjau dan jenis kelamin, tingkat pend~dikan,masa
lierja dan pegawai negeri dan honorer. Teknik pen-mbilan sampel uji coba sama
dengan teknik pengambilam sampel penelitian yaitu dengan menggunakan teknik
stratified random sampling.
4. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan dengan cara menganalisis h a i l uji caba

instrumen. Instrumen yang telah di uji cabakan kepada 20 orang guru di olah
dengan dan dianal~sis dengan menggunakan statistik. Teknik statistik yang
digunakan adalah tcknik Korelasi Product Moment oleh Pearson. Hasil analisis
menunjuk kan bahiva dari 65 item yang diuji cobakan hanya yang bisa digunakan
untuk instrumen penelitian hanya 50 instrumen.
5. Uji Reliabilitas I n s m e n

Instrumen yang diuji cobakan selanjutnya dihitung k s a r reliabilitasnva
dengan meng-gunakan rumus Alpha . Dari perhitungan analisis maka di dapat
nilai a =0,7290. Hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran 3

D. Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitiad perumusan
masalah yang chkemukakan pada Bab I. Data yang terkumpul terlebih dahulu di cek
kembali untuk melihat jika ada kesalahan dalarn proses penjurnlahan maupun
pencatatamya.

Selanjutnya

data

tersebut

disusun

dalam

satu

sistem

pengkodean(coding system ), selanjutnya data tersebut di tabulasikan kedalam tabel
tabulasi data. Kemudian dianalisis dengan menggunakan pro-gram SPSS. Data
tersebut dapat dilihat pada lampiran.. .4.
Jawaban atas pertanyaan penelitian tentang sikap guru SLB se kota Padang
terhadap profesi guru anak luar biasa , Hasil pengukuran dengan menggunakan
Luesioner yang dinyatakan dalam bentuk skor . Skor ini menuqiukk~nbagai mana
sikap guru SLB sekota Padang terhadap profesi

-guru

ALB. Dalam penelitian ini nilai

sikap dideskripsikan dalam tiga tingkatan yakni sikap positif, sikap netral dan sikap

negatif. Untuk menetapkan jumlah responden dalam tingkatan tertentu dilakukan
dengan cara membandingkan mean skor dengan mean standar atau mean bobot,
dengan kriteria sebagai berikut:
a). Dari mean + 1 SD ke atas termasuk kategori positif
b). Dari mean -1 SD sampai + 1 SD termasuk kategori netral
c). Dari mean -1 SD ke bawah termasuk kategori negatif
Dan bisa juga ditetapkan dengan membandingkan rata-rata skor (mean score) hasil
pengukuran dengan titik tengah (mid point) skala pengukuran. Titik tengah skala
pengukuran . Titik tengah skala penpkuran adalah skor minimal ideal ditambah
dengan skor maksimal idea di bagi dua. Jika skala pengukuran adalah 1 2 3 4, maka
skor minimal ideal adalah
maksimal ideal

=

=

1 x jumlah item kuesioner.= 50. Sedangkan skor

4, maka 4 x jumlah butir soal

=

200. Jika skor rata-rata hasil

pengukuran lebih besar dari titik tengah skala pengukuran, berarti guru-guru SLB
mempunyai sikap positif terhadap profesi gum, sebaliknya apabila skor rata-rata hasil
pengukuran lebih kecil dari titik tengah skala pengukuran berarti

para guru

mempunyai sikap negatif terhadap profesi guru.
Masalah ada tidaknya perbedaan antara sikap guru SLB terhadap profesi guru
ALB ditinjau dari kelompok-kelompok guru berdasarkan jenis kelarnin, tingkat
pendidikan, lama mengajar dan status kepegawaian dianalisisi dengan menggunakan
rumus analisis varian (one way) yaitu untuk dua kelompok den-gn uji t dan untuk
ti& kelompok digunakan uji F. ( Sudjana. 1992 : 300 ). Pengolahan dan analisis data

dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS.

V. HASIL PENELITIAN DAY PEMBAHAS-AN
A. Deskripsi Data

1. Sikap Guru SLB Sekota Padang terhadap Profesi Guru ALB
Hasil pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang dinyatakan dalam
bentuk Skor

.

skor ini menunjukkan bagai mana sikap guru SLB sekota Padang

terhadap profesi guru ALB. Dalam penelitian ini nilai sikap dideskripsikan dalam
tiga tingkatan yakni sikap positif, sikap netral dan sikap negatif. Untuk menetapkan
jumlah responden dalarn tingkatan tertentu dilahwkan dengan m a membandingkan
mean skor dengan mean standar atau mean bobot, dengan kriteria sebagai berikut:
a). Dari mean + 1 SD ke atas tennasuk kategori positi f
b). Dari mean -1 SD sampai + 1 SD termasuk kategori netral
c). Dari mean - 1 SD ke bawah termasuk kategori negatif
Berdasarkan perhitungan terhadap 96 data sampel, di dapat rata -rata skor
(mean) sebesar 155,156 . dan standar deviasi ( simpangan baku ) sebesar 15,117,
median 157,000 dan modus sebesar 147,000. Dengan demikian menunjukkan sikap

guru SLB se kota Padang terhadap profesi guru ALB adalah positif ( lihat lampiran 5)
Untuk lebih jelasnya bentuk distribusi prekwensi dapat dilihat pada Tabel 3 .

Tabel 3. Dismbusi Frekwensi Skor Sikap Profesi Guru
Kelas Interval

i

Fc

%f
I

178

-

IS2

I

2

2,08

173

-

177

!

10

10,42

9

9,38

13

13,54

14

14,58

7

7,14

4

4,17

I

168

-

172

163

-

167

158

-

162

I

I

I
,
I

153

-

157

[
!

148

-

152

143

-

147

138

-

142

133

-

137

128

-

132

i
!

!

Z5

1r
/

1

4,17
3,13
1,04

!

123

-

127

118

-

122

113

-

/

117

l 1

108

- 112

103

-

107

26,W

i 1
i

/

O

1 , ~
0
1,04

0

0

-

2,08

3

Sumber Data : Kuesioner 2002
Berdasarkan Tabel 3 tampak, bahwa skor-skor sikap pmfesi guru SLB
berdistribusi di atas rata-rata skor (mean), Semakin tinggi skor sikap profesi guru
semakin tinggi pula fiekwensinya Hal ini mempakan indikasi bahwa distribusi
tersebut cenderung membentuk dismbusi normal.

'MILIK PERPUTT!
a

UNIV. MEGc?. -

-

r-

Ef-

*

,-

.,iGc-'
,I
i

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang nomor satu, yaitu

bassi

mana

mSLB se kota Padang terhadap profesi -ruru anak luar biasa, yaitu dengan
sikap -

cara membandingkan hasil yang diperoleh dengan kriteria

pengulcuran yang

ditentukan oleh skala likert yaitu :
1. Kategori positif apabila lebih besar dari mean + 1 SD ( 155,156+ 15,117 =
170,273 )
2. Kategori netral berada pada - 1 SD sampai + 1 SD (140,039 sampai
170,273 )
3. Kategori negatif apabila kurang dari - 1 SD (< 140,039)
Hasil pengkuran menunjukkan bahwa guru SLB se kota Padang yang mempunyai
sikap positif terhadap profesi guru anak luar biasa be rjumlah 21 orang, sedangkan
yang mempunyai sikap netral terhadap profesi _rmru anak luar biasa berjumlah 67
orang dan yang mempunyai sikap negatif terhadap profesi guru anak luar biasa
bejumlah 8 orang.
2.Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara-sikap

-guru

SLB sekota

Padang terhadap profesi guru ALB ditinjau dari jenis kelamin ( laki-laki clan
perempuan ).
Dari analisis data

menggunakan rurnus ANOVA (one way) pada taraf

kepercayaan 95 % dan alfa = 0,05 ,didapat F hitung sebesar 0,0017 dan P sebesar

0.9672 (lampiran 6) karena P > dari 0,05

maka

disimpulkan

tidak terdapar

pehedaan yang berarti antara sikap guru pria dengan sikap guru wanita terhadap
profesi guru anak luar biasa. Hasil analisis data dengan menggunakan uji t , di d a p
rata- rata sebesar 0, 1675, sedangkan t hitung sebesar 0, 04 dengan df = 94 dan p =

0, 967. Dengan demikian dapat disirnpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap

guru laki-laki dengan sikap guru perempuan terhadap profesi guru anak luar

biasa.Untuk lebih jelas lihat pada Tabel 4
Tabel 4. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB Ditinjau dari Jenis Kelamin
Variabel

N cases

Mean

SD

!

SE Of Mean

I

3. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikap guru PLB terhadap

profesi guru ALB ditinjau dari tingkat pendidikan ( S1 dan D 2 ).
Hasil analisis data didapat rata-rata 230,93, sedangkan F Hitung sebesar
0,0069 dan P sebesar 0,9338 (lampiran 6 ). Karena P > dari 0,05 Dengan demikian
dapat disimpulkan, bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti sikap guru PLB
terhadap profesi guru anak luar biasa antara guru yang mempunyai latar belakang
pendidikan S 1 dengan guru yang mempunyai latar belakang pendidikan D 2. Hasil
analisis data dengan meng-manakan uji t di dapat rata sebesar - 0,2632, sedangkan t
hitung = - 0,08 dengan df = 94 dan P = 0,934. Sehingga disimpulkan tidak terdapat
perbedaan sikap guru yang mempunyai latar belakang pendidikan S 1 dengan latar
belakang pendidikan D 2 terhadap profesi guru an& luar biasa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari Tingkat
Pendidikan (D 2 dan S 1 )
Variabel

N Cases

1

SD

Mean

SE of Mean

1

B1

39

B2

57

1

1

155,0000

13.598

2,338

155,2632

15,589

2,065

1
I

I

3. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara sikzp g m SLB se kota
Padang terhadap profesi guru anak luar biasa ditinjau dari masa kerja
( < 5 t h , 6-10 t h , > 10 th).
Hasil analisisi data dengan menggunakan uji F di dapat F hitung sebesar
0,2409 sedangkat P sebesar 0,7864.( Lampiran 7 ) Karena P > dari 0,05 maka
disimpulkan tidak terdapat perbedaan

sikap

-guru

SLB yang mempunyai latar

belakans masa kerja yang berbeda terhadap profesi guru anak luar biasa . Sedangkan
h a i l analisis data dengan menggunakan uji T di dapat pada kelompok masa kerja < 5
th (C1) dengan masa kerja 6-10 th (C2) didapat mean Difference sebesar

- 2,8247

dan nilat t ( t hit) sebesar- 0,63 dengan df sebesar 52 dan nilai P sebesar 0,529.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap guru PLB
terhadap profesi guru anak luar biasa yang mempunyai masa kerja
masa kerja 6-10 th. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6

< 5 th den_-

Tabel 6 . Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari
MasaKeja (< 5 th )
Variabel
N Cases
Mean
SE of Mean
SD
C1

I

33

153,3043

18,629

3,884

156,1290

14,167

2,545

Pada kelompok masa kerja < 5 th (C 1 ) dengan masa kerja > 10 th (C 3 ) di
dapat mean Difference sebesar - 2, 1480 dan t hitung sebesar - 0,53 dengan df

= 63

P = 0,600 ( P > dari 0,05 ). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

dan

bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ,pu PLB terhadap profesi guru anak luar biasa
yang mempunyai masa kerja < 5 th densan guru yang mempunyai masa kej a > 10
th. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB di Tinjau dari Masa Kerja
( 6 th sampai 10 th )

Mean

SE of Mean

Variabel

N Cases

C1

23

153,3043

18,629

3,884

C3

42

155,4524

13,916

2,147

SD

Pada kelompok masa kerja 6-10 th (C2) dengan kelompok masa kerja > 10 th

(C 3 ) di dapat Mean Difference ( rata-rata) = 0,6767 dan t hitung sebesar - 0,20
dengan df

=

71 dan P sebesar 0,839, maka P > dari 0,05 . Dengan demikian dapat

di@rikkesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap guru PLB yang mempunyai
latar belakang masa k e j a 6-10 th dengan masa kerja > 10 th terhadap profesi guru
anak luar biasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB Ditinjau dari
Mass Kej a ( > 10 th )
Variabel

N Cases

1

Mean

SD

SE of Mean

C2

31

14,167

2,545

C3

42

13,916

2,147

5. Apakah terdapat perbedaan sikap guru SLB sekota Padang terhadap

profesi guru anak luar biasa ditinjau dari status kepegawaian ( PNS dan
Honorer )
Hasil analisisi data dengan menggunakan uji F didapat rata-rata sebesar
219, 4840 , F hitung sebesar 4, 9077 sedangkan nilai P

= 0,0292

=

( Lampiran 7 ),

maka P < dari 0,05 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
sikap guru SLB yang mempunyai latar belakang pegawai negeri sipil dengan yang
berlatar belakang honorer terhadap profesi guru anak luar biasa. Sedang hasil analisis
data dengan menggunakan uji t di dapat rata-rata sebesar 9,7896, sedangkan t hitung
sebesar 2,22 dengan df = 94 dan P= 0,029 ,maka P < dari 0,05. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pcdmbn yang positif antara sikap guru
SLB yang PNS den-

yang berlatar belakang honorer terhadap profesi guru anak

luar biasa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Sikap Terhadap Profesi Guru ALB Ditinjau dari Status Kepegawaian
( PNS dan Honorer ')

[ Variable
i

N Cases

Mean

SD

SE of Mean

I

B.Pembahasan Hasil Peneiitian

Hasil penelitian menunjukkan bahua sebanyak 21 orang dari 96 orang guru
SLB se kota Padang mempunyai sikap positif terhadap profesi guru anak luar biasa.,
sedangkan sebanyak 67 orang dari 96 orang guru SLB mempunyai sikap netral
terhadap profesi guru anak luar biasa dan sebanyak 8 orang dari 96 orang gum SLB
mempunyai sikap negatif terhadap profesi q r u anak luar biasa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebasjan besar dari guru-guru SLB yang berada di kota Padang
hanya bersikap netral terhadap profesi guru anak luar biasa yaitu sebanyak 69,79
%.Sedangkan yang bersikap positif terhadap profesi guru hanya sebesar 21,88 % dan
yang bersikap negatif terhadap profesi guru sebanyak 8,33%. Temuan ini tidak
mendukung temuan sebelumnya yaitu Lubis (1998), mengatakan guru-guru sekolah
menengah kejuruan tekhnologi se Sumatera Barat mempunyai sikap positif terhadap
profesi guru, akan timbul tanda tanya ,kenapa _guru-guru SLB di kota Padang hanya
bersikap biasa-biasa saja terhadap profesi guru anak luar biasa, ha1 ini
berkemun_&inan bahwa wgnu-gu~SLB yang ada di kota Padang khususnya belurn
mengalami kepuasan dari profesi yang ditekuninya, baik dari segi iklim kej a yang
kurang menyenanc$ankan, kepuasan keja imbalan jasa dan peningkatan karir guru.

mengajai anak normal, ha1 ini dekarenakan karakteristik anak luar biasa sangat
berbeda dengan anak normal, sehingga membutuhkan kesabaran yang ting@ ,
adakalan!-a guru anak luar biasa berperan sebagai pengasuh dan sebagai pelayan.