Guru Gaul Anti Hoax Guru Gaul Anti Hoa

Guru Gaul Anti Hoax
Maniac Berita
Saya termasuk kategori guru yang maniac (gila) dengan berita. Saya menyimak
kabar perpolitikan nasional dan internasional, hukum, sosial, olah raga, mengikuti
perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, industri games, film, musik, bahkan
juga gosip selebritis. Bagi saya, hal itu penting dilakukan oleh guru, sebab sesuai
dengan idealisme saya guru adalah mata air ilmu. Artinya, guru harus serba bisa dan
serba tahu, bukan justru sok bisa dan sok tahu.
Guru yang baik perlu memahami dunia peserta didiknya. Anak-anak di tahun 2017
adalah mereka yang disebut generasi Z. Mereka terlahir pada rentang pertengahan
tahun 1990-an hingga pertengahan tahun 2000-an. Generasi Z lebih akrab dengan
teknologi dibandingkan generasi sebelumnya –generasi Y (milenial). Selain lebih
dekat dengan teknologi, karakter khusus dari generasi Z adalah lebih individualis,
lebih global, dan lebih inklusif.
Keintiman anak-anak dengan teknologi membuat kita sebagai guru juga tidak boleh
primitif. Informasi bagi seorang pendidik adalah keniscayaan di era seperti sekarang.
Pertama, dalam kegiatan belajar mengajar, sesungguhnya kedudukan informasi ini
begitu krusial. Kita mengenal istilah Contextual Teaching and Learing (CTL). CTL
merupakan ide pembelajaran yang membantu guru mengatikan materi dengan
kondisi nyata di lingkungan murid (masyarakat).
Dengan kognisi terhadap berita-berita yang aktual, guru akan lebih mudah untuk

memberikan pemahaman holistik kepada peserta didik. Di samping itu, murid juga
akan dientengkan dalam membangun pengetahuan yang telah mereka miliki lewat
penglibatan dunia nyata. Pada dasarnya, semua informasi yang anak-anak peroleh
akan berguna. Meskipun ada yang bertautan secara langsung dengan materi dan
ada juga yang tidak. Hal tersebut adalah sesuatu yang wajar.

1

Fungsi Berita
Selain sebagai sumber belajar, berita juga dapat meluruskan “disinformasi” atau
berita-berita bohong (hoax). Jika guru mempunyai kapasitas informasi yang baik,
maka tentu ia akan mampu memfilter peserta didiknya dari peredaran kabar palsu.
Contoh, saat ada seorang murid yang menyukai xenology –sebuah pengetahuan
semu tentang peristiwa-peristiwa aneh di dunia. Ia sering bertanya kepada saya
mengenai berbagai hal ganjil.
Tidak jarang, beberapa di antaranya justru identik dengan informasi palsu. Seperti
sungai yang berdarah, ternyata setelah ditelisik berasal dari dampak limbah industri.
Kemudian video operasi alien yang sebenarnya merupakan boneka artifisial rekaan.
Sampai gambar wujud malaikat yang rupanya hanya efek distorsi cahaya. Seluruh
berita bohong tersebut bisa “berbahaya” jika dibiarkan terlalu lama mengendap di

pikiran anak, apalagi yang mengandung sentimen SARA.
Secara kasuistis, anak-anak seperti itu umumnya tidak menemukan ruang yang
memadai untuk berbagi, misalnya karena kesibukan orang tua atau kepribadian
introvert anak. Hal tersebut berbanding terbalik dengan besarnya aliran informasi
yang mereka peroleh. Jadi, ada semacam lubang menganga (gap) antara akses
informasi dan tempat konfirmasi. Di situlah pendidik memainkan peran, sebagai
medium yang menjembatani ketimpangan dalam diri anak.
Literasi Kritis
Dalam memproteksi murid dari berita-berita yang tidak kredibel, saya mengajak
mereka untuk menerapkan metode literasi kritis. Literasi kritis adalah kecakapan
memahami informasi secara aktif dan reflektif. Literasi kritis “merangsang” anakanak agar mempertanyakan sikap dan belief dalam berita. Dengan literasi kritis,
peserta didik dapat menyaring berita yang valid dan invalid. Selain itu, metode
tersebut juga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
Berikutnya, saya mendidik murid agar tidak menjadi “manusia otomatis”. Konsep
manusia otomatis ditemukan oleh Stephen Covey dengan gagasannya stimulusrespons, yaitu kita bebas memilih di antara ruang stimulus (peristiwa yang terjadi)
dan cara memberikan respon. Orang-orang dianggap manusia otomatis bila tidak
2

memanfaatkan ruang memilih tersebut, sebab mereka langsung –atau otomatis–
memberikan respon suatu informasi.

Secara sederhana, manusia otomatis tidak berpikir matang sebelum melontarkan
tanggapan. Hal itu dikenal juga dengan istilah satire kaum sumbu pendek. Disebut
kaum sumbu pendek, sebab mereka mudah meledak (sensitif) ketika menghadapi
infomasi yang bahkan belum jelas sumbernya. Orang-orang tersebut sudah pasti
akan mudah terprovokasi oleh berbagai berita hoax, terutama yang bermuatan
SARA sebagai isu paling laris untuk “digoreng”.
Guru yang gaul tidak hanya melahap semua informasi, tetapi juga harus dapat ikut
menyaring informasi yang diterima oleh peserta didiknya. Lebih gaul lagi jika mampu
berperan sebagai pemantik kesadaran murid untuk melakukan “sensor mandiri” atas
setiap informasi yang mereka temukan. Di tengah orde media seperti saat ini, guru
laksana obor penerang dalam kegelapan yang menjadi pemandu anak-anak untuk
memilah-milah kesahihan informasi dan berita.

3

BIODATA PENULIS

Nama
TTL
Alamat

Pekerjaan
Almamater
No. HP
E-Mail
No. Rekening

: Arie Hendrawan
: Kudus, 28 Agustus 1992
: Jl. Klentengsari No. 1, Banyumanik, Kota Semarang
: Guru PKn SMA Islam Al-Azhar 14 Semarang
: Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Unnes
: 085740228837
: arie28agustus@gmail.com
: 0201345663 (BNI)

Pengalaman Organisasi/Pekerjaan
No
Periode
Organisasi/ Pekerjaan
.

1.
2015 Guru PKn dan Pelatih Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Islam
Sekarang
Al Azhar 14 – Kota Semarang
2.
2015 - 2016
Staf Bidang Kemuridan SMA Islam Al Azhar 14 – Kota
Semarang
3.
2015 Anggota Ikatan Guru Peneliti Indonesia (IGPI) Jawa Tengah
Sekarang
– Kota Salatiga
4.
2016 Koordinator Bidang Kemuridan SMA Islam Al Azhar 14 –
Sekarang
Kota Semarang
Award and Achievement

4


No.
Tahun
1.
2014
2.

2015

3.

2015

4.

2015

5.

2015


6.

2016

7.

2016

8.

2016

9.

2016

10.

2016


11.

2017

12.

2017

13.

2017

14.

2017

15.

2017


Award and Achievement
Tulisan dimuat dalam Rubrik Wacana Lokal dengan judul
“Apa Kabar Musrenbang” – Harian Suara Merdeka
(24/10/2014)
Tulisan dimuat dalam Rubrik Opini Portal Online Koran
Muria dengan judul “Tradisi Bersalaman di Tengah
Postmodernitas Lebaran” – www.koranmuria.com
(18/7/2015)
Tulisan dimuat dalam Rubrik Opini Warta Al Azhar dengan
judul “Keteladanan Sang Guru PKn” – Warta Al Azhar Edisi
279/2015
Tulisan dimuat dalam Rubrik Opini Portal Online Koran
Muria dengan judul “Popularisasi Terbang Papat” –
www.koranmuria.com (27/10/2015)
Juara I Lomba Share Quote Sumpah Pemuda Tingkat
Nasional – Penerbit Buku Erlangga
Tulisan dimuat dalam Rubrik Opini Warta Al Azhar dengan
judul “Belajar dari Madinah Charter” – Warta Al Azhar Edisi
281/2016
Tulisan dimuat dalam Rubrik Opini Guru Majalah Mozas

dengan judul “Melatih Critical Thinking Murid dengan
Seminar Socrates” – Mozas Edisi Februari 2016
Tulisan dimuat dalam Rubrik Opini Portal Online Koran
Muria dengan judul “Kerukunan Umat Beragama dalam
Perspektif Islam” – www.koranmuria.com (13/5/2016)
Artikel terpilih sebagai Lima Artikel Terbaik dalam Pelatihan
Menulis “Bagimu Guru” yang diselenggarakan oleh Kompas
dan Hokben – Universitas PGRI Semarang
Artikel ilmiah diprosidingkan dalam Buku Kongres Nasional
Pancasila VIII – Universitas Gadjah Mada (UGM)
Tulisan dimuat dalam Jurnal Civicus UPI Volume 20, No. 2,
Tahun 2016 – Universitas Pendidikan Indonesia
Tulisan dimuat dalam Koran Tribun Jateng dengan judul
“Menginisiasi Tim Saber Hoax” – Tribun Jateng (22/2/2017)
Tulisan dimuat dalam Rubrik Opini Portal Online Koran
Muria dengan judul “Nasib Pendidikan Menengah Gratis (?)”
– www.koranmuria.com (17/4/2017)
Tulisan lolos dalam program Bimbingan Teknis Satu Guru
Satu Buku (Sagusabu) P4TK PKn dan IPS – Kota Batu
Pemenang dalam Lomba Video Inovasi untuk Negeri HUT

Koran Sindo dengan judul “Inovasi Guru, Inovasi untuk
Negeri” – Jakarta

Pengalaman Kegiatan Profesional

5

No
.
1.

Tahun
2014

2.

2014

3.

2015

4.

2015

5.

2016

6.

2016

7.

2016

8.

2016

9.

2016

10.

2016

11.

2016

12.

2016

13.

2016

14.

2016

15.

2017

16.

2017

Kegiatan Profesional
Pembicara Utama dalam Launching Civics and Politic Study
Club Jurusan Politik dan Kewarganegaraan – Universitas
Negeri Semarang
Juri Lomba Orasi Olimpiade Pancasila dan UUD 1945
Tingkat Jateng dan DIY dalam Bulan Pancasila Jurusan
Politik dan Kewarganegaraan – Universitas Negeri
Semarang
Juri Lomba Karya Tulis (LK2P) 3rd Kompetisi Pramuka
Penegak (Kompak) Tingkat Jawa Tengah – Universitas
Negeri Semarang
Peserta Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Guru
se-Jawa Tengah oleh Ikatan Guru Peneliti Indonesia (IGPI)
Jateng – Kota Salatiga
Pembicara dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Artikel
Populer di SMK N 1 Dukuhturi oleh Tim Mading Smezine –
Kota Tegal
Pembimbing dalam Lomba Menulis Surat Tingkat Nasional
dengan tema “Generasiku Melawan Korupsi” oleh PT Pos
Indonesia (Juara III) – Kota Bandung
Peserta dalam Pelatihan Menulis “Bagimu Guru” yang
diselenggarakan oleh Kompas dan Hokben – Universitas
PGRI Semarang
Pembimbing dalam Lomba Orasi Olimpiade Pancasila
Tingkat Jateng, DIY, dan Jatim (Jatijaya) dalam Bulan
Pancasila Jurusan Politik dan Kewarganegaraan (Finalis/15
besar) – Universitas Negeri Semarang
Pemakalah dalam Kongres Nasional Pancasila VIII –
Universitas Gadjah Mada
Pembimbing dalam Lomba Menulis Surat Tingkat Kota
Semarang dengan tema “Surat kepada Wakil Rakyat” oleh
DPRD Kota Semarang (Juara I) – Kota Semarang
Peserta Workshop dengan tema “Antisipasi Penyimpangan
Perilaku Murid” oleh Direktorat Dikdasmen YPI Al Azhar –
Kampus Al Azhar Solo Baru, Sukoharjo
Pembimbing dalam Lomba Karya Tulis Kesehatan Tingkat
Kota Semarang dengan tema “Pemanfaatan Teknologi untuk
Lingkungan” oleh Poltekes Negeri Semarang (Juara II) –
Kota Semarang
Pembimbing dalam Lomba Promosi Kesehatan Tingkat Kota
Semarang dengan tema “Pencegahan Penyakit yang Marak
di Semarang” oleh Poltekes Negeri Semarang (Juara I) –
Kota Semarang
Peserta Pelatihan Penulisan Artikel Populer oleh Suara
Merdeka Institute – Kota Semarang
Peserta Pelatihan Pedagogis untuk Guru Al Azhar se-Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta – Sukoharjo
Peserta program Bimbingan Teknis Satu Guru Satu Buku
(Sagusabu) P4TK PKn dan IPS – Kota Batu
6

7