TINJAUAN UMUM HUKUM BISNIS periklanan

TINJAUAN UMUM HUKUM BISNIS
Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Terstuktur
Mata Kuliah Hukum Bisnis
Dosen Pengampu : Madiha Chairunnisa, HI, LLM

Oleh:
Erpin Purnama
Siti Sari

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS 2014

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Hukum Bisnis.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan

materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang tinjauan
umum tentang Hukum Bisnis, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa IAID
Darussalam Ciamis. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Ciamis, 16 September 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sudah merupakan kodratnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri,
harus hidup bersama dalam suatu masyarakat yang terorganisasi untuk
mencapai tujuan bersama. Agar tujuan tersebut tercapai sebagaimana
mestinya, dan dalam usahanya tidak terbentur kepentingan, maka
diperlukan suatu norma yang mengaturnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kaitannya antara hukum dan masyarakat?
2. Bagaimana sistematika hukum perdata?
3. Apa saja istilah dan pengertian hukum bisnis?

C. Tujuan
1. Untuk memahami antara hukum dan masyarakat.
2. Untuk mengetahui sistematika hukum perdata.
3. Untuk mengetahui istilah dan pengrtian hukum bisnis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum dan Masyarakat
Dalam suatu masyarakat tidak akan terlepas dari yang namanya aturan atau
hukum, di sini hukum tersebut disebut dengan norma. Norma/kaidah sosial
adalah pedoman atau peraturan yang menentukan bagaimana manusia harus
bertingkah laku agar tidak merugikan orang lain. Ada empat norma /kaidah yang
mengatur kepentingan manusia dalam kehidupan, yaitu:
1. Kaidah agama/ kepercayaan
a. Kaidah ini ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada tuan dan
dirinya.
b. Sumber kaidah ini berasal dari ajaran diikuti oleh pengikutnya.
2. Kaidah kesusilaan
a. Kaidah ini ditujukan supaya terbentuknya kebaikan akhlak pribadinya
sendiri.
b. Sumbernya berasal dari manusia itu sendiri, sehingga disebut dengan
kaidah otonom.
3. Kaidah sopan santun

a. Kaidah ini didasarkan pada kebiasaan, kepautan atau kepantasan yang
berlaku di masyarakat.
b. Pemberian sanksi dikembalikan pada kekuasaan masyarakat ketika ada

kaidah sopan santun yang dilanggar
4. Kaidah hukum
a. Kaidah ini benar-benar ditujukan bagi pelaku yang nyata-nyata berbuat.
b. Masyarakat secara resmi diberikan kekuasaan memberikan sanksi atau
hukuman melalui pengadilan sebagai wakilnya.
Dengan demikian, meskipun ketiga hukum yang pertama diatas sudah ada,
tetap saja kaidah hukum masih diperlukan untuk masyarakat untuk mengatur
segala kepentingannya.
1. Pengertian Hukum
Sebagai pegangan, akan dikutip beberapa pengertian hukuk menurut:
a. HMN. Poerwosutjipto (1998:1) menyatakan bahwa: “hukum aalah
keseluruhan norma yang oleh penguasa negara atau penguasa dianggap
sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian atau sebagian atau
seluruh anggota masyarakat dengan tujuan untuk mengadakan suatu
tatanan yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.”
b. Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., dan Purnadi Purbacaraka,
S.H. (1978:12) dengan menjelaskan pengertian yang diberikan
masyarakat terhadap hukum. Hukum diartikan sebagai:
1) Ilmu pengetahuan
2) Suatu disiplin

3) Kaidah
4) Tata hukum

5) Petugas (law enforcement officer)
6) Keputusan penguasa
7) Proses perintah
8) Sikap atau prilaku yang teratur
9) Nilai-nilai
Dari kedua definisi tersebut terlihat bahwa pengertian hukum itu
sangat kompleks sehingga tidak mudah memberikan pengertian hukum
dalam pengertian yang terbatas pada beberapa kalimat saja.
2. Sumber hukum dan klasifikasi hukum
a. Sumber hukum
Sumber hukum adalah segala apa saja yang dapat membulkan aturanaturan yang kempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni peraturan
yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata.
Adapun sumber-sumber hukum adalah sebagai berikut:
1) Undang-undang
Udang-undang merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat ( Pasal 5 ayat (1) jo.
Pasal 20 ayat (1) UUD’1945).

Setiap undang-undang terdiri dari:
a) Konsiderans, yaitu dasar pertimbangan yang umumnya
menentukan

kenapa

undang-undang

itu

dibuat.

Dasar

pertimbangan ini diawali dengan kata-kata: menimbang,
(kadang-kadang) membaca, mengingat.

b) Diktum/ amar, yaitu merupakan isi atau ketentuan-ketentuan
yang dibuat oleh undang-undang tersebut, dan umumnya terdiri
dari beberapa bab atau beberapa pasal.

c) Penjelasan, yang terdiri dari enjelasan umum, dan penjelasan
pasal demi pasal.
Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

undang-undang

harus

diundangkan dengan dimuat dalam lembaran negara. Sementara
penjelasannya dimuat dalam tambahan lembaran negara.
Selain itu undang-undang selalu diberi nomor, tahun dikeluarkan
dan nama undang-undang tersebut. Nomor urut ini setiap tahun
kembali ke nomor satu. Contoh: UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.

2) Yurisprudensi, yaitu putusan pengadilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, yang secara umum memutuskan suatu
persoalan yang belum ada pengaturannya pada sumber hukum lain.
Perbedaan antara yurisprudensi dengan undang-undang adalah
sebagai berikut:
a) Yurisprudensi berisi peraturan yang bersifat konkren karena
mengikat orang-orang tertentu saja sedangkan undang-undang
bersifat abstrak karena mengikat setiap orang
b) Yurisprudensi terdiri dari bagian yang memuat identitas para
pihak, konsiderans, dan diktum, sedangkan undang-undang
terdiri dari konsiderans dan diktum ditambah penjelasannya.
3) Kebiasaan
Syarat-syarat suatu kebiasaan bisa menjadi hukum adalah:

a) Syarat materiil, yaitu adnya kebiasaan atau tingkah laku yang
tetap dan diulang-ulang dalm jangka waktu yang lama.
b) Syarat intelektual, yaitu kebiasaan itu mendatangkan keyakinan
bahwa perbuatan tersebut merupakan kewajban hukum
c) Adanya akibat hukum apabila dilanggar.


4) Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana pihak yang satu
berjanji kepada pihak yang lainuntuk melaksanakan atau tidak
melaksanakan suatu hal sehingga bersifat mengikat. Maka dari itu
perjanjian yang dibuat secara sah belaku mengikat bagaikan
undang-undang.

5) Perjanjian internasional
Perjanjian internasional ini mempunyai kedudukan yang sama
dengan undang-undang karena perjanjian denan negara lain hanya
dapat dilakukan dengan persetujuan PPR.
Pasal 11 UUD 1945 menyatakan, “presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat dapat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.”

6) Doktrin/ pendapat para ahli
Mengensi pendapat para ahli hukum, pernah dikenal pendapat
umum yang menyatakan bahwa orang tidak boleh menyimpang
dari communis opinio doctorum (pendapat umum para sarjana).


Oleh karena itu, pendapat para sarjana (doktrin) mempunyai
kekuatan mengikat sebagai sumber hukum.

b. Klasifikasi hukum
Dalam kaitannya dengan Hukum Bisnis yang akan menjadi pokok
bahasan, penyusunan pengklasifikasian hukum berdasarkan sebagai
berikut:
1) Fungsi hukum, yang terdiri dari hukum materiil dan hukum
formil.
Hukum materil adalah hukum yang terdiri dari aturan-aturan
yang memberi hak dan membebani kewajiban. Sedangkan
hukum formil adalah peraturan yang fungsinya menegakkan
hukum materiil tersebut agar tidak dilanggar.
2) Berdasarkan wilayah berlakunya, terdiri dari hukum nasional dan
hukum internasional.
3) Berdasrkan isinya, terdiri dari hukum umum (Lex Generalis) dan
hukum khusus (Lex Specialis).
Pengklasifikasian hukum berdasarkan ada atau tidaknya campur
tangan pemerintah terdiri dari hukum privat dan hukum publik.
Pengklasifikasian ini dapat dilihat dari bagan berikut ini.


publik

HUKUM

SISTEMATIKA MENURUT
ILMU PENGETAHUAN

privat

1. Hukum
Perorangan
2. Hukum Keluarga
3. Hukum Harta
Kekayaan
4. Hukum Waris

1. hukum pidana
2. hukum pajak
3. hukum tata
negara
4. hukum
internasional
5. lain-lain
Lex Special hukum
perdata:
1. hukum dagang / hukum
bisnis
2. hukum pemburuan
3. hukum perkawinan
SISTEMATIKA 4.
MENURUT
hukum agraria/
KUHPERDATA
perdata pertanian
5. hukum waris
1. Hukum Perorangan
2. Hukum Benda
3. Hukum Pembuktian
6. lain-lain
dan Daluarsa

B. Sistematika Hukum Perdata
1. Hukum Perorangan
Dalam hal-hal tertentu, perorangantidak diperbolehkan bertindak
sendiri dalam melaksanakan atau mengatur hak-haknya, yaitu sebelum yang
bersangkutan dewasa atau berada dalam pengawasan orang lain seperti
orang gila atau orang yang dinyatakan pailit.
Menurut KUHP Perdata seseorang dinyatakan dewasa apabila usianya
tidak kurang dari 21 tahun, sedangkan untuk orang yang sudah menikah
dibawah umur tersebut sudah bisa dikatakan dewasa dan tidak akan berupah
walaupun pernikahannya sudah bubar ketika umurnya masih dibawah 21
tahun.
Selain orang, suatu badan atau perkumpulan juga bisa memiliki hak
dan dapat melakukan perbuatan hukum seperti halnya manusia.

2. Hukum Benda
Hal-hal yang termasuk benda menurut hukum adalah segala sesuatu
yang dapat dihaki, baik benda-benda yang terlihat (nyata) maupun benda
yang tidak dapat terlihat.
a. Macam-macam benda
Hukum membagi benda pada beberapa macam, namun yang terpenting
adalah pembagian benda atas benda bergerak dan benda tidak bergerak.
Suatu benda digologkan benda tak bergerak karena sifatnya,tujuan
pemakaiannya dan ditentukan sendiri oleh undang-undang.

1) Karena sifatnya adalah tanah, termasuk segala sesuatu yang
digabungkan secara erat menjadi satu dengan tanah itu. Contoh
rumah diatas tanah termasuk tumbuh-tumbuhan yang ada diatasnya.
2) Karena tujuan pemakaiannya adalah segala sesuatu yang tidak
secara

sungguh-sungguh

bergabung

dengan

tanah,

namun

dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan tersebut dalam
jangka waktu yang lama, misalnya mesin pabrik.
3) Karena ditentukan oleh undang-undang, yaitu segala sesuatu yang
mengenai suatu benda tak bergerak, seperti Hak Pertanggungan
Atas Tanah.
Suatu benda dikatakan bergerak karena sifatnya atau ditentukan sendiri
oleh undang-undang.
1) Karena sifatnya, ialah suatu benda yang tidak tergabung dengan
tanah, seperti perabotan rumah dan sebagainya.
2) Karena ditentukan oleh undang-undang, yaitu segala taghan yang
mengenai suatu benda bergerak, seperti piutang.

b. Hak-hak kebendaan
Hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung
atas suatu benda yang dapat dipertahankan oleh setiap orang.
Beberapa macam hak kebendaan yang dikenal, yaitu:
1) Hak Milik (eigendom)
Menurut pasal 570 KUHPerdata, hak milik adalah hak untuk
menikmati dan menguasai suatu benda dengan sebebas-bebasnya,
asal tidak bertentangan dengan undang-undang dan ketertiban
umum.

Beberapa cara memperoleh hak milik, yaitu sebagai berikut:
a) Pendakuan (toegening), yaitu cara memperoleh hak dari benda
yang belum u tumbuhan yada pemiliknya, misalnya menangkap
ikan di laut.
b) Ikutan (natreking), yaitu cara memiliki benda atau barang atau
tumbuhan yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya
diatas tanah milik seseorang.
c) Kadaluarsa (verjaring), yaitu cara memiliki sesuatu dimana
seseorang menggunakan suatu benda tak bergerak dalam jangka
waktu yang tertentu secara terus menerus tanpa gangguan orang
lain.
d) Pewarisan,cara memperoleh hak milik yang didasarka astas
peralihanhak waris kepada ahli waris.
e) Penyerahan (levering), yaitu cara memperoleh hak milik yang
didasarkan atas peralihan hak (perbuatan hukum) tertentu
sehingga pemilik semula dari suatu benda harus menyerahkan
benda atau barang tersebut keada pemilik yang baru.

2) Hak Kedudukan Berkuasa (bezit)
Hak kedudukan berkuasa adalah suatu hak dimana seseorang dapat
menikmati suatu benda, baik karena usaha sendiri maupun atas
bantuan orang lain, seolah-olah benda itu miliknya.

3) Hak Kebendaan yang Memberikan Jaminan

Hak kebendaan yang memberikan jaminan maksudnya adalah hak
dimana seseorang mendapatkan hak orang lain sebgai jaminan atas
utang yang dibuat orang lain tersebut.
a) Perbedaan antara gadai dan hak tanggungan adalah sebagai
berikut:
(1) Gadai

hanya

bisa

dilakukan

terhadap

benda

bergerak,sedangkan tanggungan hanya bisa dilakukan
terhadap benda tidak bergerak (tanah).
(2) Terhadap gadai, benda yang digadaikan harus diserahkan
pada pemilik hak gadai, sedangkan hak tanggungan,
bendanya tidak perlu diserahkan.
(3) Pembebanan benda bergeraak terhadap gadai hanya bisa
dilakukan satu kali, sedangkan denganhak tanggungan
memungkinkan dilakukan beberapa kali.
b) Hak tanggungan atas tanah
Menurut pasal 1 UU No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
adalah :
“hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam UU No.5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan kesatuan denagn
tanah itu , untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan pada kreditor tertetu terhadap
kreditor-kreditor yang lain.”

3. Hukum Perikatan

Suatu perikatan adalah : “suatu hubungan hukum antara sejumlah
subjek-subjek hukum; sehubungan dengan itu, seorang atau beberapa
orang daripadanya mengikatkan dirinya untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu terhadap pihak lain.” (R. Setiawan, 1987:2)
Dengan pengertian diatas , maka dalam suatu perikatan terkait unsurunsur sebagai berikut:
a. Adanya hubungan hukum
Ada dua jenus perikatan, yaitu:
1) Perikatan karena undang-undang
2) Perikatan kaena perjanjian
b. Antara seorang dengan satu atau beberapa orang
c. Melakukan atau tidak melakukan dan memberikan sesuatu
Dalam kegiatan bisnis, jenis perikatan yang paling penting adalah
perikatan yang lahir karena perjanjian.
a. Jenis-jenis perjanjian
Secat ateoritis,dikenal ada dua jenis perjanjian, yaitu perjanjian nominatif
ysitu jenis perjanjian yag telah diatur dalam undang-umdadng, dan
perjanjian iniminatif yaitu perjanjian yang idak diatur dalam undangundang, tetapi lahir dengan sendirinya karena adanya asas kebebasab
berkontrak.
Yang termasuk perjanjian nominatif adalah:
1) Perjanjian jual beli, yaitu perjanjian dimana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan seatu kebendaandn pihak
yang lain untuk membayar harga yang telah ditentukan. Perjanjian ini
diatur ulai pasal 1457 sampai dengan pasal 1540 KUHPerdata.

2) Perjanjian tukar menukar, mulai pasal 1541 sampai pasal 1546
KUHPerdata.
3) Perjanjian sewa menyewa, mulai psal 1548 sampai pasal 1600
KUHPerdata
4) Perjanjian peburuhn, mulai pasal 1601 a sampai pasal 16603 z
KUHPerdata. Karena telah diundangkannya UU No. 13 Tahun 2003,
pasal ini tidak berlaku hanya diperhatikan sebagai pedoman saja.
5) Persekutuan, mulai psal 1618 sampai pasal 1665 KUHPerdata.
6) Hibah, mulai pasal 1666 sampai paasal 1693 KUHPerdata.
7) Perjanjian pinjam pakai, mulai pasal 1740 sampai pasal 1753
KUHPerdata.
8) Perjanjian pinjam meminjam, mulai pasal 1754 sampai pasal 1773
KUHPerdata.
9) Persetujuan untung-untungan, mulai pasal 1774 sampai pasal 1791
KUHPedata.
10) Pemberian kuasa, mulai pasal 1792 sampai pasal 1819 KUHPerdata.
11) Penanggungan

utang,

mualaipasal

1820

sampai

pasal

1850

KUHPerdata.
12) Pasal perdamaian, mulai pasal 1851 sampai pasal 1864 KUHPerdata.

b. Beberapa asas perjanjian
1) asas kepribadian
2) asas konsensual/ kesepakatan
3) perjanjian batal demi hukum

4) keadaan memaksa (overmacht)
5) asas canseling
6) asas kebebasan berkontrak
7) asas obligator
8) zakwaarneming (1345 KUHPerdata)
9) asas pacta sunt servada artnya suatu kontrak atau ejanjian yang dibat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para phak yang
membuatnya.

C. Istilah dan Pengertian Hukum Bisnis
Istilah hukum bisnis kini lebih populer dari pada istilah lainnya seperti
hukum dagang atau hukum perusahaan.
Istilah hukum dagang berasal karena adanya Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD) atau dalam bahasa belandanya disebut Wet Boek
Van Koopandel (WvK).
Sekarang istilah hukum dagang cenderung mulai di tinggalkan karena
dalam KUHD istilah pedagang dan perdagangan itu sendiri sudah dicabut dan
diubahnya pasal 3 sampai pasal 5 KUHD.
Hukum bisnis lahir karena adanya istilah bisnisb yang diambil dari kata
bussiness (bahasa inggris) yang berarti kegiatan usaha.
Dengan demikian, kegiatan dalam bidang bisnis ini dapat dibedakan
dalam 3 bidang berikut:

1. Usaha dalam arti kegiatan perdagangan (commerce). Contoh: agen, grosir,
toko, dan lain sebagainya.
2. Usaha dalam arti kegiatan industri. Contoh: industri pertanian,
perkebunan, pakaian, dan lain sebagainya.
3. Usaha dalam arti melaksanakan kegiatan jasa-jasa (service). Contoh:
usaha dalam jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara,
akunyan, dan lain sebagainya.
Berdasrkan kegiatan diatas dapat dirumuskan bahwa Hukum Bisnis
adalah “serangkaian peraturan yang berkaitan secara langsung maupun tidak
langsung

denganurusan-urusan

perekoomian.”

perusahaan

dalam

menjalankan

roda

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan:
1. Dalam suatu masyarakat tidak akan terlepas dari yang namanya aturan
atau hukum, di sini hukum tersebut disebut dengan norma.
Norma/kaidah sosial adalah pedoman atau peraturan yang menentukan
bagaimana manusia harus bertingkah laku agar tidak merugikan orang
lain.

2. Dalam sistematika hukum perdata terdiri dari:
 Hukum Perorangan
 Hukum Benda
 Hukum Pembuktian dan Daluarsa
3. Hukum Bisnis adalah “serangkaian peraturan yang berkaitan secara
langsung maupun tidak langsung denganurusan-urusan perusahaan
dalam menjalankan roda perekoomian.

B. Saran
Dengan mempelajari hukum bisnis dalam kehidupan kita, mudah –
mudahan bisnis dan perdagangan di Indonesia lancar, sehingga kehidupan
masyarakat sejahtera dan makmur.