Peninggalan sejarah bercorak Buddha di indonesia

4 peninggalan sejarah bercorak Buddha – Seperti pada masa kerajaan Hindu, peninggalan sejarah pada
masa kerajaan Buddha juga banyak tersebar di seluruh nusantara. Buddha adalah agama yang dibawa
oleh Sidharta Gautama. Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka. Buddha berarti orang yang telah
mencapai kesempurnaan Buddhisme.

Berbagai peninggalan sejarah bercorak Buddha yang tersebar di Indonesia berupa candi, prasasti, karya
sastra, dan berbagai macam tradisi yang masih dilakukan masyarakat hingga kini. Tradisi atau adat
istiadat tersebut melekat kuat di kalangan masyarakat.

4 peninggalan sejarah bercorak Buddha

1. Candi

Peninggalan sejarah berupa candi yang bercorak Buddha antara lain sebagai berikut :
a. Candi Borobudur, candi Pawon, dan candi Mendut di Magelang, Jawa Tengah, merupakan peninggalan
sejarah Kerajaan Mataram Kuno.
b. Candi Kalasan di Desa Kalasan, terletak di Yogyakarta merupakan peninggalan sejarah Kerajaan
Mataram Kuno.
c. Candi Gedhongsongo di Semarang, Jawa Tengah.d. Candi Muara Takus, di Bangkinang, Riau.
e. Candi Biaro Bahal, di Padang Sidempuan, Sumatra Utara.
f. Candi Tinggi, di Batanghari, Jambi.


Candi Borobudur peninggalan sejarah Buddha
Candi Borobudur, salah satu peninggalan sejarah Buddha
1

Candi Muara Takus, salah satu peninggalan sejarah Buddha
Candi Muara Takus, salah satu peninggalan sejarah Buddha, di Bangkinang, Riau
Prasasti peninggalan sejarah yang bercorak agama Buddha antara lain sebagai berikut :2. Prasasti
a. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, Sumatra Selatan.
b. Prasasti Talang Tuwo dan Telaga Batu, di Palembang, Sumatra Selatan.
c. Prasasti Karang Berahi, di Jambi Hulu, Jambi.
3. Karya Sastra
Peninggalan sejarah yang bercorak agama Buddha berupa karya sastra antara lain sebagai berikut:
a. Sang Hyang Kamahayanikan, ditulis oleh Mpu Sendok.
b. Buddhacarita, ditulis oleh Aswasaga.
c. Jatakamala, ditulis oleh Aryasura.

Peninggalan sejarah yang berupa tradisi atau kebiasaan, atau adat istiadat yang bercorak Buddha adalah
sebagai berikut :
a. Ullambana, yaitu hari untuk menghormati leluhur atau seorang yang telah meninggal dunia.

b. Asadha, yaitu hari untuk memperingati pembabaran Dharma yang pertama kali.
c. Penyalaan api dari Mrapen, Grobogan Jawa Tengah. Penyalaan api tersebut dilakukan oleh masyarakat
bersama para biksu. Biksu adalah pendeta pria agama Buddha.Mrapen terletak di Desa Manggarmas,
Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Api Mrapen merupakan apa alam yang muncul
dari dalam perut bumi yang selalu menyala. Api Mrapen berasal dari gas minyak bumi yang terbakar.
2

Api Mrapen digunakan oleh para Biksu dan masyarakat sebagai tempat upacara menyalakan api. Api
yang diambil dari Mrapen dipercaya mempunyai berkah tertentu sesuai kepercayaan mereka.
Penyalaan api dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah
Penyalaan api dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah
Itulah 4 peninggalan sejarah bercorak Buddha, semoga menjadikan catatan sejarah nusantara yang
takkan terlupakan hingga anak cucu kita.

3

Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu di
Indonesia

Pada mulanya, nenek moyang kita belum mengenal agama. Mereka menganut kepercayaan animisme

dan dinamisme. Keduanya tidak diketahui mana yang lebih dulu ada.
1. Animisme adalah kepercayaan pada roh-roh halus, sedangkan
2. Dinamisme adalah kepercayaan pada benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib
Sampai akhirnya lahir agama Hindu dan Buddha. Agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh
para pedagang dari India dan Cina.

Agama Hindu mengenal adanya Tri Murti, yaitu :

1. Dewa Brahma sebagai pencipta alam,
2. Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam, dan
3. Dewa Syiwa sebagai perusak alam.
Kitab agama Hindu adalah Weda. Di dalam tata kehidupan,
masyarakat Hindu menganut tingkatan yang disebut kasta.
Ada empat kasta, yaitu :
1. kasta brahmana (kaum ahli agama),
2. kasta ksatria (golongan raja dan bangsawan),
3. kasta waisya (pedagang), dan

4


4. kasta sudra (rakyat biasa dan budak).

Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia dan peninggalan sejarahnya, antara lain
sebagai berikut :

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi.
Raja pertamanya adalah Kudungga, kemudian digantikan Aswawarman. Raja terkenal dari Kutai adalah
Mulawarman. Peninggalan Kerajaan Kutai adalah Prasasti Kutai yang terpahat pada tiang batu yang
disebut yupa yang ditemukan di aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasati tersebut ditulis
dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti tersebut menceritakan tentang Raja
Mulawarman yang baik budi. Pada masa pemerintahannya rakyat hidup sejahtera dan makmur.Prasasti
ini dibuat untuk memperingati Raja Mulawarman yangtelah menghadiahkan 20.000 ekor sapi pada
Brahmana. Selain itu, peninggalan sejarah dari Kutai yang lain adalah arca-arca yang terbuat dari
perunggu dan emas.

2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Jawa. Letaknya di Bogor, Jawa Barat. Berdiri
pada tahun 450 Masehi. Rajanya yang terkenal bernama Purnawarman.

Peninggalan sejarah berupa tujuh prasasti yang ditulis dalam bahasa Sanskerta menggunakan huruf
Pallawa, di antaranya Prasasti Ciaruteun (terdapat jejak telapak kaki Purnawarman), Prasasti Kebon Kopi,
Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Lebak. Peninggalan
sejarah yang lain adalah irigasi dari Sungai Gomati, arca Wisnu Cibuaya I dan II, dan arca Rajarsi. Mata
pencaharian sebagian besar penduduk adalah sebagai petani, peternak, nelayan, dan pedagang. Raja
5

Purnawarman berhasil membuat saluran air untuk mengairi lahan
pertanian dan mencegah banjir.

3. Kerajaan Mataram

daerah Yogyakarta. Raja yang
adalah Raja Sanna, kemudian
oleh Raja Sanjaya. Kerajaan ini
sebuah prasasti di desa Canggal,
Magelang. Prasasti ini tertulis
Masehi. Ditulis dengan huruf
dalam bahasa Sanskerta. Prasasti
menceritakan tentang

sebuah lingga Syiwa di atas
di Kuncarakunja oleh Raja
Wilayah kekuasaannya mencapai
dan Bali.

Kerajaan
Mataram
terletak di
pertama
digantikan
dikenal dari
barat
tahun 732
Pallawa dan
ini
didirikannya
sebuah bukit
Sanjaya.
pulau Jawa


Prasasti Canggal
4. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota di Daha. Raja yang pernah
memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, Aryyeswara, Gandra,
Kameswara, dan Kertajaya. Raja Bameswara memerintah tahun 1115 – 1130. Ia dikenal sebagai Raden
Panji Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia menetapkan lambang
kerajaan berupa Candrakapala (tengkorak bertaring).
Kisah perjalanan hidup tersebut ditulis oleh Mpu Darmaja dalam kitab Smaradahana. Kediri
mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya yang terkenal dengan ramalannya. Karya sastra dan
pujangga yang terkenal adalah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan Kitab Bharatayuda, Kitab
Hariwangsa, dan Kitab Gatutkacasraya.
Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri, antara lain Prasasti Pandeglang, Prasasti Penumbangan,
Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepun, Prasasti Kahyunan, Prasasti Weleri, Prasasti Angin, dan
6

Prasasti Semanding. Selain itu juga ada Kitab Smaradahana, Bharatayudha, Hariwangsa, Gatotkacasraya,
dan Sumanasantaka.
Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang memerintah sampai tahun 1222 Masehi.
Kertajaya dikalahkan oleh Raja Ken Arok, yang menandai berakhirnya kekuasaan Kediri.


5. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari terletak di Tumapel, Malang, Jawa Timur. Didirikan oleh Ken Arok tahun 1222 setelah
mengalahkan Raja Kertajaya Kediri. Ken Arok dinobatkan Brahmana sebagai penjelmaan Dewa Wisnu
yang menunjukkan Singasari adalah kerajaan Hindu. Kisah Ken Arok tertulis di dalam Kitab Pararaton.
Ken Arok memerintah sampai tahun 1227. Raja-raja yang pernah berkuasa antara lain Sri Rajasa Sang
Amurwahbumi (Ken Arok), Anusapati (1227 – 1248 M), Tohjaya (1248 M), Ranggawuni (1248 – 1268 M)
dan Kertanegara (1268 – 1292 M).
Singasari mencapai puncak kejayaan pada masa Kertanegara. Ia pernah mengirimkan tentara ke Melayu
dalam usaha memperluas wilayah. Wilayah kekuasaannya mencapai Pahang, Melayu, Kalimantan Barat,
Maluku, dan Bali. Pengiriman tentara ini dikenal dengan istilah Ekspedisi Pamalayu. Pada masa
pemerintahannya, Raja Kubilai Khan dari Cina pernah menyerang Kerajaan Singasari. Kertanegara tewas
dalam serangan Jayakatwang dari Kediri.

Candi Singasari
Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari antara lain Candi Singasari (makam Kertanegara), Candi Kidal
(makam Anusapati), Candi Jago, Candi Kangenan (makam Ken Arok), dan Candi Katang Lumbang (makam
Tohjaya).

7


6. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Didirikan
oleh Raden Wijaya tahun 1294, yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya adalah keturunan
dari Kertanegara yang dibunuh oleh Jayakatwang. Atas bantuan Wiraraja dari Madura, ia dipercaya
Jayakatwang dan dihadiahi tanah di Hutan Tarik, kemudian diberi nama Majapahit. Kertarajasa
memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya tahun 1309 M, kemudian digantikan oleh Jayanegara.
Semasa pemerintahan Jayanegara, keadaan menjadi kacau dan sering terjadi pemberontakan, seperti
pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Nambi (1316), dan
pemberontakan Kuti (1319). Pada tahun 1328, Jayanegara wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre
Kahuripan atau dikenal dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada tahun 1350,
beliau turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk.
Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk
dan patihnya Gajah Mada. Hayam Wuruk artinya ayam muda, karena naik tahta
pada waktu usianya masih muda (umur 16 tahun) dan bergelar Rajasanegara.

pada

Cita-cita Gajah Mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan
dalam Sumpah Amukti Palapa. Gajahmada seorang ahli hukum, dia
menyusun Kitab Kutara Manawa, yang berisi tentang tata pemerintahan

dan perang. Gajah Mada wafat tahun 1364 M dan Hayam Wuruk wafat
tahun 1389 M. Kerajaan Majapahit mendapat sebutan sebagai Kerajaan
maritim dan agraris.

Selain itu, disebut sebagai Kerajaan Nusantara. Wilayah Kerajaan Majapahit meliputi Nusantara
ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.
Kehancuran Kerajaan Majapahit disebabkan oleh adanya perang Paregreg (perang saudara).

8

Candi Penataran di Blitar
Peninggalan sejarah Majapahit berupa karya sastra dan candi. Karya sastra yang dihasilkannya, di
antaranya Kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca), Kitab Arjunawiwaha (Mpu Kanwa), Kitab Sutasoma
(Mpu Tantular). Adapun Candi yang ditinggalkan antara lain Candi Panataran (Blitar), Candi Sumberjati,
Candi Sawentar, Candi Tikus di Trowulan, Candi Jabung, Candi Tigawangi, dan Candi Surawana (Kediri).

9

Peninggalan Sejarah Bercorak
Islam di Indonesia

Islam tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Bukti keberadaan Islam itu dapat dilihat bukan
saja dari para pemeluknya yang memiliki pengikut paling besar di Indonesia.
Bukti historis dan arkeologis juga mendukung keberadaan Islamdi Indonesia.
Bukti historis dan arkeologis dapat dilihat pada budaya dan tradisi yang telah lama hidup dan
berkembang pada masyarakat.
Peninggalan Islam yang dapat kita saksikan hari ini merupakan perpaduan antara kebudayaan
Islam dan kebudayaan setempat. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Islam dapat kita temukan antara
lain dalam bentuk bangunan (masjid, makam) dan seni.

a. Peninggalan dalam Bentuk Bangunan
Bangunan yang menjadi ciri khas Islam antara lain ialah masjid, istana/keraton, dan makam (nisan).

1) Masjid

Masjid merupakan tempat salat umat Islam. Masjid tersebar di berbagai daerah.
Namun, biasanya masjid didirikan pada tepi barat alun-alun dekat istana. Alun-alun adalah
tempat bertemunya rakyat dan rajanya. Masjid merupakan tempat bersatunya rakyat dan rajanya
sebagai sesama mahkluk Illahi dengan Tuhan. Raja akan bertindak sebagai imam dalam memimpin salat.

10

Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas sebuah masjid
ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang bersusun, makin ke atas makin kecil, dan
tingkatan yang paling atas biasanya berbentuk limas.
Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi yang
denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya berbentuk susunan
payung-payung yang terbuka. Dengan demikian, masjid dengan
bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari Hindu-Buddha.
Beberapa di antara masjid-masjid khas Indonesia memiliki menara, tempat muadzin
menyuarakan adzan dan memukul bedug. Contohnya menara Masjid Kudus yang memiliki bentuk dan
struktur bangunan yang mirip dengan bale kul-kul di Pura Taman Ayun. Kul-kul memiliki fungsi yang sama
dengan menara, yakni memberi informasi atau tanda kepada masyarakat mengenai berbagai hal
berkaitan dengan kegiatan suci atau yang lain dengan dipukulnya kul-kul dengan irama tertentu.
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk masjid, dapat kita lihat antara lain pada beberapa
masjid berikut.
(1) Masjid Banten (bangun beratap tumpang)
(2) Masjid Demak (dibangun para wali)
(3) Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)
(4) Masjid Keraton Surakarta, Yogyakarta, Cirebon (beratap tumpang)
(5) Masjid Agung Pondok Tinggi (beratap tumpang)
(6) Masjid tua di Kotawaringin, Kalimantan Tengah (dibangun ulama penyebar siar pertama di Kalteng)
(7) Masjid Raya Aceh, Masjid Raya Deli (dibangun zaman Sultan Iskandar Muda)

11

2) Makam dan Nisan

Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam biasanya
memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan pada makam tersebut,
biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Makam yang terkenal antara lain makam para
anggota Walisongo dan makam raja-raja.
Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang disebut cungkup
atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya, makam Sunan Kudus, Sunan Kalijaga,
dan sunan-sunan besar yang lain.
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk makam dapat kita lihat antara lain pada beberapa
makam berikut.
(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
(2) Makam Walisongo
(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)
(4) Makam Raja Gowa
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa nisan
berikut.
(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf Arab, yang memuat
keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun yang berangka
tahun 475 Hijriah (1082 M);
(2) Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik alsaleh yang berangka
tahun 696 Hijriah (!297 M);
12

(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;
(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan
(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.

b. Peninggalan dalam Bentuk Karya Seni

Peninggalan Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seniseperti seni ukir, seni pahat,
seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir dan seni pahat ini dapat dijumpai pada masjidmasjid di Jepara. Seni pertunjukan berupa rebana dan tarian, misalnya tarian Seudati. Pada seni aksara,
terdapat tulisan berupa huruf arab-melayu, yaitu tulisan arab yang tidak memakai tanda (harakat, biasa
disebut arab gundul).
Salah satu peninggalan Islam yang cukup menarik dalam senitulis ialah kaligrafi.
Kaligrafi adalah menggambar dengan menggunakan huruf-huruf arab. Kaligrafi dapat ditemukan
pada makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai.
Karya sastra yang dihasilkan cukup beragam. Para seniman muslim menghasilkan beberapa karya
sastra antara lain berupa syair, hikayat, suluk, babad, dan kitab-kitab.
Syair banyak dihasilkan oleh penyair Islam, Hamzah Fansuri. Karyanya yang terkenal adalah Syair
Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung Pangi, dan Syair Si Dang Fakir.
Syair-syair sejarah peninggalan Islam antara lain Syair Kompeni Walanda, Syair Perang
Banjarmasin, dan Syair Himop. Syair-syair fiksi antara lain Syair Ikan Terumbuk dan Syair Ken Tambunan.
13

Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan dengan tokoh
sejarah. Peninggalan Islam berupa hikayat antara lain, Hikayat Raja Raja Pasai, Hikayat Si Miskin (Hikayat
Marakarma), Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Jauhar
Manikam.
Suluk adalah kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Peninggalan Islam berupa suluk
antara lain Suluk Wujil, Suluk Sunan Bonang, Suluk Sukarsa, Suluk Syarab al Asyiqin, dan Suluk Malang
Sumirang.
Babad

adalah

cerita

sejarah

tetapi

banyak

bercampur

dengan

mitos

dan

kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa babad antara lain
Babad Tanah Jawi, Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin), Babad Raja-Raja Riau, Babad Demak,
Babad Cirebon, Babad Gianti.
Adapun kitab-kitab peninggalan Islam antara lain Kitab Manik Maya, Us-Salatin Kitab SasanaSunu, Kitab Nitisastra, Kitab Nitisruti, serta Sastra Gending karya Sultan Agung

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia

14

Peninggalan

kerajaan

Islam

di

Indonesia ini merupakan bukti penyebaran
agama Islam di Indonesia. Islam masuk ke
Indonesia diperkirakan pada abad ke-7 M dan
baru pada abad ke-13 M terbentuk kerajaankerajaan Islam. Islam dibawa oleh pedagang
yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat
(India), dan Cina.
Agama

dan

kebudayaan

Islam

mengalami perkembangan yang cukup pesat di
Indonesia. Perkembangan ini berawal dari masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai.
Dari pesisir pantai inilah agama Islam di kembangkan ke pedalaman. Perkembangan ke daerah ditujukan
kepada kalangan istana yaitu raja, keluarga raja, dan kaum bangsawan.
Jika raja sudah masuk Islam maka rakyat akan mengikutinya karena rakyat di daerah pedalaman
sangat patuh terhadap perintah raja. Kerajaan-kerjaan Islam inilah semakin lama semakin berkembang
dan meninggalkan warisan yang sanagat berharga pada kita sebagai bukti penyebaran agama Islam pada
waktu itu.
Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia antara lain bisa kita lihat dari peninggalan seperti:
masjid, keraton, kaligrafi, batu nisan, karya sastra, seni pertunjukan, dan tradisi keagamaan.

Masjid
Sejarah perkembangan kerajaan Islam di Indonesia banyak di dipengaruhi oleh kebudayaan
masyarakat setempat begitu juga dalam hal seni arsitektur misalnya dalam pembangunan tempat ibadah
umat Islam kita bisa menemukan masjid-masjid yang ada di nusantara mengadopsi kebudayaan
masyarakat dalam proses pembangunannya.
Berikut ini adalah contoh masjid peningggalan kerajaan Islam di Indonesia, di antaranya:

Masjid Agung Demak
Masjid ini berlokasi di Demak. Pembangunan mesjid ini merupakan perintah Wali Songo dan
dipimpin oleh Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar Islam di pulau
Jawa. Salah satu keunikan Masjid Agung Demak adalah tidak memiliki menara dan salah satu tiangnya
terbuat dari susunan tatal.

15

Tiang dari tatal ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980.
Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid. Berbeda dengan masjid-masjid yang
ada sekarang, atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun.
Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau
lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang
menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman
masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan
bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan adzan ketika tiba
waktu salat.
Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk. Sehingga kita dapat
menarik kesimpulan bahwa ciri khas dari bangunan masjid kuno di nusantara adalah sebagai berikut:
1. Di sekitar masjid (kecuali bagian barat) biasanya terdapat tanah lapang (alun-alun).
2. Letak masjid tepat di tengah-tengah kota atau dekat dengan istana.
3. D ikiri kanan masjid terdapat menara sebagai tempat menyerukan panggilan shalat.
4. Di dalam masjid terdapat barisan tiang yangmengelilingi tiang induk yang disebut soko guru.
5. Atap masjid awalnya beratap tumpeng.
6. Halaman masjid dikelilingi pagar tembok dengan satu atau dua pintu gerbang.
7. Mesjid memunyai denah bujur sangkar. Selain itu arsitektur bangunan masjid yang merupakan
perpaduan antara seni bangun dari berbagai kawasan dunia Islam dan kebudayaan setempat.
Contoh bangunan Masjid Agung Cirebon, Masjid Agung Banten dan Menara Kudus yang
mengadopsi kebudayaan setempat. Contoh lainnya, bentuk bangunan gerbang Masjid Sumenep yang
mengadopsi gaya Portugis. Adapun gaya India dan Eropa tampak pada arsitektur Masjid Penyengat dan
Masjid Baiturrahman.

Keraton
Adalah tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting yang menyangkut urusan kerajaan.
Di keraton, Sultan beserta keluarganya tinggal. Keraton dibangun sebagai lambang pusat kekuasaan
pemerintahan. Keraton Islam di Nusatara memiliki ciri-ciri khusus, antara lain:


Di depan keraton biasanya terdapat lapangan luas yang disebut alun-alun.



Bangunan utama keraton dikelilingi pagar tembok, parit atau sungai kecil buatan.

16

Kasultanan Yogyakarta
Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat
pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha.
Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana
yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Budha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa
Istana tinggal beberapa saja.
 Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkai huruf-huruf Arab atau ayat-ayat suci Al-Qur’an
sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Biasanya yang menjadi objek seni kaligrafi adalah tokoh manusia,
tumbuhan atau binatang. Contoh kaligrafi antara lain sebagai berikut:


Kaligrafi pada batu nisan.



Kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon.



Kaligrafi bentuk hiasan.

Kaligrafi di Makam Ratu Nahrasiyah
Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf Arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al
Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura
pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah
binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan
Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.
 Karya Sastra
Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia yang berbentuk karya sastra bercorak Islam di
Nusantara dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu:


Hikayat



Babad



Syair



Suluk
Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak

Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah ada juga yang
ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat
dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.

17

Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syair Perahu karya Hamzah Fansuri
serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali Haji. Syair gurindam dua belas berisi
nasihat kepada para pemimpin agar mereka memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat
biasa agar mereka menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia. Syair Abdul Muluk
menceritakan Raja Abdul Muluk.
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau Jawa,
hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di
Jawa.
Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Di Aceh ada
beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang berisi riwayat nabi-nabi, riwayat sultan-sultan Aceh, dan penjelasan
penciptaan langit dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar-Raniri.
 Batu Nisan
Batu nisan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia, adalah bangunan terbuat dari batu yang
berdiri di atas makam. Nisan berfungsi sebagai tanda adanya suatu makam seseorang yang sudah
meninggal. Bentuk nisan juga bermacam-macam. Nisan-nisan yang bercorak Islam umumnya dihiasi
dengan bentuk kaligrafi.
 Seni Pertunjukkan
Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia dalam bentuk seni pertunjukkan diantaranya sebagai
berikut: Tari Seudati merupakan jenis tarian yang berasal dari Serambi Mekkah. Seudati berasal dari kata
syaidati, yang artinya permainan orang-orang besar. Seudati sering disebut saman (delapan), karena
permainan itu mula-mula dilakukan oleh delapan pemain. Dalam seudati, para penari menyanyikan lagu
tertentu yang isinnya berupa Salawat Nabi.
Tradisi Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia
Beberapa tradisi Islam yang masih menjadi tradisi di beberapa wilayah di Indonesia di antaranya seperti
ziarah ke makam, sedekah, dan sekaten.
1. Ziarah adalah kegiatan mengunjungi makam. Ziarah kubur ini dimaksudkan agar seseorang dapat
mengingat kematian sehingga selain kesibukan duniawi diapun harus mempersiapkan bekal
untuk kehidupan di akhirat nanti.
2. Sedekah adalah memberikan sebagian rezeki yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan
kadangkala sedekah diberikan sebagai tanda syukur atas karunia yang telah diberikan Allah
kepada kita.
18

3. Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa. Perayaan Sekaten dikenal
di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.

19

PENINGGALAN - PENINGGALAN BELANDA DI NUSANTARA
Balai Kota Surabaya

Gedung utama Balai Kota di Taman Surya
di daerah Ketabang itu mulai dibangun pada
tahun 1923 dan mulai ditempati pada tahun
1927. Arsiteknya ialah C. Citroen dan
pelaksanaannya H.V. Hollandsche Beton Mij.
Biaya seluruhnya, termasuk perlengkapan dan
lain-lainnya, menghabiskan dana sekitar 1000
gulden.

Ukuran gedung utama : panjang 102 m dan lebar 19 m. Konstruksinya terdiri dari tiang-tiang
pancang beton bertulang yang ditanam, sedangkan dinding-dindingnya diisi dengan bata dan semen.
Atapnya terbuat dari rangka besi dan ditutup dengan sirap, Belakangan atap ini kemudian diganti dengan
genteng.

Stasiun Beos Jakarta

Stasiun kereta api ini dulunya biasa disebut
dengan nama B.O.S = Bataviasche Ooster Spoorweg
[Batavia Eastern Railway], namun bagi penduduk
Jakarta tempo dulu, stasiun ini sering dilafalkan
dengan Bé-OS. Kini nama stasiun ini dikenal dengan
nama Stasiun JakartaKota.

Stasiun ini didirikan pada tahun 1929. Stasiun Beos merupakan salah satu landmark kota Jakarta
Tua, didirikan pada awal tahun 1930an, yang juga merupakan lambang dari arstitektur bergaya modern
pada masa itu. Merupakan pusat dari semua perjalanan kereta api pada masanya dan juga merupakan
stasiun pertama yang dibuat.
20

Gereja Bleduk Semarang

Gereja Blenduk (kadang-kadang dieja Gereja
Blendug dan seringkali dilafazkan sebagai mBlendhug)
adalah Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang
dibangun oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota
itu pada 1753, dengan bentuk heksagonal (persegi
delapan). Gereja ini sesungguhnya bernama Gereja
GPIB Immanuel, di Jl. Letjend. Suprapto 32. Kubahnya
besar, dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat
sebuah orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi pada
1894 oleh W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde, yang menambahkan kedua menara di depan gedung gereja
ini. Nama Blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang berarti kubah. Gereja ini hingga
sekarang masih dipergunakan setiap hari Minggu. Di sekitar gereja ini juga terdapat sejumlah bangunan
lain dari masa kolonial Belanda.

Lawang Sewu Semarang

Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di
Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari
Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau
NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada
tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang
dahulu disebut Wilhelminaplein.

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut
memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini
memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu
(lawang).

21

Fort Rotterdam Makassar

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung
Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng
peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng
ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota
Makassar, Sulawesi Selatan.

Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng
Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun
pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu
yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk
seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi
Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa
yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Istana Bogor

Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans
Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran".
Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38
Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.
Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan
kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran
yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai
daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

22

G
oa Jepang tersebar dibeberapa wilayah
Kota Manado, yakni Kelurahan Singkil Satu, Tanjung Batu, Titiwungen Selatan, Pakowa, Tikala Ares, dan
Kairagi.
Salah satu Goa Jepang yang masih terpelihara yakni yang terdapat di Jalan Lorong Bukit Kelurahan Tikala
Ares Kecamatan Tikala. Goa ini memiliki 2 pintu masuk dan menyerupai terowongan dan berdinding
beton. Lebar terowongan tersebut ± 2 Meter dan panjang ± 10 Meter. Didalam goa Jepang ini terdapat
sebuah kamar berukuran kecil dan sebuah meja yang terbuat dari batu.
Terdapat pintu penghubung menuju terowongan yang ada disebelah. Jadi, apabila kita masuk melalui
pintu yang berada disebelah kiri akan keluar pada pintu sebelah kanan dan begitu sebaliknya.
Terowongan ini memiliki jalan tembus yang menghubungkan dengan jalan raya disebelah kanan goa.
Jalan yang akan dilalui menuju goa tersebut agak berbukit dan diatas goa tersebut terdapat perumahan
penduduk.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah mengetahui sejarah penjajahan Jepang di
Indonesia.
Goa ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan angkutan darat.

23

Foto Berita Manado - Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton.
Berada di kawasan pemakaman umat muslim di belakang gedung persekolahan Eben Haezar.
Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton di buat seperti rumah yang dikelilingi makam keluarga serta
putranya tepat di pintu masuk. Posisinya yang strategis terletak di tengah-tengah kompleks pekuburan
sehingga terlihat lebih agung dan terkesan sangat dihormati. Disekitar pekuburan terdapat pepohonan
yang rindang sehingga terasa sejuk dan tenang.
Kanjeng Ratu Sekar Kedaton adalah Permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono V yang meninggal dan
dimakamkan di Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah Keluarga
Hamengku Buwono V.
Terletak di Kelurahan Mahakeret Timur Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 10 menit dari
pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.

Foto Trip Holiday - Monumen Perang Dunia II.
Pada tahun 1675, Ds Mantanus, seorang pendeta dari Belanda untuk pertama kali mengunjungi Manado
dan melaporkan bahwa Manado sudah ada golongan orang kristen.
Selanjutnya pada pemerintahan VOC tahun 1677 ditempatkan seorang Pendeta Belanda di Manado yang
bernama Pendeta Zacharias Coners. Sebelum nama Gereja Sentrum Manado dikenal dengan nama
Gereja Besar Manado.

Pada masa penjajahan Jepang Gereja Besar Manado pernah menjadi Markas/Pusat MSKK (Manado Syuu
Kiri Sutoktop Kyookai) yang dipimpin oleh pendeta Jepang Hamasaki.
24

Namun, Gedung Gereja Besar Manado yang begitu sarat akan nilai historis religius ini hancur di bom
pada perang dunia II atau agresi militer.
Sebagai tanda atau prasasti maka didirikan monumen yang berada disebelah kiri gereja yang sudah
hancur tersebut. Monumen perang dunia II ini sampai sekarang masih kokoh berdiri.
Pada tahun 1952, didirikan sebuah gedung gereja permanent di lokasi yang hancur.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah Perang Dunia
II di Kawasan Pacifik.
Terletak di Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh sekitar 5 menit dari Pusat
Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Monumen Jepang
Monumen Jepang dibangun oleh Pemerintah Kota Manado sebagai peringatan atas gugurnya Tentara
Jepang (Dai Nipon) ketika mereka menjajah Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah penjajahan
Jepang atas Indonesia.
Terletak di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Teling Kecamatan Wanea yang dapat
ditempuh selama 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Tugu Dotu Lolong Lasut
Merupakan makam dari Dotu Lolong Lasut yang lahir pada bulan November 1450 dan meninggal pada
tahun 1520.
Pada nisan tugu tersebut tertulis : Dotu Lolong Lasut alias Ruruares Teterusan dan Kepala Agama
Tombulu yang sudah merintis dan membangun TUMANI negeri WENANG kemudian berkembang
menjadi Manado.
Dotu Lolong Lasut adalah seorang tokoh perjuangan yang berhasil mengusir penjajah dari Portugis untuk
menjajah Wenang pada saat itu. Oleh karena itu nama Dotu Lolong Lasut tetap dikenang sepanjang masa
oleh masyarakat SULUT lebih khusus masyarakat Manado dan Minahasa.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah berdirinya Kota
Manado.
Terletak di Pusat Kota Manado.
Waruga

25

Waruga adalah kuburan tua orang Minahasa yang pertama mendiami kota Manado. Sangat unik, selain
bentuknya serta simbol-simbol yang tergambar di waruga juga mayat yang dikuburkan ditempatkan pada
posisi duduk atau ada yang berdiri.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal waruga
peninggalan sejarah orang Minahasa pertama di Manado.
Terletak di Kelurahan Mahakeret Barat Kecamatan Wenang sekitar 10 menit dari pusat kota Manado
yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Kuburan Belanda
Di kuburan ini dimakamkan jasad beberapa orang bangsa Belanda yang meninggal dunia di Manado
ketika mereka menduduki Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah pendudukan
Belanda di Indonesia.
Terletak di Kelurahan Singkil Satu Kecamatan Singkil sekitar 20 menit dari pusat kota Manado yang dapat
ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Velld Box
Velld box ini terbuat dari bahan beton berbentuk bundar yang merupakan bekas benteng pertahanan
tentara Jepang pada masa penjajahan di Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal bekas benteng
pertahanan tentara Jepang ketika menjajah Indonesia.
Tersebar di beberapa wilayah kota Manado, yakni Kelurahan Kleak, Wanea, Pakowa, Tuminting, Bumi
Beringin, Istiqlal, dan Titiwungen Selatan.
Untuk ke lokasi Velld Box-Velld Box tersebut, dapat menggunakan transportasi darat dan jaraknya sangat
dekat dengan pusat Kota Manado.
Meriam Kuno
Meriam Kuno yang dipajang didepan Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara dan Markas Korem
131/Santiago merupakan benda peninggalan sejarah pendudukan dan penjajahan di Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal peninggalan sejarah.
Untuk ke lokasi tersebut, dapat menggunakan transportasi darat yang dapat ditempuh sekitar 15 menit
dari pusat Kota Manado.
Batu Sumanti

26

Batu Sumanti adalah batu keramat bagi masyarakat Minahasa yang pertama mendiami kota Manado.
Batu ini berdiri secara berjejer dan konon dari hari ke hari terus bertumbuh menjadi besar.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Tikala Ares Kecamatan Tikala sekitar 25 menit dari pusat kota Manado yang dapat
ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Bantik
Batu ini menjadi tempat persembunyian para leluhur anak suku Bantik dahulu. Mereka hanya akan
keluar waktu itu jika hendak berbelanja atau mencari makan berupa biji kacang hijau yang di beli dengan
alat tukar berupa manik-manik yang kini sering dijadikan batu cincin.
Batu Bantik merupakan batu keramat bagi anak suku Bantik dan masyarakat Kota Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
Terletak di kompleks Perumahan Bumi Beringin Kelurahanh Bumi Beringin Kecamatan Wenang sekitar 15
menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Kuangang
Diatas batu ini terdapat lubang-lubang kecil sebagai tempat permainan congklak bagi anak-anak. Konon
lubang-lubang kecil itu dibuat oleh seorang leluhur anak suku Bantik Malalayang dengan menggunakan
sikut tangannya.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Barat Kecamatan Malalayang sekitar 35 menit dari pusat kota
Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Buaya
Batu ini bentuknya menyerupai seekor buaya namun tidak berkepala. Konon batu tersebut adalah jasad
dari seorang tonaas yang kalah berkelahi ketika itu.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Barat Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota
Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Ni Yopo
27

Batu Ni Yopo adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena
memiliki kekuatan supranatural.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota Manado
yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Rana
Batu Rana adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki
kekuatan supranatural.
Diatas batu ini terdapat bekas tapak kaki dari seorang yang sakti ketika itu.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
terletak di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang sekitar 35 menit dari pusat kota Manado
yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Lima Batu
Lima Batu adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki
kekuatan supranatural.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Timur Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota
Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Parigi Puteri
Parigi Puteri atau Sumur Puteri, merupakan tempat mandi dari seorang puteri bernama Karema. Konon
Dia tercipta dari keringat yang keluar pada sebuah batu karang yang ketika itu tersengat matahari panas
dimusim kemarau dan merupakan orang pertama yang mendiami tanah Malesung atau Minahasa.
Parigi Puteri menjadi parigi keramat bagi masyarakat Sulawesi Utara khususnya masyarakat kota
Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah
menjadi legenda.
Terletak di kelurahan Dendengan Dalam Kecamatan Tikala sekitar 35 menit dari pusat kota Manado yang
dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
28

Parigi Tujuh
Dinamakan Parigi Tujuh karena terdapat dua sumber mata air yang masing-masing tempat memiliki 7
sumber mata air. Mata airnya keluar dari sela-sela batu besar dan sangat bening serta tidak pernah
kering sekalipun di musim kemarau.
Konon pada jaman nenek moyang orang Minahasa, parigi atau sumur kecil ini menjadi tempat mandi
dari 7 orang puteri yang berasal dari khayangan.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal cerita rakyat yang
telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Kombos Timur Kecamatan Singkil sekitar 25 menit dari pusat kota Manado yang
dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat. (Pesona Manado

29

30