PSAK 25 KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUBAHAN ES

PSAK 25
KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI
AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

Oleh :
Dimas Nanda Risdiawan

13430092

Tirta Kelana Hadisaputra Klau

13430199

PSAK 25 : KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI,
DAN KESALAHAN

1. LATAR BELAKANG
Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen
dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan
secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk
pembuatan laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan
dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan
atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang
paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk
keadaan keuangan dan hasil operasi.
Selain kebijakan akuntansi, terdapat juga perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi
yang berbeda adalah:
1. perubahan prinsip ekonomi
Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi yang
berlaku umum ke yang lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode penilaian
persediaannya dari LIFO menjadi biaya rata-rata.
2. perubahan estimasi akuntansi
perubahan yang terjadi sebagi akibat dari informasi baru atau diperolehnya pengalaman
tambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktiva yang dapat
disusutkan.
3. perubahan entitas pelaporan
perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas lainnya, sebagai


contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan dimana
laporan keuangan konsolidasi disusun.
Perubahan prinsip akuntansi ini tidak dianggap berasal dari penggunaan prinsip baru
dalam mengakui peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk pertama kalinya atau yang telah terjadi
sebelumnya tetapi tidak material . jika prinsip akuntansi yang sebelumnya diikuti tidak dapat
diterima lagi, atau jika prinsip tersebut tidak dialikasikan secara benar, maka perubahan keprinsip
akuntansi yang berlaku umum dianggap sebagai koreksi kesalahan.
Selain itu, ada juga kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis,
kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan fakta yang ada pada
saat laporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapan metode persediaan eceran yang
tidak tepat dalam menentukan nilai persediaan akhir. Karena adanya berbagai macam
permasalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang andal dan compatible terhadap laporan
keuangan entitas lain, PSAK 25 disusun untuk memenuhi tiga permasalahan dalam akuntansi
tersebut.

2. PEMBAHASAN
1.1.

KEBIJAKAN AKUNTANSI


1.1.1. DEFINISI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi adalah prinsip dasar, konvensi, peraturan, dan praktik
tertentu yang diterapkan dalam penyususnan dan penyajian laporan keuangan.
1.1.2. PEMILIHAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan
yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa dan kondisi lain.
Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak penerapannya tidak
material. Namun, adalah tidak tepat untuk membuat, atau membiarkan ketidaktepatan,
penyimpangan dari SAK untuk mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi keuangan,
kinerja keuangan, atau arus kas. SAK dilengkapi dengan panduan untuk membantu
entitas dalam menerapkan persyaratan dalam SAK. Panduan yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari SAK bersifat wajib diterapkan (mandatory). Sementara panduan
yang bukan bagian tidak terpisahkan dari SAK tidak berisi pengaturan untuk laporan
keuangan.
Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa
atau

kondisi


lain,

maka

manajemen

menggunakan

pertimbangannya

dalam

mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang:
a. relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi pengguna; dan
b. andal, dalam laporan keuangan yang:
a. menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas;
b. mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya,
dan bukan hanya bentuk hukum.


1.1.3. KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI

Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik
mengatur atau mengijinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang
berbeda adalah hal yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengijinkan
pengelompokan tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan
secara konsisten untuk setiap kelompok.
1.1.4. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
a. disyaratkan oleh suatu PSAK; atau
b. menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas.
Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan laporan
keuangan entitas sepanjang waktu untuk mengidentifi kasi kecenderungan dalam posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang
sama diterapkan pada setiap periode dan dari suatu periode dengan periode berikutnya,
kecuali suatu perubahan kebijakan akuntansi memenuhi dua kriteria diatas
Yang bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:

a. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang
berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
b. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain
yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
1.1.5. PENERAPAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penerapan perubahan kebijakan akuntansi bergantung pada :
a. entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu

PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika

ada; dan

b. jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang

tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan
akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.
Untuk tujuan Pernyataan ini, penerapan dini suatu PSAK bukan merupakan
perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela. Dalam hal PSAK tidak secara
spesifik diterapkan untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen, sesuai

dengan paragraf 12, menerapkan suatu kebijakan akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh
badan pembuat standar akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama
dalam mengembangkan standar kuntansi. Jika, selanjutnya pengaturan (pronouncement)
tersebut diamandemen, dan entitas memilih untuk mengubah suatu kebijakan akuntansi,
maka perubahan tersebut dicatat dan diungkapkan sebagai perubahan kebijakan akuntansi
yang bersifat sukarela.
Jenis penerapan perubahan kebijakan akuntansi :
a. penerapan retrospektif, yaitu penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah kebijakan tersebut telah ditetapkan sejak awal
transaksi.
b. Penerapan prospektif, yaitu penerapan dampak perubahan keijakan akuntansi baru
untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal perubahan
kebijakan tersebut.

1.1.6. PENGUNGKAPAN ATAS PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau
periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak praktis untuk
menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada periode
mendatang, maka entitas mengungkapkan:


a. judul PSAK;
b. bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan ketentuan transisinya,
ketika dapat diterapkan;
c. sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
d. penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
e. ketentuan transisi yang mungkin memiliki dampak pada periode mendatang, ketika
dapat diterapkan;
f. untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah
penyesuaian:
a. untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
b. laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba per Saham diterapkan
atas entitas,;
g. jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum periode tersebut
disajikan, sepanjang praktis; dan
h. jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum periode tersebut disajikan, keadaan yang mendorong ke
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan
kebijakan akuntansi diterapkan. Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu
mengulang pengungkapan di atas.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada periode

berjalan atau periode lalu, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut kecuali tidak
praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin memiliki dampak pada
periode mendatang, maka entitas mengungkapkan:
a. sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
b. alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang andal
dan lebih relevan;
c. jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang
praktis:
a. penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan

b. penyesuaian laba per saham dasar dan dilusian jika PSAK 56: Laba Per
Saham diterapkan atas entitas;
d. jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode periode sebelum periode tersebut
disajikan, sepanjang praktis; dan
e. keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak
praktis untuk suatu periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periodeperiode tersebut disajikan.
1.2.

ESTIMASI AKUNTANSI


1.1.7. DEFINISIS ESTIMASI AKUNTANSI
Merupakan estimasi yang dapat memengaruhi elemen dalam laporan keuangan.
1.1.8. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak pos
dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi.
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal.
Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
a. piutang tidak tertagih;
b. persediaan yang usang;
c. nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan;
d. umur manfaat dari, atau ekspektasi pola konsumsi dari manfaat ekonomi masa depan
yang melekat pada asset terusutkan; dan
e. kewajiban garansi.
Penggunaan estimasi rasional merupakan bagian mendasar dalam penyiapan
laporan keuangan dan hal tersebut tidak mengurangi keandalan laporan keuangan.
Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar
estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi
estimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan.
Suatu perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan merupakan perubahan

kebijakan akuntansi, bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk

membedakan suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan estimasi akuntansi,
maka perubahan tersebut diperlakukansebagai perubahan estimasi akuntansi.

Dampak perubahan estimasi akuntansi dalam laporan laba rugi pada:
a. periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b. periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan
liabilitas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut
diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait
pada periode perubahan.Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi
akuntansi berarti bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain
sejak tanggal perubahan estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat
berakibathanya pada laba atau rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan
dan periode mendatang. Misalnya, suatu perubahan estimasi akuntansi piutang tidak
tertagih berdampak hanya pada laba atau rugi periode berjalan dan oleh karena itu diakui
pada periode berjalan. Namun, suatu perubahan estimasi umur manfaat dari, atau
ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada, suatu
asset tersusutkan berdampak pada beban penyusutan untuk periode berjalan dan setiap
periode mendatang selama sisa umur manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak
perubahan yang terkait dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau beban
pada periode berjalan. Dampak pada periode mendatang diakui sebagai penghasilan atau
beban pada periode mendatang, jika ada.
1.1.9. PENGUNGKAPAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang
berdampak pada periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali untuk pengungkapan dampak pada periode mendatang ketika tidak
praktis untuk mengestimasi dampak tersebut. Jika jumlah dampak pada periode

mendatang tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut.
1.3.

KESALAHAN
Kesalahan

dapat

timbul

dalam

pengakuan,

pengukuran,

penyajian,

atau

pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan SAK
jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai
suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu. Potensi
kesalahan periode berjalan yang ditemukan pada periode tersebut dikoreksi sebelum laporan
keuangan diselesaikan. Namun, kesalahan material yang kadangkala tidak ditemukan sampai
suatu periode kemudian, dan kesalahan periode lalu dikoreksi pada informasi komparatif
sajian pada laporan keuangan periode selanjutnya tersebut.
entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a. menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan
terjadi; atau
b. jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan kembali
saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal.
Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laba atau rugi pada periode
dimana kesalahan ditemukan. Setiap informasi sajian atas periode lalu, termasuk ringkasan
data keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin kebelakang selama hal itu praktis.
Ketika tidak praktis untuk menentukan jumlah kesalahan (misalnya kesalahan
penerapan kebijakan akuntansi) untuk semua periode lalu, maka entitas menyajikan kembali
informasi komparatif secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal. Hal ini
mengabaikan porsi kumulatif penyajian kembali aset, liabilitas, dan ekuitas yang timbul
sebelum tanggal itu.
Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi. Estimasi akuntansi
sesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat tambahan informasi
yang diketahui kemudian. Misalnya, keuntungan atau kerugian yang diakui akibat hasil suatu

kontinjensi adalah bukan koreksi kesalahan.
1.1.10.

Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu

Dalam pengungkapan kesalahan periode lalu, entitas mengungkapkan hal-hal
berikut:
a. sifat dari kesalahan periode lalu;
b. jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:
a. untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
b. laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan
atas entitas;
c. jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
d. jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu,
keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan kesalahan telah dikoreksi.

3. KESIMPULAN
Dalam penyusunan laporan keuangan, terdapat hal-hal yang mungkin tidak dapat
diprediksi sebelumnya, seperti adanya perubahan kebijakan akuntansi, dasar-dasar estiasi
yang berbeda, dan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi ketika penyusunan laporan
keuangan periode sebelumnya. PSAK 25 membantu bagaimana cara untuk menyesuaikan
penyusunan laporan keuangan terdahulu dengan yang akan datang sehingga laporan
keuangan per periode dapat menunjukkan dengan sempurna bagaimana keadaan
perusahaan serta dapat menjadi acuan yang tepat dalam pengambilan keputusan terkait
proyeksi masa depan perusahaan. Keandalan dan relevansi laporan keuangan serta daya
banding laproan keuangan antar entitas akan dapat dipenuhi bila penerapan PSAK 25
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

http://adrianekaputra.blogspot.co.id/2015/03/mengenal-psak-25.html
https://www.coursehero.com/file/11356612/PSAK-25-Kebijakan-Akuntansi-PerusahaanEstimasi-Akuntansi-dan-Kesalahan-IAS-18/
http://xa.yimg.com/kq/groups/20993199/611462331/name/PSAK+No+25+
(Revised+2009).pdf
http://aammbbaarr.blogspot.co.id/2011/04/psak-25.html