Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan antara Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa

  

Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan

antara Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa

  

KHOTAMI

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Islam Riau (UIR) Pekanbar u

Jl. Kahar uddin Nasution No. 113 Per hentian Mar poyan Pekanbar u 28284

  : Penelitian ini ber tujuan untuk mengetahui pelaksanaan koor dinasi Abstrak antar a Pemer intah Desa dengan Badan Per musyaw ar atan Desa di Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Salah satu bentuk w ujud ker jasama atau koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan BPD yakni dalam hal menyusun dan mengajukan r ancangan per atur an desa untuk dibahas dan ditetapkan ber sama, mener ima dan melaksanakan pembangunan desa yang ber asal dar i aspir asi dan keinginan masyar akat desa. Adapun ar ti penting per lunya koor dinasi antar a BPD dengan Pemer intah desa yakni untuk meningkatkan kesejahtr aan masyar akat, yang ber kaitan dengan pembinaan kehidupan masyar akat desa, menampung dan menyalur kan aspir asi masyar akat, maupun hal-hal yang ber kaitan dengan pembangunan desa. Adapun masalah pokok dalam penelitian ini yakni bagaimana pelaksanaan koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan Badan Per musyaw ar atan Desa (BPD) dalam per encanaan pembangunan di Kecamatan Sungai Apit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan metode deskr iptif kuantitatif dengan teknik analisa distr ibusi nor mal. Sedangkan yang menjadi r esponden dalam penelitian ini adalah apar at Pemer intah Desa dan Ketua BPD beser ta anggota, dengan teknik sensus dalam penar ikan sampel. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahw a pelaksanaan koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan BPD dalam per encanaan pembangunan di Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak ber ada pada kr iter ia penilaian “cukup baik”.

koordinasi, per encanaan pembangunan, pemerintah desa.

  Kata kunci:

PENDAHULUAN ber dasar kan pancasila dan Undang-

  Indonesia sebagai negar a kesatuan Undang Dasar 1945. Negar a Indonesia

  dalam

  yang ber bentuk r epublik yang menjunjung menganut asas desentr alisasi

  rechstaat, tidak saja

  tinggi hukum atau menyelenggar akan pemer intahan dengan mengutamakan kesejahtr aan r akyat member ikan kesempatan dan keleluasaan

  elfare

  sebagai mana dimaksudkan dalam w kepada daer ah untuk menyelenggar akan

  

state. Akan tetapi lebih dar i itu yakni otonomi daer ah. Kar ena itu, pasal 18 UUD

  membentuk manusia Indonesia seutuhnya 1945 antar a lain menyatakan bahw a pembagian daer ah di Indonesia atas daer ah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemer intahannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Negar a mengakui dan menghor mati satuan-satuan pemer intahan daer ah yang ber sifat khusus atau ber sifat istimew a yang diatur dengan undang-undang.

  Negar a mengakui dan menghor mati kesatuan-kesatuan masyar akat hukum adat beser ta hak-hak tr adisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan per kembangan masyar akat dan pr insip Negar a kesatuan r epublik Indonesia yang diatur dalam undang-undang (UUD 1945). Sedangkan dalam undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemer intahan daer ah disebutkan bahw a desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyar akat hukum yang memiliki batas-batas w ilayah yang ber w enang untuk mengatur dan mengur us kepentingan masyar akat setempat, ber dasar kan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihor mati dalam sistem pemer intahan Negar a r epublik Indonesia. Selanjutnya dalam pasal 200 ayat 1, 2 dan 3 undang- undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemer intahan daer ah dijelaskan bahw a dalam pemer intahan daer ah kabupaten/ kota dibentuk pemer intahan desa yang ter dir i dar i pemer intah desa dan badan per musyaw ar atan desa. Pembentukan, penghapusan, dan/ atau penggabungan desa dengan memper hatikan asal-usulnya atas pr akar sa masyar akat. Lalu, desa dikabupaten/ kota secar a ber tahap dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelur ahan sesuai usul dan pr akar sa pemer intah desa ber sama badan per musyaw ar atan desa yang ditetapkan dengan per da (UU No 32 Tahun 2004).

  Dalam pasal 200 Undang-undang Nomor

  32 Tahun 2004 tentang Pemer intahan Daer ah, bahw a bentuk pemer intahan desa ter dir i atas pemer intah desa dan badan per musya- w ar atan desa. Pemer intah desa ter dir i atas kepala desa dan per angkat desa (sekr etar is desa dan per angkat desa lainnya), sedangkan anggota Badan Per musyaw ar atan Desa (BPD) sesuai pasal 209 adalah w akil penduduk desa yang ber sangkutan yang ditetapkan dengan car a musyaw ar ah dan mufakat yang mempunyai fungsi menetapkan per atur an desa ber sama kepala desa, menampung dan menyalur kan aspir asi masyar akat.

  Untuk itu BPD dan kepala desa menetapkan per atur an desa (per des). Secar a yur idis dan per atur an per undang- undangan ter utama undang-undang yang ber kaitan dengan pemer intahan daer ah yakni Undang-undang Nomor 32 yakni pemer intah desa (kepala desa dan per angkatnya) dan badan per musya- w ar atan desa. Dalam hal ini, dapat dilihat tugas dar i kepala desa yakni menyelenggar akan ur usan pemer intahan, ur usan pembangunan dan ur usan ke- masyar akatan.

  Adapun guna melaksanakan tugas yang telah ter sebut di atas, kepala desa mempunyai w ew enang sebagai ber ikut; Memimpin penyelenggar aan pemer intah- an desa ber dasar kan kebijakan yang ditetapkan ber sama badan per musya- w ar atan desa; Mengajukan r ancangan per atur an desa; Menetapkan per atur an desa yang telah mendapat per setujuan ber sama BPD; Menyusun dan mengajukan r ancangan per atur an desa mengenai APB desa untuk dibahas dan ditetapkan ber sama BPD; Membina kehidupan masyar akat desa; Membina per ekonomian desa; Mengkoor dinasikan pembangunan desa (memfasilitasi dalam per encanaan, pelaksanaan pemanfaatan, pengembangan dan pelestar ian pembangunan di desa); Mew akili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mew akiliya sesuai dengan per atur an per undang-undangan; Melaksanakan w ew enang lain sesuai dengan per atur an per undang-undangan (Sumantr i, 2011: 7).

  Sedangkan Badan Permusyaw ar atan Desa (BPD) ber kedudukan sebagai unsur penyelenggar a pemer intahan desa yang ber fungsi menetapkan per atur an desa ber sama kepala desa, menampung dan menyalur kan aspir asi masyar akat. Pada per atur an pemer intah nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa di jelaskan Bahw a BPD ber kedudukan sebagai unsur penyelenggar a pemer intahan desa dan mer upakan w akil dar i penduduk desa ber sangkutan ber dasar kan ker ter w akilan w ilayah yang ditetapkan dengan car a musyar aw ah dan mufakat. Pada Pasal 35 per atur an ter sebut menjelaskan BPD mempunyai w ew enang; (1) Membahas r ancangan per atur an desa ber sama kepala desa; (2) Melaksanakan pengaw asan ter hadap pelaksanaan per atur an desa dan per atur an kepala desa; (3) Mengusulkan pengangkatan dan pember hentian kepala desa: (4) Membentuk panitia pemilihan kepala desa; (5) Menggali, menampung, menghimpun, mer umuskan dan menyalur - kan aspir asi masyar akat; dan (6) Menyusun tata ter tib BPD.

  Kecamatan Sungai Apit mer upakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Siak. Di mana Kecamatan Sungai Apit ter masuk kecamatan yang ter bilang tua setelah Kecamatan Siak dalam tatanan pemer intahan dibandingkan dengan Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Siak. Pemer intahan Kecamatan Sungai Apit ter bentuk sekitar tahun 1985 saat masih di baw ah Pemer intah Daer ah Kabupaten Bengkalis hingga sekar ang ter bentuknya pemer intah

  Kabupaten Siak tahun 1999, Kecamatan Sungai Apit memiliki 13 Desa dan 1 Kelur ahan. Sementara luas w ilayah Kecamatan Sungai Apit yakni ± 1.346,32 km² . Penduduk Kecamatan Sungai Apit ter dir i dar i kaum mayor itas yang memeluk agama islam dengan ber bagai r agam suku dan bahasa yang ter dir i dar i bahasa melayu sebagai bahasa dominan penduduk lokal, Cina, Bangkinang, Minang dan Jaw a yang mendiami ber bagai w ilayah dalam kaw asan kecamatan Sungai Apit.

  Sebagai batasan masalah dan untuk memper mudah penulis dalam menyelesai - kan penelitian ini, maka penulis mengambil tiga desa sebagai sampel penelitian yakni desa Teluk Batil, Mengkapan dan Par it I/ II. Desa Mengkapan mer upakan desa yang memiliki jumlah penduduk yang ber agam dan ter dir i dar i penduduk mayor itas melayu dan sebagian dar i penduduk ter dir i dar i suku Jaw a dan Minang yang memiliki jumlah penduduk ± 2330 jiw a dengan 496 kepala keluar ga. Penduduk desa Mengkapan sebagian besar masyar akatnya ber mata pencahar ian sebagai petani kar et dan saw it dan sebagian ber pr ofesi sebagai nelayan. Dalam kehidupan sehar i-har i masyar akat desa Mengkapan menjalankan aktifitas sebagai petani dan nelayan w alaupun ada sebagian dar i masyar akatnya yang ber tugas sebagai Pegaw ai Neger i Sipil dan gur u di Sekolah Dasar (SD) maupun di SMP. Masyar akat desa Mengkapan mayor itas memeluk agama islam yang hal ini mer upakan ajar an yang telah dianut dan diamalkan oleh penduduk secar a tur un temur un oleh masyar akat ber - sangkutan.

  Ber dasar kan judul penelitian yang ber kaitan dengan per encanaan pem- bangunan, ber ikut ini mer upakan tabel tentang kegiatan per encanaan Selanjutnya desa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yakni desa Teluk Batil. Desa Teluk Batil memiliki luas w ilayah 900 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 1529 jiw a atau sebanyak 366 kepala keluar ga dengan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dar i jumlah penduduk per empuan. Dimana jumlah penduduk Laki-laki yakni sebanyak 783 or ang, sedangkan penduduk Per empuan ber jumlah 746 or ang. Pada dasar nya desa . pembangunan di desa Mengkapan Kecamatan Sungai Apit or ang, sedangkan penduduk Per empuan ber jumlah 746 or ang. Pada dasar nya desa Teluk Batil mer upakan desa pemekar an dar i desa Tanjung Kur as yakni desa tetangga yang ber batasan dengan sebelah utar a desa Teluk Batil. Penduduk yang mayor itas memeluk agama islam ini, ter dir i dar i suku asli melayu yang mendominasi dar i sekian jumlah penduduk yang ada. Adapun untuk kegiatan pembangunan di desa Teluk Batil, dapat dilihat pada data yang ter dapat pada tabel di baw ah ini.

  Tabel 1: Kegiatan Pembangunan di Desa Mengkapan Kecamatan Sungai Apit No. Tahun Uraian Jumlah Dana 1. 2009

  

1. Pembangunan gor ong-gorong jembatan

  

2. Pembangunan Gedung Per temuan desa

Rp 36.560.000 Rp 78.342.000

  1. Pembangunan semenisasi halaman kantor desa

  2. Pembangunan par kir kantor desa Rp 75.000.000 Rp 17.340.000 4. 2012

  1. Semenisasi gang Pusar a

  4.Pembangunan poskesdes desa Rp 56.312.000 Rp 69.553.000 Rp 53.705.000 Rp 55.560.000 3. 2011

  4.

  3. Pembangunan Semenisasi halaman mesjid Syuhada’

  2. Pembangunan pagar mesjid Syuhada’

  1. Pembangunan MDA sebanyak 2 Lokal

  2. Semenisasi gang saudar a Rp 35.000.000 Rp 50.000.000 2. 2010

  

No. Tahun Uraian Jumlah Dana

1. 2009

  1. Semenisasi jalan pelajar

  Sumber: Kantor Desa Mengkapan, 2012 Tabel 2: Kegiatan Pembangunan di Desa Teluk Batil Kecamatan Sungai Apit

  3. Rencanapembangunan drainase Rp 84.480.000 Rp 29.722.000 Rp 29.667.680

  2. Rencana r ehab r abat kantor desa

  

1. Rencana pembangunan paving blok kantor

desa

  4. Pembangunan par kir kantor desa Rp 55.000.000 Rp 50.700.000 Rp 42.843.998 Rp 19.300.000 4. 2012

  3. Pembangunan pagar kantor desa

  2. Pembangunan posyandu 2 unit

  1. Pembangunan atap mesjid

  2. Pembangunan pagar kantor desa Rp 70.00.000 Rp 20.664.854 3. 2011

  1. Pembangunan pagar mesjid muhajirin

  

2. Pembuatan jembatan sei. Mengkapan besar

Rp 500.000.000 Rp 300.000.000 2. 2010

  Sumber : Kantor Desa Teluk Batil, 2012 Sedangkan desa Par it I/ II memiliki luas w ilayah yakni 15.500 Km² dengan jumlah penduduk yakni 1.488 jiw a. Desa Par it I/ II adalah desa yang memiliki jar ak ± 6 Km dar i ibukota Kecamatan. Ber beda dengan dua desa sebelumnya yang telah dijelaskan di atas, bahw asanya penduduk desa Par it I/ II mayor itas ter dir i dar i suku

  Hubungan antar a BPD dengan pemer intah desa adalah mitr a, ar tinya antar a BPD dan Kepala Desa har us bisa beker ja sama dalam penetapan per atur an desa dan APBDes. BPD mempunyai tugas konsultatif dengan kepala desa untuk mer umuskan dan menetapkan kebijakan dalam melaksanakan pemer intahan dan pembangunan desa, selain itu BPD juga ber kew ajiban untuk membantu memper lancar pelaksanaan tugas Kepala Desa. Mengingat bahwa BPD dan Kepala Desa itu kedudukannya setar a, maka antar a BPD dan Kepala Desa tidak boleh saling menjatuhkan tetapi har us dapat meningkatkan pelaksanaan koor dinasi guna mew ujudkan ker jasama yang mantap dalam pr oses pelaksanaan pembangunan yang mer upakan per w ujudan dar i per atur an desa.

  Namun fenomena yang ter lihat dar i ketiga desa di Kecamatan Sungai Apit bahw a masalah kebijakan dan pelak- jaw a dengan dominasi penduduk yang menganut agama islam hampir 98%. Sementar a itu, untuk mendukung penelitian ini, maka ber ikut mer upakan data tentang kegiatan pembangunan di desa Par it I/ II Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak yang dapat dilihat pada tabel di baw ah ini. sanaan pembangunan dar i data yang peneliti lampir kan di atas, didominasi oleh pemer intah desa, tanpa ada koor dinasi dengan BPD, sementar a dalam menetapkan per des har us mendapat per setujuan dar i BPD. Pembangunan yang dimaksudkan disini yakni pembangunan yang ber sifat fisik. Adapun yang dimaksud dengan pembangunan fisik meliputi sar ana dan pr asar ana pemer intahan, jalan, jembatan, pasar dan ir igasi. ber dasar kan hasil pr asur vey peneliti dilapangan ter hadap tiga desa yakni desa Mengkapan, Teluk Batil dan Par it I/ II, hal ter sebut tidaklah sesuai dengan sehar usnya. Di samping itu, ter indikasi adanya per bedaan pandangan antar a BPD dengan Pemer intah Desa ter hadap tujuan ter tentu. Dimana aspir asi yang ber asal dar i masyar akat yang disampaikan melalui BPD tidak diakomodir dan diter ima dengan baik oleh Pemer intah Desa. Pemer intah Desa mengembangkan pan-

  Tabel 3: Kegiatan Pembangunan di Desa Parit I/ II Kecamatan Sungai Apit

No. Tahun Uraian Jumlah Dana

  1. 2010

  1. Pembangunan gedung BUMdes

  2. Pembangunan pagar kantor desa

  3. Rehab r uangan kantor desa

  4. Pembangunan gedung posyandu Rp 99.000.000 Rp 19.000.000 Rp 15.000.000 Rp 66.000.000 2. 2011

  1. Pembangunan jalan menuju mesjid

  2. Semenisasi jalan desa

  3. Pembangunan paving blok kantor desa Rp 40.000.000 Rp 85.700.000 Rp 53.000.000

  3. 2012

  

1. Pembangunan gor ong-gor ong jembatan desa

Par it I/ II.

  2. Pembangunan dr ainase Rp 38.000.000 Rp 23.075.000

  Sumber: Kantor Desa Parit I/ II, 2012 dangan mer eka sendir i ter hadap suatu masalah, baik itu ber kaitan dengan kegiatan per encanaan dan pelaksanaan pembangunan desa yang ada tidak ber kembang dan ter kelola dengan baik. Keter gantungan pada pemer intah desa atas setiap kebijakan, yang mana kondisi demikian menimbulkan ketidaksinkr onan antar a keinginan masyar akat dengan kebijakan pemer intah desa sehingga kebutuhan masyar akat akan pem- bangunan belum dapat ter akomodir dengan baik. Lemahnya komunikasi antar a Pemer intah Desa dengan BPD menyebab- kan pola hubungan ker jasama antar a keduanya ter dapat adanya per bedaan pandangan ter hadap aspir asi masyar akat yang disampaikan melalui BPD dengan kebijakan yang ber asal dar i Pemer intah Desa.

  Secar a konseptual, koor dinasi per lu dilaksanakan mulai dar i pr oses pe- r umusan kebijaksanaan, per encanaan, pelaksanaan sampai pada pengaw asan dan pengendaliannya. Dengan kata lain, dalam melakukan koor dinasi diper lukan adanya per encanaan yang jelas, pelaksanaan, pengaw asan bahkan sampai kepada pengendalian yang memang per lu diper hatikan dan dilaksanakan. Ber dasa- kan hal ter sebut dapat dikemukan per soalan yaitu bagaimana pelaksanaan koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan Badan Per musyaw ar at an Desa (BPD) dalam per encanaan pembangunan di Kecamatan Sungai Apit?

  Menur ut Taliziduhu Ndahar a (2003: 7), ilmu pemer intahan dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajar i bagaimana memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan tiap or ang akan jasa publik dan layanan sipil, dalam hubungan pemer intahan, (sehingga dapat diter ima) pada saat dibutuhkan oleh yang ber sangkutan. Ilmu pemer intahan mempelajar i pemer intahan dar i dua sudut, per tama dar i sudut bagaimana sehar us- nya. dan kedua dar i sudut bagaimana senyatanya. Menur ut Siaqian, dalam Br atakusumah (2005: 4) mengatakan bahw a pembangunan sebagai suatu usaha atau r angkaian usaha per tumbuhan dan per ubahan yang ber encana dan dilakukan secar a sadar oleh suatu bangsa, negar a dan pemer intah, menuju moder nitas dalam r angka pembinaan bangsa.

  Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggar akan ur usan pemer intahan, antar a lain pengatur an kehidupan masyar akat sesuai dengan kew enangan desa seper ti, pembuatan per atur an desa, pembentukan lembaga kemasyar akatan, pembentukan badan usaha milik desa dan ker jasama antar desa, ur usan pem- bangunan, antar a lain pember dayaan masyar akat dalam penyediaan sar ana pr asar ana fasilitas umum desa seper ti jalan desa, jembatan desa, ir igasi desa, pasar desa. Guna melaksanakan tugas yang telah ter sebut di atas, kepala desa mempunyai w ew enang sebagai ber ikut; (1) Memimpin penyelenggar aan pemer intahan desa berdasar kan kebijakan yang ditetapkan ber sama badan per - musyaw ar atan desa; (2) Mengajukan r ancangan per atur an desa; (3) Menetapkan per atur an desa yang telah mendapat per setujuan ber sama BPD; (4) Menyusun dan mengajukan r ancangan per atur an desa mengenai APB desa untuk dibahas dan ditetapkan ber sama BPD; (5) Membina kehidupan masyar akat desa; (6) Membina per ekonomian desa; (7) Mengkoor dinasikan pembangunan desa (memfasilitasi dalam per encanaan, pelaksanaanm pemanfaatan, pengem- bangan dan pelestar ian pembangunan di desa); (8) Mew akili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mew akiliya sesuai dengan per atur an per undang-undangan; dan (9) Melaksanakan w ew enang lain sesuai dengan per atur an per undang- undangan (Sumantr i, 2011: 7).

  Adapun fungsi dar i BPD yakni menetapkan per atur an desa ber sama kepala desa, menampung dan menyalur kan aspir asi masyar akat, dan disamping itu BPD mempunyyai fungsi mengaw asi pelaksanaan per atur an desa dalam r angka pemantapan pelaksanaan kiner ja pemer intah desa. Dalam r angka melaksanakan fungsinya, BPD mempunyai w ew enang, yakni; (1) Membahas r ancangan per atur an desa ber sama kepala desa; (2) Melaksanakan pengaw asan ter hadap pelaksanaan per atur an desa dan per atur an kepala desa; (3) Mengusulkan pengangkatan dan pember hentian kepala desa; (4) Membentuk panitia pemilihan kepala desa; (5) Menggali, menampung, menghimpun, mer umuskan dan menyalur kan aspir asi masyar akat; dan (6) Menyusun tata ter tib BPD (Sumantr i, 2011: 7).

  Menur ut Suhar to (2008: 82) bahw a kebijakan sosial adalah seper angkat tindakan, ker angka ker ja, petunjuk, r encana, peta atau str ategi yang dir ancang untuk menter jemahkan visi politis pemer intah atau lembaga pemer intah kedalam pr ogr am dan tindakan untuk mencapai tujuan ter tentu dibidang kesejahtr aan sosial.

  Selanjutnya, menur ut Indr iyo Gitosudar mo dan Agus Mulyono (2001: 145) bahw a koor dinasi adalah usaha untuk menghar moniskan atau men- ser asikan selur uh kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan yang dihar apkan.

  Sebenar nya dalam koor dinasi, diper lukan adanya komunikasi antar a satu pihak pihak yang lain dalam r angka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

  Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syafie (2007: 4) bahw a komunikasi adalah antar a or ang yang member ikan infor masi dengan or ang yang mener ima sama per sepsinya atau pandangan yang ber kenaan dengan infor masi. Koor dinasi dan komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Koor dinasi adalah hasil akhir dar i pada komunikasi.

  METODE

  Untuk memper mudah penulis dalam mengumpulkan dan mendapatkan data ser ta infor masi yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan metode penilitian deskr iptif kuatitatif yakni memapar kan hasil pengamatan dilapangan apa adanya, yang ber tujuan untuk mengetahui sejauh bagaimana pelaksanaan koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan Badan Per - musyaw ar atan Desa khususnya dalam per encanaan pembangunan di Kecamatan Sungai Apit.

  Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Dengan per timbangan ter tentu yang penulis lakukan, sehingga dar i 13 desa/ kelur ahan yang ada di Kecamatan Sungai Apit, penulis mengambil sampel 3 desa yakni Desa Mengkapan, Teluk Batil, dan Desa Par it I/ II. Adapun per timbangan penulis ter tar ik mengambil ketiga Desa ter sebut di Kecamatan Sungai Apit sebagai lokasi penelitian, kar ena adanya per timbangan ter tentu (Teknik Pur posive Sampling) yakni sebagai ber ikut; (1) Kecamatan Sungai Apit ter masuk Kecamatan induk dalam pemekar an Kabupaten Siak dan memiliki desa ter isolir ; (2) Dar i tingkat/ jumlah desa, Kecamatan Sungai Apit memiliki Desa yang cukup banyak;

  (3) Jika dibandingkan dengan desa-desa yang ada di Kecamatan Sungai Apit, ketiga desa ter sebut ditemukan adanya masalah yang ber kaitan dengan penelitian, lebih ter isolir , dan tingkat pembangunannya r elatif r endah dan kur angnya pemer ataan pembangunan.

  Ber dasar kan keter angan yang telah dijelaskan di atas, bahw a penulis menetapkan tiga Desa di Kecamatan Sungai Apit yakni Desa Mengkapan, Teluk Batil dan Par it I/ II sebagai sampel. Sementar a itu yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Ketua BPD dan anggota, ser ta Per angkat Desa dar i ketiga desa ter sebut sebagai penilai dan sumber infor masi ter kait dengan penelitian. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yakni ber jumlah 50 or ang r esponden yang ter dir i dar i 15 or ang dar i desa Teluk Batil, 19 or ang dar i desa Mengkapan dan 16 or ang dar i desa Par it I/ II.

  HASIL

  Pemer intahan Kecamatan Sungai Apit ter bentuk sekitar tahun 1985 saat masih di baw ah pemer intah daer ah Kabupaten Bengkalis hingga sekar ang ter bentuknya pemer intah Kabupaten Siak tahun 1999, Kecamatan Sungai Apit memiliki 13 Desa dan 1 Kelur ahan.

  Sementar a luas w ilayah Kecamatan Sungai Apit yakni ± 1.346,32 km. Kecamatan Sungai Apit ter letak 43 km dar i Siak Sr i Indr apur a yang mer upakan ibu kota Kabupaten Siak dengan w aktu tempuh untuk per jalanan dar at yakni ± 1,5 jam.

  Adapun batas-batas Kecamatan Sungai Apit ini digambar kan sebagai ber ikut: Sebelah Utar a ber batasan dengan Selat Panjang. Sebelah Selatan ber batasan dengan Kecamatan Dayun dan Kabupaten Kampar . Sebelah Bar at ber batasan dengan

  Kecamatan Pusako dan Kecamatan Bunga Raya. Sebelah Timur ber batasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi.

  Sementar a itu, untuk memper mudah penulis dalam melakukan penelitian, dar i

  14 Desa/ Kelur ahan yang ada di Kecamatan Sungai Apit, maka penulis mengambil sampel 3 buah desa yakni Desa Mengkapan, Teluk Batil dan Desa Par it I/ II, Dengan gambar an yakni: Desa Mengkapan memiliki luas w ilayah 11.327 Ha, dengan jumlah penduduk 2330 jiw a atau sebanyak 496 KK. Adapun batas- batas w ilayahnya secar a admininstr asi yakni sebagai ber ikut: Sebelah utar a ber batasan dengan Selat Lalang; Sebelah selatan ber batasan dengan Desa Dosan/ Pusako; Sebelah bar at ber batasan dengan Desa Bungsur ; Sebelah timur ber batasan dengan Desa Sungai Raw a.

  Selanjutnya untuk Desa Teluk Batil memiliki luas w ilayah 900 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 1529 jiw a atau sebanyak 366 KK. Adapun batas- batas w ilayahnya yakni sebagai ber ikut; Sebelah utar a ber batasan dengan Desa Tanjung Kur as; Sebelah selatan ber batasan dengan Kecamatan Sungai Apit; Sebelah bar at ber batasan dengan Sungai Siak; dan Sebelah timur ber batasan dengan Desa Kayu Ar a Per mai.

  Sedangkan untuk Desa Par it I/ II memiliki luas w ilayah yakni kur ang lebih 15.500 km² , dengan jumlah penduduk yakni sebanyak 1.488 jiw a atau 205 Kepala Keluar ga (KK). Selanjutnya untuk melihat gambar an tentang batas-batas w ilayah secar a administr asi Desa Par it I/ II Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak yakni sebagai ber ikut; Sebelah utar a ber batasan dengan Kecamatan Sungai Apit; Sebelah selatan ber batasan dengan Desa Har apan; Sebelah bar at ber batasan dengan sungai Siak; dan Sebelah timur ber batasan dengan Desa Sungai Kayu Ar a.

  

Perencanaan tentang pelaksanaan koor dinasi antar a

  Untuk mengetahui tanggapan Pemer intah Desa dengan BPD dalam r esponden ter hadap indikator per en- per encanaan pembangunanan, maka canaan, yang ber kaitan dengan penelitian dapat dilihat pada tabel di baw ah ini:

  Tabel 4: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perencanaan Tanggapan Responden No. Pedoman yang Dinilai Jumlah Kurang Tidak Setuju Setuju Setuju

  1. Pemerintah Desa dan BPD menetapkan tujuan yang ingin

  40

  6

  4

  50 dicapai sebagai w ujud koor dinasi ter kait per encanaan pembangunan desa

  2. Pemerintah Desa dan BPD melakukan penjelasan dan

  28

  14

  8

  50 per incian kegiatan dan sumber daya apa yang har us diper lukan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan desa

  3. Mer umuskan tujuan yang jelas agar pembangunan desa

  27

  21

  2

  50 ber jalan dengan baik oleh Pemerintah Desa dan BPD

  4. Menganalisa r encana kegiatan pembangunan dengan adanya

  19

  25

  6

  50 kejelasan ar ah sebagai ker angka pencapaian tujuan oleh Pemerintah Desa dan BPD

  5. Pemerintah Desa dan BPD melakukan identifikasi tentang 40 10 -

  50 hambatan dan kemudahan dalam pencapaian tujuan pembangunan desa

  6. Melihat faktor -faktor lingkungan ekster n dan inter n

  15

  25

  10

  50 (luar dan dalam) seper ti kemampuan apar at penyelenggar a pemer intahan desa dan par tisipasi masyar akat ter hadap kegiatan pembangunan desa oleh Pemerintah Desa dan BPD

  7. Mengembangkan r encana alter natif kegiatan oleh

  37

  13 50 - Pemerintah Desa dan BPD agar pembangunan dapat ber jalan Dar i penghitungan menggunakan statistik ber dasar kan jaw aban r esponden penelitian ter hadap indikator

  Ber dasar kan di atas, dapat dilihat bahw a sebanyak 7 or ang r esponden atau dengan per sentase 14% yang penilaian mer eka ter kategor i baik. Sementar a itu, dar i 50 r esponden, ada sebanyak 35 or ang r esponden atau 70 % dar i indikator per encanaan yang penilaian mer eka ber ada pada kategor i cukup baik. Sedangkan 8 or ang sponden r edengan per sentase 16 % penilaian mer eka ber ada pada kategor i tidak baik ter hadap indikator per encanaan. Dar i keselur uhan tanggapan r espoden ter hadap indikator per encanaan di atas, dapat dikat akan bahw a sebagian r esponden atau sebanyak 35 or ang dar i 50 or ang r esponden menyatakan bahw a kegiatan per encanaan dalam mew ujudkan koor dinasi ber ada pada ukur an cukup baik dengan per sentase 70 %.

  7

  16.0

  8

  70.0 Tidak Baik

  70.0

  35

  14.0 Cukup Baik

  14.0

  Baik

  Hal di atas menunjukkan bahw a per encanaan itu belum sepenuhnya dilak- per encanaan, diper oleh hasil yakni seper ti ter dapat pada tabel di baw ah ini: sanakan dengan baik oleh Pemer intahan Desa di Kecamatan Sungai Apit dalam ber bagai pr oses pelaksanaan kegiatan pembangunan, dimana dalam kegiatan per encanaan ter sebut sehar usnya di - per lukan penetapan tujuan yang ingin dicapai dengan jelas, r umusan tujuan yang jelas, maupun melakukan identifikasi ter hadap hambatan dan kemudahan ser ta pemilihan alter natif yang ter baik dalam mencapai pem-bangunan.

  50 Tabel 5: Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Perencanaan Kategori Penilaian Responden Persen Valid Persen

  15

  22

  

13

  8. Pemerintah Desa dan BPD membuat penilaian dan pemilihan alter natif-alternatif ter baik dari ber bagai alter natif yang menyangkut masalah kegiatan pembangunan

  Untuk mengetahui tanggapan r esponden ter hadap indikator pembagian tugas, yang ber kaitan dengan penelitian tentang pelaksanaan koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan BPD dalam per encanaan pembangunanan, maka dapat dilihat pada tabel di baw ah ini: dengan baik.

  Pembagian Tugas

  16.0 Total 50 100 100

  Tabel 6: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pembagian Tugas Tanggapan Responden No. Pedoman yang Dinilai Kurang Tidak Jumlah

Setuju

Setuju Setuju

  1. Adanya keter bukaan dalam pembagian tugas antar a

  

29

  17

  4

  50 pemerintah desa dan BPD sebagai bentuk hubungan koor dinasi

  2. Pemerintah Desa dan BPD mengutamakan kepentingan

  

16

  27

  7

  50 umum dan kesamaan per sepsi dalam beker ja, khususnya dalam hal yang ber kaitan dengan kegiatan pembangunan desa

  3. Sebagai unsur penyelenggar a pemerintahan desa, pemerin-

  

24

  18

  8

  50 tah desa dan BPD senantiasa melakukan penataan hu- bungan ker ja dalam melak- sanakan kegiatan pemba- ngunan desa

  4. Membina dan meningkatkan hubungan kemanusiaan dengan

  

12

  21

  17

  50 member ikan per ha-tian dalam hubungan ker ja antar sesama unsur penye-lenggar a pemerintahan desa dalam hal ini yakni antar a Pemer intah Desa dan BPD

  indikator Pembagian Tugas, diper oleh Dar i hasil penghitungan hasil yakni seper ti ter dapat pada tabel menggunakan statistik ber dasar kan ber ikut ini: jaw aban r esponden penelitian ter hadap

  

Tabel 7: Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Pembagian Tugas

Kategori Penilaian Responden Persen Valid Persen

  Baik

  12

  24.0

  24.0 Cukup Baik

  29

  58.0

  58.0 Tidak Baik

  9

  18.0

  18.0 Total 50 100 100

  tanggapan mer eka menyatakan baik Tabel tentang penilaian ter hadap per sentase 24 %. Selanjutnya 29 or ang indikator pembagian tugas di atas ter lihat r esponden dengan per sentase 58 % bahw a sebanyak 12 or ang r esponden yang menyatakan cukup baik ter hadap penyamaan per sepsi dan pandangan indikator pembagian tugas. Sementar a itu, dalam beker ja sebagai w ujud koor dinasi sebanyak 9 or ang r esponden atau 18 % dalam kegiatan pembangunan desa. yang tangapan mer eka tidak baik.

  Ber dasar kan kr iter ia penilaian

  Komunikasi

  r esponden ter hadap indikator pembagian Untuk mengetahui tanggapan tugas di atas, dapat dikatakan bahw a jaw aban r esponden ter sebut yang r esponden ter hadap indikator komunikasi, mendominasi adalah ber ada pada yang ber kaitan dengan penelitian tentang kategor i cukup baik yakni dengan pelaksanaan koor dinasi antar a per sentase 58%. Dimana 29 or ang

  Pemer intah Desa dengan BPD dalam r esponden ter sebut menyatakan kur ang per encanaan pembangunanan, maka setuju, baik mengenai sikap keter bukaan dapat dilihat pada tabel di baw ah ini: dalam pembagian tugas, maupun dalam

  Tabel 8: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komunikasi Tanggapan Responden No. Pedoman yang Dinilai Jumlah Kurang Tidak Setuju Setuju Setuju

  1. Menyampaikan pesan terkait dengan kegiatan pembangunan

  30

  15

  5

  50 desa, oleh Pemer intah Desa dan BPD selaku unsur penyelenggar a pemer intahan desa

  2. Penyampaian pesan secara r inci dan jelas perihal

  20

  23

  7

  50 pembangunan desa tentang bagaimana menger jakan tindakan yang telah ditetapkan ber sama oleh Pemerintah Desa dan BPD

  3. Pemerintah Desa dan BPD Membuat r umusan ide/ konsep

  21

  23

  6

  50 yang akan disampaikan ber kaitan dengan pembangunan desa.

  4. Memper siapkan dan menyampaikan langkah 33 -

  17

  50 str ategis tentang kegiatan pembangunan desa secara sistematis sesuai kebutuhan oleh Pemerintah Desa dan BPD.

  31

  16

  3

  50 sebagai media komunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimenger ti yang dilakukan oleh Ber dasar kan hasil penghitungan menggunakan statistik ber dasar kan jaw aban r esponden penelitian ter hadap

  Dar i tabel di atas, ter lihat bahw a 18 % atau 9 or ang r esponden menyatakan baik ter hadap indikator komunikasi.

  Baik

  18.0

  9

  64.0 Tidak Baik

  64.0

  32

  18.0 Cukup Baik

  18.0

  9

  50 Tabel 9: Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Komunikasi

Kategori Penilaian Responden Persen Valid Persen

  Sementar a itu, jaw aban r esponden dengan kategor i cukup baik dengan per sentase 64 % atau ber jumlah sebanyak 32 or ang. Sedangkan r esponden menyatakan tidak baik yakni ber jumlah 9 or ang atau dengan per sentase 18 %.

  17

  26

  7

  6. Pemerintah Desa dan BPD menggunakan alat bantu/ media ter tulis untuk menyampaikan pesan terkait per ihal pembangunan desa, agar mudah diter ima oleh komunikan(penerima pesan) ter hadap maksud yang ingin dicapai.

  Pemerintah Desa dan BPD

  Untuk mengetahui tanggapan r esponden ter hadap indikator pembuatan kebijakan, yang ber kaitan dengan penelitian tentang pelaksanaan koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan BPD dalam pe- r encanaan pembangunanan, maka dapat dilihat pada tabel di baw ah ini:

  Pembuatan Kebijakan

  Ber dasar kan ketiga ukur an penilaian tentang indikator komunikasi di atas, ter lihat bahw a nilai yang paling dominan dar i ketiga ukur an ter sebut adalah ber ada pada kategor i cukup baik atau pada kr iter ia jaw aban kur ang setuju ter hadap ketiga sub indikator yakni pesan yang disampaikan, per umusan ide/ konsep maupun media/ per antar a yang diguna- kan. Hal ini dibuktikan dengan adanya per nyataan mer eka yang menyatakan kur ang setuju ter hadap penggunaan indikator Komunikasi, diper oleh hasil yakni seper ti ter dapat pada tabel ber ikut: bahasa dan penyampaian pesan secar a r inci dan jelas ter kait per ihal kegiatan pembangunan desa yang mana sehar usnya untuk mencapai komunikasi yang baik dan efektif diper lukan kejelasan dalam penyampaian pesan, bahasa yang mudah dipahami dan diter ima oleh si pener ima pesan ter kait per soalan yang akan disampaikan oleh si pember i pesan yang ber sangkutan.

  18.0 Total 50 100 100

  Tabel 10: Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pembuatan Kebijakan Tanggapan Responden No. Pedoman yang Dinilai Jumlah Kurang Tidak Setuju Setuju Setuju

  1. Pemerintah Desa dan BPD membuat acuan r ancangan

  19

  20

  11

  50 kebijakan pemer intahan dalam r angka untuk mewujudkan kesejahtraan masyar akat desa

  2. Mer umuskan r ancangan kebijakan yang ber kaitan

  7

  29

  14

  50 dengan pembangunan desa yang ber asal dari aspir asi dan keinginan masyar akat desa oleh Pemerintah Desa dan BPD.

  3. Mengambil keputusan terhadap kebijakan yang dibuat bersama

  12

  21

  17

  50 antar a Pemer intah Desa dengan BPD untuk mewujudkan keinginan dan aspir asi dar i masyar akat desa

  4. Menetapkan car a pelaksanaan kebijakan mengenai per ihal

  2

  25

  23

  50 pembangunan desa sebagai bentuk koor dinasi antar a Pemerintah Desa dan BPD

  Dar i penghitungan menggunakan Kebijakan, maka diper oleh hasil statistik ber dasar kan jaw aban r esponden pengukur an seper ti ter dapat pada tabel penelitian ter hadap indikator Pembuatan ber ikut:

  Tabel 11: Rekapitulasi Penilaian Responden Terhadap Indikator Pembuatan Kebijakan Kategori Penilaian Responden Persen Valid Persen Baik

  8

  16.0

  16.0 Cukup Baik

  31

  62.0

  62.0 Tidak Baik

  11

  22.0

  22.0 Total 50 100 100

  Dar i tabel di atas, ter lihat sebanyak 11 or ang yang penilaian mer eka ter golong 8 or ang r esponden yang penilaian mer eka tidak baik. ber ada pada kategor i baik dengan

  Dar i ketiga penilaian ter hadap per sentase 16 %. Selanjutnya penilaian indikator pembuatan kebijakan di atas, cukup baik dengan jumlah 31 or ang diper oleh angka yang paling dominan dengan per sentase 62 %. Sementar a itu, yakni 31 or ang r esponden dengan r esponden dengan per sentase 22 % atau per sentase 62 % atau kategor i penilaian mer eka ter golong cukup baik. dar i jumlah ini menunjukkan bahw a dalam membuat acuan dan r umusan r ancangan kebijakan Pemer intah Desa dan Badan Per - musyaw ar atan Desa belum sepenuhnya memper hatikan apir asi dan keinginan masyar akat desa ter kait per ihal kegiatan pembangunan desa. Walaupun demikian, sebagian r esponden ada yang menjaw ab setuju dengan per nyataan adanya pembuatan acuan dan r umusan r ancangan kebijakan yang ber asal dar i aspir asi dan keinginan masyar akat ter kait per ihal pembangunan desa. Ini ber ar ti bahw a acuan r ancangan kebijakan ter sebut memang dilakukan oleh sebagian penyelenggar a pemer intahan desa ter lepas dar i memper hatikan kepentingan dan aspir asi yang ber asal dar i masyar akat desa ter sebut

  PEMBAHASAN

  Ber dasar kan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan secar a signifikan bahw a pelaksanaan koor dinasi antar a Pemer intah Desa dengan Badan Per musyaw ar atan Desa (BPD) dalam per encanaan pembangunan di Kecamatan Sungai Apit dilihat dar i aspek ber ikut, yaitu;

  Pertama, aspek per encaan.

  Per encanaan itu belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik oleh Pemer intahan Desa di Kecamatan Sungai Apit dalam ber bagai pr oses pelaksanaan kegiatan pembangunan, dimana dalam kegiatan per encanaan ter sebut sehar usnya diper lukan penetapan t ujuan yang ingin dicapai dengan jelas, r umusan tujuan yang jelas, maupun melakukan identifikasi ter hadap hambatan dan kemudahan ser ta pemilihan alter natif yang ter baik dalam mencapai pembangunan. Hal itu ter lihat bahw a sebanyak 7 or ang r esponden atau dengan per sentase 14% yang penilaian mer eka ter kategor i baik. Sementar a itu, dar i 50 r esponden, ada sebanyak 35 or ang r esponden atau 70 % dar i indikator per encanaan yang penilaian mer eka ber ada pada kategor i cukup baik. Sedangkan 8 or ang sponden r edengan per sentase 16 % penilaian mer eka ber ada pada kategor i tidak baik ter hadap indikator per encanaan. Dar i keselur uhan tanggapan r espoden ter hadap indikator per encanaan di atas, dapat dikatakan bahw a sebagian r esponden atau sebanyak 35 or ang dar i 50 or ang r esponden menyatakan bahw a kegiatan per encanaan dalam mew ujudkan koor dinasi ber ada pada ukur an cukup baik dengan per sentase 70 %.

  Kedua, aspek pembagian tugas.

  Ber dasar kan kr iter ia penilaian r esponden ter hadap indikator pembagian tugas di atas, dapat dikatakan bahw a jaw aban r esponden ter sebut yang mendominasi adalah ber ada pada kategor i cukup baik yakni dengan per sentase 58%. Dimana 29 or ang r esponden ter sebut menyatakan kur ang setuju, baik mengenai sikap keter bukaan dalam pembagian tugas, maupun dalam penyamaan per sepsi dan pandangan dalam beker ja sebagai w ujud koor dinasi dalam kegiatan pembangunan desa. Hal itu ter lihat bahw a sebanyak 12 or ang r esponden yang tanggapan mer eka menyatakan baik per sentase 24 %. Selanjutnya 29 or ang r esponden dengan per sentase 58 % menyatakan cukup baik ter hadap indikator pembagian tugas. Sementar a itu, sebanyak 9 or ang r esponden atau 18 % yang tangapan mer eka tidak baik.

  Ketiga, aspek komunikasi.

  Ber dasar kan ketiga ukur an penilaian tentang indikator komunikasi di atas, ter lihat bahw a nilai yang paling dominan dar i ketiga ukur an ter sebut adalah ber ada pada kategor i cukup baik atau pada kr iter ia jaw aban kur ang setuju ter hadap ketiga sub indikator yakni pesan yang disampaikan, per umusan ide/ konsep maupun media/ per antar a yang digunakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya per nyataan mer eka yang menyatakan kur ang setuju ter hadap penggunaan bahasa dan penyampaian pesan secar a r inci dan jelas ter kait per ihal kegiatan pembangunan desa yang mana sehar usnya untuk mencapai komunikasi yang baik dan efektif diper lukan kejelasan dalam penyampaian pesan, bahasa yang mudah dipahami dan diter ima oleh si pener ima pesan ter kait per soalan yang akan disampaikan oleh si pember i pesan yang ber sangkutan. Hal ini ter bukti dengan 18 % atau 9 or ang r esponden menyatakan baik ter hadap indikator komunikasi. Sementar a itu, jaw aban r esponden dengan kategor i cukup baik dengan per sentase 64 % atau ber jumlah sebanyak 32 or ang. Sedangkan r esponden menyatakan tidak baik yakni ber jumlah 9 or ang atau dengan per sentase 18 %.

  Keempat, aspek pembuatan

  kebijakan. Dar i ketiga penilaian ter hadap indikator pembuatan kebijakan di atas, diper oleh angka yang paling dominan yakni 31 or ang r esponden dengan per sentase 62 % atau kategor i penilaian mer eka ter golong cukup baik. dar i jumlah ini menunjukkan bahw a dalam membuat acuan dan r umusan r ancangan kebijakan Pemer intah Desa dan Badan Per musyaw ar atan Desa belum sepenuhnya memper hatikan apir asi dan keinginan masyar akat desa ter kait per ihal kegiatan pembangunan desa. Walaupun demikian, sebagian r esponden ada yang menjaw ab setuju dengan per nyataan adanya pembuatan acuan dan r umusan r ancangan kebijakan yang ber asal dar i aspir asi dan keinginan masyar akat ter kait per ihal pembangunan desa. Ini ber ar ti bahw a acuan r ancangan kebijakan ter sebut memang dilakukan oleh sebagian penyelenggar a pemer intahan desa ter lepas dar i memper hatikan kepentingan dan aspir asi yang ber asal dar i masyar akat desa ter sebut.

  SIMPULAN

Dokumen yang terkait

Tabel 1: Perkembangan Siswa SD El Ma’Arif dan SD Cahaya Mekah

0 0 19

EKOLOGI DAN VEGETASI EKOSISTEM MANGROVE DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi Kasus : Pulau Panjang dan Pulau Tamiang) ARTIKEL

0 0 10

ANALISIS PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kerinci)

0 0 10

PERAN CITRA INSTANSI SEBAGAI PEMODERASI PADA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN PUBLIK DALAM PENGURUSAN PERIZINAN (Studi pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci)

0 0 14

Pengaruh Tinggi Chamber Terhadap Distribusi temperatur Udara dan Residence Time Pulse Drying Chamber

0 0 5

DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP KINERJA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI RIAU The Impact of Fiscal Policy on Performance of Agriculture in Riau Province Dinda Julia, Alla Asmara dan Heriyanto

0 0 16

ANALISIS EKONOMI USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU Economic Analysis of Lowland Rice Farming in Rambah Samo District Rokan Hulu Regency Darus, Saipul Bahri dan Ujang Paman

0 0 6

Pelaksanaan Tugas Humas Oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru Melalui Event Job Expo 2012 Dalam Mengurangi Pengangguran Di Pekanbaru Bunga Febrina Dyah Pithaloka Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau ABSTRAK - Pelaksanaan Tugas Humas Oleh

0 1 14

Peranan Humas Dalam Mensosialisasikan Surat Edaran Gubernur Nomor 800UM01.20 Tahun 2014 Tentang Seragam PNS Pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Riau Syarifah Aini Eka Putri Dyah Pithaloka, M.Si Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas

0 0 13

Kepastian Hukum Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum Tunggal dalam Pendirian Bank Syariah di Indonesia

0 0 24