UPAYA PENINGKATAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN METODE PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN DI SMKN 3 PURWOKERTO

  

5 (kewirausahaan, koperasi dan UMKM)

UPAYA PENINGKATAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN

METODE PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN DI SMKN 3

PURWOKERTO

  

Oleh

Sofiatul Khotimah, S.Pd., M.Pd.

  

Viviana Mayasari, S.E., M.Sc.

  

Dyah Perwita, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jenderal Soedirman

  

ABSTRAK

  Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang sekolah formal yang berada di Indonesia. SMK mempunyai peran menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap kerja setelah mereka lulus dari Sekolah. Hal itu sesuai dengan visi SMK Siap kerja : keterserapan lulusan bagus sesuai dengan kompetensinya dan mampu mandiri (berwirausaha). Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan minat berwirausaha melalui metode praktik kewirausahaan.

  ABSTRACT

  Vocational High School (SMK) is one of the formal schooling in Indonesia. SMK has the role of preparing skilled workers who are ready to work after they graduate from school. It is in accordance with the vision of SMK Ready to work: keterserapan good graduates in accordance with competence and able to independent (entrepreneurship). The purpose of this dedication is to increase entrepreneurial interest through the method of entrepreneurial practice.

  PENDAHULUAN

  Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia. Berbagai perubahan yang terjadi saat ini, telah membawa manusia ke dalam suatu era persaingan komparatif, dan persaingan kompetitif secara global. Hal ini perlu disikapi oleh berbagai pihak dalam upaya mengantisipasi derasnya perubahan zaman. Berbagai upaya saat ini terus dilakukan untuk menyongsong berbagai perubahan yang terus terjadi di tengah-tengah kehidupan. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah melalui jalur pendidikan baik sektor pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Upaya ini dilakukan agar terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang diharapkan berperan aktif dalam menyongsong perubahan yang terjadi di masyarakat.

  Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap negara. Selama beberapa dekade angka pengangguran terus mengalami kenaikan. Di Indonesia angka pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Pengangguran menjadi masalah serius di Indonesia. Angka penganggguran di Indonesia menurut Badan Pusat statistik (BPS) mencatat angka pengangguran bertambah 300.000 orang menjadi 7,45 juta orang per Februari 2015.

  Pengangguran paling besar terjadi pada masyarakat berpendidikan dengan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu sebesar 9,05%. Dibandingkan dengan Februari 2014, juga ada kenaikan 1,84 poin. Selanjutnya, pengangguran terbesar adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan porsi 8,17%. Untuk Diploma I/II/III porsi pengangguran adalah sebesar 7,49%, Sementara itu lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menganggur sebanyak 7,14%, Universitas 5,34% dan Sekolah Dasar (SD) ke bawah 3,61%.

  Langkah yang digunakan dalam mengurangi angka pengangguran, salah satu caranya adalah dengan mengembangkan karakter kewirausahaan sedini mungkin. Kewirausahaan merupakan sikap, jiwa, semangat mulia pada diri seseorang yang inovatif, kreatif, berupaya untuk kemajuan pribadi dan masyarakat. Pendidikan sekolah dewasa ini dituntut tidak hanya mampu menghasilkan lulusan semata, pendidikan juga harus memiliki orientasi yang jelas kearah mana lulusan akan berkontribusi di masyarakat.

  Pendidikan tingkat menengah, khususnya SMK menghasilkan lulusan yang siap kerja. Seharusnya potensi lulusan SMK bukan hanya siap kerja, namun memiliki peluang besar ikut mengembangkan ekonomi melalui kewirausahaan. Siswa SMK yang sedang menempuh pendidikan harus dipersiapkan tidak hanya untuk mengisi peluang kerja sebagai pekerja pada dunia usaha dan industri, akan tetapi juga upaya pendidikan yang memberikan lulusan SMK memiliki jiwa dan perilaku atau karakteristik kewirausahaan.

  Siswa SMK dibekali dengan berbagai macam keterampilan yang sesuai dengan jurusan yang diambil. Salah satu jurusan yang ada di SMK adalah jurusan Tata Boga. Pada awalnya jurusan Tata Boga ini kurang diminati masyarakat, tetapi sekarang justru sebaliknya. Hal ini terbukti dari banyaknya acara di televisi yang mengangkat topik kebogaan. Namun demikian, masih diperlukan pembinaan kewirausahaan khususnya untuk siswa SMK Jurusan Tata Boga tersebut agar tidak hanya berorientasi untuk mencari pekerjaan, tetapi untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui wirausaha. Salah satu SMK di Purwokerto yang memiliki jurusan Tata Boga adalah SMKN 3 Purwokerto. Kepala SMK N 3 Purokerto melalui Satelit Pos menyampaikan bahwa Jurusan Tata Boga menjadi jurusan yang paling diminati siswa lulusan SMP yang mendaftar di SMKN 3 Purwokerto. Untuk menghasilkan entrepeneur muda dikalangan siswa tidak hanya melalui teori saja, melainkan dibutuhkan pendampingan dan pelatihan. Oleh karena itu, dengan metode praktik kewirausahaan diharapkan siswa akan lebih mempunyai keberanian untuk menjadi wirausaha baru.

  Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha terutama merubah

  

mindset lulusan yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) menjadi

  pencipta lapangan pekerjaan (Job Maker). Hal ini merupakan tantangan bagi sekolah sebagai lembaga yang menghasilkan lulusan untuk menumbuhkan minat berwirausaha, dan mengembangkan dengan melatih siswa untuk berwirausaha. Oleh sebab itu, kegiatan pelatihan praktik kewirausahaan diharapkan dapat menumbuhkan keinginan, serta ketertarikan dalam bidang kewirausahaan untuk seorang wirausaha setelah lulus dari bangku pendidikan, sehingga akan berdampak pada berkurangnya angka pengangguran.

METODE PENELITIAN

  Pengabdian ini dilaksanakan di SMKN 3 Purwokerto. Metode yang dipakai dalam pelaksanakan ini dengan menggunakan metode praktik kewirausahaan. metode praktik kewirausahaan dilakukan dengan pemberian materi dan pendampingan kepada siswa SMKN 3 Purwokerto. Metode praktik kewirausahaan dilakukan dengan cara memberikan pinjaman modal kepada siswa kelas XI untuk melakukan praktik kewirausahaan. Siswa kelas XI tersebut, kemudian dibagi kedalam 6 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 9 orang. Masing- masing kelompok diberikan kebebasan dalam menjual aneka produk olahan, karena mereka telah mendapatkan ilmu di sekolah dalam membuat produk-produk yang bervariasi. Hal itu menjadi dasar masing-masing kelompok dalam menentukan produk yang akan mereka olah sampai mereka jual. Pemasaran produk mereka lakukan berjualan di tempat-tempat yang rame seperti gor, alun- alun, balaikembabang, andangpangrengan, da nada juga yang bikin stand di sekitar rumahnya. Mereka memilih tempat yang rame dengan harapan banyak orang yang akan membeli produk olahan makanan mereka. Dalam melakukan praktik kewirausahaan mereka sangat antusias sekali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Kegiatan pelatihan praktik kewirausahaan yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Purwokerto di mulai dengan penyuluhan materi tentang manejemen pemasaran, dimana kegiatan tersebut bertujuan agar siswa yang akan melaksanakan praktik kewirausahaan yaitu siswa kelas XI dapat mengetahui tentang manajemen pemasran, sehingga produk yang mereka buat dapat menghasilkan profit (keuntungan). Manajemen pemasaran adalah merupakan alat analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh laba.

  Manajemen pemasaran didalamnya mencakup unsur 5 P yang harus dikuasai seseorang ketika mereka ingin sukses dalam berwirausaha. 5P adalah seperangkat taktik pemasaran yang diakui, yang dapat Anda gunakan dalam setiap kombinasi untuk memuaskan pelanggan di pasar sasaran Anda. 5P dapat dikontrol, tetapi dengan lingkungan pemasaran internal dan eksternal Anda. Menggabungkan taktik pemasaran yang berbeda ini untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dikenal sebagai menggunakan' pelanggan Anda bauran pemasaran taktis. 5P yang dimaksud adalah:

  1. Product (Produk) Produk mengacu pada apa yang akan kalian jual dan dipasarkan, termasuk semua fitur, keuntungan dan manfaat yang pelanggan dari kalian atau calon wirausaha dapat menikmati dari membeli barang atau jasa. Ketika pemasaran produk dari hasil wirausaha, para wirausahawan harus berpikir tentang fitur utama dan manfaat pelanggan yang inginkan atau butuhkan, termasuk (namun tidak terbatas pada) styling, kualitas, perbaikan, dan aksesoris. Dalam menghasilkan produk sebaiknya juga menjaga ciri khas yang menjadi sebuah karakteristik bentuk atau rasa yang dihasilkan dari proses produksi. Dengan bentuk atau rasa yang berbeda dengan lawan bisnis lain atau wirausaha lain akan menjadi daya Tarik tersendiri dari produk yang dihasilkan.

  2. Price (Harga ) Hal ini mengacu pada strategi harga untuk produk dan jasa dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi pelanggan. Seorang wirausaha harus mengidentifikasi berapa banyak pelanggan yang siap untuk membayar, berapa banyak mark-up yang dibutuhkan untuk memenuhi biaya overhead, margin keuntungan dan metode pembayaran, dan biaya lainnya. Untuk menarik pelanggan dan mempertahankan keunggulan kompetitif, wirausaha juga mungkin ingin mempertimbangkan kemungkinan diskon dan harga musiman. Penentuan harga juga harus sesuai dengan perhitungan HPP dari HPP dapat diketahui bahwa harga berapa yang akan dibebankan pada suatu produk.

  3. Promotion (Promosi) Ini adalah kegiatan promosi yang akan gunakan untuk membuat pelanggan menyadari produk dan jasa yang akan dijual, termasuk iklan, taktik penjualan, promosi dan pemasaran langsung. Umumnya ini disebut sebagai taktik pemasaran. Promosi yang sekarang lebih mudah untuk di lakukan. Kecanggihan teknologi yang ada di era sekarang harus dimanfaatkan secara maksimal. Promosi dapat dilakukan dengan media Facebook, Instagram, dan web yang dapat dibuat khusus untuk mengenalkan produk yang akan dijual.

  4. Place (Tempat) Tempat adalah di mana produk dan jasa akan terlihat, dibuat, dijual atau didistribusikan. Akses bagi pelanggan untuk produk yang dihasilkan adalah kunci dan penting untuk memastikan bahwa pelanggan dapat menemukan bisnis yang sedang dilakukan. Seorang pengusaha dapat mengatur diri untuk dapat terpisah dari kompetisi melalui desain ruang ritel dan dengan menggunakan teknik visual merchandising yang efektif. Jika tidak bisnis ritel, tempat ini masih merupakan bagian penting dari pemasaran produk. Pelanggan mungkin perlu perputaran pengiriman cepat, atau ingin membeli produk yang diproduksi secara lokal. Jika calon wirausaha ingin memulai bisnis baru, menemukan lokasi bisnis yang tepat akan menjadi taktik pemasaran kunci. Inti dari tempat ini sangat penting untuk dapat mudah ditemukan oleh konsumen.

5. People (Orang)

  Orang merujuk kepada staf dan tenaga penjualan yang bekerja untuk sebuah bisnis yang sedang di tekuni seseorang. Ketika seorang wirausaha memberikan layanan pelanggan yang sangat baik, serta menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan, dan dengan berbuat demikian memasarkan merek seorang wirausaha kepada mereka. Pada gilirannya, pelanggan yang sudah ada dapat menyebarkan berita tentang layanan yang sangat baik dan mengantarkan seorang wirausaha menuju arah kemenangan. Pasarkan bisnis yang sedang dilakoni secara kompetitif dengan merekrut orang yang tepat, pelatihan staf juga sangat penting dalam hal ini untuk mengembangkan keterampilan mereka, dan mempertahankan staf yang baik. Setelah kegiatan tersebut dilakukan, maka dilaksanakanlah program pelatihan dan pendampingan manajemen pemasaran kepada 90 siswa di SMK Negeri 3 Purwokerto. Kemudian, kegiatan tersebut dilanjukan dengan pembagian siswa ke dalam beberapa kelompok untuk membuat business plan yang didalamnya membuat rencana tentang produk apa yang akan mereka produksi dan langkah-langkah dalam memasarkannya. Setelah itu, business plan yang telah dibuat oleh siswa diseleksi menjadi 6 kelompok dengan kriteria menarik, terbaik, dan prospektif untuk menghasilkan profit (keuntungan). Selanjutnya 6 kelompok tersebut diberikan modal untuk mereka berwirausaha kurang lebih sekitar 2 minggu. Selama waktu 2 minggu, 6 kelompok tersebut saling bekerja sama dengan solid dalam proses pembuatan produk untuk selanjutnya dipasarkan/dijual, dengan bekal teori manajemen pemasaran dari hasil pelatihan dan pendampingan. Hal tersebut, diharapkan membawa dampak positif bagi siswa kelas XI jurusan tata boga di SMK Negeri 3 Purwokerto untuk terus berlatih dan tertarik dalam menggeluti kewirausahan.

  Berdasarkan hasil perkembangan laporan keuangan yang dibuat oleh 6 kelompok tersebut, dapat dilihat bahwa semua kelompok mendapatkan profit (keuntungan), akan tetapi ada kelompok yang justru mengalami defisit (kerugikan). Hal itu terjadi dikarenakan kelompok yang bersangkutan belum memaksimalkan usaha dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan. Kegagalan yang dialami kelompok tersebut tidak menyurutkan semangat untuk tetap mencoba kembali dalam berjualan. Program pendampingan pelatihan praktik kewirausahaan bagi 6 kelompok yang mendaptakan bantuan modal usaha dilaksanakan selam 2 kali dalam seminggu. Pendampingan tersebut dilakukan dengan memonitoring produk dan proses pemasaran produk yang dihasilkan oleh 6 kelompok tersebut. Adanya pendampingan yang diberikan kepada 6 kelompok tersebut, menambahkan wawasan siswa dengan adanya tukar pikiran dan diskusi tentang kendala-kendala yang muncul dan terjadi saat pelatihan praktik kewirausahaan.

  Kegiatan pelatihan praktik kewirausahaan yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Purwokerto yang diberikan kepada siswa kelas XI jurusan tata boga, memberikan dampak positif yaitu dapat memberikan pemahaman lebih kepada siswa tentang konsep manajemen pemasaran. Oleh karena itu, dengan adanya hal tersebut diharapkan siswa memiliki minat, dan keberanian untuk berwirausaha, sehingga setelah lulus dapat membuat pekerjaan (job maker) agar dapat mengurangi pengangguran.

  KESIMPULAN

  Keberhasilan dalam berwirausaha merupakan hal yang sangat sulit terjadi, apabila dalam individu tidak mempunyai minat dan keinginan untuk berwirausaha. Hal yang sangat penting untuk dapat menjadi wirausaha adalah dengan mempunyai keinginan yang kuat, tidak pantang menyerah, dan mempunyai kreatifitas serta inovasi. Oleh karena itu salah satu alternatif untuk menumbuhkan minat berwirausaha, dapat dilakukan dengan memberikan latihan praktik kewirausahaan. Dengan adanya praktik diharapkan akan mampu menumbuhkan minat dan keberanian untuk berwirausaha. Metode praktik kewirausahaan di SMKN 3 Purwokerto dapat meningkatkan minat berwirausaha. Hal itu dapat dilihat saat mereka melakukan pemasaran produk yang mereka hasilkan.

  Minat berwirausaha harus selalu ditumbuhkan pada masing-masing individu terutama siswa SMK. Dengan adanya minat berwirausaha diharapkan dapat memberikan dorongan dari masing-masing individu untuk berani mejadi wirausaha. terciptanya wirausahawan baru diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat mengurnagi pengangguran.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Tim menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada LPPM UNSOED yang telah mendanai kegiatan Pengabdian Program Penerapan IPTEKS, dan tim menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada SMKN 3 Purwokerto sehinggan program penerapan IPTEKS dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  

Ade Suyitno. 2013. Paper Pendidikan Kewirausahaan : Teori dan Praktik. Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Agustinus Shinta. Manajemen Pemasaran. 2011. Malang: Universitas Brawijaya Press (ub

Press)

  

Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2012.

  

Gurbuz, G & Aykol, S. 2008. Entrepreneurial Intentions of Young Educated Public in

Turkey. Journal of Global Strategic Management, 4(1): 47-56

Mahesa, A & Rahardja, E. 2012.” Analisis Faktor-faktor Motivasi yang Mempengaruhi

Minat Berwirausaha”. Diponegoro Journal of management, 1, 1, 130-137.

  Lee, S. H. & Wong, P. K. 2004. An Exploratory Study of Technopreneurial Intentions; A Career Anchor Perspective. Journal of Business Venturing, 19(1): 7-28

Yanuar, Shandi. 2014. Jurusan Tata Boga jadi Pilihan Favorit di SMKN 3 Purwokerto.