KEWIRAUSAHAAN PROFIL ORANG SUKSES KARENA

KEWIRAUSAHAAN – PROFIL ORANG SUKSES KARENA BEKERJA DAN PROFIL
ORANG SUKSES KARENA BERWIRAUSAHA
Posted on 26 September 2015 by nurafiyah1234
3 PROFIL ORANG SUKSES KARENA BEKERJA
1. MARK ZUCKERBERG
Mark Zuckerberg dilahirkan pada tanggal 14 Mei 1984 di Dobb Ferry, West chester County, New
York. Ia adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai dokter gigi dan
ibunya sebagai psikiater. Mark Zuckerberg adalah keturunan Yahudi dan ia aktif sebagai anggota
Apha Epsilon Pi yaitu organisasi mahasiswa Yahudi Internasional.
Mark Zuckerberg menyelesaikan sekolah menengahnya di Ardsley High School dan kemudian
masuk Phillips Exeter Academy. Kemudian ia melanjutkan ke universitas Harvard dengan
jurusan psikologi. Saat ini Mark Zuckerberg adalah satu-satunya anak muda yang berhasil
menjadi billionaire dengan jerih payahnya sendiri melalui penemuan yang bernama
Facebook.com. Ia termasuk dalam seratus orang terkaya di dunia dengan urutan ke 67. Nilai
kekayaannya ditaksir lebih dari 17 miliar dolar. Padahal saat ini ia belum genap 30 tahun.
Mark Zuckerberg di Drop Out dari Harvard karena kesibukannya mengurusi facebook. Namun ia
berhasil menjadi anak muda terkaya di dunia dari hasil jerih payahnya sendiri. . “Dia adalah
billionaire termuda di dunia saat ini, dan kami yakin ia adalah billionaire termuda sepanjang
sejarah yang mengumpulkan sendiri kekayaannya,” ujar Matthew Miller, associate editor
Majalah Forbes.


2. ADAM KHOO
Adam Khoo Lahir dengan nama lengkap Adam Khoo Yean Ann pada tanggal 8 April 1974
adalah jutawan termuda dan motivator sukses asal singapura. Prestasi Adam di dunia bisnis
ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai
omset per tahun US$ 20 juta.Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis
music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo
adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top
manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
Ada tiga hal besar yang menjadi kunci sukses Adam Khoo. Tiga kunci sukses ini pun yang
menhantarkan siapapun meraih sukses, yaitu :
1. Tujuan yang Jelas
2. Keyakinan yang Benar dan Kuat
3. Aksi yang tepat

3. JAKOB OETAMA
Jakob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, dia merupakan wartawan dan
salah satu pendiri surat kabar Kompas. Saat ini ia merupakan Presiden Direktur Kelompok
Kompas-Gramedia, Pembina Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia, dan Penasihat
Konfederasi Wartawan ASEAN. Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman,
Yogyakarta. Setelah lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana


(Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan
Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik
Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika
menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, Ojong mengajak Jakob
membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali Agustus 1963.
Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956 dan
berlanjut dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersama P.K. Ojong, yang mungkin
diilhami majalah Reader’s Digest dari Amerika. Dua tahun kemudian, 28 Juni 1965, bersama
Ojong, Jacob mendirikan harian Kompas yang dikelolanya hingga kini. Tahun 80-an Kompas
Gramedia Group mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas
Gramedia Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media
massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV
hingga universitas.
Jakob Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan UGM setelah
sebelumnya gelar yang sama dianugerahkan UGM kepada Kepala Negara Brunei Darussalam
Sultan Hassanal Bolkiah. Promotor Prof Dr Moeljarto Tjokrowinoto dalam penilaiannya
menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya
merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan.

Ia juga telah memberikan pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia. Dalam
pertimbangannya, UGM menilai Jacob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan
wawasan dan karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu “kultur jurnalisme yang khas”, wawasan

jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu. Kultur jurnalisme itu telah menjadi
referensi bagi kehidupan jurnalisme di Indonesia.
3 PROFIL ORANG SUKSES KARENA BERWIRAUSAHA
1. EKA TJIPTAWIDJAJA
Eka Tjipta Widjaja adalah orang Indonesia yang awalnya lahir di Cina. Eka Tjipta Widjaja lahir
di Coana Ciu, Fujian, Cina dan mempunyai nama Oei Ek Tjhong. Ia lahir pada tanggal 3 Oktober
1923 dan merupakan pendiri dan pemilik Sinar Mas Group. Ia pindah ke Indonesia saat umurnya
masih sangat muda yaitu umur 9 tahun. Tepatnya pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang saat
itu masih dipanggil Oei Ek Tjhong akhirnya pindah ke kota Makassar. Di Indonesia, Eka hanya
mampu tamat sekolah dasar atau SD. Hal ini dikarenakan kondisi ekonominya yang serba
kekurangan. Untuk bisa pindah ke Indonesia saja, ia dan keluarganya harus berhutang ke rentenir
dan dengan bunga yang tidak sedikit.
Dalam hal bisnis, Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang yang unggul dalam mengembangkan
bisnis yang telah dia rintis. Ini terbukti dengan hasil karyanya dalam membangun bisnis di
Indonesia ini. Ia sudah menekuni dunia bisnis sejak dia masih berumur sangat muda yaitu umur
15 tahun. Ia mengawali karir bisnisnya itu hanya dengan bermodalkan sebuah ijasah SD yang

dimilikinya. Dia berjualan gula dan biskuit dengan cara membelinya secara grosir kemudian dia
jajakan secara eceran dan hal tersebut bisa mendapatkan untung yang lumayan.
Namun bisnisnya itu tak bertahan lama karena adanya pajak yang besar pada saat itu karena
Jepang menjajah Indonesia. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu
menjadi seorang entrepreneur seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang perkebunan

kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung,
beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit.
Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah
bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas
mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh. Selain berbisnis di
bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai merintis bisnis bank. Ia membeli
Bank Internasional Indonesia dengan asset mencapai 13 milyar rupiah. Namun setelah beliau
kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya
hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak
membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis
kertas. Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700
ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun. Pemilik Sinarmas
Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy,
dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan.

2. SUKANTO TANOTO
Sukanto Tanoto (lahir dengan nama Tan Kang Hoo di Belawan, Medan, 25 Desember 1949)
adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah CEO Raja Garuda Mas, sebuah perusahaan
yang berkantor pusat di Singapura dengan usaha di berbagai bidang, terutamanya kertas dan
kelapa sawit. Tanoto dinyatakan sebagai orang terkaya di Indonesia oleh majalah Forbes pada
September 2006, namun pada tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di
Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-6 dengan total kekayaan US$ 2,8 miliar.

Sukanto Tanoto adalah pendiri dari RGE (Royal Golden Eagle), sebuah perusahaan global yang
bergerak di sektor pengelolaan sumber daya alam dengan kantor yang berada di Singapura, Hong
Kong, Jakarta, Beijing dan Nanjing. Beliau memulai bisnis pertamanya lebih dari 40 tahun yang
lalu dengan memasok suku cadang untuk industri minyak dan konstruksi. Sebagai seorang
pengusaha yang visioner, Sukanto Tanoto masuk ke bisnis kayu lapis pada tahun 1967. Dengan
kesuksesannya di bisnis ini, beliau kemudian mendirikan bisnis lainnya, masih dalam bidang
sumber daya alam, seperti kelapa sawit, kehutanan, pulp dan kertas serta pembangkit tenaga
listrik. Saat ini, RGE adalah grup global dengan aset lebih dari 15 miliar US Dolar, tenaga kerja
lebih dari 50.000 karyawan dan pabrik di Tiongkok, Indonesia dan Brazil serta kantor penjualan
di seluruh dunia. Bisnis ini meliputi empat area operasional: pulp dan kertas (APRIL – Asia
Pacific Resources International Holding Ltd dan Asia Symbol), kelapa sawit (Asian Agri dan
Apical), rayon dan pulp khusus (Sateri International) serta energi (Pacific Oil & Gas).

Pengalaman masa kecil Sukanto Tanoto yang sangat keras ternyata telah memberikan pelajaran
yang sungguh luar biasa dan berpengaruh sangat serius kepada keberhasilannya memimpin
beberapa perusahaan miliknya. Kehidupan masa kecil yang diskriminatif terhadap ras yang
mengalir ditubuhnya membuatnya bertahan untuk mendapatkan haknya. Perjalanannya sebagai
seorang pebisnis pun tidak langsung berada di garis yang paling atas. Beliau memulai semuanya
dari karir yang rendah. Namun secara dramatis, beliau mampu bertahan dan bahkan mengambil
keuntungan dari krisis yang terjadi di Indonesia.
3. PURDI E. CHANDRA, Pendiri PRIMAGAMA (Lembaga Bimbingan Belajar
Terbesar di Indonesia)

Kisah sukses pengusaha kecil pendiri sebuah lembaga pendidikan yang awalnya hanya
mempunyai satu atau dua murid saja, kini telah memiliki ratusan ribu murid yang hamper
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Purdi E. Chandra lahir di Lampung 9 September 1959.
Secara “tak resmi” Purdi sudah mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di
Lampung, yakni ketika dirinya beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di
pasar.
Bisnis resminya sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia berssama teman-temanya
mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Waktu
mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4 Fakultas dari 2
Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena merasa “tidak mendapat apa- apa” ia

nekat meninggalkan dunia pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis.
Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya satu outlet dengan 2
murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah lebih dari 100
ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan
itu Primagama akhirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh
MURI (Museum Rekor Indonesia).
Kini Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak
perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan formal, Pendidikan non-formal,
Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan, Supermarket, Asuransi, Meubelair, Lapangan
Golf, dan lain sebagainya.

Walaupun kesibukannya sebagai Entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Pundi
tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan
Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi juga tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan
Daerah DIY.
PERBANDINGAN

KARAKTER


TIPIKAL

ORANG

SUKSES

KARENA

BERWIRAUSAHA DAN SUKSES KARENA BEKERJA
KARAKTER

SUKSES

KARENA

KARAKTER SUKSES KARENA BEKERJA
BERWIRAUSAHA
Waktu untuk bekerja terikat
Waktu untuk bekerja tidak terikat
Berani mengambil resiko untuk lebih maju dan Berani mengambil resiko untuk gagal dan

mendapat kedudukan tinggi
menghadapi tantangan
Memilih belajar di akademis dan meninggikan Mengambil resiko untuk pengetahuan di non
gelar

akademis dan meninggalkan akademis
Bertanggung jawab terhadap apa

yang

Bertanggung jawab terhadap pekerjaan
dilakukan
Pendapatan pasti karena bergantung pada Pendapatan belum pasti karena tergantung pada
perusahaan
hasil yang di dapat
Beban fikiran fokus pada pekerjaan yang Beban fikiran lebih berat karena memikirkan
diberikan
rencana yang lain dan inovasi yang lain
Bermodal tekat yang kuat danpantang menyerah Bermodal pendidikan dan gelar yang tinggi
untuk meraih kesuksesan

Mencari pekerjaan
Bekerja sesuai tuntutan perusahaan

untuk menduduki jabatan yang tinggi
Membuka lapangan pekerjaan
Bekerja sesuai keinginan atau kemampuan

DESKRIPSIKAN KARAKTER YANG DIMILIKI ORANG-ORANG TERSEBUT YANG
INGIN ANDA MILIKI
Dari kedua karakter berwirausaha dan bekerja saya ingin memiliki karakter berwirausaha karena
saya ingin menciptakan lapangan kerja yang lebih luas karena terdapat banyak pengangguran.
Berwirausaha memiliki karakter pantang menyerah, percaya diri, berani mengambil resiko, dll.
Dengan berwirausaha usaha yang akan dijalani akan dimulai dari nol sehingga bisa mengikuti
setiap proses yang sedang di jalani. Jika mengalami kegagalan dalan rencana yang sebelumnya
maka harus berfikir untuk meneruskan rencana yang gagal dengan membuat inovasi yang baru
atau memilih membuat rencana yang baru dan meninggalkan recana yang gagal. Dengan adanya
kegagalan dalam berwirausaha akan mendapat pengalaman yang banyak sehingga jika tidak bisa
menggunakan rencana yang sebelumnya maka akan menggunakan rencana-rencana yang lain.

KARAKTER WIRAUSAHA YANG INGIN SAYA MILIKI :

1. BERANI MENGAMBIL RESIKO
Seorang wirausaha berani mengambil resiko keputusan apapun akan diambil jika itu yang terbaik
untuk usaha yang dijalankan dan tidak akan mendengar perkataan orang lain.
2. KERJA KERAS
Seorang wirausaha selalu bekerja keras agar bisa mencapai kesuksesan yang di inginkan.
3. PANTANG MENYERAH

Seorang wirausaha tidak mudah menyerah jika usaha yang dijalankan mengalami kegagalan dan
selalu berjuang untuk maju dan meraih kesuksesan.
4. SABAR
Seorang wirausaha selalu sabar dalam menghadapi masalah yang dihadapi didalam menjalankan
usahanya.
5. INOVATIF DAN KREATIF
Seorang wirausaha selalu memiliki ide-ide yang baru dan menemukan hal-hal baru yang akan
digunakan didalam usahanya.
6. PERCAYA DIRI
Seorang wirausaha selalu percaya diri bahwa usaha yang sedang dijalankan mencapai
keberhasilan dan kesuksesan.
7. MEMILIKI KOMITMEN YANG TINGGI
Dengan memiliki komitmen yang tinggi pastinya akan senantiasa berpegang teguh pada
usahanya dan memiliki sikap tegas dan konsisten terhadap usahanya
3 Tokoh Sukses karena Bekerja dan 3 Tokoh Sukse Karena Berwirausaha

1. Carilah Tiga Tokoh Yang Sukses
Sukses Karena Bekerja :
 Dahlan iskan
 B.J Habibie

 Hamdan zoelva
Sukses Karena Wirausaha:
 Bob Sadino
 Elang Gumilang
 Ronny Lukito
2. Tokoh Yang Sukses Karena Bekerja
 Dahlan Iskan
Dahlan Iskan beliau dikenal masyarakat karena keberhasilannya dalam memimpin surat kabar
Jawa Pos, yang awalnya hanya koran daerah yang hampir gulung tikar menjadi koran Nasional
dengan penjualan yang sangat fantastis. Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur,
tepatnya di Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatann Bando 17 Agustus 1951. Dahlan Iskan
adalah anak dari pasangan Muhammad Iskan dan Lisnah.
Dahlan adalah anak ketiga dari empat bersaudara . kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak
keduanya bernama Sofwati sedangkan adik bungsunya bernama Zainudin.
Orang tuanya bukanlah orang kaya, bahkan sangat miskin sekali ia dan saudara-saudaranya
terbiasa dalam hidup kesederhanaan. Kehidupan ia waktu kecil membuatnya menjadi pribadi
yang tangguh serta menurutnya kemiskinan harus dihadapi dengan bekerja dan berusaha.
Riwayat pendidikan Dahlan Iskan, beliau bersekolah di Madrasah yang juga disebut Sekolah
Rakyat setelah tamat ia melanjutkan sekolahnya ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian
ke Sekolah Aliyah setelah tamat ia melanjutkan ke IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17
Agustus namun ia keluar karena terlalu asyik menulis majalah dan koran mahasiswa ketimbang
mengikuti kuliah. Kemudian ia hijrah ke Samarinda untuk menjadi reporter di surat kabar lokal.
Pada tahin 1976 ia pindak ke Surabaya bekerja sebagai wartawan di majalah Tempo. Walau
sudah bekerja ia juga diam-diam menulis untuk koran lain seperti Surabaya Post dan Ekonomi
Indonesia.
Tahun 1982 ia di promosikan menjadi pemimpin koran Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut
karena kalah saing namun ia tak berputus asa ia mencari cara untuk menyelamatkannya, dengan

caranya akhirnya omset Jawa Poat naik 20 kali lipat yaitu 10,3 miliar namun ia mengundurkan
diri dan memberi kesempatan kepada yang lebih muda lalu ia mendirikan stasiun TV lokal
Surabaya (JTV & SBO), Batam (Batam TV), Pekan Baru (Riau TV), FMTV di Makassar,
Palebang (PTV), dan parahyangan TV di Bandung dan yang lainnya yang mencapai 34 stasiun
TV lokal. Selain itu ia juga memiliki perusahaan listrik ia juga menjadi direktur pembangkit
listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim dan PT Prima Electrik Power di Surabaya dan hal ini yang
menjadi salah satu alasan ia di tunjuk menjadi Direktur Utama PLN. Puncak kariernya Pada
tanggal 19 Oktober 2011 Presiden SBY menunjuknya menjadi Menteri BUMN.
 Bacharuddin Jusuf Habibie
Prof.Dr.-Ing.H.Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni1936;
umur 78 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang
mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei1998. Jabatannya digantikan oleh
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober1999 oleh MPR
hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1
tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden
Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu
universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari
etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti
Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama
Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua
orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Ia pernah berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung
(Sekarang Institut Teknologi Bandung) tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik

penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat,
menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan
predikat summa cum laude.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang
berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden
bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden
Soeharto.
Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai
Maret 1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie
adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di
bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri.
 Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H.
Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. (lahir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 21 Juni1962; umur
52 tahun) adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia periode 2013-2015, menggantikan Akil
Mochtar yang di berhentikan karena terlibat kasus suap sengketa pilkada Kabupaten Lebak,
Banten. Ia juga pernah menjabat sebagai salah satu pengurus di Partai Bulan Bintang.
Hamdan Zoelva lahir dari pasangan TG. KH. Muhammad Hasan, BA, yang merupakan pimpinan
Pondok Pesantren Al-Mukhlisin di Bima, dan Hj. Siti Zaenab. Hamdan menghabiskan masa kecil
di Desa Parado, sekitar 50 kilometer dari Kota Bima. Ia dibesarkan dalam tradisi keluarga santri
dan disekolahkan di Madrasah Ibtidaiyah. Menginjak kelas 4, ia dipindahkan ke Sekolah Dasar
Negeri No. 4 Salama Nae Bima pada 1974, sambil menjalani pendidikan agama di Madrasah
Diniyah. Setelah lulus SD, ia melanjutkannya ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Padolo Bima
pada 1977, dan menamatkan pendidikan tingkat atasnya di Madrasah Aliyah Negeri Saleko Bima
pada tahun 1981.

Gelar Sarjana Hukumnya ia dapatkan dari Universitas Hasanuddin, Makassar, di mana ia
mengambil jurusan Hukum Internasional. Saat menjalani kuliah di Universitas Hassanuddin,
ayahnya meminta Hamdan untuk mengambil pendidikan tinggi di bindang agama untuk
melanjutkan tradisi keluarganya yang berlatar belakang pesantren. Karena itu, Hamdan
memutuskan untuk mendaftar ke Fakultas Syari'ah IAIN Alaudin, Makassar (1981-1984).
Semasa mahasiswa, Hamdan aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, salah satunya adalah
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di organisasi tersebut, ia menjabat sebagai Ketua Badan
Koordinasi HMI Indonesia Timur. Karena kegiatannya mengurus organisasi, ia memilih untuk
melepas pendidikannya di IAIN Alaudin meski sudah berkuliah selama tiga tahun dan hampir
mendapatkan gelar Sarjana Muda.
Ia juga sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Jakarta
(1998-2001), yang juga tidak diselesaikan. Pada tahun 2004, ia berhasil mendapatkan gelar
Magister Hukum dari Universitas Padjajaran, Bandung, dan meraih gelar doktor S3 di bidang
Ilmu Hukum Tata Negara dari universitas yang sama pada tahun 2010, dengan disertasi berjudul
"Pemakzulan Presiden di Indonesia."Hamdan memulai kariernya ketika dengan menjadi asisten
dosen di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin serta Fakultas Syariah IAIN Makassar (19861987). Ia sempat melamar menjadi dosen, namun ditolak. Atas saran dosen pembimbingnya, ia
merantau ke Jakarta dan bekerja selama tiga tahun sebagai Asisten Pengacara & Konsultan
Hukum pada Law Office OC. Kaligis & Associates Jakarta, yang secara khusus menangani
bidang Non Litigasi, pembuatan kontrak & perjanjian - perjanjian dagang, investasi PMA,
perburuhan, negosiasi dan lain-lain sebelum akhirnya mendirikan kantor hukum sendiri, SPJH&J
Law Firm. Pada tahun 1989, diangkat dan dilantik sebagai pengacara dalam lingkungan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Di tahun 1997, Hamdan memutuskan untuk memisahkan diri

dan membangun kantor advokat Hamdan, Sujana, Januardi, dan Partner (HSJ&P) hingga
dibubarkan tahun 2004.
3. Tokoh Yang Sukses Karena Berwirausaha
 Bob Sadino
Bob Sadino lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933, wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Beliau
akrab dipanggil dengan sebutan 'om Bob'. Ia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang
berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan
Kemchick. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19
tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah
dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia.
Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di
sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika
tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes
miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang,
Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di
Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk
bekerja

secara

mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil
Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia
mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang
untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya
Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang
dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob
memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang
untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam
tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing,
karena mereka fasih berbahasa Inggris. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi
feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik
tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura,
mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia
juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap
langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus
yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang
penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Saat melakukan sesuatu
pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri
seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang,
terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling
penting tindakan,” kata Bob.
Keberhasilannya tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan.
Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda
dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan
profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba
canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob

selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan
sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob,
kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha
melayani pelanggan sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks
harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.
 Elang Gumilang
Elang Gumilang merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, ia tidak pernah mengubur bakat
bisnis dan keuletan yang di turunkan oleh ayahnya H.Misbah yang punya usaha kontraktor kecilkecilan. Saat belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor ia sudah belajar berbisnis yaitu
dengan berjualan donat.
Kegiatan ini baru berhenti karena orang tuanya melarang. Tapi ia dengan bakat dan
kecerdasannya terus mencari uang kali ini dengan mengikuti aneka lomba. Ia pernah muncul
sebagai juara ke-3 Marketing Games Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Universitas Trisakti.
Ia juga juara pertama kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek 2003 di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia dan juara pertama Economic Contest di Institut Pertanian Bogor sehingaa
uang Rp. 10 juta terkumpul.
Ia mendapat “tiket gratis” masuk Fakultas Ekonomi & Manajemen IPB. Di IPB keinginan
bisnisnya terus berkembangdan Pada tahun pertama, ia berjualan sepatu berbekal katalog, ia
menawarkan sepatu dari satu asrama ke asrama mahasiswa di Kampus itu selain itu Ia juga
pernah menjual lampu, kemudian minyak goreng.
Memasuki tahun ke-3 ia dan 12 kawannya membuka kursus Bahasa Inggris English Avenue, di
kampusnya dengan modal Rp. 21 juta dan ia menjadi direkturnya. Untuk mengisi waktu luang, ia
menjadi tenaga pemasaran salah satu perusahaan property di Bogor. Tak ada Gaji, hanya
mendapat komisi jika berhasil menjual rumah. Berbekal pengalaman menjadi salesman
pengembang Ia nekat berbisnis sendiri. Pada tahun 2005, pengemar traveling itu mencoba ikut

tender rehabilitasi sekolah dasar di Jakarta. Nasib baik, proyek senilai Rp. 160 juta
digenggamnya. Ia makin percaya diri mengeluti dunia properti. Kemudian pada tahun 2006 dia
mengubah akta perusahaan yang hampir tutup menjadi Elang Group.
Tanah kosong milik sebuah instansi di cinangneng Kabupaten Bogor, di liriknya. Tapi ketika itu
ia tidak memiliki modal, Bank juga enggan mendanainya. Ia tidak menyerah dan mengajak
kawannya untuk patungan hingga mendapat uang Rp 340 Juta.
Lalu ia membujuk Bank Tabungan Negara (BTN) bekerjasama menyediakan kredit kepemilikan
rumah sederhana bersubsidi (KPRS) bagi masyarakat berpenghasilan dibawah Rp 2,5 Juta.
Akhirnya BTN pun setuju. Pada 2007 Elang Group menjual rumah. Harganya mulai Rp 25 Juta
(Tipe 21/60 berbunga 4,5% per tahun dan maksimal Rp 45 Juta (Tipe 36/72 ) Berbunga 7,5% per
tahun. Cicilannya Rp 25-90 ribu per bulan.
Proyek perdana Elang Group di perumahan Griya Salak Endah itu berhasil. Sebanyak 450 unit
rumah terjual. Pembelinya buruh, pedangan, tukang tambal ban, dan guru. Saya tergerak







menyediakan rumah murah karena banyak orang kecil kesulitan membeli rumah.
Penghargaan yang diraih:
Wirausaha Muda Mandiri terbaik Indonesia 2007
Lelaki Sejati Pengobar Inspirasi 2008
Man of the Year 2008 dari Radar Bogor
Pemuda Pilihan 2008 dari TV One
Indonesia Top Young Entrepreuner 2008 dari Warta Ekonomi.

 Ronny Lukito
Ronny Lukito pendiri Eiger yang lahir pada tanggal 15 Januari 1962 di Bandung, eiger sendiri
diambil dari nama gunung di Swiss dan di tunjukan untuk kegiatan outdoor seperti mendaki,
kemah dan lain-lain. Ronny adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara. Ia satu-satunya anak laki-laki
dan yang lainnya perempuan, dari pasangan Lukman Lukito dan Kurniasih. Ronny berasal dari
keluarga yang memprihatinkan, ia adalah sosok pemuda yang rajin dan tekun dan hanya lulusan
STM (Sekolah teknologi menengah). Semenjak bersekolah di STM ia berjualan susu yang
dibungkus dengan plastik kecil diikat dengan karet dan kemudian ia jula kerumah-rumah

tetangga dengan sepeda motor miliknya. Masa remajanya di Bandung dilewati dengan penuh
kesederhanaan dan kerja keras yang jauh dari kehidupan mewah. Hidup ditengah keluarga yang
pas-pasan tidak membuatnya menyerah pada keadaan. Orang tuanya memiliki toko kecil khusus
menjual tas, membatnya terbiasa melihat secara langsung proses produksi sebuah tas. Bahkan ia
dan saudaranya sering terjun langsung membantu orang tuanya dalam menjalankan bisnis
tersebut. Dari mulai packing tas, merapihkan tas, menjadi kasir ketika ada pembeli yang
membayar. Pengalaman itulah yang menjadi langkah awal untuk membukan peluang bisnis tas
mengikuti jejak kedua orangtuanya. Saat masih remaja ia pun tak pernah berpikir unruk menjadi
pengusaha. Namus setamat STM ia harus berfikir secara realistis dalam melihat perekonomian
keluarga.
Sejak tahun 1976, ketika ia duduk di bangku STM, toko ayahnya mulai menjual tas hasil
karyanya sendiri. Saat itu merek tas produknya bernama butterfly nama ini di ambil dari merek
mesin jahit buatan China yang mereka pakai. Ia sendiri membantu membeli bahan di toko,
mengantarkan barang ke pelanggan dan sebelum ia berangkat sekolah ia berjualan susu terlebih
dahulu. Setelah pulang sekolah ia bekerja di bengkel motor sebagai montir. Jiwa enterpreneur
yang dimilikinya sejak duduk di bangku sekolah membuatnya mudah menyerap ilmu dari
ayahnya. Tak lama setelah bekerja di toko milik ayahnya ia pun memulai peluang bisinis
pembuatan tas sendiri. Ia memulai pengembangan bisnis tersebut, dia ulai memasukan tasnya ke
matahari meski hanya mendapat order sedikit ia terus mengembangkan usahanya, dengan modal
kurang dari 1 juta ia membeli 2 mesih jahit, peralatan jahit dan sedikit bahan baku pembuatan tas
di bantu dengan satu pegawai ia memproduksi tas. Ia pun berkeinginan memasukan produk ke
matahari namun di tolak oleh bagian pembelian dan setelah mengajukan yang ke 13 akhirnya
permohonannya di terima itu pun harga tasnya tidak sampai Rp. 300.000.

Akhirnya ia pun terjun sendiri ke daerah-daerah untuk mencari mitra pengecer baruguna
membuka pasar baru. Ia rajin keliling dan membuang kemalasan, ia berangkat ke kota untuk
mempromosikan dan membangun jaringan pemasaran. Ia belajar secara privat mengenai
pengetahuan manajemen dan mengambil kursus manajemen keuangan serta menghadiri seminar
atau kursus yang menurutnya bagus

dan membaca buku-buku yang relevan untuk

pengembangan diri. Dengan perjuangan ggigih dan tak mengenal lelah dia mengetahui peluang
pasar mulai dari Matahari, Ramayana, Gunung Agung, Gramedia, dan Dept. Store besar lainnya
menjual produknya seperti eiger, export atau body pack. Kalangan bsinis tas pasti tahu bahwa
kini B&B Inc. Miliknya merupakan salah satu perusahaan nasional terbesar. Ketekunan dan kerja
kerasnya dalam menjalankan usaha, mengantarkan lelki lulusan STM ini menjadi pengusaha
sukses yang luar biasa.
4. Karakter Yang Ingin Dimiliki
 Gigih dan Ulet
 Jujur
 Kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri
 Siap menerima kegagalan
 Selalu mencoba
 Berani beda
 Berfikir realistis
 berani mencari dan menangkap peluang
 Kreatif dan inovatif
 Mampu membuat keputusan yang tepat
 Pantang mengeluh
 Berani menghadapi resiko
 Memiliki kemampuan manajerial
5. Karakter Yang Sudah Dimiliki
 Selalu mencari peluang
 Memiliki rasa tanggung jawab
 Memilki etos kerja (semangat)
 Selalu mencoba
6. Perbandingan Karakter
Perbandingan

Sukses Karena Bekerja

Sukses Karena Berwirausaha

Sikap

Mengajukan ide-ide agar Disiplin, berkomitmen tinggi,

karakter

kreativitasnya jujur, mandiri, bersifat rasional,

terasah, tegas, membuka dan memiiki pandangan pada
diri untuk hal-hal yang baru masa

depan

serta

berani

yang berhubungan dengan mencoba.
pekerjaan.
Percaya diri

Memilki
optimisme.

Pengambil resiko

dan Memiliki

mimpinya
Mampu

Keyakinan

dan

optimisme.

Berani mengambil resiko Memilki
untuk

Kepemimpinan

keyakinan

kemampuan

dalam

mewujudkan mengambil resiko dan menyukai
tantangan.
berinisiatif, Bersikap

sebagai

seorang

bekerjasama dan membina pemimpin, suka bergaul, suka
hubungan baik, membuka terhadap kritik dan saran yang
diri, tepat waktu dan tidak membangun serta rasa tanggung
mengeluh.
Kepribadian

Pantang

jawab.
mengeluh, Memiliki kemauan untuk belajar

pejuang, dan pekerja keras dan kemampuan yang tinggi
serta memiliki ambisi untuk dalam
sukses.

memimpin

menjalankan

usahanya

dan
serta

berani mencari dan menangkap
peluang usaha.

Tak selamanya mereka yang nakal luar biasa saat kecil akan berakhir dalam kegagalan hidup di
masa depannya.Namun justru terkadang bila dsatang sebuah kesempatan dan kepercayaan yang
dilandasi dengan rasa sadar maka siapapun mereka dengan masa lalu kelamnya akan dapat
berubah menjadi sosok yang luar biasa yang siap menyongsong kesuksesan kehidupan

barunya.Gusti Ngurah Anom, begitu nama lengkap pria asl Buleleng 5 Maret 1971 ini lahir dan
dibesarkan di daerah Tangguwisia, sebuah desa kecil di kecamatan Seririt, kabupaten Buleleng ,
Bali. Pak Anom lahir dari rahim Made Taman dan menjadi bungsu dari 7 bersaudara yang hidup
sangat dekat dengan kemiskinan dalam kebersahajaan keluarga petani.Tidak seperti kakak –
kakaknya yang lainnya, Anom semenjak kecil memang terlihat berbeda, hiperaktif, bandel,
agresif, lincah dan berwatak keras, ingin agar setiap permintaanya dikabulkan. Sikap berani dan
keras kepalanya semakin menonjol, bahkan pada saat bersekolah di SDN 1 Tangguwisia.
Mengabaikan pelajaran sekolah, tidak pernah belajar dirumah ataupun mengerjakan PR,
melawan ajaran guru dan menjadi langganan mendapat hukuman di sekolah adalah hal biasa
dalam keseharian Anom. Karena perilakunya ini, Anom kecil cenderung dianggap sebagai
sumber kenakalan. Walau demikian, Anom selalu dapat naik kelas seperti teman – temannya
yang lain, dan mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya sehingga kemudian dapat
melanjutkan sekolah di SMPN 1 Seririt.Pada saat hari kelulusan tiba, Anom dinyatakan lulus
SMP dan dapat melanjutkan studinya di SMA yang berjarak 3 kilometer dari rumahnya.Tiba –
tiba sang ayah memanggil Anom, dan mengatakan bahwa Anom harus berhenti karena orangtua
tidak mampu.
Di bebani dengan syarat itu, seketika hati Anom terluka, masa depannya seolah terberangus, Ia
marah merasa sebagaiu anak terakhir yang diperlakukan berbeda dari semua saudaranya hingga
tega untuk memutuskan kesempatannya bersekolah di SMA.
Rasa kecewa menghantamnya, akhirnya Anom pergi dari rumah naik truk menuju Denpasar.
Setiba di Denpasar, truk berhenti di sekitar terminal Ubung dan Anom juga turun disana. Ia
melanjutkan perjalanan mengikuti langkah kakinya. Berkilo – kilo berjalan di belantara kota

menelusuri jalan yang baru pertama kali dipijaknya tidak membuat gentar hati Anom untuk terus
melangkah mengawali petualangan nasib tanpa sanak keluarga.
Dalam perjalanan itu rasa haus cukup tuntas dengan hanya minum air sungai yang mengalir di
antara pematang sawah yang terlalui. Perut lapar tak dihiraukannya, Anom terus berjalan dan
berjalan semakin jauh hinnga sampai kakinya merasa teramat letih dan berhenti tepat di depan
gardu Pos SATPAM Hotel Rani di Sanur. Anom beristirahat sebentar sambil mulai berpikir
langkah selanjutnya.
Beberapa saat istirahat akhirnya Anom memutuskan untuk menetap dan menumpang sementara
di Pos SATPAM itu, matanya mencari – cari apa yang bias dilakukannya untuk menarik
perhatian karyawan, petugas atau siapa saja di Hotel Rani hingga Ia dapat memperoleh makanan
untuk mengganjal perutnya yang kosong. Dan karena alas an inilan, Anom bangkit dari
duduknya dan segera dengan tekun memunggutu sampah dan membersihkan halaman taman di
sekitar gardu pos. Tidak banyak yang diharapkan dari Anom, Ia hanya ingin menunjukkan tekad
untuk bekerja dan berusaha menujukkan keberadaannya disana bermanfaat dan berguna, hingga
bias saja nantinya akan muncul kesempatan terbuka untuknya.
Keberuntungan menyertai Anom saat itu, aksi bersih – bersihhya dilihat langsung oleh pemilik
Hotel Rani yang kemudian langsung menghampirinya. Kesempatan ini dimanfaatkan Anom
untuk meminta izin agar diperbolehkan menumpang di Pos SATPAM sambil sebelumnya
menceritakan ikhwal kisah perantauannya dari Buleleng hingga tiba di Sanur.
Dengan janji ikut menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar Pos SATPAM, Anom pun
diizinkan menetap di sana. Keesokan paginya, tanpa diperintah dengan sigap Anom telah

mencuci bersih mobil pemilik Hotel Rani, laluy diteruskannya pada mobil – mobil para tamu
yang ada. Dan khusus untuk mobil para tamu hotel itu, anom meminta imbalan jasa cuci kepada
pemilik mobil sebelum mereka berangkat berwisata dengan armada yang bersih. Dari kerja
mencuci tersebut Anom mulai dapat mengumpulkan uang yang lumayan, paling sedikit
Rp.2.500,00 ada dikantongnya. Jumlah yang tergolong besar kala itu mengingat sebungkus nasi
dan kopi saja tidak lebih seharga Rp.75,00. maka tak heran bila kemudian Anom merasa betah
dan giat melakoni profesi sebagai tukang cuci mobil dari hotel ke hotel di sekitar hotel Rani di
Sanur.
Hampir 2 tahun sudah kiprah mencuci kendaraan ini dijalani Anom, sampai kemudian Ia harus
rela untuk berhenti dari pekerjaan menguntungkan itu hanya karena fisiknya tak mampu lagi
bertahan dari serangan rheumatic akut akibat terlalu lama bergumul dengan air. Sakit dan
menganggur, kemudian Anom memutuskan untuk tinggal menumpang di rumah pamannya.,
seorang pengusaha konfeksi kecil – kecilan yang sempat beberapa kali Ia singgahi beberapa
waktu sebelumnya semasa Anom masih tinggal di Pos SATPAM Hotel Rani. Mondar mandirnya
Anom ke konfeksi pamannya kala itu disebabkan karena rupanya disana bekerja seorang gadis
asal Buleleng teman satu SMP Anom dahulu yang membuat Ia jatuh cinta, bernama Ketut
Mastrining.
Selama tinggal bersama pamannya, Anom turut membantu segala pekerjaan konfeksi dengan
ikhlas meski tanpa upah. Dapat tinggal dan makan serta berdekatan dengan Ketut Mastrining,
seorang tukang jahit di konfeksi itu sudah membuat Anom bahagia. Namun walau begitu besar
cinta Anom kepada Mastrining, gadis ini selalu menolaknya. Ia kenal betul siapa Anom, anak
yang nakal dan keras kepala sewaktu SMP, suka membredeli buku teman – temannya dan

menjadi langganan mendapat hukuman di sekolah, Mastrining tidak yakin bahwa Anom dapat
berubah, apalagi terdengar kabar bahwa Anom adalah pemuda lontang – lantung tanpa masa
depan.
Geram direndahkan begitu, Anom kembali bertekad menunjukkan bukti pada Mastrining bahwa
Ia telah berubah dan mampu menjadi sesuatu hingga pantas mendapat cintanya. Dengan
semangat itu, Anom memberanikan diri datang menemui Pak Sidharta pemilik Konfeksi Sidharta
yang kerap memberi pekerjaan jahitan di konfeksi pamannya. Melihat kesungguhan pemuda
yang ingin sekali bekerja, Pak Sidharta memberi kesempatan kepada Anom menjadi pegawainya
dengan tugas pertama sebagai karyawan lapangan mengambil dan mengantar keperluan jahitan.
Selama mengabdi di konfeksi Sidharta, Anom diberlakukan sangat baik, sehingga Ia berusaha
keras menunjukkan kerja sebaik – baiknya dan belajar banyak hal dari pak Sidharta yang selalu
memberikan petuah – petuah untuk memotivasinya. Berkat itulah wawasan Anom perlahan
terbuka hingga jauh melampaui kedewasaan pemuda seusianya.
Berbekal kepribadian yang matang itu, Anom mengutarakan cintanya pada Ketut Mastrining, Ia
meyakinkan bahwa cintanya kelak akan terbuka sebuah masa depan yang pasti.
Dan akhirnya Anom pun mengakhiri masa lajangnya dan menikahi Mastrining, lalu
memboyongnya di sebuah rumah kontrakan di Jalan Tukad Irawadi sambil memulai usaha
konfeksi Sidharta. Lambat laun usaha konfeksinya berkembang dan mulai menerima order dari
pabrik garment, kantor serta hotel – hotel, dimana peningkatan ini mendorongnya pindah ke
tempat yang lebih besar di Jalan Pakis Haji, Tanjung Bungkak Denpasar kisaran awal tahun 90an. Memasuki tahun 1992 dengan tekad untuk melebarkan pangsa pasar dan mendekati pasar

umum untuk membangun kesinambungan operasional usaha konfeksinya, maka Anom
didukukng istrinya memberanikan diri membuka toko baju kaos di Jalan Nusa Indah Denpasar
dan memberikan trade mark usaha konfeksinya dengan nama Cok Konfeksi yang berlokasi tak
ajuh dari areal Gedung Art Centre sebagai pusat kegiatan pesta seni dan budaya Bali. Dengan
hak penuh kepemilikan ini, Cok Konfeksi semakin tajam membangun jaringan kerja dan
menggali order keberbagai lini pangsa pasar, hingga dalam kurun waktu yang tak terhitung lama,
nama Cok Konfeksi telah mampu diperhitungkan sebagai salah satu industri besar di Bali yang
menjadi pembuka gerbang kesuksesan pemuda asal Buleleng ini yang kemudian akrab dipanggil
dengan sebutan Pak Cok persis seperti nama usaha konfeksi miliknya. Mengawali keberhasilan
hidupnya iti, Anom meluruskan hati dengan mawas pada dirinya untuk menunjukkan bakti
kepada orang tuanya di desa. Ia telah menyadari bahwa sesungguhnya dahulu ayahnya
bermaksud baik kepadanya dan justru karena itulah apa yang dulu Ia anggap sebagai amarah kini
telah berbalik menjadi segunung berkah.
Sementara dalam bidang usaha, rupanya industri konfeksinya semakin maju pesat dari athun ke
tahun. Saat itulah berkat hasil terkumpul dari kerja keras, ketekunan, kesabaran, kejelian
membaca peluang dan didukung sikap dasar kreativitas dan inovasinya, Anom menggagas
sebuah ekspansi usaha yang lahir dari ide cerdas untuk memanfaatkan arus wisatawan yang
berkunjung ke Bali. Dalam benak Anom tergambar niatan membuat sebuah sentral oleh – oleh
khas Bali yang menyediakan semua pernak- pernik khas Bali. Seperti: aneka camilan, kaos anak
– anak dan dewasa, batik, tas kreasi, alat musik tradisional, aksesoris pria dan wanita, bedcover,
lukisan, kain pantai, laying – laying, kerajinan kayu, alas kaki hingga frame foto, termasuk
beragam kaos made in Cok Konfeksi.

Ide itupun kemudian berhasil terealisai dengan dibukanya sebuah pusat oleh – oleh Bali yang
bernama Krisna Oleh – Oleh Khas Bali pada tanggal 16 Mei 2007 di Jalan Nusa Indah No. 77
Denpasar – Bali. Dari sanalah lalu terpikir oleh Anom untuk mulai merintis produksi baju kaos
sendiri sebagai cenderamata khas Bali bergambar karikatur didesain unik secara khusus
melibatkan para designer terkemuka. Dan benar saja, persis seperti prediksinya, segmen oleh –
oleh khususnya berupa baju kaos khas Bali yang dibuat konfeksinya meledak diminati pasar.
Melihat banyaknya antusiasme wisatawan yang datang berkunjung dan membeli baju khas
karikatur Bali ini membuat Krisna Oleh – Oleh Khas Balisukses besar dengan penjualan
melampaui target yang ditentukan. Disamping itu beragam oleh – oleh khas Bali lainnya yang
tersedia lengkap juga tidak kalah menyedot minat para pengunjung. Karena besarnya minat dan
animo masyarakat, Anom bertekad mengembangkan jelajah dagangannya menjadi lebih besar
mengikuti perkembangan pasar.
Untuk itulah ia lalu menggandeng rekanan pemilik property di kawasan Jalan Nusa Kambanagan
Denpasar untuk bekerjasama mendirikan Krisna Oleh – Oleh Khas Bali yang ke dua yang
dirancang matang dengan areal parkir yang luas, sarana belanja yang lapang serta berbagai
fasilitas kenyamanan berbelanja berikut sebuah rumah makan dikonsep tertata.
Menyadari cukup banyaknya minat konsumen dengan produk yang dimiliki Krisna Oleh – Oleh
Khas Bali satu di Jalan Nusa Indah dan potensi pasar yang besar, maka kemudian terealisasilah
Krisna Oleh – Oleh Khas Bali di Jalan Nusa Kambangan 160 A Denpasar pada tanggal 16 Mei
2008 yang mengawali gaung kesuksesan besar Anom.
Dalam waktu yang relatif singkat, nama Krisna Oleh – Oleh Khas Bali cepat populer, jaringan

kerjasama yang dibangun Anom dengan praktisi pariwisata dan komponen pendukungnya seperti
biro perjalanan, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan juga para pengemudi jasa angkutan
wisata, taxi dan sebagainya dirasa sebagai terobosan jitu semakin mentenarkan nama Krisna
Oleh – Oleh Khas Bali sebagai pusat belanja oleh – oleh khas Bali dengan harga murah bermutu
yang tidak pernah sepi dari serbuan pengunjung.
Belum berakhir disini, keberhasilan Krisna Oleh – Oleh Khas Bali Nusa Kambangan kembali
memacu gairah wirausaha Anom untuk mempersembahkan sebuah mega areal pusat belanja oleh
– oleh terbesar di Bali.
Benar saja, bermula dari keagresifan dan semangat pantang menyerah akhirnya pada tanggal 16
Mei 2009 diresmikan sebuah imperium dagang mega outlet pusat perbelanjaan Krisna Oleh –
Oleh Khas Bali di kawasan Sunset Road Kuta, yang sengaja dibangun untuk memudahkan dan
memanjakan para wisatawan untuk berbelanja memperoleh cenderamata khas Bali dengan
nyaman, hemat di tempat yang respresentatif dengan keindahan sunsetnya. Belum juga berakhir
sampai disitu, dengan segala ketulusan hati ingin menampung tenaga kerja dan menyalurkan
hasil karya pengrajin lebih banyak lagi, Anom memperluas lagi areal Krisna Oleh – Oleh Khas
Bali Sunset Road tersebut menjadi dua kali lipat ( seluas 1000 m 2 ) sehingga semakin
menguatkan gaung Krisna Oleh – Oleh Khas Bali sebagai pusat oleh – oleh terbesar di Pulau
Dewata.
Terinspirasi dari denyut kehidupan dikawasan Kuta yang tak pernah padam, muncul dinenam
Anom untuk mengikuti irama kehidupan. Tahun 2010 didirikanlah Krisna Oleh – Oleh Khas
Bali yang ke empat dengan nama Rama Krisna Oleh – Oleh Khas Bali dengan konsep buka 24

jam non stop.
Ini menandakan kehidupan pariwisata Bali yang tidak akan pernah berhenti.
Kini di tengah kebesaran industri dagang yang berkibar itu, Anom tidak kehilangan kearifannya,
Ia semakin banyak melibatkan diri pada kegiatan sosial dan berada di balik banyak bantuan bagi
mereka yang kurang mampu, panti asuhan dan berbagai kegiatan kemasyarakatan. Ia ingin
membagi berkah yang telah dititipkan Tuhan kepadanya, menebarkan keseimbangan hidup
dengan kebaikan yang tulus sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta yang telah
menggariskan perjalanan hidupnya dengan mengubah amarh menjadi limpahan berkah.

Nama

: Gusti Ngurah Anom

Tempat / Tanggal Lahir

: Buleleng, 5 Maret 1971

Agama

: Hindu

Pekerjaan

: PengusahaCok

Konfeksi

Jl. Nusa Indah No. 79 Denpasar – BaliKrisna OlehOleh
Jl.

Khas
Nusa

Indah

No.

77

Bali
Denpasar



Bali

Jl. Nusa Kambangan No. 160 A Denpasar – Bali
Jl.

Sunset

Road

Kuta



Bali

Jl. Raya Tuban Kuta – Bali
Menikah

: 1990

Istri

: Ketut Mastrining

Anak

: 4 Orang

Hobby

: Bekerja

Pesan

: Kembangkan usaha dan saling membantu menuju
keberhasilan bersama

wirausahaan

1.Hj. HARFANA ALWI
Hj. Harfana Alwi atau akrab dipanggil dengan Anha ini merupakan seorang
pengusaha sukses asal Kota Bone Sulawesi Selatan dengan Nama Perusahaannya yaitu PT
Harfana Halim Indah. Anha ini, lahir di Watampone Kabupaten Bone pada Tanggal 26
September 1990, merupakan anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara. Ia termasuk seorang anak
yang lahir dari keluarga yang berada, ia memiliki banyak skali skill (kemampuan) dalam
berbagai bidang, khususnya dalam bidang kewirausahaan. Sekarang ini, Anha sedang menempuh
pendidikannya di Jurusan Kedokteran Umum Universitas Hasanuddin, dibalik kesibukannya
tersebut, Ia juga merupakan Pimpinan Utama (Direktur) dari Perusahannya tersebut.
Perusahaan PT Harfana Halim Indah yang dikelo