Makalah perbandingan sistem ekonomi di

SISTEM EKONOMI, KEBIJAKAN EKONOMI DAN
KEADILAN SOSIAL
(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perbandingan Sistem
Ekonomi)

Disusun Oleh:
1. Huri Rizki

: 1321040205

2. Kiki Ayudanti

: 1321040138

3. Rosfa Nur Azizah

: 1321040243

4. Sayid Fikri

: 1321040157


5. Wahdan Syaifuddin : 1321040121

Dosen: Dr. Ruslan Abdul Ghofur Noor, M.S.I

FAKULTAS SYARIAH
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Di dunia ini terdapat banyak sekali Negara-negara dengan berbagai macam

perbedaan baik itu keyakinan, ideologi, ekonomi dan lainnya. Dari perbedaanperbedaan tersebut terutama dalam bidang ekonomi, beberapa Negara memiliki
perbedaan dalam menerapkan system ekonomi bagi negaranya. Beberapa Negara
menerapkan sistem ekonomi kapitalis dan Negara-negara yang lain menerapkan
sistem ekonomi sosialis, sistem ekonomi campuran, sistem ekonomi islam dan

sistem-sistem ekonomi lainnya yang diterapkan baik itu di Negara maju atau di
Negara berkembang. Prinsip sistem ekonomi ditentukan oleh ideology dan
pandangan hidup yang dianut di Negara tersebut. Setiap sistem ekonomi yang
diterapkan disuatu Negara bertujuan untuk menstabilkan perekonomian di Negara
dan menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya.
Apabila suatu Negara telah menerapkan suatu sistem ekonomi maka
tindakan pemerintah adalah membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan perekonomian di Negara tersebut dimana kebijakan-kebijakan yang telah
dibuat untuk mendorong tumbuhnya perekonomian agar kebutuhan-kebutuhan
masyarakat terpenuhi. Kebijakan-kebijakan yang dibuat harus sesuai dengan
ideology dan sistem ekonomi yang diterapkan di Negara tersebut agar tujuan
sistem ekonomi tersebut tercapai.
Salah satu tujuan dari sistem ekonomi adalah agar tercapainya keadilan
untuk rakyatnya (keadilan sosial) dimana tujuan ini merupakan salah satu tujuan
utama dalam sistem ekonomi karena Negara yang mengaplikasikan keadilan bagi
rakyatnya maka negara itu akan mencapai kemakmuran dan kemakmuran adalah
tujuan utama dari sistem ekonomi.
Sistem ekonomi yang mengutamakan nilai keadilan, norma, dan moral,
sangatlah cocok untuk kepribadian yang ada di Indonesia. Apabila nilai keadilan,
norma dan moral terdapat pada system ekonomi, berjalan sesuai dengan aturan

yang ada, maka tidak akan terjadi permasalahan ekonomi didalam masyarakat
karena semua sistem telah terlaksana dengan baik.

1

Makalah ini akan membahas lebih jelas tentang sistem ekonomi, kebijakan
ekonomi, dan keadilan sosial yang dimaksudkan diatas.
B.

Rumusan Masalah

1.

Apa pengertian, prinsip, dan tujuan dari sistem ekonomi?

2.

Bagaimana maksud dari kebijakan ekonomi dan keadilan sosial?

3.


Bagaimana hubungan sistem ekonomi dengan keadilan sosial?

2

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Sistem dan Sistem Ekonomi
1.

Pengertian Sistem

Sebuah system pada dasarnya adalah suatu “ organisasi besar” yang
menjalin berbagai subjek (atau objek) serta seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan tertentu.1 Kata “sistem” banyak sekali digunakan dalam percakapan
sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan
untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi
beragam. Dalam pengertian umum, sistem adalah sekelompok elemen yang

terintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologis, penelusuran sistem dapat berasal dari dua bahasa, yaitu
bahasa Latin “systema” dan bahasa Yunani “sustema”. Artinya adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.2
Beberapa pengertian sistem menurut para ahli:
a.

Ackof mengatakan sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau
fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu
sama lainnya.

b.

Rapoport mendefinisikan sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan
perangkat hubungan satu sama lain.

c.

Fitzgerald memberikan pengertian sistem dengan pendekatan prosedur,

sehingga sistem didefinisikan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

d.

Bartalanfy mendefinisan sistem sebagai seperangkat unsur yang saling
terikat satu sama lainnya.3

1

Dumairy, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1996), h.24.
Basuki Pujolwanto.Perekonomian Indonesia Tinjauan Hostoris, Teoritis, dan
Empiris.(Sukoharjo:Graha Ilmu.2013).h.55.
3
Ibid. Basuki Pujolwanto.h.56.
2

3


Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan sekelompok elemen yang saling berhubungan dengan maksud dan
tujuan yang telah ditentukan.
2.

Pengertian Sistem Ekonomi

sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin
hubungan ekonomi antarmanusia denagn seperangkatkelembagaan dalam suatu
tatanan kehudupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri dari unsur-unsur manusia
sebagai subjek barang-barang ekonomi sebagai objek, serta seperangkat
kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi.
Perangkat kelembagaan yang dimaksut meliputi lembaga-lembaga ekonomi. Cara
kerja : mekanisme hubungan, hukum dan peraturan-peraturan perekonomian, serta
kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis). Yang pilih atau
diterima atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang
bersangkutan berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga
kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat sebagaiman mereka terapkan dalam
berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumberdaya bagi
pemenuhan kebutuhan.4

Beberapa pengertian sistem ekonomi menurut para ahli:
a.

Adam Smith sebagai bapak ekonomi dunia mendefinisikan bahwa sistem
ekonomi merupakan bahan kajian yang mempelajari upaya manusia
memenuhi

kebutuhan hidup di masyarakat

dalam meningkatkan

kesejahteraan.
b.

Grossman menyatakan bahwa sistem ekonomi adalah sekumpulan
komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri atas unit-unit dan
agen-agen ekonomi, serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja
saling berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat
tertentu yang saling menopang dan mempengaruhi.


4

Ibid, dumairy.h. 25.

4

c.

Gunadi yang mengatakan bahwa sistem perekonomian adalah sistem sosial
atau kemasyarakatan dilihat dalam rangka usaha keseluruhan sosial itu
untuk mencapai kemakmuran.

d.

Dumairy mengartikan sistem ekonomi sebagai suatu sistem yang mengatur
serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.

e.


Menurut Sheridan dalam publikasinya mengenai sistem-sistem ekonomi
yang ada si Asia mengatakan bahwa economic system refers to the way
people perform economic activities in their search for personal
happieness. Dalam kata lain adalah cara manusia melakukan kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan
pribadinya.5

f.

Menurut Sanusi menguraikan pendapat dari sejumlah orang yang di dalam
maupun luar negeri yang dapat dirangkum sebagai berikut. Sistem
ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga
atau

pranata (ekonomi,

social-politik,

dan ide-ide) yang saling


mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang ditunjukkan ke arah
pemecahan problem-problem seperti produksi, distribusi, konsumsi yang
merupakan problem dasar dari perekonomian.6 Menurut Sanusi ada tujuh
elemen penting dari system ekonomi, diantaranya adalah:
1)

Lembaga-lembaga atau pranata-pranata ekonomi

2)

Sumber daya ekonomi

3)

Factor-faktor produksi

4)

Lingkungan ekonomi

5)

Organisasi dan menajemen

6)

Motivasi dan perilaku pengambilan keputusan atau pemain dalam
sistem

7)

Proses pengambilan keputusan.

5

Tulus T.H Tambunan, Perokomian Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia.
2003), h.29.
6
Op.,Cit Basuki Pujolwanto.h.56.

5

Ketujuh elemen tersebut merupakan hal yang penting dan berkaitan untuk
pemecahan masalah antara kegiatan produksi, konsumsi, maupun distribusi yang
mana akan berkelanjutan dan berkaitan pada perekonomian masyarakatnya.
Sekarang pertanyaannya adalah apa yang membuat suatu Negara memilih
atau menerapkan sustu sistem ekonomi tertentu berbeda dengan sistem ekonomi
yang dianut oleh Negara lain? Menurut Sanusi sistem ekonomi dipengaruhi oleh
sejumlah kekuatan diantaranya adalah:7
a)

Sumber sejarah, kultur, cita-cita, keinginan-keinginan, dan sikap
masyarakat

b)

SDA, termasuk iklim

c)

Filsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat

d)

Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu atau sekarang,
mengenai bagaimana cara mencapai cita-cita atau keinginan-keinginan
serta tujuan atau sasaran yang dipilih

e)

Trails dan errors atau uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam
usaha mencari alat-alat ekonomi.
Diantara kelima point tersebut berkaitan sangat erat, saling berhubungan

satu sama lainnya. Karena dari situlah kekuatan sistem ekonomi akan berjalan
denagn baik disuatu negara. Perbedaan antar sistem ekonomi satu dengan yang
lainnya terdiri dari ciri-cirinya antara lain, yaitu:
a)

Kebebasan konsumen dalam memilih barang dan jasa yang
dibutuhkan

b)

Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja

c)

Pengaturan pemilihan atau pemakaian alat-alat produksi

d)

Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab
manajer

7

e)

Pengaturan atas keuntungan usaha yang diperoleh

f)

Pengatur motivasi usaha

g)

Pembentukkan harga barang konsumsi dan produksi

h)

Penentuan pertumbuhan ekonomi

Ibid, Tulus T.H Tambunan, h.31.

6

g.

i)

Pengendalian stabilitas ekonomi

j)

Pengambilan keputusan

k)

Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan.

Lemhanas mengatakan ada 8 kekuatan yang mempengaruhi sistem
ekonomi yang diterapkan atau dipilih oleh suatu negara, yaitu:8
1)

Falsafah dan ideology

2)

Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat

3)

Nilai-nilai moral dan adat kebiasaan masyarakat

4)

Karateristik demografi

5)

Nilai estetika, norma-norma, serta kebudayaan masyarakatnya

6)

Sistem hukum nasionalnya

7)

Sistem politiknya

8)

Subsitem-subsistem nasionalnya,termasuk pengalaman masa lalu
yang di uji coba yang dilakukan masyarakat dalam mewujudkan
tujuan ekonomi.

Pengertian sistem ekonomi merupakan sekumpulan prinsip dan teknik
dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi. menurut Keyto Sheridan sebagai
organisasi sosial yang terdapat didalamnya (individu, kelompok, pemerintah
swasta dan lainnya) yang bekerja sama untuk mewujudkan aktivitas ekonomi
dalam mendapatkan kebahagiaan. Menurut John F Due sistem ekonomi
merupakan kumpulan dari institusi ekonomi, karena sistem ekonomi merupakan
seluruh pranata atau lembaga yang hidup dalam masyarakat yang dijadikan
tuntutan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan satu lembaga atau institusi
secara khusus. 9
Jadi, dapat dipahami bahwa sistem ekonomi merupakan bagian dari tata
kelola negara dalam menjalankan fungsinya dalam bidang ekonomi dengan tujuan
untuk mensejahterakan rakyatnya.
3.

Prinsip dan Tujuan Sistem Ekonomi

8

Ibid, Tulus T.H Tambunan, h.32.
Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 51.
9

7

Setiap sistem ekonomi didasarkan pada ideologi tertentu yang secara
langsung menggariskan prinsip-prinsip ekonomi, memberikan landasan dan tujuan
dalam berekonomi. Prinsip dalam sistem ekonomi sangat ditentukan oleh
pandangan hidup yang di anut, ini tidak lain agar tujuan sistem dapat tecapai
sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Negara
untuk membangun sistem ekonomi sesuai dengan nilai-nilai budaya atau dieologi
yang bersangkutan. Setiap masyarakat menghadapi permasalahan ekonomi dan
mereka harus memiliki sistem yang mampu mengontrol dan memecahkan masalah
ekonomi tersebut, ini diperlukan karena suatu masyarakat berbeda dengan
masyarakat lainnya, satu Negara berbeda dengan Negara lainnya dalam
mewujudkan kebahagian.10
Setiap sistem ekonomi yang dijalankan berisikan hal-hal yang penting
yang mana agar memberikan langkah untuk menuju dari landasan tujuan yang
akan dicapai agar terlaksana dan berjalan dengan sesuai keinginan menuju
masyarakat yang lebih baik lagi. Didalam prinsip sistem ekonomi islam memiliki
konsep berkah artinya sebagai pemikat material bagi indivisu untuk mengikuti
prilaku yang dibenarkan. Berkah ada diseluruh perilaku manusia termasuk dalam
perilaku yang diridhoi Allah SWT. Konsep ini menekankan bahwa seseorang
yang membelanjakan kekayaannya karena Allah SWT. Tanpa mengharapkan
balasan langsung dari penerima tidak akan menyebabkan hartanya berkurang
tetapi justru akan bertambah.
Firman Allah SWT:
“Dan (ingatlah juga) tatkal tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Hal tersebut bukan hanya berlaku bagi individual tetapi juga bagi
komunitas sebagai sebuah kesatuan, agar sebuah mansyarakat menjadi makmur
dan sejahtera jika mereka menaati perintah Allahdan bertindak sesuai dengan
aturan-Nya. 11
10

Op., Cit, Ruslan Abdul Ghofur Noor, h. 51-52.
Zamir Iqbal, Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana,
2008), h.55.
11

8

Tujuan sistem ekonomi juga sangat ditentukan oleh bagaimana suatu
sistem tersebut memandang dunia.12 Jika suatu sistem berpegangan pada cara
dunia memandang suatu sistem tersebut maka sistem tersebut selalu ingin
mencapai sebuah kepuasan maksimum yang mana keadaan yang dirasakan oleh
sesorang yang terpenuhi kebutuhannya, atas berbagai alternatif pilihan kebutuhan
yang tidak terbatas jumlahnya dengan sarana pemuas kebutuhan yang ia miliki. 13
Yang pada pencapaian tujuannya selalu dilihat dari kepuasaan maksimum baru
bisa dikatakan tujuan dari sistem ekonomi tercapai. Pandangan prinsip dan tujaan
ekonomi berbeda pada pandangan tujuan ekomoni islam yang memandang segala
aspek nya berdasarkan dari Tuhan, yang mana pada pandangan sistem islam tidak
memfokuskan tujuan pada tingkat kepuasaan maksimum tetapi dilihat dari
kemaslahatannya bagi masyarakat sehingga menciptakan keadilan sosial untuk
semua masyarakat.
Menurut bung Hatta tujuan suatu sistem ekonomi haruslah mengarah
kepada, “bagaimana menciptakan satu masyarakat yang adil dan makmur.”
Masyarakat yang adil dan makmur yang dimaksud memuat dan berisikan empat
konsep, yaitu pertama kebahagian dimana kebutuhan pokok telah terpenuhi,
kedua kesejahteraan yaitu yang dimaksud dengan sejahtera apabila tidak
disibukkan lagi dengan pemenuhan kebutuhan pokoknya dia mulai terlibat dalam
pemenuhan kebutuhan sekindernya bahkan kebutuhan tersiernya, ketiga
perdamaian maksudnya dimana kita dituntut untuk bisa menjalin persahabatan dan
mampu hidup berdampingan secara damai dengan bangsa-bangsa dan Negaranegara lain di dunia denagn berisikan kerjasama dankekeluargaan sehingga tidak
ada dominasi oleh suatu golongan terhadap golongan yang lain, keempat
kemerdekaan maksudnya kemerdekaan dalam bidang ekonomi yang di artikan
bahwa setiap orang harus bebas dalam menentukan dan melakukan apa saja baik
dalam bidang produksi, konsumsi, dan distribusinya, serta harus terbatas dari rasa
takut dan dari kesengsaraan hidup.14
12

Op., Cit, Ruslan Abdul Ghofur Noor, h. 52.
Muhammad Bakat Maulidun Noor, Ekonomi Koperasi, (Jakarta: PT Intan
Prawira, 1989), h. 27.
14
Anwar Abbas, Bung Hatta dan Ekonomi Islam, (Multi Pressindo dan LP3M
STIE Ahmad Dahlan, Jakarta:2008), h.165.
13

9

Kesuksesan dalam sistem ekonomi juga dapat dilihat dari sejumlah faktor
yang mempengaruhinya, faktor tersebut diantaranya tingkat tabungan dan
investasi tinggi, pelarian modal rendah, akumulasi fisik, investasi dalam
pendidikan dan akumulasi sumber daya manusia, pertumbuhan total faktor
produktivitas dan penerapan teknologi, tingkat pertumbuhan ekspor tinggi dan
adanya keterbukaan didalamnya, sektor pertanian yang dinamis, distribusi
pendapatan relatif seimbang, korupsi relatif rendah, prinsip pemerataan
pertumbuhan sehingga tidak menimbulkan distorsi dalam ekonomi. 15 Jika semua
faktor tersebut dapat berjalan dengan baik maka dapat dipastikan bahwa
kesuksesan dalam sistem ekonomi berjalan sesuai dengan yang diharapkan
sehingga masyarakat mudah menuju pada sistem keadilan sosial yang merata.
Harapan tersebut harus berjalan bersamaan dengan sumbangsih pemerintah dan
masyarakat yang berusaha untuk mewujudkan keingginan dan tujuan yang sama
dalam keadilan sosial yang semestinya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
yang berada pada suatu negara yang kaya pada sumber daya alamnya, sehingga
semua yang ada pada negara dapat dikelola, dibangun dan dinikmati secara baik
agar tidak terjadi monopoli dalam praktiknya yang memperkaya diri sendiri dan
membiarkan yang miskin menjadi lebih miskin.
Kinerja perekonomian suatu Negara ditentukan oleh banyak factor dan tiga
di antaranya yang paling menentukan adalah:16
a.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

b.

Lingkungan di mana perekonomian tersebut beroperasiSystem ekonomi .

c.

Politik yang digunakan.
Semua factor-faktor penentu kinerja perekonomian tersebut bisa berubah

setiap saat jika berbagai kondisi dalam masyarakat berubah, baik itu karena
berubahnya cara pandang masyarakat, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, normanorma, atau aturan dan tata hukum, maka system ekonomi yang dianut suatu
masyarakat juga bisa berubah tergantung kondisi yang berada pada lingkungan
tersebut.
15

Arief Budiman dkk, Harapan dan Kecemasan Menatap Arah Reformasi
Indonesia, (Yogyakarta: BIGRAF Publishing, 2000), h. 7.
16
Deliarnov, Ekonomi Politik, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 4.

10

Tergantung bagaimana kondisi saat itu, perubahan dalam system ekonomi
bisa berlangsung secara gradual, halus dan tanpa gejolak, tetapi bisa juga
berlangsung dramatis, radikal, atau revulusioner. Jenis perubahan yang disebut
terakhir biasanya berlangsung penuh gejolak yang kadang kala menelan korban
harta dan nyawa yang tidak sedikit jumlahnya.
System ekonomi mencakup keseluruhan proses dan aktivitas masyarakat
dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi dan sekaligus mencapai tujuantujuan ekonomi, social dan politik masyarakat yang bersangkutan. Menurut
Gregory dan Stuart pada tahun 1992, system ekonomi mencakup mekanisme,
pengaturan

pengorganisasian,

dan

aturan-aturan

untuk

membuat

dan

melaksanakan keputusan-keputusan tentang alokasi sumber daya yang terbatas
jumlahnya.17
B.

Kebijakan Ekonomi
Kebijakan ekonomi adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip

untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.18 Seperti kebijakan pemerintah untuk
kepentingan publik misalnya, meliputi semua kebijakan yang berasal dari
pemerintah seperti kebijakan transportasi, komunikasi pertahanan keamanan
(militer), serta fasilitas air bersih dan listrik. Begitu juga dengan kebijakan sosial
merupakan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki
dampak langsung terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan
pelayanan sosial atau bantuan keuangan. Kebijakan ekonomi yang termasuk
dalam kebijakan sosial, sangat terkait dengan kebijakan pemerintah yang
berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Pada dasarnya kebijakan ekonomi secara khusus diarahkan untuk
memecahkan persoalan penting yang dihadapi suatu sistem ekonomi. Tak
terkecuali masalah distribusi yang merupakan salah satu sasaran kebijakan

17
18

Ibid, Deliarnov, h. 5.
Op. Cit., Ruslan Abdul Ghofur Noor, h. 53.

11

ekonomi yang bertujuan untuk menciptakan distribusi sehingga tercipta keadilan
sosial di masyarakat secara luas.
Untuk menjawab pertanyaan pokok dari suatu sistem ekonomi yang
meliputi: apa yang akan diproduksinya, untuk siapa barang tersebut diproduksi
dan bagaimana cara mendistribusikannya. Sistem ekonomi harus menentukan
pilihan-pilihan kebijakan dalam mengatur ekonominya sebagai berikut:
a)

Motif untuk memproduksi barang apakah untuk keuntungan (profit) atau
kepentingan umum (public good).

b)

Kepemilikan: kepemilikan pribadi, negara atau kepemilikan umum

c)

Peran pemerintah dalam proses produksi dan distribusi secara minimum
ataupun penuh

d)

Proses pengembalian keputusan : demokratis atau dictator.

e)

Aktivitas ekonomi: bergantung pada dasar atau terencana.
Kelima pilihan tersebut, senada dengan pengaturan ekonomi yang

mencakup empat hal yaitu:
a)

Pengorganisasian dari putusan-putusan ekonomi penting (sentralisasi dan
desentralisasi).

b)

Penyediaan informasi dan koordinasi bagi masyarakat (pasar atau
perencanaan pusat).

c)

Pemilihan faktor-faktor produksi (pribadi, koperasi, dan kolektif).

d)

Sistem perangsang (moril atau materil).
Dari pilihan kebijakan ekonomi, yang berhubungan dengan distribusi ialah

peran pemerintah dalam proses distribusi. Pemerintah selaku institusi yang
mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat, bertugas memadukan dan
mengoordinasikan upaya-upaya ekonomi seseorang, dan sekelompok masyarakat
untuk menjawab beberapa pertanyaan produksi, konsumsi dan distribusi dalam
mencapai tujuan bersama.19 Begitu juga dengan kebijakan ekonomi yang
merupakan bagian dari kebijakan publik, diarahkan untuk memecahkan tiga
persoalan ekonomi tersebut dengan melibatkan lembaga-lembaga ekonomi yang
ada seperti halnya pemerintah, pasar (swasta), dan rakyat (masyarakat luas).
19

Ibid, Ruslan Abdul Ghofur Noor, h. 55.

12

Kebijakan yang diambil merupakan hasil dari pertimbangan sebagai aspek,
dan pilihan dalam mengambil kebijakan serta ideologi masyarakat atau bangsa.
Hal ini dikarenakan pengaruh dalam mengambil kebijakan, akan secara langsung
menunjukkan sistem ekonomi yang digunakan suatu negara untuk mencapai
tujuan ekonominya yang tak lain ialah kesejahteraan.
Oleh sebab itu, ada beberapa faktor penting yang dijadikan pertimbangan
bagi negara dan masyarakat dalam menerima suatu sistem ekonomi, sebagai
berikut:
a)

The historical dan ideological background

b)

The size an geographical location

c)

The level of development

d)

The degree of openness

e)

The political system
Beberapa faktor dalam menerima suatu sistem ekonomi diatas, diharapkan

akan menimbulkan kesadaran bahwa sistem ekonomi merupakan bagian dari
sistem sosial manusia. Hal itu akan menunjukan hal yang lebih jelas bahwa sistem
perkembangan ekonomi yang salah satunya ialah konsep distribusi, harus seiring
dengan perkembangan peradabaan manusia.
C.

Keadilan Sosial
Keadilan sosial adalah salah satu dari jenis keadilan, keadilan social terdiri

dari dua kata yaitu keadilan dan sosial. Kata keadilan berasal dari kata adl yang
berarti penyamarataan dan kesamaan. Artinya yang menunjukan kejujuran,
keseimbangan, kesederhanaa, dan keterusterangan yang merupakan nilai-nilai
moral.20
Dalam kamus besar bahasa Indonesia keadilan merupakan kata sifat yang
menunjukkan perbuatan, perlakuan adil tidak berat sebelah, tidak memihak dan
berpegang pada kebenaran. Sedangkan kata social dimaksudkan segala sesuatu
yang dipakai sebagai acuan dalam interaksi antara manusia dalam konteks
20

Khoiruddin, Etika Bisnis Islam, (IAIN Raden Intan Lampung, Fakultas Syariah:
2014), h. 58.

13

masyarakat atau pun komunitas.21 Jadi dapat disimpulkan bahwa keadilan sosial
adalah penyamarataan atau keseimbangan atau perilaku yang tidak berat sebelah
pada suatu masyarakat ataupun komunitas dan golongan tertentu.
Pada umumnya keadilan dibatasi sebagai member masing-masing haknya.
Sasarannya ialah hak-hak manusia sebagai manusia (hak asasi manusia), hak
sebagai masyarakat termasuk negara dan hak sebagai warga negara, sedangkan
tujuannya ialah agar orang masing-masing dapat menikmati hak-haknya secara
aman dalam rangka pelaksanaan tugas eksistensinya.22
Sesuai dengan ketiga macam hak manusia itu, Aristoteles membedakan
keadilan menjadi tiga, yaitu:
a.

Keadilan

tukar-menukar

atau

komutatif,

mewajibkan

kita

untuk

menghormati hak-hak sesama sebagai individu
b.

Keadilan umum atau legal, mewajibkan kita sebagai warganya untuk
menghormati hak-hak masyarakat dan negara, dan

c.

Keadilan membagi atau distribusi, mewajibkan masyarakat atau negara
untuk menghormati hak-hak kita sebagai warganya.
Keadilan sosial mewajibkan para warga negara untuk memberikan

sumbangannya kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum yang
menjadi urusannya, dan mewajibkan negara untuk membagi kesejahteraan umum
ini kepada warganya sesuai dengan jasa dan kebutuhan masing-masing. Dalam
hubungan ini perlu dikemukakan bahwa:23
a.

Keadilan itu harus diterapkan di semua bidang kehidupan ekonomi

b.

Keadilan juga berarti kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah hasil
kegiatan ekonomi tertentu bagi orang yang tidak mampu memasuki pasar.
Kata “sosial” dalam “keadilan sosial” menunjukkan pada societas atau

masyarakat termasuk negara, dalam hal-hal tertentu sebagai subyeknya (harus
adil) dan dalam hal-hal lain sebagai obyek atau sasarannya (harus diperlukan
21

Op.,Cit, Ruslan Abdul Ghofur Noor, h.80.

22

Kirdi Dipoyudo, Keadilan Sosial, (Jakarta:Rajawali, 1985), h.52
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Waka,
(Jakarta:Universitas Indonesi, 2006, h.8
23

14

dengan adil). Artinya keadilan sosial mewajibkan masyarakat termasuk negara
demi terwujudnya kesejahteraan umum untuk membagi beban dan manfaat
kepada para warganya secara proporsional, sambil membantu anggota yang
lemah, dan di lain pihak mawajibkan para warga untuk memberikan kepada
masyarakat termasuk negara apa yang menjadi haknya.
Tujuan keadilan social ialah struktur masyarakat atau negara yang
seimbang dan teratur dengan memberi kesempatan semua warganya untuk
membangun suatu kehidupan yang layak dan mereka yang lemah mendapat
bantuan seperlunya. Pemerintah sebagai pemimpin negara mempunyai tugas
utama untuk memajukan kesejahteraan umum dan dalam rangka itu berhak dan
berwajib menuntut sumbangan kepada para warganya sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Namun adil yang dimaksud adalah tiap-tiap orang didalam
masyarakat diperlakukan sama oleh negara dalam segala rupa dan bebas dari
tindakan kezaliman.24
Pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945 ditetapkan: “tiap-tiap warga negara
berhak atas penghidupan yang laya. Dalam rangka itu, setiap warga negara
berhak atas pendapatan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
secara memadai. Kalau pendapatan seseorang kurang dari itu (cukup), ia harus
ditambah, bukan sebagai tindakan social, tetapi sebagai tindakan keadilan
sosial.”
a.

Kewajiban Keadilan Sosial Negara dan Warganya
Pertama-tama keadilan social mengatur hubungan masyarakat termasuk

negara dengan para warganya. Ia mewajibkan negara untuk memajukan
kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin semua warganya. Pada garis
besarnya kesejahteraan umum itu berarti:25
1)

Diakui dan dihormatinya hak-hak asasi semua warga negara dan penduduk
lainnya, dan

24
25

Anwar Abbas, op.,cit, h.179.
Ibid, Kirdi Dipoyudo, h.54

15

2)

Tersedianya barang dan jasa keperluan hidup yang terjangkau oleh daya
beli rakyat banyak.
Dalam rangka tersebut negara harus lah melakukan beberapa hal

diantaranya sebagai berikut:
1)

Ia wajib menetapkan dan menegakkan hak-hak asasi manusia.

2)

Ia harus mengusahakan agar barang dan jasa keperluan hidup itu
dihasilkan atau didatangkan secara mencukupi, disalurkan kemana-mana
dengan cepat dan aman, dan dijual dengan harga yang wajar dan seimbang
dengan daya beli rakyat banyak.

3)

Ia harus mengusahakan agar setiap warga negara yang mampu dapat
bekerja secara produktif penuh dengan syarat-syarat kerja yang wajar dan
mendapatkan upah atau gaji yang bisa menjamin suatu kehidupan yang
layak bagi diri dan keluarga tanggungannya.

4)

Ia wajib memberikan bantuan seperlunya kepada mereka yang terganggu
kemampuan fisik atau mentalnya.
Kesejahteraan juga berarti persaan hidup yang setingkat lebih tinggi dari

kebahagiaan. Orang merasa hidup sejahtera apabila ia merasa senang, tidak
kurang suatu apapun, jiwanya tentram lahir dan batin terpelihara, ia merasakan
keadilan dalam hidupnya, terlepas dari kemiskinan yang menyiksa dan bahaya
kemiskinan yang mengancam. Keadilan sosial juga mengatur hubungan orangorang dengan negara mereka. Ia mewajibkan mereka sebagai warga negara untuk
memberikan kepada negara apa yang menjadi hak negara sehubungan dengan
pelaksanaan tugasnya memajukan kesejahteraan umum.26
Pemerataan distribusi merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan
keadilan. Ketika kebijakan untuk menciptakan keadilan distribusi telah terwujud,
maka akan tercipta kondisi social yang adil di masyarakat. Kondisi social yang
memprioritaskan kesejajaran ditengah-tengan masyarakat yang ditandai dengan
tingkat kesejajaran pendapatan dan kesejahretaan dapat dilihat dari menurunnya
tingkat kemiskinan yang absolute, adanya kesempatan yang sama pada setiap
26

Ibid, Kirdi Dipoyudo, h.55.

16

orang yang berusaha dan mewujudkannya dalam aturan yang menjadikan semua
orang mendapatkan haknya berdasarkan usaha-usaha produktifnya.27
Kebijakan untuk kemaslahatan umat merupakan suatu ketetapan yang
memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat
secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan. Kebijakan dalam ekonomi
masukke dalam kebujakan social, yang merupakan cerminan dari kebijakan
pemerintah yang terkait dengan tindakan yang berdampak langsung kepada
kesejahteraan masyararakat melalui penyedian pelayanan social.28
b.

Keadilan Sosial Dasar Pembangunan
Penetapan keadilan sosial menjadi dasar negara berarti bahwa ia juga

merupakan dasar atau landasan pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia,
yang dalam GBHN 1978 dibatasi sebagai “pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dengan maksud untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual
berdasarkan pancasila di dalam wadah NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu,
dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tertib
dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan hidup dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai”.
c.

29

Keadilan Sosial-Ekonomi
Di kebanyakan negara imbalan materi telah menjadi sangat tidak adil

sehinnga banyak rakyat yang tidak dapat memperoleh imbalan yang sepantasnya
untuk kerja keras, kreatifitas dan sumbangannya kepada output. Akibatnya mereka
menjadi inisiatif, motivasi serta efisiensi mereka sangat menurun.
Ada dua faktor yang bertanggung jawab dalam hal ini: Pertama, bisa dan
kekurangannya realisme dalam kebijakan-kebijakan resmi. Kedua, pemusatan
kekayaan dan kekuasaan ditangan segelintir orang, baik didesa maupun di kota.
27

Jurnal Ruslan Abdul Ghofur Noor, Kebijakan Distribusi Ekonomi Islam dalam
MembangunKeadilan Ekonomi Indonesia, (Islamica) maret 2012.
28
Jurnal Ruslan Abdul Ghofur Noor, Sistem Ekonomi Antara Kebijakan dan
Tujuan, (Asas), Januari 2012.
29
Op.,cit, Kirdi Dipoyudo, h.56

17

Pemusatan kekayaan dan kekuasaan, juga sebagiannya disebabkan oleh kebijakankebijakan resmi dan pengeksploitasian sistem ekonomi yang berlangsung selama
berabad-abad, telah membatasi persaingan, meningkatkan kolusi dan menciptakan
iklim yang kondusif untuk kesengsaraan massa.30 Pengalaman pembangunan
ekonomi Indonesia sering menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial di
masyarakat, diantaranya kesenjangan antara si kaya yang semakin kaya dan si
miskin yang semakin miskin. Kesenjangan ini merupakan akibat dari tidak
terciptanya distribusi yang adil di masyarakat.
D.

Hubungan Sistem Ekonomi dan Keadilan Sosial
Dari makna UUD 1945 yang d ijiwai pancasila sebagai dasar negara telah

jelas apa yang dikehendaki oleh seluruh rakyat Indonesia dalam sistem demokrasi
ekonomi yang dianut yaitu terciptanya keadilan sosial dalam mencapai tujuan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Demi terciptanya tujuan tersebut
mencapai sasarannya, maka disusun suatu sistem pembangunan. Strategi inilah
yang kemudian dituangkan kedalam Garis-garis Besar Haluan Negara: adalah arah
strategi pembangunan.31
Didalam usaha pemerintah mewujudkan sistem ekonomi yang berakhir
pada keadilan social terdapat oknum-oknum yang melakukan kecurangan
didalamnya yang ingin memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan pihak
disekitarnya yang membutuhkan keadilan sosial. Maka disinilah hadir kebijakankebijakan yang berpihak pada kemaslahatan umat. Kebijakan yang dimaksut
adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara
bertindak sesuai dengan rencana dan tercapai tujuan keadilan sosial dan
pemerataan distribusi.
Dalam menggerakkan perekonomian masyarakat, keberadaan sistem
ekonomi dalam masyarakat sangat terkait dengan sistem social, sistem alam, dan
ilmu ekonomi sendiri. Sistem ekonomi itu sendiri harus dapat mensejahterakan
masyarakatnya, menciptakan keadilan yang merata terutama pada pendistribusian
30

M.Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Risalah Gusti: 1999), h.270
Zulkarnain Djamin, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993), h. 8.
31

18

ekonomi pada masyarakatnya, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan serta
tidak melupakan untuk mempehatikan keadilan social disekitarnya.
Sistem ekonomi sendiri harus bisa mensejahterakan masyarakatnya agar
kehidupan didalamnya tercapai keadilan sosial yang merata dan pendistribusian
yang merata sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mengalami perekonomian
yang tidak baik. Dengan adanya sistem ekonomi yang mewujudkan keadilan
sosial didalamnya membuat masyarakat berada pada ketenangan dan tidak ada
kesenjangan didalamnya. Keadilan sosial yang benar adalah keadaan yang
memprioritaskan kesejajaran pendapatan yang tinggi didalamnya. Pemerataan
distribusi merupakan salah satu sarana dalam pencapaian keadilan sosial.32
Dari berbagai makna adil dan keadilan dapat di pahami bahwa keadilan
dalam distribusi merupakan satu kondisi yang tidakmemihak pada salah satu
pihak atau golongan tertentu dalam ekonomi, sehingga menciptakan keadilan
merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari. Keadilan dalam distribusi dapat
diartikan sebagai suatu distribusi pendapatan dan kekayaan, secara adil sesuai
dengan norma-norma fairness yang diterima secara universal. Keadaan sosialyang
benar ialah keadaan yang memprioritaskan kesejajaran pendapatan (kekayaan)
yang tinggi dalam sistem social. Serta memberikan kesempatanyang sama dalam
berusaha, dan menjamin terwujudnya aturan yang menjamin setiap orang
mendapatkan haknya berdasarkan usaha-usaha produktifnya.33

32
33

Op.,cit, Ruslan Abdul Ghofur Noor, h.83.
Op.,cit, Ruslan Abdul Ghofur Noor, h.83.

19

KESIMPULAN
1.

Secara etimologis, penelusuran sistem dapat berasal dari dua bahasa, yaitu
bahasa Latin “systema” dan bahasa Yunani “sustema”. Artinya adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi.
Sistem ekonomi merupakan bagian dari tata kelola negara dalam
menjalankan fungsinya dalam bidang ekonomi dengan tujuan untuk
mensejahterakan rakyatnya.
Prinsip dalam sistem ekonomi sangat ditentukan oleh pandangan hidup
yang di anut, ini tidak lain agar tujuan sistem dapat tecapai sesuai dengan

20

apa yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Negara untuk
membangun sistem ekonomi sesuai dengan nilai-nilai budaya atau dieologi
yang bersangkutan. Setiap masyarakat menghadapi permasalahan ekonomi
dan mereka harus memiliki sistem yang mampu mengontrol dan
memecahkan masalah ekonomi tersebut, ini diperlukan karena suatu
masyarakat berbeda dengan masyarakat lainnya, satu Negara berbeda
dengan Negara lainnya dalam mewujudkan kebahagian.
Tujuan sistem ekonomi juga sangat ditentukan oleh bagaimana suatu
sistem tersebut memandang dunia. Yang pada pencapaian tujuannya selalu
dilihat dari kepuasaan maksimum baru bisa dikatakan tujuan dari sistem
ekonomi tercapai. Kebijakan ekonomi adalah suatu ketetapan yang
memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang
dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
2.

Kebijakan ekonomi adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip
untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
Keadilan sosial adalah salah satu dari jenis keadilan, keadilan social terdiri
dari dua kata yaitu keadilan dan sosial. Kata keadilan berasal dari kata adl
yang berarti penyamarataan dan kesamaan. Artinya yang menunjukan
kejujuran, keseimbangan, kesederhanaa, dan keterusterangan yang
merupakan nilai-nilai moral.

3.

Adanya sebuah sistem ekonomi dalam masyarakat berhubungan langsung
dengan

keadaan

sosial.

Sistem

ekonomi

sendiri

harus

bisa

mensejahterakan masyarakatnya agar kehidupan didalamnya tercapai
keadilan sosial yang merata dan pendistribusian yang merata pula sehingga
tidak ada lagi masyarakat yang mengalami perekonomian yang tidak baik.
Dengan adanya sistem ekonomi yang mewujudkan keadilan sosial
diadalamnya membuat masyarakat berada pada ketenangan dan tidak ada
kesenjangan didalamnya. Keadilan sosial yang benar adalah keadaan yang

21

memprioritaskan

kesejajaran

pendapatan

yang

tinggi

didalamnya.

Pemerataan distribusi merupakan salah satu sarana dalam pencapaian
keadilan sosial.

Pertanyaan Kelompok
1.

Kelompok II (Siti Nur Aini)
Pertanyaan : apakah keadilan social sudah di terapkan
atau belum diterapkan ?
Jawab : pada dasarnya keadilan social sudah diterapkan,
hanya saja dalam penerapannya tidak merata ke pada
masyarakat.

Hal

ini

disebabkan

karena

kurangnya

pengawasan dari pemerintah. Salah satu sistem keadilan
social yaitu pendistribusian, dalam pendistribusian kepada
masyarakat inilah yang kadang terjadi kecurangan dalam
22

mewujudkan

keadilan

social.

Dan

sangat

diperlukan

perhatian khusus oleh pemerintah agar keadilan social
terwujut dan merata kepada masyarakat.
2.

Kelompok V (Masela Anggita Sari)
Pertanyaan: Bagaimana sistem ekonomi sudah dikatakan berhasil atau
belum ?
Jawab : sistem ekonomi dikatakan berhasil apabila tujuan sistem ekonomi
dapat tercapai, dimana tujuannya yaitu bagaimana menciptakan satu
masyarakat yang adil dan makmur. Menurut Bung Hatta: masyarakat yang
adil dan makmur yang dimaksud memuat dan berisikan empat konsep,
yaitu: pertama kebahagian dimana kebutuhan pokok telah terpenuhi.
kedua kesejahteraan yaitu yang dimaksud dengan sejahtera apabila tidak
disibukkan lagi dengan pemenuhan kebutuhan pokoknya dia mulai terlibat
dalam pemenuhan kebutuhan sekindernya bahkan kebutuhan tersiernya.
ketiga perdamaian maksudnya dimana kita dituntut untuk bisa menjalin
persahabatan dan mampu hidup berdampingan secara damai dengan
bangsa-bangsa dan Negara-negara lain di dunia denagn berisikan
kerjasama dankekeluargaan sehingga tidak ada dominasi oleh suatu
golongan terhadap golongan yang lain. keempat kemerdekaan maksudnya
kemerdekaan dalam bidang ekonomi yang di artikan bahwa setiap orang
harus bebas dalam menentukan dan melakukan apa saja baik dalam bidang
produksi, konsumsi, dan distribusinya, serta harus terbatas dari rasa takut
dan dari kesengsaraan hidup. memakmurkan rakyat. Jadi jika telah
memenuhi keempat unsur tersebut barulah bisa dikatakan sistem ekonomi
telah berhasil.

3.

Kelompok VI (Rini Astika Sugiono)
Pertanyaan : bagaimana sistem ekonomi Indonesia pada saat ini ?
Jawab: sistem di Indonesia pada saat memakai sistem ekonomi campuran
tetapi lebih condong ke kapitalisme. Dimana pemerintah dan pihak swasta
23

bekerja

sama

dalam

memecahkan

masalah

ekonomi

sehingga

perekonomian tidak lepas kendali dan kegiatan perekonomian pada sistem
ini diserahkan pada kekuatan pasar.
4.

Kelompok (Tedi Kurniawan)
Pertanyaan : Dalam sistem ekonomi, bagaimana sistem ekonomi tersebut
mengelola sistemnya agar berjalan dengan baik?
Jawab: agar sistem bisa berjalan dengan baik maka harus ada kerjasama
antara pemerintah, rakyat dan pihak swasta, dimana rakyat dan pihak
swasta yang menjalankan aktivitas ekonomi dan pemerintah yang
mengawasi. Tetapi rakyat juga turut serta dalam mengawasi apa yang di
kerjakan pemerintah agar tidak terjadi tindakan KKN.

5.

Kelompok IV (Izhartati)
Pertanyaan : Apa saja kebijakan ekonomi yang sudah menyatu didalam
masyarakat?
Jawab : Kebijakan ekonomi adalah suatu ketetapan yang memuat prinsipprinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara
terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu. Seperti kebijakan
pemerintah yang berikan untuk kepentingan public atau masyarakat
misalnya, meliputi semua kebijakan yang berasal dari pemerintah seperti
kebijakan transportasi, rumah sakit, komunikasi pertahanan keamanan
(militer), serta fasilitas air bersih, listrik dan lainnya. Kebijakan tersebut
agar masyarakat merasakan kebijakan yang diperuntukkan untuk
masyarakat luas.

24

DAFTAR PUSTAKA
Pujolwanto, Basuki, Perekonomian Indonesia Tinjauan Hostoris,
Teoritis, dan
Empiris, Sukoharjo, Graha Ilmu, 2013
Abdul Ghofur Noor, Ruslan,

Konsep Distribusi dalam Ekonomi

Islam,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2013

25

T.H Tambunan, Tulus,

Perokomian Indonesia, Jakarta, Ghalia

Indonesia, 2003
Iqbal, Zamir, dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam, Jakarta: Kencana,
2008
Bakat Maulidun Noor, Muhammad, Ekonomi Koperasi, Jakarta, PT
Intan
Prawira, 1989
Arief Budiman dkk, Harapan dan Kecemasan Menatap Arah
Reformasi
Indonesia, Yogyakarta, BIGRAF Publishing, 2000
Dipoyudo, Kirdi, Keadilan Sosial, Jakarta, Rajawali, 1985
Djamin, Zulkarnain, Perekonomian Indonesia, Jakarta,Lembaga
Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1993
Abbas, Anwar, Bung Hatta dan Ekonomi Islam, Jakarta, Multi
Pressindo dan
LP3M STIE Ahmad Dahlan, 2008
M.Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta, Risalah
Gusti, 1999
Daud Ali, Muhammad, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf,
Jakarta, Universitas Indonesia, 2006
Deliarnov, Ekonomi Politik, Jakarta, Erlangga, 2006
26

Dumairy, Perekonomian Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1996
Khoiruddin, Etika Bisnis Islam, IAIN Raden Intan Lampung, Fakultas Syariah,
2014
Jurnal Ruslan Abdul Ghofur Noor, 2012, Kebijakan Distribusi Ekonomi Islam
dalam MembangunKeadilan Ekonomi Indonesia.
Jurnal Ruslan Abdul Ghofur Noor, Januari 2010, Sistem Ekonomi Antara
Kebijakan dan Tujuan.

27