KETERDIDIKAN PEREMPUAN SUNDA DALAM CERITA NINI ANTEH

KETERDIDIKAN PEREMPUAN SUNDA

1 DALAM CERITA NINI ANTEH * SUNDANESE WOMENS EDUCATION IN NINI ANTEH FOLKLORE

Yostiani Noor Asmi Harini

Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung e-mail: yostiani@upi.edu

Ani Rostiyati

Balai Pelestarian dan Nilai Budaya Jawa Barat Jl. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung e-mail: anirostiyati@yahoo.com

Naskah Diterima: 16 Oktober 2018

Naskah Direvisi: 30 Oktober 2018

Naskah Disetujui: 8 November 2018

Abstrak

Penelitian ini berpijak pada fenomena bahwa cerita rakyat memiliki fungsi sistem proyeksi bagi masyarakatnya. Sebagai sosok yang terdapat dalam cerita rakyat Sunda, Nini Anteh dikisahkan sebagai perempuan yang setara dengan laki-laki. Kesetaraan tersebut dibangun melalui keterdidikan Nini Anteh sebagai subjek terdidik sehingga memiliki kesadaran kritis mengenai potensi dan posisinya dalam keluarga dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keterdidikan perempuan Sunda dalam cerita Nini Anteh yang tampak melalui struktur narasi, konteks, dan fungsi cerita Nini Anteh dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Nini Anteh sebagai perempuan terdidik mampu mencapai kesetaraan gender, bahkan dirinya mampu mencapai derajat yang tinggi dengan kemandirian yang dimilikinya. Cerita Nini Anteh memiliki fungsi sistem proyeksi yang memposisikan Nini Anteh sebagai sosok subjek terdidik.

Kata kunci: keterdidikan perempuan Sunda, Nini Anteh.

Abstract

This research rests on the phenomenon that folklore has function of projection system for their society. As a figure in sundanese folklore, Nini Anteh represented as a symbol of gender equality. The equality is built because Nini Anteh is an educated subject so she has critical awarness about her potential and position in her family and society. The purpose of this research is to describe sundanese women education which appeared in structure of narration, context, amd the function of Nini Anteh Story with descriptive qualitative method. The reseult shows that Nini Anteh as a well educated women achieved gender equality, and also her independency can make her has a high degree as a women. Nini Anteh story having a projection system that positioned her as a well educated subject.

Keyword: Sundanese educated female, Nini Anteh.

1 *Sebagian data dalam artikel ini diambil dari skripsi penulis pertama dengan penambahan

456 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 455 - 470

A. PENDAHULUAN

biasanya mengatakan ”Nini Anteh”nya Bulan adalah satelit alam yang belum datang sebentar lagi sambil

dimiliki bumi. Kemunculan bulan saat membawa anaknya untuk melihat bulan. malam hari, membuat malam menjadi

Sebagai folklor lisan, cerita Nini indah.

begitu Anteh dapat diklasifikasikan ke dalam menginspirasi sehingga banyak cerita legenda menurut Yus Rusyana dan rakyat yang berkaitan dengan bulan: Putri Muhammad Jaruki (2000) karena jalan Kaguya atau Nayotake No Kaguya Hime cerita, tokoh, latar tempat dan waktu dapat (Jepang), Chang Er (China), Jaka Tarub dibayangkan seperti dalam kehidupan dan Nawang Wulan (Jawa Tengah), Nini sehari-hari, namun terdapat pula hal yang Anteh (Jawa Barat), dan ada beberapa mengandung keajaiban. Dalam konteks cerita yang berkaitan dengan bulan dari cerita Nini Anteh, hal yang mengandung masyarakat lain yang tidak bisa disebutkan keajaiban adalah peristiwa perempuan satu persatu di sini. Meskipun sama-sama (Nini Anteh) yang berasal dari bumi yang berkaitan dengan bulan, kisah tersebut mampu pergi dan menetap di bulan. Selain memiliki perbedaan. Sebagai contoh, itu, cerita ini pun dianggap sebagai kisah perbedaan tersebut tampak dari identitas yang benar-benar terjadi. Sosok Nini

Keindahan

bulan

tokoh perempuan yang ada dalam cerita. Anteh dalam 14 versi yang saya Dalam cerita Putri Kaguya, Chang Er, Jaka kumpulkan,

terutama versi Yanah Tarub dan Nawang Wulan, identitas tokoh Nurjanah, dikisahkan sebagai sosok utama perempuannya adalah bidadari yang perempuan mandiri. berasal dari kahyangan. Identitas tersebut

Sosok Nini Anteh bagi masyarakat berbeda dengan identitas Nini Anteh Sunda bukan hanya saja terdapat dalam sebagai perempuan Sunda yang merupakan cerita rakyat tetapi juga ada yang dalam perempuan biasa yang berasal dari bumi. bentuk uga. Di Limbangan, Garut, ada Perempuan Sunda yang dimaksud adalah uga , “Engke mah bakal aya anu nyusul kelompok etnis yang berasal dari tatar Nini Anteh ka Bulan” (ramalan: bahwa Pasundan.

suatu hari nanti akan ada orang yang Nini Anteh adalah nama tokoh menyusul Nini Anteh ke Bulan). Hal ini yang terdapat dalam cerita Nini Anteh. secara implisit berkaitan dengan uga: Ketika malam hari apabila kita melihat nganjang ka pageto (ramalan: berkunjung bentuk bulan, tampak bahwa pada ke masa depan). Hal tersebut berkaitan erat permukaan bulan tersebut, khususnya dengan

kepercayaan orang Sunda bulan purnama, terdapat bercak hitam. mengenai perubahan sosial dan politik Oleh masyarakat Sunda bercak di pada masa yang akan datang terjadi sesuai permukaan bulan tersebut dikatakan dengan yang telah diramalkan oleh para sebagai bayangan Nini Anteh. Nini Anteh karuhun (leluhur). Kepercayaan akan dalam berbagai versinya dikisahkan ramalan di kalangan orang-orang Sunda sebagai nenek yang aktivitasnya menenun pada masa dulu biasa disebut uga. atau memintal benang (kantéh) maupun (Warnaen dkk., 1987: 6) kain. Ia selalu ditemani candramawat,

Dalam cerita, Nini Anteh pergi ke kucingnya yang setia (Ekadjati dan Ayip bulan. Cerita ini sudah ada dalam waktu Rosidi,

2000; Danadibrata, 2006; yang cukup lama (paling sedikit dua Wiramihardja, 2013; Harini, 2015; Harini, generasi). Namun, baru pada tahun 1969, 2016;). Cerita Nini Anteh merupakan Neil Armstrong dan M. Collins (astronot sebagian kebudayaan kolektif masyarakat Amerika) berhasil pergi dan menginjakkan Sunda yang tersebar dan diwariskan turun- kakinya di Bulan. Dari hal tersebut, dapat temurun secara lisan. Dongeng ini dilihat bahwa masyarakat Sunda, sebagai biasanya diceritakan saat anak mau tidur folk cerita Nini Anteh, sudah berimajinasi dan saat mau bulan purnama. Orang tua

Keterdidikan Perempuan Sunda..... (Yostiani Noor & Ani Rostiyati) 457 bahwa suatu hari nanti Bulan atau pun luar Candramawat”. Selain itu, Julian Firdaus

angkasa dapat dijelajahi. pun menuliskan beberapa pupuh yang Cerita Nini Anteh kaya akan ilmu sering dinyanyikan bersama teman- pengetahuan. Hal tersebut tampak dalam temannya saat bulan purnama tiba. konteks penuturan. Biasanya, orang tua

Pada tahun 2010, Tatang M. Amirin menuturkan cerita Nini Anteh saat bulan mentransformasikan cerita Nini Anteh purnama namun jika bulan belum dalam bentuk cerita dwibahasa “Nini purnama, biasanya orang tua mengatakan, Anteh Sang Penunggu Bulan” versi Bahasa ”Tuh, Nini Anteh-nya belum datang”. Indonesia dan “Nini Anteh and Her Cat” Begitu seterusnya sampai bulan purnama dalam versi Bahasa Inggris. Selanjutnya, tiba. Konteks di atas, secara implisit pada tahun 2011, Yulia Rahmawati diketahui bahwa orang tua mengajarkan mentransformasikan cerita Nini Anteh pada anak tentang fase-fase bulan. menjadi cerpen yang berjudul “Nini Anteh Pengetahuan tentang bulan dan benda dalam Wajah Rembulan ”. Transformasi langit lainnya, dipelajari dalam ilmu cerita Nini Anteh menjadi sebuah komik astronomi. Astronomi telah menjadi bagian dilakukan Dixrimination (2011). Komik dari kehidupan masyarakat Sunda.

yang dibuatnya berjudul “Nini Anteh Sang Bagi masyarakat Sunda, sosok Penunggu Bulan”. Transformasi cerita Nini Anteh begitu melekat dalam ingatan. Nini Anteh ke bentuk puisi dilakukan oleh Hal ini terbukti dari adanya lagu Raisha (2013) dalam puisi yang berjudul

permainan anak saat ngabungbang “Balada Nini Anteh”. Pada tahun 2018, (memuliakan bulan purnama), misalnya terdapat buku cerita bergambar yang saja dalam lagu Cing Cangkeling, dan dibuat oleh Brian dengan judul “Nini Bulan Tok (Sunaryo, 2009; Suryawan, Anteh Sang Penunggu Bulan”. 2015; dan Aminudin, 2016). Kisah tentang

Transformasi dari lisan ke Nini Anteh, kemudian menjadi inspirasi kelisanan kedua (salah satunya adalah bagi penciptaan karya sastra lainnya. Hal tayangan televisi) telah dilakukan oleh tersebut mengakibatkan cerita Nini Anteh Trans TV melalui acara Opera Van Java mengalami transformasi. Transformasi dari episode “Nyai Anteh Penjaga Bulan” yang lisan ke tulisan, dilakukan oleh Wahyu disiarkan langsung pada tanggal 11 Juli Wibisana dalam naskah drama berjudul 2011 pukul 20.00 –22.00 WIB. Pada Purna Drama: Geber-geber Hihid Aing tayangan

tersebut, Nyai Anteh (1976). Dalam naskah tersebut, Nini Anteh digambarkan pergi ke bulan karena sudah dikisahkan turun ke bumi untuk bermain tidak betah tinggal di bumi akibat dengan anak-anak yang memanggilnya pernikahan Endahwarni dan Ananta saat bulan purnama. Pada tahun 1993, A.S. Kusuma (pangeran yang dicintainya). Pada Kesuma mentransformasikan cerita Nini tahun 2014, terdapat film berjudul Anteh ke dalam bentuk novel berbahasa “Bangkitnya

Nenek Anteh” yang Indonesia yang berjudul Dongeng Nini diproduksi oleh GK Picture. Dalam film Anteh . Dalam novel tersebut, terdapat tersebut, Nini Anteh dikisahkan sebagai kisah perjalanan hidup Nini Anteh di bumi perempuan tua yang jahat karena sering hingga akhirnya menjadi penghuni bulan.

menculik anak-anak untuk dijadikan Dalam novel ini, terdapat pula kisah korban demi kecantikannya. Selain itu, Dadap (ibu Nini Anteh) sebagai generasi pada tahun 2016 pun terdapat tayangan sebelum Anteh dan Doni (generasi setelah “Nyai Anteh Sang Pemeluk Bulan” yang Nini Anteh). Pada tahun 2007, Julian dibuat oleh Chintia Anggraeni. Selain Firdaus mentransformasikan cerita Nini transformasi ke dalam bentuk film, Anteh menjadi catatan kenangan masa terdapat pula cerita Nini Anteh yang kecilnya ketika melihat bulan purnama menjadi l agu “Nini Anteh” yang dengan judul

“Nini Anteh dan dinyanyikan oleh Agan. Lagu tersebut

458 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 455 - 470 dipublikasikan melalui Youtube tanggal 12 dinyatakan

langsung oleh realitas Februari 2018.

budayanya, tetapi direfleksikan, ditafsirkan Cerita Nini Anteh yang mengalami atau diinterpretasikan, dan direkonstruksi transformasi lintas genre dan lintas bahasa oleh peneliti. tersebut menarik perhatian peneliti. Hal

Sumber data pada penelitian ini tersebut

beberapa adalah cerita lisan yang dikumpulkan oleh penelitian yang pernah dilakukan. Pertama, peneliti. Untuk memperoleh cerita, peneliti penelitian “Nini Anteh dalam Perspektif memilih

tampak

melalui

informan yang memiliki Von Daniken” dilakukan Taufik Ampera enkulturasi penuh (Endraswara, 2009).

(2004). Dari hasil penelitian tersebut, Berdasarkan kriteria tersebut, maka pada diperoleh simpulan bahwa Nini Anteh penelitian ini digunakan cerita Nini Anteh merupakan simbol manusia bumi yang yang dituturkan oleh Yanah Nurjanah. berhasil menjelajahi ruang angkasa. Data yang telah diperoleh tersebut Kedua, skipsi Yostiani (2009) berjudul kemudian dianalisis struktur, konteks, dan

“Kajian Struktur, Konteks Penuturan, fungsi berdasarkan kriteria keterdidikan Fungsi, dan Proses Penciptaan Cerita Nini perempuan yang dikemukakan oleh Anteh di Kotamadya dan Kabupaten Wiyatmi (2013).

Bandung”. Berdasarkan penelitiannya

tersebut, tampak bahwa Nini Anteh C. HASIL DAN BAHASAN

direpresentasikan sebagai perempuan yang Untuk memperoleh struktur naratif mampu memperoleh keseimbangan diri cerita, peneliti menggunakan skema aktan dan mampu mencapai derajat yang tinggi. dan model fungsional Greimas. Berikut Adipurwawidjana & Yostiani (2011) adalah skema aktan cerita Nini Anteh. meneliti “Teks, Tekstil, dan Kemandirian Perempuan dalam Cerita Nini Anteh”. Dari

Pengirim Tidak

penelitian tersebut, dapat diketahui adanya Peneri

keterkaitan antara teks, tekstil, dan

panggilan Nini kemandirian perempuan.

anak

hati Anteh Berdasarkan penelusuran terhadap

Melihat

dirinya ada di bulan

penelitian terdahulu, tampak masih ada

yang luput dari perhatian peneliti yaitu Subjek aspek keterdidikan perempuan. Nini Anteh

Nini Anteh

Pembantu

Penen-

dikisahkan sebagai sosok perempuan yang

Aki Balangan-

memiliki ilmu tinggi sehingga mampu

tang

trang

mencapai kesetaraan gender dan mampu

- mencapai derajat yang tinggi dengan

Candramawat

Saepi

pengetahuan yang dimilikinya. Oleh sebab

itu, penelitian mengenai keterdidikan Bagan 1 Skema aktan perempuan Sunda dalam cerita Nini Anteh ini penting dilakukan mengingat cerita Dari skema aktan di atas, dapat dilihat

Nini Anteh sangat dipengaruhi oleh yang menjadi subjek adalah Nini Anteh. bagaimana teks tersebut dikonstruksi.

Yang menjadi objek bukanlah “pergi ke bulan”, tetapi memenuhi panggilan hati.

B. METODE PENELITIAN Hal ini menunjukkan bahwa Bulan

Penelitian ini menggunakan bukanlah tujuan Nini Anteh. Nini Anteh ke metode deskriptif analitis seperti yang Bulan adalah untuk memenuhi panggilan dikemukakan Ratna (2013). Hal tersebut hatinya. Nini Anteh ingin pergi ke Bulan dilakukan untuk memperoleh pemahaman karena di bumi dia tidak memiliki anak melalui penelitian kebudayaan yang tidak dan melihat dirinya ada di Bulan. Yang datang

dengan sendirinya ataupun membantu Nini Anteh untuk pergi ke bulan demi memenuhi panggilan hatinya adalah

Keterdidikan Perempuan Sunda..... (Yostiani Noor & Ani Rostiyati) 459 Aki

Balangntrang suaminya, terdidik sebagai seseorang yang menjalani Candramawat

kucing

yang

setia proses pendidikan.

menemaninya, dan saepi. Nini Anteh ke Nini Anteh sebagai subjek terdidik Bulan menggunakan ilmu saepi. Dalam tampak dari bagaimana sosok Nini Anteh cerita ini tidak terdapat penentang yang dideskripsikan dalam cerita. Nama Nini menghalangi kepergian Nini Anteh ke Anteh berasal dari dua kata “Nini” dan Bulan.

Tabel 1 Model fungsional

Transformasi

Tahap

Situasi Awal

Tahap

Utama Tahap Akhir

Situasi Akhir

Awal

Nini Anteh Nini Anteh Nini Anteh Nini Bercerita memiliki suami, Nini Anteh, Aki tidak melihat pada Aki.Aki Balangntrang, Aki

dirinya ada mengusulkan Candramawat Balangantrang .

memiliki

anak. Ia

di bulan. pergi ke

pergi ke bulan.

Pekerjaan Nini

memelihara

bulan.

Anteh menenun.

kucing.

Situasi awal Nini Anteh hidup bahagia “Anteh”. Kata Nini (bahasa Sunda) berarti dengan suaminya, Aki Balangantrang. orang yang melahirkan ibu atau bapak. Pekerjaan Nini Anteh adalah menenun. Kata “Nini” dapat juga diartikan sebagai Tahap transformasi dimulai sejak Nini perempuan yang sudah “berumur”. Kata Anteh yang sudah sekian lama tidak “Anteh” berasal dari bahasa Kawi memiliki anak kemudian memelihara (kantéh ). Kata “Anteh” merujuk pada kucing. Karena kesenangannya menenun benang dan jenis benang. Nama “Nini sambil melihat Bulan, suatu hari dia Anteh ” merupakan sebutan baginya. melihat dirinya ada di Bulan. Hal ini Karena dirinya merupakan perempuan tua membuat Nini Anteh bercerita pada yang kesenangannya menenun benang suaminya. Aki Balangantrang kemudian menjadi kain. Kata “Nini” dapat diketahui mengusulkan agar mereka pergi ke bulan. bahwa tokoh ini merupakan perempuan Nini Anteh pun setuju kemudian mereka yang sudah “berumur”. Secara spiritual, pergi ke Bulan. Situasi akhir, Nini Anteh, Nini Anteh memiliki ilmu saepi. Hal ini Aki Balangantrang dan Candramawat dapat dilihat dari kutipan: “Ke bulan teh pergi dan menetap di Bulan.

pake saepi. Pan aya saepi angin, saepi Berdasarkan penelusuran skema seneu, saepi geni”, yang artinya “Ke bulan aktan dan model fungsional, hal yang itu menggunakan ilmu saepi. Kan ada paling menggerakkan cerita adalah saepi angin, saepi api, saepi geni.” keinginan Nini Anteh untuk memenuhi

Berdasarkan pembentukan katanya, panggilan hati. Kondisi tersebut dapat saepi terdiri dari kata “sae” dan “pikiran”. terpenuhi karena Nini Anteh memiliki Sae artinya bagus atau baik. Jadi pengetahuan dan menguasai ilmu saepi, maknanya adalah pikiran yang baik. Dalam sama seperti suaminya, Aki Balangantrang. Kamus Basa Sunda karya Danadibrata, Dalam cerita, proses Nini Anteh kata “geni” berasal dari kata agni berasal mengenyam pendidikan dalam menguasai dari bahasa Sansekerta. Kata “agni” ilmu saepi memang tidak dideskripsikan, bermakna api. Saepi merupakan ilmu yang hal tersebut implisit di dalam cerita. memungkinkan orang yang menguasainya Melalui

kekuatan tertentu. memperoleh ilmu tersebut, Nini Anteh Misalnya orang yang menguasai saepi dapat disebut sebagai subjek terdidik. angin memiliki kemampuan dapat pergi ke Wiyatmi (2013) mendefinisikan subjek tempat lain dengan kecepatan yang sangat

proses pendidikan

untuk dapat

memiliki

460 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 455 - 470 dahsyat,

indit ka bulan.” Nah… “Hayu atuh…” menghilang. Namun, tidak semua orang

cenah. Arindit ka bulan. dapat menguasai ilmu ini. Hanya orang-

Artinya:

orang tertentu saja yang menguasainya. Pranggono

Nini berkata, “Aki, itu, di dalam bulan, itu a

da saya.” Kata Nini Anteh, “Sedang bermain dengan kucing”. blognya bahwa saepi merupakan salah satu

seorang,

cendikiawan muslim menyatakan dalam

Kata Aki Balangantrang cikal bakal ilmu teleportasi. Teleportasi

, “Iya… karena kamu tidak memiliki anak. Anaknya

adalah suatu keadaan di mana seseorang kucing…” nah begitu. atau benda dapat berpindah dari tempat Nah ceritanya itu, karena Nini Anteh yang satu ke tempat yang lain tanpa dan Aki Balangantrang tidak memiliki menggunakan bantuan alat transportasi. anak. Awalnya, “Ayo Nini, kita pergi Proses perpindahan tersebut sangat

mendayagunakan kekuatan pikiran dan ke bulan.” Nah.. “Ayo…” katanya.

Mereka pun pergi ke bulan. energi yang ada dalam tubuh.

Hal tersebut sesuai dengan hukum Ketika Nini Anteh melihat dirinya kekekalan energi yang dikemukakan ada di bulan, dia tidak serta merta langsung Newton. Newton mengemukakan, “Energi pergi ke bulan. Akan tetapi, Nini Anteh tidak dapat dimusnahkan tapi dapat mendiskusikan hal tersebut terlebih dahulu berubah bentuk”. Secara singkat, dapat dengan Aki Balangantrang. Hal ini diterangkan sebagai berikut: Manusia merupakan cerminan betapa Nini Anteh terdiri dari atom-atom yang memiliki menghargai Aki Balangantrang sebagai energi; oleh pikirannya energi tersebut suaminya. Selain itu, hal ini pun diubah dengan memecah struktur atom menunjukkan kesetaraan yang dimiliki tersebut lalu mengumpulkannya melalui oleh keduanya.

Nini Anteh memelihara kucing, mengumpulkan energi atom tersebut dan karena dia tidak memiliki anak. Hal ini merestrukturisasinya kembali di tempat dapat diartikan kebijaksanaan dalam yang dimaksud. Dari pemaparan di atas, menghadapi kenyataan hidup. Sikap Nini kita dapat melihat bahwa sosok Nini Anteh Anteh

chanel di ruangan

“gaib”

dan

mengganggap atau ditampilkan sebagai orang biasa yang menyayangi kucing seperti anaknya, memiliki

dalam

biasa. menunjukkan bahwa cinta kasih itu tidak Kemampuan luar biasa tersebut tampak hanya dapat ditunjukkan pada sesama dari penguasaan Nini Anteh terhadap manusia. Kucing, sebagai hewan yang pengetahuan dan ilmu saepi.

kemampuan

luar

merupakan bagian dari alam pun harus Secara psikis, tokoh Nini Anteh disayangi. digambarkan dalam skema aktan, sebagai

Nini Anteh digambarkan senang sosok perempuan yang dengan pengalaman menenun sambil melihat bulan. Hal ini hidupnya menjadi bijaksana, mengikuti dapat dilihat dari kutipan: “Ari karesepna, firasat atau kata hatinya. Hal ini dapat anjeuna ninun sok bari nyawang bulan.” terlihat pada kutipan:

Artinya, “kesenangannya (Nini Anteh), Ari ceuk si Nini teh “Aki, itu, di jero menenun sambil melihat bulan”. bulan. Itu teh aya kula”, ceuk Nini

Kemampuan menenun menjadi Anteh teh… “Keur nyoo ucing…”

prasyarat bagi perempuan Sunda masa Ceuk Aki Balangantrang teh, “Heeuh… lampau. Bahkan Hidayat Suryalaga ku sabab maneh mah teu boga anak. menyebutkan bahwa kualitas perempuan Anakna ucing…” Tah kitu.

Sunda dilihat dari Tah caritana teh, ku sabab Nini Anteh kemampuanya menenun. Menenun dapat jeung ki Balangantrang teu boga meningkatkan kualitas seseorang. Karena anak… Awalna “Hayu atuh Nini, urang dalam bertenun, seseorang diharuskan

bangsawan

Keterdidikan Perempuan Sunda..... (Yostiani Noor & Ani Rostiyati) 461 mempunyai sifat sabar, teliti, ekonomis, cerita, namun perilaku Nini Anteh tidak

estetis, konsentrasi, kontemplasi, dan menunjukkan kedominannya. Misalnya, mampu memanfaatkan waktu. Hal ini dalam

mengambil keputusan, dia menunjukkan bahwa Nini Anteh memiliki mendiskusikannya

dengan Aki kualitas perempuan yang baik.

Balangantrang .

Menenun, peneliti artikan sebagai Nama Aki Balangantrang terdiri dari usaha yang harus dijalani dalam dua kata “Aki” dan “Balangantrang”. Kata mengarungi kehidupan. Dalam mengarungi “Aki” (bahasa Sunda) merupakan sebutan kehidupan, haruslah memiliki visi. Dalam bagi ayah ibu atau bapak. Selain itu dapat mengarungi hidup, berdayakanlah segala juga diartikan sebagai laki-laki yang kekuatan yang kita miliki, agar kita dapat “berumur”. Kata “Balangantrang” dalam menjalani hidup sebaik-baiknya.

Kamus Basa Sunda berarti tidak Karena tidak memiliki satu anak palangan . Palangan berarti laki-laki yang pun, Nini Anteh memelihara kucing jantan sudah tidak memiliki nafsu seksual lagi bernama candramawat. Nini Anteh sangat karena umurnya sudah tua. menyayangi

Tokoh bernama Aki Balangantrang menyayangi seorang anak. Bahkan karena terdapat pula dalam cerita pantun Ciung sayangnya pada candramawat, ketika Wanara . Dalam cerita Ciung Wanara, Aki dirinya

candramawat

layaknya

dan Aki Balangantrang.... Balangantrang memiliki istri Nini candramawat turut dibawa. Kutipan yang Balangantrang . Dalam cerita tersebut, menunjukkan

Anteh diceritakan Aki dan Nini Balangantrang ini menyayangi candramawat , “Kusabab teu tidak memiliki anak. Jika dilihat gaduh putra, anjeuna teh ngukut ucing, berdasarkan “tidak memiliki anak”, maka nyettah jenenganana teh candramawat, Aki Balangantrang dalam cerita Ciung

betapa

Nini

bulu tilu.” Artinya: “Karena tidak Wanara dan Nini Anteh memiliki memiliki anak, dirinya memelihara kucing. kesamaan.

Namanya candramawat, kucing yang Sebutan “Aki”, merujuk pada laki- memiliki bulu tiga warna.”

laki yang sudah “berumur”. Secara Dalam Pandangan Hidup Orang spiritual, Aki Balangantrang memiliki ilmu

Sunda , disebutkan bahwa orang Sunda saepi . Secara psikis Aki Balangantrang melihat adanya hubungan antara dirinya adalah seorang suami yang sangat sebagai pribadi; hubungan dirinya dengan menyayangi Nini Anteh, meskipun mereka Tuhan; hubungan dirinya dengan sesama belum juga dikaruniai seorang anak. Dari manusia; hubungan dirinya dengan alam; kutipan berikut dapat dilihat betapa Aki

dan hubungannya dengan kebahagiaan Balangantrang adalah suami yang lahir batin. Dari kutipan cerita di atas, persuasif dan menghargai istrinya: “Hayu dapat dilihat bagaimana orang Sunda atuh Nini, urang indit ka bulan.” Artinya: memandang dirinya dengan alam (kucing). “Mari Nini, kita pergi ke bulan”. Selain Bahwa manusia hidup harus selaras mengaggap istri sebagai patner, Aki dengan alam. Nini Anteh memperlakukan Balangantrang dikisahkan sebagai suami candramawat seperti anaknya. Hal ini yang memiliki selera humor. Dari humor mengindikasikan bahwa

kita harus tersebut ada kalimat, ““Heeuh… ku sabab menyayangi alam seperti menyayangi anak maneh mah teu boga anak. Anakna kita.

ucing…” (Iya… karena kamu tidak Nini Anteh dominan dalam cerita. memiliki anak. Anaknya kucing). Dalam Namun kedominanan itu seimbang dengan ilmu genetika, seorang manusia tidak tokoh Aki Balangantrang. Dalam cerita mungkin memiliki anak seekor kucing. digambarkan tokoh Nini Anteh saling Kalimat tersebut mengandung majas ironi. melengkapi dengan Aki Balangantrang. Majas ironi berarti kejadian atau situasi Meskipun keberadaannya dominan dalam

462 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 455 - 470 yang bertentangan dengan yang diharapkan

Dalam cerita Nini Anteh, secara fisik atau yang seharusnya terjadi.

candramawat memiliki bulu tiga warna; Aki Balangantrang sebagai lelaki putih, merah atau kuning, dan hitam. Tiga normal, tentu menginginkan kehadiran warna bulu candramawat dapat diartikan anak dalam kehidupannya. Namun Aki sebagai simbol tiga dunia dalam kosmologi

Balangantrang menerima kenyataan Sunda; warna putih menyimbolkan buana bahwa dia tidak memiliki anak dengan nyungcung

(tempat paling atas lapang dada. Bahkan keadaan tersebut bersemayam Tuhan Yang Esa), warna tidak

Aki kuning atau merah menyimbolkan Buana Balangantrang pada Nini Anteh. Aki panca tengah (tempat manusia hidup dan Balangantrang dan Nini Anteh bahkan makhluk lainnya), danwarna hitam dapat menjadikan kenyataan pahit tersebut menyimbolkan Buana larang (tempatnya sebagai hiburan bagi mereka. Dalam neraka). cerita, tokoh Aki Balangantrang dominan.

Tiga warna bulu Candramawat Kedominanan itu terasa seimbang antara dapat juga diartikan sebagai simbol ketiga Nini Anteh dan Aki Balangantrang. hal yang harus dimiliki masyarakat Sunda Meskipun Aki Balangantrang adalah agar hidup seimbang yaitu; rasa, hati, dan suami, tetapi dia tidak pernah memaksakan logika.

Masyarakat Sunda harus kehendaknya pada Nini Anteh. Nini Anteh menggunakan rasa, hati, dan logikanya dan Aki Balangantrang saling melengkapi.

dalam kebenaran dan menjalankan fungsi Dalam cerita Nini Anteh, terdapat kebaikan. Secara fisik, kucing memiliki kucing jantan yang menjadi simbol keistimewaan dibandingkan binatang lain. pengetahuan yakni candramawat. Dalam Keistimewaan inilah yang kemudian Kamus Basa Sunda , candramawat berarti menjadikan kucing diperlakukan istimewa nama kucing yang memiliki bulu tiga di berbagai negara di bumi ini. Di Mesir, warna; putih, merah atau kuning, dan kucing dianggap sebagai penjelmaan Dewi hitam. Setelah peneliti telusuri untuk Bast, juga dikenal sebagai Bastet atau mencari makna yang lebih dalam lagi kata Thet. Hukuman untuk pembunuh kucing “candramawat” dapat dipisah menjadi adalah mati. Jika ada kucing yang mati, “candra” dan “mawat”.

kadang dimumikan seperti manusia. Di Kata “candra” berarti Bulan.

Barat, penganut wicca dan neopaganisme Penamaan satelit bumi tersebut menjadi mempercayai bahwa kucing mampu “Bulan” diambil dari astronom Arab yang berhubungan dengan dunia lain dan dapat

pertama kali menemukan objek tersebut merasakan adanya roh jahat. (Ibnu Butlan) pada tahun 1856. Sedangkan

Di Vietnam kucing termasuk dalam kata “candra”, diambil dari nama Dewa- salah satu zodiak. Bagi orang Jepang,

Dewi dalam mitologi Hindu yang tinggal kucing adalah hewan kesayangan Dewa di satelit alam yang dimiliki bumi tersebut.

Amaterasu . Orang Cina percaya kucing Kata “Mawat” berasal dari kata merupakan utusan dewa yang turun ke “mawa” dan “watek” yang dapat diartikan bumi untuk mengamati kehidupan manusia

sebagai pembawa karakter atau sifat. dan melaporkan segala yang dilihatnya Peneliti mengambil simpulan bahwa tersebut. Jika ia menemukan orang yang candramawat berarti pembawa karakter berhati mulia namun sangat miskin, ia atau sifat Dewa atau Dewi Candra. Hal akan melaporkannya kepada Dewa ini tentu dapat menjadi alasan mengapa Kemakmuran agar orang tersebut diberi setiap narasumber yang peneliti tanya rahmat rizki. Perlakuan istimewa tersebut mengatakan

tidak lepas dari pengamatan masyarakat adalah

bahwa

“candramawat”

membawa terhadap kemampuan fisik kucing. keberuntungan.

kucing

yang

Masyarakat Sunda pun demikian. Bagi masyarakat Sunda, kucing dianggap

Keterdidikan Perempuan Sunda..... (Yostiani Noor & Ani Rostiyati) 463 sebagai pembawa petunjuk (cacandran). dilakukan sambil duduk. Dari keterangan

Anda mungkin pernah mendengar mitos tersebut disimpulkan bahwa tempat tentang kucing, seperti berikut: 1) “Jika tersebut adalah tempat terbuka yang ada kucing yang bertengkar” maka akan memungkinkan Nini Anteh duduk sambil ada yang cekcok; 2)“Jika ada kucing yang menenun. Tempat itu adalah golodog atau

bersuara terus” maka akan ada penyakit teras rumah. yang menghinggapi pemilik rumah di

Selain rumah, latar tempat yang mana kucing tersebut bersuara terus; 3) terdapat dalam cerita adalah bulan. Bulan

“Jika ada kucing yang mencakar-cakar merupakan tempat pindahnya Nini Anteh, para (atap)” maka akan ada yang Aki Balangantrang, dan Candramawat. meninggal di rumah tersebut; 4) “Jika Tempat tersebut merupakan ruang publik menabrak kucing lalu kucing itu mati” karena berada di luar rumah bahkan luar maka yang menabraknya akan dihinggapi angkasa. Latar tempat dalam cerita ini kesialan; dan 5) “Jika ada yang berkaitan erat dengan latar waktu. Secara memandikan kucing” maka akan turun eksplisit latar waktu yang terdapat dalam hujan angin atau hujan yang sangat deras. cerita Nini Anteh adalah malam hari, ketika Mitos tentang kucing ini dalam the golden bulan purnama. Hal ini dapat dilihat dari bought karangan James Frazer seperti kutipan: “Ari karesepna, anjeuna ninun imitative sympathetic magic yakni sihir sok bari nyawang bulan”, artinya berdasarkan asumsi. Misalnya sifat kucing kesenangannya, dirinya menenun sambil adalah takut dengan air, maka jika melihat bulan. dimandikan agar supaya turun hujan.

Untuk menenun, dibutuhkan alat Selain mitos di atas, Anda mungkin tenun dan bahan baku untuk membuat pernah mendengar mitos lain tentang tenunan. Latar alat ini sangat memperkuat kucing yang kabarnya memiliki 9 nyawa? karakter Nini Anteh sebagai perempuan Mitos ini muncul karena kucing adalah Sunda. Hal ini terjadi karena terdapatnya hewan yang memiliki kelenturan tubuh nilai-nilai filosofis pada alat tenun. Berikut yang memungkinkan dirinya baik-baik adalah pemaparan Hidayat Suryalaga saja, meskipun jatuh dari tempat yang (2003) mengenai filosofis alat tenun yang sangat tinggi. Atas salah satu dasar itulah, peneliti wawancarai. kucing dianggap memiliki banyak nyawa

Alat-alat tenun meliputi: dengan analogi jika manusia jatuh dari

 Barera = sebilah kayu yang ketinggian itu maka dapat dipastikan akan

digunakan untuk merapatkan benang meninggal. Dalam cerita, Candramawat

agar kain tenun menjadi rapat. Hal ini tidak dominan. Candramawat baru muncul

dapat dimaknai sebagai kemampuan setelah sekian lama Nini Anteh dan Aki

untuk bertaubat dari segala kesalahan Balangantrang belum dikaruniai anak.

yang dibuat.

memaknai: seorang Candramawat berperilaku.

Dalam cerita tidak diceritakan bagaimana

Peneliti

perempuan haruslah mengingatkan Struktur naratif cerita Nini Anteh

anggota keluarganya agar berada di tidak akan dapat dipisahkan dari latar

jalan yang benar. tempat yang terdapat dalam cerita. Latar

 Caor = sebilah papan yang diletakkan tempat yang terdapat dalam cerita Nini

sebagai sandaran Anteh adalah rumah dan bulan. Rumah

horizontal,

punggung penenun digunakan pula acapkali dimaknai sebagai latar domestik.

untuk menarik kain tenunan agar Sebagai latar domestik, rumah dijadikan

kencang. Dimaknai tempat Nini Anteh beraktivitas menenun

terbentang

syariat hidup tempat sambil melihat bulan. Aktivitas tersebut

sebagai

bersandar, kebiasaan baik sehari-hari. hanya memungkinkan bila dilakukan di tempat terbuka. Aktivitas menenun biasa

464 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 455 - 470 Peneliti memaknai: perempuan atau

Peneliti memaknai: setiap perempuan sosok ibu adalah tempat bersandar

harus bisa memanfaatkan waktu yang anggota keluarganya.

terus bergulir.

 Dadampar = bilahan papan yang  Limbungan = sebilah kayu yang digunakan untuk tempat duduk

memanjang seperti mistar berbentuk penenun. Dimaknai sebagai keteguhan

untuk merenggangkan iman.

bulat

kedudukan benang tenun. Dimaknai Peneliti memaknai: bahwa perempuan

kemampuan untuk atau sosok ibu harus memiliki

sebagai

menggunakan akal pikiran, bijaksana. keteguhan iman.

memaknai: dalam  Geleger = bilahan papan sebagai

Penulis

menghadapi suatu permasalahan penguat alat bertenun. Dimaknai

perempuan harus menggunakan akal sebagai keteguhan hati.

dan dengan Peneliti

pikirannya

kebijaksanaannya. perempuan

memaknai:

seorang

 Pihane = alat untuk membereskan keteguhan hati.

haruslah

memiliki

benang kantéh. Dimaknai sebagai  Gedongan = bilahan papan sebagai

kesadaran untuk mengendalikan diri. penahan ketika proses menenun.

Peneliti memaknai: perempuan harus Dimaknai sebagai tubuh manusia

dapat mengendalikan dirinya dalam seutuhnya.

berbicara dan bertindak. Peneliti memaknai hal ini sebagai

 Raraga = bangunan atau bentukan simbol keluarga. Keluarga layaknya

seluruh perangkat bertenun. Dimaknai tubuh manusia. Yang kordinasinya

sebagai jagat raya. membutuhkan

Hal ini peneliti maknai: perempuan organ-organnya.

kerjasama

antara

sebagai salah satu makhluk yang  Hapit = bilahan papan untuk

menghuni jagat raya ini memiliki menggulung kain hasil

peran yang tidak mudah. Perjuangan Dimaknai sebagai hasil amal ibadah

tenun.

dan pengorbanan seorang ibu begitu selama hidup. Amal baik hasilnya

dalam mendedikasikan baik dan pekerjaan yang buruk

besar

bagi tumbuh dan hasilnya pun tentu buruk.

hidupnya

berkembangnya generasi berkualitas. Peneliti

 Rorongan = sebilah kayu alat penahan perempuan haruslah menjadi contoh

memaknai:

seorang

berera, terletak di sebelah kanan perilaku baik bagi anak-anaknya. Jika

penenun. Dimaknai sebagai keteguhan seorang ibu mengajarkan kebaikan

iman dalam menghadapai bermacam dengan cara yang baik, tentu anaknya

godaan hidup.

akan berperilaku baik. Hal ini peneliti maknai: perempuan  Jingjingan = bagian dari gedongan,

harus memiliki keteguhan iman dalam tempat menambatkan lusi. Dimaknai

menghadapi bermacam godaan hidup. sebagai

 Seungkeur = sebilah papan/bambu berkontemplasi, bertafakur dengan

kemampuan

untuk

untuk menentukan ukuran lebar kain ilmu yang dikuasai.

yang ditenun. Dimaknai sebagai Peneliti memaknai: perempuan harus

kemampuan beretika, tidak melebihi bisa

batas, tidak serakah, taat aturan. dengan ilmu yang dikuasai.

berkontemplasi,

bertafakur

Hal ini peneliti maknai: perempuan  Kincir = alat untuk memintal benang

atau sosok ibu harus memiliki kantéh . Dimaknai sebagai kegiatan

kemampuan beretika, tidak melebihi memanfaatkan waktu yang terus

atas, tidak serakah, taat aturan. Hal ini bergulir.

sangat penting bagi tumbuh dan berkembangnya generasi berkualitas.

Keterdidikan Perempuan Sunda..... (Yostiani Noor & Ani Rostiyati) 465  Suri = alat berbentuk sisir, untuk

ilmu pengetahuan yang mampu membereskan benang pakan dan

mencari solusi dari masalah yang benang lusi. Dimaknai sebagai kehati-

dihadapinya.

hatian dalam berpikir, berkata, dan Hal ini peneliti maknai: perempuan bertindak.

harus menggunakan ilmu pengetahuan Hal ini peneliti maknai: perempuan

yang dimilikinya secara kreatif untuk harus memiliki kehati-hatian dalam

solusi masalah yang berpikir, berkata, dan bertindak.

mencari

dihadapinya.

 Tali Caor = tali yang mengikatkan Selain alat, dalam menenun juga bilah caor dengan kain yang ditenuin dibutuhkan bahan baku yaitu kapas atau di sebelah kiri dan kanan penenun. kantéh. Berikut adalah bahan baku untuk Dimaknai bahwa dalam kehidupan ini menenun: tidak boleh berbuat sekehendak

 Asiwung = kapas, bahan untuk sendiri, ada norma-norma kehidupan

membuat kantéh. Dimaknai sebagai yang harus dijunjung tinggi serta

esensi diri manusia yang berasal dari dimaknai pula bahwa umur manusia

dzat yang suci bersih. itu sangat terbatas.

 Kantéh = benang untuk dipakai Hal ini peneliti maknai: perempuan

bertenun biasanya berasal dari serat tidak boleh berbuat sekehendak

Dimaknai sebagai sendiri, ada norma-norma yang harus

kapas.

kesinambungan asal muasal keberadaan dijunjung tinggi serta memanfaatkan

manusia sejak awal sampai hari akhir waktu yang terbatas.

nanti.

 Tameuh = beubeur tameuh, secarik  Lusi = benang kantéh yang memanjang kain yang ditenun dari sisa-sisa

dari arah kaki ke arah penenun. benang kantéh yang terbuang.

Dimaknai sebagai guratan nasib yang Digunakan sebagai simbol alat

tertulis dari alam.

pengikat jodoh di antara dua keluarga.  Pakan = benang kantéh yang membujur Dimaknai sebagai kemampuan untuk

dari arah kanan ke arah kiri penenun. berpola hidup hemat dan mampu

Dimaknai kegiatan amal ibadah yang menyambungkan silaturahmi dengan

dikerjakan selama hidup, proaktif. orang lain.

Dari uraian di atas penulis memaknai Hal ini peneliti maknai: seorang bahwa perempuan haruslah memiliki sifat- perempuan harus memiliki pola hidup sifat atau karakter yang baik dalam hemat dan mampu menyambungkan menjalani kehidupan. Karena semua yang silaturahmi.

dijalani dengan baik merupakan bekal bagi  Taropong = sepotong bambu, tempat kehidupan mendatang. Figur Nini Anteh memasukkan

kantéh . yang digambarkan menyukai menenun Dimaknai sebagai kemampuan untuk penulis maknai sebagai bakti seorang mengoreksi diri sendiri, kemampuan perempuan sebagai individu, istri, ibu, untuk memprediksi kehidupan yang anggota masyarakat, warga negara dan akan dialaminya, visioner.

benang

salah satu elemen jagat raya. Hal ini peneliti maknai: seorang

Berdadarkan paparan di atas, tampak perempuan harus bisa mengoreksi diri bahwa keterdidikan perempuan Sunda sendiri, harus memiliki kemampuan yang tampak melalui cerita Nini Anteh untuk memprediksi kehidupan yang direpresentasikan melalui struktur naratif akan dialaminya, atau visioner.

berupa skema aktan, model fungsional,  Tudingan(tutuding) = sebilah kayu tokoh, dan latar. Selain itu, keterdidikan atau bambu untuk mengait atau perempuan Sunda pun tampak dari konteks membetulkan sesuatu yang letaknya cerita Nini Anteh. Konteks penuturan jauh dari penenun. Dimaknai sebagai cerita Nini Anteh dapat dilihat dari aspek-

466 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 455 - 470 aspek:

penutur cerita, kesempatan  Aki Balangantrang: laki-laki “berumur” bercerita, tujuan bercerita, dan hubungan

yang sudah tidak memiliki keinginan cerita dengan lingkungannya.

seksual.

Cerita Nini Anteh 1 ini dituturkan  Candramawat: kucing yang bulunya ada oleh Ibu Yanah Nurjanah (65 tahun). Ibu

tiga warna (putih, kuning atau merah, Yanah tinggal di Ujung Berung. Ibu Yanah

dan hitam).

menjadi sesepuh di tempat tinggalnya. Ibu Hal ini menunjukkan bahwa Yanah mendapat cerita Nini Anteh dari manusia terkenal dari sifat dan dari apa

Kakek dan Neneknya saat malam hari yang dilakukannya. Keberadaan tokoh Nini terutama saat bulan purnama. Cerita dan Aki dalam cerita Nini Anteh hampir tersebut dituturkan di pekarangan rumah, sama dengan tokoh yang ada dalam cerita sambil memandang atau menerawang ke Ciung Wanara (yang menemukan dan arah bulan.

berperan membesarkan Ciung Wanara), Ibu Yanah saat kecilnya, memiliki kemudian Nini dan Aki dalam cerita

kebiasaan bermain di halaman rumah saat Lutung Kasarung (yang berperan merawat bulan purnama. Dengan keadaan bulan Purbasari saat diasingkan di hutan). yang sedang purnama itu, halaman rumah

Dari penggambaran tokoh tersebut akan terang. Cerita Nini Anteh, tidak peneliti melihat ada benang merah. Benang termasuk ke dalam cerita yang sakral. merah tersebut adalah “luang” atau waktu. Meskipun begitu, biasanya pada ritual Dengan bertambahnya umur seseorang,

ngabungbang (ritual berendam di sungai maka bertambah pula pengalaman dalam saat bulan purnama) orang tua (biasanya hidupnya. Pengalaman yang banyak ibu, nenek, atau kakeknya) secara turun diharapkan dapat menjadikan orang temurun menceritakan cerita Nini Anteh. tersebut lebih bijaksana. Tidak

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa menceritakan cerita Nini Anteh. Cerita ini kebanyakan

ada waktu

khusus

untuk

masyarakat Sunda bisa diceritakan kapan saja. Bahkan, jika menganggap “berumur” sama dengan

bulan belum purnama, maka orang tua “bijaksana”. Tokoh Nini Anteh yang biasanya mengatakan “Tuh, Nini Anteh- merupakan perempuan yang “berumur”, nya belum datang…”

menunjukkan bahwa seorang perempuan Menurut penuturan Ibu Yanah, cerita dengan bertambahnya umur akan menjadi

ini dituturkan untuk mewariskan cerita bijaksana. Deskripsi tokoh kucing yang yang sudah ada sejak zaman dulu. Proses memiliki bulu tiga warna sangat dituturkannya cerita ini dapat dipandang didasarkan pada pandangan masyarakat sebagai proses pewarisan cerita yang Sunda yang meyakini adanya buana sangat

dengan nyungcung, buana pancer tengah, dan lingkungannya. Sebuah karya tentu buana larang . Keberadaan tokoh kucing memiliki hubungan yang sangat erat dalam cerita menunjukkan bahwa kucing dengan lingkungan tempat lahirnya karya adalah hewan yang dekat dengan manusia. tersebut. Cerita Nini Anteh yang Kebanyakan latar tempat dalam cerita Nini merupakan karya masyarakat Sunda masa Anteh saat berada di bumi adalah di rumah. lampau, tentu merefleksikan cara pandang Hal ini memperjelas kedekatan manusia dan cara hidup masyarakatnya.

berkaitan

erat

dengan kucing yang merupakan hewan Nama Nini Anteh, Aki Balangantrang rumahan. Karena kucing merupakan

dan Candramawat diambil dari sifat yang hewan rumahan, kucing lebih dekat dengan dimiliki tokoh tersebut.

perempuan.

 Nini Anteh: perempuan “berumur” yang Selain mitos yang sudah dipaparkan kesukaannya menenun.

di atas, Anda mungkin pernah mendengar adanya upacara yang dilakukan untuk meminta hujan? Masyarakat Sunda

Keterdidikan Perempuan Sunda..... (Yostiani Noor & Ani Rostiyati) 467 mengenal tabu “dilarang memandikan perempuan (Nini Anteh), laki-laki (Aki

kucing”, namun tabu tersebut boleh Balangantrang ), dan kucing dilanggar dalam keperluan tertentu.

(Candramawat) pada masyarakat Sunda, Adat di Sunda, bila musim menempati tempat yang tinggi. Hal ini mengerjakan sawah kekurangan air, diketahui dari penempatan figur Nini kemarau panjang, air sungai tidak cukup, Anteh,

Balangantrang, dan lalu berkumpullah semua orang tua dan candramawat di bulan. Figur Nini dan Aki muda, perempuan dan laki-laki, disertai merupakan perempuan dan laki-laki yang bunyi-bunyian. Oleh seorang sesepuh, sudah ”berumur”. Nini adalah fase puncak kucing diarak, dibawa dalam keranjang, dari seorang perempuan. Aki adalah fase mengelilingi desa terus ke sungai, sambil puncak dari seorang laki-laki. Dari bersorak-sorai kucing tersebut disiram air. keadaan tersebut dapat dilihat bahwa Kemudian kucing tersebut kembali diarak masyarakat Sunda menganggap perempuan mengelilingi desa seperti mengarak anak dan laki- laki yang sudah ”berumur” yang akan dikhitan.

Aki

memiliki kebijaksanaan yang diperoleh Penamaan

hidupnya. Sosok diambil dari Dewa Candra, menunjukkan perempuan dalam cerita Nini Anteh masih adanya pengaruh Hindu dalam cerita digambarkan

Candramawat yang dari

pengalaman

sangat menghormati ini. Namun penyebutan kata saepi, dalam suaminya. Hal ini menunjukkan bahwa cerita menunjukkan adanya nuansa Islam figur perempuan Sunda adalah perempuan dalam cerita ini. Menurut penutur, saepi yang dapat menempatkan dirinya. Hal merupakan salah satu ajian yang tersebut diperoleh melalui pendidikan. memungkinkan

seseorang yang Pendidikan dalam konteks ini dimaknai menguasainya memiliki kekuatan yang secara luas: baik formal maupun informal. sangat hebat. Misalnya saja orang yang

Cerita Nini Anteh yang merupakan menguasai saepi angin, dengan menyebut penggambaran sosok manusia bumi yang

“Bismillah” orang itu bisa langsung berada mampu menjelajahi ruang angkasa dapat di tempat yang dia inginkan.

dimaknai sebagai cerminan angan-angan Cerita Nini Anteh biasa dituturkan masyarakat Sunda yang ingin pergi ke saat bulan purnama. Cerita Nini Anteh Bulan (atau menjelajahi ruang angkasa). dituturkan saat purnama karena pada saat Angan-angan (baca: mimpi atau impian) itulah bercak hitam pada permukaan bulan tersebut begitu terpatri dalam hidupnya. terlihat sepenuhnya. Saat purnama itulah Impian yang didukung oleh keinginan bulan menjadi objek langit yang terang yang kuat akan melahirkan kemampuan benderang di kegelapan malam.

otak untuk memikirkan bagaimana cara Dalam

segenap pengalaman untuk meraih impian tersebut. manusia, terang dan kegelapan, merupakan

Masyarakat Sunda pada saat cerita fenomena yang luar biasa. Fenomena ini Nini Anteh ini dibuat, sudah bisa merujuk pada transendensi. Nini Anteh berimajinasi dan memikirkan bagaimana dan Aki Balangantrang yang mendarat di caranya agar dapat sampai ke Bulan, yaitu Bulan merupakan penggambaran manusia dengan menggunakan saepi. Ilmu saepi dalam memperoleh keseimbangan diri merupakan ilmu yang sangat tinggi. Jadi (mikrokosmos) terhadap alam semesta saat itu mereka berpikir bahwa luar (makrokosmos, terlihat dari hubungan angkasa itu dapat dijelajahi asalkan mereka dengan alam yang disimbolkan manusia memiliki ilmu yang tinggi. dengan cndramawat).

Dari cerita Nini Anteh, kita akan Cerita Nini Anteh dapat dipandang mengetahui bahwa masyarakat Sunda pada sebagai cerminan identitas budaya lokal. saat itu sudah mengenal ilmu astronomi, Hal ini tampak dari struktur cerita Nini dan memiliki

metode atau cara Anteh

yang menunjukkan posisi mengenalkan ilmu itu pada anak-anak.

468 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 455 - 470 Selain itu, dijelaskan bahwa masyarakat Nini Anteh memperlakukan Candramawat

sudah mengenal tradisi menenun. Bagi (seekor kucing). perempuan Sunda, kemampuan menenun

Selain nilai moral, cerita Nini Anteh adalah suatu keharusan. Bahkan kita dapat ini mengandung pembelajaran astronomi. melihat kualitas seorang perempuan dari Astronomi merupakan ilmu tentang hasil tenunannya.

bintang. Namun tidak terbatas pada hal itu Cerita Nini Anteh ini dapat pula saja karena astronomi juga mempelajari dimaknai sebagai sarana penanaman nilai- segala isi alam semesta. Dalam konteks nilai positif. Ketika orang tua menuturkan penuturan pun secara implisit disebutkan cerita pada anaknya, maka akan terjalin bahwa bulan itu memiliki fase (purnama suatu komunikasi antara orang tua dan penuh, sebagian, sabit, dan kosong). Untuk anak. Dari sinilah akan tercipta rasa menunjukkan hal ini biasanya orang tua kebersamaan antara orang tua dan anak. mengajak anaknya keluar rumah. Jika Dari proses ini juga orang tua akan bulan dalam keadaan selain purnama, mengenalkan norma-norma.

maka orang tua akan berkata “Nini Anteh Dalam cerita Nini Anteh ini yang nya belum datang, coba kita lihat lagi menonjol adalah perilaku positif Nini besok ya...” (begitu seterusnya hingga Anteh dan Aki Balangantrang. Nini Anteh bulan purnama tiba). seorang istri yang baik. Dia menghargai