asuhan keperawatan komunitas pada komuni (1)
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AREA
LINGKUNGAN KERJA
HIGIENE PERUSAHAAN KERJA (INDUSTRI)
Disusun Guna Melengkapi Tugas Komunitas III
Pembimbing Dwi Retnaningsih,S.Kep, Ns, M.Kes
Disusun oleh :
1. Nurul Aini
1107049
2. Nurul Lailatul M
1107051
3. Oki Hermawan
1107053
4. Prasita Dwi N.H
1107055
5. Risang Pandu S.A
1107057
6. Samsul Hadi
1107059
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Area
Lingkungan Kerja”
Dalam penyusunan makalah ini,tidak luput dari berbagai kendala.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam pembuatan makalah ini
tidak lain berkat bantuan serta bimbingan. Oleh karena itu,penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Dwi Retnaningsih,S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbingyang selalu
memotivasi serta memberikan dukungan serta bimbingannya,
2. Semua teman – teman yang telah banyak mengeluarkan inspirasi.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini akan menambah pengetahuan
bagi para pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu,kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
terwujudnya kesempurnaan dalam penyusunan makalah.
Semarang, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 1
B. TUJUAN............................................................................................................. 1
BAB II KONSEP TEORI
A. DEFINISI KOMUNITAS.................................................................................. 3
B. KEPERAWATAN KOMUNITAS..................................................................... 3
C. DEFINISI HIGIENE INDUSTRI....................................................................... 3
D. TUJUAN HIGIENE INDUSTRI........................................................................ 4
E. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA................ 4
F. MASALAH KESEHATAN KERJA YANG MENURUNKAN
PRODUKTIVITAS KERJA............................................................................... 5
G. PENYAKIT AKIBAT KERJA........................................................................... 5
H. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA BAIK.............................. 6
I. EVALUASI LINGKUNGAN KERJA................................................................. 7
J. CARA MELINDUNGI MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI .................... 9
K. PENGAWASAN UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KERJA....................... 10
L. USAHA KESEHATAN KERJA YANG BAIK................................................. 10
M. ILMU KESEHATAN KERJA........................................................................... 11
N. PENYAKIT AKIBAT KERJA........................................................................... 12
O. MENGETAHUI KESEHATAN & KESEHATAN KERJA (K3) ..................... 13
BAB III KASUS.................................................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................. 31
B. SARAN.............................................................................................................. 31
DAFTAR PUTAKA............................................................................................................ 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki sistem
sanitasi
demi
menjaga
hiegien
industri
dan
lingkungan
di
sekitar
industri.Berdasarkan modal uang digunakan industri,dapat dikelompokkan
menjadi industri dasar (industri besar), industri menengah (aneka industri), dan
industri kecil. Industri kecil dengan tekhnologi sederhana atau tradisional dan
dengan jumlah modal yang relatife terbatas merupakan industri yang banyak
bergerak disektor informal. Hampir 80 % dari semua tenaga kerja di perlukan
disektor ini (Depkes RI,1992).
Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai jenis industri serta
majunya teknologi, penggunaan bahan dan produksi bahan kimia juga semakin
meningkat.Bukan hanya sector industri, tetapi juga merambat ke sector lainnya.
Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik perusahaan formal maupun informal. Perusahaan formal umumnya
sudah mempunyai sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah
baku,tetapi industri industri di sector informal masih banyak yang belum
memeiliki dan belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang di harapkan
(Wahit;323;2009)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area lingkungan
kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan definisi komunitas
b. Mampu menjelaskan keperawatan komunitas
c. Mampu menjelaskan higiene industri
d. Mampu menjelaskan tujuan higiene industri
e. Mampu menjelaskan kegiatan higiene perusahaan dan kesehatan kerja
f. Mampu
menjelaskan masalah kesehatan kerja yang menurunkan
produktivitas kerja
g. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
h. Mampu menjelaskan upaya pencegahan lingkungan kerja menjadi baik
i. Mampu menjelaskan evaluasi lingkungan kerja
j. Mampu menjelaskan cara melindungi masyarakat sekitar industri dan
umum
k. Mampu menjelaskan pengawasan untuk menggunakan alat kerja
l. Mampu menjelaskan usaha kesehatan kerja yang baik
m. Mampu menjelaskan ilmu kesehatan kerja
n. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
o. Mampu menjelaskan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
BAB II
KONSEP TEORI
A. KOMUNITAS
Menurut Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan
orang orang atau sistem sosial. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990),
komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa
identitas suatu komunitas (Wahit;2;2009).
B. KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut Ruth B. Freeman (1981), adalah Kesatuan yang unik dari
praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang di tujukan pada
pengembengan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,kelompok khusus
atau masyarakat. Pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan
untuk masyarakat (Wahit;2;2009).
Sedangkan menurut Depkes RI (1986), merupakan suatu upaya
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut sertakan tim
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih tinggi (Wahit;2;2009).
C. HIGIENE INDUSTRI
Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh
kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan ( Soeripto;8;2008).
Higiene industri adalah sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga
kerja menjadi sumber daya manusia yang disiplin didikatif, penuh tanggung
jawab, dan mampu bekerja secara produktif dan efisien ( Soeripto;8;2008).
Menurut Wahit (2009), definisi higiene meliputi :
1. Higiene perusahaan, merupakan spesialisali dalam ilmu higiene beserta
pratiknya dengan mengadakan penilaian pada faktor penyebab penyakit
dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya
digunakan untuk koreksi lingkungan perusahaan, dengan menitik beratkan
pada pencegahan agar pekerjaan dan masyarakat terhindar dari bahaya akibat
kerja.
2. Kesehatan kerja meupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat
kesehatan setinggi tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
3. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah bagian dari usaha kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar
perusahaan, dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil
produki perusahaan
D. TUJUAN HIGIENE INDUSTRI
Higiene dan kesehatan kerja digunakan sebagai alat untuk mencapai
derajat kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja yang setinggi-tingginya serta
sebagai
alat
untuk
meningkatkan
produksi
yang
berlandaskan
pada
meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi
(Wahit;324;2009)
E. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA
Kegiatan higiene yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
menciptakan kesehatan lingkungan kerja adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja
2. Maintenance and increasing kesehatan tenaga kerja
3. Care, effiecieny, increasing dan productivity balance tenaga kerja
4. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja
5. Meningkatkan semangat dalam bekerja
6. Perlindungan masyarakat kerja dari bahaya pencemaran
7. Perlindungan masyarakat luas
8. Pemeliharaan dan meningkatan higiene sanitasi perusahaan
(Wahit;324;2009)
F. MASALAH
KESEHATAN
KERJA
YANG
MENURUNKASN
PRODUKTIVITAS KERJA
1. Penyakit umum pada pekerja antara lain kusta, TB paru, penyakit jantung,
kanker, kecacatan dan lain-lain
2. Penyakit yang timbul akibat kerja, misalnya pneumoconiosis dan dermatosis.
Pneumoconiosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh asbes, dengan gejala
seperti batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan sianosis. Pengobatan cukup sulit
dan hanya bersifat mengurangikeluhan, seperti jika infeksi diberi antibiotic,
gizi ditingkatkan, juga jika kanker diberi obat sitostatika. Upaya prefentif :
skrining, promosi kesehatan, penggunaan alat pelindung masker, kaca mata,
subsitusi untuk menyaring debu seperti cerobong asap, water spray, dan
exhauste.
3. Gizi buruk. Gizi buruk saat ini telah bermunculan hampir disemua kabupaten,
hal ini disebabkan :
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi bagi anggota
keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi anggotaq
keluarga
c. Pola hidup yang salah
d. Stok bahan makanan yang tidak ada.
(Wahit;324;2009)
G. PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penyebab penyakit akibat kerja, antara lain sebagai berikut :
1. Faktor fisik meliputi :
a. Kebisingan
b. Suhu
c. Kelembapan udara
d. Kecepatan angin
e. Getaran
f. Radiasi
g. Tekanan udara
2. Faktor kimia meliputi :
a.
Gas
b.
Uap debu
c.
Fume
d.
Kabut
e.
Asap
3. Faktor biologis meliputi :
a.
Bakteri
b.
Virus
c.
Jamur
d.
Cacing
4. Faktor fisiologis meliputi :
a.
Sikap dan cara kerja
b.
Jam kerja
c.
Istirahat
d.
Shift kerja
e.
Lembur
5. Faktor mental meliputi :
a.
Suasana kerja
b.
Hubungan antara pekerjaan
c.
Pengusaha
(Wahit;324;2009)
H. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA MENJADI BAIK
Upaya yang dilakukan agar higiene lingkungan kerja menjadi baik adalah
sebagai berikut :
1.
Subsitusi, yaitu mengganti bahan yang berbahaya dengan yang kurang atau
tidak berbahaya
2.
Isolasi, mengisolasi proses-proses berbahaya dari perusahaan
3.
Ventilasi umum, mengalihkan udara sebanyak hitungan ruan kerja
4.
Ventilasi keluar setempat, menghisap udara dari suatu ruang kerjaagar
bahan-bahan yang berbahaya dihisap dan dialihkan keluar
5.
Alat pelindung perorangan, misalnya masker, kacamata, sarung tangan,
sepatu, topi, penutup telinga, dan pakaian pelindung
6.
Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan berkala
7.
Informasi sebelum bekerja
8.
Pendidikan tentang kesehatan kerja dan keselamatan kerja
(Wahit;325;2009).
I. EVALUASI LINGKUNGAN KERJA
Evaluasi lingkungan kerja ditujukan pada faktor fisik dan kimia.Faktor
fisikmeliputi kebisingan, suhu, dan lainnya. Kebisingan dalam perusahaan
disebablan oleh suara-suara yang dihasilkan oleh proses produksi, terutama
mesin dan perkakas kerja. Bunyi yang dapat didengar oleh manusia memiliki
rentang frekuensi 16-20.000 Hz, tiap bunyi memiliki intensitisitas yang
dinyatakan dalam dB. Bunyi yang membahayakan adalah bunyi dengan
intensitas diatas 80 dB. Alat untuk mengukur kebisingan adalah sound level
meter, mikrofon, dan sound analyzer. Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara
mesin jika melenihi NAB dapat mengganggu pendengaran bahkan berefek pada
ketulian. Nilai ambang batas (NAB) adalah kadar yang pekerja sanggup
menghadapi dengan tidak menunjukan penyakit atau kelainan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Sedangkan MAC
(maximum allowable concentration) atau KTD (kadar tertinggi diperkenankan)
adalah nilai tertinggi kadar zat, yang pekerja tidak menderita penyakit atau
gangguan kesehatan oleh karenanya. Sementara itu, suhu udara diukur dengan
thermometer. Comfort zone sangat penting untuk diperhatiakan, suhu nyaman
berkisar 19-24˚C. pada suhu 31˚C orang dapat bekerja penuh tanpa keluahan,
dan pada suhu 100˚C dapat bekerja selama beberapa menit saja. Penerangan
diukur dengan luksmeter. Bekerja sedikitnya membutuhkan penerangan 1.000
liks (Wahit,2009).
Bahan kimia juga dapat menjadi faktor penyebab penyakit akibat kerja.
Sifat dan derajat racunbahan kimia dalam industri bergantung pada :
1. Sifat fisik bahan kimia tersebut .
a. Gas, bentuk wujud zat yang tidak punya bangun sendiri
b. Uap, bentuk gas dari zat-zat (yang dalam keadaan bisa berbentuk zat
padat/cair)
c. Debu, partikel-partikel zat padat (disebabkan kekuatan alami atau
mekanik)
d. Kabut, titik cairan halus dalam udara terjadi dari kondensasi bentuk uap
atau dari pemecahan zat cair menjadi tingkat dispresi, misalnya
“foaming”
e. Uap ( fume), partikel-partikel zat padat terjadi karena kondensasi dari
bentuk gas (penguapan banda padat yang dipijarkan dan biuasanya
disertai oksidasi kimiawi, sehingga terbentuk zat seperti ZnO, PbO, dan
lainnya
f. Awan, partikel cair sebagai hasil kondensasi dari fase gas
g. Asap, pada umumnya partikel-partikel zat karbon yang ukurannya 25 tahun
A.
5
orang
PENGKAJIAN
1.
Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten
kudus jawa tengah dengan luas bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1
Ha. Pabrik ini berada di tepi jalan raya yang merupakan akses utama di
kota kudus. Terdiri dari beberapa ruangan sektor yang didalamnya
terdapat berbagai macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan
tembakau dan rokok diantaranya adalah bagian penyortiran tembakau,
penyimpanan
tembakau,
produksi
tembakau,
pelintingan
rokok,
pengepakan rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll. Ruangan sektor
A7 merupakan salah satu ruangan di perusahan rokok PT. NOJORONO
yang terbagi menjadi beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian
pelintingan, pengepakan rokok dan pengawasan. Jumlah pekerja di
ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang (perincian berdasarkan
karakteristik umum ada di tabel yang tersedia di awal) sebagaian besar
bekerja adalah orang jawa 85 orang (85%) dan berasal dari madura
sebanyak 15 orang (15%).
b.
Status kesehatan komunitas
Dari pengkajian (anamnesa) dan kuisioner yang dilakukan
mahasiswa langsung kepada para pekerja diruangan sektor A7
didapatkan hasil:
1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk
15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering pusing
Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan
2. Tanda-tanda vital*
TD:
< 110/70 mmHg
110/70mmHg-130/90mmHg
>130/90 mmHg
: 5 orang (5%)
: 75 orang (75%)
: 20 orang (20%)
3. Nadi:
60-80x/menit
: 90 orang (90%)
80-100x/menit
: 10 orang (10%)
4. RR:
16-24x/menit
: 90 orang (90%)
>24x/ menit
: 10 orang (10%)
5. Suhu tubuh:
36,5°C-37°C
c.
: 100 orang (100%)
Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) *
1. ISPA
: 20 orang/ kasus (20%)
2. PPOK
: 5 orang (5%)
3. Diare
: 5 orang (5%)
4. Batuk
: 35 orang (35%)
5. Demam
: 15 orang (15%)
6. Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%)
Ket: (*) : data dari klinik perusahaan pada tanggal 12 November
2012
d. Riwayat penyakit komunitas
Data diambil dari 68 orang pekerja (68%) yang mengeluhkan
sering batuk-batuk, kami melakukan pengkajian dengan memberikan
kuisioner kepada 68 pekerja tersebut, dengan hasil:
No.
Karakteristik
Frekuensi
Presentase
%
Menderita batuk berdahak minimal 30
1.
kali setahun, sekurang-kurangnya 2
20 orang
29,4%
2.
tahun beruntun
Mempunyai riwayat merokok
Terpajan langsung dengan bahan
40 orang
58,8%
68 orang
100%
6 orang
8,82%
10 orang
6,8%
5 orang
7,35%
5 orang
7,35%
45 orang
66,1%
5 orang
7,35%
20 orang
29,4%
3.
4.
5.
6.
7.
8.
produk
Mempunyai keluarga dengan riwayat
bronkitis dan emsifema
Sering mengalami sesak nafas saat
aktivitas sedang (jalan cepat, naik
tangga)
Pernah merasa sesak atau nafas sulit
bahkan pada saaat istirahat
Pernah merasa sesak nafas menetap
dan makin lama makin berat
Saat Batuk selalu berdahak dan beriak
Pernah memeriksakan ke dokter atau
tempat pelayanan kesehatan baik
9.
umum maupun yang ada di perusahaan
dan positif dinyatakan penderita PPOK
10.
e.
(bronkhitis kronis, emfisema)
Pernah merasa dada terasa berat saat
bernafas
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas
Para pekerja mendapat istirahat makan siang dari peusahaan,
makan siang rutin dilaksanakan tiap pukul 13.00 WIB di kantin pabrik.
f.
Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja didapat dari minuman
yang dibawa oleh para pekerja dari rumah.
g.
Pola istirahat tidur
Para pekerja mengatakan bahwa istirahat tidur mereka biasanya
dilakukan pada malam hari saat pulang bekerja karena waktu bekerja
mereka adalah 9 jam mulai pukul 8 pagi-5 sore.
h. Pola eliminasi
Saat dilakukan anamnesa kepeada para pekerja Sebanyak 35
orang dari 55 orang (63,6%) pekerja bagian pelintingan rokok
mengatakan pernah sakit “anyang-anyangan”, hal ini ternyata
disebabkan oleh 20 orang (57,1%) kurang sering minum air putih saat
bekerja, 15 orang (42,8%) menahan BAK karena jarak kamar mandi
dengan ruang pelintingan agak jauh. Sedangkan pada bagian
penegepakan sebanyak 15 orang dari 35 orang pekerja (42,8%)
mengeluhkan sakit “anyang-anyangan” hal ini disebabkan karena 10
orang (66,6%) kurang sering minum air putih saat bekerja, 5 orang
(33,3%) menahan BAK karena jarak kamar mandi dengan ruangan agak
jauh.
i. Pola aktivitas gerak
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja sebanyak 55 orang
dari 55 orang (100%) jumlah pekerja pelintingan rokok mengeluhkan
sering merasa pegal di daerah leher dan punggungnya. Saat dilakukan
observasi secara langsung ternyata sebanyak 30 orang (54,5%) pekerja
duduk dengan posisi duduk yang salah/ terlalu membungkuk, 25 orang
(43,5%) tidak menggerak-gerakkan badannya untuk merelaksasi
tubuhnya/ berada dalam posisi duduk yang sama dalam waktu yang
lama. Sedangkan dibagian pengepakan dari 35 orang pekerja 25 orang
(71,4%) mengeluhkan sering merasa pegal di daerah leher dan
punggungnya 10 orang (28,6%) tidak ada keluhan. Penyebabnya 15
orang (60%) duduk dengan posisi duduk yang salah, 10 orang (40%)
tidak menggerak-gerakkan badannya untuk merelaksasi tubuhnya atau
berada dalam posisi duduk yang sama dalam waktu yang lama. Untuk
bagaian pengawasan tidak ada keluhan.
j.
Pola pemenuhan kebersihan diri
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari
35 orang pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan
setelah bekerja sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan
prosedur yang kurang benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55
orang pekerja dibagian pelintingan (72,7%) tidak mencuci tangan
setelah bekerja, sisanya 15 orang (27,3%) mencuci tangan tapi dengan
prosedur yang kurang benar.
k.
Status psikososial
Antar kelompok pekerja tidak pernah mengalami pertengkaran
atau perselisihan karena mereka menganggap semua pekerja saling
bersaudara karena sudah bekerja bersama dalam waktu yang lama, antar
pekerja saling membantu dan memberikan dukungan bila ada masalah.
l.
Status pertumbuhan dan perkembangan
a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
Berdasarkan
data
dari
klinik
perusahaan
semua
pekerja
mendapatkan asuransi kesehatan, dan bisa periksa atau berobat
secara gratis di klinik tersebut tetapi data klinik perusahaan
menunjukkan:
No.
1.
2.
3.
Karakteristik
Pekerja yang memeriksakan
kesehatan secara rutin ke klinik
Pekerja yang memeriksakan
kesehatannya saat sakit saja
Pekerja yang tidak pernah/
belum pernah datang ke klinik
untuk
memeriksakan
Frekuensi
Presentase (%)
25 orang
25%
35 orang
35%
40 orang
40%
kesehatannya
b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
Setelah dilakukan pengkajian melalui observasi langsung kepada
100 pekerja di ruangan sektor A7 didapatkan hasil:
No.
Pola
1.
peri
2.
Karakteristik
Jenis
Ferekuensi
Presentase(%)
55 orang
100%
Tidak
pekerjaan
a. Pelintingan
menggunakan
b. Pengepakan
35 orang
100%
masker saat bekerja c. pengawasan
Tidak
a.Pelintingan
10 orang
100%
55 orang
100%
35 orang
100%
10 orang
100%
menggunakan
sarung tangan saat
bekerja
b.
Penge
pakan
c. Pengawasa
n
c) lHasil tidak sehat dalam komunitas
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan setelah bekerja
sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang kurang
benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55 orang pekerja dibagian
pelintingan (72,7%) tidak mencuci tangan setelah bekerja, sisanya 15 orang
(27,3%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang kurang benar.
2.
DATA LINGKUNGAN FISIK
Luas bangunan pabrik rokok ini seluas 1 Ha terdiri dari ruangan
sektor A1-A7 (A1-A4: gudang tembakau, A5: laboratorium, A6: penyortiran
A7: pelintingan, pengepakan rokok), kantin, masjid, klinik, garasi untuk
angkutan perusahaan, aula perusahaan, tempat penyaringan limbah pabrik.
Sedangkan untuk ruangan sektor A7 sendiri memiliki luas bangunan 100x50
meter bentuk bangunan berupa ruangan luas yang lapang dengan meja-meja
tempat pelintingan, pengepakan dan terdapat 2 kamar mandi di dalamnya.
Jenis bangunannya permanen atap bangunan berupa genting sintesis dengan
dinding terbuat dari tembok dengan lantai dari semen/ plesteran, ventilasi di
ruangan ini berasal dari jendela –jendela kecil di atas tembok yang berjumlah
masing-masing 10 buah di kiri dan kanan sisi bangunan total 20 buah,
penerangan ruangan berasal dari pintu ruangan besar yang di buka saat jam
kerja bila menjelang sore terdapat lampu neon yang memberikan
pencahayaan diruangan ini. Kebersihan di dalam ruangan cukup rapi dan
bersih. Kondisi kamar mandi bersih tetapi jumlahnya sangat terbatas dan
jaraknya cukup jauh dari tempat pengolahan.
Pembuangan
limbah
perusahaan
di
olah
dengan
melakukan
penyaringan zat-zat berbahaya dengn alat penyaring yang berada di ruang
penyaringan limbah di sebelah ruangan sektor A7 (di belakang pabrik) dan
sisanya di buang disungai besar yang ada di kota kudus.
3.
PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL
Di perusahaan PT. NODJORONO terdapat sebuah klinik kesehatan
yang disediakan untuk seluruh pekerja dan pegawai diperusahaan ini. Sumber
daya yang ada di klinik ini adalah terdapat 1 orang dokter umum, 2 perawat
dan 3 petugas nonmedis, fasilitas alat yang dimiliki klinik ini terdiri dari 2
kamar tidur, obat-obatan yang cukup lengkap dan memiliki 1 ambulance.
Sistem rujukan di perusahaan ini bekerja sama dengan RSUD kabupaten
kudus. Selain itu di perusahaan ini memiliki 1 kantin yang berisi barangbarang keperluan sehari-hari para pekerja dan pegawai lokasi mini market ini
di bagian depan pabrik disamping klinik.
4.
EKONOMI
Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan sektor 7 untuk bagian
pelintingan dan pengepakan sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian
pengawas sekitar 1,5-2 juta rupiah.
5. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
Sistem keamanan perusahaan cukup baik dengan adanya satpam di
setiap sektor ruangan dan juga adanya CCTV di tiap ruang produksi. Untuk
penanggulangan kebakaran terdapat alat pemadam kebakaran manual di
setiap ruangan produksi dan perusahaan ini juga memiliki 1 unit mobil
pemadam kebakaran milik perusahaan selain itu perusahaan juga bekerjasama
dengan dinas pemadam kebakaran kota untuk menanggulangi jika terjadi
masalah kebakaran. Penanggualangan polusi dengan dipasang alat blower
untuk ventilasi agar tidak terjadi polusi di dalam pabrik.
6. POLITIK DAN KEAMANAN
Perusahaan rokok PT. NODJORONO merupakan perusahaan milik
swasta yang dimiliki oleh Tn. HK.
7.
SISTEM KOMUNIKASI
Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja di ruangan sektor
A7 sebagaian besar menggunakan alat komunikasi telfon genggam (HP)
sebagai alat komunikasi antara pekerj, keluarga dan masyarakatnya.
Sednagkan sistem komunikasi dalam perusahaan menggunakan telfon yang
ada disetiap ruangan sektor dan apabila ada informasi atau pengumuman
dari perusahaan akan disiarkan melalui pengeras suara yang ada di setiap
ruangan di perusahaan ini. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antar
pekerja sehari-hari di ruangan sektor A7 mayoritas dengan menggunakan
bahasa jawa dan sebagaian kecil menggunakan bahasa madura.
8.
PENDIDIKAN
Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok PT. NODJORONO
didapatkan data tingkat pendidikan pekerja di ruangan sektor A7 adalah
sebagai berikut:
Tingkat pendidikan
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
30 orang
45 orang
25 orang
Saat dilakukan pengkajian dengan kuisioner tentang pengetahuan
pekerja terhadap pentingnya penggunaan standart keselamatan kerja di
perusahaan rokok terhadap kesehatan pekerja, di dapatkan data:
1. 70 orang (70%) dari pekerja tidak mengetahui
2. 30 orang (30%) dari pekerja mengetahui
9.
REKREASI
Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, Hari libur untuk
pegawai dan pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari
jum’at pagi biasanya diadakan senam aerobik bersama oleh perusahaan yang
dilakukan di lapangan olah raga yang ada di belakang perusahaan.
Di akhir tahun biasanya juga diadakan rekreasi bersama yang di
fasilitasi oleh perusahaan yang juga dilakukan secara giliran atau gantian di
tiap ruangan sektor/ bagian produksi dalam perusahaan ini.
A. ANALISA DATA
NO.
1.
DATA
DS:
1. Pekerja mengatakan mengeluhkan
sering batuk-batuk.
2. Pekerja mengatakan tidak terlalu
memeperhatikan pentingnya
penggunaan masker dan sarung
tangan
DO:
1. 68 orang pekerja (68%) dari 100
pekerja di ruangan sektor A7
menegeluhkan sering batuk-batuk
dengan perincian:
2. 68 orang (100%) dari 68 orang
pekerja yang sering batuk terpajan
langsung dengan bahan produk
(tembakau).
a. 20 orang (29,4%)dari 68 pekerja
yang sering batuk mengalami
batuk menahun sekurangkurangnya selama 2 tahun.
b. 45 orang (66,1%) dari 68 pekeja
yang sering batuk saat batuk
selalu berdahak dan beriak.
c. 5 orang (7,35%) dari 68 pekerja
yang sering batuk positif
didiagnosa PPOK
ETIOLOGI
PROBLEM
Kurang
Resiko terjadinya
pengetahuan
peningkatan penyakit
pekerja tentang
akibat partikel
pentingnya K3
tembakau
bagi kesehatan dan (PPOK,ISPA) pada
keselamatan
pekerja perusahaan
pekerja
rokok di ruangan
sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
d. 20 orang (29,4%) dari 68 pekerja
yang sering batuk merasa dada
berat saat bernafas.
3. Riwayat penyakit pekerja ruangan
sektor A7 dalam satu tahun terakhir;
ISPA: 20 orang/ kasus (20%),
PPOK: 5 orang (5%), batuk 35 orang
(35%).
4. Pekerja yang tidak menggunakan
masker dan sarung tangan di
ruangan sektor A7 sebanyak 100
orang dari 100 orang pekerja
(100%).
5. 70 orang (70%) dari 100 pekerja
diruangan sektor A7 tidak
mengetahui pentingnya K3 bagi
kesehatan dan keselamatan mereka
6. Hanya 30 orang (30%) dari 100
pekerja diruangan sektor A7 tidak
mengetahui pentingnya K3 bagi
kesehatan dan keselamatan mereka
2.
DS:
1. Pekerja mengatakan jarang
melakukan cuci tangan setelah
melakukan pekerjaannya atau
sebelum makan karena keterbatasan
kamar mandi dan fasilitas yang
kurang mendukung (tidak ada sabun
cuci tangan di kamar mandi).
DO:
Ketidakadekuatan
Perilaku kesehatan
hygine perorangan
cenderung beresiko
pada pekerja
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
1. 25 orang (71,4%) dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan di
ruangan sektor A7 tidak mencuci
tangan setelah bekerja.
2. 10 orang (28,6%)dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan di
ruangan sektor A7 mencuci tangan
tapi dengan prosedur yang kurang
benar.
3. 40 orang(72,7%) dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan di
ruangan sektor A7 tidak mencuci
tangan setelah bekerja.
4. 15 orang (27,3%)dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan di
ruangan sektor A7 mencuci tangan
tapi dengan prosedur yang kurang
benar.
3.
DS:
1. Pekerja mengatakan sering
mengalami pegal di daerah
punggung dan leher.
2. Petugas klinik perusahaan
mengatakan telah ada program
senam aerobic tiap jum’at pagi tetapi
antusias pekerja untuk mengikuti
kurang bahkan digunakan sebagai
ajang datang terlambat untuk bekerja
DO:
1. 55 orang dari 55 orang (100%)
jumlah pekerja dibagian pelintingan
Posisi tubuh saat
Resiko cidera pada
bekerja yang salah
pekerja perusahaan
pada pekerja
rokok di ruangan
sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
rokok di ruangan sektor A7
mengeluhkan sering merasa pegal di
daerah leher dan punggungnya.
a. 30 orang (54,5%) dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan
rokok di ruangan sektor A7
duduk dengan posisi duduk yang
salah/ terlalu membungkuk.
b. 25 orang (43,5%) dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan
rokok di ruangan sektor A7 tidak
menggerak-gerakkan badannya
untuk merelaksasi tubuhnya/
berada dalam posisi duduk yang
sama dalam waktu yang lama.
2. Pekerja yang mengikuti senam
aerobic pagi pada hari jum’at (19
november 2012) di ruangan sektor
A7 sebanyak 60 orang (60%) dari
jumlah seluruh pekerja di ruangan
sektor A7
B. PENAMPISAN MASALAH
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan
masalah untuk menentukan perioritas masalah, adapun penapisan masalah
tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
No
Masalah Kesehatan
.
1.
Resiko terjadinya
peningkatan penyakit
KRITERIA
Score
1 2 3 4 5 6 7 8
5 5 5 5 4 3 4 3 34
Keterangan
Keterangan kriteria:
1.
akibat partikel
Sesuai dg peran
tembakau
perawat komunitas
2.
Resiko
(PPOK,ISPA) pada
terjadi/jumlah yang
pekerja perusahaan
beresiko
rokok di ruangan sektor
3.
Resiko parah
A7 PT. NOJORONO
4.
Potensi utk
kudus jawa tengah
pend.kesehatan
berhubungan dengan
5.
Kurang pengetahuan
Interest utk
komunitas
dan kesadaran pekerja
6.
tentang pentingnya K3
Kemungkinan
2.
diatasi
bagi kesehatan dan
7.
Relevan dg program
keselamatan pekerja
Perilaku kesehatan
8.
Tersedianya sumber
5 4 4 5 4 4 4 3 33
daya
cenderung beresiko
pada pekerja
Keterangan Pembobotan:
perusahaan rokok di
1. Sangat rendah
ruangan sektor A7 PT.
2. Rendah
NOJORONO kudus
3. Cukup
jawa tengah
4. Tinggi
berhubungan dengan
5. Sangat tinggi
Ketidakadekuatan
hygine perorangan pada
pekerja
3.
Resiko cidera kerja
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
berhubungan dengan
Posisi tubuh saat
bekerja yang salah pada
pekerja
4 5 3 4 4 4 3 4 31
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan scoring di atas, maka prioritas diagnosa keperawatan
komunitas pada pekerja perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO adalah sebagai berikut:
No
Diagnosa Keperawatan
.
Resiko
terjadinya
peningkatan
penyakit
akibat
Score
partikel
tembakau
(PPOK,ISPA) pada pekerja perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT.
1.
NOJORONO kudus jawa tengah berhubungan dengan Kurang pengetahuan
34
pekerja dan kesadaran tentang pentingnya K3 bagi kesehatan dan
keselamatan pekerja.
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada pekerja perusahaan rokok di
2.
ruangan sektor A7 PT. NOJORONO kudus jawa tengah berhubungan
33
dengan Ketidakadekuatan hygine perorangan pada pekerja.
Resiko cidera kerja pada pekerja perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT.
3.
NOJORONO kudus jawa tengah berhubungan dengan Posisi tubuh saat
bekerja yang salah pada pekerja.
31
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan kerja merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang di
tujukan kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Kegunaannya untuk mencapai derajat keaehatan dan kesejahteraan tenaga kerja
serta meningkatkan produksi yang berlandeaskan pada meningkatkan efisiensi
dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi. Tugas keperawatan yang
dapat dilakukan oleh perawat industri meliputi kesehatan lingkungan kerja,
kesehatan pekerjadan keselamatan kerja.
B. SARAN
1. Bagi Pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat dan baik di
dalam tempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kepuasan kerja akan
meningkat ketika mereka menyadari bahwa perusahaan peduli dengan
kesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih optimal
dalam produktivitas kerja.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan
yang menyelenggarakan
program PKDTK
(Promosi
Kesehatan Dalam Tempat Kerja) tentu lebih memperlihatkan kepada
karyawannya bahwa mereka peduli terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Pekerja yang puas dengan iklim
kerja mereka tentu akan lebih loyal kepada perusahaan. Dengan
demikian,angka turn over pekerja akan semakin rendah. Akibatnya biaya
untuk proses rekruitmen dan pelatihan karyawan baru,akan berkurang.
Pekerja sehat tentu akan lebih produktif yang akan meningkatkan
produktivitas perusahaan pada akhirnya. Selain itu pekerja sehat juga akan
mengurangi biaya kompensasi perusahaan untuk mengobati karyawan yang
sakit. Lebih jauh lagi,perusahaan juga dapat memperoleh citra positif baik
dari masyarakat,pemerintah maupun para mitra pebisnis mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.academia.edu/62111163/askep_komunitas_kesehatan_kerja.
Diakses pada 15 September 2014, jam 11.30 WIB
Mubarok,Wahit Iqbal,dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta :
Salemba Medika
Soeripto. 2008. Hiegiene Industri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : aplikasi dalam praktik.
Jakarta : EGC
UNIMED-NonDegree-22832-babII_fero_2.pdf-Adobe Reader. Diakses pada 16
September 2014, jam 13.00 WIB
LINGKUNGAN KERJA
HIGIENE PERUSAHAAN KERJA (INDUSTRI)
Disusun Guna Melengkapi Tugas Komunitas III
Pembimbing Dwi Retnaningsih,S.Kep, Ns, M.Kes
Disusun oleh :
1. Nurul Aini
1107049
2. Nurul Lailatul M
1107051
3. Oki Hermawan
1107053
4. Prasita Dwi N.H
1107055
5. Risang Pandu S.A
1107057
6. Samsul Hadi
1107059
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Area
Lingkungan Kerja”
Dalam penyusunan makalah ini,tidak luput dari berbagai kendala.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam pembuatan makalah ini
tidak lain berkat bantuan serta bimbingan. Oleh karena itu,penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Dwi Retnaningsih,S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbingyang selalu
memotivasi serta memberikan dukungan serta bimbingannya,
2. Semua teman – teman yang telah banyak mengeluarkan inspirasi.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini akan menambah pengetahuan
bagi para pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu,kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
terwujudnya kesempurnaan dalam penyusunan makalah.
Semarang, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 1
B. TUJUAN............................................................................................................. 1
BAB II KONSEP TEORI
A. DEFINISI KOMUNITAS.................................................................................. 3
B. KEPERAWATAN KOMUNITAS..................................................................... 3
C. DEFINISI HIGIENE INDUSTRI....................................................................... 3
D. TUJUAN HIGIENE INDUSTRI........................................................................ 4
E. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA................ 4
F. MASALAH KESEHATAN KERJA YANG MENURUNKAN
PRODUKTIVITAS KERJA............................................................................... 5
G. PENYAKIT AKIBAT KERJA........................................................................... 5
H. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA BAIK.............................. 6
I. EVALUASI LINGKUNGAN KERJA................................................................. 7
J. CARA MELINDUNGI MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI .................... 9
K. PENGAWASAN UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KERJA....................... 10
L. USAHA KESEHATAN KERJA YANG BAIK................................................. 10
M. ILMU KESEHATAN KERJA........................................................................... 11
N. PENYAKIT AKIBAT KERJA........................................................................... 12
O. MENGETAHUI KESEHATAN & KESEHATAN KERJA (K3) ..................... 13
BAB III KASUS.................................................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................. 31
B. SARAN.............................................................................................................. 31
DAFTAR PUTAKA............................................................................................................ 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki sistem
sanitasi
demi
menjaga
hiegien
industri
dan
lingkungan
di
sekitar
industri.Berdasarkan modal uang digunakan industri,dapat dikelompokkan
menjadi industri dasar (industri besar), industri menengah (aneka industri), dan
industri kecil. Industri kecil dengan tekhnologi sederhana atau tradisional dan
dengan jumlah modal yang relatife terbatas merupakan industri yang banyak
bergerak disektor informal. Hampir 80 % dari semua tenaga kerja di perlukan
disektor ini (Depkes RI,1992).
Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai jenis industri serta
majunya teknologi, penggunaan bahan dan produksi bahan kimia juga semakin
meningkat.Bukan hanya sector industri, tetapi juga merambat ke sector lainnya.
Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik perusahaan formal maupun informal. Perusahaan formal umumnya
sudah mempunyai sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah
baku,tetapi industri industri di sector informal masih banyak yang belum
memeiliki dan belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang di harapkan
(Wahit;323;2009)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area lingkungan
kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan definisi komunitas
b. Mampu menjelaskan keperawatan komunitas
c. Mampu menjelaskan higiene industri
d. Mampu menjelaskan tujuan higiene industri
e. Mampu menjelaskan kegiatan higiene perusahaan dan kesehatan kerja
f. Mampu
menjelaskan masalah kesehatan kerja yang menurunkan
produktivitas kerja
g. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
h. Mampu menjelaskan upaya pencegahan lingkungan kerja menjadi baik
i. Mampu menjelaskan evaluasi lingkungan kerja
j. Mampu menjelaskan cara melindungi masyarakat sekitar industri dan
umum
k. Mampu menjelaskan pengawasan untuk menggunakan alat kerja
l. Mampu menjelaskan usaha kesehatan kerja yang baik
m. Mampu menjelaskan ilmu kesehatan kerja
n. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
o. Mampu menjelaskan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
BAB II
KONSEP TEORI
A. KOMUNITAS
Menurut Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan
orang orang atau sistem sosial. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990),
komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa
identitas suatu komunitas (Wahit;2;2009).
B. KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut Ruth B. Freeman (1981), adalah Kesatuan yang unik dari
praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang di tujukan pada
pengembengan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,kelompok khusus
atau masyarakat. Pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan
untuk masyarakat (Wahit;2;2009).
Sedangkan menurut Depkes RI (1986), merupakan suatu upaya
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut sertakan tim
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih tinggi (Wahit;2;2009).
C. HIGIENE INDUSTRI
Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh
kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan ( Soeripto;8;2008).
Higiene industri adalah sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga
kerja menjadi sumber daya manusia yang disiplin didikatif, penuh tanggung
jawab, dan mampu bekerja secara produktif dan efisien ( Soeripto;8;2008).
Menurut Wahit (2009), definisi higiene meliputi :
1. Higiene perusahaan, merupakan spesialisali dalam ilmu higiene beserta
pratiknya dengan mengadakan penilaian pada faktor penyebab penyakit
dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya
digunakan untuk koreksi lingkungan perusahaan, dengan menitik beratkan
pada pencegahan agar pekerjaan dan masyarakat terhindar dari bahaya akibat
kerja.
2. Kesehatan kerja meupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat
kesehatan setinggi tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
3. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah bagian dari usaha kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar
perusahaan, dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil
produki perusahaan
D. TUJUAN HIGIENE INDUSTRI
Higiene dan kesehatan kerja digunakan sebagai alat untuk mencapai
derajat kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja yang setinggi-tingginya serta
sebagai
alat
untuk
meningkatkan
produksi
yang
berlandaskan
pada
meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi
(Wahit;324;2009)
E. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA
Kegiatan higiene yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
menciptakan kesehatan lingkungan kerja adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja
2. Maintenance and increasing kesehatan tenaga kerja
3. Care, effiecieny, increasing dan productivity balance tenaga kerja
4. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja
5. Meningkatkan semangat dalam bekerja
6. Perlindungan masyarakat kerja dari bahaya pencemaran
7. Perlindungan masyarakat luas
8. Pemeliharaan dan meningkatan higiene sanitasi perusahaan
(Wahit;324;2009)
F. MASALAH
KESEHATAN
KERJA
YANG
MENURUNKASN
PRODUKTIVITAS KERJA
1. Penyakit umum pada pekerja antara lain kusta, TB paru, penyakit jantung,
kanker, kecacatan dan lain-lain
2. Penyakit yang timbul akibat kerja, misalnya pneumoconiosis dan dermatosis.
Pneumoconiosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh asbes, dengan gejala
seperti batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan sianosis. Pengobatan cukup sulit
dan hanya bersifat mengurangikeluhan, seperti jika infeksi diberi antibiotic,
gizi ditingkatkan, juga jika kanker diberi obat sitostatika. Upaya prefentif :
skrining, promosi kesehatan, penggunaan alat pelindung masker, kaca mata,
subsitusi untuk menyaring debu seperti cerobong asap, water spray, dan
exhauste.
3. Gizi buruk. Gizi buruk saat ini telah bermunculan hampir disemua kabupaten,
hal ini disebabkan :
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi bagi anggota
keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi anggotaq
keluarga
c. Pola hidup yang salah
d. Stok bahan makanan yang tidak ada.
(Wahit;324;2009)
G. PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penyebab penyakit akibat kerja, antara lain sebagai berikut :
1. Faktor fisik meliputi :
a. Kebisingan
b. Suhu
c. Kelembapan udara
d. Kecepatan angin
e. Getaran
f. Radiasi
g. Tekanan udara
2. Faktor kimia meliputi :
a.
Gas
b.
Uap debu
c.
Fume
d.
Kabut
e.
Asap
3. Faktor biologis meliputi :
a.
Bakteri
b.
Virus
c.
Jamur
d.
Cacing
4. Faktor fisiologis meliputi :
a.
Sikap dan cara kerja
b.
Jam kerja
c.
Istirahat
d.
Shift kerja
e.
Lembur
5. Faktor mental meliputi :
a.
Suasana kerja
b.
Hubungan antara pekerjaan
c.
Pengusaha
(Wahit;324;2009)
H. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA MENJADI BAIK
Upaya yang dilakukan agar higiene lingkungan kerja menjadi baik adalah
sebagai berikut :
1.
Subsitusi, yaitu mengganti bahan yang berbahaya dengan yang kurang atau
tidak berbahaya
2.
Isolasi, mengisolasi proses-proses berbahaya dari perusahaan
3.
Ventilasi umum, mengalihkan udara sebanyak hitungan ruan kerja
4.
Ventilasi keluar setempat, menghisap udara dari suatu ruang kerjaagar
bahan-bahan yang berbahaya dihisap dan dialihkan keluar
5.
Alat pelindung perorangan, misalnya masker, kacamata, sarung tangan,
sepatu, topi, penutup telinga, dan pakaian pelindung
6.
Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan berkala
7.
Informasi sebelum bekerja
8.
Pendidikan tentang kesehatan kerja dan keselamatan kerja
(Wahit;325;2009).
I. EVALUASI LINGKUNGAN KERJA
Evaluasi lingkungan kerja ditujukan pada faktor fisik dan kimia.Faktor
fisikmeliputi kebisingan, suhu, dan lainnya. Kebisingan dalam perusahaan
disebablan oleh suara-suara yang dihasilkan oleh proses produksi, terutama
mesin dan perkakas kerja. Bunyi yang dapat didengar oleh manusia memiliki
rentang frekuensi 16-20.000 Hz, tiap bunyi memiliki intensitisitas yang
dinyatakan dalam dB. Bunyi yang membahayakan adalah bunyi dengan
intensitas diatas 80 dB. Alat untuk mengukur kebisingan adalah sound level
meter, mikrofon, dan sound analyzer. Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara
mesin jika melenihi NAB dapat mengganggu pendengaran bahkan berefek pada
ketulian. Nilai ambang batas (NAB) adalah kadar yang pekerja sanggup
menghadapi dengan tidak menunjukan penyakit atau kelainan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Sedangkan MAC
(maximum allowable concentration) atau KTD (kadar tertinggi diperkenankan)
adalah nilai tertinggi kadar zat, yang pekerja tidak menderita penyakit atau
gangguan kesehatan oleh karenanya. Sementara itu, suhu udara diukur dengan
thermometer. Comfort zone sangat penting untuk diperhatiakan, suhu nyaman
berkisar 19-24˚C. pada suhu 31˚C orang dapat bekerja penuh tanpa keluahan,
dan pada suhu 100˚C dapat bekerja selama beberapa menit saja. Penerangan
diukur dengan luksmeter. Bekerja sedikitnya membutuhkan penerangan 1.000
liks (Wahit,2009).
Bahan kimia juga dapat menjadi faktor penyebab penyakit akibat kerja.
Sifat dan derajat racunbahan kimia dalam industri bergantung pada :
1. Sifat fisik bahan kimia tersebut .
a. Gas, bentuk wujud zat yang tidak punya bangun sendiri
b. Uap, bentuk gas dari zat-zat (yang dalam keadaan bisa berbentuk zat
padat/cair)
c. Debu, partikel-partikel zat padat (disebabkan kekuatan alami atau
mekanik)
d. Kabut, titik cairan halus dalam udara terjadi dari kondensasi bentuk uap
atau dari pemecahan zat cair menjadi tingkat dispresi, misalnya
“foaming”
e. Uap ( fume), partikel-partikel zat padat terjadi karena kondensasi dari
bentuk gas (penguapan banda padat yang dipijarkan dan biuasanya
disertai oksidasi kimiawi, sehingga terbentuk zat seperti ZnO, PbO, dan
lainnya
f. Awan, partikel cair sebagai hasil kondensasi dari fase gas
g. Asap, pada umumnya partikel-partikel zat karbon yang ukurannya 25 tahun
A.
5
orang
PENGKAJIAN
1.
Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten
kudus jawa tengah dengan luas bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1
Ha. Pabrik ini berada di tepi jalan raya yang merupakan akses utama di
kota kudus. Terdiri dari beberapa ruangan sektor yang didalamnya
terdapat berbagai macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan
tembakau dan rokok diantaranya adalah bagian penyortiran tembakau,
penyimpanan
tembakau,
produksi
tembakau,
pelintingan
rokok,
pengepakan rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll. Ruangan sektor
A7 merupakan salah satu ruangan di perusahan rokok PT. NOJORONO
yang terbagi menjadi beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian
pelintingan, pengepakan rokok dan pengawasan. Jumlah pekerja di
ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang (perincian berdasarkan
karakteristik umum ada di tabel yang tersedia di awal) sebagaian besar
bekerja adalah orang jawa 85 orang (85%) dan berasal dari madura
sebanyak 15 orang (15%).
b.
Status kesehatan komunitas
Dari pengkajian (anamnesa) dan kuisioner yang dilakukan
mahasiswa langsung kepada para pekerja diruangan sektor A7
didapatkan hasil:
1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk
15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering pusing
Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan
2. Tanda-tanda vital*
TD:
< 110/70 mmHg
110/70mmHg-130/90mmHg
>130/90 mmHg
: 5 orang (5%)
: 75 orang (75%)
: 20 orang (20%)
3. Nadi:
60-80x/menit
: 90 orang (90%)
80-100x/menit
: 10 orang (10%)
4. RR:
16-24x/menit
: 90 orang (90%)
>24x/ menit
: 10 orang (10%)
5. Suhu tubuh:
36,5°C-37°C
c.
: 100 orang (100%)
Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) *
1. ISPA
: 20 orang/ kasus (20%)
2. PPOK
: 5 orang (5%)
3. Diare
: 5 orang (5%)
4. Batuk
: 35 orang (35%)
5. Demam
: 15 orang (15%)
6. Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 20 orang (20%)
Ket: (*) : data dari klinik perusahaan pada tanggal 12 November
2012
d. Riwayat penyakit komunitas
Data diambil dari 68 orang pekerja (68%) yang mengeluhkan
sering batuk-batuk, kami melakukan pengkajian dengan memberikan
kuisioner kepada 68 pekerja tersebut, dengan hasil:
No.
Karakteristik
Frekuensi
Presentase
%
Menderita batuk berdahak minimal 30
1.
kali setahun, sekurang-kurangnya 2
20 orang
29,4%
2.
tahun beruntun
Mempunyai riwayat merokok
Terpajan langsung dengan bahan
40 orang
58,8%
68 orang
100%
6 orang
8,82%
10 orang
6,8%
5 orang
7,35%
5 orang
7,35%
45 orang
66,1%
5 orang
7,35%
20 orang
29,4%
3.
4.
5.
6.
7.
8.
produk
Mempunyai keluarga dengan riwayat
bronkitis dan emsifema
Sering mengalami sesak nafas saat
aktivitas sedang (jalan cepat, naik
tangga)
Pernah merasa sesak atau nafas sulit
bahkan pada saaat istirahat
Pernah merasa sesak nafas menetap
dan makin lama makin berat
Saat Batuk selalu berdahak dan beriak
Pernah memeriksakan ke dokter atau
tempat pelayanan kesehatan baik
9.
umum maupun yang ada di perusahaan
dan positif dinyatakan penderita PPOK
10.
e.
(bronkhitis kronis, emfisema)
Pernah merasa dada terasa berat saat
bernafas
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas
Para pekerja mendapat istirahat makan siang dari peusahaan,
makan siang rutin dilaksanakan tiap pukul 13.00 WIB di kantin pabrik.
f.
Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja didapat dari minuman
yang dibawa oleh para pekerja dari rumah.
g.
Pola istirahat tidur
Para pekerja mengatakan bahwa istirahat tidur mereka biasanya
dilakukan pada malam hari saat pulang bekerja karena waktu bekerja
mereka adalah 9 jam mulai pukul 8 pagi-5 sore.
h. Pola eliminasi
Saat dilakukan anamnesa kepeada para pekerja Sebanyak 35
orang dari 55 orang (63,6%) pekerja bagian pelintingan rokok
mengatakan pernah sakit “anyang-anyangan”, hal ini ternyata
disebabkan oleh 20 orang (57,1%) kurang sering minum air putih saat
bekerja, 15 orang (42,8%) menahan BAK karena jarak kamar mandi
dengan ruang pelintingan agak jauh. Sedangkan pada bagian
penegepakan sebanyak 15 orang dari 35 orang pekerja (42,8%)
mengeluhkan sakit “anyang-anyangan” hal ini disebabkan karena 10
orang (66,6%) kurang sering minum air putih saat bekerja, 5 orang
(33,3%) menahan BAK karena jarak kamar mandi dengan ruangan agak
jauh.
i. Pola aktivitas gerak
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja sebanyak 55 orang
dari 55 orang (100%) jumlah pekerja pelintingan rokok mengeluhkan
sering merasa pegal di daerah leher dan punggungnya. Saat dilakukan
observasi secara langsung ternyata sebanyak 30 orang (54,5%) pekerja
duduk dengan posisi duduk yang salah/ terlalu membungkuk, 25 orang
(43,5%) tidak menggerak-gerakkan badannya untuk merelaksasi
tubuhnya/ berada dalam posisi duduk yang sama dalam waktu yang
lama. Sedangkan dibagian pengepakan dari 35 orang pekerja 25 orang
(71,4%) mengeluhkan sering merasa pegal di daerah leher dan
punggungnya 10 orang (28,6%) tidak ada keluhan. Penyebabnya 15
orang (60%) duduk dengan posisi duduk yang salah, 10 orang (40%)
tidak menggerak-gerakkan badannya untuk merelaksasi tubuhnya atau
berada dalam posisi duduk yang sama dalam waktu yang lama. Untuk
bagaian pengawasan tidak ada keluhan.
j.
Pola pemenuhan kebersihan diri
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari
35 orang pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan
setelah bekerja sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan
prosedur yang kurang benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55
orang pekerja dibagian pelintingan (72,7%) tidak mencuci tangan
setelah bekerja, sisanya 15 orang (27,3%) mencuci tangan tapi dengan
prosedur yang kurang benar.
k.
Status psikososial
Antar kelompok pekerja tidak pernah mengalami pertengkaran
atau perselisihan karena mereka menganggap semua pekerja saling
bersaudara karena sudah bekerja bersama dalam waktu yang lama, antar
pekerja saling membantu dan memberikan dukungan bila ada masalah.
l.
Status pertumbuhan dan perkembangan
a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
Berdasarkan
data
dari
klinik
perusahaan
semua
pekerja
mendapatkan asuransi kesehatan, dan bisa periksa atau berobat
secara gratis di klinik tersebut tetapi data klinik perusahaan
menunjukkan:
No.
1.
2.
3.
Karakteristik
Pekerja yang memeriksakan
kesehatan secara rutin ke klinik
Pekerja yang memeriksakan
kesehatannya saat sakit saja
Pekerja yang tidak pernah/
belum pernah datang ke klinik
untuk
memeriksakan
Frekuensi
Presentase (%)
25 orang
25%
35 orang
35%
40 orang
40%
kesehatannya
b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
Setelah dilakukan pengkajian melalui observasi langsung kepada
100 pekerja di ruangan sektor A7 didapatkan hasil:
No.
Pola
1.
peri
2.
Karakteristik
Jenis
Ferekuensi
Presentase(%)
55 orang
100%
Tidak
pekerjaan
a. Pelintingan
menggunakan
b. Pengepakan
35 orang
100%
masker saat bekerja c. pengawasan
Tidak
a.Pelintingan
10 orang
100%
55 orang
100%
35 orang
100%
10 orang
100%
menggunakan
sarung tangan saat
bekerja
b.
Penge
pakan
c. Pengawasa
n
c) lHasil tidak sehat dalam komunitas
Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 25 orang dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan (71,4%) tidak mencuci tangan setelah bekerja
sisanya 10 orang (28,6%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang kurang
benar, sedangkan sebanyak 40 orang dari 55 orang pekerja dibagian
pelintingan (72,7%) tidak mencuci tangan setelah bekerja, sisanya 15 orang
(27,3%) mencuci tangan tapi dengan prosedur yang kurang benar.
2.
DATA LINGKUNGAN FISIK
Luas bangunan pabrik rokok ini seluas 1 Ha terdiri dari ruangan
sektor A1-A7 (A1-A4: gudang tembakau, A5: laboratorium, A6: penyortiran
A7: pelintingan, pengepakan rokok), kantin, masjid, klinik, garasi untuk
angkutan perusahaan, aula perusahaan, tempat penyaringan limbah pabrik.
Sedangkan untuk ruangan sektor A7 sendiri memiliki luas bangunan 100x50
meter bentuk bangunan berupa ruangan luas yang lapang dengan meja-meja
tempat pelintingan, pengepakan dan terdapat 2 kamar mandi di dalamnya.
Jenis bangunannya permanen atap bangunan berupa genting sintesis dengan
dinding terbuat dari tembok dengan lantai dari semen/ plesteran, ventilasi di
ruangan ini berasal dari jendela –jendela kecil di atas tembok yang berjumlah
masing-masing 10 buah di kiri dan kanan sisi bangunan total 20 buah,
penerangan ruangan berasal dari pintu ruangan besar yang di buka saat jam
kerja bila menjelang sore terdapat lampu neon yang memberikan
pencahayaan diruangan ini. Kebersihan di dalam ruangan cukup rapi dan
bersih. Kondisi kamar mandi bersih tetapi jumlahnya sangat terbatas dan
jaraknya cukup jauh dari tempat pengolahan.
Pembuangan
limbah
perusahaan
di
olah
dengan
melakukan
penyaringan zat-zat berbahaya dengn alat penyaring yang berada di ruang
penyaringan limbah di sebelah ruangan sektor A7 (di belakang pabrik) dan
sisanya di buang disungai besar yang ada di kota kudus.
3.
PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL
Di perusahaan PT. NODJORONO terdapat sebuah klinik kesehatan
yang disediakan untuk seluruh pekerja dan pegawai diperusahaan ini. Sumber
daya yang ada di klinik ini adalah terdapat 1 orang dokter umum, 2 perawat
dan 3 petugas nonmedis, fasilitas alat yang dimiliki klinik ini terdiri dari 2
kamar tidur, obat-obatan yang cukup lengkap dan memiliki 1 ambulance.
Sistem rujukan di perusahaan ini bekerja sama dengan RSUD kabupaten
kudus. Selain itu di perusahaan ini memiliki 1 kantin yang berisi barangbarang keperluan sehari-hari para pekerja dan pegawai lokasi mini market ini
di bagian depan pabrik disamping klinik.
4.
EKONOMI
Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan sektor 7 untuk bagian
pelintingan dan pengepakan sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian
pengawas sekitar 1,5-2 juta rupiah.
5. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
Sistem keamanan perusahaan cukup baik dengan adanya satpam di
setiap sektor ruangan dan juga adanya CCTV di tiap ruang produksi. Untuk
penanggulangan kebakaran terdapat alat pemadam kebakaran manual di
setiap ruangan produksi dan perusahaan ini juga memiliki 1 unit mobil
pemadam kebakaran milik perusahaan selain itu perusahaan juga bekerjasama
dengan dinas pemadam kebakaran kota untuk menanggulangi jika terjadi
masalah kebakaran. Penanggualangan polusi dengan dipasang alat blower
untuk ventilasi agar tidak terjadi polusi di dalam pabrik.
6. POLITIK DAN KEAMANAN
Perusahaan rokok PT. NODJORONO merupakan perusahaan milik
swasta yang dimiliki oleh Tn. HK.
7.
SISTEM KOMUNIKASI
Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja di ruangan sektor
A7 sebagaian besar menggunakan alat komunikasi telfon genggam (HP)
sebagai alat komunikasi antara pekerj, keluarga dan masyarakatnya.
Sednagkan sistem komunikasi dalam perusahaan menggunakan telfon yang
ada disetiap ruangan sektor dan apabila ada informasi atau pengumuman
dari perusahaan akan disiarkan melalui pengeras suara yang ada di setiap
ruangan di perusahaan ini. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antar
pekerja sehari-hari di ruangan sektor A7 mayoritas dengan menggunakan
bahasa jawa dan sebagaian kecil menggunakan bahasa madura.
8.
PENDIDIKAN
Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok PT. NODJORONO
didapatkan data tingkat pendidikan pekerja di ruangan sektor A7 adalah
sebagai berikut:
Tingkat pendidikan
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
30 orang
45 orang
25 orang
Saat dilakukan pengkajian dengan kuisioner tentang pengetahuan
pekerja terhadap pentingnya penggunaan standart keselamatan kerja di
perusahaan rokok terhadap kesehatan pekerja, di dapatkan data:
1. 70 orang (70%) dari pekerja tidak mengetahui
2. 30 orang (30%) dari pekerja mengetahui
9.
REKREASI
Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, Hari libur untuk
pegawai dan pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari
jum’at pagi biasanya diadakan senam aerobik bersama oleh perusahaan yang
dilakukan di lapangan olah raga yang ada di belakang perusahaan.
Di akhir tahun biasanya juga diadakan rekreasi bersama yang di
fasilitasi oleh perusahaan yang juga dilakukan secara giliran atau gantian di
tiap ruangan sektor/ bagian produksi dalam perusahaan ini.
A. ANALISA DATA
NO.
1.
DATA
DS:
1. Pekerja mengatakan mengeluhkan
sering batuk-batuk.
2. Pekerja mengatakan tidak terlalu
memeperhatikan pentingnya
penggunaan masker dan sarung
tangan
DO:
1. 68 orang pekerja (68%) dari 100
pekerja di ruangan sektor A7
menegeluhkan sering batuk-batuk
dengan perincian:
2. 68 orang (100%) dari 68 orang
pekerja yang sering batuk terpajan
langsung dengan bahan produk
(tembakau).
a. 20 orang (29,4%)dari 68 pekerja
yang sering batuk mengalami
batuk menahun sekurangkurangnya selama 2 tahun.
b. 45 orang (66,1%) dari 68 pekeja
yang sering batuk saat batuk
selalu berdahak dan beriak.
c. 5 orang (7,35%) dari 68 pekerja
yang sering batuk positif
didiagnosa PPOK
ETIOLOGI
PROBLEM
Kurang
Resiko terjadinya
pengetahuan
peningkatan penyakit
pekerja tentang
akibat partikel
pentingnya K3
tembakau
bagi kesehatan dan (PPOK,ISPA) pada
keselamatan
pekerja perusahaan
pekerja
rokok di ruangan
sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
d. 20 orang (29,4%) dari 68 pekerja
yang sering batuk merasa dada
berat saat bernafas.
3. Riwayat penyakit pekerja ruangan
sektor A7 dalam satu tahun terakhir;
ISPA: 20 orang/ kasus (20%),
PPOK: 5 orang (5%), batuk 35 orang
(35%).
4. Pekerja yang tidak menggunakan
masker dan sarung tangan di
ruangan sektor A7 sebanyak 100
orang dari 100 orang pekerja
(100%).
5. 70 orang (70%) dari 100 pekerja
diruangan sektor A7 tidak
mengetahui pentingnya K3 bagi
kesehatan dan keselamatan mereka
6. Hanya 30 orang (30%) dari 100
pekerja diruangan sektor A7 tidak
mengetahui pentingnya K3 bagi
kesehatan dan keselamatan mereka
2.
DS:
1. Pekerja mengatakan jarang
melakukan cuci tangan setelah
melakukan pekerjaannya atau
sebelum makan karena keterbatasan
kamar mandi dan fasilitas yang
kurang mendukung (tidak ada sabun
cuci tangan di kamar mandi).
DO:
Ketidakadekuatan
Perilaku kesehatan
hygine perorangan
cenderung beresiko
pada pekerja
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
1. 25 orang (71,4%) dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan di
ruangan sektor A7 tidak mencuci
tangan setelah bekerja.
2. 10 orang (28,6%)dari 35 orang
pekerja dibagian pengepakan di
ruangan sektor A7 mencuci tangan
tapi dengan prosedur yang kurang
benar.
3. 40 orang(72,7%) dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan di
ruangan sektor A7 tidak mencuci
tangan setelah bekerja.
4. 15 orang (27,3%)dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan di
ruangan sektor A7 mencuci tangan
tapi dengan prosedur yang kurang
benar.
3.
DS:
1. Pekerja mengatakan sering
mengalami pegal di daerah
punggung dan leher.
2. Petugas klinik perusahaan
mengatakan telah ada program
senam aerobic tiap jum’at pagi tetapi
antusias pekerja untuk mengikuti
kurang bahkan digunakan sebagai
ajang datang terlambat untuk bekerja
DO:
1. 55 orang dari 55 orang (100%)
jumlah pekerja dibagian pelintingan
Posisi tubuh saat
Resiko cidera pada
bekerja yang salah
pekerja perusahaan
pada pekerja
rokok di ruangan
sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
rokok di ruangan sektor A7
mengeluhkan sering merasa pegal di
daerah leher dan punggungnya.
a. 30 orang (54,5%) dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan
rokok di ruangan sektor A7
duduk dengan posisi duduk yang
salah/ terlalu membungkuk.
b. 25 orang (43,5%) dari 55 orang
pekerja dibagian pelintingan
rokok di ruangan sektor A7 tidak
menggerak-gerakkan badannya
untuk merelaksasi tubuhnya/
berada dalam posisi duduk yang
sama dalam waktu yang lama.
2. Pekerja yang mengikuti senam
aerobic pagi pada hari jum’at (19
november 2012) di ruangan sektor
A7 sebanyak 60 orang (60%) dari
jumlah seluruh pekerja di ruangan
sektor A7
B. PENAMPISAN MASALAH
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan
masalah untuk menentukan perioritas masalah, adapun penapisan masalah
tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
No
Masalah Kesehatan
.
1.
Resiko terjadinya
peningkatan penyakit
KRITERIA
Score
1 2 3 4 5 6 7 8
5 5 5 5 4 3 4 3 34
Keterangan
Keterangan kriteria:
1.
akibat partikel
Sesuai dg peran
tembakau
perawat komunitas
2.
Resiko
(PPOK,ISPA) pada
terjadi/jumlah yang
pekerja perusahaan
beresiko
rokok di ruangan sektor
3.
Resiko parah
A7 PT. NOJORONO
4.
Potensi utk
kudus jawa tengah
pend.kesehatan
berhubungan dengan
5.
Kurang pengetahuan
Interest utk
komunitas
dan kesadaran pekerja
6.
tentang pentingnya K3
Kemungkinan
2.
diatasi
bagi kesehatan dan
7.
Relevan dg program
keselamatan pekerja
Perilaku kesehatan
8.
Tersedianya sumber
5 4 4 5 4 4 4 3 33
daya
cenderung beresiko
pada pekerja
Keterangan Pembobotan:
perusahaan rokok di
1. Sangat rendah
ruangan sektor A7 PT.
2. Rendah
NOJORONO kudus
3. Cukup
jawa tengah
4. Tinggi
berhubungan dengan
5. Sangat tinggi
Ketidakadekuatan
hygine perorangan pada
pekerja
3.
Resiko cidera kerja
pada pekerja
perusahaan rokok di
ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO kudus
jawa tengah
berhubungan dengan
Posisi tubuh saat
bekerja yang salah pada
pekerja
4 5 3 4 4 4 3 4 31
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan scoring di atas, maka prioritas diagnosa keperawatan
komunitas pada pekerja perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT.
NOJORONO adalah sebagai berikut:
No
Diagnosa Keperawatan
.
Resiko
terjadinya
peningkatan
penyakit
akibat
Score
partikel
tembakau
(PPOK,ISPA) pada pekerja perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT.
1.
NOJORONO kudus jawa tengah berhubungan dengan Kurang pengetahuan
34
pekerja dan kesadaran tentang pentingnya K3 bagi kesehatan dan
keselamatan pekerja.
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada pekerja perusahaan rokok di
2.
ruangan sektor A7 PT. NOJORONO kudus jawa tengah berhubungan
33
dengan Ketidakadekuatan hygine perorangan pada pekerja.
Resiko cidera kerja pada pekerja perusahaan rokok di ruangan sektor A7 PT.
3.
NOJORONO kudus jawa tengah berhubungan dengan Posisi tubuh saat
bekerja yang salah pada pekerja.
31
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan kerja merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang di
tujukan kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial.
Kegunaannya untuk mencapai derajat keaehatan dan kesejahteraan tenaga kerja
serta meningkatkan produksi yang berlandeaskan pada meningkatkan efisiensi
dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi. Tugas keperawatan yang
dapat dilakukan oleh perawat industri meliputi kesehatan lingkungan kerja,
kesehatan pekerjadan keselamatan kerja.
B. SARAN
1. Bagi Pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat dan baik di
dalam tempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kepuasan kerja akan
meningkat ketika mereka menyadari bahwa perusahaan peduli dengan
kesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih optimal
dalam produktivitas kerja.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan
yang menyelenggarakan
program PKDTK
(Promosi
Kesehatan Dalam Tempat Kerja) tentu lebih memperlihatkan kepada
karyawannya bahwa mereka peduli terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Pekerja yang puas dengan iklim
kerja mereka tentu akan lebih loyal kepada perusahaan. Dengan
demikian,angka turn over pekerja akan semakin rendah. Akibatnya biaya
untuk proses rekruitmen dan pelatihan karyawan baru,akan berkurang.
Pekerja sehat tentu akan lebih produktif yang akan meningkatkan
produktivitas perusahaan pada akhirnya. Selain itu pekerja sehat juga akan
mengurangi biaya kompensasi perusahaan untuk mengobati karyawan yang
sakit. Lebih jauh lagi,perusahaan juga dapat memperoleh citra positif baik
dari masyarakat,pemerintah maupun para mitra pebisnis mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.academia.edu/62111163/askep_komunitas_kesehatan_kerja.
Diakses pada 15 September 2014, jam 11.30 WIB
Mubarok,Wahit Iqbal,dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta :
Salemba Medika
Soeripto. 2008. Hiegiene Industri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : aplikasi dalam praktik.
Jakarta : EGC
UNIMED-NonDegree-22832-babII_fero_2.pdf-Adobe Reader. Diakses pada 16
September 2014, jam 13.00 WIB