Sistem Operasional Transportasi di Banda
Sistem Operasional Transportasi di Bandar Udara / Penerbangan
Jasa angkutan udara adalah jasa angkutan yang ditawarkan oleh perusahaan penerbangan
berupa jasa transportasi orang dan barang dengan media pesawat terbang. Mengingat media transportasi
yang digunakan adalah pesawat terbang maka infrastruktur pelabuhan udara atau Bandar Udara (Bandara)
berbeda dengan pelabuhan laut. Infrastruktur Bandara meliputi Landasan Pendaratan dan berbagai
infrastruktur pendukungnya, air traffic control yang memandu pesawat – pesawat terbang yang akan
berangkat (take off) maupun yang akan mendarat (landing) agar tidak terjadi kecelakaan, fasilitas darat
seperti alat – alat tempat parkir pesawat, alat – alat bongkar - muat barang, pergudangan dll.
Suprastruktur yang terlibat di Bandara hampir sama seperti di Pelabuhan Laut ada kawasan kerja
pelabuhan disebut sebagai Gudang Lini II dan Kawasan Pabean atau Gudang Lini I. Kawasan kerja
pelabuhan udara tempat berkantor aparatur pemerintah seperti Perhubungan Udara dan systems
pendukungnya, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan berbagai Kantor Penerbangan, Perbankan
sedangkan Kawasan Pabean adalah pergudangan tempat menimbun, memmuat dan atau membongkar
barang – barang yang dibingkar dari perut pesawat terbang
Imbalan jasa transportasi udara adalah freight udara yang nilainya lebih mahal daripada biaya
tambang (freight) melalui laut. Karakteristik angkutan barang melalui udara (cargo) adalah barang –
barang tersebut dalam kemasan kecil – kecil dan dikirim melalui proses konsolidasi dengan kontainer
udara dan memerlukan pengamanan yang lebih tinggi.
Beberapa dokumen penting dalam proses pemuatan barang dan atau pembongkaran barang melalui
jasa pengangkutan udara seperti
-
Resi Gudang
-
Air Way Bill of Lading ada yang berfungsi sebagai Host Bill of Lading dan ada yang sebagai Air
Way Bill of Lading.
- Manifest, dll/
A. Pengolahan Dokumen Pengangkutan Dalam Perdagangan Internasional
Indonesia menganut ekonomi terbuka (open economy) dan oleh sebab itu tidak menganut sisstem
pengawasan devisa yang ketat dalam bentuk eksportir tidak wajib menjual devisa ekspor kepada negara
melalui bank devisa. Sehubungan dengan pengolahan atau kegiatan mempersiapkan pengiriman dan
pemuatan barang ekspor maka ada beberapa kewajiban berkaitan dengan berbagai dokumen yang
harus dipersiapkan oleh mereka yang terlibat dalam pengiriman barang ekspor yaitu eksportir,
pengangkut dan bank devisa.
B. Kewajiban Eksportir
Eksportir setelah menyerahkan barang ekspor untuk dimuat ke pengangkut (laut atau udara)
segera menukarkan tanda terima Mualim I sebagai bukti muat kapal (Mate’s Receipt) dengan Asli Bills of
Lading (B/L) pada perusahaan pengangkutan (pelayaran atau penerbangan).
Eksporter menyerahkan semua asli B / L (ditambah Invoice, Packing List dan berbagai dokumen
yang disyaratkan) secara lengkap atau full set of negotiable bills of lading langsung kepada Bank Devisa
yang telah ditetapkan ditambah dengan membuat Surat Kuasa atas namanya yang menyatakan bahwa
fullset of negotiable bills of lading dapat diperdagangkan yang didalamnya mencantumkan juga nomer
dan tanggal Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
Asli B/L dalam kondisi fullset of negotiabel of bills of lading dapat diajukan sendiri ke Bank
Devisa atau melalui Perusahaan Pelayaran / Penerbangan. Dalam hal fullset of negotiabel of bill of
lading disampaikan melalui Perusahaan Pelayaran / Penerbangan maka Eksportir harus membuat surat
kuasa untuk itu dan Pengangkut dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah pemuatan wajib
menyerahkan dokumen lengkap eksportir ke Bank Devisa yang telah ditetapkan.
C. Kewajiban Pengangkut (Perusahaan Pelayaran / Penerbangan)
Dalam hal pengangkut dipercaya menyerahkan fullset of negotiable of bills of lading ke Bank
Devisa, maka Perusahaan Pelayaran / Penerbangan wajib memberitahukan kepada eksportir perihal
realisasi penyerahan fullset of negotiabel of bills of lading untuk pencairan dana sebagai realisasi
pembayaran ekspor. Perusahaan pelayaran dilarang menerima muatan barang ekspor tujuan luar negeri
bila tanpa disertai surat kuasa dari eksportir.
Perusahaan Pelayaran / Penerbangan sebelum menerbitkan negotiabel of bill of lading melakukan
langkah – langkah berikut sebagai konfirmasi untuk penulisan data pada B/L yaitu:
- data penerima dan alamat penerima di pelabuhan tujuan
- menghitung uang tambang atau freight, apakah langsung dibayar (freight paid or prepaid) atau
harus dibayar di pelabuhan tujuan (payable at distination).
- Pembayaran payble at distination harus dilunasi terlebih dahulu sebelum barang diserahkan pada
penerima barang. Disamping pembayaran model freight prepaid atau freight payabel at distination
dimungkinkan pembayaran dengan cara lain berkaitan dengan kepercayaan antar mereka dan atau
berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintah dibidang pengangkutan dengan kemungkinan
pembayaran bertahap (diangsur), contoh
- pembayaran 40 % waktu pemuatan
- pembayaran 25 % waktu proses pengangkutan melalui laut atau udara (on sailing or on the air)
- pembayaran 35 % waktu penyerahan barang di pelabuhan tujuan
D. Kewajiban Bank Devisa
Bank Devisa setelah menerima asli B/L dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari Pabean (Bea
Cukai), segera memberitahukan kepada eksportir dan meminta eksportir melengkapi dengan dokumen –
dokumen lainnya yaitu,
-
Invoice (Faktur)
-
Packing List
-
Dokumen – dokumen lain yang disyaratkan seperti Surat Keterangan Asal (Certicate of Origin),
Sertifikat Timbangan (Certificate of Weight), Sertifikat Analysis Laboratorium (Certificate of
Analysis) dll
Eksportir dan Bank Devisa harus di mengendorse fullset of negotiable of bills of lading untuk
kemudian dikirim ke Bank Koresponden di luar negeri (sebagai penerbit atau issuing bank of letter of
credit). Nilai atau harga yang tercantum dalam Invoice / Faktur tidak boleh lebih randah dibandingkan
denganHarga barang ekspor (nilai pabean) yang ada dalam Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan
perhitungan harga ekspor berdasarkan penyerahan barang Free on Board (FOB).
E. Teknik Pengiriman dan Pemuatan Barang
Pengiriman barang untuk pemuatan barang khususnya yang melalui angkutan laut ada 2 (dua)
kemungkinan yaitu dengan cara pemuatan langsung (direct transport) atau pemuatan tanpa melewati
gudang dan pemuatan tidak langsung (indirect transport) atau pengiriman lewat gudang
F. Pemuatan Tidak Langsung atau Pemuatan Lewat Gudang (Indirect Transport)
Pemuatan barang keatas kapal terlebih dahulu harus ditimbun di gudang atau container freight
station (CFS) atau lapangan penimbunan / lapangan kontainer maka harus memperhatikan berbagai
dokumen yang diperlukan. Dokumen – dokumen yang perlu diperhatikan oleh eksportir / shipper adalah:
- tanda terima gudang (resu gudang)
- asli / copy bills of lading
- dokumen pabean Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Muat Barang (PMB)
bila ada.
- dokumen pabean lainnya seperti dokumen pelindung pengangkutan barang melalui darat seperti BC
2.3, Konsen Ekspor Hasil Tembakau (Cukai Tembakau), Konsen Ekspor Alkohol / Minuman
Beralkoho (Cukai Alkohol).
- dokumen pelindung pengangkutan barang melalui laut dan atau udara seperti BC 1.2 Dokumen
– dokumen pabean harus memuat berbagai informasi yang dibutuhkan oleh negara sebagai data ekonomi
tentang lalu lintas barang melalui laut dan atau udara sekaligus untuk mengamankan hak
– hak negara berupa pungutan negara seperti bea masuk, cukai dan pajak
– pajak lainnya, data atau informasi yang dibutuhkan adalah
- Nama dan alamat pengirim barang (eksportir / shipper)
- Nama dan alamat penerima barang (receiver / consignee)
- Isi Koli atau Kontainer (uraian jenis barang yang diangkut)
- Jumlah, jenis, merk, nomer koli atau jenis, ukuran, nomer, jumlah kontainer.
- Harga barang atau nilai barang
- Pelabuhan tujuan
- Perkiraan waktu akan berangkat (estimate time of departure)
Kepala Gudang dari pelabuhan (cargo doring) melakukan pemeriksaan sesuai dengan tanda
terima gudang (resu gudang) untuk pengawasan penimbunan dan pemuatan. Kepala Hanggar Pabean atau
Koordinator Lapangan Pabean memeriksa keterangan – keterangan atau informasi yang ada pada
dokumen pabean serta mengadministrasikan dengan memberi registrasi atas dokumen dan kemudian
melakukan pemeriksaan. Bila setelah diperiksa maka Pemeriksaan Pabean menyetujui pemuatan
dengan memberi catatan “ Fiat Muat, Tanggal, Jam dan Tanda Tangan Pemeriksa Pabean”
maka
barang dapat segera dimuat keatas kapal.
G. Pengiriman Langsung Tanpa Melewati Gudang (Direct Transport)
Pengiriman barang secara langsung adalah proses pengiriman barang langsung dimuat keatas kapal
tanpa melewati gudang, pengiriman barang secara lansung memerlukan berbagai persyaratan dokumen
dari kepelabuhanan dan pabean. Kewajiban eksportir dan atau pengangkut (carrier) pada otoritas
kepelabuahan wajib menyerahkan dokumen – dokumen pemuatan barang yang ada seperti :
-
Surat Jalan pengankgkutan oleh alat angkut seperti Truck dari luar kawasan pabean / pelabuhan
untuk memasuki kawasan pabean / pelabuhan untuk pengawasan pemuatan.
-
Menunjukkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
-
Otoritas pelabuhan menahan Surat Jalan atas pemuatan barang tersebut guna perhitungan tentang
biaya tambang (freight) dan biaya – biaya lainnya seperti ongkos bongkar / muat dan biaya – biaya
lainnya
-
Melakukan konfirmasi dan check ulang pada setiap Surat Jalan dan Tanda Fiat Muat yang ada
didalamnya.
-
Konfirmasi pemuatan barang yang berdasarkan dokumen pabean, dokumen pabean dikembalikan
kepada eksportir untuk penyelesaian formalitas pabean. Kewajiban Eksportir dan
Perusahaan
Pengangkut / Pelayaran kepada otoritas pabean, tidak semua barang – barang yang akan diekspor
atau dimuat diizinkan untuk dimuat secara langsung ke atas kapal, hanya barang – barang tertentu
yang diizinkan dimuat langsung keatas kapal pada umumnya barang – barang in bulk seperti semen,
besi beton, beras, pupuk, besi tua (scrap iron), minyak curah dll, hanya dalam hal – hal tertentu
mungkin dapat dikecualikan seperti karena alasan urgensi dan kepentingan ekonomi atau keamanan.
Dokumen yang perlu disampaikan ke otoritas pabean adalah:
-
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) + Surat Permohonan Izin Memuat Barang Secara Langsung
oleh Eksportir atau Perusahaan Pelayaran kepada Kepala Kantor Pabean (Bea Cukai) atau Pejabat
lainnya setingkat Kepala Seksi.
-
Bila disetujui (pada umumnya disetujui) karena sifat barang menghendaki pemuatan secara
langsung maka Surat Permohonan diberi disposisi persetujuan dan sekaligus perintah pengawasan
kepada pertugas pabean dilapangan
-
Pengawasan pemuatan barang (disisi pengawasan dermaga sebelah laut) mengawasi pemuatan
berdasrkan PEB dan masing – masing Surat Jalan dari setiap truck pengankutan barang.
-
Pemeriksa Pabean melakukan rekapitulasi masing – masing Surat Jalan dengan jenis barang,
jumlah barang yang diberitahukan berdasrkan PEB
-
Bila sesuai PEB ditanda tangani oleh otoritas pabean di lapangan (di kawasan pabean / pelabuhan)
Rangkaian rantai sistem transportasi perdagangan internasional melibatkan berbagai sub sistem
pengangkutan meliputi :
Pengirim /
Eksportir
Inland
Transpot
Pelabuha
n
Muat
Angkutan
Laut
dan Udara
Pelabuhan
Bongkar
Penerima
/ Importir
Jasa angkutan udara adalah jasa angkutan yang ditawarkan oleh perusahaan penerbangan
berupa jasa transportasi orang dan barang dengan media pesawat terbang. Mengingat media transportasi
yang digunakan adalah pesawat terbang maka infrastruktur pelabuhan udara atau Bandar Udara (Bandara)
berbeda dengan pelabuhan laut. Infrastruktur Bandara meliputi Landasan Pendaratan dan berbagai
infrastruktur pendukungnya, air traffic control yang memandu pesawat – pesawat terbang yang akan
berangkat (take off) maupun yang akan mendarat (landing) agar tidak terjadi kecelakaan, fasilitas darat
seperti alat – alat tempat parkir pesawat, alat – alat bongkar - muat barang, pergudangan dll.
Suprastruktur yang terlibat di Bandara hampir sama seperti di Pelabuhan Laut ada kawasan kerja
pelabuhan disebut sebagai Gudang Lini II dan Kawasan Pabean atau Gudang Lini I. Kawasan kerja
pelabuhan udara tempat berkantor aparatur pemerintah seperti Perhubungan Udara dan systems
pendukungnya, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan berbagai Kantor Penerbangan, Perbankan
sedangkan Kawasan Pabean adalah pergudangan tempat menimbun, memmuat dan atau membongkar
barang – barang yang dibingkar dari perut pesawat terbang
Imbalan jasa transportasi udara adalah freight udara yang nilainya lebih mahal daripada biaya
tambang (freight) melalui laut. Karakteristik angkutan barang melalui udara (cargo) adalah barang –
barang tersebut dalam kemasan kecil – kecil dan dikirim melalui proses konsolidasi dengan kontainer
udara dan memerlukan pengamanan yang lebih tinggi.
Beberapa dokumen penting dalam proses pemuatan barang dan atau pembongkaran barang melalui
jasa pengangkutan udara seperti
-
Resi Gudang
-
Air Way Bill of Lading ada yang berfungsi sebagai Host Bill of Lading dan ada yang sebagai Air
Way Bill of Lading.
- Manifest, dll/
A. Pengolahan Dokumen Pengangkutan Dalam Perdagangan Internasional
Indonesia menganut ekonomi terbuka (open economy) dan oleh sebab itu tidak menganut sisstem
pengawasan devisa yang ketat dalam bentuk eksportir tidak wajib menjual devisa ekspor kepada negara
melalui bank devisa. Sehubungan dengan pengolahan atau kegiatan mempersiapkan pengiriman dan
pemuatan barang ekspor maka ada beberapa kewajiban berkaitan dengan berbagai dokumen yang
harus dipersiapkan oleh mereka yang terlibat dalam pengiriman barang ekspor yaitu eksportir,
pengangkut dan bank devisa.
B. Kewajiban Eksportir
Eksportir setelah menyerahkan barang ekspor untuk dimuat ke pengangkut (laut atau udara)
segera menukarkan tanda terima Mualim I sebagai bukti muat kapal (Mate’s Receipt) dengan Asli Bills of
Lading (B/L) pada perusahaan pengangkutan (pelayaran atau penerbangan).
Eksporter menyerahkan semua asli B / L (ditambah Invoice, Packing List dan berbagai dokumen
yang disyaratkan) secara lengkap atau full set of negotiable bills of lading langsung kepada Bank Devisa
yang telah ditetapkan ditambah dengan membuat Surat Kuasa atas namanya yang menyatakan bahwa
fullset of negotiable bills of lading dapat diperdagangkan yang didalamnya mencantumkan juga nomer
dan tanggal Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
Asli B/L dalam kondisi fullset of negotiabel of bills of lading dapat diajukan sendiri ke Bank
Devisa atau melalui Perusahaan Pelayaran / Penerbangan. Dalam hal fullset of negotiabel of bill of
lading disampaikan melalui Perusahaan Pelayaran / Penerbangan maka Eksportir harus membuat surat
kuasa untuk itu dan Pengangkut dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah pemuatan wajib
menyerahkan dokumen lengkap eksportir ke Bank Devisa yang telah ditetapkan.
C. Kewajiban Pengangkut (Perusahaan Pelayaran / Penerbangan)
Dalam hal pengangkut dipercaya menyerahkan fullset of negotiable of bills of lading ke Bank
Devisa, maka Perusahaan Pelayaran / Penerbangan wajib memberitahukan kepada eksportir perihal
realisasi penyerahan fullset of negotiabel of bills of lading untuk pencairan dana sebagai realisasi
pembayaran ekspor. Perusahaan pelayaran dilarang menerima muatan barang ekspor tujuan luar negeri
bila tanpa disertai surat kuasa dari eksportir.
Perusahaan Pelayaran / Penerbangan sebelum menerbitkan negotiabel of bill of lading melakukan
langkah – langkah berikut sebagai konfirmasi untuk penulisan data pada B/L yaitu:
- data penerima dan alamat penerima di pelabuhan tujuan
- menghitung uang tambang atau freight, apakah langsung dibayar (freight paid or prepaid) atau
harus dibayar di pelabuhan tujuan (payable at distination).
- Pembayaran payble at distination harus dilunasi terlebih dahulu sebelum barang diserahkan pada
penerima barang. Disamping pembayaran model freight prepaid atau freight payabel at distination
dimungkinkan pembayaran dengan cara lain berkaitan dengan kepercayaan antar mereka dan atau
berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintah dibidang pengangkutan dengan kemungkinan
pembayaran bertahap (diangsur), contoh
- pembayaran 40 % waktu pemuatan
- pembayaran 25 % waktu proses pengangkutan melalui laut atau udara (on sailing or on the air)
- pembayaran 35 % waktu penyerahan barang di pelabuhan tujuan
D. Kewajiban Bank Devisa
Bank Devisa setelah menerima asli B/L dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari Pabean (Bea
Cukai), segera memberitahukan kepada eksportir dan meminta eksportir melengkapi dengan dokumen –
dokumen lainnya yaitu,
-
Invoice (Faktur)
-
Packing List
-
Dokumen – dokumen lain yang disyaratkan seperti Surat Keterangan Asal (Certicate of Origin),
Sertifikat Timbangan (Certificate of Weight), Sertifikat Analysis Laboratorium (Certificate of
Analysis) dll
Eksportir dan Bank Devisa harus di mengendorse fullset of negotiable of bills of lading untuk
kemudian dikirim ke Bank Koresponden di luar negeri (sebagai penerbit atau issuing bank of letter of
credit). Nilai atau harga yang tercantum dalam Invoice / Faktur tidak boleh lebih randah dibandingkan
denganHarga barang ekspor (nilai pabean) yang ada dalam Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan
perhitungan harga ekspor berdasarkan penyerahan barang Free on Board (FOB).
E. Teknik Pengiriman dan Pemuatan Barang
Pengiriman barang untuk pemuatan barang khususnya yang melalui angkutan laut ada 2 (dua)
kemungkinan yaitu dengan cara pemuatan langsung (direct transport) atau pemuatan tanpa melewati
gudang dan pemuatan tidak langsung (indirect transport) atau pengiriman lewat gudang
F. Pemuatan Tidak Langsung atau Pemuatan Lewat Gudang (Indirect Transport)
Pemuatan barang keatas kapal terlebih dahulu harus ditimbun di gudang atau container freight
station (CFS) atau lapangan penimbunan / lapangan kontainer maka harus memperhatikan berbagai
dokumen yang diperlukan. Dokumen – dokumen yang perlu diperhatikan oleh eksportir / shipper adalah:
- tanda terima gudang (resu gudang)
- asli / copy bills of lading
- dokumen pabean Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Muat Barang (PMB)
bila ada.
- dokumen pabean lainnya seperti dokumen pelindung pengangkutan barang melalui darat seperti BC
2.3, Konsen Ekspor Hasil Tembakau (Cukai Tembakau), Konsen Ekspor Alkohol / Minuman
Beralkoho (Cukai Alkohol).
- dokumen pelindung pengangkutan barang melalui laut dan atau udara seperti BC 1.2 Dokumen
– dokumen pabean harus memuat berbagai informasi yang dibutuhkan oleh negara sebagai data ekonomi
tentang lalu lintas barang melalui laut dan atau udara sekaligus untuk mengamankan hak
– hak negara berupa pungutan negara seperti bea masuk, cukai dan pajak
– pajak lainnya, data atau informasi yang dibutuhkan adalah
- Nama dan alamat pengirim barang (eksportir / shipper)
- Nama dan alamat penerima barang (receiver / consignee)
- Isi Koli atau Kontainer (uraian jenis barang yang diangkut)
- Jumlah, jenis, merk, nomer koli atau jenis, ukuran, nomer, jumlah kontainer.
- Harga barang atau nilai barang
- Pelabuhan tujuan
- Perkiraan waktu akan berangkat (estimate time of departure)
Kepala Gudang dari pelabuhan (cargo doring) melakukan pemeriksaan sesuai dengan tanda
terima gudang (resu gudang) untuk pengawasan penimbunan dan pemuatan. Kepala Hanggar Pabean atau
Koordinator Lapangan Pabean memeriksa keterangan – keterangan atau informasi yang ada pada
dokumen pabean serta mengadministrasikan dengan memberi registrasi atas dokumen dan kemudian
melakukan pemeriksaan. Bila setelah diperiksa maka Pemeriksaan Pabean menyetujui pemuatan
dengan memberi catatan “ Fiat Muat, Tanggal, Jam dan Tanda Tangan Pemeriksa Pabean”
maka
barang dapat segera dimuat keatas kapal.
G. Pengiriman Langsung Tanpa Melewati Gudang (Direct Transport)
Pengiriman barang secara langsung adalah proses pengiriman barang langsung dimuat keatas kapal
tanpa melewati gudang, pengiriman barang secara lansung memerlukan berbagai persyaratan dokumen
dari kepelabuhanan dan pabean. Kewajiban eksportir dan atau pengangkut (carrier) pada otoritas
kepelabuahan wajib menyerahkan dokumen – dokumen pemuatan barang yang ada seperti :
-
Surat Jalan pengankgkutan oleh alat angkut seperti Truck dari luar kawasan pabean / pelabuhan
untuk memasuki kawasan pabean / pelabuhan untuk pengawasan pemuatan.
-
Menunjukkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
-
Otoritas pelabuhan menahan Surat Jalan atas pemuatan barang tersebut guna perhitungan tentang
biaya tambang (freight) dan biaya – biaya lainnya seperti ongkos bongkar / muat dan biaya – biaya
lainnya
-
Melakukan konfirmasi dan check ulang pada setiap Surat Jalan dan Tanda Fiat Muat yang ada
didalamnya.
-
Konfirmasi pemuatan barang yang berdasarkan dokumen pabean, dokumen pabean dikembalikan
kepada eksportir untuk penyelesaian formalitas pabean. Kewajiban Eksportir dan
Perusahaan
Pengangkut / Pelayaran kepada otoritas pabean, tidak semua barang – barang yang akan diekspor
atau dimuat diizinkan untuk dimuat secara langsung ke atas kapal, hanya barang – barang tertentu
yang diizinkan dimuat langsung keatas kapal pada umumnya barang – barang in bulk seperti semen,
besi beton, beras, pupuk, besi tua (scrap iron), minyak curah dll, hanya dalam hal – hal tertentu
mungkin dapat dikecualikan seperti karena alasan urgensi dan kepentingan ekonomi atau keamanan.
Dokumen yang perlu disampaikan ke otoritas pabean adalah:
-
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) + Surat Permohonan Izin Memuat Barang Secara Langsung
oleh Eksportir atau Perusahaan Pelayaran kepada Kepala Kantor Pabean (Bea Cukai) atau Pejabat
lainnya setingkat Kepala Seksi.
-
Bila disetujui (pada umumnya disetujui) karena sifat barang menghendaki pemuatan secara
langsung maka Surat Permohonan diberi disposisi persetujuan dan sekaligus perintah pengawasan
kepada pertugas pabean dilapangan
-
Pengawasan pemuatan barang (disisi pengawasan dermaga sebelah laut) mengawasi pemuatan
berdasrkan PEB dan masing – masing Surat Jalan dari setiap truck pengankutan barang.
-
Pemeriksa Pabean melakukan rekapitulasi masing – masing Surat Jalan dengan jenis barang,
jumlah barang yang diberitahukan berdasrkan PEB
-
Bila sesuai PEB ditanda tangani oleh otoritas pabean di lapangan (di kawasan pabean / pelabuhan)
Rangkaian rantai sistem transportasi perdagangan internasional melibatkan berbagai sub sistem
pengangkutan meliputi :
Pengirim /
Eksportir
Inland
Transpot
Pelabuha
n
Muat
Angkutan
Laut
dan Udara
Pelabuhan
Bongkar
Penerima
/ Importir