Sistem Informasi Persediaan Obat pada Ru

LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT DI RUMAH SAKIT TJANDRA

Disusun Oleh :

Nama

: YOCELINE ISLAM WITAYA PUTRA

NIM

: A21.2010.0220

Program Studi

: Manajemen Informatika-DIII

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Diantara berbagai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memegang peran penting dalam mendukung penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan responsif adalah proses logistik.

Secara umum, proses logistik terkait dengan pengelolaan dan pemenuhan material, pasokan dan manajemen instrumen dan pengadaan berbagai item di Rumah Sakit Tjandra. Persediaan obat pada rumah sakit melibatkan jumlah obat dan nilai obat yang tidak sedikit.

Salah satu rumah sakit yang juga mengalami tantangan dalam mengelola proses logistik adalah Rumah Sakit Tjandra. Selama ini Rumah Sakit Tjandra tidak mempunyai dasar perencanaan kebutuhan obat yang pasti. Pengadaan obat biasanya dilakukan berdasarkan pada data pemakaian rata-rata obat mingguan dan rumah sakit seringkali tidak bisa memenuhi kebutuhan pasien sehingga pasien harus membeli sendiri di luar rumah sakit. Hal ini tentu saja merugikan rumah sakit baik dari segi pelayanan maupun dari segi keuangan.

Rumah Sakit Tjandra juga harus mengambil beberapa keputusan penting terkait manajemen persediaan seperti misalnya kapan harus memesan kepada pemasok, kapan harus mengirim ke unit-unit lain dalam rumah sakit, dan sebagainya. Keputusan lain terkait dengan tingkat stok minimal yang seharusnya selalu ada di tempat penyimpanan sehingga ketika persediaan sudah mencapai tingkat stok minimal pihak rumah sakit dapat segera melakukan pemesanan kepada pemasok.

Dengan berbagai kelebihan dan kemudahan yang ditawarkannya tentu akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dari suatu perusahaan. Salah Dengan berbagai kelebihan dan kemudahan yang ditawarkannya tentu akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dari suatu perusahaan. Salah

Manajemen sistem informasi juga menyangkut adanya suatu database yang mampu mengorganisasikan data yang ada di dalamnya secara akurat dan mampu mengatur relasi antar data sehingga informasi yang dihasilkan berdaya guna dan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan pihak manajemen perusahaan. Membangun suatu sistem informasi memerlukan pemahaman yang baik dan jelas mengenai sistem yang akan digunakan baik dalam prosedur sistem, input, output maupun hal-hal yang mempengaruhi kinerja sistem baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Tempat penulis melakukan penelitian yaitu Rumah Sakit Tjandra, sistem pengolahan data untuk menangani transaksi pembelian dan penjualan, mengontrol persediaan obat di gudang, melakukan pembukuan data-data secara rinci dan menampilkan laporan-laporan penjualan maupun pembelian.

Berdasarkan uraian di atas bahwa sistem informasi sangat di perlukan dalam suatu perusahaan sehingga penulis melakukan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk tugas akhir dengan judul “Sistem Informasi Persediaan Obat Di Rumah Sakit Tjandra”.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam membangun suatu sistem informasi perlu diperhatikan terlebih dahulu akar permasalahan yang timbul dalam sistem yang telah ada ataupun dari data-data yang akan dikumpulkan.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap sistem manual di rumah sakit tersebut, maka identifikasi permasalahan pokok terdapat pada :

1. Pencatatan penggunaan obat sering terjadi kekeliruan.

2. Laporan persediaan yang dihasilkan kurang terperinci sehingga menyulitkan pihak manajemen dalam mengambil keputusan tentang persediaan obat.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi masalah hanya pada kegiatan persediaan obat, pembelian dan penjualan obat serta pengolahan data pelanggan pada Rumah Sakit Tjandra. Hal tersebut dilakukan agar pembahasan tidak menyimpang dari tujuannya serta keterbatasan waktu dan kemampuan penulis.

Dari permasalahan tersebut, penulis berusaha mengatasinya dengan membuat suatu sitem informasi untuk mengontrol persediaan obat di Rumah Sakit Tjandra dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Studio .Net. dan laporan-laporan yang dihasilkan dalam suatu sistem informasi persediaan obat :

a. Laporan Pendataan Obat

b. Laporan Pendataan Supplier

c. Laporan PendataanPelanggan

d. Laporan Pembelian Obat

e. Laporan Penjualan Obat

f. Laporan Perincian Pembelian Obat

g. Laporan Perincian Penjualan Obat

1.4 Tujuan Proyek Akhir

Dengan dibuatnya program sistem informasi persediaan obat pada Rumah Sakit Tjandra, maka :

1. Pencatatan dalam penggunaan obat dapat teratasi sehingga tidak terjadi kekeliruan.

2. Laporan persediaan obat yang dihasilkan akan terperinci sehingga pihak rumah sakit tidak mengalami kesulitan dalam ketersediaan obat di gudang.

1.5 Manfaat Proyek Akhir

Manfaat dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui alur logistik dalam sistem logistik di Rumah Sakit Tjandra dengan mengembangkan model simulasi.

2. Mendapatkan model simulasi sistem logistik pada Rumah Sakit Tjandra untuk membantu manajemen rumah sakit dalam membuat keputusan yang tepat dan efisien untuk kebijakan logsitik.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Laporan proyek akhir ini dilakukan secara sistematika dalam beberapa bab, gambaran isi bab-bab tersebut sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Proyek Akhir, Manfaat Proyek Akhir, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan tentang landasan teori yang mendukung dalam pembahasan Proyek Akhir ini yang terdiri dari pengertian sistem informasi dan mengenai permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan yang dilakukan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah berdirinya Rumah Sakit Tjandra, stuktur organisasi, sistem yang sedang beroperasi pada Rumah Sakit Tjandra.

BAB IV : ANALISIS DAN PERANCANGAN Dalam bab ini membahas analisis sistem dan perancangan sistem, desain sistem, serta implementasi sistem.

BAB V : PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dari seluruh proses pengerjaan Proyek Akhir beserta saran untuk proses pengembangan selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk pengendali informasi .[4]

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu alat yang membantu dalam menyediakan informasi bagi penerimanya dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan bagi manajemen didalam operasi perusahaan sehari-hari dan informasi yang layak untuk pihak di luar perusahaan.

2.1.1 Komponen Sistem Informasi Sistem informasi mempunyai komponen – komponen sebagai berikut:

1. Masukan atau Input Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dokumen dasar.

2. Model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur dan logika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Keluaran atau Output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

4. Teknologi Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Basis data atau Database Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

6. Pengendalian atau Control Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan- kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.2 Persediaan

2.2.1 Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan sesuatu atau bisa disimpulkan juga dengan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan sangat erat hubungannya dengan operasional di perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun industri. Penanganan persediaan yang tidak dilakukan dengan baik maka akan mengakibatkan resiko terganggunya proses produksi atau tidak terpenuhinya Persediaan merupakan sesuatu atau bisa disimpulkan juga dengan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan sangat erat hubungannya dengan operasional di perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun industri. Penanganan persediaan yang tidak dilakukan dengan baik maka akan mengakibatkan resiko terganggunya proses produksi atau tidak terpenuhinya

Sifat atau batasan barang yang dapat diklasifikasikan sebagai persediaan adalah bervariasi sesuai dengan aktivitas perusahaan. Untuk mengetahui apakah pengertian persediaan itu, penulis akan menjelaskan batasan-batasannya.

Persediaan obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan.

Jika secara tegas dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan persediaan obat adalah semua bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan jasmani ataupun rohani pada manusia atau hewan.

Alasan-alasan untuk menyimpan persediaan :

a. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau perencanaan dan biaya penyimpanan. Tindakan memaksimalkan keuntungan mensyaratkan bahwa biaya-biaya yang terkait dengan persediaan di minimalkan. Namun demikian, meminimalkan biaya penyimpanan berarti menimbulkan biaya pemesanan membesar,

meminimalkan biaya pemesanan akan menimbulkan pesanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara kedua biaya ini agar biaya persediaan dapat diminimalkan.

sementara

b. Untuk memuaskan permintaan pelanggan. Adanya ketidakpastian dalam permintaan merupakan alasan kedua untuk menyimpan persediaan. Bahkan walau biaya pemesanan dan mengatur persediaan tidak b. Untuk memuaskan permintaan pelanggan. Adanya ketidakpastian dalam permintaan merupakan alasan kedua untuk menyimpan persediaan. Bahkan walau biaya pemesanan dan mengatur persediaan tidak

c. Untuk menghindari fasilitas manufaktur yang tidak bisa bekerja lagi karena adanya kegagalan mesin, suku cadang yang rusak, suku cadang yang tidak tersedia ataupun karena pengiriman suku cadang yang terlambat.

d. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan dapat juga menciptakan permintaan untuk memproduksi persediaan ekstra. Misalnya, suatu rumah sakit memutuskan untuk memproduksi berlebih dari yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan karena proses produksi seringkali menghasilkan obat yang tidak seragam dalam jumlah yang cukup besar.

2.2.2 Fungsi Persediaan

Disamping persediaan sebagai fungsi cadangan, persediaan juga memiliki :

a. Fungsi (decoupling) Fungsi “Decoupling” penting persediaan adalah memungkinkan operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan . Persediaan diadakan agar pihak rumah sakit tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan obat jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan obat yang tidak pasti dari para langganan.

b. Fungsi (Economic Lot Sizing) Melalui penyimpanan persediaan, pihak rumah sakit dapat memproduksi dan membeli sumber daya – sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya per unit. Persediaan “Lot Size” ini perlu mempertimbangkan penghematan dalam hal pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya – biaya yang timbul karena besarnya persediaan ( biaya sewa tempat, biaya sewa tanah dan sebagainya ).

2.3 Sistem Informasi Persediaan

Sistem Informasi Persediaan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai persediaan. [3]

2.4 Pengenalan Microsoft Visual Studio 2005

Microsoft Visual Studio 2005 atau biasa yang disebut Visual Basic.Net adalah bahasa pemrogaman yang relatif mudah terutama dalam hal pembuatan antarmuka pengguna. Meski demikian Visual Basic.Net ditinjau dari sudut pandang pengembang aplikasi basis data sudah sejak lama terkenal sebagai bahasa pemrogaman yang sangat berdaya guna terutama untuk digunakan sebagai sarana pengembangan aplikasi basis data. [2]

Visual Studio 2005 sering juga dikenal sebagai ASP.Net. Apa itu ASP? Mungkin sebagian dari kita lebih akrab jika mendengar istilah PHP dari pada ASP.Melalui tulisan ini, saya akan coba memberikan sedikit pencerahan mengenai ASP. Apa itu ASP? begitu juga sejarah dan perkembangan ASP.Active Server Pages atau ASP merupakan salah satu web programming language selain PHP, Cold Fusion dan lain sebagainya. ASP pertama kali diperkenalkan oleh Microsoft pada tanggal 16 Juli 1996 dan diberi nama kode

Denali. Kemudian pada bulan November 1996, Microsoft merilis versi Beta- nya dan akhirnya ASP versi 1.0 resmi dipasarkan pada tanggal 12 Desember 1996. ASP memudahkan para pengembang software untuk mengeksekusi baris kode ke dalam sebuah halaman web. Meskipun masih terbilang baru namun dalam jangka waktu yang relatif singkat teknologi ASP berkembang menjadi salah satu produk terpenting dalam pembutan web dinamis. Sejak tahun 1996 Microsoft telah merilis beberapa versi ASP yang disertakan dalam Software Web Server, Internet Information Service (IIS). ASP versi 1.0 : dirilis bersamaan dengan Microsoft IIS 3.0 pada bulan Desember 1996.

ASP versi 2.0 : dirilis bersamaan dengan Microsoft IIS 4.0 yang berjalan di Windows NT 4.0 pada bulan September 1997. ASP versi 3.0 : dirilis bersamaan dengan Microsoft IIS 5.0 yang berjalan di Windows 2000 pada bulan November 2000. Sampai saat ini ASP versi 3.0 tersedia bersama IIS 6.0 dan IIS 7.0 di Microsoft Windows Server 2008. Pada tahun 2002, ASP versi 3.0 atau dikenal dengan ASP classic version telah digantikan dengan ASP.NET yang tentu saja lebih baik dalam performanya karena sudah men-support bahasa pemrograman .NET seperti halnya Visual Basic.NET dan bahasa C#. Lalu apa bedanya ASP classic version dengan ASP.NET ? Perbedaan yang mendasar dari ASP dan ASP.NET adalah penggunaan script yang digunakan. ASP menggunakan VBScript atau Jscript sedangkan ASP.NET menggunakan script berbasis .NET seperti Visual Basic.NET, C#, J# dan sejenisnya. ASP 3.0 menampilkan semua kode yang digunakan dalam aplikasi yang dibuatnya sehingga tidak ada cara bagi seorang programmer untuk “menyembunyikan” kode sensitif yang ia gunakan. Sedangkan ASP.NET memungkinkan seorang programmer untuk membuat berbagai macam dynamic link untuk kode sensitif yang digunakan sehingga kode-kode tersebut tidak bisa terlihat. Hal ini juga dapat meningkatkan kecepatan dari aplikasi yang dihasilkan. Selain itu, salah satu keunggulan ASP.NET dibandingkan ASP yaitu kemampuan untuk pengembangan web berbasis perangkat mobile yang mengubah jenis konten berdasarkan perangkat mobile yang digunakan. Seiring berjalannya waktu, mempelajari dan menggunakan

ASP dalam membangun dan pengembangan sebuah web yang dinamis akan menjadi lebih mudah. Yang diperlukan hanyalah mengenal HTML dan VBScript. Dan tentu saja penggunaan ASP menjadi alternatif utama selain PHP yang dikenal dengan open source-nya.

2.5 Pengertian SQL Server 2000

SQL Server (Structure Query Language) adalah sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang dirancang untuk aplikasi dengan arsitektur client/server. Istilah client, server, dan client/server dapat digunakan untuk merujuk kepada konsep yang sangat umum atau hal yang spesifik dari perangkat keras atau perangkat lunak. Pada level yang sangat umum, sebuah client adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang meminta layanan atau sumber daya (resource) dari komponen sistem lainnya. Sedangkan sebuah server adaah setiap komponen sistem yang menyediakan layanan atau sumber daya ke komponen sistem lainnya. [5]

SQL Server adalah server basis data yang secara fungsional juga bisa disimpukan sebagai proses atau aplikasi yang menyediakan layanan basisdata. Client berinteraksi dengan layanan basis data melalui antar muka komunikasi tertentu yang bertujuan untuk pengendalian dan keamanan. Client tidak mempunya akses langsung kedata, tetapi selalu berkomunikasi dengan server basisdata. SQL Server menggunakan tipe dari database yang disebut database relasional. Database relasional adalah database yang digunakan sebuah data untuk mengatur atau mengorganisasikan kedalam tabel. Tabel- tabel adalah alat bantu untuk mengatur atau mengelompokan data mengenai subyek yang sama dan mengandung informasi dan kolom dan baris. Tabel- tabel saling berhubungan dengan mesin database ketika dibutuhkan.

Microsoft SQL Server memiliki 3 interface utama, masing–masing sebagai berikut:

1. Service Manager Service Manager salah satu group program yang berfungsi untuk mengatur service–service yang terdapat pada SQL Server.

2. Enterprise Manager Enterprise Manager merupakan program utama dari Microsoft SQL Server. Enterprise Manager memiliki beberapa Tools dan fungsi–fungsi pokok dalam mengolah database Server.

3. Query Analizer Query Analizer merupakan layar editor untuk menulis perintah – perintah yang berhubungan dengan Query Analyzer.

2.6 Database Management System (DBMS)

DBMS diartikan sebagai suatu program komputer yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memanipulasi, dan memperoleh data atau informasi dengan praktis dan efisien. [6] Dibandingkan denga sistemyang berbasis kertas, DBMS memiliki empat keunggulan, yaitu :

1. Kepraktisan, system yang berbasis kertas akan menggunakan kertas yang sangat banyak untuk menyimpan informasi, sedangkan DBMS menggunakan media penyimpan sekunder yang berukuran kecil tetapi padat informasi.

2. Kecepatan, mesin dapat mengambil atau mengubah data jauh lebih cepat daripada manusia.

3. Mengurangi kejemuan, orang cenderung menjadi bosan kalau melakukan tindakan-tindakan berulang yang menggunakan tangan (misalnya harus mengganti suatu informasi).

4. Kekinian, informasi yang tersedia pada DBMS akan bersifat mutakhir dan akurat setiap saat

2.7 Perancangan Basis Data

Basis dan data yang terdiri dari dua suku kata. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gedung tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah sekumpulan fakta berita nyata yang mewakili suatu objek, suatu manusia .[6]

2.7.1 Normalisasi Normalisasi adalah suatu proses untuk mengubah suatu tabel yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah tabel atau lebih, yang tidak lagi memiliki masalah tersebut.

Tujuan normalisasi:

1. Untuk menghilangkan kerangkapan data.

2. Untuk mengurangi komplektisitas.

3. Untuk mempermudah pemodifikasian data.

Ada beberapa urutan dalam melakukan normalisasi diantaranya adalahsebagaiberikut:

1. Bentuktidak normal Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya.

2. Bentuk normal kesatu (1Nf) Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama bila setiap kolom bernilai tunggal untuk setiap baris. Ini berarti bahwa nama kolom yang berulang cukup diwakili oleh sebuah nama kolom.

3. Bentuknormalkedua (2Nf) Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua bila tabel berada dalam bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung sepenuhnya terhadap kunci 3. Bentuknormalkedua (2Nf) Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua bila tabel berada dalam bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung sepenuhnya terhadap kunci

4. Bentuk normal ketiga (3Nf) Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga jika tabel berada dalam bentuk normal kedua, setiap kolom bukan kunci primer tidak memiliki ketergantungan secara transitif terhadap kunci primer.

2.7.2 Relasi Tabel Relasi tabel adalah hubungan antara tabel yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata. Bisa disimpulkan bahwa relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk mengatur operasi suatu database.

Hubungan yang dapat dibentuk dapat mencakup 3 macam hubungan, yaitu :

1. Satu ke satu (One To One)

Mempunyai pengertian "Setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua". Contohnya : relasi antara tabel mahasiswa (A) dan tabel orang tua (B). Satu baris mahasiswa hanya berhubungan dengan satu baris orang tua begitu juga sebaliknya.

Gambar 2.1 : Relasi satu ke satu

2. Satu ke banyak (One To Many)

Mempunyai pengertian "Setiap baris data dari tabel pertama dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua. Contohnya : relasi perwalian antara tabel dosen (A) dan tabel mahasiswa (B). Satu baris dosen atau satu dosen bisa berhubungan dengan satu baris atau lebih mahasiswa.

A1 B1

A2 B2 B3 B4

Gambar 2.2 : Relasi satu ke banyak

3. Banyak ke banyak (Many To Many)

Mempunyai pengertian "Satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubugkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua". Artinya ada banyak baris di tabel satu dan tabel dua yang saling berhubungan satu sama lain. Contohnya : relasi antar tabel mahasiswa (A) dan tabel mata kuliah (B). Satu baris mahasiswa bisa Mempunyai pengertian "Satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubugkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua". Artinya ada banyak baris di tabel satu dan tabel dua yang saling berhubungan satu sama lain. Contohnya : relasi antar tabel mahasiswa (A) dan tabel mata kuliah (B). Satu baris mahasiswa bisa

Gambar 2.2 : Relasi banyak ke banyak

2.7.3 Entity Relationship Diagram ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERDuntuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. [1]

Tabel 2.1 : Simbol-simbol dalam ERD

Nama Simbol

Gambar

Kegunaan

Entitas Digunakan untuk menggambarkan objek yang diidentifikasi ke dalam

lingkungan. Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang

Hubungan Digunakan untuk menghubungkan satu entitas ke satu entitas yang

lain. Hubungan ini bisa di sebut relationshiop.

Atribut Digunakan sebagai penjelas suatu entitas atau untuk menggambarkan sifat-sifat dari entitas.Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk

mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.

Garis Digunakan untuk penghubung antara entitas dengan hubungan

dan entitas dengan atribut.

2.8 Metode Analisis dan PerancanganTerstruktur

• Analisis Analisis adalah mempelajari masalah-masalah yang timbul dan kemudian memperbaiki berbagai fungsi yang ada didalam system yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien.

• Perancangan Perancangan adalah menentukan bentuk dari sistem yang akan dibuat yang sesuai dengan kebutuhan pemakai yang telah dianalisis terlebih dahulu, termasuk didalamnya input dan output sistem.

2.8.1 Diagram Konteks Diagram konteks adalah menerangkan bahwa diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. [4]

Tabel 2.2 : Simbol dalam Bagan Alir

Nama Simbol

Gambar

Kegunaan

external entity Entity luar merupakan sumber (kesatuan luar)

atau tujuan dari aliran data dari

atau ke system. Entity luar dapat digambarkan secara fisik dengan sekelompok orang atau mungkin sebuah system.

Process Menggambarkan entitas atau (Proses)

proses dimana data masuk ditransformasikan ke aliran data

keluar.

Data flow Menggambarkan aliran data (arus data)

dari satu proses ke proses lainnya..

2.8.2 Data Flow Diagram Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atas sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. [1]

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah:

Tabel 2.3 : Simbol-simbol dalam Data Flow Diagram

Nama Simbol

Gambar

Kegunaan

external entity Entity luar merupakan sumber (kesatuan luar)

atau tujuan dari aliran data dari

atau ke system. Entity luar dapat digambarkan secara fisik dengan atau ke system. Entity luar dapat digambarkan secara fisik dengan

Data

Menggambarkan aliran data dari (aliran data)

flow

satu proses ke proses lainnya.. process

Digunakan untuk menunjukkan (proses)

transformasi

dari masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi satu keluaran ataupun sebaliknya.

Data store Digunakan untuk meyimpan data atau file.

2.8.3 Kamus Data Kamus data merupakan penjelasan tertulis, tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. [7] Sebuah kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya. Kamus data bisa digunakan untuk :

1. Menvalidasi diagram aliran data dalam hal keakuratan

2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan laporan

3. Menentukan muatan data yang disimpan di file-file

4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data

Adapun simbol -simbol yang digunakan dalam kamus data adalah :

Tabel 2.4 : Simbol-simbol Kamus Data

Simbol

Keterangan

= Terbentuk dari, terdiri dari, atau sama dengan. +

Dan.

[] Memilih salah satu dari sejumlah alternatif atau seleksi.

| Pemisah diantara simbol [ ] . ()

Opsional (boleh ada atau tidak) *

Keterangan setelah tanda ini adalah komentar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan merupakan usaha untuk memperoleh fakta dengan mengembangkan, mencatat dan menganalisis data dengan tujuan mendapatkan hasil dari penelitian tersebut. Pada penulisan Proyek Akhir ini, obyek penelitian yang di ambil adalah Sistem Persediaan Obat Rumah Sakit Tjandra di Jln Budi Utomo No. 9, Timika - Papua. Rumah sakit ini bergerak di seluruh pelayanan medis.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data Ada beberapa sumber data yang akan diperoleh dalam proyek penelitian pada Rumah Sakit Tjandra adalah:

1. Data Kualitatif Data Kualitatif merupakan data yang tidak dapat dinyatakan dalam angka, seperti mengenai gambaran umum perusahaan.

2. Data Kuantitatif Data yang dapat dinyatakan dalam angka, seperti jumlah pembelian obat, jumlah penjualan obat.

3.2.2 Sumber Data Berdasarkan sumbernya, data yang dijadikan bahan penulisan dalam tugas akhir ini adalah:

a. Data Primer Merupakan data yang didapat secara langsung dari obyek penelitian yaitu dari proses penjualan di Rumah Sakit Tjandra. Contoh : data supplier, data pelanggan.

b. Data Sekunder Merupakan data yang di peroleh tidak secara langsung dari lingkungan sistem Perusahaan, seperti :

1. Sejarah Rumah Sakit Tjandra.

2. Buku analisa dan desain perancangan sistem serta buku data- data Rumah Sakit Tjandra.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian dan mengingat terbatasnya waktu maka penulis menggunakan metode pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:

a. Survey Dilakukan pengambilan data di obyek penelitian dengan cara mengumpulkan data-data yang di peroleh secara langsung, untuk mengetahui prosespenjualan di rumah sakit.

b. Studi Pustaka Dengan cara membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem memiliki tahap-tahap pengembangan yang dibagi menjadi tahap kerja. Tahapan utama siklus hidup pengembangan sistem informasi terdiri dari :

3.4.1 Tahap Perencanaan Sistem Rencana pengembangan sistem dapat diartikan menyusun suatu sistem yang lama dengan secara keseluruhan dan memperbaiki sistem yang akan dikembangkan tentunya tidak terlepas dari kebutuhan yang ada pada Rumah Sakit Tjandra. Ada beberapa alasan untuk perlu adanya pengembangan sistem informasi persediaan obat:

1. Mempermudah kerja kerja karyawan rumah sakit dalam mendata obat.

2. Adanya keinginan untuk memberikan pelayan yang sebaik- baiknya.

3.4.2 Analisa Sistem Tahap dalam melaksanakan suatu analisis sistem meliputi :

a. Identifikasi Masalah Permasalahan yang terjadi pada Rumah Sakit Tjandra adalah pencatatan persediaan obat yang sering terjadi kekeliruan, hal ini meyebabkan beberapa masalah yaitu sulitnya pencarian data-data penjualan yang sedang atau telah dilakukan. Maka dari itu penulis mengusulkan sistem berbasis komputer untuk membantu menangani masalah penjualan obat, sehingga memudahkan dalam pencatatan penjualan obat.

b. Identifikasi Sumber Masalah Sumber dari beberapa masalah terdapat di bagian gudang yang menangani pengelolaan obat masuk dan obat keluar.

3.4.3 Desain Sistem Desain sistem yang sesuai dalam pengembangan sistem yang terstruktur. Tujuan dari desain sistem ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem serta memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada pihak yang terlibat.

3.4.4 Implementasi Sistem Rencana kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem pemrograman hasil rancangan agar digunakan sesuai kebutuhan:

a. Program and Testing Di tahap ini di perlukan penulisan suatu kode program yang tidak mengunakan paket perangkat lunak aplikasi. Kegiatan implementasi merupakan sistem dasar kegiatan yang direncanakan.

b. Training Training sangat penting dalam memenuhi kebutuhan bagi perusahaan atas pengembangan sistem yang dilakukan, dimana training meliputi analisis sistem, programmer, operator komputer, dan teknisi komputer.

c. Perawatan Metode ini yang digunakan oleh penulis untuk melakukan perawatan sistem dengan memperbaiki kesalahan yang timbul, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan kinerja sistem yang dipakai.

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit

4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Tjandra

Rumah Sakit Tjandra dimulai dari sebuah klinik praktek dokter spesialis kandungan yang bernama Dr. Tjandra. Seiring dengan waktu yang terus berjalan pasien yang datang ke klinik Dr. Tjandra semakin banyak sehingga kapasitas ruang klinik tidak mencukupi. Dengan melihat kondisi seperti itu maka Dr. Tjandra kemudian membeli ruko disamping kliniknya yang kemudian di rubah menjadi rumah sakit yang diberi sesuai namanya yaitu “Rumah Sakit Tjandra” yang terletak di Jalan Budi Utomo No 9 Timika, Papua.

Sejak berdirinya rumah sakit ini maka pelayanan tidak lagi terfokus pada pelayanan Ibu hamil namun mencakup seluruh pelayanan medis. Adapun jenis pelayanan yang saat ini dilakukan di Rumah Sakit Tjandra diantaranya adalah Poliklinik umum ( poli umum ) yang meliputi penyakit infeksi, check up, dll.

Keberadaan Rumah Sakit Tjandra ini juga ditunjang oleh pelayanan laboratorium. Keberadaan laboratorium ini berfungsi membantu menegakkan diagnosa dokter. Jenis pelayanan laboratorium meliputi :

1. Hematologi

2. Urinalisa

3. Parasitologi

4. Virologi

5. Bateriologi

4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Tjandra

a. Visi Visi Rumah Sakit Tjandra adalah menjadi rumah sakit pilihan utama di Timika, Papua yang memberikan pelayanan prima dengan berorientasi pada kebutuhan pelanggan di bidang kebutuhan obat.

b. Misi  Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,

professional dengan mengutamakan keselamatan pasien.  Menjadikan rumah sakit yang ramah lingkungan dan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien.  Meningkatkan sarana, prasarana dan peralatan untuk

mendukung mutu pelayanan.  Mengelola administrasi keuangan secara cepat dan akurat sesuai standar akuntansi keuangan rumah sakit.

4.1.3 Struktur Organisasi

Sebagaimana rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Tjandra memiliki struktur organisasi dalam menjalankan dan mengembangkan pelayanan kesehatannya. Struktur organisasi Rumah Sakit Tjandra terdiri dari :

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR KEUANGAN

DIREKTUR

DIREKTUR SUMBER

DAYA MANUSIA

PEMASARAN

BAGIAN

PENGEMBANGAN PELAYANAN BAGIAN

PERSEDIAAN OBAT

SUMBER DAYA

KEPERAWATAN

MANUSIA

BAGIAN HUMAS

PERSEDIAAN ALAT

PELAYANAN DAN BARANG

LABORATORIUM

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Tjandra Sumber : Data Yang Diolah

4.1.4 Job Description

Adapun uraian dan tanggung jawabnya di uraikan sebagai berikut :

1. Direktur Utama

a. Merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengarahkan karyawan dalam melaksanakan tugas.

b. Menetapkan anggaran belanja dan pendapatan operasional tahunan.

c. Melaksanakan program kerja dan kegiatan pelayanan serta anggaran operasional.

d. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja, kegiatan pelayanan dan anggaran rumah sakit.

e. Menetapkan uraian tugas seluruh karyawan.

f. Melaksanakan penilaian kinerja karyawan.

g. Menetapkan,

mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan penerapan standar pelayanan rumah

pelayanan medis

dan penerapan etika di rumah sakit.

h. Membuat standar penilaian kinerja karyawan.

i. Mengambil keputusan atau kebijakan sehubungan dengan pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.

j. Menyelenggarakan kordinasi dan kerjasama fungsional

dengan dinas kesehatan pemerintah. k. Mengikuti rapat dinas, seminar, ceramah dan kegiatan

lainnya. l. Melaksanakan dan mengamankan peraturan/perundang-

undangan.

2. Direktur Keuangan

a. Bertanggung jawab langsung terhadap direktur utama.

b. Memiliki

mengatur dan mendelegasikan system pada koordinator-koordinator yang ada di bawahnya.

kewenangan

untuk

c. Bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan pada skala sedang yang berkaitan pada wilayah kerjanya masing-masing.

d. Bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya masing- masing serta bertanggung jawab terhadap total quality control pada hasil kinerja bawahannya.

e. Mampu memerintah, memiliki jiwa pemimpin, berani menegur dan mengarahkan bawahannya.

f. Bertanggung jawab membuat SOP dan peraturan-peraturan standar pada divisi-divisi yang menjadi bawahannya, mensosialisasikannya dengan baik dengan persetujuan direktur.

g. Membuat program-program baru setiap periode dan diajukan dalam rapat direksi.

h. Membuat laporan-laporan rutin tentang perkembangan operasional Rumah Sakit sesuai dengan yang diminta oleh Direktur.

i. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja pada direktur setiap periode, yang periodenya ditetapkan oleh

direktur.

3. Direktur Sumber Daya Manusia Melaksanakan pengelolaan perencanaan dan pengembangan, monitoring dan evaluasi kebutuhan bagian sumber daya manusia meliputi perencanaan dan pengembangan, mutasi dan kesejahteraan karyawan di lingkungan rumah sakit. Bagian ini membawahi dua sub bagian yaitu sub bagian perencanaan dan pengembangan serta sub bagian mutasi dan kesejahteraan. Kedua sub bagian ini memiliki tugas sebagai berikut:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pengembangan Melakukan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia serta pelaksanaan kegiatan di ingkunan sub-bagian perencanaan dan pengembangan SDM rumah sakit.

b. Sub Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Melakukan penyiapan bahan penyusunan mutasi dan kesejahteraan pegawai serta pelaksanaan kegiatan di lingkungan bagian SDMrumah sakit.

4. Direktur Pemasaran

a. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja kepada setiap karyawan di bawahnya

untuk menjamin terlaksananya kesinambungan dalam proses pemasaran.

b. Memonitor pelaksanaan rencana pemasaran agar dapat dicapai hasil pemasaran sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan.

c. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan mesin dan peralatan.

d. Selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan setiap penanggung jawab dan karyawan di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan tenaga ahli yang didatangkan oleh rumah sakit.

e. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku.

5. Bagian Persediaan Obat

a. Melakukan pengontrolan persediaan di gudang

b. Membuat data stok dengan baik meliputi jumlah, jenis, dan lokasi penyimpanan

c. Mencatat secara manual perpindahan obat

d. Membuat laporan secara akurat mengenai hasil produksi dan persediaan obat di gudang

e. Bertanggung jawab atas persediaan di gudang, baik secara administrasi maupun operasional

6. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melaksanakan pengelolaan, perencanaan, dan pengembangan evaluasi kebutuhan bagian sumber daya manusia meliputi perencanaan dan pengembangan, mutasi dan kesejahteraan pegawai di lingkungan Rumah Sakit Tjandra. Bagian ini membawahi dua sub bagian yaitu : 6. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melaksanakan pengelolaan, perencanaan, dan pengembangan evaluasi kebutuhan bagian sumber daya manusia meliputi perencanaan dan pengembangan, mutasi dan kesejahteraan pegawai di lingkungan Rumah Sakit Tjandra. Bagian ini membawahi dua sub bagian yaitu :

penyusunan dan pengembangan sumber daya manusia serta pelaksanaan kegiatan di lingkungan rumah sakit.

penyiapan

bahan

b. Sub Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Melakukan penyiapan bahan penyusunan mutasi dan kesejahteraan pegawai serta pelaksanaan kegiatan di lingkunan rumah sakit.

7. Pelayanan Bagian Keperawatan

a. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan pengembangan fasilitas pelayanan medik dan keperawatan

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan fasilitas pelayanan medik dan keperawatan

8. Persediaan Alat Dan Barang

a. Membuat jadwal pemesanan alat dan barang dan disosialisasikan kepada semua bagian.

b. Memberikan informasi secepatnya kepada direktur keuangan bila ada alat yang kosong dan mencari alternatif sesuai persetujuan pihak rumah sakit.

9. Bagian Humas

a. Membuat rencana pengadaan bentuk, cara, jenis informasi yang akan disampaikan.

b. Membuat perencanaan program kerja yang akan dilaksanakan.

c. Menjalankan tanggung jawab dari direktur sumber daya manusia sesuai dengan standar etika dan hukum.

d. Mengambil keputusan pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan dalam sebuah pertemuan.

e. Membuat kuisener tentang kepuasan pelanggan.

f. Menyampaikan hasil rekapitulasi kepada direktur sumber daya.

g. Melayani setiap pelanggan yang ingin mendapatkan informasi yang akurat.

h. Melakukan koordinasi dengan semua unit pelayanan untuk mendapatkan informasi yang pasti dan lengkap

i. Memberikan saran tentang cara menyelesaikan setiap masalah keluhan pelanggan.

j. Menyampaikan informasi tentang rumah sakit kepada calon pelanggan, baik yang bersifat perorangan maupun group.

10. Pelayanan Laboratorium

a. Memimpin dan mengkordinasikan kegiatan pelayanan di laboratorium.

mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan laboratorium rumah sakit, pelayanan pendidikan dan penelitian di laboratorium.

b. Merencanakan,

melaksanakan,

c. Mengkordinasikan

memelihara administrasi, pelayanan, keuangan, rekam medik, informasi, promosi dan pemasaran sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

dan

d. Mengevaluasi dan membuat laporan tahunan dan laporan berkala.

e. Memberikan pembinaan administrasi, pelatihan dan manajemen kepada seluruh staf laboratorium.

f. Mengusulkan tambahan prasarana dan sarana sesuai dengan kebutuhan laboratorium.

4.1.5 Analisis Prosedur yang berjalan

Untuk menjualobat di Rumah Sakit Tjandra tidak dapat langsung melakukan penjualan begitu saja akan tetapi harus melewati beberapa prosedur yang telah ditetapkan oleh peraturan perusahaan.

Langkah - langkah kerja atau prosedur yang di lakukan yaitu sebagai berikut:

a. Untuk pembelian obat di rumah sakit, setiap pelanggan wajib menulis Purchase Requisting (PR), karena tanpa itu pihak rumah sakit tidak akan menyediakan obat tersebut.

b. Setelah mengisi Purchase Requisting, Bagian Persediaan Obat akan mengecek ketersediaan obat di gudang.

c. Jika stok obat yang di cari pelanggan masih tersedia, maka transaksi pembelian akan di data terlebih dahulu sebelum pembuatan bukti transaksi berupa nota pembelianakan diberikan kepada pelanggan dan kepada bagian gudang.

d. Pihak gudang di berikan bukti pembelian untuk keperluan update stok obat yang di jual.

PELANGGAN

BAGIAN PERSEDIAAN OBAT

Kartu Stok

Data Obat

Data Pembelian

Rekam Data Obat

Rekam Pembelian

Obat Transaksi

Pembelian

Nota Pembelian

Pembelian Cetak Nota

2 Pembelian

Kode Obat / Jumlah

Nota Pembelian Update Stok

Gambar 4.2 Flow of document yang sedang berjalan

4.2 Analisis Sistem

Tahap analisis sistem meliputi :

4.2.1 Identifikasi masalah dan sumber masalah

a. Identifikasi Masalah Permasalahan yang terjadi pada Rumah Sakit Tjandra adalah pengambilan barang yang masih menggunakansistem data secara manual, hal ini meyebabkan beberapa masalah yaitu pencatatan penggunaan obat sering terjadi kekeliruan. Maka dari itu penulis mengusulkan sistem berbasis komputer untuk membantu menangani masalah persediaanobat yang terperinci, sehingga memudahkan pihak rumah sakit untuk mengatasi ketersediaan obat di gudang.

b. Identifikasi Sumber Masalah Sumber masalah terdapat di bagian gudang yang menangani pengelolaan dalam pendataan obat masuk dan obat keluar.

4.2.2 Identifikasi Kebutuhan Informasi

a. Identifikasi Data dan Informasi

1. Identifikasi Data

a. Data Penjualan Obat

b. Data Pembelian Obat

c. Data Obat

d. Data Supplier

e. Data Pelanggan

2. Identifikasi Informasi

a. Laporan Penjualan Obat

b. Laporan Pembelian Obat

c. Laporan Obat

d. Laporan Supplier

e. Laporan Pelanggan e. Laporan Pelanggan

1. Identifikasi Sumber Data

a. Bag. Persediaan Obat = Data Penjualan Obat, Data Pembelian Obat, Data Obat, Data Supplier, Data Pelanggan.

2. Identifikasi Tujuan Informasi

a. Direktur Keuangan = Laporan Penjualan Obat, Laporan Pembelian Obat, Laporan Retur Penjualan, Laporan Retur Pembelian, Laporan Obat, Laporan Supplier, Laporan Pelanggan.

4.3 Desain Sistem

Tahapan desain sistem yang sesuai dalam pengembangan sistem yang terstruktur meliputi :

4.3.1 Perancangan Sistem

4.3.1.1 Diagram Konteks

Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan model sistem informasi secara umum. Diagram konteks bertujuan untuk memberikan gambaran kepada sistem analisis pembuatan program mengenai masukan (input) ke dalam proses dan apa yang akan dihasilkan (output) keluaran. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Obat

t ba a O

D at Lap.Obat Lap.Supplier

Lap. Pelanggan

Ambil_Obat

Sisfo Persediaan

Pelanggan

Data_Pelanggan Obat

Lap.Penjualan_Obat

Lap.Pembelian_Obat

Direktur Keuangan

Lap. Retur_Penjualan_Obat

Lap. Retur_Pembelian_Obat

lie

pp Su a_ at

D Supplier

Gambar 4.3 Diagram Konteks

4.3.1.2 Dekomposisi

Sisfo Persediaan Obat

2.1 Pembelian Obat

2.2 Penjualan Obat

3.2 Laporan Supplier

Laporan Retur

Pendataan Obat

Pelanggan

Laporan Obat

Laporan

Laporan Penjualan

Laporan Retur

Pembelian Obat

Obat

Pembelian Obat Penjualan Obat

Gambar 4.4 Dekomposisi diagram

4.3.1.3 DFD Levelled

a. DFD Level 0 Sistem persediaan obat

Obat

Data_Supplier

Data_Obat

Data_Pelanggan

Retur_Penjualan

Retur_Pembelian

Pembelian_Obat

Penjualan_Obat Direktur Keuangan

Retur_Pembelian

Pembelian_Obat

Penjualan_Obat

Retur_Penjualan

Pembelian_Obat

Retur_Pembelian

Retur_Penjualan

Supplier

Lap.Obat

3 Lap.Supplier

Supplier

Laporan

Lap.Pelanggan

Obat

Obat

Lap.Pembelian_Obat Lap.Penjualan_Obat

Pelanggan

Pelanggan

Lap.Retur_Beli_Obat Lap.Retur_Jual_Obat

Gambar 4.5 DFD Level 0 Sistem Persediaan Obat Gambar 4.5 DFD Level 0 Sistem Persediaan Obat

1.1 Supllier Supplier

Data_Supplier

Pendataan Supplier

Supplier

Pelanggan Pelanggan

Data_Pelanggan

1.3 Obat Obat

Data_Obat

Pendataan Obat

Obat

Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses Pendataan

c. DFD Level 1 Proses obat datang dan keluar

Pembelian Obat

Pembelian Obat

Pembelian Obat

Pembelian Obat

Penjualan Obat

Penjualan Obat 2.2 Penjualan Obat

Penjualan Obat

Penjualan Obat

Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses Pembelian dan Penjualan Obat Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses Pembelian dan Penjualan Obat

Supplier

Supplier

Retur_pembelian

Retur Pembelian

Retur_pembelian_obat

Obat

Retur_pembelian_obat

Obat

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses retur pembelian obat

e. DFD Level 1 Proses Retur Penjualan Obat

Pelanggan Pelanggan

Retur Penjualan

Retur_penjualan_obat

Obat

Retur_penjualan_obat

Retur_penjualan_obat

Obat

Gambar 4.9 DFD Level 1 Proses retur penjualan obat Gambar 4.9 DFD Level 1 Proses retur penjualan obat

Obat

3.1 Lap.Obat

Obat

Laporan Obat

Direktur Keuangan

3.2 Lap.Supplier

Supplier

Supplier

Laporan Supplier

Lap.Pelanggan

Lap.Penjualan_Obat

Penjualan_Obat

Penjualan_Obat

Penjualan_Obat

3.5 Lap.Pembelian_Obat

Laporan

Pembelian_Obat Pembelian_Obat

Pembelian_Obat

Lap. Retur Pembelian Obat Retur Pembelian Obat

3.6 Laporan Retur

Pembelian_Obat

Laporan Retur Penjualan_Obat

Retur Penjualan Obat

Lap. Retur Penjualan Obat

Gambar 4.10 DFD Level 1 Proses Laporan

4.4 Perancangan Sistem Basis Data

4.4.1 ERD (Entity Relationship Diagram)

No_retur_beli Tgl_retur_beli No_beli

Tgl_beli

Kode_supp

Kondisi

Pembelian Pembelian Retur Retur

Kode_supp Nama alamat

SUPPLIER kota Nama_obat

Kode_obat

PEMBELIAN

telpon Jenis_obat

email kategori

No_beli

Total_bayar

OBAT

Kode_supp

Tgl_beli

Jml_bayar

ppn

Harga_beli Harga_jual Selisih

Kode_plg

Tgl_jual

Jml_bayar

ppn

Sisa_bayar

Dibayar

Stok

No_jual

Total_bayar

Kode_plg nama

PENJUALAN

PELANGGAN alamat kota kategori

Retur Retur

Kontak

Penjualan Pembelian

Email Telp Fax

No_retur_jual Tgl_retur_jual No_jual

Tgl_jual Kode_plg Kondisi

Gambar 4.11 ERD Sistem Informasi Persediaan Obat

4.4.2 Desain Database

Dari rancangan ERD di atas maka akan terbentuk tabel_Obat, tabel_Supplier,

tabel_Penjualan, tabel_Penjualan_Detail , tabel_Pembelian, tabel_Pembelian_Detail, tabel_Retur_Pembelian,

tabel_Pelanggan,

tabel_Retur_Pembelian_Detail, tabel_Retur_Penjualan, tabel_Retur_Penjualan_Detail.

a. Tabel Obat

Kode_obat Nama_obat Jenis_obat Kategori Harga_Beli Harga_Jual Selisih_Harga Stok

Tabel 4.1 Tabel Obat

b. Tabel Supplier Kode_supp Nama

Tabel 4.2 Tabel Supplier

c. Tabel Pelanggan

Kode_plg Nama

Alamat Kota

Kategori Telp

Fax

Email Kontak

Tabel 4.3 Tabel Pelanggan

d. Tabel Penjualan No_jual Kode_plg Tgl_jual Jml_bayar Ppn Total_bayar Dibayar Sisa_Bayar

Tabel 4.4 Tabel Penjualan

e. Tabel Penjualan Detail No_jual

Kode_obat Harga_jual Jml

Total_harga

Tabel 4.5 Tabel Penjualan Detail Tabel 4.5 Tabel Penjualan Detail

Kode_supp Tgl_beli

Jml_bayar Ppn

Total_bayar

Tabel 4.6 Tabel Pembelian

g. Tabel Pembelian Detail

No_beli Kode_obat Harga_beli Jml Total_harga

Tabel 4.7 Tabel Pembelian Detail

h. Tabel Retur Penjualan No_retur_jual Tgl_retur

No_jual

Tgl_jual

Kode_plg Kondisi

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22