PROSES PRODUKSI berita VIDEO (3)

PROSES PRODUKSI VIDEO
A. PENDAHULUAN
Penemuan format pita berbahan dasar magnetik di tahun 1970-an merupakan
awal mula pemicu perkembangan industri video di dunia. Pita magnetik tersebut
kemudian digunakan di dalam kaset video sebagai alat perekam gambar dan suara
untuk keperluan professional maupun kepentingan individu. Penemuan kaset video ini
pada akhirnya bisa berkembang dengan cepat karena dahulu pita film hanya bisa
digunakan untuk merekam gambar. Keberadaan pita magnetik yang digunakan di
dalam kaset video ini berdampak positif terhadap perkembangan teknologi kamera
video. Perkembangan industri teknologi di bidang video menghasilkan berbagai
macam peralatan video dengan berbagai macam format. Format-format kamera video
itu antara lain mulai dari kamera video analog hingga kamera video berformat digital.
Di Indonesia perkembangan industri di bidang video mulai berkembang sejak
TVRI berdiri di tahun 1962. Pada era tahun 1990-an, industri ini menjadi sangat
berkembang seiring dengan perkembangan industri pertelevisian Indonesia. Kemajuan
teknologi video saat itu digunakan industri televisi di Indonesia sebagai keperluan
produksi program acara untuk siaran televisi. Teknologi digital video kamera yang
mulai membanjir di tahun 1995, mendorong industri video ini tidak hanya digunakan
oleh stasiun-stasiun televisi di Indonesia, akan tetapi mendorong bermunculannya
industri-industri video komersial berskala lokal ataupun nasional. Produksi video ini
kemudian digunakan sebagai media berkomunikasi baik untuk kepentingan komersial

ataupun individu.
Video itu sendiri berasal dari kata bahasa inggris yang berarti vi dan deo yang
ketika dijabarkan menjadi visual dan audio. Viisual yang berarti gambar dan audio
yang berarti suara. Dari penjelasan visual dan audio tersebut dapat disimpulkan bahwa
video berarti sebuah media yang bisa menampilkan gambar dan suara dalam waktu
yang bersamaan. Video dalam system penggunaannya merupakan sekumpulan
komponen berfungsi sebagai pengiriman suara serta gambar yang bergerak. Selain
sebagai media pengiriman suara dan gambar yang bergerak, video juga dapat
diartikan sebagai sebuah peralatan pemutar ulang dari hasil rekaman suara dan
gambar yang bergerak. Sebagai sebuah media komunikasi, video berfungsi untuk

menyajikan informasi dari sebuah peristiwa yang terjadi baik itu ter-setting ataupun
tidak, dimana informasi tersebut dapat membuat stimulus seseorang untuk dapat
menyimak lebih dalam.
Proses pembuatan video secara sederhana bisa dilakukan hanya dengan
menggunakan sebuah alat perekam yang bernama video camera. Menggunakan Alat
perekam ini sebuah individu sudah dapat merekam sebuah peristiwa yang ada di
depan individu tersebut. Bahkan saat ini merekam sebuah gambar tidak hanya bisa
dilakukan oleh video camera, akan tetapi dengan menggunakan smartphone
berteknologi canggih pun sekarang seseorang bisa merekam gambar yang dia

inginkan.
Jika dilihat dari prosesnya merekam video itu sangatlah mudah. Video-video
yang direkam seseorang tanpa melewati beberapa proses pelaksanaan produksi video,
hasilnya dapat digolongkan menjadi video amatir. Akan tetapi, untuk melakukan
sebuah produksi video secara professional ada beberapa tahap yang harus dilewati
sebelum hasil video itu bisa ditayangkan atau dinikmati oleh penonton yang akan
melihatnya. Beberapa tahapan proses pelaksanaan pembuatan video itu dapat dibagi
menjadi 3 bagia, yaitu:
a. Tahap pra-produksi;
b. Tahap produksi; dan
c. Tahap pasca produksi
Tahapan-tahapan dalam produksi video tersebut mencakup dari pencarian ide hingga
pengemasan video sebelum video itu dapat ditonton oleh penontonnya.
Video dapat digolongkan menjadi beberapa jenis jika dilihat dari hasil
produksinya. Jenis-jenis tersebut mulai dari dokumenter hingga yang digunakan untuk
kepentingan umum, baik untuk kepentingan komersial maupun kepentingan
kelompok-kelompok tertentu. Meskipun memiliki beberapa jenis jika digolongkan
dari hasil produksinya, akan tetapi jika dilihat dari proses pelaksanaan pembuatannya
semuanya memiliki cara yang sama. Hanya saja perbedaannya hanya terletak pada ide
cerita dan besar kecilnya pendanaan untuk pembuatan videonya.


B. JENIS-JENIS PRODUKSI VIDEO
Jenis-jenis video ini dapat digolongkan dari maksud pembuatannya. Tujuan
yang dicapai dari maksud pembuatan video ini yang kemudian dapat membuat hasil
produksi video menjadi berbeda. Perbedaan ini pada akhirnya menjadikan sebuah
video dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Ada video yang diproduksi untuk
kepentingan dokumentasi ada juga video yang digunakan untuk kepentingan
kelompok akan tetapi tidak dibuat untuk kepentingan komersial. Jenis-jenis video
dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Video non-commercial use
Video non-commercial use ini digunakan untuk menyampaikan informasi
yang tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Isi informasi dari video ini
biasanya bersifat mendidik untuk memberikan stimulus tentang kesadaran akan
sesuatu hal yang bersifat sosial. Di sisi lain video ini biasanya memberikan informasi
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada penonton nya tentang
hal-hal yang berkaitan dengan praktikum. Beberapa contoh dari video ini yaitu, video
tentang iklan layanan masyarakat yang biasa disebut dengan PSA (Public Service
Ads). Video iklan layanan masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengertian
kepada masyarakat tentang isu-isu sosial yang sedang terjadi. Contoh lain dari video
ini yaitu video training atau pelatihan. Video ini bertujuan untuk mengajarkan praktek

kepada khalayak tentang sesuatu hal. Video pelatihan ini sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya, misalnya
perusahaan pertambangan menggunakan video ini untuk memberikan pelatihan
tentang safety procedure untuk pegawainya agar mudah memahami aturan-aturan
tentang keselamatan bekerja di perusahaan tambang.
b. Video liputan/dokumentasi
Video liputan atau dokumentasi merupakan rekaman video tentang sebuah
peristiwa yang terjadi tanpa adanya unsur rekayasa. Video liputan atau dokumenter ini
dapat dibuat oleh perorangan, kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan
swasta dengan berdasarkan maksud dan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan
tujuannya video ini dibuat untuk pendokumentasian sebuah peristiwa, baik yang
terjadi di sebuah acara perkawinan, acara-acara perusahaan sampai dengan kejadiankejadian yang terjadi seperti bencana alam dan lainnya. Selain untuk sebuah

dokumentasi untuk kepentingan perseorangan dan acara-acara perusahaan. Video
liputan atau dokumentasi ini biasanya digunakan juga sebagai peliputan jurnalistik
untuk kepentingan pemberitaan. Video peliputan untuk kepentingan pemberitaan ini
biasanya dapat diproduksi secara amatir ataupun profesional. Video jurnalistik yang
diproduksi secara amatir biasanya dilakukan oleh masyarakat dengan alat sederhana
sehingga hasil gambar yang diproduksi biasanya kurang maksimal seperti tidak begitu
fokus atau blur, goyang dan kurang jernih. Beberapa macam video liputan atau

dokumentasi ini, antara lain:
a. Video amatir;
b. Video dokumenter jurnalistik;
c. Video Pernikahan;
d. Video Dokumentasi Acara atau Event
c. Video company profile
Video company profile merupakan sebuah video yang berisi informasi
mengenai penjelasan sebuah perusahaan beserta produk-produknya. Informasi yang
ditayangkan oleh video ini secara garis besar akan mencerminkan nilai-nilai
perusahan (corporate value) dari perusahaan tersebut. Nilai-nilai perusahaan dapat
tercemin dalam beberapa hal yaitu, sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan hingga kinerja dari perusahaan tersebut.
Selain nilai-nilai perusahaan video company profile juga memberikan informasi
tentang produk atau servis yang menjadi keunggulan dari perusahaan tersebut.
Selebihnya isi dari video company profile ini tergantung dengan audience yang akan
melihat tayangan dari video company profile ini. Selain digunakan sebuah perusahaan
video company profile ini juga digunakan institusi-institusi pendidikan, pemerintahan
dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) sebagai media informasi untuk menjelaskan
profil dari institusi, organisasi dan lembaga tersebut.


C. PROSES PELAKSANAAN PRODUKSI VIDEO
Proses pelaksanaan produksi video jika dilakukan secara profesional melalui
sebuah proses yang tidak sederhana dan terperinci. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya, proses produksi video mempunyai standar operasional yang harus

dilakukan. Standar operasional proses produksi ini dilakukan untuk membantu
manajemen produksi agar lebih baik dan terperinci, sehingga tidak ada proses yang
terlewatkan mulai dari perencanaan hingga penyelesaian proses. Secara umum,
standar operasional prosedur yang harus dilakukan dalam proses pelaksanaan
produksi video ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: pra-produksi (persiapan),
produksi (pelaksanaan) dan pasca produksi. Untuk lebih detailnya tahapan-tahapan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pra-produksi
Pra-produksi merupakan tahapan awal sebelum dilaksanakannya produksi
video. Tahapan ini merupakan tahap yang sangat penting. Karena di tahapan ini
semua langkah-langkah perencanaan untuk produksi video dilakukan. Di pra-produksi
ini semua perencanaan harus disusun dengan rapi dan terperinci untuk menghindari
kesalahan-kesalahan minor ataupun mayor saat dilakukannya pengambilan gambar
atau tahap produksi. Hampir keseluruhan jenis-jenis video melalui tahapan praproduksi ini. Beberapa tahap yang perlu dilakukan di tahap pra-produksi ini yaitu:
1. Pencarian dan Penemuan Ide

Pencarian dan menemukan sebuah ide untuk tema produksi merupakan
langkah paling awal sebelum dilakukannya produksi. Pencarian ide untuk
tema produksi ini dilakukan untuk menemukan tema dari video yang akan
dibuat. Cara-cara untuk menggali ide ini bisa dilakukan dengan berbagai
macam cara, tergantung jenis produksi video yang akan diproduksi. Beberapa
langkah untuk pembuatan tema jika dilihat dari jenis video yang akan
diproduksi antara lain:


Video non-commercial use
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membantu pencarian ide
di dalam pembuatan video ini bisa dimulai dengan melakukan riset tentang
isu sosial yang sedang populer di masyarakat, ini dilakukan jika ingin
memproduksi video tentang iklan layanan masyarakat. Riset ini bisa
dilakukan dengan mencari berita-berita dari media cetak ataupun internet
untuk mengetahui isu sosial yang sedang aktual. Setelah menemukan ide
yang akan dijadikan tema untuk produksi videonya, kemudian ide itu bisa

dituliskan menjadi konsep dasar dengan membuat ringkasan cerita pendek
tentang alur cerita yang akan di-videokan.

Langkah yang hampir sama juga dilakukan dalam pembuatan video
training atau pelatihan. Sebelum memproduksinya, harus dilakukan
langkah awal untuk mengetahui proses atau tahapan-tahapan dari kegiatan
yang akan di-videokan. Misalnya, dalam pembuatan video pelatihan
tentang pelatihan safety riding (cara mengemudi yang aman). Pertama kali
yang harus dilakukan adalah melakukan riset tentang cara mengemudi
yang benar, hal apa saja yang harus dilakukannya, seberapa penting hal itu
harus dilakukan. Kemudian setelah mendapatkan semua informasinya,
langkah berikutnya adalah membuat tulisan tentang urutan-urutannya
sebelum masuk ke tahap pengambilan gambarnya.


Video liputan/dokumentasi
Untuk penentuan atau pencarian ide di dalam pembuatan video liputan
atau dokumentasi ini tergantung dengan liputan apa yang akan dibuat
videonya. Dalam penentuan ide untuk pembuatan dokumentasi acara
seperti event atau wedding akan lebih mudah karena dalam sebuah acara
biasanya sudah ada panduannya jadi secara garis besar idenya akan
mengikuti panduan acara yang sudah ada. Hanya saja setelah mengetahui
panduan acara tersebut, tinggal menambahkan detil-detil informasi yang

akan ditambahkan agar video dokumentasi tersebut bisa menjadi lebih
menarik. Proses pencarian ide yang berbeda ketika akan membuat sebuah
video dokumenter yang bersifat jurnalistik akan lebih kompleks karena
riset yang dilakukan untuk idenya harus mendetail untuk mendapatkan
hasil video yang informatif. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
pengembangan ide video dokumenter, antara lain:
-

Menentukan tema dan subjek;

-

Mengumpulakan data yang berkaitan dengan tema dan subjek yang
akan diangkat;

-

Menentukan tokoh dan narasumber;

-


Melakukan pendekatan terhadap subjek;

-

Melakukan observasi lapangan.

Setelah penggalian ide selesai dilakukan, proses berikutnya adalah
penulisan konsep. Kemudian membuat ringkasan cerita dari video tersebut
dan menuliskan urutan cerita yang detil sehingga tidak ada adegan yang
akan terlewatkan ketika pengambilan gambar.


Video company profile
Penentuan dan menemukan ide dalam pembuatan video company
profile ini sebenarnya lebih mudah, karena sebelumnya ide sudah dibatasi
oleh perusahaan atau institusi yang akan dibuatkan video profilnya.
Sehingga pengembangan ide yang perlu dilakukan dalam pembuatan video
company profile ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
-


Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan perusahaan
yang akan di-profilkan;

-

Melakukan pemahaman materi dengan perusahaan tersebut dengan
melakukan rapat bersama;

-

Melakukan observasi lapangan di perusahaan tersebut;

-

Melakukan pendekatan dengan pihak-pihak di perusahaan yang
akan diambil gambarnya.

Setelah penggalian ide ini dilakukan, kemudian masuk ke dalam tahap
penulisan konsep, ringkasan cerita dan treatment untuk videonya. Konsep
yang dituliskan ini pun harus mendapat kesepakatan dari kedua belah
pihak, yaitu pembuat video dan perusahaan. Pengambilan gambar tidak
bisa dilakukan ketika tidak ada persetujuan dari kedua belah pihak, karena
perusahaan mempunyai kepentingan yang lebih besar daripada si pembuat
video tersebut.

2. Pembuatan Sinopsis, Treatment, Storyboard, dan Shooting Script
Setelah

menyelesaikan

langkah

pencarian,

penemuan

dan

pengembangan ide yang berguna untuk menuliskan konsep dari video yang
akan diproduksi. Langkah berikutnya yaitu menjabarkannya ke dalam sebuah
sinopsis, treatment, shooting script dan storyboard. Langkah ini sangat perlu
untuk dilakukan karena akan memudahkan pada saat produksi di lapangan.
Tingkat kerumitan dari keseluruhan naskah ini berbeda-beda tergantung dari
panjang pendek nya produksi video dan tema atau subjek yang akan diangkat.
Untuk sebuah video dokumentasi event atau pernikahan, tentunya akan sangat
berbeda kedetilannya ketika membuat video dokumenter jurnalistik atau video
company profile. Sinopsis, treatment, storyboard dan shooting script akan
dijabarkan sebagai berikut:


Sinopsis
Sinopsis biasa digunakan dalam pembuatan karya tulis fiksi seperti
novel, komik, dan cerita-cerita bersambung. Selain dalam karya tulis
sinopsis juga biasa digunakan dalam produksi film layar lebar atau filmfilm serial. Dalam istilah yang sederhana, sinopsis berarti ringkasan cerita
yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara singkat dari sebuah
karya tulis maupun film.
Dalam pelaksanaan produksi video, sinopsis digunakan untuk
memberikan gambaran singkat, padat dan jelas tentang tema dari materi
yang akan diproduksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah menangkap
pesan dari konsep yang akan di-videokan. Konsep sinopsis dalam produksi
video tidak diuraikan dalam tulisan yang panjang, akan tetapi cukup
dengan beberapa kalimat sederhana dan jelas yang bisa mencakup tema
dan alur dari video tersebut.
Contoh Sinopsis:
“ Video ini akan menggambarkan sebuah proses tentang pembuatan patung
dengan teknik cetak ulang atau cor dengan bahan semen. Visualisasinya
akan dimulai dari pengenalan alat dan bahan, pembuatan cetakan,
pengecoran, penyempurnaan dan finishing.” (Contoh sinopsis video
pelatihan pembuatan patung.)
“ Video ini akan menggambarkan proses keseluruhan pernikahan Anton
dan Rini. Cerita yang akan digambarkan mulai dari lamaran, upacara adat
jawa, akad nikah hingga resepsi pernikahannya.” (Contoh sinopsis video

pernikahan Anton dan Rini.)


Treatment
Treatment memiliki sedikit perbedaan dengan sinopsis. Perbedaannya
treatment memberikan gambaran yang lebih mendetail dan tidak tematis.
Treatment memberikan gambaran yang lebih deskriptif dari tema yang
akan di-videokan. Kalau sinopsis memberikan ringkasan cerita yang
sangat singkat, treatment memberikan gambaran deskriptif tentang alur
cerita yang akan di-videokan. Dimulai dari awal mula kemunculan gambar
sampai akhir cerita yang diceritakan secara kronologis. Akan tetapi di
dalam treatment ini tidak diuraikan teknis-teknis pengambilan gambar
yang akan dilakukan.
Contoh Treatment:
“ Video diawali dengan visualisasi judul pelatihan, kemudian tampak
suasana studio pembuatan patung mulai dari suasana luar ruangan hingga
dalam ruangan. Tampak berbagai macam jenis patung di dalam studio
tersebut. Setelah itu, terlihat bahan-bahan pembuatan patung dan alat-alat
pembuatnya yang berada di sekitar studio. Visualisasi berikutnya tampak
seorang seniman patung sedang mengerjakan karyanya. Kemudian
seniman tersebut mulai memberikan kata pengantar tentang proses
pembuatan patungnya. Kata pengantar dari seniman patung tersebut
kemudian bersambung ke penjelasan-penjelasan tentang proses pembuatan
patung. Visualisasi yang ditayangkan ketika proses penjelasan patung yaitu
visualisasi yang berkaitan dengan proses pembuatan patung dimulai dari
persiapan bahan dan alat, pengecoran, menyempurnakan patung yang
sudah dicor kemudian penyelesaian akhir dari pembuatan patung. Video
ini ditutup dengan gambar patung yang sudah selesai dibuat.”
(Contoh treatment pembuatan patung.)
“ Visualisasi pernikahan Anton dan Rini akan diawali dengan judul dari
pernikahan. Kemudian mulai menggambarkan suasana-suasana sebelum
semua upacara itu dimulai. Penggambaran suasana rumah dan keluarga
sebelum dimulainya lamaran antara kedua keluarga. Setelah itu, visualisasi
suasana saat lamaran. Kemudian menuju ke proses-proses selanjutnya

penggambaran tentang upacara adat yang dilakukan oleh Anton dan Rini.
Visualisasinya dimulai dari sebelum acara dimulai hingga keceriaan saat
dilakukannya upacara adat jawa kedua mempelai ini. Visualisasi akan
berganti dengan suasana pagi hari sebelum mereka memulai akad nikah.
Ekspresi-ekspresi kedua mempelai saat dirias dan meminta restu kepada
keluarga dan kedua orang tua sebelum melakukan proses akad nikah.
Visualisasi prosesi akad nikahnya digambarkan dari awal sebelum
mempelai memasuki tempat akad nikah hingga selesai melakukan akad
nikah. Kemudian masuk ke resepsi pernikahan mendokumentasikan
seluruh persiapan sebelum dimulainya acara hingga akhir acara resepsi
pernikahan Anton dan Rini.”
(Contoh treatment video pernikahan Anton dan Rini.)


Storyboard
Storyboard digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian peristiwa
yang akan direkam dalam video. Deskripsi rangkaian peristiwa tersebuat
akan dituangkan ke dalam gambar-gambar sket ataupun foto untuk melihat
apakah rangkaian peristiwa tersebut sudah sesuai dengan plot cerita dari
video tersebut. Selain itu storyboard juga digunakan untuk memberikan
gambaran tentang video yang akan diproduksi dan melihat kesinambungan
alur cerita yang akan direkam. Penggambaran dalam storyboard ini tidak
dilakukan secara detil akan tetapi lebih ke gambaran umum tentang
peristiwa yang akan direkam. Biasanya storyboard ini tidak sering
dilakukan dalam produksi video, karena semuanya akan dirangkum ke
dalam skenario dan shooting script.

Contoh-contoh Storyboard:

(Sumber: http-//belajarnge.blogspot.com/2009/05/proses-produksi-video)



Shooting Script
Shooting Script ini digunakan sebagai panduan produksi ketika di
lapangan. Panduan ini berguna untuk seluruh tim produksi yang sedang
melakukan pengambilan gambar video. Shooting script ini berisi tentang
pentujuk operasional dalam proses pelaksanaan produksi video. Bahasabahasa yang digunakan dalam shooting script ini biasanya menggunakan
bahasa-bahasa produksi audio visual.
Contoh Shooting Script:

SCENE
1.

INT. RUANG

SHOT

VIDEO

AUDIO

1

[LS]

2

[MCU] SUSI sedang ngobrol dengan

“Mosok aku mung

3

teman-temannya

disangoni limangewu.

4

[MCU] SINTA bermain handphone

Lak yo ngenes to yo.”

5

[MCU] FAISAL membaca buku

Suara kegaduhan ruang

[LS]

kelas

Suasana kelas yang gaduh

Suara gaduh ruang kelas

SENI – PAGI

1.

EXT. DEPAN

6

RUANG
SENI – PAGI

UMA berjalan keluar kelas

untuk membuang bungkus makanan.

Suara kegaduhan ruang

Salah satu temannya titip kertas

kelas

sampah untuk dibuangkan.

“Titip buangke Um”

[LS]

Suara lingkungan

UMA berjalan keluar dari

pintu ruang seni menuju tempat
7

sekolah

sampah.

8

Suara lingkungan
[LS]

BU NURMA berjalan menuju

sekolah

ke ruang seni

Suara lingkungan

[LS]

sekolah

Setelah membuang bungkus

makanan, UMA buru-buru masuk ke
ruang seni.
(Sumber: http://budivario.wordpress.com/2010/10/02/contoh-shooting-script/)

Untuk membuat shooting script secara detail diperlukan pemahaman tentang
bahasa-bahasa pengambilan gambar dalam produksi video. Bahasa-bahasa
tersebut merupakan bahasa pengambilan gambar yang berguna untuk
mendetailkan tipe pengambilan gambar di dalam shooting script. Beberapa
tipe pengambilan gambar yang perlu dipelajari yaitu seperti yang tertera dalam
tabel di bawah ini.

Istilah-istilah pengambilan gambar dalam produksi video
1. SHOOT

Shoot adalah munculnya
gambar di layar yang
diambil dengan memakai
kamera dengan jangka
waktu tertentu

2. TWO
SHOOT

Biasanya dalam Script
ditulis 2-Shoot atau 2s,
yang berarti hanya 2
orang saja yg ada pada
gambar

3. GROUP
SHOOT

Pengambilan gambar
dengan menampilkan 3
orang atau lebih. Bisa
juga diartikan
sekelompok orang.

4. BCU
atau
BCS

Big Close Up atau Big
Close Shoot.
Pengambilan gambar ini
dilakukan dengan hanya
memperlihatkan
beberapa bagian dari
wajah seperti dari dahi
sampai dagu atau hanya
memperlihatkan
beberapa bagian dari

5. CU atau
CS

benda.
Close Up atau Close
Shoot memperlihatkan
keseluruhan wajah
seseorang atau bagian
benda dari jarak dekat.

6. ECU

Extreme Close Up
merupakan pengambilan
gambar dengan
memperlihatkan bagian
yang sangat detil, misal
bibir pada manusia, mata
pada manusia atau angka
dari sebuah jam.

7. MCU
atau
MCS

Medium Close Up atau
Medium Close Shoot
merupakan pengambilan
gambar yang
memperlihatkan kepala
dan bahu sampai dada
bagian atas atau hampir
keseluruhan benda.
Pengambilan gambar ini
biasa disebut juga

8. MS

dengan Chest Shot.
Medium Shoot
merupakan pengambilan
gambar yang
memperlihatkan kepala
sampai pinggang,
keseluruhan sebuah
benda atau sebagian
besar bangunan.

9. MLS

Medium Long Shoot
merupakan pengambilan
gambar yang
memperlihatkan bagian
kepala sampai lutut
seseorang atau sebagian
besar dari sebuah
bangunan.

10. LS
atau
WA

Long Shoot atau Wide
Angle atau Wide Shoot
merupakan pengambilan
gambar yang

atau

memperlihatkan

WS

keseluruhan tubuh dari
manusia dengan
background yang masih
cukup luas. Bisa juga
memperlihatkan
keseluruhan dari sebuah

11. VWS
atau
VWA

bangunan.
Very Wide Shot atau
Very Wide Angle
merupakan pengambilan
yang biasanya untuk
mengambil gambar
sebuah pemandangan
yang sangat luas.

12. EL

Eye level merupakan
pengambilan gambar
yang sejajar dengan mata
manusia.

Height Shot biasa juga

13. HA

disebut dengan Bird Eye
yang merupakan
pengambilan gambar dari
tempat yang lebih tinggi
dari pada objek.
Sehingga
memperlihatkan objek
menjadi lebih kecil.

Low Angle biasa juga

14. LA

disebut dengan Frog Eye
merupakan pengambilan
gambar dari arah bawah.
Sehingga bisa
memperlihatkan Objek
menjadi lebih besar

Istilah lain yang harus diketahui selain bahasa pengambilan gambar yaitu
istilah-istilah pergerakan kamera dalam pengambilan gambar. Beberapa istilah
tersebut yaitu:


Pan right, menggerakan kamera ke kanan;



Pan left, menggerakan kamera ke kiri;



Tilt up, menggerakan kamera ke atas;



Tilt down, menggerakan kamera ke bawah;



Zoom in, memperbesar gambar ke arah close up;



Zoom out, mengatur gambar ke arah long shoot;



Follow, gerakan kamera mengikuti objek.

3. Perencanaan Produksi
Perencanaan Produksi merupakan tahap untuk merencanakan semua
kebutuhan yang akan dilakukan pada saat produksi video. Langkah ini
dibutuhkan agar setiap kegiatan produksi bisa terencana dengan baik.
Perencanaan produksi merupakan salah satu tahap yang sangat vital dalam
produksi audio, karena dalam tahapan perencanaan produksi ini bagian-bagian
yang akan dibahas mulai dari penjadwalan sampai dengan perencanaan
anggaran dana produksi videonya. Langkah perencanaan ini akan menjadi
lebih mudah dilaksanakan ketika semua langkah dari pencarian ide hingga
pembuatan treatment, storyboard dan shooting script sudah selesai dilakukan.
Karena dengan adanya langkah-langkah tersebut akan sangat membantu untuk
memberikan gambaran tentang besar kecilnya produksi video yang akan
dilakukan. Langkah-langkah perencanaan produksi video ini meliputi:


Pencarian lokasi pengambilan gambar untuk produksi video;



Perencanaan pemeran yang akan dijadikan talent dalam video;



Perencanaan tim produksi yang akan bekerja dalam produksi video;



Perencanaan peralatan yang dibutuhkan;



Perencanaan jadwal pengambilan gambar;



Perencanaan anggaran dana yang dibutuhkan untuk produksi video.

4. Persiapan Produksi
Setelah selesai melakukan semua perencanaan, masih ada satu langkah lagi
sebelum masuk ke tahapan produksi yaitu persiapan produksi. Langkah ini
sangat penting sebagai langkah terakhir sebelum memasuki tahap produksi.
Persiapan produksi ini dilakukan untuk melakukan cek dan mencocokan
apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan atau ada perubahan rencana
dari perencanaan awal. Kertika semua pengecekan sudah dilakukan, kemudian
dilakukan persiapan produksi yang meliputi:


Survey lokasi tempat pengambilan gambar;



Menghubungi talent atau melakukan perekrutan talent jika dibutuhkan;



Menghubungi tim produksi untuk melakukan koordinasi sebelum menuju
tahap produksi;



Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dan melakukan check
peralatan untuk mengetahui bahwa semua peralatan bisa berfungsi atau
tidak.

Setelah semua persiapan tersebut dilakukan barulah tim bisa melakukan
produksi videonya.
b. Produksi
Tahap produksi video merupakan tahap untuk merealisasikan semua langkah
yang ada di tahap pra-produksi. Di tahap produksi, tim produksi video biasanya
dipimpin oleh seorang sutradara yang mempunyai peran untuk bertanggung jawab
terhadap berjalannya produksi video yang sedang berjalan. Biasanya sutradara dibantu
oleh beberapa asisten untuk membantu kelancaran produksi video yang sedang
berlangsung. Salah satu hal yang perlu dicermati dalam tahap produksi ini ketika
pengambilan gambar yaitu mencatat adegan, shoot atau scene yang sudah diambil
oleh kameramen. Teknik pencatatan ini dinamakan camera logging. Dalam
melakukan pencatatan gambar yang sudah diambil tidak bisa hanya mencatat saja,
akan tetapi catatan tersebut harus disesuaikan dengan shooting script yang sudah
dibuat.
Proses pencatatan dilakukan untuk menghindari adegan atau scene yang
terlewat ketika dilakukannya pengambilan gambar sehingga pelaksanaan produksi
yang dilakukan bisa berjalan dengan efektif. Karena ketika ada pengambilan gambar
yang terlewatkan dan harus melakukan pengambilan gambar ulang, kesalahan ini
akan sangat berpengaruh kepada pendanaan yang sudah direncanakan. Ketika harus
melakukan pengambilan gambar ulang secara tidak langsung akan menambah
anggaran dana. Ketidakcermatan dalam pencatatan pengambilan gambar akan
menjadi kesalahan yang sangat fatal ketika produksi video yang dilakukan berkaitan
dengan sebuah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, misalnya peristiwa
pernikahan atau sebuah event perusahaan. Ini mengapa penting sekali melakukan
pengecekan list pengambilan gambar dan disesuaikan dengan shooting script yang
sudah direncanakan.
Beberapa saran produksi untuk kameramen yang sedang belajar untuk proses
merekam gambar ketika produksi berlangsung, yaitu:
1. Lebih dekat ke objek, saran ini dapat digunakan ketika kameramen yang
sedang belajar menggunakan kamera video yang biasa, karena kamera tersebut

tidak menggunakan lensa yang baik. Jadi, pastikan lebih dekat dengan objek
untuk mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. Hal ini dilakukan untuk
menghindari penggunaan digital zoom pada kamera video.
2. Hati-hati dengan cahaya, Pencahayaan yang kurang baik akan membuat
kualitas hasil gambar yang dihasilkan video tidak jernih dan tidak maksimal.
Jadi, pastikan objek yang di rekam gambarnya cukup tercahayai. Persiapkan
lighting tambahan untuk menyiasati tempat yang kurang cahaya.
3. Jaga Keseimbangan, pastikan menggunakan tripod kamera ketika merekam
gambar dalam jangka waktu yang agak lama untuk menghindari gambar yang
goyang. Karena memperbaiki gambar yang goyang itupun susah untuk
dilakukan di proses editing.
4. Hindari panning, Kecuali akan merekam gambar keadaaan sekitar. Jika harus
menggunakan teknik panning, pastikan gunakan tripod agar seimbang.
5. Mengatur komposisi sebelum merekam, pastikan mengatur komposisi sebelum
merekam gambar agar gambar yang dihasilkan lebih indah dan tidak
melelahkan di mata penonton.
6. Ambil banyak stock gambar, pastikan gambar yang direkam tidak terbatas
agar setelah diproses, video yang dihasilkan menjadi lebih dinamis dan tidak
monoton.
Setelah semua tahapan produksi video terselesaikan, ada baiknya dilakukan
pengecekan ulang sebelum memastikan bahwa tahapan produksi ini sudah final
sebelum memasuki tahap pasca produksi.
c. Pasca-produksi
Tahap pasca produksi merupakan tahapan akhir dalam produksi video sebelum
video siap disajikan atau di distribusikan. Dalam proses pasca produksi ini diperlukan
software editing video dan perangkat yang memadai untuk melakukan proses editing
video. Salah satu software developer yang menyediakan perangkat ini yaitu Adobe,
berikut beberapa Software dari Adobe yang digunakan untuk proses editing video:


Adobe Premiere Pro, software yang digunakan untuk editing secara realtime baik oleh profesional ataupun yang sedang belajar mengenai editing
video.



Adobe After Effect, aplikasi khusus yang biasa digunakan editor video
profesional untuk membuat motion graphic dan visual effect.



Adobe Media Encoder, aplikasi khusus untuk me-render video yang sudah
selesai diedit ke dalam beberapa format video yang mudah untuk
digunakan oleh audience dari video tersebut.



Adobe Encore DVD, aplikasi yang digunakan untuk merubah format raw
video yang sudah diedit menjadi format DVD.

Tahapan proses pasca produksi itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Editing Off Line
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses editing video. Di sini petugas
pencatat script saat produksi, mencatat kembali semua hasil shooting dan adegan.
Dalam aplikasi video editing, petugas pencatat script tersebut akan menuliskan
semuanya ke dalam time code yang ada di aplikasi tersebut. Proses ini dilakukan
untuk menyortir gambar yang di akan pakai dari semua rekaman gambar yang
diproduksi. Berdasarkan catatan tersebut dibuatlah editing kasar yang disebut off line
editing. Setelah off line editing ini terselesaikan, hasilnya akan dicermati bersama
dalam proses yang disebut screening.

Ini dilakukan untuk melihat apakah

keseluruhan editing kasar tersebut masih perlu ditambah gambar lagi atau bahkan ada
yang perlu diganti dengan gambar lain. Kemudian setelah keseluruhan proses ini
dianggap sudah cukup, dibuatlah editing script, naskah editing yang dilengkapi juga
dengan uraian untuk narasi atau ilustrasi audio lainnya. Setelah ini semua
terselesaikan, tahapan berikutnya yaitu editing on line.
b. Editing On Line
Berdasar dari script editing yang dibuat di tahapan off line editing, editor
kemudian melakukan editing dengan lebih cermat lagi. Sang editor akan melihat
adegan per adegan dan shot per shot untuk menyatukan cerita agar berkesinambungan
antara satu dengan yang lain. Selain itu di tahapan ini editor juga akan memperindah
hasil editing video kasar dengan membuat transisi atau menghaluskan potongan
adegan yang sudah disunting di editing kasar. Keseluruhan proses editing ini akan
disesuaikan dengan naskah editing yang sudah dibuat. Setelah keseluruhan proses ini

dianggap cukup kemudian, tahapan akan beralih ke mixing dan mastering.

c. Mixing dan Mastering
Proses mixing merupakan proses untuk menggabungkan atau mensinkronisasikan
antara video dan audio. Dalam tahap ini editing lebih mengutamakan untuk memoles
audio dan menambahkan ilustrasi musik maupun sound effect yang akan digunakan
untuk membangun atmosfir dalam video tersebut. Kemudian narasi yang sudah
direkam juga akan ditambahkan dalam proses mixing ini. Setelah semua tahapan ini
selesai kemudian dilakukan proses yang dinamakan preview. Proses ini merupakan
screening akhir dalam melihat video yang sudah selesai diedit dan diolah. Setelah
semua setuju bahwa proses ini sudah selesai, maka proses selanjutnya adalah
mastering. Proses ini merupakan proses untuk membuat kepingan VCD atau DVD
master, yang kemudian akan digandakan lagi.

Daftar Pustaka
http-//bagoesnet.wordpress.com/2010/07/31/pengertian-audio-video/
http-//belajarnge.blogspot.com/2009/05/proses-produksi-video
http-//chairunnas.staff.umm.ac.id/ngajar/praktek-produksi-av/
http//diegosquad.multiply.com/reviews/item/2?&show_interstitial=1&u=%2Freviews
%2Fitem
http-//dispatchesfromadigitalworld.com/the-video-production-process
http//elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/company_profile/3.%20Company
%20Profile%20yang%20Efektif
http-//kurtek.upi.edu/media/sources/PEDOMAN%20mediavideo
http-//www.abacuswebware.com/Video-Production-Cycle.aspx
http-//www.imxproductions.com/services/video/productionprocess
http//www.pictureamoment.com/images/Basic_Work_Flow_chart_for_the_digital_vid
eo_production_process