TUGAS TIK dari yandi

SEPUCUK ARSIP KEHIDUPAN
Oleh : Suyandi,XII ipa 8

Assalamualaikum,
Kepada pembaca yang berbahagia,menyangkut tugas TIK yang salah satunya
adalah membuat karangan tentang riwayat hidup,inilah sekilas perjalanan hidup penulis
yang penuh warna dan insyaalah bermakna.Dalam hal ini penulis mengunakan nama
syu,agar mudah untuk dicernah maksudnya,hehe..

Aku dilahirkan di kabupaten Aceh Timur,2 april
1994, tepatnya berada didaerah Bayeun masuk
dalam,kira-kira 10 km dari jalan raya dari
pasangan
yang sangat
dilahirkan dalam suasana

suami istri yaitu Subur dan Suratik
kucintai hingga sekarang.Aku
yang bahagia,tenang dan

damai.Banyak yang menyaksikan proses kelahiranku terutama dikalangan keluarga

besar.Mengapa? karena proses kelahiranku terjadi pada pukul 07.00 pagi yang
melambangkan pembawa kebahagiaan dan kedamaian.Kata orangtuaku,setelah aku
dilahirkan kira-kira 8 bulan kemudian,aku dan keluargaku pindah ke daerah lain yang
tidak jauh dari tempat itu dan menetap disana selama beberapa tahun.Sejak kecil,aku
menjadi dambaan setiap orang,terutama bagi para ibu yang tidak memiliki
anak,Mengapa? karena bentuk fisikku yang gemuk serta mempunyai bola mata yang
sipit layaknya orang cina,padahal orangtuaku tidak ada yang berasal dari
tionghoa.Karena hal itulah,aku sering dibawa oleh tetangga-tetangga kerumah
mereka.Suatu bentuk anugerah bagiku yang terlahir dengan bentuk fisik yang

sempurna dan membawa kebahagiaan bagi bapak dan ibuku.Setelah berusia setahun
lebih tepatnya dalam masa pembelajaran jalan,aku sering dibawa oleh orang tuaku
kedaerah-daerah yang ramai,baik itu dikota maupun dirumah saudara saudaraku.Alhamdulillah,kehadiranku didunia ini diterimah dengan baik dan disenangi
oleh setiap mata yang memandang.Dalam proses pembelajaran jalan,aku mengalami
banyak kesulitan.mengapa? karena berat badanku yang berada diatas rata-rata
memaksaku mengalami proses jalan yang lama.Namun,tidaklah selamanya badanku ini
gemuk,terutama diusia 2 tahun,aku jatuh sakit sehingga berat badanku turun.Sudah
sewajarnyalah setiap bayi pasti mengalami yang namanya sakit, karena daya tahan
tubuhnya yang masih rentan.Setelah sembuh dari sakit,aku disusui oleh seseorang
wanita penyusui bayi.Hal ini terjadi karena air susu ibuku mengalami

penyumbatan,sehingga ASI tidak keluar.Aku disusui oleh wanita penyusu selama
sebulan.Karena bukan suatu waktu yang sebentar,aku diangkat sebagai anaknya(anak
sesusuan).Di usiaku yang sedang belajar berbicara,aku berbeda dengan yang
lain,dalam artian nada bicaranya yang sedikit celat(bahasa
umumnya).Namun,mengingat lingkungan sekitar yang sangat ramai,memudahkanku
untuk mempelajarinya.
Dimasa itu juga,aku juga terkenal anak yang aneh,karena setiap aku lapar
disitulah aku minta makan,ya walaupun tidak banyak tetap merepotkan juga.Memang
sejak usia itu,makan adalah pekerjaanku,tak heran aku sering dipanggil “cindut” alias
cina gendut.
Ketika berumur 4 tahunan,aku sering dibawa oleh orangtuaku jalan-jalan
antarkota di provinsi Sumatra utara,berkunjung ketempat saudara dari ayah adalah
suatu hal yang sering dilakukan keluargaku.Kata
ibuku,aku

tidak serewel layaknya anak-anak yang lain

ketika

bepergian.Hal Itulah yang membuatku sering

dibawa-bawa pergi oleh orangtuaku dan

bahkan oleh
tahun,disitulah saat-saatnya
oleh paman,bibi dan juga

saudara-saudaraku.Diusia 5
aku terlalu sering dibawa
nenekku.Bahkan sampai sekolah

1

pertamaku itu bukan berada dikampung sendiri,melainkan dikampung bibikku yang
letaknya di Kecamatan Besitang Sumatra utara.Aku pertama sekolah diusia 6
tahun,yang tentu jarang sekali mendapat pendidikan langsung oleh orangtuaku.Itu yang
membuatku itu agak sedikit bandel,dalam artian masa mendapat perhatian dari
orangtuaku belum selesai,aku sering melamun melihat teman sepermainanku itu
digendong,bila mandi dimandikan oleh orangtua mereka,bila ada tugas dari sekolah
mereka dibantu,berbeda denganku,yang serba sendiri.Namun,nenekkulah yang
mengurusiku selama aku berusia 5 sampai 6 tahun.

Sekarang ini diusiaku 18 tahun,aku hanya mampu mengingat masa kecilku
hanya sampai di usia 5 tahun,walaupun kadang-kadang aku lupa.Selama berada
dirumah pamanku dan bersama dengan nenekku juga,aku seakan belajar mengambil
pelajaran sendiri tentang jalan hidupku.Mungkin dikalangan pembaca ini hal itu
bukanlah suatu asing,namun harus digaris bawahi bahwa segala kelakuan,sikap dan
kebiasaan sangat mempengaruhi bagi seorang anak bila jauh dengan
orangtua.Biasanya seorang anak yang jauh dari orangtuanya selalu bersikap aneh
apabila melihat temannya sedang berada didekat orangtuanya.Betapa tidak,saya
sendirilah contohnya,dan menjadi pengalaman hidup yang sangat tidak bisa saya
lupakan.Namun,saya sangat bersyukur karena kasih sayang dari nenekku menutupi
dari kasih sayang ibuku yang seharusnya aku harus menerimanya.Setelah 8 bulan saya
bersekolah,orangtuaku menjengukku dan membawaku pulang kerumah supaya dapat
bersekolah dikampung halamanku sendiri.Walaupun berada di tempat saudara,rasa
segan pastilah ada.Oleh karenanya aku kembali kekampung halamanku.Rupanya
tidaklah jauh berbeda dengan di kampung pamanku,dikampungku sendiri aku juga
termasuk anak yang liar,dalam artian,aku jarang berada dirumah dan sering
menghabiskan waktu bersama teman-temanku terutama disungai,karena dikampungku
sungai dianggap sebagai wahana bermain yang efektif.Bila disekolah,aku termasuk
anak yang bodoh,sehingga sering mendapat hukuman dari guruku yang
mengajar.Dicubit,dijewer dan berdiri dikelas adalah hal yang sudah biasa ku

alami.Mengapa? karena aku jarang buat PR,(hehe..maklumlah masih bodohbodohnya).

Aku tidaklah lama tinggal di kampung halamanku,kira-kira hanya 3 tahun,Karena
keadaan yang tidak baik seperti para personil GAM yang semakin ramai berada
dikampung yang akhirnya keluargaku dan tetangga-tetanggaku khususnya suku jawa
diusir secara kejam oleh pasukan GAM.Pengusiran itu terjadi pada pukul 04.00 pagi
ketika para warga sedang tidur.Kata orangtuaku,Pasukan GAM yang mengusir
keluragaku khususnya, menggunakan topeng dan membawa senjata.Pada saat giliran
rumahku,ayahku terlalu lama membuka pintu ketika mereka menggedor-gedor
pintu.Karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,nenekkulah yang membuka pintu
itu dan mereka berkata sangat lantang “mana yang punya rumah ini”? jawab nenekku
“dia sedang pergi keluar kota,ada apa ini sebenarnya datang kemari”? mereka
menjawab “tinggalkan tempat ini sekarang juga,kami beri waktu selama 12 jam untuk
meninggalkan tempat ini”.
Nenekku menyangka bahwa hal ini terjadi hanya dirumahku,ternyata seluruh
rumah yang berada pada satu kampung mendapatkan hal yang sama.Sehingga setiap
warga berkumpul dirumahku sambil mencucurkan air mata dari pagi petang sampai
terbitnya matahari.Ketika aku bangun tidur,aku melihat banyak tetangga-tetanggaku
mencucurkan air matanya.Aku hanya diam dan diam,karena aku belum tahu apaapa.Karena ketika itu, aku sedang berada dikelas 2 SD hampir mendekati ujian
kenaikan kelas.

Namun 3 bulan sebelum hal itu terjadi,nenekku telah mengatakan hal itu
kepadaku,tetapi aku menanggapinya hal yangbiasa,karena perkataan itu kuanggap
sebagai hasutan agar aku tidak bersama orangtuaku,namun aku tidak tahu
maksudnyapada saat itu.Aku baru dapat mengetahui ketika aku telah berada di
Riau.Aku baru dapat merasakan sakitnya pengusiran itu diusia 16 tahun ketika
terdengar kembali peristiwa itu dan berbagai kejadian yang diceritakan oleh ibuku.
Ketika pukul 09.00,kami pun dengan sedih meninggalkan kampung itu,walaupun
sebagian warga tidak mau meninggalkannya.Dimusim hujan yang sedang melanda
daerah Aceh timur,menyebabkan sepanjang jalan becek dan susah untuk dilalui oleh
kendaraan roda dua,sehingga disepanjang jalan hanya tapak kakilah kendaraan kami

1

yang setia menemani.Perjalanan yang kami tempuh sejauh 10 km untuk dapat sampai
ketempat pengungsian.Aku melihat kedua orangtuaku kebingungan kemana harus
tinggal,taklah mungkin selamanya keluargaku dipengungsian.Setelah berpikir matangmatang,akhirnya ayahku memutuskan untuk pergi ke tempat saudaranya(bibi) yang
berada di kecamatan Besitang,Sumatra utara.Keluargaku tinggal disana selama 4
bulan,dan akhirnya keluargaku pindah lagi ke desa perbujukan,kecamatan
tambusai,kabupaten rokan hulu,provinsi Riau.Untuk pertama kali sampai
disana,keluargaku menumpang dengan saudara dari pamanku untuk beberapa hari

sambil menyelesaikan pembuatan rumahku.Alhamdulillah,keluargaku diterimah baik
oleh pamanku dan warga kampung sekitar.Ketika itu aku telah berusia 7 tahun.Rasa
ingin sekolah kembali timbul ketika aku melihat sebagian teman-temanku berangkat ke
sekolah.Tak lama kemudian,ayahku mendaftarkanku di SD Negeri 020 Tambusai.Tapi
sayangnya aku harus mengulang kembali 1 semester.Rasa sedih sempat terbesit
dihatiku,namun lambat laun rasa itu hilang ketika melihat pelajaran yang diajarkan
terlalu sulit,sehingga ayahku berkata kepadaku,”kalau udah kelas 3,bisa jawab soal
yang lebih sulit lagi?”.Dalam hatiku sempat bergumam ketika aku mendengar ucapan
itu.Lagi pula,aku masih bodoh,jadi dengan mudah penyesalan itu pergi.Satu yang
paling kusuka dari kampung baruku,yaitu selain sejuk,juga mempunyai ikan yang
banyak.Tak heran kalau kampung itu dinamakan kampung “Perbujukan”yang artinya
banyak ikan bujuk.Sepulang sekolah,aku terlebih dahulu membantu orangtuaku,lalu
memancing dengan teman-temanku yang sebaya bahkan dengan orangtua juga.Aku
tidak takut mendapat sedikit,karena aku percaya,ayahku adalah pemancing yang
ulung,aku juga harus bisa sepertinya,itulah semboyanku.Hari demi hari,minggu demi
minggu,bulan demi bulan,tahun demi tahun,aku pun dapat beraptasi dengan
baik.Jujur,selama aku disana,aku sering mendapat pujian dikalangan warga,mungkin
karena kulitku yang putih dan bola mata yang sipit yang tidak ada sepertiku disana
membuatku seperti anak yang spesial.Agak berbeda dengan yang disekolah,aku mulai
dipandang dua mata ketika berada di kelas 6,karena pada saat itu,aku juara

kelas,sering memenangkan sebuah pertandingan.Hal itu terinspirasi dari seorang kakak
kelasku yang sangat perfect,namun sayang dia seorang nonmuslim,sehingga guru-

guruku sedikit segan mendekatinya.Setelah ia tamat,akulah yang mengisi
posisinya.Pada saat dibangku kelas 6 SD,IPS adalah pelajaran kesukaanku, tak heran
semua yang berkaitan dengan IPS adalah makananku,namun aku sedikit agak lemah
dibagian perhitungan.Namun,untuk menutupi kekuranganku,aku memperdalam IPS
agar kiranya aku dapat menyaingi guruku,karena aku tahu,guruku, bahan yang harus
dikuasai bukan hanya satu,tetapi sepuluh.Jadi dari hal itu, aku terinspirasi untuk dapat
menyainginya.Alhamdulillah,aku berhasil menghipnotis para guruku dalam
kemampuanku di bidang IPS.Dan juga,wajahku lambat laun semakin tampan,hehe..hal
itu bukanlah bualanku semata,namun itu kutahu dari teman-temanku dan guru-guru
yang mengajarku.Hal itu semakin yakin ketika sekolah mengadakan perkemahan
disekolah selama 3 hari 3 malam.Selama perkemahan itu berlangsung,pada saat itulah
aku menyaksikan sendiri dari kakak Pembina bahwa aku laki-laki yang tertampan
diperkemahan itu.Karena masih anak-anak dan belum mengetahui yang namanya
cinta,aku hanya menanggapinya biasanya saja.Bahkan kata-katanya yang paling
berkesan untukku adalah kalaulah aku sudah berumur 25 tahun,aku akan
dilamarnya,waaw..
Ketika pengumuman hasil ujian nasional,aku tidak menyangka,ternyata aku

mendapat juara umum dengan nilai tertinggiku IPS yaitu 9,85.Pada saat ujian,khusus
pelajaran IPS aku tidak menerima jawaban dari siapa-siapa.Alhamdulillah,nilai tertinggi
jatuh padaku.Banyak yang tidak dapat aku lupakan sampai sekarang ini dari kisah
masa-masa SDku.Ketika mulai duduk dibangku SMP,aku tetap mempertahankan
prestasiku,namun disemester pertama aku mendapat juara 2 dari 28 siswa,aku merasa
malu dikalahkan oleh seorang wanita.Namun ketika kenaikan kelas,aku berhasil juara
1.Sayang,aku harus pindah ke Aceh,karena memang disanalah tanah
kelahiranku.Itulah kisah singkatku ketika aku bersekolah disana.
Mulai dari berumur 9 tahun sampai 12,kebiasaanku yang paling aku lakukan
ketika sepulang sekolah adalah mencari ikan,tak peduli dimanapun tempatnya,walau
harus berjalan jauh.Ya,namanya hobi, sulit untuk dihentikan.Kadangkala sampai

1

berlarut-larut malam,sehingga mengaji dan belajarpun jadi terbengkalai.semuanya itu
dapat aku kurangi ketika sudah mendekati ujian akhir nasional.Selama aku disana,ada
suatu kejadian yang benar-benar tidak bisa kulupakan,bahkan sampai tuaku pun takkan
lupa yaitu ketika aku dan sebagian teman-temanku dipilih sebagai pengibar bendera di
hari kemerdekaan RI,17 agustus 2006.Sebelum melakukan pengibaran,biasanya ada
sebuah percobaan untuk memastikan agar ketika memulai acara yang sungguhan tidak

gugup.Dan ternyata memang kami tidak gugup.Namun,ketika pengibaran yang
sungguhan, yang mana penontonnya dihadiri oleh seluruh kampung yang ada di
kecamatan tersebut,entah mengapa ketika komando pengibar bendera mengatakan
“haluan kanan jalan”! seketika itu juga celana yang kupakai melorot,agar supaya tidak
membuat lebih memalukan,aku menahannya.Semua warga yang hadir pada saat itu
menertawaiku tak terkecuali guruku yang memasangkan tali
pinggangku .Memang,celana yang kugunakan terlalu besar dan tidak ada lubang tali
pinggangnya,sehingga ketika pengibaran bendera berlangsung,celanaku yang terlalu
panjang terpijak oleh sepatu dan akhirnya melorot.Tetapi sandainya tidak ada
percobaan awal,maka peristiwa memalukan itu tidak akan terjadi.Ibarat Pepatah,”ibarat
nasi telah menjadi bubur”.Aku menahan rasa malu berpuluh-puluh kali lipat yang
pernah terjadi selama aku disana.Setelah itu,upacara pun dilanjutkan sampai
selesai.Seusai acara itu,aku hanya bisa diam,semua guruku mengatakan kepadaku
“sudah,anggap saja sebagai pengalaman terindah selama dengan bapak”.aku pun
hanya tersenyum sinis tetapi teman-temanku malah menertawaiku.Temanku sempat
berkata kepadaku “untung saja fotografernya tidak memfoto kita saat celanamu
melorot,kalau hal itu terjadi,pasti jadi sejarah,hehe..”.Namun, sampai saat ini,foto
kenang-kenangan pengibaran bendera itu,masih kusimpan dan apabila aku
melihatnya,aku selalu teringat kejadian itu.Itulah beberapa kejadian lucu yang sulit aku
lupakan.

Ketika sudah pembagian raport kenaikan semester,dan aku mendapat ranking
1,aku diberi sebuah nasihat oleh salah satu guru fisika favoritku, seperti ini “coba,coba

dan coba,apapun yang kamu bayangkan sulit, pasti bisa.”Kalimat itu selalu teringat
ketika aku berada dalam perjalananku ke Aceh bahkan sampai di Aceh.Ketika aku telah
sampai di Aceh,tepatnya di kota Langsa,aku bertanya kepada wawakku,”wak,SMP
mana yang paling bagus?” jawabnya”ada 2,SMP negeri 3 dan SMP 1,tapi SMP 1 lebih
banyak untuk anak-anak pejabat”.Mendengar hal it,aku memutuskan untuk memilih
SMP 3.Namun,apa yang terjadi,?aku ternyata tidak diterimah di SMP 3,bahkan di SMP
negeri lainnya juga.Akhirnya Ayah dan wawakku pulang dan mengatakan bahwa aku
tidak diterima di SMP negeri,karena raportku ternyata raport dari SMP swasta.Jadi aku
harus menyelesaikan disekolahku di SMP Swasta.Dengan rasa kesal aku bertanya lagi
“Jadi,disini dimana SMP swasta yang bagus,?” abang sepupuku menyambung
pembicara itu “di SMP Cut Nyak Dhien aja dari pada di SMP muhammadiyah,karena
dilangsa Cuma ada 2,”.Jawabku “ya udalah,di SMP Cut Nyak Dhien aja”.
Ketika aku secara resmi menjadi siswanya,aku terkejut dengan keputusan wali
kelasku.”Suyandi,kamu yang menjadi ketua kelasnya,”.Aku terkejut mendengar
itu,karena aku siswa baru dan pendatang dari daerah lain.Yang herannya,semua teman
baruku setuju dengan pemilihan itu.Aku pun tidak dapat berkata apa-apa selain
mengatakan “iya”.Selama aku mengikuti proses pembelajaran,salah seorang guru
mengatakan pujian kepadaku di samping ia mengajar,”kalian harus tahu,asik namanya
suyandi aja yang menjadi perbincangan dikantor,kenapa tidak ada yang
lain.seharusnya kalian mencontoh dia,karena dia siswa pendatang dari daerah lain”.Aku
hanya bisa tersenyum mendengarnya.Mengapa tidak aku mendapat pujian itu,karena
selama aku di SMP itu,aku tidak banyak berbicara,selalu mengerjakan tugas,apabila
guru menjelaskan aku diam,apabila ulangan,nilaikulah yang paling tinggi dan selalu
juara kelas.Sampai akhirnya diakhir kelas 3,aku berjanji didalam diriku,aku tidak akan
terus menerus di Sekolah seperti ini,aku harus pindah ke SMA lain.Kebetulan Cut Nyak
Dhien terdiri dari SMP,SMA,SMK.Setelah tamat dari situ,aku mencoba mendaftar di
SMAN 3 langsa,merupakan keinginanku ketika aku sedang berada di bangku SMP.Dan
ternyata aku lulus,walaupun awalnya aku tidak yakin bisa lulus di SMA itu.Aku
mendapat peringkat ke-24 dari 389 siswa yang diterima dan dari 1200 siswa yang

1

mendaftar.Ketika menunggu pengumuman tentang pembagian lokal, ehh..ternyata
dilokal unggul.Aku sangat senang ketika itu,akan tetapi salah seorang guru yang
bernama pak Saprinal mengatakan bahwa” tahun ini,ada penambahan lokal untuk anak
kelas 1,yaitu kelas SSN1 dan SSN2.Dan hanya kelas itulah yang masuk pagi,dari kelas
unggul sampai kelas X8 masuk siang.”Aku sedikit kecewa dengan pengumuman
itu,karena aku sebelumnya telah merasakan bagaimana rasanya belajar di siang
hari,mengantuk,dan sedikit lambat untuk menyerap apa-apa yang disampaikan oleh
guru.Dan teman pertamaku selama aku di SMAN 3 langsa adalah Dody
pratama.Mengapa tidak,ketika aku mendaftar ulang,dia berada dibelakangku dan
menanyaiku.Namun sayangnya,dia tidak sekelas denganku walaupun sekarang ini kami
duduk semeja.Aku tidaklah lama berada dikelas unggul yang ketika itu masuk
siang.Dua bulan kemudian,aku di pindah ke kelas SSN2,yaitu kelas tempat pertamaku,
dody.Aku sedikit kesulitan beradaptasi dengan mereka,karena sistem pembelajaran
yang diajarkan berbeda dengan yang di unggul.Namun lambat laun, semua itu dapat ku
jalani dengan baik.Aku juga mengikuti sebuah organisasi di sekolah itu,yang bernama
PELITA (pelajar islam SMAN 3 langsa).Awalnya aku hanya mencoba-coba
saja,akhirnya aku tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.Pertama kali
kegiatan yang mereka lakukan adalah kajian rutin.Tidak tahu mengapa,ketika pertama
kali mendegarkan kajian itu aku sangat terpukau dengan materi yang
disampaikan.Judul yang disajikan saat itu adalah “AJari aku Cinta”,pas sekali aku
sedang jatuh cinta dengan teman kelasku.Aku pun semakin tertarik ketika aku
mengenal langsung pematerinya.pemateri itu bernama Dedy Surya,alumni SMAN 3
Langsa,walau masih mudah,namun sudah berpengalaman dalam hal asmara.Terlihat
dari gaya bahasanya yang fasih.Salah satu yang pertanyaanku padanya adalah
“bagaimana caranya agar bisa berbicara seperti abang?”.Dia menjawab “banyakbanyaklah membaca dan berlatih mempraktekkannya.Dari membaca itu aku tidak
hanya mendapat ilmu,tetapi juga arti dari namaku sendiri.Hal ini bermula ketika salah
seorang guru sejarah yang bernama pak TJ menyuruhku menjelaskan maksud dari
namaku.Ketika itu aku bingung karena orangtuaku tidak pernah

menjelaskannya.Akhirnya aku membaca buku tentang riwayat syekh Abdul Qadir Aljailani.Dari situ aku mendapat inspirasi bahwa namaku cocok dengan gelar yang di
terimahnya,yaitu Sulthanul Auliya.Lalu aku tinggal menambahkan Naqsyabandi
diakhirnya menjadi Sulthanul Auliya Naqsyabandi,itulah arti dari namaku dalam bahasa
arabnya.
Dalam hal percintaan,aku termasuk orang mudah
jatuh cinta.Namun,aku dapat mengontolnya
dengan

baik, sehingga aku tidak membabi buta

dalam hal

asmara.Selama dibangku SMA,dari kelas

1 sampai

kelas 3,aku termasuk lelaki yang banyak

dikagumi

oleh kaum hawa,hehe…,tidak hanya di

sekolah,tetapi

juga di luar sekolah,seperti di

tempat kosku dan dikampung halamanku.Ditolak dalam percintaan memang pernah,hal
itu terjadi karena aku belum tahu bagaimana perasaan seorang cewek.Namun,kejadian
itu menjadi bahan pelajaran bagiku supaya aku dapat memperbaiki diri dan kiranya
pantas untuk mencintai dan dicintai.Hasilnya sempurna.Ungkapan seperti “aku cinta
padamu,I love you,aku suka ma Qe (bahasa gaulnya) sudah tidak asing lagi
bagiku.Namun,sekian banyak yang mengatakan hal itu,tidak ada yang
kuterimah(dengan cara yang baik).Aku memang menyayanginya, tetapi tidak sampai
mencintainya.Jujur, aku juga termasuk tipe yang pemilih,dalam artian, aku tidak mau
dengan aku menerimanya,kiranya aku dirugikan dan menjadi beban dalam
hidupku.Sampai aku di kelas XII saat ini,aku belum pernah berpacaran(istilah
kerennya), walaupun orangtuaku tidak pernah melarangku untuk pacaran,akupun berat
untuk berpacaran.Berat bagiku untuk melakukannya.Terkadang,didalam hati
kecilku,ingin rasanya mencoba,”tidak hanya teori saja tetapi praktek yang lebih penting”
(Semboyan temanku).
Dalam proses pembelajaran,aku lebih suka belajar dengan seorang guru
yang apabila mengajar tidak terlalu monoton.Dalam artian,tidak terlalu serius dan tidak

1

terlalu santai,dan apabila mengajar sambil mengkaitkan dengan ilmu agama,karena
aku lebih suka belajar langsung ke manfaatnya.Adapun guru-guru yang sangat aku
sukai walaupun sebagian dari merekatidak mengajarku, yaitu Pak amrizal,Bu Azma,Pak
Amir,Bu Risky Amelia,Pak Heri,Bu Anum,Pak Saipul,Bu Hafsha,Bu Nuzul dan Bu
Rini.Merekalah yang lebih asyik dalam mengajar.
Mungkin hanya ini pengalaman hidup saya dari lahir sampai sekarang ini.Dalam
hal penukilannya,saya tidak mengada-ada dan juga tidak melebih-lebihkan.Itulah yang
sebenarnya.Segala sumber aku dapatkan dari Orangtuaku,dan teman-temanku yang
pernah terlibat dalam perjalanan hidupku.

Penulis : Suyandi