Perencanaan jaringan air bersih dengan a (1)

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
DENGAN AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANG
LENDANGGUAR
DESA KEDARO-LOMBOK BARAT

Design of Water Supply For Community With Shallow Ground Water
At Lendangguar Kedaro Village – West Lombok District
Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
S 1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :
MARTA SYA’BANI
F1A 009 040

JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2014


Artikel Ilmiah
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
DENGAN AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR
DESA KEDARO - LOMBOK BARAT
Oleh :
Marta Sya’bani
F1A 009 040
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing

1. Pembimbing Utama

I D G. Jaya Negara, ST., MT.
NIP. 19690624 199703 1 001

Tanggal :

September 2014

Tanggal :


September 2014

2. Pembimbing Pendamping

Agustono Setiawan,
Setiawan ST., MSc.
NIP. 19700113 199702 1 001

ii

Artikel Ilmiah
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
DENGAN AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR
DESA KEDARO - LOMBOK BARAT
Oleh :
Marta Sya’bani
F1A 009 040
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 6 September 2014
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji
1. Penguji I

Salehudin, ST., MT.
M
NIP. 19661231 199512 1 001
2. Penguji II

Lalu Wirahman W.,
W ST., MSc.
NIP . 19680201 199703 1 002
3. Penguji III

Humairo Saidah, ST., MT.
NIP . 19720609
720609 199703 2 001

iii

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT DENGAN AIR TANAH DANGKAL

DI DUSUN LENDANGGUAR DESA KEDARO - LOMBOK BARAT
Design of Water Supply For Community With Shallow Ground Water At Lendangguar
Kedaro Village – West Lombok District
2

Marta Sya’bani¹, IDG Jaya Negara , dan Agustono Setiawan²
¹ Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
² Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Tingkat kebutuhan masyarakat akan air bersih yang kian bertambah menuntut pula adanya
sistem penyediaan air bersih. Pada daerah permukiman yang jauh lebih tinggi dari sumber air, tentu
akan mengalami kesulitan untuk mensuplai air tersebut ke permukiman penduduk karena belum
tersedianya jaringan PDAM dari pemerintah setempat. Kondisi seperti ini dialami oleh masyarakat
Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Oleh karena itu
perlu dilakukan perencanaan jaringan air bersih yang sesuai dengan keadaan topografi di wilayah
tersebut.
Perencanaan ini menganalisis proyeksi laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air bersih
sampai tahun 2018. Selanjutnya menganalisis hidrolika sistem penyediaan air bersih menggunakan
program microsoft exel 2007, yaitu meliputi dimensi pipa, kecepatan aliran, debit yang mengalir ke
lokasi sasaran, perhitungan volume pekerjaan serta menghitung rencana anggaran biaya.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh jumlah kebutuhan air bersih untuk Dusun Lendangguar,

Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat sebesar 0,45 l/dt. Sistem jaringan air
bersih berupa pipa trasmisi pompa Ø31,25 mm dan pipa trasmisi gravitasi Ø100 mm, Ø75 mm, Ø63
mm, serta Ø50 mm. Dilengkapi dengan bangunan pelengkap yaitu 1 sumur rencana, 1 bak
penampungan sementara dan 1 reservoir serta bangunan bagi yaitu 6 Hidran Umum. Untuk rencana
anggaran biaya pada perencanaan air sumur dangkal untuk jaringan air bersih masyarakat di Dusun
Lendangguar, Desa Kedaro dibutuhkan anggaran biaya sebesar Rp.424.360.000,00.
Kata kunci: Penyediaan air bersih, jaringan air bersih, sumur dangkal, rencana anggaran biaya.
1. PENDAHULUAN
Air bersih merupakan kebutuhan pokok
manusia dan setiap kehidupan lainnya selain
makanan. Pada daerah permukiman yang
permukaan tanahnya jauh lebih tinggi dari
sumber air, tentu akan mengalami kesulitan yang
cukup berarti untuk mensuplai air tersebut ke
permukiman penduduk, oleh karena itu
diperlukan suatu rancangan agar mampu
menaikkan air tersebut.
Kondisi seperti ini dialami oleh masyarakat
Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan
Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Tidak

adanya sumber air seperti mata air, air
permukaan (air sungai, waduk maupun danau)
yang mengalir sehingga satu-satunya untuk
memenuhi kebutuhan akan air bersih, penduduk
menggunakan air tanah yang diambil dari sumursumur gali karena belum tersedianya jaringan
PDAM dari pemerintah Kabupaten Lombok
Barat. Keberadaan air sumur di daerah ini
berfluktuasi berdasarkan musim, jika pada musim
hujan semua sumur-sumur gali sekitar rumah

warga terisi oleh air tanah. Namun ketika musim
kemarau, sumur-sumur tersebut menjadi kering
sehingga penduduk perlu membeli air sumur
dengan harga Rp. 150.000/1100 liter dan air
sungai Rp. 100.000/1100 liter untuk memenuhi
kebutuhan akan air bersih. Bagi masyarakat yang
kurang mampu mungkin membeli air akan terasa
sangat sulit sehingga sebagian masyarakat
masih harus turun perbukitan menuju sumursumur dangkal yang merupakan sumber air
terdekat. Daerah permukiman penduduk yang

jauh berada di atas sumber air serta kondisi
topografi yang kurang mendukung, sehingga
dimusim
kemarau
masyarakat
kesulitan
mendapatkan pasokan air dan sampai saat ini
masyarakat masih kekurangan air bersih.
Oleh karena itu, perlu ada upaya bagaimana
air
tersebut
dapat
dinaikkan
sehingga
pengambilannya menjadi lebih mudah dan
operasionalnya sederhana. Untuk kasus ini, perlu
ada rancangan bagaimana air sumur dapat
dinaikkan. Selain itu data debit keluaran sumur
perlu direncanakan sebagai data dasar


1

penyediaan air untuk potensi air baku
masyarakat. Data topografi dan jalur pipa juga
diperlukan untuk desain, agar rancangan menjadi
lengkap.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
hal ini perlu dicarikan solusi terbaik didalam
merancang suatu pemanfaatan air sumur
dangkal untuk jaringan pipa air bersih dengan
menggunakan teknologi yang tepat, agar
distribusi jaringan air bersih bisa mencukupi dan
terbagi secara merata ke permukiman penduduk
di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro.
2. LANDASAN TEORI
2.1 . Sumber Air Bersih
Menurut Soemarto (1987), air yang
dapat kita manfaatkan bagian dari daur
hidrologi (Hydrology Cycle) dibagi menjadi 3
golongan sebagai berikut ini.

1) Air permukaan, seperti air danau, air rawa,
air sungai dan sebagainya,
2) Air tanah, seperti mata air, air tanah dalam
atau air tanah dangkal,
3) Air atmosfer, seperti hujan, es atau salju
2.2 . Standar Kualitas Air Bersih
Di Indonesia ketentuan umum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 /
MENKES/ PER/IX/1990, dijelaskan tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
antara lain :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh,
tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
o
o
dan suhu antara 10 - 25 C (sejuk)
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan
kimiawi yang mengandung racun, tidak
mengandung
zat-zat

kimiawi
yang
berlebihan, cukup yodium dan pH air antara
6,5 – 9,2.
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung
kuman-kuman penyakit seperti disentri,
tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab
penyakit.
2.3 . Pengambilan Air Tanah
Sosrodarsono dan Takeda (2003),
menjelaskan bahwa air tanah dapat diambil
melalui sumur atau serambi infiltrasi. Besarnya
air yang keluar dalam sumur dapat diketahui
dengan 2 cara yaitu sebagai berikut.
1) Perhitungan dengan rumus
2) Perhitungan dengan pemompaan langsung.
Diumpamakan air keluar dari dasar sumur
dan waktu yang diperlukan untuk pemulihan
permukaan air sampai setengahnya setelah
pemompaan dihentikan adalah:

ℎ =

(

)

(2.1)

s = (h0 – h)

(2.2)

,


(2.3)
α =
dengan :
h0 = Pemulihan permukaan air sampai ke
permukaanya
semula
sebelum
pemompaan dimulai (m).
h = Dalam air yang dipulihkan sesudah
pemompaan berhenti (m).
s = Penurunan permukaan air yang
tersisa dari air semula (m).
α = Kapasitas spesifik yakni banyaknya
air yang keluar per-satuan dalam
2
dari sumur (m /jam).
t = Waktu yang diperlukan untuk
mencapai setengah kedalaman air
sampai ke permukaan semula (jam).
2
A = Luas dasar sumur (m )
Q = α.H
(2.4)
3
Q = Banyaknya air yang keluar (m /jam).
H = Dalam air efektif yaitu dalamnya air di
atas kaki kelep pompa (m).
2.4 . Kebutuhan Air Bersih
1) Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk
Anonim (2011), Metode proyeksi jumlah
penduduk yang digunakan sebagai berikut :
a. Metode Rata-rata Aritmatik
Pn = Po + (Tn – To) Ka
(2.5)
Ka =
(2.6)
dengan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
Tn = tahun ke n
To = tahun dasar
Ka = konstanta aritmatik
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada
tahun ke I
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada
tahun terakhir
T1 = tahun ke I yang diketahui
T2 = tahun ke II yang diketahui
b. Metode Geometrik
Metode ini banyak dipakai karena
mudah dan mendekati kebenaran.
n
Pt = Po (1 + r)
(2.7)
dengan :
Po = jumlah penduduk tahun yang diketahui
r = persen pertambahan penduduk tiap
tahun
n = tahun proyeksi
c. Metode Least Square
Y = a + bX
(2.8)
dengan :
Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi
X = variabel independen

2

a = konstanta
b = koefisien arah regresi linier
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai
berikut:
a=

b=

∑ .∑

∑ .∑

.∑
.∑

(2.9)

(∑ )
∑ .∑

.∑

(2.10)

(∑ )

Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi
jumlah penduduk yang akan digunakan harus
dilakukan analisis dengan menghitung koefisien
korelasi (Pearson Correlation Coefficient).
Rumus koefisien korelasi adalah sebagai
berikut:
r

X Y
( X )( Y
i i

i

2

i

2

(2.11)

)

2) Macam Kebutuhan Air Bersih
Clark (1977 dalam Radianta Triatmadja,
2006), memperkirakan kebutuhan manusia
akan air untuk kegiatan sehari-hari sebagai
berikut.
Tabel 2.1. Jumlah kebutuhan air sehari-hari
Jumlah yang dikonsumsi
Kegunaan
Liter/orang/hari
% total
2,5
5
Minum
2,5
5
Memasak
5
10
Ablution
5
10
Bersih-bersih
15
30
Cuci pakaian
22,5
45
WC
35
70
Mandi
12,5
25
Lain-lain
Total
200
100%
Sumber : Radianta Triatmadja (2006)

Tabel 2.2. Kriteria Kebutuhan Air Bersih

No.

1
2
3

Uraian

Konsumsi
Unit
Sambungan
Rumah (SR) (liter/orang/hari)
Konsumsi Unit Hindran Umum
(HU) (liter/orang/hari)
Konsumsi unit non domestik
a. Niaga Kecil (liter/orang/hari)
b. Niaga Besar (liter/orang/hari)
c. Industri Besar (liter/orang/hari)
d. Pariwisata (liter/orang/hari)
Persentase kehilangan air (%)
Faktor Jam Puncak
Jumlah Jiwa Per SR (Jiwa)
Jumlah Jiwa Per HU ( Jiwa)
Jam Operasi (Jam)

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( Jiwa )
Kota
Kota
Kota
Kota
Metropolitan
Besar
Sedang
Kecil

Desa

> 1.000.000

500.000 s/d
1.000.000

100.000 s/d
500.000

20.000 s/d
100.000

< 20.000

190

170

150

130

100

30

30

30

30

30

20 - 30
1,5 - 1,7
5
100
24

600
1500
0,2 - 0,8
0,1 - 0,3
20 - 30
1,5 - 1,7
5
100
24

20 – 30
1,5 - 1,7
5
100
24

80 : 20

70 : 30.

70 : 30.

90

80

70

600 – 900
1000 - 5000
0,2 - 0,8
0,1 - 0,3
4
20 - 30
5
1,5 - 1,7
6
5
7
100
8
24
50 : 50
9
SR : HU
s/d
80 : 20
10
Cakupan Pelayanan (%)
90
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya (1998)

2.5 . Sistem Penyediaan Air Bersih
Anonim (1980 dalam L. Turmuji,
1999), secara garis besar bangunan dan
perlengkapan yang mungkin terdapat pada
sistem penyediaan air bersih sebagai berikut.
1) Bangunan penangkap (pengambilan) air
2) Jaringan perpipaan
3) Perlengkapan jaringan pipa
4) Fasilitas mesin
2.6 . Analisis Jaringan Pipa
1) Teori kekekalan energi
B. Triatmodjo (2008), sesuai dengan
prinsip bernoulli, tinggi tenaga total di setiap

600 - 900
1000 - 5000
0,2 - 0,8
0,1 - 0,3
20 - 30
1,5 - 1,7
5
100
24
50 : 50
s/d
80 : 20
90

titik pada saluran pipa adalah jumlah dari tinggi
elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan.

Gambar 2.1. Garis tenaga dan garis tekanan

3

Prinsip energi kekal ini lebih dikenal
dengan Theorema Bernoulli dan dengan
persamaan dapat ditulis :
+

+

=

+

+

(2.12)

dengan :
z1 = energi statis batas (m)
= energi tekanan (m)
= energi kecepatan (m)
2) Kehilangan Energi Pada Pipa (friction
loss)
a. Kehilangan Energi Primer (Major Losses)
Untuk mengetahui kebutuhan tinggi tekan
yang sesuai dengan karakteristik sistem
pemasangan dan dimensi pipa dengan
pendekatan Formulasi Hazen-Williams sesuai
persamaan berikut:
ℎ =

,

,



.

,

,



(2.13)

dengan :
hf = Kehilangan tinggi tekan/tenaga (m)
CH = Koefisien gesekan Hazen–Williams
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
Linsley dan Franzini (1991), debit aliran
pada pipa dalam satuan metrik SI dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
2,63
0,54
Q = 0,2785 x CH x D
xS
(2.14)
dengan :
3
Q = Debit aliran pada pipa (m /dt)
S = Kemiringan garis energi
Sedangkan kecepatan aliran dalam pipa
dapat dihitung dengan persamaan berikut.
0,63
0,54
V = 0,85 x CH x R
xS
(2.15)
dengan :
R = D/4 = Jari-jari hidrolis pipa (m)
Tabel 2.3. Koefisien CH
No.
Jenis Bahan Pipa
1
AC
2
Ductile, Cart Iron, GIP
3
PVC
4
DICL, MSCL

dengan :
V = kecepatan rerata pipa (m/dt)
2
g = percepatan gravitasi = 9,81 (m/dt )
K = koefisien kehilangan tinggi tekan
minor (tabel)
Tabel 2.4. Koefisien minor losses (K)
Perubahan
Bentuk Pipa
Awal masuk
ke pipa
Bell
Melengkung
Membelok
tajam
Projecting

K

0,03-0,05
0,12-0,25
0,5
0,8

Pengecilan
tiba-tiba

Perubahan
Bentuk Pipa

Belokan 900
R/D = 4
R/D = 2
R/D = 1
Belokan tertentu

K

0,16-0,18
0,19-0,25
0,35-0,40

θ= 150

0,05

θ= 300

0,1

0

D2/D1 = 0,80

0,18

θ= 45

0,2

D2/D1 = 0,50

0,37

θ= 600

0,35

D2/D1 = 0,20
Pengecilan
mengerucut
D2/D1 = 0,80
D2/D1 = 0,50
D2/D1 = 0,20
Pembesaran
tiba-tiba
D2/D1 = 0,80
D2/D1 = 0,50
D2/D1 = 0,20
Pembesaran
mengerucut

0,49

θ= 900

0,8

0,05
0,07
0,08
0,16
0,57
0,92

T (Tee)
aliran searah
aliran bercabang

0,30-0,40
0,75-1,80

Persilangan
aliran searah
aliran bercabang

0,5
0,75

450 Wye

D2/D1 = 0,80
0,03
aliran searah
D2/D1 = 0,50
0,08
aliran bercabang
D2/D1 = 0,20
0,13
Sumber: Radianta Triatmadja, 2006.

0,3
0,5

2.7 Sistem Jaringan Transmisi
Berdasarkan kondisi tinggi tekan yang
tersedia, sistem transmisi dibagi menjadi:
1. Sistem Transmisi Gravitasi

CH
130
120
130
130

Sumber:Spesifikasi
Teknis
Konstruksi
Bangunan
Pengambil Air Baku, Departemen PU 1998

b. Kehilangan Energi Sekunder(Minor Losses)
R. Triatmadja (2006), walaupun disebut
minor, kehilangan ditempat-tempat tersebut
mungkin saja jauh lebih besar debandingkan
dengan kehilangan energi akibat gesekan
dengan pipa. Dengan demikian kehilangan
energi tersebut harus diperhatikan dalam
perhitungan. Persamaan kehilangan energi
minor:
V2
(2.16)
hf  K
2g

Gambar 2.2. Sistem transmisi gravitasi
Klaas (2009), Pada sistem gravitasi, letak
penampungan cukup tinggi sehingga air dapat
mengalir dengan prinsip gravitasi oleh karena
tersedia tinggi tekan yang cukup. Persamaan
dasar yang digunakan adalah:
ℎ + − = ℎ
(2.17)
dengan :
h0 = tinggi air pada penampungan
zo = elevasi penampungan
z1 = elevasi titik tinjauan
hf = kehilangan energi

4

2. Sistem Transmisi Pompa
B. Triatmodjo (2008), kehilangan tenaga
adalah ekivalen dengan penambahan tinggi
elevasi, sehingga efeknya sama dengan jika
pompa menaikkan zat cair setinggi H.

Gambar 2.3. Pipa dengan pompa
Daya yang diperlukan
menaikkan zat cair adalah :
(kgf .m/dt)
=

pompa

untuk
(2.18)

dengan :
D = daya pompa (hp/horse power)
η = efisiensi pompa (%)
3
Q = debit aliran (m /det)
3
γ = Bj air = 1000 kg/m
H = tinggi tekanan total/total head (m)
= Hs + ∑ hf
3. METODOLOGI PERENCANAAN
3.1 . Lokasi Perencanaan
Lokasi perencanaan dilakukan pada
Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kec.
Sekotong, Kab. Lombok Barat, NTB. Sumber
air baku yang digunakan berasal dari air sumur
o
dangkal existing pada posisi 8 45’16,8” LS
o
dan 115 59’0,3” BT, dengan tinggi elevasi
+214 m DPL. Berikut peta lokasi perencanaan:

Bukit Seratang
Lokasi Sumur

Desa Kedaro

Dusun Lendangguar Selatan

Banjar Dadap,
Dusun Lendangguar Timur

Banjar Desa,
Dusun Lendangguar Timur

Gambar 3.1. Peta Lokasi Perencanaan

3.1. Pelaksanaan Perencanaan
Secara garis besar langkah perencanaan
yang dilakukan adalah sebagai berikut ini:
1) Tahap Persiapan
2) Pengumpulan Data
a. Data Primer
Pengambilan data primer meliputi
survey lapangan terhadap sumur-sumur
gali untuk mengetahui debit airnya sebagai
data dasar untuk melakukan perhitungan
kebutuhan air baku.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan dalam
perencanaan ini adalah :
1) Data kependudukan
Data ini digunakan untuk mengetahui
kondisi dan jumlah penduduk pada dusun
tersebut. Data tersebut akan menjadi
dasar analisa jumlah kebutuhan air
penduduk.
2) Data Topografi
Data ini digunakan untuk pelaksanaan
desain teknis dari perencanaan bangunan
dan rute atau jalur yang akan digunakan
pipa tranmisi jaringan air bersih, selain itu
mempermudah
dalam
perencanaan
penentuan lokasi reservoir.
3) Analisis Data
Adapun langkah-langkah analisis sebagai
berikut:
1) Perhitungan Debit Potensi Sumber Air
2) Analisis Kualitas Sumber Air
3) Proyeksi Jumlah Penduduk
4) Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
5) Analisis Hidrolika Jaringan Pipa Air Bersih
6) Analisis Struktur dan Konstruksi
7) Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
(RAB)
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Debit Potensi Sumber Air
Pengukuran debit air sumur dengan
menggunakan Metode Pemompaan Langsung
(Sosrodarsono & Takeda, 1993:125).
Pemulihan permukaan air sampai ke
permukaanya semula sebelum pemompaan
dimulai h0 dihitung dari pemulihan dalamnya
air h1 dan h2 pada waktu t1 dan t2 sesudah
pemompaan berhenti.
Diambil nilai h1 = 0,96 m dalam t1 = 1 jam dan
h2 = 1,305 m dalam t2 = 2 jam.
Nilai h0 berdasarkan persamaan 2.1.
ℎ =

(

)

=

(

( ,
,

)

,

)

= 1,499 m

Selanjutnya dilakukan perhitungan sisa
penurunan permukaan air s = (h0 – h)
berdasarkan persamaan 2.2.

5

Tabel 4.1. Besarnya penurunan permukaan air yang
tersisa dari air semula
Lamanya sesudah
pemompaan
berhenti
t (menit)
t (jam)

Dalam Air yang
dipulihkan
sesudah
pemompaan
berhenti h (m).

Besarnya penurunan
permukaan
air yang tersisa dari
air semula s (m).
(s = ho - h)

1

0,02

0,005

1,494

2

0,03

0,012

1,487

3

0,05

0,026

1,473

4

0,07

0,053

1,446

5

0,08

0,086

1,413

10

0,17

0,182

1,317

15

0,25

0,285

1,214

20

0,33

0,393

1,106

25

0,42

0,498

1,001

30

0,50

0,586

0,913

40

0,67

0,739

0,760

50

0,83

0,858

0,641

60

1,00

0,960

0,539

90

1,50

1,177

0,322

120

2,00

1,305

0,194

185

3,08

1,456

0,043

Sumber : Hasil pengukuran dilapangan (2014)

Selanjutnya, dengan metode ini dibuat
grafik dengan s dicantumkan pada sumbu
logaritmis dan t pada sumbu normal. Berikut
grafik hubungan s dan t pada Gambar 4.1.

S (m)

1
0,750

0,1
0

1

0,68

t (waktu)

2

Gambar
4.1.
Hubungan
penurunan
permukaan air dan waktu pemulihannya.
Dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan
untuk mencapai setengah kedalaman air
sampai ke permukaan semula, (h0/2) = 0,75 m
adalah t = 0,68 jam.
Diameter sumur (d) = 0,8 m, maka:
2
Luas dasar sumur (A) = ¼.π.d
2
2
=¼ x π x 0,8 = 0,503 m
Jadi, besarnya nilai kapasitas spesifik ( )
berdasarkan persamaan 2.3.
,
,
2
=
=
(0,503) = 0,512 m /jam
,

Jika dalam efektif air sumur H = 1,5 m, maka:
Debit air sumur berdasarkan pers. 2.4. adalah:
Q =αH
3
= 0,512 x 1,5 = 0,77 m /jam = 0,214 lt/dt
4.2. Analisis Kualitas Sumber Air
Pengujian kualitas air dilakukan di Balai
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau
Lombok terhadap sampel air yang diambil dari
mata air sumur gali Dusun Lendangguar, Desa
Kedaro, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.
Hasil analisis parameter fisik dan kimia sampel
air tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil uji kualitas air
Satuan

Kadar
Maksimum yang
diperbolehkan

Hasil
Pengujian

A. Kimia
- Air Raksa

mg/l

0,001

< 0,001

B. Fisik
- Kekeruhan

NTU

5

0,34

Parameter

Pertimbangan
(Kualitas Air)
memenuhi
syarat
memenuhi
syarat

Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium (2014)

Kelayakan
air
dilakukan
dengan
membandingkan kualitas sampel air dengan
baku mutu air bersih dan air minum
berdasarkan Peraturan Menkes No. 416 tahun
1990. Hasil analisis menunjukkan bahwa air
sumur tersebut layak untuk dikonsumsi
sebagai sumber air bersih.
4.3. Proyeksi Jumlah Penduduk
Dalam perencanaan ini proyeksi jumlah
penduduk direncanakan untuk 5 tahun yang
akan datang yaitu sampai tahun 2018. Data
jumlah penduduk yang digunakan untuk
menghitung rerata pertumbuhan penduduk
adalah data jumlah penduduk 5 tahun terakhir.
Berikut data jumlah penduduk di Dusun
Lendangguar Selatan dan Lendangguar Timur
tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Dusun Lendangguar
Selatan dan Timur
Nama
Dusun

L.
Selatan

L.
Timur

Nama
Banjar
Banjar
Tengah
Lekong
Samah
Montong
Bagek
Banjar
Desa
Banjar
Dadap
Banjar
Karang

Jumlah Penduduk (Jiwa)
2009

2010

2011

2012

2013

159

157

176

184

195

238

236

264

276

293

183

181

202

211

224

186

195

185

204

242

285

264

272

256

289

155

162

181

177

208

Sumber : Kantor Desa Kedaro, Kec. Sekotong (2013)

Selanjutnya dilakukan perhitungan laju
pertumbuhan. Namun, untuk Banjar Dadap
dan Banjar Karang, Dusun Lendangguar Timur

6

tidak diproyeksi laju pertumbuhan penduduk
karena tidak termasuk dalam daerah
pelayanan.
Tabel 4.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Dusun
Lendangguar Selatan dan Timur
Laju
No
Dusun
Pertumbuhan (%)
1
Lendangguar Selatan
5,36
2
Lendangguar Timur
5,93
Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Dengan bertolak dari data penduduk
tahun 2013 hitung kembai jumlah penduduk
pertahun dari tahun 2009 sampai dengan 2012
dengan menggunakan 3 metode antara lain:
Metode Aritmatik, Geometrik dan Least
Square.
Untuk menentukan metode proyeksi
jumlah penduduk yang paling mendekati
kebenaran terlebih dahulu dihitung Koefisien
Korelasi (r) dari hasil perhitungan ketiga
metode berdasarkan persamaan 2.11.
Metode perhitungan proyeksi jumlah
penduduk yang menghasilkan nilai koefisien
korelasi terbesar adalah metode terpilih.
Untuk perhitungan metode yang akan
digunakan untuk tiap Dusun dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5. Metode yang digunakan untuk tiap
dusun.
No
Desa
Metode
1 Lendangguar Selatan
Least Square
2 Lendangguar Timur
Least Square

minum, memasak, Ablution dan Bersih-bersih.
Dari tabel 2.1. didapatkan tingkat pemakaian
air untuk kegiatan sehari-hari antara lain:
1. Air minum
= 5 liter/orang/hari
2. Memasak
= 5 liter/orang/hari
3. Ablution
= 10 liter/orang/hari
4. Bersih-bersih = 10 liter/orang/hari
Total
= 30 liter/orang/hari
Karena terbatasnya debit sumber air yang
digunakan maka perencanaan kebutuhan air
bersih
ini
tidak
direncanakan
untuk
Sambungan Rumah (SR), tetapi lebih pada
perencanaan kebutuhan Hindran Umum (HU).
Berdasarkan Tabel 2.2. (Cipta karya, 1998),
untuk kebutuhan Hindran Umum (HU) sebesar
30 lt/org/hr dan kehilangan air diambil 20%
dari total kebutuhan domestik. Berikut tabel
perhitungan kebutuhan air bersih tahun 2018:
Tabel 4.7 Dusun Lendangguar Selatan
No.
A.

Satuan

Tahun
2018

Pelayanan Penduduk

1.

Jumlah Penduduk

Jiwa

893

2.

Cakupan Pelayanan

(%)

70%

3.

Penduduk Terlayani

Jiwa

625

- Tingkat Pelayanan

(%)

100%

- Penduduk Terlayani

Jiwa

625

- Jumlah HU

Unit

6

- Jumlah Jiwa / HU

Jiwa/HU

100

- Pemakaian Air

lt/org/hr

30

- Kebutuhan Air

lt/dt

0,217

C.

Kehilangan Air (20%)

lt/dt

0,043

D.

Kebutuhan Rata-rata

lt/dt

0,260

E.

Kebutuhan Air Max.

lt/dt

0,312

F.

Kapasitas Yang Dibutuhkan

lt/dt

0,312

B.
1.

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Selanjutnya menghitung besar jumlah
penduduk sampai dengan tahun yang
direncanakan. Untuk perhitungan proyeksi
jumlah penduduk 5 tahun rencana di tiap
dusun dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Proyeksi jumlah penduduk tiap
dusun dari tahun 2013-2018
Jumlah penduduk rencana
(jiwa)
No. Tahun
Lendangguar
Lendangguar
Selatan
Timur
1
2013
712
232

Uraian

Kebutuhan Domestik
Hidran Umum (HU)

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

Tabel 4.8. Dusun Lendangguar Timur

2

2014

748

242

3

2015

784

262

4

2016

820

293

5

2017

856

333

A.

Pelayanan Penduduk

6

2018

893

384

1.

Jumlah Penduduk

Jiwa

384

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

2.

Cakupan Pelayanan

(%)

70%

4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Tingkat pemakaian air bersih masyarakat
Dusun Lendangguar Selatan difokuskan pada
kebutuhan air rumah tangga terutama untuk air

3.

Penduduk Terlayani

Jiwa

268

B.

Kebutuhan Domestik

1.

Hidran Umum (HU)

No.

Uraian

Satuan

Tahun
2018

7

- Tingkat Pelayanan

(%)

100%

- Penduduk Terlayani

Jiwa

268

- Jumlah HU

Unit

3

- Jumlah Jiwa / HU

Jiwa/HU

100

- Pemakaian Air

lt/org/hr

30

- Kebutuhan Air

lt/dt

0,093

C.

Kehilangan Air (20%)

lt/dt

0,019

D.

Kebutuhan Rata-rata

lt/dt

0,112

E.

Kebutuhan Air Max.

lt/dt

0,134

F.

Kapasitas Yang Dibutuhkan

lt/dt

0,134

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

Total kapasitas debit yang dibutuhkan
= 0,312 + 0,134 = 0,446 lt/dt ≈ 0,45 lt/dt
4.5. Analisis Hidrolika Jaringan Pipa
Dalam perencanaan sistem jaringan air
bersih ini digunakan kemampuan model
hidraulik untuk mendapatkan hasil berupa
dimensi pipa. Elevasi letak bangunan
pelengkap dan panjang pipa diperoleh dari
peta kontur Kecamatan Sekotong dan hasil
pengukuran di lapangan.
Dengan menggunakan program Microsoft
Exel 2007 dapat direncanakan dimensi pipa
jaringan transmisi pompa dari sumber air
hingga bak penampungan adalah 172,2 m dan
dari bak penampungan ke reservoir adalah
116,45 m, Sedangkan pipa jaringan transmisi
gravitasi dari reservoir ke daerah pelayanan
2151,8 m. Letak lokasi untuk setiap bangunan
pelengkap sebagai berikut:
 Sumber air (sumur) elevasi 214 m DPL
 Bak Penampung pada elevasi 256 m DPL
 Reservoir pada elevasi 291 m DPL
Berikut Peta Situasi Jaringan Pipa dalam
gambar 4.2. dan Skema Perencanaan
Jaringan Air Bersih untuk Dusun Lendangguar
dalam gambar 4.3.

Gambar 4.3. Skema Perencanaan Jaringan
Air Bersih untuk Dusun Lendangguar
Hasil analisis data untuk jaringan transmisi
pompa dimana pemilihan jenis pompa harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Harus mempunyai debit ≥ 0,45 liter/detik
2) Pada total head ≥ 43,735 m
3) Daya pompa ≥ 8,2 hp(water)
Daya pompa = 8,2 x 0,746 = 6,12 KW
Efisiensi motor = 90% = 0,9
Daya motor
= 6,12 KW/0,9 = 6,8 KW
Dipilih pompa benam submersible dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Merk pompa
: Pedrollo
Jenis pompa
: Sentrifugal F32/200A
Daya Energi
: 7,5 KW (3 Phase)
Total Hisap Max : 7 m
Total Head Max : 67 m
Kapasitas Max
: 500 liter/menit = 8,3 lt/det
Pipa outlet
: 1,25 inchi
Pipa Inlet
: 2 inchi
Berikut adalah rekapitulasi dimensi pipa
berdasarkan analisa data hidrolika jaringan
pipa pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Rekapitulasi dimensi pipa
Panjang Diameter Debit
No. Patok
(m)
Inchi
(l/det)

Gambar 4.2. Peta Situasi Jaringan Pipa

P1

-

P5

172,2

1,25

0,45

P5

-

P8

116,4

1,25

0,45

P9

-

P17

245,7

4,00

0,45

P17

-

P34

900,9

3,00

0,31

P34

-

P46

455,4

2,50

0,23

P46

-

P64

549,8

2,00

0,10

Sumber Hasil Peritungan (2014)

8

4.6. Analisis Struktur dan Konstruksi
4.6.1. Perencanaan Reservoir
Direncanaan reservoir berada di elevasi
+291 m, dengan kebutuhan air rencana
3
sebesar 0,45 lt/dt = 1,608 m /jam. Berikut tabel
perhitungan tampungan reservoir :
Tabel 4.10. Tampungan reservoir
Pola

Debit

Debit

Volume

Volume

1
2

Kebutuhan
Air
1
0,69
0,8

Keluar
(m³/jam)
2
1,11
1,29

Masuk
(m³/jam)
3
1,608
1,608

Keluar
(m³/jam)
4
1,11
2,40

Masuk
(m³/jam)
5
1,61
3,22

Vol. Air
Dalam
Reservoir
(m³/jam)
6
0,50
0,82

3

0,8

1,29

1,608

3,68

4,82

1,14

4

0,91

1,46

1,608

5,14

6,43

1,29

Jam

5

1,0

1,61

1,608

6,75

8,04

1,29

6

1,11

1,78

1,608

8,54

9,65

1,11

7

1,2

1,93

1,608

10,47

11,25

0,79

8

1,2

1,93

1,608

12,40

12,86

0,47

9

1,11

1,78

1,608

14,18

14,47

0,29

10

1,0

1,61

1,608

15,79

16,08

0,29

11

1,0

1,61

1,608

17,40

17,69

0,29

12

1,0

1,61

1,608

19,00

19,29

0,29

13

1,0

1,61

1,608

20,61

20,90

0,29

14

1,1

1,77

1,608

22,38

22,51

0,13

15

1,2

1,93

1,608

24,31

24,12

-0,19

16

1,1

1,77

1,608

26,08

25,72

-0,35

17

1,2

1,93

1,608

28,01

27,33

-0,68

18

1,2

1,93

1,608

29,94

28,94

-1,00

19

1,1

1,77

1,608

31,71

30,55

-1,16

20

0,9

1,45

1,608

33,15

32,16

-1,00

21

0,9

1,45

1,608

34,60

33,76

-0,84

22

0,9

1,45

1,608

36,05

35,37

-0,68

23

0,8

1,29

1,608

37,33

36,98

-0,35

24
0,8
1,29
1,608
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

38,62

38,59

-0,03

45,00
40,00
35,00

Volume (m³)

30,00
25,00
20,00

Debit Keluar
Debit Masuk

15,00
10,00
5,00
0,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Jam

Gambar 4.4. Grafik Tampungan Reservoir
Dari tabel 4.10. didapatkan volume air
maksimum = 1,29 dan minimum = 1,16,
Sehingga volume air dalam reservoir
3
diperlukan sebesar 1,29+1,16 = 2,44 m /jam.
Direncanakan
pendistribusian
air
ke
masyarakat dari reservoir 3 tahap yaitu pada
pukul 05.00; 13.00 dan 21.00, dengan

kapasitas 19,55
dimensi reservoir:
Panjang
Lebar
Tinggi
Tinggi jagaan
Dimensi reservoir

3

m /hari,

berikut

rincian

= 3,2 m
= 3,2 m
= 2,0 m
= 0,5 m (Cipta Karya)
= 3,2 m x 3,2 m x 2,5 m

Berikut rekapitulasi penulangan struktur
reservoir dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Rangkuman Penulangan Struktur
Reservoir
Komponen
Struktur

Ukuran

Arah

Tulangan

Tebal : 100 mm

Lapangan arah x
Lapangan arah y
Tumpuan arah x
Tumpuan arah y
Tulangan bagi
Tulangan pokok
Tulangan pembagi
Lapangan arah x
Lapangan arah y
Tumpuan arah x
Tumpuan arah y
Tulangan bagi
Pokok Atas
Pokok Bawah
Skng Tumpuan
Skng ½ Bentang
Pokok Atas
Pokok Bawah
Skng Tumpuan
Skng ½ Bentang
Tulangan Pokok
Sengkang

Ø 10 - 150
Ø 10 - 200
Ø 10 - 150
Ø 10 - 200
Ø 8 - 200
Ø 10 - 150
Ø 10 - 250
Ø 12 - 150
Ø 12 - 150
Ø 12 - 100
Ø 12 - 100
Ø 10 - 150
2 Ø - 16
2 Ø - 16
Ø 8 - 200
Ø 8 - 300
2 Ø - 16
4 Ø - 16
Ø 8 - 100
Ø 8 - 200
4 Ø - 12
Ø 8 - 200

Pelat
Penutup
Pelat
Dinding
Pelat
Lantai
(Dasar)

Balok Atas

Sloof
Kolom

Tebal : 100 mm
Tebal : 150 mm

b: 150 mm
h: 200 mm
b: 150 mm
h: 200 mm
b : 200 mm
h : 200 mm

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

4.6.2. Perencanaan Bak Penampungan
Digunakan dimensi bak penampung air
dengan ketentuan:
Panjang
= 1,5 m
Lebar
= 1,5 m
Tinggi
= 1,0 m
Tinggi jagaan
= 0,5 m (Cipta Karya)
Dimensi reservoir
= 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m
Berdasarkan analisis yang dilakukan,
penulangan pada komponen struktur dapat
dilihat pada Tabel 4.12. berikut ini.
Tabel 4.12. Rangkuman Penulangan Struktur Bak
Penampungan Air
Komponen
Struktur

Ukuran

Arah

Tulangan

Tebal : 100 mm

Lapangan arah x
Lapangan arah y
Tumpuan arah x
Tumpuan arah y
Tulangan bagi
Tulangan pokok
Tulangan pembagi
Lapangan arah x
Lapangan arah y
Tumpuan arah x
Tumpuan arah y
Tulangan bagi

Ø 10 - 150
Ø 10 - 200
Ø 10 - 150
Ø 10 - 200
Ø 6 - 200
Ø 10 - 150
Ø 10 - 300
Ø 10 - 100
Ø 10 - 100
Ø 10 - 100
Ø 10 - 100
Ø 8 - 200

Pelat
Penutup
Pelat
Dinding
Pelat
Lantai
(Dasar)

Tebal : 100 mm
Tebal : 150 mm

9

Balok Atas

b: 150 mm
h: 200 mm
b: 150 mm
h: 200 mm

Sloof
Kolom

b : 200 mm
h : 200 mm

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Pokok Atas
Pokok Bawah
Skng Tumpuan
Skng ½ Bentang
Pokok Atas
Pokok Bawah
Skng Tumpuan
Skng ½ Bentang
Tulangan Pokok
Sengkang

2 Ø - 10
2 Ø - 10
Ø 6 - 150
Ø 6 - 200
2 Ø - 10
2 Ø - 10
Ø 6 - 150
Ø 6 - 200
4 Ø - 10
Ø 6 - 300

4.6.3. Perencanaan Sumur
1) Analisis Kapasitas Sumur Rencana
Berdasarkan analisis data, maka dimensi
sumur yang digunakan :
Panjang (L)
= 4,0 m
Lebar (B)
= 2,5 m
Tinggi (hw)
= 1,5 m
Tinggi Jagaan (Fb = T) = 1,0 m
Dimensi sumur
= 4,0 m x 2,5 m x 2,5 m
2) Analisis Stabilitas Sumur Rencana
Dinding sumur harus bisa menahan gayagaya pada saat air penuh dan saat kosong.
Dari analisis data, digunakan dimensi dinding
sumur trapesium dengan ketentuan:
Lebar bawah (B)
= 30 cm = 0,3 m
Lebar atas (b)
= 20 cm = 0,2 m
Tinggi sumur (hs)
= 2,5 m

Berdasakan
skema
perencanaan
jaringan air bersih di Dusun Lendangguar
didapatkan panjang keseluruhan jalur
distribusi pipa dari sumber air sampai ke
dusun terakhir sepanjang 2440,411 m,
sehingga volume pekerjaan pengukuran
dan pematokan pipa adalah 2440,411 m.
2. Pekerjaan Pipa
Panjang
pipa
digunakan
untuk
perhitungan panjang pekerjaan galian dan
timbunan tanah. Volume galian dihitungan
dengan cara mengalikan luas penampang
galian dengan panjang pipa, dengan luas
penampang galian 0,2 m x 0,4 m, jenis pipa
yang digunakan pada perencanaan adalah
pipa HDPE dan PVC. Rekapitulasi kebutuhan
panjang pipa pada perencanaan air bersih di
Dusun Lendangguar dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.14. Panjang kebutuhan pipa
Panjang kebutuhan
Ø
Jenis Pipa
pipa (m)
1¼"
HDPE
288,638

3) Pelat penutup sumur
Tabel 4.13. Rangkuman Penulangan Pelat penutup
Komponen
Struktur

Ukuran

Arah

Tulangan

Tebal : 100 mm

Lapangan arah x
Lapangan arah y
Tumpuan arah x
Tumpuan arah y
Tulangan bagi

Ø 10 - 150
Ø 10 - 200
Ø 10 - 150
Ø 10 - 200
Ø 6 - 200

Pelat
Penutup

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

4.7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
(RAB)
4.7.1. Volume Pekerjaan
Dalam merencanakan suatu proyek,
perhitungan volume pekerjaan merupakan
bagian dasar dalam menentukan anggaran
yang
dibutuhkan.
Perhitungan
volume
pekerjaan didasarkan pada gambar kerja dan
perhitungan volume pekerjaan dihitung pada
semua pekerjaan kecuali pekerjaan item
pengadaaan.
1. Pekerjaan persiapan
- Pembersihan dan pemasangan bowplank
Pekerjaan ini meliputi pembersihan
lapangan dan pengukuran bangunan serta
pemasangan
bowplank
sebelum
melaksanakan
pekerjaan
pondasi
bangunan pelengkap.
-

Pengukuran pipa

2,0"

PVC

549,777

2,5"

PVC

455,405

3,0"

PVC

900,938

4,0"

PVC

245,653

Jumlah

2440,411

Sumber : Hasil perhitungan (2014)

3.
-

Pekerjaan Reservoir
Volume galian tanah
Volume pekerjaan beton
Volume Pekerjaan besi
Volume Pekerjaan begisting

4.
-

Bak Penampungan Air Sementara
3
Volume galian tanah
= 4,82 m
3
Volume pekerjaan beton
= 1,8235 m
Volume Pekerjaan besi
= 220,464 kg
2
Volume Pekerjaan begisting = 21,75 m

5.
-

Pekerjaan Sumur
Volume galian tanah
Volume pekerjaan beton
Volume pasangan batu
Volume Pekerjaan besi
Volume Pekerjaan begisting

3

= 20,74 m
3
= 7,097 m
= 955,216 kg
2
= 78,88 m

3

= 25 m
3
= 0,928 m
3
= 8,125 m
= 78,49 kg
2
= 10 m

4.7.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Perencanaan air bersih di Dusun
Lendangguar menggunakan standar satuan
harga upah dan bahan tahun 2014 yang
dikeluarkan oleh Gubernur NTB. Harga upah
dan bahan terdapat pada lampiran I,

10

sedangkan analisis harga satuan pekerjaan
terdapat pada lampiran SNI 2007/2008.
Berikut contoh perhitungan RAB untuk
pekerjaan galian dan timbunan tanah pada
pekerjaan pipa.
Tabel 4.15. Rekapitulasi RAB untuk pekerjaan
galian dan timbunan pekerjaan pipa
Diameter
Volume galian Volume timbunan
Pipa (mm)
(Rp.)
(Rp.)
31,25
1.466.909,12
484.281,77
50,0

2.794.063,47

908.495,61

62,5

2.314.448,36

741.896,79

75,0

4.578.725,48

1.441.957,70

100,0

1.248.451,78

375.295,10

Jumlah

12.402.598,21

3.951.926,98

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Selain pekerjaan pipa untuk jaringan air
bersih juga terdapat pekerjaan pipa untuk
kabel (listrik) sebagai energi penggerak
pompa.
Berikut hasil rekapitulasi rencana anggaran
biaya perencanaan jaringan air bersih di
Dusun Lendangguar, Desa Kedaro dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 4.16. Rekapitulasi rencana anggaran biaya
NO
A

JUMLAH

URAIAN PEKERJAAN

HARGA ( Rp )

KONSTRUKSI RESERVOIR
I

PEKERJAAN PERSIAPAN

Rp

1.314.739,20

II

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Rp

3.188.791,41

III

PEK. PASANGAN, PLESTERAN & ACIAN

Rp

9.361.365,97

IV

PEKERJAAN BETON

Rp

63.952.088,04

V

PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI

Rp

1.808.372,00

B

KONSTRUKSI BAK PENAMPUNGAN
I

PEKERJAAN PERSIAPAN

Rp

588.795,00

II

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Rp

562.975,38

III

PEK. PASANGAN, PLESTERAN & ACIAN

Rp

1.362.408,65

V

PEKERJAAN BETON

Rp

16.608.945,71

VI

PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI

Rp

904.186,00

C

KONSTRUKSI SUMUR GALI
I

PEKERJAAN PERSIAPAN

Rp

1.330.970,00

II

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Rp

2.611.537,50

III

PEK. PAS. DINDING PENAHAN TANAH

Rp

6.097.564,69

IV

PEKERJAAN BETON

Rp

7.139.617,24

V

PEKERJAAN PENGUNCI

Rp

1.808.372,00

D

PEKERJAAN PIPA DAN ACCESORIS
I

PEKERJAAN PERSIAPAN

Rp

2.499.962,78

II

PEKERJAAN TANAH

Rp

16.354.525,20

III

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

Rp 118.305.563,14

IV

PEK. PENGADAAN PIPA & AKSESORIS

Rp

4.061.800,00

V

PEKERJAAN PENGETESAN PIPA HDPE

Rp

376.811,14

E

PEKERJAAN LISTRIK
I

PENGADAAN ACESSORIES LISTRIK

Rp

847.983,80

II

PEMASANGAN PIPA LISTRIK & POMPA

Rp

33.356.484,78

F

PEMBANGUNAN 6 UNIT HIDRAN UMUM
I

PEKERJAAN PERSIAPAN

Rp

2.837.687,55

II

PEKERJAAN TANAH

Rp

532.121,71

III

PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON

Rp

87.966.669,09

REAL COAST

Rp 385.780.337,96

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) 10 %

Rp

TOTAL

Rp 424.358.371,76

DI BULATKAN

Rp 424.360.000,00

38.578.033,80

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Jadi, biaya yang diperlukan untuk
membangun jaringan air bersih di Dusun
Lendangguar,
Desa
Kedaro
sebesar
Rp.424.360.000,00 (Empat Ratus Dua Puluh
Empat Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu
Rupiah).
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Besarnya debit sumur eksisting yang akan
dijadikan sumber air bersih masyarakat
Dusun Lendangguar, Desa Kedaro sebesar
0,214 liter/detik.
2. Kebutuhan air bersih untuk Dusun
Lendangguar, Desa Kedaro sampai 5 tahun
ke depan (tahun 2018) sebesar 0,45
liter/detik .
3. Sistem jaringan penyediaan air bersih
berdasarkan hasil dari perhitungan manual
menggunakan software microsoft exel 2007
sebagai berikut:
a. Sistem jaringan transmisi yang digunakan
adalah sistem transmisi pompa dan
sistem transmisi gravitasi.
b. Jenis pipa untuk jaringan transmisi pompa
yaitu pipa HDPE diameter 31,25 mm
(panjang 288,638 m), sedangkan jaringan
transmisi gravitasi menggunakan pipa
PVC diameter 50 mm (panjang 549,777
m, diameter 63 mm (panjang 455,405 m),
diameter 75 mm (panjang 900,938 m) dan
diameter 100 mm (panjang 245,653 m).
c. Bangunan pelengkap berupa 1 sumur
dangkal rencana, 1 reservoir dan 1 bak

11

penampungan air sementara serta 6
hidran umum.
4. Rencana anggaran biaya untuk sistem
jaringan penyediaan air bersih di Dusun
Lendangguar sebesar Rp.424.360.000,00
(Empat Ratus Dua Puluh Empat Juta Tiga
Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah).
5.2. Saran
1) Perlu adanya konservasi terhadap hutan di
sekitar Sub-Das Pelangan untuk menjaga
daya resapan air tanah. Berdasarkan
penelitian Saifurrahman Nurman (2014)
hasil pengujian laju infiltrasi rata-rata
sebesar 18,00 cm/jam, dan menurut
Konkhe (1968) laju infiltrasi pada interval
12,7 – 25,7 cm/jam dikategorikan cepat.
2) Dalam perencanaan jaringan air bersih
diharapkan
agar
dapat
dilakukan
peninjauan terhadap aspek sosial dan
dampak terhadap lingkungan.
3) Perencanaan jaringan air bersih disarankan
untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
mengingat
Dusun
Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan
Sekotong merupakan salah satu dari
daerah di selatan
pulau lombok yang
mengalami krisis air bersih.
4) Peningkatan sumber daya masyarakat
berupa
kemampuan
teknis,
guna
mengurangi permasalahan-permasalahan
yang terjadi pada proses pembagian dan
pengaliran air bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1983.
Peraturan
Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983).
Dirjen Dinas Pekerjaan Umum:Bandung.
Anonim.2005.Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Prasarana Air Minum Sederhana, Cipta
Karya NTB, Jakarta.
Anonim.2008.Panduan Air Bersih PNPM.
Anonim.2011.Sistem Penyediaan Air Bersih,
http://adiprawito.dosen.narotama.ac.id/files/
2011/10/BAB_VII_sistem_penyedian_air_b
ersih.pdf. Diakses Tanggal 18 Desember
2013
Anonim.2010.Koefisien
Hazen-williams,
http://www.engineeringtoolbox.com/haz enwilliams-coefficients-d_798.html.
Diakses
Tanggal 10 Mei 2014
Anonim.2013.Rumus-rumus
perhitungan
proyeksi jumlah penduduk, http://leum
burkuring.files.wordpress.com/2012/05/dow
nload-cara-menghitug-pertumbuhanpenduduk.pdf. Diakses 18 Desember 2013
Asroni, Ali.2010.Balok dan Pelat Beton
Bertulang.Graha Ilmu:Yogyakarta.
Asroni, Ali.2010.Kolom Fondasi & Balok T
Beton Bertulang.Graha Ilmu: Yogyakarta.

Azhar,
Lalu
Turmuji.1999.Perancangan
Instalasi Jaringan Transmisi Pipa Air Bersih
Mencerit-Selong Dengan Sistem Pengaliran
Gravitasi.Skripsi S-1 Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Mataram:Mataram.
Frick, Ir. Heinz.1978.Mekanika Teknik II.
Kanisius:Yogyakarta
Hamdani,
Rozi
Munawijaya.(2011).
Perencanaan Pemanfaatan Sumber Air
Rajimas Untuk Kebutuhan Air Bersih Di
Desa Pelangan Kecamatan Sekotong
Kabupaten Lombok Barat.Skripsi S-1
Jurusan
Teknik
Sipil
Universitas
Mataram:Mataram.
Hardiyatmo, Hary Christady.2010.Analisis &
Perancangan Fondasi Bagian I.Gajah Mada
University Press:Yogyakarta.
Hardiyatmo, Hary Christady.2010.Mekanika
Tanah II Edisi IV. Gajah Mada University
Press:Yogyakarta.
Ichyar, Tauhid, dkk.2005.Analisis Hidrolis
Jaringan Pipa Transmisi Air Minum Di
Kecamatan Medan Helvetia.Bidang Manajemen Pembangunan Kota Program Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera
Utara:Medan.
Klass, Dua K., S., Y.2009.Desain Jaringan
Pipa.CV. Mandar Maju:Bandung.
Kodoatie, Robert J.2001.Hidrolika Terapan
Aliran Pada Saluran Terbuka dan Pipa,
Edisi Revisi. Andi Offset: Yogyakarta.
Linsley, R.K. dan Franzini, J.B.1991.Teknik
Sumber
Daya
Air
I
dan
II.
Erlangga:Jakarta.
PeraturannMenteri Kesehatan RI No.416/
MENKES/PER/IX/1990 Tentang: Syaratsyarat
Dan
Pengawasan
Kualitas
Air.Departemen Kesehatan RI:Jakarta.
Riezkiarrosyadie, Putrie.2013.Evaluasi Sistem
Jaringan Penyediaan Air Bersih Pada
Sistem Jaringan Distribusi PDAM Cabang
Utama Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Skripsi S-1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Mataram:Mataram.
Soemarto.1987.Hidrologi Teknik.Usaha Nasio
nal:Surabaya.
Sosrodarsono, S. dan Takeda, K.2003.Hidrolo
gi Untuk Pengairan.Pradnya Paramitha:
Jakarta.
Sumartoro, Dedi.2013.Perencanaan Pengem
bangan
Penyediaan
Air
Bersih
di
Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok
Utara.Skripsi S-1 Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Mataram:Mataram.
Triatmadja, Radianta.2006.Draft Jaringan Air
Bersih.Beta Offset:Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang.2008.Hidraulika I, Edisi
Revisi.Beta Offset:Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang.2008.Hidraulika II, Edisi
Revisi.Beta Offset:Yogyakarta.

12