Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Kehi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
..

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
KEHIDUPAN PRIBADI
DISKUSI TOPIK 1 : PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

KELAS A
KELOMPOK 1 :

Bimo Aryodhito

- Ketua

Adela Ken Nissa K

- Sekretaris

Annisaadilah

- Bendahara


Asyifa Maunia

- Moderator

Fasya Des Qinthara

- Notulis 1

Feby Octavyana

- Notulis 2 Ajeng Meidy Yuma

Fitri Wardani Suardi - Presenter Amanda Jilan Dhiya
Anggari Candratia
Astari Arfana
Bagus Putra
Chantika Melati Dewi Dian Novianti

FAKULTAS KEDOKTERAN

GIGI
Devina Punky
Dita
Annisa PROF.
DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

Edwar Putra Martikas
Elsa Siti Syafra
Erni Silvia
Florencia Stephanie
Julyana Isn

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................

BAB II ...........................................................................................................................
PEMBAHASAN ...........................................................................................................
2.1 Pengertian Paradigma .............................................................................................
2.2 Pengertian Pancasila Sebagai Paradigma ...............................................................
2.3 Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Pribadi ……..........................................
2.3.1 Kehidupan Pribadi ........................................................................................
Pengertian Manusia .....................................................................................
Hakikat Manusia berdasarkan Pancasila .....................................................
2.3.2 Manusia dengan dirinya ...............................................................................
2.3.3 Manusia dengan Tuhan ................................................................................
2.3.4 Manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya .......................................................

BAB III .........................................................................................................................
PENUTUP ....................................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terbentuk melalui sidang
BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 29 Mei sd 1 Juni 1945. Pada sidang
tersebut, ketiga pembicara yaitu Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. R.
Soepomo dan Ir. Soekarno mengemukaan lima dasar negara menurut
pandangan masing-masing dan untuk meninjau kembali rumusan-rumusan
dasar negara oleh Bung Yamin, Bung Pomo dan Bung Karno, BPUPKI
kemudian membentuk Panitia Sembilan yang hasil nya dituangkan dalam
sebuah dokumen yang disebut Piagam Jakarta hingga akhirnya rumusan
Pancasila yang digunakan sebagai pedoman hidup bangsa ialah rumusan Bung

Karno.
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak zaman nenek
moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan
antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain. Nilai-nilai kehidupan
tersebut mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watak orang
Indonesia. Dengan kata lain masyarakat Indonesia mempunyai ciri sendiri
yang merupakan kepribadianya.
Pancasila sendiri ditafsirkan dalam bentuk aturan yaitu pasal-pasal
yang tercantum dalam UUD 1945. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar Negara

Indonesia, sesuai dengan pembukaan UUD 1945. Karena Pancasila sebagai
ideologi dasar bagi negara Indonesia harus diketahui dan diterapkan oleh
seluruh warga negara Indonesia. Dengan demikian warga negara Indonesia
mengerti dan meyakini Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa, paradigma
yang merupakan cara pandang, kerangka berfikir atau pun serta mengamalkan
Pancasila tersebut dalam setiap langkah mereka termasuk kehidupan pribadi.
Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa.
Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan Pancasila sebagai paradigm
dalam kehidupan pribadi. Tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan
nilai-nilai luhur Pancasila.
1.2.

Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil

rumusan masalah sebagai berikut :
1.

Apa pengertian dari Pancasila?

2.

Bagaimana rumusan dari Pancasila?

3.

Apa yang dimaksud dengan paradigma?


4.

Apa yang dimaksud dengan kehidupan manusia?

5.

Apa yang dimaksud dengan kehidupan pribadi?

6.

Apa saja masalah yang timbul terhadap Tuhan, diri sendiri, serta manusia
dengan ciptaan Tuhan lainnya?

7.
1.3.

Apa yang dimasksud dengan Pancasila sebagai paradigma kehiduan pribadi?
Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari Pancasila.

2. Mengetahui rumusan-rumusan Pancasila.
3. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan paradigma.
4. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kehidupan
manusia.

5. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kehidupan
pribadi.
6. Mengetahui apa saja kemungkinan masalah yang dapat terjadi pada
hubungan antara Tuhan, diri sendiri serta Manusia ciptaan Tuhan
lainnya.
7. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Pancasila
sebagai paradigma kehidupan pribadi.

1.4.

Manfaat Makalah
a. Manfaat Akademis
Dapat mereferensi mengenai Pancasila
kehidupan pribadi serta


sebagai paradigma

menambahkan pengetahuan dan wawasan

mengenai Pancasila serta ruang lingkupnya.

b. Manfaat Praktis
Manfaat makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
maupun rujukan referensi bagi para pembacanya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PARADIGMA

Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir
seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra
subjektif seseorang – mengenai realita – dan akhirnya akan menentukan
bagaimana seseorang menanggapi realita itu.
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang

terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir
(kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga
dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan
dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya,
dalam disiplin intelektual
Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang
merupakan

kata

yaitu paradigma yang

serapan
berarti

dari bahasa
suatu

Latin pada


model

atau

tahun
pola;

1483
bahasa

Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan",
"bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik)

2.2 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
Kata paradigma berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti
model, pola, atau contoh. Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem
pemikiran, cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara
pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat tertentu. Secara luas,
paradigma memiliki arti kata, yakni :
A.

Pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok

persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
B.

Suatu asumsi – asumsi dasar dan asumsi – asumsi teoretis yang umum,

sehingga merupakan suatu sumber hukum – hukum, metode, serta penerapan,
dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter
ilmu pengetahuan itu sendiri.
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai
sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya
sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan
sekaligus kerangka arah/tujuan bagi ‘yang menyandangnya’. Yang
menyandangnya itu di antaranya:
(1) pengembangan ilmu pengetahuan,
(2) pengembangan hukum,
(3) supremasi hukum dalam perspektif pengembangan HAM,
(4) pengembangan sosial politik,
(5) pengembangan ekonomi,
(6) pengembangan kebudayaan bangsa,

(7) pembangunan pertahanan, dan
(8) sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai titik tolak memahami
asal mula Pancasila

Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam
merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana
seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus
dijalankan

dalam

mengetahui

persoalan

tersebut.Suatu

paradigma

mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh
ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di
bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik,
hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam
pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi,
sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagaI
kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam
melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Itulah pentingnya
paradigma bagi bangsa dan negara kita, kita menjadi satu visi dalam
membangun negeri menjadi negeri yang maju dengan arah dan tujuan yang
jelas. Cara atau metode dapat berubah atau berbeda dalam memajukan negeri
tetapi arah dan visinya sama yaitu berdasarkan Pancasila.

2.3 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN PRIBADI

2.3.1 Kehidupan Pribadi
2.3.2 Manusia Dengan Dirinya

2.3.3 Manusia Dengan Tuhan

Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran, serta
hati. Secara psikologi karakter manusia terbentuk dari tiga unsur, yaitu
pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus barjalan dengan
seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan karakter
yang baik pada manusia tersebut. Maka, manusia semasa hidupnya dalam
setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut.
Sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang
tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupnya sampai
dia dewasa.
Hubungan manusia dengan Tuhan dapat digambarkan dengan
kelemahan manusia dan keinginan untuk mengabdi kepada yang lebih agung.
Manusia yang lemah memerlukan pelindung dan tempat mengadu segala
permasalahan. Terkadang memang permasalahan yang tidak pelik mudah dan
dapat diselesaikan oleh manusia sendiri. Namun, tak jarang persoalan
himpitan hidup, rasa putus asa, hilangnya harapan dan lain sebagainya tak
mungkin diselesaikan sendiri. Maka ia butuh sesuatu yang sempurna, yaitu
Tuhan. Tempat mengadu segala persoalan hidup. Tanpa-Nya, manusia bisa
jadi kehilangan arah dan tujuan hidup.Aktivitas kehidupan manusia didalam
menyembah Tuhannya merupakan pokok ajaran utama agama yang ada,
namun pertanggung jawabannya adalah secara individu, artinya dalam
aktivitas ini manusia bertanggung secara pribadi kepada Tuhannya.

Sebagai contoh adalah:
- Aktivitas penyembahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Aktivitas yang berhubungan dengan pemantapan mental spiritual agama,
misalnya puasa dan sebagainya.

2.3.2 Manusia Dengan Ciptaan Tuhan Lain

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga manusia memiliki akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia
lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya
manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
1)

Pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan

(interaksi) dengan orang lain;
2)

Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di

tengah-tengah manusia;
3)

Di dalam kehidupannya, manusia tidak bisa melepaskan diri dari

pengaruh orang lain, masyarakat dan lingkungan;
4)

Manusia diharuskan tunduk pada aturan, norma sosial yang ada;

5)

Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain;

6)

Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah

manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan

tangan,

bisa

berkomunikasi

atau

bicara,

dan

bisa

mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang
lain

dan lingkungan

sosialnya

sebagai

sarana

untuk

bersosialisasi.

Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu
habitatnya. Maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya
untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusiapun berlaku sebagai makhluk
sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan
tempat tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam
dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya.