STANDAR KOMPETENSI 2. Memahami prinsip

STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami prinsip - prinsip pengelompokan mahkluk hidup
Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok
tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya),
yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang
mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak
persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti
dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
TUJUAN, MANFAAT DAN DASAR KLASIFIKASI
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
1. Menyederhanakan objek kajian
2. Mempermudah mengenal keanekaragaman makhluk hidup
3. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
4. mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis yang lain
5. mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
6. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
1. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.

2. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
Dasar Klasifikasi
Dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Persamaan
b. Berdasarkan Perbedaan
c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
d. Berdasarkan Ciri Biokimia
e. Berdasarkan Manfaat

SEJARAH KLASIFIKASI
1. Aristoteles
Ilmuwan Yunani kuno (384-322 SM), merintis pengelompokan hewan. Mengarang buku Historia
Animalum sehingga dikenal sebagai Bapak Zoologi.
2. Theophratus
Merupakan murid Aristoteles, merupakan ahli botani, menurutnya tumbuhan diklasifikasikan
menjadi 4 kelompok, yaitu herba, semak rendah, semak dan pohon. Mengarang buku Hiatoria
Plantarum.
3. John ray
Ilmuwan Inggris, abad 17, merintis pengelompokan makhluk hidup sehingga lahir konsep
spesies (jenis).

4. Carolus Linnaeus
Ilmuwan Swedia, abad 18, memperkenalkan sistem tata nama ganda (Binomial Nomenclatur).
Sampai sekarang dikenal sebagai Bapak Klasifikasi.

SISTEM KLASIFIKASI
Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang mulai dari
yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1. Sistem artifisial / buatan
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh
peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di
antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).
2. Sistem natural / alami
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh
eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah. Penganut sistem ini,
di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk
hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki
sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini,
Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3. Sistem modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner.

Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:
 Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
 Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu
dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan,
tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat
dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam
golongan laba-laba.
 Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi
makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
Perhatikan gambar atau diagram pohon filogenetik tumbuhan dan filogenetik hewan berikut ini
yang menunjukkan urutan evolusi pada hewan dan pada tumbuhan.

LANGKAH - LANGKAH KLASIFIKASI
Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan
atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan
tingkatan klasifikasi sebagai berikut :
 Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
genus.

 Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
famili.
 Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
 Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
 Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum
(untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup.
Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut (yang
sering disebut tingkatan takson/klasifikasi):
Klasifikasi Tumbuhan
 Kingdom (kerajaan)
 Divisio (divisi)
 Classis (kelas)
 Ordo (bangsa)
 Familia (suku)
 Genus (marga)
 Spesies (jenis)
Klasifikasi Hewan
 Kingdom (kerajaan)
 Phyllum (filum)

 Classis (kelas)
 Ordo (bangsa)
 Familia (suku)
 Genus (marga)
 Spesies (jenis)
Mengingat keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti
subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah kelompok spesies
masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas terdapat strain. Semakin ke atas
urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan makhluk hidup semakin jauh, sedangkan
semakin ke bawah hubungan kekerabatannya semakin dekat.

SISTEM KLASIFIKASI
Dalam sejarah perkembangannya, berbagai sistem klasifikasi pernah dikemukakan oleh para ahli,
mulai dari sistem dua kingdom sampai sistem yang sekarang umum dipakai
1. Klasifikasi Sistem Dua Kingdom
Pada tahun 1758, Carolus Linnaeus mengusulkan sistem dua kingdom. Ia mengelompokkan
makhluk hidup menjadi 2 kingdom (dunia), yaitu
a. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
b. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
Semua organisme yang tidak memiliki dinding sel dan mempunyai kemampuan berpindah

tempat dimasukkan dalam kelompok hewan. Sedangkan organisme yang memiliki dinding sel,

mampu melakukan fotosintesis, dan tidak dapat berpindah tempat dimasukkan dalam kelompok
tumbuhan.
2. Klasifikasi Sistem Tiga Kingdom
Menyempurnakan sistem dua kingdom, pada tahun 1866, Ernest Haeckel mengusulkan sistem
tiga kingdom. Di dalam sistem ini, makhluk hidup dibagi menjadi
a. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
b. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
c. Kinggdom Protista
Kingdom Protista mencakup bacteria, Protozoa, dan Porifera. Selain Haeckel, sistem tiga
kingdom juga diusulkan oleh Antoni Van Leuwenhoek, tetapi kingdom yang ketiga bukan
Protista, melainkan Fungi (Dunia Jamur).
3. Klasifikasi Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom muncul menyusul sistem tiga kingdom, diusulkan oleh Copeland pada
tahun 1956. Copeland mengelompokkan makhluk hidup menjadi empat kingdom, yaitu
a. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
b. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
c. Kingdom Protoctista (pengganti nama Protista)
d. Kingdom Monera (termasuk bacteria)

4. Klasifikasi Sistem Lima Kingdom
Pada tahun 1969, R. H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi Lima Kingdom
yaitu:
a. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
b. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
d. Kingdom Fungi
c. Kingdom Protista
d. Kingdom Monera (termasuk bacteria)
Monera (memiliki tipe sel prokariotik, meliputi Bakteri dan Cyanobacteria), Protista (organisme
eukariotik bersel tunggal, meliputi Protozoa dan Algae), Fungi (eukariotik, multiseluler,
mengurai medium dan menyerap makanan), Plantae (eukariotik, multiseluler, dan autotrof
karena mampu berfotosintesis, Meliputi Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta), dan
Animalia (eukariotik, multiseluler, heterotrof).
Ke depan sistem klasifikasi akan semakin berkembang sehubungan dengan adanya kemajuan
teknologi di bidang biologi, terutama biologi molekuler. Bahkan saat ini juga sudah diajukan
sistem klasifikasi enam kingdom dan sistem tiga domain.
PEMBERIAN NAMA SPESIES
Pemberian nama ilmiah suatu makhluk hidup berdasarkan metode binomial nomenclature atau
tata nama ganda/dua kata yang di perkenalkan oleh Carolul Linnaeus (yang semula bernama Carl
von Linne, sesuai dengan metode yang dia perkenalkan yaitu dua kata maka namanya di rubah

menjadi Carolus Linnaeus). Dengan metode ini suatu jenis makhluk hidup memiliki nama yang
tidak digunakan oleh jenis makhluk hidup. Dengan aturan sebagai berikut:
1. Nama suatu spesies terdiri atas dua kata, kata pertama menunjukkan nama genus dan kata
kedua merupakan penunjuk jenis (contoh : Musa paradisiaca)
2. Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama nama
penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3. Nama spesies menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan, misalnya Babyrousa
babyrussa (babirusa)
4. Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-hurf lainnya. Misalnya jika dalam suatu
teks hurufnya normal (tegak) maka spesies harus dicetak miring (italic). Demikian pula
sebaliknya. Nama spesies juga dapat ditulis dengan cara diberi garis bawah pada setiap
katanya. Berikut ini contoh penulisan nama spesies :Mangga (Mangifera indica) atau
(Mangifera indica)Marmot (Cavia cobaya) atau (Cavia cobaya)

5. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya
harus digabung atau diberi tanda penghubung, misalnya kembang sepatu ditulis Hibiscus
rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis
6. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies
melainkan nama subspesies (anak jenis) yaitu nama takson dibawah tingkat spesies.
Contohnya kucing rumah yang jinak (Felis maniculata domestica).

7. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama spesies tersebut misalnya jagung
(Zea mays L.) huruf L tersebut merupakan inisial dari Linnaeus.
KUNCI DETERMINASI
Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Namun,
sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi. Kunci
Determinasi itu semacam kamus gambar/ deskripsi ciri mahkluk hidup yang memuat semua
mahkluk hidup , yang dibuat untuk mempermudah penggolongan mahkluk hidup dan
mengetahui nama mahkluk hidup tersebut. Kunci Determinasi Berisi deskripsi ciri-ciri
organisme yang disajikan dengan karakter berlawanan. Dan terdiri dari sederetan pernyataan
yang terdiri dari dua baris dengan ciri yang berlawanan
Contoh :
Kunci Determinasi Sederhana. Tumbuhan
1. a. daun tunggal ……………………………. 2 b.
b. daun majemuk ………………………….4
2. a. bangun daun bergaris …………………(rumput)
b. bangun daun lebar ………………………3
3. a. tepi daun bergerigi ……………………… (bunga sepatu)
b. tepi daun bercangap …………………….(kentang)
4. a. daun dengan tujuh helai anak daun …………….(kapuk)
b. daun lebih dari tujuh helai anak daun …………….5

5. a. anak daun duduk pada ibu tangkai daun ………… (mahoni)
b. anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai daun………….( kembang
merak)
Contoh Untuk Hewan
Kunci dikotom filum Arthropoda :
1. a. Tubuh terbagi menjadi menjadi kepala, dada dan perut ......... Insekta
b. Tubuh tidak terbagi menjadi kepala, dada dan perut ............. 2
2. a. Tubuh terbagi menjadi kepala dada bersatu dan perut .................3
b. Tubuh terbagi menjadi kepala dan badan beruas-ruas ................ 4
3. a. Pada kepala dada terdapat 4 pasang kaki .................... ... Arachnida
b. Pada kepala dada terdapat 5 pasang kaki jalan ................ Crustacea
4. a. Badan pipih beruas-ruas, tiap ruas terdapat 1 pasang kaki...... Chilopoda
b. Badan gilig beruas-ruas , tiap ruas terdapat 2 pasang kaki...... Diplopoda