Makalah Geografi Dan Tentang Atmosfer

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Nur Hafirah
Kelas : X – Sains II
Guru Pembimbing : Faruk S.Pd

DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 DOMPU
TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“ATMOSFER BUMI”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata

pelajaran GEOGRAFI.
Makalah ini berisi tentang atmosfer bumi,dengan bahasa yang singkat,
padat, dan mudah dimengerti. Makalah ini saya lengkapi dengan pendahuluan
sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan
makalah. Pembahasan yang menjelaskan Atmosfer Bumi. Penutup yang berisi
tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah saya. Makalah ini juga
saya lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi
bahan dalam penyusunan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima,
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun
maupun yang membaca.
Dompu, 14 Februari 2015
Penulis :
Nur Hafirah

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Maslah .................................................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4
Bab II Pembahasan Materi
2.1 Pengertian Atmosfer .............................................................................................. 5
2.2 Keadaan Cuaca dan
Iklim...................................................................................................... 5
2.3 Kegunaan Atmosfer ............................................................................................... 5
2.4 Lapisan Atmosfer ................................................................................................... 6
2.5 Karbon di Atmosfer ............................................................................................... 10
2.6 Debu di Atmosfer .................................................................................................. 12
2.7 Jumlah Debu di Atmosfer Meningkat ................................................................... 13
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 15
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang

Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya
adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
melindungi makhluk hidup. Atmosfer terdiri dari lapisan yang berbeda yang
tersusun secara berlapis satu diatas yang lainnya. Persis sebagai mana
dipaparkan dalam al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 29 yang menyatakan bahwa
atmosfer terdiri dari tujuh lapisan. Oleh karena itu mengingat pentingnya
pengetahuan mengenai atmosfer maka penulis menyusun makalah yang diberi
judul “ATMOSFER BUMI”.

1.2

Rumusan Masalah

Dalam makalah ini masalah yang akan diangkat adalah:
1. Apa pengertian atmosfer?
2. Apa lapis lapisan atmosfer?
3. Manfaat atmosfer dalam kehidupan?
4. Apa Pengertian debu?


1.3
1)
2)
3)
4)
5)

Tujuan

Sebagai tugas dari guru bidang studi klimatologi
Sebagai bahan referensi pengetahuan tentang atmosfer ,
Sebagai pengenalan terhadap atmosfer dan lapisan lapisanya,
Sebagai antisifasi terhadap masalah social itu sendiri,
Untuk menindaklanjuti masalah yang terjadi di seputar kita.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1


Pengertian Atmosfer

Atmosfer taerdiri dari kata atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti
bola. Atmosfer adalah bulatan udara yang membungkus bola bumi. Atmosfer
termasik bagian bumi. Karena pengaruh gaya berat, maka atmosfer berputar
atau berotasi bersama-sama bumi setiap hari, serta beredar mengelilingi
matahari setiap tahun(berevolusi). Tebal atmosfer mancapai kurang lebih 1.000
km. Semakin tinggi lapisan udara, tekanannya semakin rendah. Untuk
mengetahui komposisi gas yang terkandung dalam atmosfer secara terperinci
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

10

2.2

Unsur kimia
Netrogen / zat
lemas
Oksigen / zat
pembakar
Argon
Asam arang
Neon
Helium
Kripton
Xenon
Nitrous oksida
Hidrogen

Volume (%)
Lambang

N2

78.08

O2

20.95

Ar
CO2
Ne
He
Kr
Xe
N2O
H2

0.93
0.03
0.0018

0.00015
0.00011
0.00005
0.00005
0.00005

Keadaan Cuaca dan Iklim

Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada waktu yang relatif singkat dalam satu
daerah yang sempit. Ilmu tentang cuaca dinamakan meteorologi. Cuaca
dikatakan baik misalnya langit cerah, tidak berawan, tidak turun hujan, tidak
berkabut, dan tidak bertiup angin yang kencang.
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang sangat luas dalam
waktu yang lama. Ilmu tentang iklim dinamakan klimatologi.
Keadaan cuaca dapat diprakirakan melalui pengamatan. Pengamatan itu
dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Sinar Matahari (Radiasi)
Matahari merupakan sumber energi pada bumi. Pancaran energi datang dalam

bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi matahari bergelombang pendek,
sedangkan radiasi bumi bergelombang panjang karena energi matahari diserap
oleh bumi dan dipancarkan kembali menjadi radiasi bergelombang, panjang.
Energi matahari merupakan sumber utama energi di atmosfer serta merupakan
pengendali cuaca dan iklim.
2. Temperatur atau Suhu Udara
Untuk menjadi panas karena mendapat pemanasan matahari. Alat untuk
mengukur suhu udara disebut termometer. Termometer yang sederhana adalah
termometer dinding dan termometer maksimum-minimum. Termometer yang
mencatat sendiri disebut termograf.
Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator),
dan makin ke kutub makin dingin. Suhu di daerah ekuator sekitar 27oC dan di
daerah kutub mencapai beberapa derajat di bawah nol. Di pihak lain, pada
waktu kita mendaki gunung, semakin naik ketinggian suhu udara terasa
semakin dingin. Tiap kenaikan 100 m, suhu udara berkurang (turun) 0,6°C.
Penurunan suhu semacam itu disebut gradien temperatur vertical atau lapse
rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1 °C.
Faktor-faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya suhu udara di suatu daerah
adalah sebagai berikut:
1. Sudut datang sinar matahari

Makin tegak sinar matahari, udara makin panas.
2. Keadaan cuaca
Pada saat cuaca cerah suhu udara panas, sedangkan pada seat cuaca mendung
(berawan) suhu udara dingin.
3. Letak lintang
Makin dekat dengan ekuator, suhu udara lebih panas dan makin dekat kutub,
suhu udara makin dingin.
4. Ketinggian tempat
Di pantai, suhu udara panas dan makin tinggi tempat suhu makin dingin.
Suhu rata-rata suatu tempat dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:

Tv = To - 0,6 x h/100
Tv = Temperatur rata-rata suatu tempat (x) yang dicari
To = Temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
H = Tinggi tempat (x)

3. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang ditimbulkan oleh massa udara pada
permukaan bumi. Udara yang menyelubungi bumi ini adalah benda gas dan

mempunyai massa.
Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Barometer yang dapat
mencatat sendiri disebut barograf. Besarnya tekanan udara di permukaan
bumi adalah 76 cm Hg atau 760 mm Hg atau satu atmosfer.
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi
(maksimum) ke daerah yang bertekanan rendah (minimum). Tekanan udara
minimum disebut depresi. Jadi, angin ditimbulkan oleh perbedaan tekanan
udara. Tekanan udara disebabkan oleh Tmperatur/suhu yang berbeda. Daerah
yang temperaturnya tinggi, tekanan udaranya rendah, sedangkan daerah yang
temperaturnya rendah, tekanan udaranya tinggi (maksimum).
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengamati angin, antara lain:
a. Kecepatan angin,
b. Kekuatan angin,
c. Arah angin.
5. Awan
Awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) dalam udara di atmosfer
yang terjadi karena adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat
dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Awan yang menempel di
permukaan bumi disebut kabut.
Secara garis besar awan mempunyai tiga bentuk, yaitu :

Jenis-jenis awan

1. Awan sirus (cirrus) atau awan bulu adalah awan yang tipis seperti serat
atau seperti bulu. Sangat tinggi dan biasanya terdiri dari kristal-kristal air.
2. Awan stratus atau awan berlapis adalah awan yang rata, hampir tidak
mempunyai bentuk tertentu. Biasanya berwarna kelabu dan menutup langit
pada daerah yang luas.
3. Awan kumulus atau awan bergumpal adalah awan tebal dengan gerakan
vertikal. Di bagian atas berbentuk setengah bulatan (dome) atau seperti kubis
dan di bagian bawahnya rata
5. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung di dalam
udara. Besar kecilnya uap air di udara merupakan indikator terjadinya
hujan (presipitasi). Untuk mengetahui kelembaban udara digunakan alat
ukur higrometer.
Kelembaban udara dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Kelembaban mutlak (absolut) yaitu bilangan yang menunjukkan berapa gram uap air
yang tertampung dalam satu meter kubik udara.
2. Kelembaban nisbi (relatif) yaitu bilangan yang menunjukkan berapa persen
perbandingan antarjumlah uap air yang ada dalam udara dan jumlah uap air maksimum
yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Rumus:
Kelembaban nisbi = Kelembaban mutlak udara x 100%
Nilai jenuh udara

Terdiri dari empat unsur pokok yang saling mempengaruhi:
1.
Matahari.
2.
Posisi suatu daerah terhadap garis lintang bumi.
3.
Atmosfer.
4.
Relief muka bumi.
Macam – Macam Klasifikasi Tipe Iklim
1. lklim Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada kedudukan matahari terhadap
muka bumi. Iklim matahari dibedakan menjadi empat daerah iklim, yaitu:

1. Daerah iklim tropik, terletak antara 23,5°LU-23,5°LS. Cirinya: suhu udara selalu tinggi dan
curah hujan juga tinggi.
2. Daerah iklim subtropik, terletak antara 23,5°LU-40°LS. Cirinya: tekanan udara selalu tinggi
dan kering. Oleh karena itu, wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan sabana.
3. Daerah iklim sedang, terletak antara 40°-66,5°LU/LS. Cirinya: daerah ini memiliki empat
musim yaitu panas, gugur, dingin, dan semi.
4. Daerah iklim dingin atau kutub, terletak antara 66,5°LU-90°LS.

2. Iklim Fisis
Iklim fisis didasarkan pada keadaan yang sesungguhnya di permukaan bumi.
Tipe-tipe iklim fisis antara lain:
1. Iklim kontinental (iklim darat)
Iklim ini dipengaruhi oleh angin darat, yang ditandai dengan amplitudo suhu harian yang tinggi
dan amplitudo suhu tahunan yang juga tinggi. Curah hujan sedikit dan hanya sebentar, disertai
angin topan.
2. Iklim maritim (iklim laut)
Iklim ini dipengaruhi oleh angin laut, yang ditandai dengan amplitudo suhu harian kecil, rata-rata
suhu tahunan juga kecil, banyak awan, dan hujan disertai badai.
3. Iklim dataran tinggi (pegunungan)
Iklim ini dipengaruhi oleh angin pegunungan, yang ditandai dengan amplitudo suhu harian besar,
tekanan udara rendah, udara kering, sinar matahari sangat terik, dan jarang turun hujan.
4. Iklim muson (musim)
Iklim muson terdapat di daerah-daerah yang dilalui oleh angin muson yang berganti arah setiap
enam bulan sekali yang ditandai oleh setengah tahun bertiup angin yang menimbulkan hujan dan
berikutnya bertiup angin yang akan menimbulkan musim kemarau.

3. Klasifikasi Koppen
Klasifikasi Koppen didasarkan pada curah hujan dan temperatur. Koppen
membagi iklim menjadi lima tipe iklim yaitu:
1. Iklim A atau iklim hujan tropis (tropical rainy climates). Daerah yang beriklim ini temperatur
bulan terdingin 18°C, curah hujan tahunan tinggi, dan curah hujan bulanan lebih dari 600 mm.

2. Iklim B atau iklim kering/gurun (dry climates), dengan curah hujan lebih sedikit dari
penguapan.
3. Iklim C atau iklim sedang (humid mesothermal climates), dengan temperatur antara -3°C
sampai 8oC
4. lklim D atau iklim dingin (humid microthermal climates), dengan temperatur rata-rata bulan
terdingin kurang dari -3°C dan temperatur rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C
5. Iklim E atau iklim kutub (polar climates), dengan temperatur rata-rata bulan terpanas kurang
dari 10°C

4. Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Klasifikasi ini didasarkan pada perhitungan indeks nilai Q dengan cara
menghitung jurnlah curah hujan tiap-tiap bulan. Berdasarkan curah hujan
yang dihubungkan dengan tingkat kebasahan dapat diklasifikasikan oleh
Mohr sebagai berikut.
a. Bulan kering
: curah hujan antara 0-60 mm/bulan
b. Bulan lembab : curah hujan antara 60--100 mm/bulan
c. Bulan basah
: curah hujan I di atas 100 mm/bulan
Adapun rumus perhitungan nilai Q adalah sebagai berikut:
Q = Rata- rata bulan kering x 100%
Rata - rata bulan basah
Schmidt-Ferguson membagi iklim di Indonesia menjadi delapan tipe yaitu:
a. Iklim A; sangat basah, nilai Q = 0-14,3%
b. Iklim B; basah, nilai
Q = 14.3-33,33%
c. Iklim C; agak basah, nilai Q = 33,3-60%
d. Iklim D; sedang, nilai
Q = 60-100%
e. Iklim E; agak kering, nilai Q = 100-167%
f. Iklim F; kering, nilai
Q = 167-300%
g. Iklim G; sangat kering, nilai Q = 300-700%
h. Iklim H; luar biasa kering, nilai Q = >700%
5. Klasifikasi Oldeman
Klasifikasi Oldeman didasarkan atas jumlah bulan basah secara berurutan dan
banyaknya bulan kering.
6. Klasifikasi F.W. Junqhuhn
Dasar klasifikasi yang digunakan oleh Junghuhn adalah ketinggian tempat
dan jenis tanaman yang tumbuh. Junghuhn membagi iklim menjadi empat
zona, yaitu:

1. Daerah panas, ketinggian 0-600 m dengan temperatur 26,3°C-22°C
Jenis tanaman yang tumbuh: karet, kopi, jagung, padi, kelapa, dan coklat.
2. Daerah sedang, ketinggian 600-1.500 m dengan temperatur 22°C-17,1°C
Jenis tanaman yang tumbuh: teh, king, kopi, padi, tembakau, bunga, dan sayuran.
3. Daerah sejuk, ketinggian 1.500-2.500 m dengan temperatur 17,1°-11,1°C
Jenis tanaman yang tumbuh: kopi, teh, kina, dan sayuran.
4. Daerah dingin, ketinggian di atas 2.500 m dengan temperatur kurang dari 11,1°C Tidak ada
tanaman budidaya, yang dapat tumbuh adalah lumut.

2.3

Kegunaan Atmosfer

Atmosfer mempunyai peranan dalam kehidupan di permukaan bumi antara
lain.
 Melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa seperti meteor, komet
dll.
 Menjaga temperatur udara di permukaan bumi agar tetap bermanfaat
untuk kehidupan
 Memantulkan gelombang radio
 Membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam
 Menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk bumi lainnya.
 Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim
panas dan musim dingin.
 Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak
dapat menyalakan api, bernafas, dan sebagainya
Selain itu gas-gas yang ada di atmosfer mempunyai peran masing-masing
antara lain:
a.
Nitrogen untuk pertumbuhan tanaman
b.
Oksigen untuk pernafasan

c.
d.
e.

Karbondioksida untuk fotosintesis
Neon untuk lampu listrik
Ozon untuk menyerap sebagian radiasi matahari

2.4 Lapisan-lapisan Atmosfer

Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan:
1.

Troposfer

Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai, dan hujan) terjadi di lapisan ini.
Pada lapisan troposfer terdapat penurunan suhu yang terjadi karena troposfer
menyerap sangat sedikit radiasi gelombang pendek dari matahari, sementara
permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di
atasnya (dapat melalui konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi), serta ada
proses kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.
*
Konduksi : proses pemanasan secara merambat atau
bersinggungan.
*
Konveksi : proses pemanasan secara vertikal.
*
Adveksi : proses pemanasan secara horizontal.
*
Turbulensi : proses pemanasan secara tidak beraturan.
*
Kondensasi : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air
menjadi air.
*
Sublimasi : proses perubahan wujud es menjadi uap air.

Ciri-ciri lapisan troposfer:
1.
Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, sehingga suhu
turun dengan bertambahnya ketinggian pada situasi meteorologi (ilmu
tentang cuaca). Nilainya berkisar antara 0,5°C dan 1°C tiap 100 meter dengan
nilai rata-rata 0,65°C tiap 100 meter. Di wilayah dataran rendah setiap
kenaikan 100 meter, suhu akan mengalami penurunan 0,5° C.
2.
Udara troposfer atas sangat dingin sehingga lebih berat dibandingkan
dengan udara di atas tropopause yang menyebabkan udara troposfer tidak
dapat menembus tropopause.
3.
Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah
kutub. Di ekuator, tropopause terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu 80°C. Sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km
dengan suhu -40°C. Tropopause adsalah lapisan udara yang terdapat di antara
troposfer dengan stratosfer.
 Ketinggian troposfer: 0 - 15 km
 Suhu lapisan troposfir: 17 - 52 derajat celcius
 Kurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini
2.

Stratosfer

 Ketinggian stratosfer: 15 - 40 km
 Suhu lapisan stratosfer: -57 derajat celcius
 Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada
pada lapisan ini.
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer, Stratosfer berada pada
ketinggian entara 12 km hingga 50 km. Lapisan yang membatasi troposfer
dan stratosfer disebut tropopause.
 Lapisan stratosfer dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai
berikut :
1) Lapisan isoterm yang memiliki temperatur -500 C dan terletak pada
ketinggian 35 km hingga 50 km.
2) Lapisan ozonosfer yang memiliki temperatur yang berubah-ubah antara 50· C dal1 50· C terletak pada kei tinggian 35 km hingga 50 km.
 Ciri-cirilain lapisan ini adalah sebagai berikut.
1) Tidak terjadi turbulensi dan sirkulasi udara pada lapisan ini.
2) Stratosfer merupakan satu-satunya lapis an yang mengandung gas ozon.
Volume gas ozon relatif kecil, namun berperan sangat besar untuk
melindungi bumi dari radiasi ulraviolet yang berlebihan. Radiasi ultraviolet

(uv) yang tinggi berbahaya bagi makhluk hidup, misalnya dapat
menyebabkan kanker kulit pada manusia.
3.

Mesosfer

Lapisan ketiga dari selubung atmosfer adalah lapisan mesosfer dengan
ketinggian mulai dari 55 km-80 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan
mesosfer adalah sebagai beikut:
 Suhu semakin berkurang pada ketinggian 55 km.
 Merupakan tempat terbakarnya meteor-meteor hingga terurai dan jatuh
ke permukaan bumi.
 Terdapat lapisan antara yang disebut mesopause, di mana pada lapisan
ini terjadi refleksi (pemantulan) gelombang radio dengan ketinggian 50-90
km di atas permukaan bumiyang disebut dengan lapisan D, dipancarkan dari
bumi untuk kemudian diterima oleh tempat-tempat lainnya.
 Ketebalan Mesosfer: 45 - 75 km
 Suhu lapisan stratosfer: -140 derajat celcius
 Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan
noctilucent yang terdiri atas kristal-kristal es
4.

Thermosfer (Ionosfer)

Lapisan keempat selubung atmosfer disebut lapisan thermosfer (ionosfer)
denagn ketonggian mulai dari 80 km-800 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri
lapisan ini adalah sebagai berikut:
 Pada lapisan ini terjadi invers suhu sangat tajam akibat penyerapan
radiasi sinar X dan ultraviolet yang dipancarkan matahari.
 Pada ketinggian 90-120 km di atas permukaan bumi, terjadi ionisasi di
lapisan E yang disebabkan oleh sinar X dari matahari, terdiri dari nitrogen
dan eksgen.
 Pada lapisan F pada ketinggian 150-300 km lebih terjadi ionisasi karena
sinar ultraviolet dari cahaya matahari banyak mengandung ionitrigen.
 Lapisan ionosfer sangat berguna untuk telekomunikasi karena lapisan
ini dapat memantulkan gelombang-gelombang radio yang berfrekuensi lebih
tinggi, misalnya gelombang yang dipancarkan oleh stasiun pemancar televisi
ke bumi dan diterima keseluruh dunia.
 Ketebalan themosfer: 75 - 100 km
 Suhu lapisan stratosfer: 80 derajat celcius
 Ketebalan ionosfer: 50 - 100 km
 Adalah lapisan yang bersifat memantulkan gelombang radio. Karena ada
penyerapan radiasi dan sinar ultra violet maka menyebabkan timbul lapisan
bermuatan listrik yang suhunya menjadi tinggi

Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75
km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan
terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer.
Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses
pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan
panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu
pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian.
Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini
tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga
lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat
memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70° C sampai
+50° C .
b. Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
APPLETON.
c. Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya
lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari
matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200° C.
5.

Eksosfer atau Dissipasisfer

Eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada
lapisan Eksosfer terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh
partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga
dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
Sifat-sifat lapisan eksosfer :
1. Eksosfer lapisan atmosfer kelima, terletak pada ketinggian 800-1000 km
dari permukaan bumi.
2. Lapisan Eksosfer merupakan lapisan paling panas
3. Molekul debu dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150
km dari permukaan bumi
4. Lapisan Eksosfer disebut juga ruang antarplanet dan geostasioner
5. Lapisan Eksosfer sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi
kehancuran meteor dari angkasa luar.
6. Suhu lapisan eksosfer -57 derajat celcius.
Ketebalan eksosfer : 500 – 700 km
Suhu lapisan eksosfer : -57 derajat celcius

Tidak memiliki tekanan udara yaitu sebesar 0 cmHg
Merupakan lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian di atas 500 Km
dari permukaan bumi, merupakan lapisan paling luar dari atmosfer bumi yang
menyatu dengan ruang hampa udara di angkasa luar. Batas atas lapisan ini
adalah ruang antar planet. Pada lapisan ini molekul udara sudah sangat
langka. Hal ini memungkinkan terlepasnya partikel-partikel netral terhadap
pengaruh gravitasi bumi. merefleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh
partikel debu meteoritic
Lebih tinggi lagi, di atas ionosfer, ada eksosfer. Tidak ada batas yang jelas
setelah ionosfer, udara menjadi semakin tipis dan tipis hingga pada akhirnya
hampa sepenuhnya dari udara. Daerah inilah eksosfer, daerah transisi antara
langit dan antariksa.

2.5

Karbon di Amosfer

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas
karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang
sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04%
dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan), namun ia
memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain
yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon
atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut
adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah
dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.

1. Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
o Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke
atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan
tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami
pertumbuhan yang cepat.
o Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan
CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan
terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan
yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut (lihat bagiansolubility
pump).
o Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas
yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon,
beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian
tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke
bawah (lihat bagian biological pump).

o Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses
ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke
atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap
CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana
selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang
sebaliknya (reverse reaction).
2. Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu:
o Melalui pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini
merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian
glukosa (atau molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
o Melaluipembusukanbinatang dan
tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada
binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon
dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia
oksigen.
o Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang
terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap).
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri
perminyakan, (petroleum) dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah
tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan
penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.
o Produksi semen.Salahsatukomponennya,
yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara
memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan menghasilkan juga
karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
o Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida
terlarut dilepas kembali ke atmosfer.
o Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke
atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang.
Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama
dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan
silikat; Kedua proses kimia ini yang saling berkebalikan ini akan memberikan
hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap
jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari
100.000 tahun.

2.6

Debu di Atmosfer

1. Debu Alami Mendinginkan Bumi Sekaligus Menghangatkan Atmosfer
 Badai debu gurun. Yangdisebut debu adalah sejenis partikel, atau
aerosol yang mengambang di atmosfer. Para ilmuwan membedakan ini
menjadi debu dari pasrtikel hasil kegiatan manusia seperti asap, jelaga, atau
jenis penyebab polusi lainnya, serta debu dari partikel alami, seperti debu
gurun atau debu letusan gunung api.
 Partikel debu alami (misal debu gurun), berukuran di atas 10
micron(diameter rambut manusia sekitar 100 micron) menyerap radiasi
matahari, lalu mengubahnya menjadi panas dan melepasnya ke udara. Debu
alami ini juga mereflesikan sebagian radiasi kembali ke luar angkasa
sehingga debu alami ini mendinginkan bumi sekaligus menghangatkan
atmosfer.
 Debu hasil kegiatan manusia (Partikel dari asap dan hasil
pembakaran) berukuran submicron. Partikel halus ini mendinginkan
atmosfer karena merefleksikan cahaya matahari kembali ke antariksa sebelum
sempat memanaskan udara. Itu berarti hanya sedikit energi surya yang
sampai ke permukaan. Karena ukurannya sangat kecil,aerosol (partikel)
polusi ini tidak memiliki efek signifikan terhadap energi panas.
 Debu
gurun dan iklim saling mempengaruhi secara langsung maupuntak
langsung lewat berbagai sistem yang saling berkaitan. Debu,
misalnya, membatasi jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi, sebuah
faktor yang dapat menutupi efek pemanasan dari naiknya level karbon
diksida di atmosfer. Debu juga dapat mempengaruhi awan dan kuantitas air
yang jatuh kembali ke bumi (presipitas), yang memicu terjadinya kekeringan
yang pada akhirnya menyebabkan pembentuk gurun dan lebih banyak debu
lagi.
 Setiap tahun tak kurang dari 700 juta ton debu dari Gurun
Saharaterbawa ke atmosfer. Sebagian dari debu yang tertiup angin kencang
jatuh kembali ke bumi sebelum meninggalkan Afrika. Sebagian
lagiterbawa angin melintasi Samudra Atlantik atau Laut Mediteraniahingga
mencapai Amerika Selatan dan Amerika Serikat sebelah
tenggara. Debu tersebut diyakini mempengaruhi kuantitas energi
bumi dan iklim dengan merefleksikan (memantulkan) cahaya
matahari kembali ke antariksa.

 Gurun Sahara memasok separuh dari seluruh debu yang terbawa
hingga ke atmosfer setiap tahun. Debu Sahara jauh lebih “murni” daripada
debu dari Gurun Pasir Asia atau Amerika Serikat, China, atau Mongolia
kerap bercampur dengan Polusi, lalu menciptakan sebuah gado-gado aerosol
yang membuat para ilmuwan menghadapi kesulitan untuk mempelajari
debunya saja. .
 Mempelajari debu Sahara juga cukup menantang karena debu itu
terbuat dari materi yang sama seperti gurun di bawahnya. Itu berartidebu di
atmosfer tampak amat mirip permukaan di bawahnya. Baru dalam beberapa
tahun terakhir ilmuwan dapat membedakan partikel debu dan pasir
gurun menggunakan instrumen serta teknik baru.

2.7.

Jumlah Debu di Atmosfer Meningkat

 Sebuah studi menunjukkan bahwa jumlah debu di atmosfer memang
telah berlipat ganda dibanding abad lalu.
 Tak hanya membuat rumah dan segala isinya kotor, kenaikan jumlah
debu yang dramatis itu juga mempengaruhi iklim dan ekologi diseluruh
dunia. Debu ini bukan hanya sesuatu yang biasa kitabersihkan dari
permukaan meja, tapi juga partikelhalus yang
mengambang di udara di lapisan atmosfer bumi dan berasal dari gurungurun di Afrika Selatan serta Timur Tengah.
 Studi yang dipimpin oleh Natalie Mahowald, pakar ilmu kebumian
dan atmosfer di Cornell University tersebut menggunakan pemodelan
komputer dan data yang tersedia untuk memperkirakan jumlah debu gurun,
atau partikel tanah, di atmosfer sepanjang abad ke-20. Studi yang
dipresentasikan dalam pertemuan American Geophysical Union di San
Francisco, Desember 2010, tersebut adalah penelitian pertama
yang melacak fluktuasi partikel aerosol alami (bukan yang diakibatkan
kegiatan manusia) di seluruh duniaselama satu abad.
 Untuk mengukur fluktuasi dalam debu gurun selama seabad , para
ilmuwan mengumpulkan data dari pengeboran inti es, sedimen danau, dan
terumbu karang yang masing-masing menyimpan informasi tentang
konsentrasi debu gurun di kawasan itu pada masa lampau. Data setiap
sampel itu kemudian dihubungkan dengan daerahasal debu.
Dari informasi tersebut, para ilmuwan menghitung tingkatpengendapan
debu selama itu.
 Dengan mengaplikasikan komponen sistem pemodelan komputer
yang disebut sebagai Community Climate System Model. tim Mahowald

merekonstruksi pengaruh debu gurun terhadap
temperatur, kuantitas (jumlah) air yang jatuh kembali ke bumi,endapan zat
besi laut, dan penangkapan karbon terrestrial selamasatu abad.
 Di antara hasil yang mereka peroleh, para ilmuwan menemukan
bahwa perubahan temperatur dan presipitasi regional menyebabkan
penurunan penangkapan karbon terrestrial global sebesar 6 parts per million
(ppm) selama abad ke-20. Simulasi itu juga memperlihatkan
bahwa debu yang mengendap di laut meningkatkan penangkapan
karbon dari atmosfer sekitar 6 persen, atau 4 ppm, selama periode yang sama.
 Berbeda dengan mayoritas riset lain tentang dampak partikel
aerosol terhadap iklim yang hanya difokuskan pada aerosol anthropogenic,
yang dilepaskan kegiatan manusia lewat pembakaran,
kata Mahowald, studinya juga menitikberatkan peran penting aerosol alami.
“Kini kami mempunyai sejumlah informasi tentang bagaimanadebu
gurun berfluktuasi,” katanya. “Hal itu benar-benar membawadampak
besar untuk memahami sensitivitas iklim, dan kami sangat
membutuhkan lebih banyak data dari berabad-abad lalu.”

3. Pemanfaatan Penyelidikan Atmosfer
Manfaat penyelidikan atmosfer, antara lain:
1.

Untuk mengadakan ramalan cuaca jangka pendek atau jangka panjang. Prakiraan cuaca
ini penting bagi keperluan pertanian, penerbangan, pelayaran, dan peternakan.

2.

Untuk menyelidiki kemungkinan diadakannya hujan buatan.

3.

Untuk mengetahui sebab-sebab gangguan radio, televisi, dan cara memperbaiki
hubungan melalui udara.

4.

Untuk mengetahui syarat-syarat hidup di lapisan udara bagian atas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi sebuah planet,
termasuk bumi. Atmosfer terdiri atas tiga komponen utama, yakni gas, uap
air, dan aerosol. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan yang dinamai
menurut fenomena yang terjadi pada lapisan tersebut, antara lain troposfer,
tropopause, stratosfer, stratopause, mesosfer, mesopause, dan thermosfer
atau ionosfer. Peranan atmosfer antara lain sebagai pengendali suhu di bumi,
stabilisator unsur-unsur cuaca, penahan radiasi ultraviolet dari matahari,
penyedia O2, CO2, dan N2 bagi kehidupan serta sebagai penunjang
komunikasi radio.

DAFTAR PUSTAKA
pbcahyono.files.wordpress.com/2012/01/atmosfer.doc/ Di unggah pada
hari Senin, 30 april 2012
http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com/2010/01/10/lapisan-atmosfiratmosfir-bumi/ Di unggah pada hari Rabu, 2 mei 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon/ Di unggah Pada hari Rabu, 2
mei 2012
http://pesonageografi.wordpress.com/2011/01/22/manfaat-atmosfer-dalamkehidupan/ Di unggah Pada hari Rabu, 2 mei 2012
http://iwandahnial.wordpress.com/2011/03/25/debu-alami-mendinginkanbumi-sekaligus-menghangatkan-atmosfer/ Di unggah pada hari Rabu, 2 mei
2012
http://arinifisikauin.wordpress/2011/04/09/atmosfer/ Di unggah Pada hari
Rabu, 2 mei 2012