PDF ini TINDAKAN KEKERASAN PADA BOARDING SCHOOL SYSTEM (Studi Kasus Pada Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Pariaman) | . | 1 PB
1
TINDAKAN KEKERASAN PADA BOARDING SCHOOL
SYSTEM
(Studi Kasus Pada Sekolah Usaha Perikanan Menengah
(SUPM) Negeri Pariaman)
ARTIKEL
ZALMIROSANO
NPM. 1210018412007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2015
2
TINDAKAN KEKERASAN PADA BOARDING SCHOOL
SYSTEM
(Studi Kasus Pada Sekolah Usaha Perikanan Menengah
(SUPM) Negeri Pariaman)
1
Zalmirosano,1Uning Partimaratri, 1Deaf Wahyuni Ramadhani
Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Bung Hatta
Email: zalm75irosano@yahoo.com
1
ABSTRACT
Based on the rule that a person's right to follow the educational activities at
boarding school system must be protected according to the Law No. 23 of 2002 on
the protection of children. Law No. 14 of 2005on Teachers and Lecturers and
Government Regulation No. 29 of 1990 on Secondary Education, activities
education conducted in the State SUPM Pariaman is the boarding school system,
should pay attention to children's rights as citizens. The problems discussed in the
background of this research are: 1. What are the efforts made by SUPM Pariaman
in protecting students from violence? 2. What are the constraints faced by
SUPMPariaman in protecting students from violence. This study uses descriptive
analytical research with socio legal approach. Data used include primary data and
secondary data. Data were collected through interviews, observation and
document study. Data were analyzed qualitatively from the results of the study
concluded that: 1). The school has tried to preventive and repressive measures that
violence does not occur either done by teachers and students. 2). The school faced
obstacles in anticipation that violence does not occur, because of the lack of
supervisory personnel and the lack of a budget to complete the infrastructure, and
the lack of participation of 3 (three) in support of educational activities in SUPM
Pariaman.
Keywords: Act, Violence, Boarding, School Systems
A.
2.
Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 1990, tentang Pendidikan
Aturan yang menjadi dasar dalam
penyelenggaraan
pendidikan
di
Sekolah Usaha Perikanan (SUPM)
Negeri Pariaman diantaranya:
Menengah.
3.
Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan
Nomor:PER.20/MEN/2012, tentang
1. Undang-Undang RI Nomor 23
Organisasi dan Tata Kerja Sekolah
Tahun 2002 tentang Perlindungan
Usaha Perikanan Menengah.
Anak.
2
4.
Keputusan
Kepala
Pengembangan
Badan
ilmu antara ilmu yang khusus dan
Sumberdaya
ilmu umum. Pelayanan pendidikan
Manusia Kelautan dan Perikanan
dan
Nomor:
boarding
305/BPSDMKP/2008,tentang
penjadwalan
edoman Umum Pembinaan Sikap
lebihn
leluasa
dan Kepribadian Taruna dan Siswa
peserta
didik
Pada Satuan Pendidikan Lingkup
aktivitas guru dan siswa selama 24
Departemen Kelautan dan Perikanan
jam.
5.
Badan
Menurut Pasal 9 ayat 1 Undang –
Sumberdaya
Undang Nomor 23 tahun 2002,
Kelautan dan Perikanan
tentang Perlindungan Anak, setiap
Nomor: 96/BPSDMKP/2011,tentang
anak berhak memperoleh pendidikan
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
dan
Karakter (character Building) Pada
pengembangan
Sekolah Usaha Perikanan Menengah
tingkat kecerdasannya sesuai dengan
di Lingkup Kementerian Kelautan
minat dan bakatnya.
dan Perikanan.
Berdasarkan
Keputusan
Kepala
Pengembangan
Manusia
6.
Keputusan Diraktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor: 201/C/Kep/0/1986, tentang
Peraturan Pembinaan Kesiswaan.
bimbingan
dengan
school,
sistem
diperoleh
pembelajaran
dan
yang
menyeluruh,
mengetahui
pengajaran
dalam
setiap
rangka
pribadinya
pengamatan
dan
penulis
Sekolah Usaha Perikanan (SUPM)
Negeri Pariaman berada dibawah
Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kementerian kelautan dan
Perikanan dengan Peraturan Menteri
Selain aturan yang tertulis ada juga
Kelautan dan Perikanan nomor ;
aturan yang sifat kelembagaannya
PER.20/MEN/2012,
sarat
nilai-nilai
Oktober 2012, tentang organisasi dan
moral. Pendidikan sistem boarding
Tata Kerja Sekolah Usaha Perikanan
school di Sekolah Usaha Perikanan
Menengah.
Menengah (SUPM) Negeri Pariaman
Dalam
lebih
pendidikan
pendidikan dengan sistem boarding
dengan
school di SUPM Negeri Pariaman,
dengan
muatan
menekan
kemandirian,
berusaha
pembelajaran yang mengintegrasikan
rangka
diperlukan
tanggal
19
penyelenggaraan
Pedoman
Pembinaan
3
Siswa, yang dapat menjadi acuan
menimbulkan jurang yang menganga
bagi semua lembaga pendidikan
antara keduanya.
yang
diselenggarakan
oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan
sehingga penerapan disiplin tinggi
yang
menjadi
ciri
khas,
tidak
menjadi salah arah, dengan sasaran
yang
diinginkan..
Pada
penyelenggaraan pendidikan dewasa
ini sering kali kita jumpai adanya
tindakan-tindakan
yang
selalu
bertentangan peraturan yang berlaku
(seringnya kekerasan menjadi dasar
dalam pembinaan mental siswa) baik
itu yang dilakukan oleh antar sesama
siswa itu sendiri maupun oleh guru
terhadap siswa.
Dalam teori Robert
B Seidman
menyimpulkan bahwa hukum suatu
bangsa tidak dapat dialihkan begitu
saja kepada bangsa lain. Dari apa
yang telah dikemukakan oleh Robert
Seidman
tersebut,
maka
rangka
pembangunan
dalam
hukum
nasional Indonesia, perlulah dihayati
betul makna pemikiran Robert B
Seidman.
Menurut
Sue
Susanto
Raid
dalam
secara
I.S.
etimologis
kriminologi berasal dari kata crimen
yang berarti kejahatan, dan logos
yang berarti pengetahuan atau ilmu
pengetahuan, sehingga kriminologi
Kerangka Teoritis.
untuk
Berdasarkan rumusan masalah dalam
studi ini digunakan teori dari Robert
B
Seidiman
atau
pendekatan
sosiologis terhadap hukum sebagai
pisau analisis yang berdasarkan teori
pendekatan
system
Robert
B
Seidiman. Pertemuan antara hukum
modern dan hukum setempat yang
telah
ada
puluhan
lebih
dahulu
selama
bahkan
ratusan
tahun,
ilmu/pengetahuan
tentang
kejahatan. Istilah kriminologi untuk
pertama kali (1879) digunakan oleh
P.Tropinard, ahli antropolgi Prancis,
sementara
istilah
yang
dipakai
sebelumnya
banyak
adalah
antropologi crimina.
Menurut Nonet dan Selznick dalam
Mahmud Kusuma tipe-tipe tatanan
hukum yang hingga derajat tertentu
mengungkapkan
hukum
dalam
evolusi
masyarakat,
tatanan
yang
terorganisasi secara politik dalam
4
lembaga Negara. Nonet dan Selznick
Dalam rangka untuk mengetahui
menyebutkan tiga orde hukum, yaitu
maksud yang terkandung dari judul
:
tesis ini, sangat perlu diperhatikan
1.
Orde
hukum
represif
pengertian dari beberapa konsep
(represif) yaitu, hukum sebagai alat
sebagai berikut:
kekuasaan.
Menurut Hilman Hadikusuma bahwa
2.
Orde
hukum
otonom
seseorang anak dalam menjalankan
(autonoms law) yaitu, sebagai suatu
kehidupannya
yang mampu menetralisir reaksi dari
perlidungan baik itu dia dalam
hukum represif atau sebagai reaksi
melaksanakan
dari alat kekuasaan dan melindungi
dilingkungan
integritas hukum itu sendiri..
sistem boarding school
3.
1. Kekerasan
Orde
hukum
(responsive
law)
responsive
dilakukan
pendidikan
pendidikan
atau
dengan
hukum
Pengertian kekerasan disini dapat
sebagai suatu sarana respon terhadap
diartikan bahwa kekerasan tersebut
ketentuan – ketentuan sosial dan
terjadi diakibatkan anak-anak dalam
aspirasi – aspirasi dalam masyarakat.
menjalankan
Kemudian
dilingkungan dengan sstem boarding
menurut
Darmodiharjo
berpendapat
hukum
yaitu,
perlu
dan
Darji
Sidharta,
bahwa positivisme
memandang
school
pendidikan
sering
keinginan
kali
yang
bukan
dari
bersangkutan
perlu
melainkan adalah suatu kehendak
memisahkan secara tegas antara
dari orang tua sehingga terjadi
hukum dan moral (antara hukum
pemaksaan terhadap seorang anak,
yang berlaku dan hukum yang
maka dalam hal tersebut seorang
seharusnya), antara das Sein dan das
dalam mengikuti pendidikan tidak
Sollen. Pengertian lain positivisme
dengan ikhlas, dan untuk melepaskan
hukum adalah aliran pemikiran yang
rasa keterpaksaan itu tadi sianak
dalam
melakukan apa saja sesuai kehendak
yurisprudensi
membahas
konsep hukum secara eklusif.
dia,
maka
didalam
lingkungan
pendidikan sistem boarding school
Kerangka Konseptual.
sering
terjadi
tindak
kekerasan
terhadap adik kelasnya atau dengan
5
kata lain kelasnya yang lebih tinggi
rasa seni dan ketrampilan hidup di
adalah yang paling berkuasa.
hari libur. Hari mereka adalah hari-
2.
hari
Pendidikan.
berinteraksi
dengan
teman
Konsep dasar pendidikan Indonesia
sebaya dan para guru. Rutinitas
adalah
kegiatan
pembangunan
manusia
tersebut berlangsung dari
seutuhnya yaitu, mencakup ranah
pagi hingga malam sampai bertemu
akademis dan spiritual kepribadian,
pagi
sehingga system pendidikan yang
makhluk hidup yang sama, orang
dibangun harus mengacu pada dua
yang sama, lingkungan yang sama,
ranah tersebut. Lembaga pendidikan
dinamika
lingkup Kementerian Kelautan dan
seperti Itu pula.
Perikanan
Metode Penelitian.
merupakan
lembaga
lagi.
Mereka
dan
menghadapi
Romantika
pendidikan yang mencetak kader-
Dalam
kader sumberdaya manusia Kelautan
menggunakan
dan Perikanan yang tangguh bekerja
yuridis sosiologis, yaitu; penelitian
dilingkungan yang spesifik, disiplin,
berdasarkan gejala (fenomena) yang
bermoral dan berjiwa bahari.
terjadi dalam masyarakat
3.
HASIL PEMBAHASAN
Sistem Boarding School.
Penelitian
ini
yang
metode
penulis
penelitian
Sekolah Usaha Perikanan Menengah
A.
(SUPM)
dilakukan oleh Pihak SUPM
Negeri
menyelenggarakan
sistem
boarding
lingkungan
sekolah
Pariaman
pendidikan
school.
ini
Di
mereka
dipacu untuk menguasai ilmu dan
teknologi secara intensif sedangkan
selama di lingkungan asrama mereka
ditempa secara fisik dan mental serta
pendidikan yang selalu mengarah
Upaya yang Telah
Negeri Pariaman dalam
Melindungi Siswa/i dari Tindakan
Kekerasan.
Pendidikan di SUPM Negeri
Pariaman dengan system boarding
school
adalah
merupakan
suatu
pendidikan berasrama.
kepada ke tingkat disiplin yang
Lembaga pendidikan SUPM Negeri
tinggi
untuk
Pariaman ini setiap tahun menerima
menerapkan ajaran agama atau nilai-
siswa/i sebanyak 150 (seratus lima
nilai khusus serta mengekspresikan
puluh ) dengan melalui tes tertulis
dan
kemudian
6
wawancara,
raga lainnya (lapangan bola kakik,
kemudian disanalah kita menggali
volley ,badminton, futsal, tennis, dan
minat dan bakat seorang anak didik
tenis meja) kemudian menambah
namun disisi lain memang ada orang
personil Kekerasan yang Terjadi di
tua dengan cara paksa memasukan
SUPM Negeri Pariaman.
dan
tes
fisik
serta
anaknya untuk menimba ilmu di
SUPM,
adalah seolah orang ingin
melepaskan tanggung jawab dalam
1.
Kekerasan yang dilakukan
oleh Guru.
mendidik anaknya sehingga seorang
Seorang guru di SUPM Negeri
tersebut
Pariaman
belum
tentu
atas
berinisial
BH
kemauannya sendiri akann tetapi
melakukan
adalah paksaan dari orang tua,
terhadap seorang muridnya dengan
kemudian dari paksaan orang tua
inisial DK kelas II TPL pada hari
sianak mencari berbagai alasan untuk
jumat tanggal 22 oktober jam. 10.00
bagaimana
wib,
si
anak
bisa
keluar
kekerasan
pendidikan tersebut
Terjadinya
tindakan
kekerasan
adalah pada saat malam hari maka di
jajaran
urusan
melakukan
kesiswaan
berbagi
telah
langkah
antisipasi agar tindakan kekerasan
serta bagaimana kehidupan anakanak tersebut diasrama nyaman dan
terjaga keamanannya, selama mereka
menimba ilmu di SUPM Negeri
Pariaman ini yaitu, pihak sekolah
telah
melengkapi
tahun
sarana
tindak
telah
2010.
fisik),
kekerasan
(melakukan
tindakan
yang
dilakukan oleh BH tidak dapat
diterima
oleh
DK.
proses
penyelesaiannya.
1.
Membujuk DK agar DK tidak
pulang kerumah orang tuanya.
2.
Kepala sekolah memanggil
semua wakil kepala sekolah untuk
diadakan rapat terkait terjadinya
tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh BH.
dan
prasarana diantaranya, 1 (satu) diisi
3.
oleh 4 (empat) orang siswa dan
BH dan DK kemudian dilakukan
setiap kamar terdapat 1 (satu) kamar
rapat yang dihadiri oleh semua wakil
mandi, setiap kamar telah dilengkapi
kepala
dengan kipas angin, dan sarana oleh
Kepala sekolah memanggil
sekolah
untuk
dilakukan
7
proses perdamaian sesuai dengan
akhirnya
aturan yang beralaku diantaranya:
Oktober 2014 dirumah sakit M.Jamil
1.
BH bersedia membuat surat
Proses
tidak
sekolah.
melakukan
tindak
kekersan lagi baik terhadap DK
maupun
siswa
SUPM
Negeri
Pariaman lainnya dan apabila masih
terjadi
tindak
dilakukan
kekerasan
oleh
BH,
yang
maka
BH
bersedia dituntut sesuai hukum yang
berlaku. (indisipliner, dan tindak
2.
BH mendapat teguran tertulis
dari
kepala
sekolah
sesuai
pelanggaran yang dilakukan.
3.
BH meminta maaf kepada
Kekerasan Yang dilakukan
oleh Siswa.
Seorang
siswa
SUPM
Negeri
Pariaman bernisial ARP pada tanggal
10 Agustus 2014
jam 15.00 wib
telah melakukan tindak kekerasan
(kepala sy dipukul pakai sepatu oleh
ARP)
kelas
II
penyelesaian
TPL
hanya
12
dari
pihak
Pada tanggal 29 September
2014 jam 10.00 dilaksanakan rapat
dewan
guru
untuk
mengambil
langkah-langkah tentang pemberian
sanksi terhadap tindakan kekerasan
yang dilakukan ARP.
Berdasarkan
dewan
guru
hasil
ARP
rapat
dinyatakan
bersalah, sehingga ARP mendapat
sanksi
dari
dilakukannya
DK dan semua murid kelas II TPL.
2.
1.
2.
pidana umum).
dunia
Padang.
perjanjian diatas matery bahwa dia
akan
meninggal
tindakan
yang
yaitu
berupa
penjatuhan hukuman disiplin berat
diskorsing selama 1 (satu) tahun
pelajaran dengan surat keputusan
kepala SUPM Negeri Pariaman.
3.
Karena
si
korban
SY
meninggal di Rumah Sakit M.Jamil
Padang,
maka
proses
hukum
selanjutnya diserahkan kepada pihak
berwajib sesuai dengan aturan yang
berlaku.
dikarenakan ARP merasa diejek
4.
sebagai kakak kelas, sehingga terjadi
laporan dari pihak Rumah sakit
tindak
bahwa yang bersangkutan meninggal
kekerasan
mengakibatkan
SY
dirawat
yang
dan
bukan
Kemudian
karena
setelah
pemukulan
ada
yang
8
dilakukan oleh ARP tetapi karena
untuk melakukan tindakan pertama
penyakit lain maka pihak yang
terhadap siswa/i apabila terjadi hal-
berwajib
hal yang tidak diinginkan, pada
melepaskan
ARP
dari
tuntutan, namun dari pelanggaran
poliklinik tersebut
yang dilakukan di sekolah yang
orang tenaga petugas kesehatan yang
bersangkutan tetap dijatuhi hukuman
ditunjuk dari Puskesmas Kampung
disiplin.
Dalam
Lembaga
school
pendidikan
seperti
boarding
SUPM
melalui
bertugas satu
Bupati
Padang
Pariaman.
Negeri
Pendidikan SUPM Negeri Pariaman
Pariaman ini, untuk kegiatan diluar
ini terdapat 100 orang yang terlibat
jam
yaitu
secara lansung dalam mengelola
pembinaan
pendidikan SUPM Negeri Pariaman,
mental dan disiplin siswa adalah
30 orang guru, 47 pegawai, 17
tanggung jawab pengelola kegiatan
tenaga kontrak (3 orang petugas
dalam hal ini siswa benar-benar di
keamanan, 6 orang
didik
menghadapi
masak, 8 orang lainnya sebagai sopir
apapun permasalahannya dan sangat
dan tenaga teknis ) dan 6 sebagai
penting adalah kedisiplinan dalam
pengawas
melaksanakan
melindungi siswa/i dari tindakan
pelajaran
ekstrakurikuler
baik
dikelas
serta
mental
kegiatan
di
lingkungan SUPM Negeri Pariaman.
1.
Pengelola Instalasi Restorasi
siswa/i bertanggung jawab terhadap
ketersedianya makan siswa/i sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan
sehingga tidak terjadi bentrokan
kemudian
kesehatan
siswa/i
untuk
yang dihormati oleh semua siswa/i
guru,
pembimbing
dan
pengawas asrama.
Pengelola restorasi dan kesehatan
jadwal,
diasrama,
kekerasan ada beberapa hak mereka
maupun
dan Kesehatan.
sebagai juru
mengenai
juga
sangat
menjadi perhatian di SUPM Negeri
Pariaman maka disediakan poliklinik
Sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab
masing-masing
tersebut
diatas maka siswa/i SUPM Negeri
Pariaman juga mempunyai hak yang
harus juga dilindungi sesuai dengan
peraturan yang beralaku bagi setiap
guru maupun pengelola asrama dan
pegawai lainnya, antara lain;
9
siswa/i
1.
Hak untuk beribadah.
1.
Hak untuk mendapatkan
perawatan.
sebagaimana
layaknya
pendidikan boarding school agar
mereka tidak melakukan sesuatu hal
yang akan dapat merugikan orang
Di Lembaga Pendidkan SUPM
lain
dan
bertentangan
dengan
Negeri Pariaman disediakan sebuah
peraturan yang berlaku di SUPM
klinik dan seorang perawat untuk
Negeri
melakukan pemeriksaan kesehatan
secara efektif setiap hari mulai dari
siswa/i dan selalu siap menangani
pagi sampai malam bergitu setiap
siswa/i apabila terjadi sesuatu yang
harinya
perlu penanganan medis.
pembimbing
2.
Hak
untuk
mendapatkan
yang
pengawas
pelaksanaan
pendidikan
3.
Pariaman
Hak
Pelayanan
Kesehatan
dan
dilakukan
dilakukan
oleh
asrama
maupun
asrama.
Untuk
hak-hak
siswa/i
di
lingkungan SUPM Negeri Pariaman
telah dilakukan secara baik, namun
dan Makanan
disisi lain masih terjadi tindakan
Dalam
memenuhi kebutuhan
kekerasan yang dilakukan oleh siswa
siswa/i yang mengikuti kegiatan
maupun siswa, ini dikarenakan masih
pendidikan
adanya kekurangan tenaga sebagai
di
SUPM
Negeri
Pariaman disediakan juag
1.
Pelayanan kesehatan
pembimbing dannpengawas asrama,
dari jumlah siswa/i sebanyak 444
orang yang betul-betul mengawasi
2.
Makan 3 x sehari dan sneck 1
x sehari.
Dalam
siswa/i diasrama baik pembimbing
maupun
rangka
memberikan
perlindungan terhadap siswa/i dari
tindakan kekerasan di pada lembaga
pendidikan seperti di SUPM Negeri
Pariaman ini tidak hanya sebatas
hak-hak mereka saja akan tetapi juga
sangat penting untuk memberikan
bimbingan dan pembinaan terhadap
pengawas
sebanyak
11
(sebelas). Karena kurangnya tenaga
pengawasan 1 berbading 40 maka
masih
adanya
terjadi
tindakan
kekerasan di SUPM Negeri Pariaman
oleh sebab itu perlu dilakukan
penambahan personil maupun sarana
yang
lain
agar
siswa/i
dalam
menuntut ilmu di SUMP Negeri
10
Pariaman dapat berjalan dengan baik
sangat diperlukan kearifan seseorang
sesuai
dari
dalam melaksanakan pendidikan bagi
Ombudsman Perwakilan Sumatera
seorang siswa di SUPM Negeri
Barat
dilakukan
Pariaman dimana siswa/i yang terdiri
pemasangan CCTV untuk setiap
dari berbagai macam cara berfikir
asrama
sehingga
dan tingkat kemanpuannya menerima
peralakuan tindakan kekerasan ini
atau mentaati aturan yang ada masih
tidak turun temurun seperti lembaga
sangat
pendidikan
diperhatikan sikap dan tingkah laku
dengan
agar
saran
segera
dan
kelas
lain
yang
selalu
menimbulkan dampak kurang bai
bagi
lembaga
pendidikan
di
Indonesia.
rendah
maka
perlu
siswa/i tersebut.
B.
Kendala-kendala
dihadapi
oleh
yang
Sekolah
dalam
Maka bila dikaitkan dengan teori
melindungi Siswa/I SUPM Negeri
Robert B Saidman dan William J
Pariaman dari Tindak Kekerasan.
Chambliss, maka bekerjanya hukum
dapat digambarkan sebagai berikut:
(Robert B. Saidman dan William J
Chambliss, Law, Order, and Power).
Berdasarkan
hasil
penelitian
di
Sekolah Usaha Perikanan Menengah
(SUPM) Negeri Pariaman dengan
guru, pembimbing serta pengawas
Selanjutnya SUPM Negeri Pariaman
asrama melalui wawancara dapat
sebagai lembaga pendidikan yang
dilihat dari beberapa kendala dalam
menjalankan peraturan tersebut harus
mengatasi tindakan kekerasan yang
benar
menerapkan
dialami oleh siswa/i SUPM Negeri
sehingga
Pariaman baik yang dilakukan oleh
–benar
sebagaimana
dapat
mestinya
semua siswa/i dapat memahami dan
guru,
dalam
setiap kegiatan maupun
pengawas asrama dan antar siswa/i
kesalahan yang dilakukan, sanksi
itu sendiri (kelas III terhadap kelas
yang
II, maupun kelas II kepada kelas I /
diberikan
sesaui
dengan
pembimbing
maupun
peraturan yang berlaku.
senioritas seseorang siswa).
Sedangkan untuk sebagai pemegang
1.
peranan disini adalah guru, maupun
maupun
pegawai serta pembimbing asrama
Kurangnya tenaga pengawas
pembimbing
yang
ada
11
sehingga sering terjadinya tindakan
6.
kekerasan
tinggal
2.
Banyaknya
pembimbing
guru,
maupun
pengawas
siswa diasrama yang masih berusia
muda.
untuk tempat tinggal bagi guru,
3.
disekitar
kelancaran pendidikan di SUPM
Negeri Pariaman.
Pemerintah
Daerah
belum
sepenuhnya mendukung keberadaan
SUPM Negeri Pariaman. Semenjak
Sumatera
Barat
terhadap aturan-aturan yang berlaku
Pemerintah
di
Pariaman.
SUPM
Negeri
berdiri baik dari Pemerintah Propinsi
Tingkat pemahaman siswa/i
lingkungan
SUPM
Pariaman belum begitu mendukung
7.
3. Kurangnya sarana dan prasarana
Sebagian masyarakat yang
Negeri
maupun
Kabupaten
dari
Padang
Pariaman masih kurang.
4.
Kurangnya kesadaran siswa/i
A.
Simpulan
1.
Kegiatan
pelaksanaan
untuk menuntut ilmu di SUPM
pendidikan di lingkungan SUPM
Negeri Pariaman sebabnya siswa/i
Negeri
tersebut melanjutkan pendidikan di
boarding
SUPM Negeri Pariaman, karena
sebagaimana mestinya
adanya paksaan dari orang tua,
2.
5.
Keterbatasan anggaran untuk
melengkapi sarana dan prasarana
yang ada (anggaran pemasangan
CCTV di setiap asrama yang seperti
dianjurkan oleh Ombudsman pada
saat
ada
laporan
ke
pihak
ombudsman perwakilan Sumatera
Barat
bahwa
Pariaman
di
telah
SUPM
Negeri
terjadi
tindak
kekerasan ), sehingga siswa/i tidak
dapat terawasi dengan baik.
Pariaman dengan
school
telah
system
berjalan
Kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pendidikan di SUPM
Negeri Pariaman dilihat beberapa
faktor,
belum semua orang tua
memahami bahwa pendidikan di
SUPM Negeri Pariaman dengan
system boarding school, kurangnya
tenaga guru, pembimbing dll
3.
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat, (masyarakat nelayan),
SUPM Negeri Pariaman Sebagai
Lembaga
Pendidikan
Menengah
Kejuruan Perikanan SUPM Negeri
12
Pariaman diwajibkan menerima anak
Anthon
nelayan sebanyak 40 % dari jumlah
Dekonstruksi
keseluruhan siswa/i,
Publishing. Yokyakarta.
B.
Saran-saran
1.
Diharapkan kepada orang tua
siswa/i
supaya
lebih
memberi
perhatian dan bimbingan maupun
kasih sayang pada anak.
2.
Diharapkan
kepada
F.
Susanto,
2010.
hukum.
Genta
Asrori S. Karni, 2009. Etos Studi
Kaum
Santri
(Wajah
Pendidikan Islam). Bandung PT.
Mizan Pustaka.
A.Tafsir,
dkk,2004,
Cakrawala
Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemikiran
Pemerintah Daerah Kabupaten dapat
Bandung Mimbar Pustaka.
memberikan perhatian.
3.
Diharapkan
Pemerintah
kepada
Pusat
(Kementerian
Baru
Pendidikan
Islam,
Bambang
Sunggono,
2011,
Metodologi
Penelitian
Hukum,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kelautan dan Perikanan) menambah
anggaran.
Bambang Waluyo,2008, Penelitian
4.
Hukum Dalam Praktek, Jakarta Sinar
Diharapkan kepada seluruh
pihak
yang
terkait
dalam
penyelengggaran pendidik di SUPM
Negeri Pariaman agar mematuhi
aturan yang ada.
5.
Pariaman
memberikan
Hadi
sutrisno,
1993,
Sampel
Merupakan Bagian dari Populasi,
Yokyakarta Statika 2.
Kepada
dilingkungan
Grafika.
masyarakat
SUPM
Negeri
diharapkan
dapat
motifasi
terhadap
siswa/i.
I.S
Sutanto,
2011,
Kriminologi.
Genta Publishing. Yokyakarta.
J.S Camdi 2002, Terampil Berbicara
Pembelajaran dan Sastra Indonesia,
Jakarta Balai Pustaka Edisi ke tiga.
DAFTAR PUSTAKA
Kamisa,1977.
Kamus
Lengkap
Bahasa Indonesia. Kartika Surabaya.
Buku – buku
13
Mahmud Kusuma, 2009. Hukum
Penegakan Hukum, Jakarta; Rajawali
Menyelami
Press.
Semangat
Progresif.
Antony Lib.Yokyakarta
_____________,1980. Pokok-Pokok
Nurhayati Jamas, 2009. Dinamika
Sosiologi
Pendidikan Islam di Indonesia Pasca
Grafindo.
Kemerdekaan, PT. Raja Grafindo.
Hukum,
_____________,
Jakarta;
Raja
1982,
Suatu
Soerjono Soekanto, 1980. Pokok –
Tinjauan Hukum Terhadap Masalah
pokok Sosiologi Hukum, Jakarta.
Sosial, Bandung, Alumni Bandung.
Raja Grafindo.
_____________,
1980,
Sosiologi
Soerjono Soekanto, 2011. Faktor –
Hukum dalam Masyarakat, Jakarta;
faktor
Angkasa.
yang
Penegakan
mempengaruhi
Hukum,
Jakarta
Rajawali.
Bandung, Mulia Press.
2002,
Perlindungan
dengan Hukum, Jakarta Unicef.
Satjipto Raharjo,1991, Ilmu Hukum,
Bandung: Citra Aditya Bhakti.
_____________, 1979, Hukum dan
Masyarakat, Bandung:Angkasa.
Sofyan S. Wilis, 1981, Problema
dan
Pemecahannya.
Bandung: Angkasa.
Hukum
yang
Saini,
Perlindungan
2009.
Anak.
Hukum
Padang.
Universitas Bung Hatta.
Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang – Undang Hukum
Pidana.
Undang - Undang nomor 36 Tahun
1990 tentang konfrensi Hak-Hak
Anak.
Undang – Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Soerjono Soekanto, 2011, FaktorFaktor
2008.
Aditana.
Yetisma
Terhadap Anak yang Berhadapan
Remaja
Sutejo,
Perlindungan Anak, Bandung Refika
Taqiyudin, 2008.Sejarah Pendidikan.
Unicef,
Wagiati
Mempengaruhi
Undang – Undang Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
14
Undang – Undang nomor 20 Tahun
Manusia Kelautan dan Perikanan
2003 tentang Pendidikan Nasional.
Nomor: KEP.96/BPSDM KP/2011,
Undang – Undang Nomor 11 Tahun
2012 tentang Peradilan Anak.
tentang
Pendidikan
Building)
Website.
Pedoman
Karakter
Pada
(Character
Sekolah
Usaha
Perikanan Menengah di Lingkungan
Http:/id//eprints.uny/ac.id,
jam
12.00, Tanggal 10 februari 2014, hari
Senin.
Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan.
Keputusan Kepala Sekolah Usaha
Http:/id SH fong Com, jam 16.00,
Perikanan
Menengah
PRM/DL.630/VII/2013,
Sumber Lain.
Penetapan
Peraturan Menteri
Perikanan
Kelautan dan
Nomor
:PER
20/MEN/2012, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekolah Usaha
Perikanan
Menengah
(SUPM)
Kepala
Badan
Negeri.
Keputusan
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan
Nomor:KEP.305/BPSDM KP/2008,
tentang Pedoman Umum Pembinaan
Sikap dan Kepribadian Taruna dan
Pada
Satuan
Pendidikan
Lingkup Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Keputusan
Pengembangan
Negeri
Pariaman Nomor: 93.SK.93/SUPM-
Tanggal 3 Maret 2014.
Siswa
Pelaksanaan
Kepala
Sumber
Badan
Daya
Peraturan
tentang
Kehidupan
Siswa (PERDUPSIS) dan Penilaian
Prestasi serta Pelanggaran Siswa
SUPM Negeri Pariaman.
TINDAKAN KEKERASAN PADA BOARDING SCHOOL
SYSTEM
(Studi Kasus Pada Sekolah Usaha Perikanan Menengah
(SUPM) Negeri Pariaman)
ARTIKEL
ZALMIROSANO
NPM. 1210018412007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2015
2
TINDAKAN KEKERASAN PADA BOARDING SCHOOL
SYSTEM
(Studi Kasus Pada Sekolah Usaha Perikanan Menengah
(SUPM) Negeri Pariaman)
1
Zalmirosano,1Uning Partimaratri, 1Deaf Wahyuni Ramadhani
Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Bung Hatta
Email: zalm75irosano@yahoo.com
1
ABSTRACT
Based on the rule that a person's right to follow the educational activities at
boarding school system must be protected according to the Law No. 23 of 2002 on
the protection of children. Law No. 14 of 2005on Teachers and Lecturers and
Government Regulation No. 29 of 1990 on Secondary Education, activities
education conducted in the State SUPM Pariaman is the boarding school system,
should pay attention to children's rights as citizens. The problems discussed in the
background of this research are: 1. What are the efforts made by SUPM Pariaman
in protecting students from violence? 2. What are the constraints faced by
SUPMPariaman in protecting students from violence. This study uses descriptive
analytical research with socio legal approach. Data used include primary data and
secondary data. Data were collected through interviews, observation and
document study. Data were analyzed qualitatively from the results of the study
concluded that: 1). The school has tried to preventive and repressive measures that
violence does not occur either done by teachers and students. 2). The school faced
obstacles in anticipation that violence does not occur, because of the lack of
supervisory personnel and the lack of a budget to complete the infrastructure, and
the lack of participation of 3 (three) in support of educational activities in SUPM
Pariaman.
Keywords: Act, Violence, Boarding, School Systems
A.
2.
Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 1990, tentang Pendidikan
Aturan yang menjadi dasar dalam
penyelenggaraan
pendidikan
di
Sekolah Usaha Perikanan (SUPM)
Negeri Pariaman diantaranya:
Menengah.
3.
Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan
Nomor:PER.20/MEN/2012, tentang
1. Undang-Undang RI Nomor 23
Organisasi dan Tata Kerja Sekolah
Tahun 2002 tentang Perlindungan
Usaha Perikanan Menengah.
Anak.
2
4.
Keputusan
Kepala
Pengembangan
Badan
ilmu antara ilmu yang khusus dan
Sumberdaya
ilmu umum. Pelayanan pendidikan
Manusia Kelautan dan Perikanan
dan
Nomor:
boarding
305/BPSDMKP/2008,tentang
penjadwalan
edoman Umum Pembinaan Sikap
lebihn
leluasa
dan Kepribadian Taruna dan Siswa
peserta
didik
Pada Satuan Pendidikan Lingkup
aktivitas guru dan siswa selama 24
Departemen Kelautan dan Perikanan
jam.
5.
Badan
Menurut Pasal 9 ayat 1 Undang –
Sumberdaya
Undang Nomor 23 tahun 2002,
Kelautan dan Perikanan
tentang Perlindungan Anak, setiap
Nomor: 96/BPSDMKP/2011,tentang
anak berhak memperoleh pendidikan
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
dan
Karakter (character Building) Pada
pengembangan
Sekolah Usaha Perikanan Menengah
tingkat kecerdasannya sesuai dengan
di Lingkup Kementerian Kelautan
minat dan bakatnya.
dan Perikanan.
Berdasarkan
Keputusan
Kepala
Pengembangan
Manusia
6.
Keputusan Diraktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor: 201/C/Kep/0/1986, tentang
Peraturan Pembinaan Kesiswaan.
bimbingan
dengan
school,
sistem
diperoleh
pembelajaran
dan
yang
menyeluruh,
mengetahui
pengajaran
dalam
setiap
rangka
pribadinya
pengamatan
dan
penulis
Sekolah Usaha Perikanan (SUPM)
Negeri Pariaman berada dibawah
Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kementerian kelautan dan
Perikanan dengan Peraturan Menteri
Selain aturan yang tertulis ada juga
Kelautan dan Perikanan nomor ;
aturan yang sifat kelembagaannya
PER.20/MEN/2012,
sarat
nilai-nilai
Oktober 2012, tentang organisasi dan
moral. Pendidikan sistem boarding
Tata Kerja Sekolah Usaha Perikanan
school di Sekolah Usaha Perikanan
Menengah.
Menengah (SUPM) Negeri Pariaman
Dalam
lebih
pendidikan
pendidikan dengan sistem boarding
dengan
school di SUPM Negeri Pariaman,
dengan
muatan
menekan
kemandirian,
berusaha
pembelajaran yang mengintegrasikan
rangka
diperlukan
tanggal
19
penyelenggaraan
Pedoman
Pembinaan
3
Siswa, yang dapat menjadi acuan
menimbulkan jurang yang menganga
bagi semua lembaga pendidikan
antara keduanya.
yang
diselenggarakan
oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan
sehingga penerapan disiplin tinggi
yang
menjadi
ciri
khas,
tidak
menjadi salah arah, dengan sasaran
yang
diinginkan..
Pada
penyelenggaraan pendidikan dewasa
ini sering kali kita jumpai adanya
tindakan-tindakan
yang
selalu
bertentangan peraturan yang berlaku
(seringnya kekerasan menjadi dasar
dalam pembinaan mental siswa) baik
itu yang dilakukan oleh antar sesama
siswa itu sendiri maupun oleh guru
terhadap siswa.
Dalam teori Robert
B Seidman
menyimpulkan bahwa hukum suatu
bangsa tidak dapat dialihkan begitu
saja kepada bangsa lain. Dari apa
yang telah dikemukakan oleh Robert
Seidman
tersebut,
maka
rangka
pembangunan
dalam
hukum
nasional Indonesia, perlulah dihayati
betul makna pemikiran Robert B
Seidman.
Menurut
Sue
Susanto
Raid
dalam
secara
I.S.
etimologis
kriminologi berasal dari kata crimen
yang berarti kejahatan, dan logos
yang berarti pengetahuan atau ilmu
pengetahuan, sehingga kriminologi
Kerangka Teoritis.
untuk
Berdasarkan rumusan masalah dalam
studi ini digunakan teori dari Robert
B
Seidiman
atau
pendekatan
sosiologis terhadap hukum sebagai
pisau analisis yang berdasarkan teori
pendekatan
system
Robert
B
Seidiman. Pertemuan antara hukum
modern dan hukum setempat yang
telah
ada
puluhan
lebih
dahulu
selama
bahkan
ratusan
tahun,
ilmu/pengetahuan
tentang
kejahatan. Istilah kriminologi untuk
pertama kali (1879) digunakan oleh
P.Tropinard, ahli antropolgi Prancis,
sementara
istilah
yang
dipakai
sebelumnya
banyak
adalah
antropologi crimina.
Menurut Nonet dan Selznick dalam
Mahmud Kusuma tipe-tipe tatanan
hukum yang hingga derajat tertentu
mengungkapkan
hukum
dalam
evolusi
masyarakat,
tatanan
yang
terorganisasi secara politik dalam
4
lembaga Negara. Nonet dan Selznick
Dalam rangka untuk mengetahui
menyebutkan tiga orde hukum, yaitu
maksud yang terkandung dari judul
:
tesis ini, sangat perlu diperhatikan
1.
Orde
hukum
represif
pengertian dari beberapa konsep
(represif) yaitu, hukum sebagai alat
sebagai berikut:
kekuasaan.
Menurut Hilman Hadikusuma bahwa
2.
Orde
hukum
otonom
seseorang anak dalam menjalankan
(autonoms law) yaitu, sebagai suatu
kehidupannya
yang mampu menetralisir reaksi dari
perlidungan baik itu dia dalam
hukum represif atau sebagai reaksi
melaksanakan
dari alat kekuasaan dan melindungi
dilingkungan
integritas hukum itu sendiri..
sistem boarding school
3.
1. Kekerasan
Orde
hukum
(responsive
law)
responsive
dilakukan
pendidikan
pendidikan
atau
dengan
hukum
Pengertian kekerasan disini dapat
sebagai suatu sarana respon terhadap
diartikan bahwa kekerasan tersebut
ketentuan – ketentuan sosial dan
terjadi diakibatkan anak-anak dalam
aspirasi – aspirasi dalam masyarakat.
menjalankan
Kemudian
dilingkungan dengan sstem boarding
menurut
Darmodiharjo
berpendapat
hukum
yaitu,
perlu
dan
Darji
Sidharta,
bahwa positivisme
memandang
school
pendidikan
sering
keinginan
kali
yang
bukan
dari
bersangkutan
perlu
melainkan adalah suatu kehendak
memisahkan secara tegas antara
dari orang tua sehingga terjadi
hukum dan moral (antara hukum
pemaksaan terhadap seorang anak,
yang berlaku dan hukum yang
maka dalam hal tersebut seorang
seharusnya), antara das Sein dan das
dalam mengikuti pendidikan tidak
Sollen. Pengertian lain positivisme
dengan ikhlas, dan untuk melepaskan
hukum adalah aliran pemikiran yang
rasa keterpaksaan itu tadi sianak
dalam
melakukan apa saja sesuai kehendak
yurisprudensi
membahas
konsep hukum secara eklusif.
dia,
maka
didalam
lingkungan
pendidikan sistem boarding school
Kerangka Konseptual.
sering
terjadi
tindak
kekerasan
terhadap adik kelasnya atau dengan
5
kata lain kelasnya yang lebih tinggi
rasa seni dan ketrampilan hidup di
adalah yang paling berkuasa.
hari libur. Hari mereka adalah hari-
2.
hari
Pendidikan.
berinteraksi
dengan
teman
Konsep dasar pendidikan Indonesia
sebaya dan para guru. Rutinitas
adalah
kegiatan
pembangunan
manusia
tersebut berlangsung dari
seutuhnya yaitu, mencakup ranah
pagi hingga malam sampai bertemu
akademis dan spiritual kepribadian,
pagi
sehingga system pendidikan yang
makhluk hidup yang sama, orang
dibangun harus mengacu pada dua
yang sama, lingkungan yang sama,
ranah tersebut. Lembaga pendidikan
dinamika
lingkup Kementerian Kelautan dan
seperti Itu pula.
Perikanan
Metode Penelitian.
merupakan
lembaga
lagi.
Mereka
dan
menghadapi
Romantika
pendidikan yang mencetak kader-
Dalam
kader sumberdaya manusia Kelautan
menggunakan
dan Perikanan yang tangguh bekerja
yuridis sosiologis, yaitu; penelitian
dilingkungan yang spesifik, disiplin,
berdasarkan gejala (fenomena) yang
bermoral dan berjiwa bahari.
terjadi dalam masyarakat
3.
HASIL PEMBAHASAN
Sistem Boarding School.
Penelitian
ini
yang
metode
penulis
penelitian
Sekolah Usaha Perikanan Menengah
A.
(SUPM)
dilakukan oleh Pihak SUPM
Negeri
menyelenggarakan
sistem
boarding
lingkungan
sekolah
Pariaman
pendidikan
school.
ini
Di
mereka
dipacu untuk menguasai ilmu dan
teknologi secara intensif sedangkan
selama di lingkungan asrama mereka
ditempa secara fisik dan mental serta
pendidikan yang selalu mengarah
Upaya yang Telah
Negeri Pariaman dalam
Melindungi Siswa/i dari Tindakan
Kekerasan.
Pendidikan di SUPM Negeri
Pariaman dengan system boarding
school
adalah
merupakan
suatu
pendidikan berasrama.
kepada ke tingkat disiplin yang
Lembaga pendidikan SUPM Negeri
tinggi
untuk
Pariaman ini setiap tahun menerima
menerapkan ajaran agama atau nilai-
siswa/i sebanyak 150 (seratus lima
nilai khusus serta mengekspresikan
puluh ) dengan melalui tes tertulis
dan
kemudian
6
wawancara,
raga lainnya (lapangan bola kakik,
kemudian disanalah kita menggali
volley ,badminton, futsal, tennis, dan
minat dan bakat seorang anak didik
tenis meja) kemudian menambah
namun disisi lain memang ada orang
personil Kekerasan yang Terjadi di
tua dengan cara paksa memasukan
SUPM Negeri Pariaman.
dan
tes
fisik
serta
anaknya untuk menimba ilmu di
SUPM,
adalah seolah orang ingin
melepaskan tanggung jawab dalam
1.
Kekerasan yang dilakukan
oleh Guru.
mendidik anaknya sehingga seorang
Seorang guru di SUPM Negeri
tersebut
Pariaman
belum
tentu
atas
berinisial
BH
kemauannya sendiri akann tetapi
melakukan
adalah paksaan dari orang tua,
terhadap seorang muridnya dengan
kemudian dari paksaan orang tua
inisial DK kelas II TPL pada hari
sianak mencari berbagai alasan untuk
jumat tanggal 22 oktober jam. 10.00
bagaimana
wib,
si
anak
bisa
keluar
kekerasan
pendidikan tersebut
Terjadinya
tindakan
kekerasan
adalah pada saat malam hari maka di
jajaran
urusan
melakukan
kesiswaan
berbagi
telah
langkah
antisipasi agar tindakan kekerasan
serta bagaimana kehidupan anakanak tersebut diasrama nyaman dan
terjaga keamanannya, selama mereka
menimba ilmu di SUPM Negeri
Pariaman ini yaitu, pihak sekolah
telah
melengkapi
tahun
sarana
tindak
telah
2010.
fisik),
kekerasan
(melakukan
tindakan
yang
dilakukan oleh BH tidak dapat
diterima
oleh
DK.
proses
penyelesaiannya.
1.
Membujuk DK agar DK tidak
pulang kerumah orang tuanya.
2.
Kepala sekolah memanggil
semua wakil kepala sekolah untuk
diadakan rapat terkait terjadinya
tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh BH.
dan
prasarana diantaranya, 1 (satu) diisi
3.
oleh 4 (empat) orang siswa dan
BH dan DK kemudian dilakukan
setiap kamar terdapat 1 (satu) kamar
rapat yang dihadiri oleh semua wakil
mandi, setiap kamar telah dilengkapi
kepala
dengan kipas angin, dan sarana oleh
Kepala sekolah memanggil
sekolah
untuk
dilakukan
7
proses perdamaian sesuai dengan
akhirnya
aturan yang beralaku diantaranya:
Oktober 2014 dirumah sakit M.Jamil
1.
BH bersedia membuat surat
Proses
tidak
sekolah.
melakukan
tindak
kekersan lagi baik terhadap DK
maupun
siswa
SUPM
Negeri
Pariaman lainnya dan apabila masih
terjadi
tindak
dilakukan
kekerasan
oleh
BH,
yang
maka
BH
bersedia dituntut sesuai hukum yang
berlaku. (indisipliner, dan tindak
2.
BH mendapat teguran tertulis
dari
kepala
sekolah
sesuai
pelanggaran yang dilakukan.
3.
BH meminta maaf kepada
Kekerasan Yang dilakukan
oleh Siswa.
Seorang
siswa
SUPM
Negeri
Pariaman bernisial ARP pada tanggal
10 Agustus 2014
jam 15.00 wib
telah melakukan tindak kekerasan
(kepala sy dipukul pakai sepatu oleh
ARP)
kelas
II
penyelesaian
TPL
hanya
12
dari
pihak
Pada tanggal 29 September
2014 jam 10.00 dilaksanakan rapat
dewan
guru
untuk
mengambil
langkah-langkah tentang pemberian
sanksi terhadap tindakan kekerasan
yang dilakukan ARP.
Berdasarkan
dewan
guru
hasil
ARP
rapat
dinyatakan
bersalah, sehingga ARP mendapat
sanksi
dari
dilakukannya
DK dan semua murid kelas II TPL.
2.
1.
2.
pidana umum).
dunia
Padang.
perjanjian diatas matery bahwa dia
akan
meninggal
tindakan
yang
yaitu
berupa
penjatuhan hukuman disiplin berat
diskorsing selama 1 (satu) tahun
pelajaran dengan surat keputusan
kepala SUPM Negeri Pariaman.
3.
Karena
si
korban
SY
meninggal di Rumah Sakit M.Jamil
Padang,
maka
proses
hukum
selanjutnya diserahkan kepada pihak
berwajib sesuai dengan aturan yang
berlaku.
dikarenakan ARP merasa diejek
4.
sebagai kakak kelas, sehingga terjadi
laporan dari pihak Rumah sakit
tindak
bahwa yang bersangkutan meninggal
kekerasan
mengakibatkan
SY
dirawat
yang
dan
bukan
Kemudian
karena
setelah
pemukulan
ada
yang
8
dilakukan oleh ARP tetapi karena
untuk melakukan tindakan pertama
penyakit lain maka pihak yang
terhadap siswa/i apabila terjadi hal-
berwajib
hal yang tidak diinginkan, pada
melepaskan
ARP
dari
tuntutan, namun dari pelanggaran
poliklinik tersebut
yang dilakukan di sekolah yang
orang tenaga petugas kesehatan yang
bersangkutan tetap dijatuhi hukuman
ditunjuk dari Puskesmas Kampung
disiplin.
Dalam
Lembaga
school
pendidikan
seperti
boarding
SUPM
melalui
bertugas satu
Bupati
Padang
Pariaman.
Negeri
Pendidikan SUPM Negeri Pariaman
Pariaman ini, untuk kegiatan diluar
ini terdapat 100 orang yang terlibat
jam
yaitu
secara lansung dalam mengelola
pembinaan
pendidikan SUPM Negeri Pariaman,
mental dan disiplin siswa adalah
30 orang guru, 47 pegawai, 17
tanggung jawab pengelola kegiatan
tenaga kontrak (3 orang petugas
dalam hal ini siswa benar-benar di
keamanan, 6 orang
didik
menghadapi
masak, 8 orang lainnya sebagai sopir
apapun permasalahannya dan sangat
dan tenaga teknis ) dan 6 sebagai
penting adalah kedisiplinan dalam
pengawas
melaksanakan
melindungi siswa/i dari tindakan
pelajaran
ekstrakurikuler
baik
dikelas
serta
mental
kegiatan
di
lingkungan SUPM Negeri Pariaman.
1.
Pengelola Instalasi Restorasi
siswa/i bertanggung jawab terhadap
ketersedianya makan siswa/i sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan
sehingga tidak terjadi bentrokan
kemudian
kesehatan
siswa/i
untuk
yang dihormati oleh semua siswa/i
guru,
pembimbing
dan
pengawas asrama.
Pengelola restorasi dan kesehatan
jadwal,
diasrama,
kekerasan ada beberapa hak mereka
maupun
dan Kesehatan.
sebagai juru
mengenai
juga
sangat
menjadi perhatian di SUPM Negeri
Pariaman maka disediakan poliklinik
Sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab
masing-masing
tersebut
diatas maka siswa/i SUPM Negeri
Pariaman juga mempunyai hak yang
harus juga dilindungi sesuai dengan
peraturan yang beralaku bagi setiap
guru maupun pengelola asrama dan
pegawai lainnya, antara lain;
9
siswa/i
1.
Hak untuk beribadah.
1.
Hak untuk mendapatkan
perawatan.
sebagaimana
layaknya
pendidikan boarding school agar
mereka tidak melakukan sesuatu hal
yang akan dapat merugikan orang
Di Lembaga Pendidkan SUPM
lain
dan
bertentangan
dengan
Negeri Pariaman disediakan sebuah
peraturan yang berlaku di SUPM
klinik dan seorang perawat untuk
Negeri
melakukan pemeriksaan kesehatan
secara efektif setiap hari mulai dari
siswa/i dan selalu siap menangani
pagi sampai malam bergitu setiap
siswa/i apabila terjadi sesuatu yang
harinya
perlu penanganan medis.
pembimbing
2.
Hak
untuk
mendapatkan
yang
pengawas
pelaksanaan
pendidikan
3.
Pariaman
Hak
Pelayanan
Kesehatan
dan
dilakukan
dilakukan
oleh
asrama
maupun
asrama.
Untuk
hak-hak
siswa/i
di
lingkungan SUPM Negeri Pariaman
telah dilakukan secara baik, namun
dan Makanan
disisi lain masih terjadi tindakan
Dalam
memenuhi kebutuhan
kekerasan yang dilakukan oleh siswa
siswa/i yang mengikuti kegiatan
maupun siswa, ini dikarenakan masih
pendidikan
adanya kekurangan tenaga sebagai
di
SUPM
Negeri
Pariaman disediakan juag
1.
Pelayanan kesehatan
pembimbing dannpengawas asrama,
dari jumlah siswa/i sebanyak 444
orang yang betul-betul mengawasi
2.
Makan 3 x sehari dan sneck 1
x sehari.
Dalam
siswa/i diasrama baik pembimbing
maupun
rangka
memberikan
perlindungan terhadap siswa/i dari
tindakan kekerasan di pada lembaga
pendidikan seperti di SUPM Negeri
Pariaman ini tidak hanya sebatas
hak-hak mereka saja akan tetapi juga
sangat penting untuk memberikan
bimbingan dan pembinaan terhadap
pengawas
sebanyak
11
(sebelas). Karena kurangnya tenaga
pengawasan 1 berbading 40 maka
masih
adanya
terjadi
tindakan
kekerasan di SUPM Negeri Pariaman
oleh sebab itu perlu dilakukan
penambahan personil maupun sarana
yang
lain
agar
siswa/i
dalam
menuntut ilmu di SUMP Negeri
10
Pariaman dapat berjalan dengan baik
sangat diperlukan kearifan seseorang
sesuai
dari
dalam melaksanakan pendidikan bagi
Ombudsman Perwakilan Sumatera
seorang siswa di SUPM Negeri
Barat
dilakukan
Pariaman dimana siswa/i yang terdiri
pemasangan CCTV untuk setiap
dari berbagai macam cara berfikir
asrama
sehingga
dan tingkat kemanpuannya menerima
peralakuan tindakan kekerasan ini
atau mentaati aturan yang ada masih
tidak turun temurun seperti lembaga
sangat
pendidikan
diperhatikan sikap dan tingkah laku
dengan
agar
saran
segera
dan
kelas
lain
yang
selalu
menimbulkan dampak kurang bai
bagi
lembaga
pendidikan
di
Indonesia.
rendah
maka
perlu
siswa/i tersebut.
B.
Kendala-kendala
dihadapi
oleh
yang
Sekolah
dalam
Maka bila dikaitkan dengan teori
melindungi Siswa/I SUPM Negeri
Robert B Saidman dan William J
Pariaman dari Tindak Kekerasan.
Chambliss, maka bekerjanya hukum
dapat digambarkan sebagai berikut:
(Robert B. Saidman dan William J
Chambliss, Law, Order, and Power).
Berdasarkan
hasil
penelitian
di
Sekolah Usaha Perikanan Menengah
(SUPM) Negeri Pariaman dengan
guru, pembimbing serta pengawas
Selanjutnya SUPM Negeri Pariaman
asrama melalui wawancara dapat
sebagai lembaga pendidikan yang
dilihat dari beberapa kendala dalam
menjalankan peraturan tersebut harus
mengatasi tindakan kekerasan yang
benar
menerapkan
dialami oleh siswa/i SUPM Negeri
sehingga
Pariaman baik yang dilakukan oleh
–benar
sebagaimana
dapat
mestinya
semua siswa/i dapat memahami dan
guru,
dalam
setiap kegiatan maupun
pengawas asrama dan antar siswa/i
kesalahan yang dilakukan, sanksi
itu sendiri (kelas III terhadap kelas
yang
II, maupun kelas II kepada kelas I /
diberikan
sesaui
dengan
pembimbing
maupun
peraturan yang berlaku.
senioritas seseorang siswa).
Sedangkan untuk sebagai pemegang
1.
peranan disini adalah guru, maupun
maupun
pegawai serta pembimbing asrama
Kurangnya tenaga pengawas
pembimbing
yang
ada
11
sehingga sering terjadinya tindakan
6.
kekerasan
tinggal
2.
Banyaknya
pembimbing
guru,
maupun
pengawas
siswa diasrama yang masih berusia
muda.
untuk tempat tinggal bagi guru,
3.
disekitar
kelancaran pendidikan di SUPM
Negeri Pariaman.
Pemerintah
Daerah
belum
sepenuhnya mendukung keberadaan
SUPM Negeri Pariaman. Semenjak
Sumatera
Barat
terhadap aturan-aturan yang berlaku
Pemerintah
di
Pariaman.
SUPM
Negeri
berdiri baik dari Pemerintah Propinsi
Tingkat pemahaman siswa/i
lingkungan
SUPM
Pariaman belum begitu mendukung
7.
3. Kurangnya sarana dan prasarana
Sebagian masyarakat yang
Negeri
maupun
Kabupaten
dari
Padang
Pariaman masih kurang.
4.
Kurangnya kesadaran siswa/i
A.
Simpulan
1.
Kegiatan
pelaksanaan
untuk menuntut ilmu di SUPM
pendidikan di lingkungan SUPM
Negeri Pariaman sebabnya siswa/i
Negeri
tersebut melanjutkan pendidikan di
boarding
SUPM Negeri Pariaman, karena
sebagaimana mestinya
adanya paksaan dari orang tua,
2.
5.
Keterbatasan anggaran untuk
melengkapi sarana dan prasarana
yang ada (anggaran pemasangan
CCTV di setiap asrama yang seperti
dianjurkan oleh Ombudsman pada
saat
ada
laporan
ke
pihak
ombudsman perwakilan Sumatera
Barat
bahwa
Pariaman
di
telah
SUPM
Negeri
terjadi
tindak
kekerasan ), sehingga siswa/i tidak
dapat terawasi dengan baik.
Pariaman dengan
school
telah
system
berjalan
Kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pendidikan di SUPM
Negeri Pariaman dilihat beberapa
faktor,
belum semua orang tua
memahami bahwa pendidikan di
SUPM Negeri Pariaman dengan
system boarding school, kurangnya
tenaga guru, pembimbing dll
3.
Untuk
Kesejahteraan
Masyarakat, (masyarakat nelayan),
SUPM Negeri Pariaman Sebagai
Lembaga
Pendidikan
Menengah
Kejuruan Perikanan SUPM Negeri
12
Pariaman diwajibkan menerima anak
Anthon
nelayan sebanyak 40 % dari jumlah
Dekonstruksi
keseluruhan siswa/i,
Publishing. Yokyakarta.
B.
Saran-saran
1.
Diharapkan kepada orang tua
siswa/i
supaya
lebih
memberi
perhatian dan bimbingan maupun
kasih sayang pada anak.
2.
Diharapkan
kepada
F.
Susanto,
2010.
hukum.
Genta
Asrori S. Karni, 2009. Etos Studi
Kaum
Santri
(Wajah
Pendidikan Islam). Bandung PT.
Mizan Pustaka.
A.Tafsir,
dkk,2004,
Cakrawala
Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemikiran
Pemerintah Daerah Kabupaten dapat
Bandung Mimbar Pustaka.
memberikan perhatian.
3.
Diharapkan
Pemerintah
kepada
Pusat
(Kementerian
Baru
Pendidikan
Islam,
Bambang
Sunggono,
2011,
Metodologi
Penelitian
Hukum,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kelautan dan Perikanan) menambah
anggaran.
Bambang Waluyo,2008, Penelitian
4.
Hukum Dalam Praktek, Jakarta Sinar
Diharapkan kepada seluruh
pihak
yang
terkait
dalam
penyelengggaran pendidik di SUPM
Negeri Pariaman agar mematuhi
aturan yang ada.
5.
Pariaman
memberikan
Hadi
sutrisno,
1993,
Sampel
Merupakan Bagian dari Populasi,
Yokyakarta Statika 2.
Kepada
dilingkungan
Grafika.
masyarakat
SUPM
Negeri
diharapkan
dapat
motifasi
terhadap
siswa/i.
I.S
Sutanto,
2011,
Kriminologi.
Genta Publishing. Yokyakarta.
J.S Camdi 2002, Terampil Berbicara
Pembelajaran dan Sastra Indonesia,
Jakarta Balai Pustaka Edisi ke tiga.
DAFTAR PUSTAKA
Kamisa,1977.
Kamus
Lengkap
Bahasa Indonesia. Kartika Surabaya.
Buku – buku
13
Mahmud Kusuma, 2009. Hukum
Penegakan Hukum, Jakarta; Rajawali
Menyelami
Press.
Semangat
Progresif.
Antony Lib.Yokyakarta
_____________,1980. Pokok-Pokok
Nurhayati Jamas, 2009. Dinamika
Sosiologi
Pendidikan Islam di Indonesia Pasca
Grafindo.
Kemerdekaan, PT. Raja Grafindo.
Hukum,
_____________,
Jakarta;
Raja
1982,
Suatu
Soerjono Soekanto, 1980. Pokok –
Tinjauan Hukum Terhadap Masalah
pokok Sosiologi Hukum, Jakarta.
Sosial, Bandung, Alumni Bandung.
Raja Grafindo.
_____________,
1980,
Sosiologi
Soerjono Soekanto, 2011. Faktor –
Hukum dalam Masyarakat, Jakarta;
faktor
Angkasa.
yang
Penegakan
mempengaruhi
Hukum,
Jakarta
Rajawali.
Bandung, Mulia Press.
2002,
Perlindungan
dengan Hukum, Jakarta Unicef.
Satjipto Raharjo,1991, Ilmu Hukum,
Bandung: Citra Aditya Bhakti.
_____________, 1979, Hukum dan
Masyarakat, Bandung:Angkasa.
Sofyan S. Wilis, 1981, Problema
dan
Pemecahannya.
Bandung: Angkasa.
Hukum
yang
Saini,
Perlindungan
2009.
Anak.
Hukum
Padang.
Universitas Bung Hatta.
Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang – Undang Hukum
Pidana.
Undang - Undang nomor 36 Tahun
1990 tentang konfrensi Hak-Hak
Anak.
Undang – Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Soerjono Soekanto, 2011, FaktorFaktor
2008.
Aditana.
Yetisma
Terhadap Anak yang Berhadapan
Remaja
Sutejo,
Perlindungan Anak, Bandung Refika
Taqiyudin, 2008.Sejarah Pendidikan.
Unicef,
Wagiati
Mempengaruhi
Undang – Undang Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
14
Undang – Undang nomor 20 Tahun
Manusia Kelautan dan Perikanan
2003 tentang Pendidikan Nasional.
Nomor: KEP.96/BPSDM KP/2011,
Undang – Undang Nomor 11 Tahun
2012 tentang Peradilan Anak.
tentang
Pendidikan
Building)
Website.
Pedoman
Karakter
Pada
(Character
Sekolah
Usaha
Perikanan Menengah di Lingkungan
Http:/id//eprints.uny/ac.id,
jam
12.00, Tanggal 10 februari 2014, hari
Senin.
Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan.
Keputusan Kepala Sekolah Usaha
Http:/id SH fong Com, jam 16.00,
Perikanan
Menengah
PRM/DL.630/VII/2013,
Sumber Lain.
Penetapan
Peraturan Menteri
Perikanan
Kelautan dan
Nomor
:PER
20/MEN/2012, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekolah Usaha
Perikanan
Menengah
(SUPM)
Kepala
Badan
Negeri.
Keputusan
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan
Nomor:KEP.305/BPSDM KP/2008,
tentang Pedoman Umum Pembinaan
Sikap dan Kepribadian Taruna dan
Pada
Satuan
Pendidikan
Lingkup Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Keputusan
Pengembangan
Negeri
Pariaman Nomor: 93.SK.93/SUPM-
Tanggal 3 Maret 2014.
Siswa
Pelaksanaan
Kepala
Sumber
Badan
Daya
Peraturan
tentang
Kehidupan
Siswa (PERDUPSIS) dan Penilaian
Prestasi serta Pelanggaran Siswa
SUPM Negeri Pariaman.